• Tidak ada hasil yang ditemukan

OBSERVASI PROSES KEGIATAN BELAJAR MENGAJ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "OBSERVASI PROSES KEGIATAN BELAJAR MENGAJ"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

OBSERVASI PROSES KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR PENDIDIKAN SENI

DI SD N WONOROJO Oleh :

Yasinta Prasetya Maharani

A. Pendahuluan

Mata pelajaran seni di masukkan ke dalam kurikulum sekolah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat individual, sosial dan kultural yang tidak mampu dilayani oleh mata pelajaran lain. Pendidikan seni memenuhi kebutuhan yang bersifat individual karena melalui kegiatan berolah cipta seni dan berapresiasi terhadap nilai keindahan yang merupakan inti sari pendidikan seni, anak mendapatkan pengalaman individual yang memungkinkannya untuk berkembang menjadi manusia yang utuh, mandiri dan bertanggung jawab. Melalui seni, anak memperoleh pengalaman estetis yang berkaitan dengan elemen visual, bunyi, dan gerak. Pengalaman estetis ini disebut sebagai sesuatau pengalaman yang khas dalam kehidupan. Manusia yang berpengalaman utuh adalah mereka yang memiliki kematangan intelektual dan emosional sekaligus.

Pendidikan seni memenuhi kebutuhan yang bersifat sosial karena melalui seni, kita berbagi rasa, keyakinan dan nilai. Karya seni merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan. Kehidupan menjadi lebih menyenangkan dan bermakna berkat seni. Pendidikan seni yang mengembangkan kemampuan anak untuk memberikan penilaian kualitatif akan sangat bermanfaat kelak bagi anak dalam membuat keputusan-keputusan untuk memperbaiki dimensi estetis dari kehidupan pribadi dan sosial seperti keputusan untuk melestarikan lingkungan, menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman atau menerima teman-teman baru yang diperlukan pada masa perubahan ipteks dan kemasyarakatan yang serba amat cepat dewasa ini.

(2)

pembahasan terhadap karya seni, menghantarkan pada timbulnya pemahaman yang baik terhadap prestasi kultural umat manusia dari masa kini maupun dari masa lampau.

Pendidikan seni merupakan salah satu mata pelajaran unik, dimana pendidikan seni mampu memuat budaya, ilmu, dan kearifan lokal. Selain itu keunikan pendidikan seni terletak pada kekhasnya seni itu sendiri sebagaimana arti seni itu sendiri yang berarti indah maka pengalaman estetik merupakan intisari dari seni. Pendidikan seni yang melibatkan budaya lokal dan nilai estetik itulah yang membedakan pendidikan seni dengan pendidikan lainya.

Di era globalisasi ini banyak budaya lokal yang tergusur oleh budaya luar sehingga karakter bangsa dan nilai luhur yang sudah diwariskan turun temurun terancam hilang dari masyarakat. Oleh karena itu perlu adanya suatu proses penurutan atau pewarisan budaya lokal ke generasi muda sebagai bentuk pelestarian budaya lokal, slah satunya adalah melalui pendidikan seni di sekolah.

Sebagai calon pendidik di bidang seni tentunya harus memahami pendidikan seni yang sesungguhnya, dan dewasa ini pendidikan seni yang terdapat disekolah-sekolah dapat dikatakan belum maksimal, oleh sebab itu dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia yang mumpuni dibidang seni dan memperbaiki kondisi pendidikan seni di lapangan maka mahasiswa perlu melaksanakan kegiatan observasi di bidang pendidikan seni.

B. Landasan Teori

1. Konsep Dasar Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan

(3)

Konsep pendidikan melalui seni inilah yang kemudian dianggap paling sesuai untuk diajarkan atau diselenggarakan di sekolah umum, khususnya pada tingkat sekolah dasar. Seni digunakan dalam pembelajaran disekolah untuk mendorong perkembangan peserta didiknya secara optimal, menciptakan keseimbangan rasional dan emosional. Pendidikan seni pada hakekatnya merupakan proses pembentukan manusia melalui seni. Pendidikan seni secara umum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan setiap anak (peserta didik) menemukan pemenuhan dirinya dalam hidup, untuk mentransmisikan warisan budaya, memperluas kesadaran sosial dan sebagai jalan untuk menambah pengetahuan.

2. Sifat Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan

Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan memiliki sifat multilingual, multidimensional, dan multikultural. Hal ini ditegaskan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

a. Sifat Multilingual

Sifat multilingual dimaksudkan bahwa melalui seni dapat mengembangkan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran, dan berbagai perpaduannya. Untuk memiliki kemampuan ini, peserta didik dapat mempelajari berbagai disiplin pendidikan seni seperti seni rupa, seni musik, seni tari atau seni drama baik secara terpisah maupun secara terpadu14.

b. Sifat Multidimensional

Maksud dari sifat multidimensional adalah melalui pendidikan seni dapat dikembangkan beragam kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, kinestetika, dan etika

c. c. Sifat Multikultural

(4)

A. Latar belakang objek observasi

SD N Wonorojo berada di desa Wonorojo, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang. SD N Wonorojo merupakan salah satu sekolah dasar yang mampu berprestasi dibidang seni tari. Salah satunya juara 3 tari ditingkat kabupaten mewakili kecamatan reban.

Adapun visi dan misi SD N Wonorojo, yaitu: Visi

“Terwujudnya insan beriman, berilmu, dan beramal sholeh.” Misi

“Menyelenggarakan pendidikan berkualitas berbasis agama, ilmu, dan nilai nilai luhur bangsa.”

Tujuan

“Mewujudkan siswa taqwa, cerdas, sehat, terampil, dan berkarakter bangsa.” B. Proses belajar mengajar pendidikan seni di SD N Wonorojo

SD N Wonorojo sebagai sekolah dasar yang terletak di daerah pedesaan tentunya masih menjunjung tinggi nilai budaya lokal. Salah satu cara dalam melestarikan seni budaya lokal yaitu dengan adanya pendidikan seni tari. Sehingga nilai nilai karakter bangsa seperti ulet, tekun, kreatif dan lainnya yang terkandung di dalam pendidikan seni bisa dipelajari di sekolahan. Dimana karakter yang terdapat di pendidikan seni tari salah satunya kreatifitas siswa sangat diperlukan di jenjang berikutnya.

Proses kegiatan belajar mengajar pendidikan seni di SD N Wonorojo sudah cukup baik dilaksanakan namun pada penerapannya siswa masih kurang, sehingga guru harus lebih bersabar dalam proses pembelajaran, terkadang siswa tidak sadar karena kemampuan input siswa yang masih dibawah standar. Siswa akan lebih cepat memahami materi yang diberikan jika melihat berbagai contoh dan refrensi yang banyak. Memang sudah ada beberapa siswa yang jiwa seninya sudah muncul namun perlu dikembangan lagi dan perlu adanya pendamping sebagai tempat konsultasi.

Mata pelajaran atau materi yang disampaikan pada saat penulis melakukan obsevasi adalah Tari Kepak Kepak Sayap, materi tersebut diberikan pada kelas IV dan sudah disesuaikan dengan kurikulum yang digunakan. Kurikulum yang digunakan adalah KTSP.

(5)

atau video, siswa diminta prasktik dan diberikan arahan oleh guru tentang bentuk gerak yang sesuai.

Setelah guru selesai menyampaikan materi guru akan memberikan tugas pada siswa untuk menghafalkan semua gerakan dari pertemuan awal dan mencari refrensi diinternet dan akan dikonsultasikan pada guru yang dilakukan diluar jam pelajaran.

C. Karakteristik gerak anak Sekolah Dasar

Karakteristik gerak siswa di SD N Wonorojo sangatlah aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar dikelas, berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran seni tari, siswa sangat aktif dalam kegiatan seni tari. Akan tetapi sebagian dari siswa yang aktif kurang fokus dalam menirukan gerakan guru. Ada pula siswa yang hiper aktif sehingga mengganggu kegiatan belajar mengajar. Secara umum siswa aktif dan tertarik dalam kegiatan belajar seni tari.

D. Metode yang digunakan dalam pembelajaran

Metode yang digunakan dalam pembelajaran adalah Demonstrasi dan pengamatan video. Metode ini dirasa sangat efektif karena sesuai dengan kondisi karakteristik siswa sekolah dasar, selain itu pemahaman siswa akan lebih memahami dengan contoh langsung.

E. Media, Alat dan Bahan serta Sumber yang Digunakan dalam pembelajaran 1. Media,alat dan bahan dalam pembelajaran

Media yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dirasa belum memadai karena belum adanya sound sistem dan LCD yang bagus. Selain itu untuk alat berupa sampur belum terpenuhi untuk semua siswa dalam satu kelas.

Prasarana yang terdapat di sekolah belum memadai, salah satunya belum ada tempat lab praktik menari. Dimana dalam pembelajaran sehari-hari, praktik menari masih berlangsung di perpustakaan.

2. Sumber yang digunakan dalam pembelajaran.

Sumber yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar bersumber dari buku pribadi guru saat menimba ilmu, buku pelajaran yang disediakan perpustakaan, refrensi dari internet terutama video video praktik tari.

D. Penutup 1. Simpulan

(6)

1. Karakteristik siswa sekolah dasar yang sangat aktif sangat cocok dalam pembelajaran pendidikan seni tari. Siswa sangat tertarik dengan adanya gerakan gerakan tari yang dipelajari.

2. Pendidikan seni sangat diperlukan dalam sekolah formal karena bertujuan melatih kreatifitas dan fleksibilitas gerak pada anak, mengenalkan budaya lokal, dan melatih tingkat percaya diri siswa.

3. Diperlukan metode yang sesuai untuk kegiatan pembelajaran pendidikan seni tari dan pengawasan yang lebih dalam kegiatan pembelajaran (Praktik).

4. Pendidikan seni dalam sekolah perlu ditingkatkan dan perlu mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak termasuk orangtua.

2. Saran

1. Sebaiknya pihak sekolah lebih konsisten terhadap visi dan misi yang ada

2. Hendaknya guru lebih memperhatikan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar

3. Sebaiknya guru aktif dalam mencari referensi dalam metode pembelajaran untuk meningkatkan penyerapan materi siswa.

E. Daftar putraka

http://digilib.uinsby.ac.id/9657/4/bab%202.pdf

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Para waria juga menerima penolakan yang kuat

Dalam implementasi kebijakan PATEN ini, terdapat juga kendala yang sering terjadi yaitu: Sumberdaya manusia, berdasarkan hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa kendala yang

bahwa perilaku seksual adalah perilaku seks yang dilakukan tanpa melalui.. proses pernikahan yang resmi menurut hukum maupun menurut

unit akrilonitril dalam kopolimer, sedangkan proton olefin dan unit butadien muneul pada daerah selcitar 5,55 ppm (resonansi ini tidak ditampilkan disini), Dari

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Hubungan secara simultan antara atribut produk, harga dan saluran distribusi dengan loyalitas konsumen. 2) Hubungan

cerevisiae dengan penambahan bekatul pada silase rumput raja yang di inkubasi selama 48 jam memiliki laju degradasi dari fraksi b yang tidak berbeda nyata dengan silase

para Pihak sepakat untuk membu at "Garis Besar Kerja Sama di bidang Kedirgantaraan 2015-2020 antara LAPAN dan CNSA" selanjutnya disebut sebagai Garis Besar Kerja

Laporan Akhir ini merupakan syarat wajib untuk menyelesaikan program pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Telekomunikasi Politeknik Negeri