• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KERJA ILMIAH SI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KERJA ILMIAH SI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KERJA ILMIAH SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN VIRTUAL LABORATORY DI

KELAS X SMAN KOTA PADANG

Pakhrur Razi1

ABSTRACT

This study is part of the parent study on the development of a virtual laboratory. Students' motivation is one very important factor to be reviewed in this study, due to the high level of student motivation will be higher the learning outcomes. The purpose of this study was to examine the relationship of motivation with the scientific work of students who use virtual laboratory.

This includes research into descriptive study. The study population is the city of Padang and high school students sample X1 grade students of SMAN 1 Padang, Padang class SMAN 2 X4 and X5 class SMAN 10 Padang. From the analysis of the data obtained in SMAN 1 Padang motivation affect scientific work by 24.25%, 25.67% at SMAN 2 and SMAN 10 amounted to 19.49%. Linear regression equation obtained for samples ketiaga Y = 29 306 +0545 X

Keywords: Virtual Laboratory, Motivation, Scientific Work

INTISARI

Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian induk tentang pengembangan virtual laboratory. Motivasi belajar siswa merupakan salah satu factor yang sangat penting untuk ditinjau dalam penelitian ini, karena dengan semakin tinginya motivasi belajar siswa akan semakin tinggi pula hasil belajarnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan motivasi dengan kerja ilmiah siswa yang menggunakan virtual laboratory.

Penelitian ini termasuk kedalam penelitian diskriptif. Adapun populasi penelitian adalah siswa SMAN kota Padang dan sampelnya siswa kelas X1 SMAN 1 Padang, kelas X4 SMAN 2 Padang dan kelas X5 SMAN 10 Padang. Dari hasil analisa data diperoleh di SMAN 1 Padang motivasi mempengaruhi kerja ilmiah sebesar 24.25%, SMAN 2 sebesar 25.67%dan SMAN 10 sebesar 19.49%.Persamaan regresi linear untuk ketiaga sampel diperoleh Y=29.306+0.545X

Kata Kunci : Virtual Laboratory, Motivasi, Kerja Ilmiah

1

(2)

PENDAHULUAN

Kualitas pendidikan di Indonesia dianggap oleh banyak kalangan masih rendah. Hal ini bisa dilihat dari beberapa indikator diantaranya yaitu mutu akademik antar bangsa melalui program for internasional student assesment

(PISA) 2003 menunjukkan bahwa dari 41 negara yang disurvei untuk bidang IPA, Indonesia menempati peringkat ke-38 ( Kunandar: 2007)

Guru profesional pada pendidikan abad 21, menyediakan waktunya 90% untuk memenej pembelajaran dan termasuk didalamnya memilih metoda serta menyiapkan media yang akan digunakan dan 10%waktunya menunjuk langsung. Menurut Arsyad (dalam Enny, 2008) bahwa “dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran”.Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar media pembelajaran sangat dibutuhkan, dimana dengan menggunakanmedia pembelajaran akan dapat membangkitkan motivasi, dan rangsangan belajar, serta membawa pengaruh psikologis terhadap siswa, sehingga siswa menjadi lebih mengetahui dan memahami tentang materi yang dipelajarinya.

Kurikulum menuntut bahwa kompetensi yang harus dikuasai siswa bukan hanya penguasaan konsep dan aplikasi tetapi juga kerja ilmiah yang dapat teramati dalam kegiatan praktikum. Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan mata pelajaran fisika yang dinyatakan oleh Depdiknas (2006) yaitu:

Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, serta

mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.

Sekarang dengan memanfaatkan teknologi informasi kebutuhan akan pentingnya laboratorium fisik dapat diatasi dengan menyediakan virtual laboratory yang interaktif. Walaupun

virtual laboratory ini belum dapat menggantikan laboratorium fisik 100%, tetapi keberadaan virtual laboratory akan sangat membantu proses pembelajaran fisika, terutama dalam membangkitkan motivasi siswa.

PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH

Motivasi Dalam Pembelajaran Fisika

Motivasi ada dua jenis, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ektrinsik. Motivasi Intrinsik yaitu jenis motivasi yang timbul dari dalam diri individu atas dasar kemauan sendiri tanpa ada paksaan atau dorongan orang lain. Motivasi Ekstrinsik yaitu jenis motivasi yang timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.

(3)

mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya.

Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Di sini tugas guru adalah membangkitkan motivasi siswa sehingga ia mau melakukan aktivitas belajar dengan baik.

Ada beberapa strategi yang bisa digunakan guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa (dalam http://bruderfic.or.id/) salah satunya adalah Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Berdasarkan kutipan ini, dapat diungkapkan bahwa penggunaan media yang baik dapat membangkitkan motivasi siswa. Virtual laboratory merupakan suatu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran fisika terutama dalam melakukan kegiatan praktikum, jika dikembangkan sesuai dengan baik dan memenuhi criteria pengembangan juga dapat membangkitkan motivasi belajar siswa

Menurut Anderson dan Faust (dalam Elida, 1989) menyatakan “Motivasi dalam belajar dapat dilihat dari karakteristik tingkah laku siswa yang menyangkut minat, ketajaman perhatian, konsentrasi, dan ketekunan”.

Tinjauan Tentang Virtual Laboratory

Virtual laboratoryadalah perangkat pembelajaran elektronik dengan menggunakan simulasi komputer. Vlab merupakan media yang digunakan untuk membantu memahami suatu pokok bahasan dan dapat mensolusi keterbatasan atau ketiadaan perangkat laboratorium.

Menurut Oetomo (dalam Pakhrur R, 2008), ada beberapa manfaat dari virtual laboratory, diantaranya:

a. Tidak memerlukan ruang, peralatan-peralatan laboratorium, dan bahan-bahan yang digunakan yang tentunya sangat mahal harganya.

b. Peralatan-peralatan praktikum yang harga mahal atau yang tidak dimiliki pada laboratorium fisik dapat digantikan

c. Lebih efisien, lebih ekonomis karena tidak memerlukan biaya yang besar.

d. Dapat diakses dimana saja, kapan saja, baik online ataupun

offline.

e. Interaktif, siswa dapat melakukan praktikum sebagaimana yang dilakukan pada laboratorium fisik dengan visual yang menarik.

Dengan virtual laboratory, siswa bisa lebih leluasa secara mandiri melakukan praktikum tanpa bimbingan guru secara langsung. Praktikum juga dapat dilaksanakan walau alat-alat di laboratorium fisik

tidak tersedia atau kurang

memadai.Kadang guru beranggapan jika tidak ada alat yang tersedia maka praktikum lebih baik tidak

dilaksanakan. Namunsekarang

dengan adanya virtual laboratory tidak ada alasan bagi guru untuk

tidak melaksanakan kegiatan

praktikum, sehingga kompetensi kerja ilmiah siswa dapat tercapai.

Tinjauan Tentang Kerja Ilmiah

Fisika tidak hanya merupakan bagian dari sains dunia fisik, namun merupakan dasar sains. Oleh karena itu, fisika dianggap penting untuk

diajarkan dengan beberapa

pertimbangan diantaranya untuk

mengembangkan kemampuan

berpikir, bekerja dan bersikap secara ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup.

(4)

metoda ilmiah dan sikap ilmiah sebagai sifat utama ilmu pengetahuan. Metode ilmiah sangat

efektif untuk memperoleh,

mengorganisasi, dan menerapkan pengetahuan baru. Koentowibisono dkk (1997) menyatakan bahwa “Metoda ilmiah merupakan suatu prosedur yang mencakup berbagai tindakan pikiran, pola kerja, cara teknis dan tata langkah untuk memperoleh pengetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan yang telah ada”. Jadi metode ilmiah adalah prosedur atau cara untuk

mengetahui sesuatu yang

mempunyai langkah-langkah yang sistematis.

Suatu kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah disebut kerja ilmiah. Melalui kerja ilmiah dapat dikembangkan sikap ilmiah dan nilai ilmiah yang meliputi sikap jujur, rasa ingin tahu yang tinggi, tekun, cermat dan terbuka (mau menerima pendapat yang benar dari orang lain).

Langkah-langkah metode

ilmiah yang memperlihatkan kerja ilmiah menurut Sumi(dalam model acuan pembelajaran ilmu kealaman Dasar, 2006) adalah: a). Perumusan masalah b). merumuskan Hipotesis. c). Pengujian Hipotesis d). Interpretasi dan Penarikan kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian dilakukan ditiga kelas sampel yaitu kelas X1 SMAN 1 Padang, kelas X4 SMAN 2 Padang dan kelas X5 SMAN 10 Padang. Data pada penelitian ini berupa skor motivasi siswa pada pembelajaran Fisika menggunakan virtual laboratory (X) dan skor kerja ilmiah siswa dalam kegiatan praktikum menggunakan virtual laboratory (Y). 1. Data Nilai Motivasi

Parameter statistik nilai motivasi siswa seperti Tabel 1. Tabel 1. Parameter statistik nilai

Dalam bentuk grafik nilai Motivasi dapat digambarkan seperti Gambar 1.

Gambar 1. Grafik distribusi nilai motivasi

Nilai rata-rata motivasi tertinggi pada SMAN 1 Padang yaitu 77.61 diikuti oleh SMAN 2 Padang yaitu 77.34, selanjutnya SMAN 10 Padang yaitu 76.00.

2. Kerja Ilmiah Siswa

Data kerja Ilmiah siswa diambil saat siswa melakukan praktikum pada konsep Pengukuran, Vektor, dan Gerak Lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan. Dari kegiatan praktikum menggunakan

virtual laboratorypada masing-masing sekolah, maka diperoleh nilai kerja ilmiah siswa. Dari data diperoleh parameter statistik seperti tercantum pada Tabel 2

Tabel 2. Parameter Statistik Data Kerja Ilmiah Siswa

Sekolah Mean SD Var Mak Mi

Grafik nilai rata-rata motivasi siswa

(5)

6 digambarkan seperti Gambar 2.

Gambar 2. Grafik distibusi nilai KI

Dari ketiga sekolah nilai rata-rata kerja ilmiah tertinggi pada SMAN 1 Padang yaitu 78.47 diikuti oleh SMAN 2 Padang yaitu 72.06, selanjutnya SMAN 10 Padang yaitu 63.75.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear sederhana, untuk seluruh sampel diperoleh persamaan regresi leniear seperti Tabel

Tabel 3. Persamaan Regresi Linear Sederhana Untuk Seluruh Sekolah

X adalah variabelmotivasi siswa dan Y adalah variabel kerja ilmiah siswa. jika tidak ada motivasi siswa maka kerja ilmiah siswa adalah sebesar 29.306.

Hasil uji korelasi kedua variabel menggunkan software SPSS 13.0 sebagai berikut:

Tabel 4. Hasil uji korelasi variabel X dan Variabel Y SMAN 1 Padang KI Motivasi Pearson Correlation K.

Ilmiah

Besar hubungan antarvariabel motivasi dengan kerja ilmiah yang dihitung dengan koefesien korelasi untuk SMAN Kota Padang adalah 0.421. Hal ini menunjukkan hubungan yang cukup diantara motivasi dengan kerja ilmiah. Arah hubungan yang positif (tidak ada tanda negatif pada angka 0.421 menunjukkan semakin tinggi motivasi siswa akan membuat kerja ilmiah cendrung meningkat.

level signifikasi yang diperoleh untuk SMAN Kota Padang adalah 0.000 yang jauh lebih kecil dari nilai probabilitasnya 0.025.Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang berarti antara motivasi belajar menggunakan

Virtual Laboratory dengan kerja ilmiah siswa kelas X SMAN kota Padang

Untuk melihat sejauh mana kekuatan hubungan antara dua variabel (motivasi siswa dengan kerja ilmiah siswa) digunakan koefisien determinasi (KP) dengan analisis product moment, dimana hasil analisis diperlihatkan dalam Tabel 6 berikut ini:

Tabel 5. Koefesien Determinasi

Sekolah R 2 diketahui koefesien determinasi antara pengetahuan awal siswa dengan kerja ilmiah siswa untuk SMAN Kota Padang sebesar 0.178, ini menunjukkan bahwa motivasi mempengaruhi kerja ilmiah siswa sebesar 17.8% selebihnya 82.2% Grafik nilai rata-rata kerja ilmiah

(6)

dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

KESIMPULAN

Rata-rata nilai motivasi belajar siswa SMAN kota Padang yang menggunakan virtual laboratoryyang dikembangkan,mempengaruhi Kerja ilmiah sebesar 17.8% dan untuk masing-masing sekolah SMAN 1 24.25%, , SMAN 2 sebesar 25.67% dan SMAN 10 sebesar 19.49%.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Anas Sudijono. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Gravindo Persada

[2] Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

[3] Elida Prayitno. 1989. Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: Depdikbud.

[4] Nailil H, Gusnedi, Pakhrur Razi. 2007. Pengembangan Asesmen Kerja Ilmiah Siswa dalam Pembelajaran Fisika SMA kota Padang.(Laporan Penelitian)

[5] Nana Sudjana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

[6] Nasution. 2002, Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.

[7] Pakhrur Razi, Nailil H, Ramli. 2008. Pengembangan Virtual Laboratory Berbasis ICT Untuk Meningkatkan Kompetensi Kerja

Ilmiah Siswa dalam

Pembelajaran Fisika SMA Kota Padang. Padang: UNP.

[8] Sardiman A.M. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar mengajar.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

[9] Slameto. 2003. Belajar dan

Faktor-faktor yang

Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Gambar

grafik dapat

Referensi

Dokumen terkait

(dokter dan dokter gigi) tersebut tidak dapat dituntut hukum baik secara perdata, pidana dan administrasi. Keberadaan informed consent atau persetujuan tindakan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah informasi reputasi auditor, reputasi underwriter (penjamin emisi), umur perusahaan, rasio profi- tabilitas (ROE), dan

Kepemilikan manajerial diukur dengan menggunakan rasio antara jumlah saham yang dimiliki manajer atau direksi dan dewan komisaris terhadap total saham yang beredar.. Kep_Man =

Referen legalitas produk bukan menjadi acuan konsumen dalam membeli buah lokal dengan nilai -0,705 dikarenakan keyakinan normatif konsumen terhadap legalitas produk buah

Dan dalam bahasa inggris perangkat ajar dikenal dengan (Courseware) adalah perangkat lunak yang dirancang khusus untuk menghasilkan jenis lingkungan instruksional (kegiatan

Jadi dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data diantaranya yaitu dengan melakukan observasi, wawancara, dan juga dokumentasi yang mana

Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Faktor Risiko Tinggi pada Kehamilan Berdasarkan tabel 5.5 di atas menunjukkan lebih banyak ibu hamil yang mengetahui bahwa

Pada penyakit ini, bayi memiliki kadar antibodi yang rendah, yang. mulai terjadi pada usia