BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
C. Produk Perusahaan
Produk adalah apa saja yang adapat ditawarkan ke pasar untuk
diperhatikan, diperoleh, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi
keinginan atau kebutuhan (Kotler dan Susanto, 2001:560). Produk-produk yang
dapat dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan ide.
Selain itu, produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen
yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya yang meliputi barang,
kemasan, merek, label, pelayanan dan jaminan.
Berdasarkan definisi di atas, dapat dimengerti bahwa produk tidaklah
semata-mata merupakan produk dalam bentuk fisik saja seperti yang banyak
dibayangkan orang selama ini. Produk merupakan sesuatu yang dapat ditawarkan
kepada pasar untuk dipakai, dikonsumsi, dimiliki dan untuk menarik perhatian
sehingga produk dapat merupakan sesuatu yang berwujud maupun yang tidak
D. Atribut Produk
Dalam usaha untuk mengembangkan sebuah produk perlu diperhatikan
manfaat yang akan ditawarkan. Manfaat ini dapat dikomunikasikan dan
diberikan kepada konsumen melalui atribut-atribut produk seperti kualitas,
keistimewaan (features), juga style dan design. Atribut produk merupakan unsure
yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan
keputusan pembelian.
Menurut Kotler (dalam Istiharini, 2006:101) suatu produk terdiri dari
atribut-atribut yang antara lain:
1. Product quality, merupakan kemampuan suatu produk untuk menjalankan
fungsinya seperti yang seharusnya dan secara akurat. Product quality terbagi
menjadi performance quality dan conformance quality. Performance quality
adalah tingkat dimana suatu karakteristik produk berada, sedangkan
conformance quality adalah tingkat sejauh mana produk sejenis yang
dihasilkan dapat memenuhi spesifikasi yang dijanjikan.
2. Product features, merupakan alat yang efektif untuk membedakan produk
pemasar dari pesaing.
3. Product design and style, design bukan hanya sekedar penampilan tetapi
juga mempengaruhi kemudahan dan kenyamanan dalam pemakaian produk,
sedangkan style adalah penampilan dari suatu produk.
4. Product form, sesuatu yang kasat mata yang membedakan produk dilihat
9
5. Reliability, ukuran kemungkinan suatu produk akan dapat memenuhi
kebutuhan konsumen dalam jangka waktu tertentu.
6. Durability, ukuran ketahanan produk dalam segala kondisi.
7. Repairability, tingkat kemudahan suatu produk diperbaiki jika terjadi
kerusakan atau kegagalan.
Atribut yang dapat ditambahkan pada produk meliputi juga merek,
kemasan dan label.
E. Merek
Keahlian paling unik dari pemasar adalah kemampuan untuk mencipta,
memelihara, melindungi dan meningkatkan merek. Merek adalah nama, istilah,
tanda, simbol, atau rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut yang
dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau
sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing (Kotler dan
Susanto, 2001:575).
Sebenarnya merek merupakan janji penjual untuk secara konsisten
memberikan tampilan, manfaat dan jasa tertentu kepada pembeli. Sebaliknya
merek memberikan beberapa manfaat kepada penjual, antara lain:
1. Merek memudahkan penjual memproses pesanan dan menelusuri masalah
yang ada.
2. Merek dan tanda dagang penjual memberikan perlindungan hokum atas
3. Merek memberikan penjual kesempatan untuk menarik pelanggan yang setia
dan menguntungkan. Kesetiaan merek memberi penjual perlindungan dari
persaingan serta pengendalian yang lebih besar dalam perencanaan program
pemasaran.
4. Merek membantu penjual melakukan segmentasi pasar.
5. Merek yang baik membantu membangun citra perusahaan. Dengan
membawa nama perusahaan merek membantu mengiklankan mutu dan
ukuran perusahaan.
Sedangkan Nicolino (2004:4) mendefinisikan merek sebagai entitas yang
mudah dikenali dan menjanjikan nilai-nilai tertentu. Entitas adalah sesuatu yang
memiliki eksistensi yang khas dan berbeda. Dapat dikenali berarti dapat dengan
mudah memisahkan satu barang yang serupa dengan yang lainnya melalui
beberapa cara, biasanya berupa kata, warna, simbol atau loga yang terlihat.
Menjanjikan nilai-nilai tertentu berarti sebuah produk membuat klaim apa yang
dapat diberikan.
F. Manajemen Merek (Brand Management)
Istilah ini mempunyai dua bagian kata, pertama merek dan kemudian
proses manajemen merek. Merek adalah entitas yang mudah dikenali dan
menjanjikan nilai-nilai tertentu dan manajemen merek adalah proses untuk
memastikan bahwa janji-janji dan nilai merek tetap dijaga dan dikomunikasikan
11
Istilah manajemen merek diciptakan sekitar tahun 1927 oleh Procter &
Gamble yang kemudian disadur dan disesuaikan oleh banyak perusahaan
produk-produk konsumen lainnya termasuk Nestle, Pepsi, Nabisco, dan masih
banyak lagi.
Agar suatu merek dapat mencerminkan makna-makna yang ingin
disampaikan, ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan:
1. Merek harus khas atau unik.
2. Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk dan
pemakaiannya.
3. Merek harus menggambarkan kualitas produk.
4. Merek harus mudah diucapkan, dikenali dan diingat.
5. Merek tidak boleh mengandung arti yang buruk di negara dan dalam bahasa
lain.
6. Merek harus dapat menyesuaikan diri (adaptable) dengan produk-produk
baru yang mungkin ditambahkan ke dalam lini produk.
G. Harga
Biasanya seorang penjual menetapkan harga berdasarkan suatu
kombinasi barang secara fisik ditambah beberapa jasa lain serta keuntungan yang
memuaskan, tetapi dalam keadaan yang lain harga dapat didefinisikan sebagai
jumlah yang dibayarkan oleh pembeli. Jadi, secara singkat dapat dikatakan
yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta
pelayanannya (Swastha, 2002:148).
Harga merupakan nilai suatu produk yang dinilai dengan sejumlah uang
yang harus dibayar oleh konsumen untuk mendapatkan barang yang diinginkan
atau pelayanan yang menyertainya.
H. Saluran Distribusi
Saluran distribusi disebut juga saluran perdagangan, secara sederhana
didefinisikan sebagai saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan
barang dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri. Adapun
lembaga-lembaga yang terlibat dalam penyaluran barang adalah produsen
perantara (pedagang dan agen), konsumen akhir atau pemakai industri (Swastha,
2002:190)
Sebagian besar produsen menggunakan perantara untuk menuyalurkan
produk ke pasar mencoba membangun sebuah saluran distribusi (distribution
channel), yaitu seperangkat organisasi yang saling bergantung satu sama lain
yang dilibatkan dalam proses penyediaan suatu produk atau jasa untuk digunakan
atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis (Kotler dan Armstrong,
2001:7).
I. Persepsi Konsumen
Dalam perkembangan pemasarn produk yang saat ini berorientasi pada
13
mampu bersaing dengan pesaing. Perilaku konsumen erat kaitannya dengan
konsep pemasaran dimana dalam konsep ini dinyatakan bahwa kunci untuk
mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar
sasaran serta pemberian kepuasan yang diharapkan lebih efektif dan efisien
dibandingkan dengan pesaing.
Persepsi pelanggan merupakan hasil interaksi dari dua input,
stimulus-stimulus fisik dari lingkungan dengan aspek-aspek dari individu itu sendiri
(ekspetasi, motif dan pembelajaran) yang berasal dari pengalaman sebelumnya
dan bagaimana ia melihat dunianya dengan melakukan penilaian subyektif yang
diperoleh dari pengalamannya. Kombinasi dari kedua input tersebut akan
menghasilkan persepsi yang berbeda antar individu
Gambar II.1 Perceptual Process Model
Stimulus (gambar, suara, bau, rasa dan tekstur) ditangkap oleh panca
indera konsumen sehingga menimbulkan sensasi yang membuat konsumen
Sensation Meaning STIMULI Sight Sounds Smells Tastes Textures Atten tion Interpre tation Sensory Receptor s PERCEP TION Response
tertarik akan sesuatu, kemudian konsumen mulai mengintepretasikan apa yang
ditangkap melalui panca indera sehingga menimbulkan arti. Arti yang timbul
akan menyebabkan pelanggan membangun persepsinya sendiri dan bereaksi
terhadap stimulus tersebut.
Persepsi terdiri dari tiga aspek:
1. Perceptual selection
Konsumen secara sadar atau tidak melakukan banyak seleksi
terhadap stimuli-stimuli yang berasal dari lingkungan luar. Secara umum
seseorang hanya menerima sebagian kecil dari stimuli tersebut, stimuli mana
yang terpilih tergantung pada faktor personal dan faktor stimuli itu sendiri.
Faktor personal mencakup pengalaman, kebutuhan, pertahanan diri dan
adaptasi konsumen. Sedangkan pada faktor stimulus berlaku hokum kontras,
stimulus yang kontras berbeda dari sekelilingnya lebih mungkin untuk
mendapatkan perhatian. Kontras dapat diciptakan melalui ukuran, warna,
posisi, keunikan.
2. Perceptual organization
Individu cenderung mengelompokkan stimuli-stimuli sehingga
membentuk suatu kesatuan gambaran atau impresi. Hal ini memudahkan
ingatan dan proses pengingatan kembali.
3. Perceptual interpretation
Interpretasi terhadap stimuli sangatlah individual karena didasrkan
15
Seberapa dekat interpretasi seseorang terhadap kenyataan tergantung pada
kejelasan dari stimuli itu sendiri, pengalaman masa lalu dan motif penerima.
Elemen-elemen atribut produk yang ditangkap oleh panca indera
konsumen menjadi input sensorik yang dikirim ke otak, kemudian dimaknai
oleh otak untuk memutuskan respon yang akan diberikan pada stimulus
tersebut. Pemberian makna inilah yang membangun persepsi konsumen
sehingga mereka dapat memberikan pendapatnya mengenai atribut produk
berdasarkan ingatan serta pengalaman mereka.
Pemahaman produsen akan persepsi konsumen tentang atribut
produk mereka amat penting karena obyek dan rangsangan yang sama dapat
dipersepsikan berbeda oleh konsumen. Produsen harus mengupayakan agar
persepsi konsumen terhadap atribut produk mereka positif. Jika persepsi
konsumen positif, konsumen akan termotivasi untuk melakukan pembelian
pada produk yang bersangkutan.
J. Loyalitas Konsumen
Berbeda dengan kepuasan yang merupakan sikap, loyalitas dapat
didefinisikan berdasar perilaku membeli. Pelanggan yang loyal adalah orang
yang melakukan pembelian berulang secara teratur, membeli antar lini produk
dan jasa, mereferensikan kepada orang lain, dan menunjukkan kekebalan
terhadap tarikan dari pesaing (Griffin, 2003:31).
Customer satisfaction is worthless_ tidak ada artinya, customer loyalty is
pelanggan yang terus meningkat. Dalam pasar yang hypercompetitive kesulitan
perusahaan untuk menarik pelanggan baru membuat pemasar dituntut untuk
proaktif dalam memahami dan memenuhi kebutuhan serta keinginan konsumen
dengan baik agar pelanggan yang puas menjadi pelanggan yang setia.
Dahulu orang beranggapan bahwa tujuan utama pemasar adalah
mencapai kepuasan maksimal pelanggan, namun tujuan seperti itu sudah
bergeser Karena yang lebih penting adalah loyalitas. Saat ini kepuasan saja
tidaklah cukup sebab hasil dari kepuasan bersifat sementara, sedangkan hasil dari
loyalitas dapat dirasakan dalam jangka panjang.
Pemasar harus dapat mempertahankan loyalitas pelanggan karena
pelanggan yang loyal jauh lebih berarti daripada pelanggan yang sekedar puas.
Pelanggan yang loyal memiliki kontribusi besar yang dapat diandalkan terhadap
pendapatan serta keberlanjutan perusahaan, mereka juga tidak mudah
terpengaruh oleh penawaran pesaing yang lebih menarik sebab ada hubungan
jangka panjang antara perusahaan dengan pelanggan.
Dapat disimpulkan bahwa loyalitas pelanggan adalah komitmen yang
kuat dari pelanggan untuk melakukan pembelian ulang, membeli sejumlah lini
produk perusahaan, kesediaan mereka untuk merekomendasikan produk dan
perusahaan kepada orang lain serta menunjukkan kekebalan terhadap penawaran
17
K. Penelitian Sebelumnya
Penelitian sebelumnya Pengaruh Atribut Produk, Bauran Promosi dan
Harga Indomie dan Mie Sedaap terhadap Loyalitas Konsumen Indomie oleh
Istiharini. Penelitian ini dilakukan pada 200 responden di Bandung. Analisis data
secara kuantitatif menggunakan bantuan metode Regresi Berganda (Multiple
Regression) SPSS 11,0.
Adapun hasil dari penelitian tersebut, dalam dimensi atribut produk ada 6
hal yang diukur yaitu rasa, aroma, kualitas mie, variasi, kemasan dan kesan
merek. Responden menganggap bahwa rasa Indomie baik untuk mie goreng dan
mie kuah lebih sesuai dengan selera dibandingkan rasa Mie Sedaap. Walaupun
banyak responden yang mengatakan Mie Sedaap lebih kenyal, namun ternyata
kekenyalan Indomie dipersepsikan lebih sesuai dengan selera konsumen yang
menjadi responden dalam penelitian ini.
Variasi rasa Indomie lebih banyak daripada Mie Sedaap, Indomie
mempunyai program dari Sabang sampai Merauke untuk variasi rasanya. Warna
kemasan Indomie dipersepsikan lebih baik daripada Mie Sedaap, 42,5%
responden dalam penelitian ini mengatakan demikian walaupun sekitar 36%
responden mengatakan sama saja. Hal ini dimungkinkan karena warna kemasan
Mie Sedaap mengikuti warna kemasan Indomie. Mie Sedaap tidak mempunyai
keunikan untuk warna kemasan juga bentuk kemasan.
Dalam hal merek, responden merasa lebih mengenal merek Indomie
(76,5%), merek Indomie lebih diingat konsumen (73,5%) daripada Mie Sedaap.
daripada Mie Sedaap dan selama ini Indomie menempati urutan pertanma (top of
mind) untuk mie instant dalam jangka waktu yang lama.
Keseluruhan atribut produk Indomie dianggap konsumen lebih baik
daripada Mie Sedaap, Indomie lebih enak rasanya, variasi rasa Indomie lebih
banyak, warna kemasan Indomie lebih menarik, merek Indomie lebih dikenal.
Semua hal ini dapat menjadi kekuatan bagi Indomie untuk menarik konsumen
agar terus membeli sehingga dapat mempertahankan loyalitas konsumennya.
Indomie juga harus selalu inovatif, terus memperbaiki atribut-atribut produk
yang dirasa kurang oleh konsumen.
L. Kerangka Pemikiran Teoritis
Untuk memudahkan pemahaman, kerangka pemikiran teoritis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar II.2 Kerangka Pemikiran Teoritis Atribut Produk (X1) Harga (X2) Saluran Distribusi (X3) Loyalitas Konsumen (Y)
19
Kerangka pemikiran teoritis penelitian di atas menjelaskan bahwa
variabel Atribut Produk (X1), Harga (X2) dan Saluran Distribusi (X3) diduga
berhubungan secar simultan dan parsial dengan Loyalitas Konsumen (Y).
M. Hipotesis
Loyalitas pelanggan adalah komitmen yang kuat dari pelanggan untuk
melakukan pembelian ulang, membeli sejumlah lini produk perusahaan,
kesediaan mereka untuk merekomendasikan produk dan perusahaan kepada
orang lain serta menunjukkan kekebalan terhadap penawaran pesaing yang lebih
menarik.
Seorang konsumen sebelum melakukan pembelian akan menilai suatu
produk dari atributnya, mempertimbangkan segi harga dan juga kemudahan
dalam memperoleh produk tersebut untuk kemudian memutuskan membeli
secara berulang-ulang yang akhirnya menjadi loyal suatu produk tertentu.
Dalam penelitian ini variabel atribut produk, harga dan saluran distribusi
diduga memiliki hubungan dengan loyalitas konsumen baik secara simultan
maupun parsial.
Berdasarkan pokok permasalahan yang ada dalam penelitian, maka
penulis mengajukan hipotesis yang merupakan anggapan sementara sebagai
pedoman mempermudah jalannya penelitian.
H1 = Ada hubungan secara simultan antara atribut produk, harga dan saluran
distribusi dengan loyalitas konsumen.
H2 = Ada hubungan secara parsial antara atribut produk, harga dan saluran
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian studi kasus, yaitu
merupakan suatu penelitian terhadap obyek tertentu yang populasinya terbatas,
dengan demikian hasil penelitian hanya berlaku pada daerah penelitian dan
produk yang diteliti.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian
Penelitian dilakukan di Kampus Universitas Sanata Dharma Mrican
Yogyakarta.
2. Waktu penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2008 - Januari 2009.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek penelitian
Subyek penelitian adalah sumber darimana data mengenai variabel
penelitian dipeoleh. Dalam penelitian ini yang menjadi subyek adalah
mahasiswa Universitas Sanata Dharma Mrican Yogyakarta tanpa
memandang tahun angkatan dan jenis kelamin, yang merupakan konsumen
21
2. Obyek penelitian
Karakteristik subyek yang menjadi perhatian pada suatu penelitian
dinamakan obyek penelitian. Obyek dalam penelitian ini adalah atribut
produk, harga, saluran distribusi dan loyalitas konsumen.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu hal berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut
untuk kemudian ditarik suatu kesimpulan.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel adalah Atribut produk (X1),
Harga (X2), Saluran distribusi (X3) dan Loyalitas konsumen (Y).
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini:
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan
atau menyebarkan daftar pertanyaan atau pernyataan kepada responden
dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut (Umar,
2005:49).
2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang
F. Definisi Operasional
1. Atribut produk merupakan unsur yang dipandang penting oleh konsumen
dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk yang
dimaksud meliputi:
a. Product quality, merupakan kemampuan suatu produk untuk
menjalankan fungsinya seperti yang seharusnya dan secara akurat.
b. Product features, merupakan alat yang efektif untuk membedakan
produk pemasar dari pesaing.
c. Product design and style, design bukan hanya sekedar penampilan tetapi
juga mempengaruhi kemudahan dan kenyamanan dalam pemakaian
produk, sedangkan style adalah penampilan dari suatu produk.
d. Product form, sesuatu yang kasat mata yang membedakan produk dilihat
dari ukuran, bentuk/struktur fisik sebuah produk.
e. Reliability, ukuran kemungkinan suatu produk akan dapat memenuhi
kebutuhan konsumen dalam jangka waktu tertentu.
f. Durability, ukuran ketahanan produk dalam segala kondisi.
g. Repairability, tingkat kemudahan suatu produk diperbaiki jika terjadi
kerusakan atau kegagalan.
2. Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk
Pasta Gigi Pepsodent per unit.
3. Saluran distribusi secara sederhana didefinisikan sebagai saluran yang
23
ke konsumen atau pemakai industri. Dalam hal ini adalah kemudahan
konsumen memperoleh Pasta Gigi Pepsodent.
4. Loyalitas dapat didefinisikan berdasar perilaku membeli, pelanggan yang
loyal adalah orang yang melakukan pembelian berulang secara teratur,
membeli antar lini produk, mereferensikan kepada orang lain, dan
menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing.
G. Polulasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang dapat terdiri dari
manusia, hewan, benda, tumbuhan, gejala, nilai tes atau peristiwa sebagai
sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah mahasiswa
Universitas Sanata Dharma Mrican Yogyakarta tanpa memandang tahun
angkatan dan jenis kelamin, yang merupakan konsumen Pasta Gigi
Pepsodent.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi sumber data
dalam penelitian. Untuk menentukan ukuran sampel dari suatu populasi
digunakan rumus sebagai berikut:
n =
( )
Ζ2α ⎢⎣⎡Ρ 2 ⎥⎦⎤d xQ
Keterangan:
n = jumlah sampel
( )
Ζ2α = Z tabel dengan tingkat signifikansi Q = (1-P)P = proporsi populasi yang memiliki karakteristik
d = tingkat kesalahan yang ditoleransi
Dengan perhitungan rumus seperti di atas, misal proporsi populasi
yang diharapkan 50%, tingkat kesalahan 10% dan kepercayaan 95% (1,96),
maka dapat diproleh:
n =
( )
2 96 , 1( )
⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ − 2 10 , 0 50 , 0 1 50 , 0 n = 96,04Untuk memudahkan penelitian, n dibulatkan menjadi 100.
H. Teknik Sampling
Dalam penelitian ini digunakan teknik tak acak convenience sampling,
yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kemudahan unsur populasi untuk
dijangkau. Jadi, unsur populasi mana yang lebih mudah untuk diperoleh data nya
maka unsur itulah yang dijadikan sampel (Umar, 2005:91).
Metode convenience sampling yang digunakan peneliti ditentukan
dengan kriteria sebagai berikut:
25
2. Responden yang dituju adalah konsumen yang mudah dijangkau oleh
peneliti.
3. Responden merupakan mahasiswa Universitas Sanata Dharma Mrican
Yogyakarta.
I. Teknik Pengukuran Data
Pengukuran data dalam peenelitian ini menggunakan metode skala
Likert. Responden memilih salah satu dari sejumlah kategori jawaban yang
tersedia, kemudian masing-masing jawaban diberi skor sebagai berikut:
Sangat setuju = 5
Setuju = 4
Netral = 3
Tidak setuju = 2
Sangat tidak setuju = 1
J. Teknik Pengujian Instrumen
Pengujian instrumen ini dimaksudkan untuk mengukur kesahihan
(validitas) dan keandalan (reliabilitas) instrumen penelitian.
1. Pengujian Validitas
Uji kesahihan (validitas) digunakan untuk mengukur sejauh mana
suatu alat ukur dapat mengukur data yang dibutuhkan dalam penelitian. Uji
validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor yang diperoleh dari
Untuk mengukur validitas digunakan rumus Product Moment sebagai berikut: rxy =
( )
{
2 2}{
2} ( )
2 y y x x y x xy Σ − ΝΣ Σ − ΝΣ Σ Σ − ΝΣ Keterangan:rxy = koefisien korelasi product moment
xy
Σ = jumlah kali skor item dengan skor total x
Σ = jumlah total skor item y
Σ = jumlah total nilai skor total 2
x
Σ = jumlah kuadrat skor item 2
y
Σ = jumlah kuadrat skor total N = jumlah sampel
Dengan taraf signifikansi (α ) 0,05 apabila r hitung > r tabel maka kuesioner sebagai alat ukur dikatakan valid.
2. Pengujian Reliabilitas
Uji reliabilitas yaitu pengujian mengenai dapat tidaknya alat
pengukur stabil, mantap dan konsisten atau dengan kata lain dapatkah alat
pengukur tersebut diandalkan dengan memberikan hasil yang tidak jauh
berbeda bila dilakukan kembali pada obyek yang sama.
Untuk memperoleh koefisien keterandalan digunakan rumus
koefisien Alpha Cronbach sebagai berikut:
⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − Σ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − Ν Ν = total item 2 2 1 1 σ α
27
Keterangan:
α = reliabilitas instrumen N = banyak butir pertanyaan
item 2 Σ = variance pertanyaan total 2 σ = variance skor
Dalam taraf signifikansi 5% apabila α > r tabel maka kuesioner sebagai alat ukur dapat dinyatakan memenuhi syarata reliabilitas.
K. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui hubungan variabel Atribut produk (X1), Harga (X2)
dan Saluran distribusi (X3) dengan Loyalitas konsumen (Y) digunakan alat
analisis korelasi Berganda dan korelasi Pearson Product Moment.
1. Analisis Korelasi Berganda
Korelasi Berganda merupakan alat untuk mengukur hubungan antara
variabel Atribut produk (X1), Harga (X2) dan Saluran distribusi (X3) dengan
Loyalitas konsumen (Y) secara simultan.
Rumus: ( ) 3 2 1 2 3 2 1 3 2 1 3 2 2 2 1 2 123 1 3 x x x r r r r r yx r yx r yx r Ry yx yx yx xx x − − + + = ( )123
Ry = koefisien korelasi variabel x1,x2,x3 dengan ysecara
bersama-sama
1
ryx = koefisien korelasi x1 dengan y
2
rxy = koefisien korelasi x2 dengan y
3
3 2 1 2 x x x r = koefisien korelasi x1,x2,x3
2. Analisis Korelasi Pearson Product Moment
Teknik korelasi Pearson Product Moment digunakan untuk
mengetahui hubungan antara variabel Atribut produk (X1), Harga (X2) dan
Saluran distribusi (X3) dengan Loyalitas konsumen (Y) secara parsial.
Rumus:
( )( )
( )
{
2 2}{
2( )
2}
y y n xi xi n y xi xiy n rxy Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ = Dimana:r = koefisien korelasi xi dengan y
xi = variabel atribut produk, harga dan saluran distribusi
y = variabel loyalitas konsumen
Selanjutnya, untuk menguji hipotesis pertama menentukan Ho dan
Ha:
Ho: r = 0, tidak ada hubungan antara atribut produk, harga dan saluran
distribusi dengan loyalitas konsumen.
Ho: r ≠ 0, ada hubungan antara atribut produk, harga dan saluran distribusi dengan loyalitas konsumen.
L. Pengujian Hipotesis
1. Uji F
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel
29
konsumen (y). Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menghitung nilai
F: Rumus:
(
1)
/(
1)
/ 2 2 − − − = k n R K R FDimana: F =Fhitung yang dibandingkan dengan Ftabel n = jumlah sampel
R= koefisien korelasi
K = jumlah variabel
Bila Fhitung ≤ Ftabel , maka Ho diterima. Hal ini berarti tidak ada hubungan antara atribut produk, harga dan saluran distribusi dengan loyalitas