HUBUNGAN ANTARA ATRIBUT PRODUK, HARGA DAN SALURAN DISTRIBUSI PASTA GIGI PEPSODENT
DENGAN LOYALITAS KONSUMEN
Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
BERNADETA ENDAH TITISARI NIM: 032214030
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
HUBUNGAN ANTARA ATRIBUT PRODUK, HARGA DAN SALURAN DISTRIBUSI PASTA GIGI PEPSODENT
DENGAN LOYALITAS KONSUMEN
Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
BERNADETA ENDAH TITISARI NIM: 032214030
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MATA ADALAH PELITA TUBUH, JIKA MATAMU BAIK, TERANGLAH SELURUH TUBUHMU;JIKA MATAMU JAHAT, GELAPLAH SELURUH TUBUHMU, JADI JIKA TERANG YANG ADA PADAMU GELAP, BETAPA GELAPNYA KEGELAPAN ITU (MATIUS 6:22).
Setia itu baik, mencinta itu baik, mengalah itu baik, berkorban itu baik; tetapi baik akan menjadi tidak baik ketika didepan setia, mencinta, mengalah dan berkorban ada selalu dan terlalu (Endah).
Sebuah mimpi akan tetap menjadi mimpi ketika sang pemimpi tidak terbangun dan sesegera mungkin berusaha untuk mewujudkannya
Skripsi ini kupersembahkan untuk: • Ibu Mst Ratiyah & Bapak P Suparno • Adik ku Wisnu • Kekasih-kekasih yang pernah singgah di hati
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, Agustus 2010
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Bernadeta Endah Titisari
Nomor Mahasiswa : 032214030
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Hubungan Antara Atribut Produk, Harga dan Saluran Distribusi Pasta Gigi Pepsodent dengan Loyalitas Konsumen (Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta).
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 5 Oktober 2010
Yang menyatakan
vii
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA ATRIBUT PRODUK, HARGA DAN SALURAN DISTRIBUSI PASTA GIGI PEPSODENT
DENGAN LOYALITAS KONSUMEN
Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Bernadeta Endah Titisari Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2010
viii
THE RELATIONSHIP BETWEEN THE PRODUCT ATTRIBUTE, PRICE, DISTRIBUTION CHANNEL OF PEPSODENT TOOTH PASTE
AND THE LOYALTY OF THE CONSUMER
A Case Study on the Students of Sanata Dharma University
Bernadeta Endah Titisari Sanata Dharma University
Yogyakarta 2010
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat dan rahmat Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik skripsi yang berjudul “Hubungan antara Atribut Produk, Harga dan Saluran Distribusi Pasta Gigi Pepsodent dengan Loyalitas Konsumen Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini tentu saja tidak terlepas dari peranan berbagai pihak yang dengan tulus ikhlas membantu, membimbing, memotivasi, dan memberikan dukungan kepada penulis. Oleh karena itu perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada:
1. Allah Bapa Putra dan Roh Kudus.
2. Bapak Drs.YP.Supardiyono, M.Si,Akt selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak V.Mardi Widyadmono, SE, MBA selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Dr.Herry Maridjo, M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, koreksi, pengetahuan, motivasi, dan saran dalam penulisan skripsi ini.
x
6. Bapak Drs.Marianus Moktar Modesir, M.M selaku Dosen Tamu yang telah banyak memberikan koreksi dan pertanyaan pada ujian sarjana.
7. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah banyak memberikan pengetahuan selama perkuliahan.
8. Segenap Staf dan Karyawan Sekretariat Fakultas Ekonomi atas pelayanan yang baik selama ini.
9. Segenap Staf Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Mrican Yogyakarta atas pelayanan selama ini.
10. Ibu dan Bapak, maturnuwun sanget.
11. Titus Fanny (RIP), Indra Mada atas kisah cinta dan pembelajaran hidup. 12. Pria-pria yang pernah singgah di hati, thank you.
13. Teman-teman Manajemen USD senasib dan seperjuangan terimakasih atas prosesnya, setelah sekian lama akhirnya kita bebas merdeka.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih banyak.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri terhadap saran dan kritik yang dapat menjadikan skripsi ini lebih baik dan bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.
Yogyakarta, Agustus 2010 Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 2
C. Batasan Masalah ... 2
D. Tujuan Penelitian ... 2
E. Manfaat Penelitian ... 3
F. Sistematika Penulisan ... 4
BAB II LANDASAN TEORI ... 5
xii
B. Konsep Pemasaran ... 6
C. Produk ... 7
D. Atribut Produk ... 8
E. Merek ... 9
F. Manajemen Merek (Brand Management) ... 10
G. Harga ... 11
H. Saluran Distribusi ... 12
I. Persepsi Konsumen ... 12
J. Loyalitas Konsumen ... 15
K. Penelitian Sebelumnya ... 17
L. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 18
M. Hipotesis ... 19
BAB III METODE PENELITIAN ... 20
A. Jenis Penelitian ... 20
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 20
C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 20
D. Variabel Penelitian ... 21
E. Teknik Pengumpulan Data ... 21
F. Definisi Operasional ... 22
G. Populasi dan Sampel ... 23
H. Teknik Sampling ... 24
I. Teknik Pengukuran Data ... 25
xiii
K. Teknik Analisis Data ... 27
L. Pengujian Hipotesis ... 28
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 31
A. Sejarah Perusahaan... 31
B. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan ... 32
C. Produk Perusahaan ... 33
D. Kebijakan Mengenai Mutu ... 33
E. Lokasi Persahaan ... 35
F. Gambaran Umum Produk Pepsodent ... 35
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 39
A. Analisa Pengujian Instrumen ... 39
B. Gambaran Identitas Resonden... 41
C. Pengujian Hipotesis ... 44
D. Pembahasan ... 49
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 50
A. Kesimpulan ... 50
B. Saran ... 50
C. Keterbatasan Penelitian ... 51
DAFTAR PUSTAKA
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel V.1 Hasil Uji Validitas ... 39
Tabel V.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 41
Tabel V.3 Identitas Responden berdasar Usia ... 41
Tabel V.4 Identitas Responden berdasar Uang Saku perbulan ... 42
Tabel V.5 Identitas Responden berdasar Lama Menggunakan Produk ... 43
Tabel V.6 Identitas Responden berdasar Jenis Pasta Gigi Pepsodent ... 43
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar II.1 Perceptual Process Model ... 13
Gambar II.2 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 18
Gambar V.1 Daerah Penerimaan atau Penolakan Ho Atribut Produk ... 46
Gambar V.2 Daerah Penerimaan atau Penolakan Ho Harga ... 48
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini persaingan perusahaan untuk memperebutkan pelanggan
tidak lagi terbatas pada atribut produk atau kegunaan suatu produk. Melainkan
sudah dikaitkan dengan merek yang mampu memberikan citra khusus bagi
pemakainya. Para pemasar pada umumnya menginginkan bahwa pelanggan
yang diciptakan dapat dipertahankan selamanya. Hal ini tidak mudah
mengingat banyaknya pesaing dalam produk yang sama, perbedaan selera
konsumen, dan penjagaaan kualitas dari produk itui sendiri.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumen akan menjadi
loyal pada merek-merek berkualitas tinggi jika produk-produk ditawarkan
dengan harga yang wajar, karena disamping kualitas harga menjadi pertimbangan lain dalam membeli suatu produk.
Kemudahan dalam memperoleh produk juga mempunyai peran
penting, karena tidak jarang konsumen memilih produk lain yang sejenis
dengan alasan lebih mudah didapat. Di sini saluran distribusi diperlukan untuk
memudahkan penyampaian produk dari produsen ke konsumen.
Konsumen atau pelanggan bisa menjadi pelanggan loyal atau
pelanggan yang setia dikarenakan pelanggan puas akan suatu merek produk
tertentu. Meski pemasar sudah memiliki segmen pelanggan yang dianggap
loyal tetapi tetap perlu memberi perhatian pada loyalitas pelanggan agar tidak
pesaing untuk merubah pandangan pelanggan yang sudah loyal pada suatu
merek tertentu.
Dari paparan di atas, ada ketertarikan dalam diri penulis untuk
melakukan penelitian dengan judul Hubungan antara Atribut Produk,
Harga dan Saluran Distribusi Pasta Gigi Pepsodent dengan Loyalitas
Konsumen.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah ada hubungan secara simultan antara atribut produk, harga dan saluran distribusi dengn loyalitas konsumen?
2. Apakah ada hubungan secara parsial antara atribut produk, harga dan saluran distribusi dengan loyalitas konsumen?
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini akan dibahas tiga factor yang diduga memiliki hubungan dengan loyalitas konsumen, yaitu atribut produk, harga dan saluran distribusi. Faktor lain yang berhubungan dengan loyalitas konsumen tidak dibahas.
D. Tujuan Penelitian
3
1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan secara simultan antara atribut
produk, harga dan saluran distribusi pasta gigi Pepsodent dengan loyalitas
konsumen.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan secara parsial antara atribut
produk, harga dan saluran distribusi pasta gigi Pepsodent dengan loyalitas
konsumen.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: 1. Perusahaan
Untuk memberi masukan parusahaan perihal strategi pemasaran yag dapat
dilakukan guna kemajuan perusahaan.
2. Universitas
Penelitian ini dapat memberi tambahan wacana ilmiah bagi lingkungan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai bahan acuan dan
pertimbangan penulisan karya ilmiah di kemudian hari.
3. Penulis
Sebagai penerapan teori dan pengetahuan yang telah diperoleh ke dalam
F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang digunakan sebagai
dasar pembahasan masalah dalam penelitian ini.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini memberikan penjelasan mengenai jenis penelitian, tempat
dan waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian, variabel
penelitian, teknik pengumpilan data, populasi dan sampel, teknik
pengambilan sampel, definisi operasional, teknik pengujian
instrumen, serta teknik analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM
Bab ini berisi gambaran perusahaan secara umum dan gambaran
umum produk.
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang analisis data dan pembahasannya.
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan, saran-saran penulis yang
mungkin akan bermanfaat bagi pihak-pihak terkait serta
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, berkembang dan
mendapatkan laba. Di dalam kehidupan sehari-hari pengertian pemasaran banyak
disamakan dengan penjualan, perdagangan, distribusi.
Sebenarnya ke tiga istilah di atas merupakan beberapa bagian saja dari
sekian banyak kegiatan pemasaran. Sedangkan pemasaran sendiri sudah dimulai
jauh sebelum produk dibuat dan tetap dilaksanakan dalam waktu yang lama
setelah produk itu dijual, dengan memperhatikan segala sesuatu yang terjadi di
pasar dan selalu berusaha mencari jalan keluar untuk meningkatkan kepuasan
konsumen.
Menurut Kotler (dalam Swastha 2002:5) pemasarn adalah kegiatan
manusia yang diarahkan pada usaha untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan
melalui proses pertukaran.
The American Marketing Association (dalam Swastha 2002:7) memberi
definisi pemasaran sebagai suatu kegiatan usaha yang mengarahkan aliran
barang dan jasa dari produsen ke konsumen atau pemakai.
Sedangkan definisi pemasaran yang dianggap paling luas dikemukakan
oleh Stanton (dalam Swastha 2002:10) sebagai system keseluruhan dari kegiatan
dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada
pembeli yang ada maupunpembeli yang potensial.
Jadi, pengertian pemasaran adalah usaha perusahaan yang dimulai
dengan menganalisis kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan
produk yang hendak diproduksi, menentukan harga yang sesuai, menentukan
cara-cara promosi, pengeluaran dan penjualan produk tersebut.
B. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran merupakan filosofi yang tepat untuk menjalankan
bisnis. Secara sederhana konsep pemasaran (maketing concept) menyatakan
bahwa suatu organisasi harus memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen
agar dapat menguntungkan (Peter dan Olson 1999:3).
Menurut Swastha (2002:17) konsep pemasaran adalah sebuah falsafah
bisnis yang menyatakan bahwa pemuas kebutuhan konsumen merupakan syarat
ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Konsep pemasaran tersebut dibuat dengan menggunakan tiga faktor
dasar, yaitu:
1. Saluran perencanaan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi pada
konsumen/pasar.
2. Penyusunan kegiatan secara integral (integrated marketing)
Penyusunan kegiatan pemasaran berarti bahwa setiap orang dan setiap
7
untuk memberikan kepuasan konsumen, sehingga tujuan perusahaan dapat
terealisir.
3. Kepuasan konsumen (consumer satisfaction)
Banyak sedikitnya kepuasan konsumen yang dapat dipenuhi merupakan
faktor yang akan menentukan apakah perusahaan dalam jangka panjang akan
mendapatkan laba.
C. Produk
Produk adalah apa saja yang adapat ditawarkan ke pasar untuk
diperhatikan, diperoleh, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi
keinginan atau kebutuhan (Kotler dan Susanto, 2001:560). Produk-produk yang
dapat dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan ide.
Selain itu, produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen
yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya yang meliputi barang,
kemasan, merek, label, pelayanan dan jaminan.
Berdasarkan definisi di atas, dapat dimengerti bahwa produk tidaklah
semata-mata merupakan produk dalam bentuk fisik saja seperti yang banyak
dibayangkan orang selama ini. Produk merupakan sesuatu yang dapat ditawarkan
kepada pasar untuk dipakai, dikonsumsi, dimiliki dan untuk menarik perhatian
sehingga produk dapat merupakan sesuatu yang berwujud maupun yang tidak
D. Atribut Produk
Dalam usaha untuk mengembangkan sebuah produk perlu diperhatikan
manfaat yang akan ditawarkan. Manfaat ini dapat dikomunikasikan dan
diberikan kepada konsumen melalui atribut-atribut produk seperti kualitas,
keistimewaan (features), juga style dan design. Atribut produk merupakan unsure
yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan
keputusan pembelian.
Menurut Kotler (dalam Istiharini, 2006:101) suatu produk terdiri dari
atribut-atribut yang antara lain:
1. Product quality, merupakan kemampuan suatu produk untuk menjalankan
fungsinya seperti yang seharusnya dan secara akurat. Product quality terbagi
menjadi performance quality dan conformance quality. Performance quality
adalah tingkat dimana suatu karakteristik produk berada, sedangkan
conformance quality adalah tingkat sejauh mana produk sejenis yang
dihasilkan dapat memenuhi spesifikasi yang dijanjikan.
2. Product features, merupakan alat yang efektif untuk membedakan produk
pemasar dari pesaing.
3. Product design and style, design bukan hanya sekedar penampilan tetapi
juga mempengaruhi kemudahan dan kenyamanan dalam pemakaian produk,
sedangkan style adalah penampilan dari suatu produk.
4. Product form, sesuatu yang kasat mata yang membedakan produk dilihat
9
5. Reliability, ukuran kemungkinan suatu produk akan dapat memenuhi
kebutuhan konsumen dalam jangka waktu tertentu.
6. Durability, ukuran ketahanan produk dalam segala kondisi.
7. Repairability, tingkat kemudahan suatu produk diperbaiki jika terjadi
kerusakan atau kegagalan.
Atribut yang dapat ditambahkan pada produk meliputi juga merek,
kemasan dan label.
E. Merek
Keahlian paling unik dari pemasar adalah kemampuan untuk mencipta,
memelihara, melindungi dan meningkatkan merek. Merek adalah nama, istilah,
tanda, simbol, atau rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut yang
dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau
sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing (Kotler dan
Susanto, 2001:575).
Sebenarnya merek merupakan janji penjual untuk secara konsisten
memberikan tampilan, manfaat dan jasa tertentu kepada pembeli. Sebaliknya
merek memberikan beberapa manfaat kepada penjual, antara lain:
1. Merek memudahkan penjual memproses pesanan dan menelusuri masalah
yang ada.
2. Merek dan tanda dagang penjual memberikan perlindungan hokum atas
3. Merek memberikan penjual kesempatan untuk menarik pelanggan yang setia
dan menguntungkan. Kesetiaan merek memberi penjual perlindungan dari
persaingan serta pengendalian yang lebih besar dalam perencanaan program
pemasaran.
4. Merek membantu penjual melakukan segmentasi pasar.
5. Merek yang baik membantu membangun citra perusahaan. Dengan
membawa nama perusahaan merek membantu mengiklankan mutu dan
ukuran perusahaan.
Sedangkan Nicolino (2004:4) mendefinisikan merek sebagai entitas yang
mudah dikenali dan menjanjikan nilai-nilai tertentu. Entitas adalah sesuatu yang
memiliki eksistensi yang khas dan berbeda. Dapat dikenali berarti dapat dengan
mudah memisahkan satu barang yang serupa dengan yang lainnya melalui
beberapa cara, biasanya berupa kata, warna, simbol atau loga yang terlihat.
Menjanjikan nilai-nilai tertentu berarti sebuah produk membuat klaim apa yang
dapat diberikan.
F. Manajemen Merek (Brand Management)
Istilah ini mempunyai dua bagian kata, pertama merek dan kemudian
proses manajemen merek. Merek adalah entitas yang mudah dikenali dan
menjanjikan nilai-nilai tertentu dan manajemen merek adalah proses untuk
memastikan bahwa janji-janji dan nilai merek tetap dijaga dan dikomunikasikan
11
Istilah manajemen merek diciptakan sekitar tahun 1927 oleh Procter &
Gamble yang kemudian disadur dan disesuaikan oleh banyak perusahaan
produk-produk konsumen lainnya termasuk Nestle, Pepsi, Nabisco, dan masih
banyak lagi.
Agar suatu merek dapat mencerminkan makna-makna yang ingin
disampaikan, ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan:
1. Merek harus khas atau unik.
2. Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk dan
pemakaiannya.
3. Merek harus menggambarkan kualitas produk.
4. Merek harus mudah diucapkan, dikenali dan diingat.
5. Merek tidak boleh mengandung arti yang buruk di negara dan dalam bahasa
lain.
6. Merek harus dapat menyesuaikan diri (adaptable) dengan produk-produk
baru yang mungkin ditambahkan ke dalam lini produk.
G. Harga
Biasanya seorang penjual menetapkan harga berdasarkan suatu
kombinasi barang secara fisik ditambah beberapa jasa lain serta keuntungan yang
memuaskan, tetapi dalam keadaan yang lain harga dapat didefinisikan sebagai
jumlah yang dibayarkan oleh pembeli. Jadi, secara singkat dapat dikatakan
yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta
pelayanannya (Swastha, 2002:148).
Harga merupakan nilai suatu produk yang dinilai dengan sejumlah uang
yang harus dibayar oleh konsumen untuk mendapatkan barang yang diinginkan
atau pelayanan yang menyertainya.
H. Saluran Distribusi
Saluran distribusi disebut juga saluran perdagangan, secara sederhana
didefinisikan sebagai saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan
barang dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri. Adapun
lembaga-lembaga yang terlibat dalam penyaluran barang adalah produsen
perantara (pedagang dan agen), konsumen akhir atau pemakai industri (Swastha,
2002:190)
Sebagian besar produsen menggunakan perantara untuk menuyalurkan
produk ke pasar mencoba membangun sebuah saluran distribusi (distribution
channel), yaitu seperangkat organisasi yang saling bergantung satu sama lain
yang dilibatkan dalam proses penyediaan suatu produk atau jasa untuk digunakan
atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis (Kotler dan Armstrong,
2001:7).
I. Persepsi Konsumen
Dalam perkembangan pemasarn produk yang saat ini berorientasi pada
13
mampu bersaing dengan pesaing. Perilaku konsumen erat kaitannya dengan
konsep pemasaran dimana dalam konsep ini dinyatakan bahwa kunci untuk
mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar
sasaran serta pemberian kepuasan yang diharapkan lebih efektif dan efisien
dibandingkan dengan pesaing.
Persepsi pelanggan merupakan hasil interaksi dari dua input,
stimulus-stimulus fisik dari lingkungan dengan aspek-aspek dari individu itu sendiri
(ekspetasi, motif dan pembelajaran) yang berasal dari pengalaman sebelumnya
dan bagaimana ia melihat dunianya dengan melakukan penilaian subyektif yang
diperoleh dari pengalamannya. Kombinasi dari kedua input tersebut akan
menghasilkan persepsi yang berbeda antar individu
Gambar II.1 Perceptual Process Model
Stimulus (gambar, suara, bau, rasa dan tekstur) ditangkap oleh panca
indera konsumen sehingga menimbulkan sensasi yang membuat konsumen
Sensation Meaning
tertarik akan sesuatu, kemudian konsumen mulai mengintepretasikan apa yang
ditangkap melalui panca indera sehingga menimbulkan arti. Arti yang timbul
akan menyebabkan pelanggan membangun persepsinya sendiri dan bereaksi
terhadap stimulus tersebut.
Persepsi terdiri dari tiga aspek:
1. Perceptual selection
Konsumen secara sadar atau tidak melakukan banyak seleksi
terhadap stimuli-stimuli yang berasal dari lingkungan luar. Secara umum
seseorang hanya menerima sebagian kecil dari stimuli tersebut, stimuli mana
yang terpilih tergantung pada faktor personal dan faktor stimuli itu sendiri.
Faktor personal mencakup pengalaman, kebutuhan, pertahanan diri dan
adaptasi konsumen. Sedangkan pada faktor stimulus berlaku hokum kontras,
stimulus yang kontras berbeda dari sekelilingnya lebih mungkin untuk
mendapatkan perhatian. Kontras dapat diciptakan melalui ukuran, warna,
posisi, keunikan.
2. Perceptual organization
Individu cenderung mengelompokkan stimuli-stimuli sehingga
membentuk suatu kesatuan gambaran atau impresi. Hal ini memudahkan
ingatan dan proses pengingatan kembali.
3. Perceptual interpretation
Interpretasi terhadap stimuli sangatlah individual karena didasrkan
15
Seberapa dekat interpretasi seseorang terhadap kenyataan tergantung pada
kejelasan dari stimuli itu sendiri, pengalaman masa lalu dan motif penerima.
Elemen-elemen atribut produk yang ditangkap oleh panca indera
konsumen menjadi input sensorik yang dikirim ke otak, kemudian dimaknai
oleh otak untuk memutuskan respon yang akan diberikan pada stimulus
tersebut. Pemberian makna inilah yang membangun persepsi konsumen
sehingga mereka dapat memberikan pendapatnya mengenai atribut produk
berdasarkan ingatan serta pengalaman mereka.
Pemahaman produsen akan persepsi konsumen tentang atribut
produk mereka amat penting karena obyek dan rangsangan yang sama dapat
dipersepsikan berbeda oleh konsumen. Produsen harus mengupayakan agar
persepsi konsumen terhadap atribut produk mereka positif. Jika persepsi
konsumen positif, konsumen akan termotivasi untuk melakukan pembelian
pada produk yang bersangkutan.
J. Loyalitas Konsumen
Berbeda dengan kepuasan yang merupakan sikap, loyalitas dapat
didefinisikan berdasar perilaku membeli. Pelanggan yang loyal adalah orang
yang melakukan pembelian berulang secara teratur, membeli antar lini produk
dan jasa, mereferensikan kepada orang lain, dan menunjukkan kekebalan
terhadap tarikan dari pesaing (Griffin, 2003:31).
Customer satisfaction is worthless_ tidak ada artinya, customer loyalty is
pelanggan yang terus meningkat. Dalam pasar yang hypercompetitive kesulitan
perusahaan untuk menarik pelanggan baru membuat pemasar dituntut untuk
proaktif dalam memahami dan memenuhi kebutuhan serta keinginan konsumen
dengan baik agar pelanggan yang puas menjadi pelanggan yang setia.
Dahulu orang beranggapan bahwa tujuan utama pemasar adalah
mencapai kepuasan maksimal pelanggan, namun tujuan seperti itu sudah
bergeser Karena yang lebih penting adalah loyalitas. Saat ini kepuasan saja
tidaklah cukup sebab hasil dari kepuasan bersifat sementara, sedangkan hasil dari
loyalitas dapat dirasakan dalam jangka panjang.
Pemasar harus dapat mempertahankan loyalitas pelanggan karena
pelanggan yang loyal jauh lebih berarti daripada pelanggan yang sekedar puas.
Pelanggan yang loyal memiliki kontribusi besar yang dapat diandalkan terhadap
pendapatan serta keberlanjutan perusahaan, mereka juga tidak mudah
terpengaruh oleh penawaran pesaing yang lebih menarik sebab ada hubungan
jangka panjang antara perusahaan dengan pelanggan.
Dapat disimpulkan bahwa loyalitas pelanggan adalah komitmen yang
kuat dari pelanggan untuk melakukan pembelian ulang, membeli sejumlah lini
produk perusahaan, kesediaan mereka untuk merekomendasikan produk dan
perusahaan kepada orang lain serta menunjukkan kekebalan terhadap penawaran
17
K. Penelitian Sebelumnya
Penelitian sebelumnya Pengaruh Atribut Produk, Bauran Promosi dan
Harga Indomie dan Mie Sedaap terhadap Loyalitas Konsumen Indomie oleh
Istiharini. Penelitian ini dilakukan pada 200 responden di Bandung. Analisis data
secara kuantitatif menggunakan bantuan metode Regresi Berganda (Multiple
Regression) SPSS 11,0.
Adapun hasil dari penelitian tersebut, dalam dimensi atribut produk ada 6
hal yang diukur yaitu rasa, aroma, kualitas mie, variasi, kemasan dan kesan
merek. Responden menganggap bahwa rasa Indomie baik untuk mie goreng dan
mie kuah lebih sesuai dengan selera dibandingkan rasa Mie Sedaap. Walaupun
banyak responden yang mengatakan Mie Sedaap lebih kenyal, namun ternyata
kekenyalan Indomie dipersepsikan lebih sesuai dengan selera konsumen yang
menjadi responden dalam penelitian ini.
Variasi rasa Indomie lebih banyak daripada Mie Sedaap, Indomie
mempunyai program dari Sabang sampai Merauke untuk variasi rasanya. Warna
kemasan Indomie dipersepsikan lebih baik daripada Mie Sedaap, 42,5%
responden dalam penelitian ini mengatakan demikian walaupun sekitar 36%
responden mengatakan sama saja. Hal ini dimungkinkan karena warna kemasan
Mie Sedaap mengikuti warna kemasan Indomie. Mie Sedaap tidak mempunyai
keunikan untuk warna kemasan juga bentuk kemasan.
Dalam hal merek, responden merasa lebih mengenal merek Indomie
(76,5%), merek Indomie lebih diingat konsumen (73,5%) daripada Mie Sedaap.
daripada Mie Sedaap dan selama ini Indomie menempati urutan pertanma (top of
mind) untuk mie instant dalam jangka waktu yang lama.
Keseluruhan atribut produk Indomie dianggap konsumen lebih baik
daripada Mie Sedaap, Indomie lebih enak rasanya, variasi rasa Indomie lebih
banyak, warna kemasan Indomie lebih menarik, merek Indomie lebih dikenal.
Semua hal ini dapat menjadi kekuatan bagi Indomie untuk menarik konsumen
agar terus membeli sehingga dapat mempertahankan loyalitas konsumennya.
Indomie juga harus selalu inovatif, terus memperbaiki atribut-atribut produk
yang dirasa kurang oleh konsumen.
L. Kerangka Pemikiran Teoritis
Untuk memudahkan pemahaman, kerangka pemikiran teoritis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar II.2 Kerangka Pemikiran Teoritis Atribut Produk
(X1)
Harga (X2)
Saluran Distribusi (X3)
19
Kerangka pemikiran teoritis penelitian di atas menjelaskan bahwa
variabel Atribut Produk (X1), Harga (X2) dan Saluran Distribusi (X3) diduga
berhubungan secar simultan dan parsial dengan Loyalitas Konsumen (Y).
M. Hipotesis
Loyalitas pelanggan adalah komitmen yang kuat dari pelanggan untuk
melakukan pembelian ulang, membeli sejumlah lini produk perusahaan,
kesediaan mereka untuk merekomendasikan produk dan perusahaan kepada
orang lain serta menunjukkan kekebalan terhadap penawaran pesaing yang lebih
menarik.
Seorang konsumen sebelum melakukan pembelian akan menilai suatu
produk dari atributnya, mempertimbangkan segi harga dan juga kemudahan
dalam memperoleh produk tersebut untuk kemudian memutuskan membeli
secara berulang-ulang yang akhirnya menjadi loyal suatu produk tertentu.
Dalam penelitian ini variabel atribut produk, harga dan saluran distribusi
diduga memiliki hubungan dengan loyalitas konsumen baik secara simultan
maupun parsial.
Berdasarkan pokok permasalahan yang ada dalam penelitian, maka
penulis mengajukan hipotesis yang merupakan anggapan sementara sebagai
pedoman mempermudah jalannya penelitian.
H1 = Ada hubungan secara simultan antara atribut produk, harga dan saluran
distribusi dengan loyalitas konsumen.
H2 = Ada hubungan secara parsial antara atribut produk, harga dan saluran
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian studi kasus, yaitu
merupakan suatu penelitian terhadap obyek tertentu yang populasinya terbatas,
dengan demikian hasil penelitian hanya berlaku pada daerah penelitian dan
produk yang diteliti.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian
Penelitian dilakukan di Kampus Universitas Sanata Dharma Mrican
Yogyakarta.
2. Waktu penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2008 - Januari 2009.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek penelitian
Subyek penelitian adalah sumber darimana data mengenai variabel
penelitian dipeoleh. Dalam penelitian ini yang menjadi subyek adalah
mahasiswa Universitas Sanata Dharma Mrican Yogyakarta tanpa
memandang tahun angkatan dan jenis kelamin, yang merupakan konsumen
21
2. Obyek penelitian
Karakteristik subyek yang menjadi perhatian pada suatu penelitian
dinamakan obyek penelitian. Obyek dalam penelitian ini adalah atribut
produk, harga, saluran distribusi dan loyalitas konsumen.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu hal berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut
untuk kemudian ditarik suatu kesimpulan.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel adalah Atribut produk (X1),
Harga (X2), Saluran distribusi (X3) dan Loyalitas konsumen (Y).
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini:
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan
atau menyebarkan daftar pertanyaan atau pernyataan kepada responden
dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut (Umar,
2005:49).
2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang
F. Definisi Operasional
1. Atribut produk merupakan unsur yang dipandang penting oleh konsumen
dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk yang
dimaksud meliputi:
a. Product quality, merupakan kemampuan suatu produk untuk
menjalankan fungsinya seperti yang seharusnya dan secara akurat.
b. Product features, merupakan alat yang efektif untuk membedakan
produk pemasar dari pesaing.
c. Product design and style, design bukan hanya sekedar penampilan tetapi
juga mempengaruhi kemudahan dan kenyamanan dalam pemakaian
produk, sedangkan style adalah penampilan dari suatu produk.
d. Product form, sesuatu yang kasat mata yang membedakan produk dilihat
dari ukuran, bentuk/struktur fisik sebuah produk.
e. Reliability, ukuran kemungkinan suatu produk akan dapat memenuhi
kebutuhan konsumen dalam jangka waktu tertentu.
f. Durability, ukuran ketahanan produk dalam segala kondisi.
g. Repairability, tingkat kemudahan suatu produk diperbaiki jika terjadi
kerusakan atau kegagalan.
2. Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk
Pasta Gigi Pepsodent per unit.
3. Saluran distribusi secara sederhana didefinisikan sebagai saluran yang
23
ke konsumen atau pemakai industri. Dalam hal ini adalah kemudahan
konsumen memperoleh Pasta Gigi Pepsodent.
4. Loyalitas dapat didefinisikan berdasar perilaku membeli, pelanggan yang
loyal adalah orang yang melakukan pembelian berulang secara teratur,
membeli antar lini produk, mereferensikan kepada orang lain, dan
menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing.
G. Polulasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang dapat terdiri dari
manusia, hewan, benda, tumbuhan, gejala, nilai tes atau peristiwa sebagai
sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah mahasiswa
Universitas Sanata Dharma Mrican Yogyakarta tanpa memandang tahun
angkatan dan jenis kelamin, yang merupakan konsumen Pasta Gigi
Pepsodent.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi sumber data
dalam penelitian. Untuk menentukan ukuran sampel dari suatu populasi
digunakan rumus sebagai berikut:
n =
( )
Ζ2α⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡Ρ
2 d
Keterangan:
Dengan perhitungan rumus seperti di atas, misal proporsi populasi
yang diharapkan 50%, tingkat kesalahan 10% dan kepercayaan 95% (1,96),
maka dapat diproleh:
n =
( )
1,96 2(
)
⎥Untuk memudahkan penelitian, n dibulatkan menjadi 100.
H. Teknik Sampling
Dalam penelitian ini digunakan teknik tak acak convenience sampling,
yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kemudahan unsur populasi untuk
dijangkau. Jadi, unsur populasi mana yang lebih mudah untuk diperoleh data nya
maka unsur itulah yang dijadikan sampel (Umar, 2005:91).
Metode convenience sampling yang digunakan peneliti ditentukan
dengan kriteria sebagai berikut:
25
2. Responden yang dituju adalah konsumen yang mudah dijangkau oleh
peneliti.
3. Responden merupakan mahasiswa Universitas Sanata Dharma Mrican
Yogyakarta.
I. Teknik Pengukuran Data
Pengukuran data dalam peenelitian ini menggunakan metode skala
Likert. Responden memilih salah satu dari sejumlah kategori jawaban yang
tersedia, kemudian masing-masing jawaban diberi skor sebagai berikut:
Sangat setuju = 5
Setuju = 4
Netral = 3
Tidak setuju = 2
Sangat tidak setuju = 1
J. Teknik Pengujian Instrumen
Pengujian instrumen ini dimaksudkan untuk mengukur kesahihan
(validitas) dan keandalan (reliabilitas) instrumen penelitian.
1. Pengujian Validitas
Uji kesahihan (validitas) digunakan untuk mengukur sejauh mana
suatu alat ukur dapat mengukur data yang dibutuhkan dalam penelitian. Uji
validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor yang diperoleh dari
Untuk mengukur validitas digunakan rumus Product Moment sebagai
rxy = koefisien korelasi product moment
xy
Dengan taraf signifikansi (α ) 0,05 apabila r hitung > r tabel maka
kuesioner sebagai alat ukur dikatakan valid.
2. Pengujian Reliabilitas
Uji reliabilitas yaitu pengujian mengenai dapat tidaknya alat
pengukur stabil, mantap dan konsisten atau dengan kata lain dapatkah alat
pengukur tersebut diandalkan dengan memberikan hasil yang tidak jauh
berbeda bila dilakukan kembali pada obyek yang sama.
Untuk memperoleh koefisien keterandalan digunakan rumus
koefisien Alpha Cronbach sebagai berikut:
27
Dalam taraf signifikansi 5% apabila α > r tabel maka kuesioner
sebagai alat ukur dapat dinyatakan memenuhi syarata reliabilitas.
K. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui hubungan variabel Atribut produk (X1), Harga (X2)
dan Saluran distribusi (X3) dengan Loyalitas konsumen (Y) digunakan alat
analisis korelasi Berganda dan korelasi Pearson Product Moment.
1. Analisis Korelasi Berganda
Korelasi Berganda merupakan alat untuk mengukur hubungan antara
variabel Atribut produk (X1), Harga (X2) dan Saluran distribusi (X3) dengan
Loyalitas konsumen (Y) secara simultan.
3
2. Analisis Korelasi Pearson Product Moment
Teknik korelasi Pearson Product Moment digunakan untuk
mengetahui hubungan antara variabel Atribut produk (X1), Harga (X2) dan
Saluran distribusi (X3) dengan Loyalitas konsumen (Y) secara parsial.
Rumus:
( )( )
xi = variabel atribut produk, harga dan saluran distribusi
y = variabel loyalitas konsumen
Selanjutnya, untuk menguji hipotesis pertama menentukan Ho dan
Ha:
Ho: r = 0, tidak ada hubungan antara atribut produk, harga dan saluran
distribusi dengan loyalitas konsumen.
Ho: r ≠ 0, ada hubungan antara atribut produk, harga dan saluran distribusi
dengan loyalitas konsumen.
L. Pengujian Hipotesis
1. Uji F
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel
29
konsumen (y). Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menghitung nilai
F:
Dimana: F =Fhitung yang dibandingkan dengan Ftabel
n = jumlah sampel
R= koefisien korelasi
K = jumlah variabel
Bila Fhitung ≤ Ftabel , maka Ho diterima. Hal ini berarti tidak ada
hubungan antara atribut produk, harga dan saluran distribusi dengan loyalitas
konsumen.
Bila Fhitung > Ftabel , maka Ho ditolak. Hal ini berarti ada hubungan
antara atribut produk, harga dan saluran distribusi dengan loyalitas
konsumen.
2. Uji t
Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang
signifikan antara variabel Atribut produk (X1), Harga (X2) dan Saluran
distribusi (X3) dengan Loyalitas konsumen (Y) secara parsial.
Pengujian menggunakan uji t adalah membandingkan thitung dengan
tabel
t pada taraf 95% (α = 0,05) dilakukan penghitungan nilai thitung dengan
(
)
(
2)
1 2
r n r t
− − =
t = nilaithitung yang dicari
r = koefisien korelasi
2
r = koefisien determinan
n = jumlah sampel
Bila thitung ≤ttabel , maka Ho diterima. Hal ini berarti tidak ada
hubungan antara atribut produk, harga dan saluran distribusi dengan loyalitas
konsumen.
Bila thitung > ttabel , maka Ho ditolak. Hal ini berarti ada hubungan
antara atribut produk, harga dan saluran distribusi dengan loyalitas
31
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
PT. Unilever merupakan perusahaan penyedia consumer product yang
memiliki peran penting di Indonesia. PT. Unilever beroperasi di Indonesia sejak
tahun 1933, hingga saat ini PT. Unilever telah tumbuh menjadi produsen
merek-merek terkenal di seluruh dunia antara lain Pepsodent, Lifebuoy, Lux, Dove,
Sunsilk, Clear, Rexona, Rinso, Molto, Ponds, Citra, Blueband, Royco,
Sariwangi, Bango, Taro, dan masih banyak lagi merek produknya yang juga
terkenal di tingkat lokal maupun regional. Sebagai perusahaan yang telah go
public, di awal tahun 1982 sahamnya tercatat dan diperdagangkan di Burs Efek
Indonesia (Jakarta dan Surabaya).
Unilever memiliki komitmen kuat untuk terus maju bersama Indonesia.
Pada tahun 2005, Unilever Indonesia berhasil meraih laba bersih sebesar Rp 1,4
trilyun, dengan peningkatan penjualan 11,2% secara keseluruhan menjadi Rp
9,99 trilyun. Posisi Unilever Indonesia yang kuat sebagai pemimpin pasar telah
diakui melalui baerbagai penghargaan nasional dan regional yang diterima
perusahaan. Pada tahun 2004, Unilever Indonesia menerima 47 penghargaan
lokal dan regional baik dari berbagai media massa papan atas maupun instansi
pemerintah. Sementara pada tahun 2005, total 54 penghargaan telah diterima, di
antaranya: The Indonesian Customer Loyalty Award 2005 (SWA dan MARS, 3
penghargaan), peringkat teratas untuk Corporate Governance in Indonesia (The
Brand Awards (SWA dan MARS, 17 penghargaan), Most Admired Knowledge
Entreprise (Dunamis Organization Services), Indonesia’s Most Admired
Company 2005 (Business Week dan Frontier), International Energy Globe
Award untuk program lingkungan hidup kategori air, Padma Award dari
Departemen Sosial, dan masih banyak lagi.
B. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
1. Visi PT. Unilever:
a. Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnyadalam memenuhi
kebutuhan dan aspirasi pelanggan.
b. Menjadi yang terdekat di pasr bagi pelanggan dan pemasok.
c. Menghilangkan kegiatan yang tidak bernilai tambah dari segala proses.
d. Meningkatkan kepuasan segala pihak.
e. Bertujuan meningkatkan target bagi pertumbuhan yang menguntungkan
dan sukses dalam memberi imbalan diatas rata-rata bagi karyawan dan
pemegang saham.
f. Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli pada
masyarakat dan lingkungan hidup.
2. Misi PT. Unilever
Untuk menjadi pilihan pertama dari pelanggan, konsumen dan masyarakat.
3. Tujuan Perusahaan
Tujuan PT. Unilever adalah memenuhi kebutuhan sehari-hari setiap anggota
33
dan pelanggan, serta menanggapi secara kreatif dan kompetitif dengan
produk-produk bermerek dan layanan yang meningkatkan kualitas
kehidupan.
C. Produk Perusahaan
PT. Unilever Indonesia merupakan perusahaan penyedia consumer
products yang terdiri dari barbagai macam produk. PT. Unilever
mengelompokkan produk mereka ke dalam tiga kategori, yaitu:
1. Home Care & Hygiene
Produk-produk PT. Unilever yang masuk kategori Home Care & Hygiene
yaitu Rinso, Molto, Pepsodent dan Sunlight.
2. Personal Care
Produk-produk PT. Unilever yang masuk kategori Personal Care merupakan
produk-produk untuk perawatan rambut dan kulit, yaitu Ponds, Dove, Clear,
Sunsilk, Lifebuoy, Lux, Axe, Citra dan Rexona.
3. Foods & Ice Cream
4. Untuk produk PT. Unilever yang dikategorikan ke dalam Foods & Ice
Cream yaitu Blueband, Ice Cream Walls, Royco, Bango, Sariwangi, Taro,
Lipton Ice Tea.
D. Kebijakan Mengenai Mutu
Kebijakan perusahaan adalah untuk memproduksi dan memasarkan
yang berlaku, mengusahakan agar dampaknya terhadap lingkungan sekecil
mungkin serta selaras dengan harapan dan keinginan konsumen.
Sasaran perusahaan adalah untuk menjamin agar standar mutu ditetapkan
sesuai dengan kebutuhan konsumen, serta memenuhi ketentuan hukum yang
berlaku termasuk peraturan mengenai lingkungan hidup. Serta menjamin agar
sistem dan prosedur pengendalian mutu dirancang dan diterapkan secara efektif
sehingga semua produk yang dihasilkan secara konsisten dapat memenuhi
standar yang ditetapkan.
Cara mencapai tujuan adalah dengan melatih dan mengembangkan
karyawan dengan berbagai ketrampilan yang diperlukan agar dapat menjalankan
tugas yang diberikan secara efektif, memenuhi standar mutu yang ditentukan
perusahaan, menerapkan sistem pengendalian mutu sesuai dengan standar
Unilever dan ISO 9000 yang telah teruji efektif untuk menjamin perlindungan
konsumen dan kelangsungan bisnis, memantau tanggapan konsumen, peka
terhadap kebutuhan mereka untuk melakukan perbaikan-perbaikan yang dapat
diterapkan, secara terus menerus mencoba menemukan perbaikan-perbaikan
yang dapat diterapkan di seluruh bagian perusahaan, dan senantiasa membuat
rencana kerja tahunan dengan sasaran yang jelas sebagai tolak ukur kemajuan
35
E. Lokasi Perusahaan
1. Kantor Pusat PT. Unilever
Berlokasi di Kota Jakarta, Graha Unilever Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.15
Jakarta Selatan 12930.
2. Kantor Cabang PT.Unilever
Pabrik ini terletak di Kawasan SIER (Surabaya Industrial Estate Rungkut),
Jl. Rungkut Industri IV/5-11.
F. Gambaran Umum Produk Pepsodent
Pepsodent adalah pasta gigi yang paling terkenal dan tertua di Indonesia,
sejak awal keberadaannya selalu memberikan lebih dari sekedar kemanjuran
dasar. Pepsodent adalah pasta gigi pertama di Indonesia yang kembali
meluncurkan pasta gigi berflouride pada tahun 1980 an, dan satu-satunya pasta
gigi di Indonesia yang secara aktif mendidik dan mempromosikan kebiasaan
menyikat gigi secara benar melalui program sekolah dan layanan pemeriksaan
gigi gratis. Sejak itu Pepsodent telah melengkapi jajaran produknya mulai dari
pembersihan dasar hingga pasta gigi dengan manfaat lengkap.
1. Program Sekolah Pepsodent dan Pemeriksaan Gigi Gratis
Pepsodent adalah satu-satunya merek pasta gigi di Indonesia yang
benar-benar menjalankan misinya. Bekerjasama dengan Departemen
Pendidikan dan Kesehatan Pemerintah Indonesia dan diakui oleh Persatuan
Dokter Gigi Indonesia (PDGI). Sejak tahun 1990 an Pepsodent telah
lebih dari 3,2 juta anak-anak berusia di bawah 12 tahun di seluruh Indonesia,
dan jumlah ini terus meningkat. Program ini meningkatkan kebiasaan
menyikat gigi secara benar dan semenjak dini untuk mencegah masalah gigi
khususnya gigi berlubang.
Pepsodent memahami bahwa banyak bagian di Indonesia yang
mengalami masalah gigi, dan juga dihadapkan pada masalah rendahnya
jumlah dokter gigi dan jumlah penduduk itu sendiri. Itulah sebabnya
mengapa program Pemeriksaan Gigi Gratis Pepsodent khusus dirancang
untuk menjangkau orang-orang ini dengan memberikan perawatan dan
pendidikan gigi gratis dengan cara yang menyenangkan dan memungkinkan
untuk dilaksanakan dalam program ini. Seluruh keluarga dapat memiliki
kebiasaan kesehatan mulut dan gigi yang lebih baik. Ini juga merupakan
usaha untuk mendorong masyarakat Indonesia mengunjungi dokter gigi
secara rutin sebagai bagian dari kebiasaan pencegahan gigi berlubang.
2. Kampanye Pepsodent Untuk Menyikat Gigi pada Malam Hari
Survei tentang kebiasaan dan sikap menunjukkan hanya sekitar 34%
dari masyarakat Indonesia yang menyikat gigi mereka sebelum tidur. Bahkan
dari penelitian klinis ditemukan bahwa pada penghitungan bakteri di pagi
hari jumlahnya berlipat ganda dua kali lebih cepat pada malam hari
disbanding pada waktu lain di siang hari. Ini menunjukkan bahwa
pertumbuhan bakteri meningkat paling pesat selama malam hari, dan dapat
meningkatkan kemungkinan terjadinya lubang. Bukti yang ada dewasa ini
37
pada malam hari karena perlindungan tambahan yang diberikannya untuk
waktu yang lebih lama pada malam hari.
Oleh karena itu mengapa Pepsodent merasa perlu untuk
menggunakan tema Menyikat Gigi pada Malam Hari sebagai kampanye
kesehatannya untuk membuat orang Indonesia menyikat gigi mereka
sebelum tidur pada malam hari sebagai bagian dari kebiasaan mencegah gigi
berlubang.
3. Inovasi
Pada tahun 2006, Pepsodent telah meluncurkan dan meluncurkan
kembali varian lengkap Pepsodent baru nya:
a. Pepsodent Complete 12, yang menawarkan manfaat lengkap dengan
harga terjangkau. Menawarkan manfaat yang lebih banyak kepada
konsumennya sebagai bagian dari upaya untuk mencapai misi nya.
b. Pepsodent Sensitive, yang menawarkan bahan aktif menembus gigi
untuk membebaskan rasa sakit akibat syaraf yang sensitive di dalam gigi
dan gusi.
c. Pepsodent Fighter Toothbrush
d. Dengan semua inovasi baru ini, Pepsodet mencakup seluruh jangkauan
perawatan kesehatan mulut para konsumennya.
4. Fakta Utama
a. Pepsodent adalah merek terkemuka di sebagian besar negara di Asia,
b. Pada tahun 2005, Pepsodent merupakan satu-satunya merek pasta gigi
yang diakui oleh FDI Federasi Gigi Dunia disamping asosiasi dokter gigi
39
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Pengujian Instrumen (kuesioner)
Pengujian instrumen (kuesioner) dimaksudkan untuk menguji sejauh
mana suatu alat ukur dapat mengukur data yang dibutuhkan dalam penelitian (uji
validitas), dan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat ukur konsisten atau
memiliki kemantapan dalam penggunaannya baik ditinjau dari waktu ke waktu
maupun dari kondisi satu dengan kondisi yang lain (uji reliabilitas). Analisis
hasil pengujiannya adalah sebagai berikut:
1. Hasil Pengujian Validitas
Item pertanyaan dikatakan valid jika nilai rxy > rtabel. Dengan α 5%
dan derajat bebas 28, diperoleh nilai rtabel 0,239. Adapun hasil pengujiannya
dapat dilihat pada Tabel V.1
Tabel V.1 Hasil Uji Validitas
Variabel Item
no. xy
r rtabel Kesimpulan
Variabel Item
no. xy
r rtabel Kesimpulan
9
Saluran distribusi 12
13
Loyalitas konsumen 16
17
Berdasarkan Tabel V.1 dapat dilihat bahwa seluruh data item
pertanyaan baik pada variabel atribut produk, harga, saluran distribusi dan
loyalitas konsumen memiliki nilai rxy > 0,239. Hal ini berarti seluruh item
pertanyaan pada kuesioner tersebut adalah valid atau dapat mengukur
variabel-variabel dalam penelitian ini.
2. Hasil Pengujian Reliabilitas
Sementara variabel dikatakan reliabel jika koefisien alpha lebih besar
dari nilai batas 0,60. Hasil pengujian reliabilitas terhadap variabel atribut
produk, harga, saluran distribusi dan loyalitas konsumen dapat dilihat pada
41
Tabel V.2 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Alpha Nilai batas Kesimpulan
Atribut produk
Harga
Saluran distribusi
Loyalitas konsumen
0,710
Berdasarkan Tabel V.2 dapat dilihat bahwa nilai alpha untuk variabel
atribut produk sebesar 0,710, variabel harga 0,737, saluran distribusi 0,745
dan loyalitas konsumen 0,771. Keempat variabel tersebut memiliki nilai
alpha > 0,60, hal ini berarti keempat variabel tersebut handal atau reliabel.
B. Gambaran Umum Responden
1. Identitas Responden Berdasar Usia
Distribusi frekuensi responden berdasar usia disajikan dalam Tabel
V.3
Tabel V.3
Identitas Responden Berdasar Usia
Berdasarkan Tabel V.3 di atas, dapat dilihat bahwa responden
didominasi oleh kelompok usia 20 – 22 tahun sebanyak 90 (90%) responden,
kemudian kelompok usia 17 – 19 tahun dan 23 – 25 tahun masing-masing 5
(5%), serta tidak ada responden yang berusia lebih dari 25 tahun.
2. Identitas Responden Berdasar Uang Saku per Bulan
Berdasarkan uang saku per bulan responden, hasil analisis data
ditunjukkan pada Tabel V.4
Tabel V.4
Identitas Responden Berdasar Uang Saku per Bulan
Uang Saku (Rp) Jumlah Persentase
< 500.000 3 3%
500.000 – 1.000.000 80 80%
1.000.000 – 1.500.000 15 15%
> 1.500.000 2 2%
Total 100 100%
Berdasarkan Tabel V.4 di atas, dapat dilihat bahwa responden yang
memiliki uang saku Rp 500.000 – Rp 1.000.000 merupakan jumlah
responden yang terbanyak, yaitu 80 (80%) responden. Selanjutnya responden
yang memiliki uang saku Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000 sebanyak 15 (15%)
responden, diikuti responden dengan uang saku kurang dari Rp 500.000
dengan 3(3%) responden, dan responden yang memiliki uang saku lebih dari
Rp 1.500.000 sebanyak 2 (2%) responden.
3. Identitas Responden Berdasar Lama Menggunakan Produk
Berdasarkan lama menggunakan produk, hasil analisis data
43
Tabel V.5
Identitas Responden Berdasar Lama Menggunakan Produk
Lama Menggunakan Jumlah Persentase
< 6 bulan 0 0%
6 bulan – 1 tahun 2 2%
1 tahun – 2 tahun 20 20%
> 2 tahun 78 78%
Total 100 100%
Berdasarkan Tabel V.5 dapat dilihat bahwa responden yang telah
memakai Pasta Gigi Pepsodent selama lebih dari 2 tahun memiliki jumlah
responden terbanyak, yaitu 78 (78%) responden. Selanjutnya responden yang
memakai Pasta Gigi Pepsodent selama 1 tahun – 2 tahun sebanyak 20 (20%),
kemudian responden yang memakai Pasta Gigi Pepsodent selam 6 bulan – 1
tahun 2 (2%) responden, dan tidak ada responden yang memakai Pasta Gigi
Pepsodent selama kurang dari 6 bulan.
4. Identitas Responden Berdasar Jenis Pasta Gigi Pepsodent yang Digunakan
Berdasar jenis Pasta Gigi Pepsodent yang digunakan, hasil analisis
data ditunjukkan pada Tabel V.6
Tabel V.6
Identitas Responden Berdasar Jenis Pasta Gigi Pepsodent yang Digunakan
Jenis Pasta Gigi Jumlah Persentase
Pepsodent Whitening 30 30%
Pepsodent Complete Care 35 35%
Pepsodent Herbal 10 10%
Pepsodent Sensitive 5 5%
Pepsodent Complete 12 10 10%
Pepsodent White 10 10%
Berdasrkan Tabel V.6 di atas, dapat dilihat bahwa jenis Pasta Gigi
Pepsodent yang terbanyak digunakan oleh responden adalah Pepsodent
Complete Care sebanyak 35 (35%) responden, kemudian Pepsodent
Whitening sebanyak 30 (30%) responden. Pepsodent Herbal, Pepsodent
Complete 12, Pepsodent White masing-masing sebanyak 10 (10) responden,
dan Pepsodent Sensitive dengan 5 (5%) responden.
C. Pengujian Hipotesis
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada
hubungan antara atribut produk, harga, dan saluran distribusi dengan loyalitas
konsumen baik secara simultan (hipotesis pertama) maupun secara parsial
(hipotesis kedua).
1. Pengujian Hipotesis Pertama
Untuk menguji hipotesis pertama penelitian ini digunakan Analisis
Korelasi Berganda. Jika nilai Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak, yang berarti
bahwa atribut produk, harga, dan saluran distribusi mempunyai hubungan
secara simultan dengan loyalitas konsumen. Dengan α 5%, d1 = 3, d2 = 96
diperoleh nilai Ftabel sebesar 2,699.
Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui bahwa nilaiFhitung
sebesar 16,525. Oleh karena Fhitung (16,525) > Ftabel (2,699) maka Ho
ditolak, yang berarti bahwa atribut produk, harga, dan saluran distribusi
45
Untuk mengetahui keeratan hubungan atribut produk, harga, dan
saluran distribusi dengan loyalitas konsumen dapat dilihat dari nilai R. Nilai
R yang diperoleh sebesar 0,584, hal ini berarti hubungan antara atribut
produk, harga, dan saluran distribusi dengan loyalitas konsumen bersifat
positif. Artinya semakin baik tanggapan konsumen pada atribut produk,
harga dan saluran distribusi maka loyalitasnya akan semakin tinggi, atau
sebaliknya.
2. Pengujian Hipotesis Kedua
Untuk menguji hipotesis kedua penelitian ini digunakan teknik
Korelasi Product Moment. Jika nilai thitung > ttabel atau thitung < -ttabel maka
Ho ditolak, yang berarti bahwa atribut produk, harga, dan saluran distribusi
mempunyai hubungan secara parsial dengan loyalitas konsumen. Dengan
α 5%, d = 98 diperoleh nilai ttabel sebesar 1,984. Hasil pengujiannya dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel V.7
Hasil Uji Korelasi Product Moment
Variabel r
Atribut produk
Harga
Saluran distribusi
0,351
0,458
Adapun langkah-langkah pengujian hipotesis kedua ini sebagai
berikut:
a. Hubungan Atribut Produk dengan Loyalitas Konsumen
Ho = tidak ada hubungan antara atribut produk dengan loyalitas
konsumen pasta gigi Pepsodent.
Ha = ada hubungan antara atribut produk dengan loyalitas konsumen
pasta gigi Pepsodent.
Dicari nilaithitung, yaitu
2
berarti bahwa variabel atribut produk mempunyai hubungan secara
parsial dengan loyalitas konsumen.
Daerah penerimaan atau penolakan Ho dapat dilihat pada gambar
berikut:
3,713
-1,984 1,984
Gambar V.1.
47
Besarnya hubungan atribut produk dengan loyalitas konsumen
0,351 > 0. Ini menunjukkan terjadi hubungan linier positif antara atribut
produk dengan loyalitas konsumen. Semakin baik tanggapan konsumen
terhadap atribut produk pasta gigi Pepsodent, maka loyalitasnya akan
semakin tinggi atau sebaliknya.
b. Hubungan Harga dengan Loyalitas Konsumen
Ho = tidak ada hubungan antara harga dengan loyalitas konsumen pasta
gigi Pepsodent.
Ha = ada hubungan antara harga dengan loyalitas konsumen pasta gigi
Pepsodent.
Dicari nilaithitung, yaitu
2
berarti bahwa variabel harga mempunyai hubungan secara parsial
dengan loyalitas konsumen.
Daerah penerimaan atau penolakan Ho dapat dilihat pada gambar
5,100
-1,984 1,984
Gambar V.2.
Daerah Penerimaan Atau Penolakan Ho Variabel Harga
Besarnya hubungan atribut produk dengan loyalitas konsumen
0,458 > 0. Ini menunjukkan terjadi hubungan linier positif antara harga
dengan loyalitas konsumen. Semakin baik tanggapan konsumen terhadap
harga pasta gigi Pepsodent, maka loyalitasnya akan semakin tinggi atau
sebaliknya.
c. Hubungan Saluran Distribusi dengan Loyalitas Konsumen
Ho = tidak ada hubungan antara saluran distribusi dengan loyalitas
konsumen pasta gigi Pepsodent.
Ha = ada hubungan antara saluran distribusi dengan loyalitas
konsumen pasta gigi Pepsodent.
Dicari nilaithitung, yaitu
49
Karena thitung (3,580) > ttabel (1,984) maka Ho ditolak, hal ini
berarti bahwa variabel saluran distribusi mempunyai hubungan secara
parsial dengan loyalitas konsumen.
Daerah penerimaan atau penolakan Ho dapat dilihat pada gambar
berikut:
3,580
-1,984 1,984 Gambar V.3.
Daerah Penerimaan Atau Penolakan Ho Variabel Saluran Distribusi
Besarnya hubungan atribut produk dengan loyalitas konsumen
0,340 > 0. Ini menunjukkan terjadi hubungan linier positif antara saluran
distribusi dengan loyalitas konsumen. Semakin baik tanggapan
konsumen terhadap saluran distribusi pasta gigi Pepsodent, maka
loyalitasnya akan semakin tinggi atau sebaliknya.
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama maupun hipotesis kedua
dapat diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan positif antara atribut produk,
harga dan saluran distribusi dengan loyalitas konsumen pada produk pasta gigi
Pepsodent baik secara simultan maupun parsial. Artinya semakin baik tanggapan
konsumen terhadap atribut produk, harga dan saluran distribusi maka
50
BAB VI
KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis hasil dan pengujian hipotesis pada bab sebelumnya,
maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Secara simultan terdapat hubungan antara Atribut Produk, Harga dan Saluran
Distribusi dengan Loyalitas Konsumen pada produk Pasta Gigi Pepsodent.
2. Secara parsial terdapat hubungan antara Atribut Produk, Harga dan Saluran
Distribusi dengan Loyalitas Konsumen pada produk Pasta Gigi Pepsodent.
B. Saran
1. Bagi perusahaan:
Hasil penelitian menunjukkan tanggapan sebagian besar responden terhadap
atribut produk, harga dan saluran distribusi adalah positif. Oleh karena
terdapat hubungan positif antara atribut produk, harga dan saluran distribusi
baik secara simultan maupun secara parsial dengan loyalitas konsumen pasta
gigi Pepsodent, maka:
a. Atribut produk sebaiknya dibuat sedemikian rupa sehingga menarik dan
mudah diingat, misal dari segi warna kemasan dipilih warna yang khas
sehingga produk mudah dikenali oleh konsumen dan membedakan dari
51
b. Harga yang ditawarkan sebaiknya tidak lebih mahal daripada harga
produk pesaing, hal ini bisa disiasati dengan adanya variasi ukuran
kemasan.
c. Saluran distribusi diperluas lagi supaya mempermudah konsumen
mendapatkan produk.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas daerah penelitian
dan memilih produk sejenis untuk diteliti agar hasilnya dapat menambah
referensi bagi enelitian bidang yang sejenis.
C. Keterbatasan
Penulis menyadari penelitian ini masih jauh dari sempurna dan memiliki
beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan, seperti dasar teori yang
digunakan sebagai landasan teori dianggap masih belum cukup untuk
menjelaskan topik penelitian ini. Maka untuk penelitian mendatang diharapkan
Griffin, Jill. 2003.Customer Loyalty (alih bahasa:Damos Sihombing)Jakarta : Erlangga.
Istiharini.2006.”Pengaruh Atribut Produk, Bauran Promosi dan Harga terhadap
Loyalitas Konsumen”.Jurnal Bina Ekonomi Vol.10, No 2, (Agustus):101-106.
Kotler, Philip dan A.B Susanto. 2001.Manajemen Pemasaran di Indonesia.Jilid 2 Edisi
pertama (alih bahasa:Ancella Anitawati) Jakarta : Salemba Empat.
Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2001.Prinsip-prinsip Pemasaran.Jilid 2 Edisi
kedelapan (alih bahasa : Damos Sihombing) Jakarta : Erlangga.
Kotler, Philip. 2005.Manajemen Pemasaran.Edisi Bahasa Indonesia Jakarta : Gramedia.
Nicolino, Patricia F. 2004.Brand Management (alih bahasa: Sugiri) Jakarta : Prenada.
Peter, Paul dan Olson, Jerry C.1999.Consumer Behavior “Perilaku Konsumen dan
Strategi Pemasaran” Jilid kedua Edisi keempat (alih bahasa:Damos Sihombing)
Jakarta: Erlangga.
Rangkuti, Freddy. 2002.Riset Pemasaran.Jakarta : Gramedia.
Sugiyono, 2008 Statistika untuk Penelitian Bandung : Alfabeta
Swastha, Basu. 2002.Azas-azas Marketing.Edisi 3 Yogyakarta : Liberty
Tjiptono, Fandy. 1997.Strategi Pemasaran.Yogyakarta : Andi.
Umar, Husein. 2003. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta : PT.