• Tidak ada hasil yang ditemukan

JENIS SENGKETA YANG SERING TERJADI PADA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "JENIS SENGKETA YANG SERING TERJADI PADA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ISBN : 978-602-72437-1-2

JENIS SENGKETA YANG SERING TERJADI PADA PROYEK

KONSTRUKSI DI SURABAYA

Fredy Kurniawan¹

1 Fredy Kurniawan, Universitas Narotama, fredy@narotama.ac.id

ABSTRAK

Perselisihan memberi efek buruk pada proyek konstruksi apabila praktisi konstruksi tidak mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan sengketa dengan baik. Tujuan diadakan penelitian ini adalah menganalisis jenis sengketa yang sering terjadi dan jalur penyelesaian sengketa yang sering digunakan. Penelitian ini menggunakan metode survei kuesioner untuk memperoleh data dari responden. Secara keseluruhan responden terdiri dari, 20 kontraktor, 10 owner dan 10 pihak netral di Surabaya yang ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Dari hasil penelitian ini didapatkan sengketa kategori segi teknis adalah yang paling sering terjadi di Surabaya.

Kata kunci: Sengketa, Penyelesaian sengketa, Konstruksi, Surabaya.

1.

PENDAHULUAN

Proyek konstruksi semakin hari semakin kompleks sehubungan dengan standar-standar baru yang ditetapkan, teknologi yang semakin canggih, dan keinginan owner untuk melakukan penambahan ataupun perubahan lingkup pekerjaan. Dalam proyek konstruksi melibatkan kerja sama antara owner, konsultan, engineer, dan kontraktor. Pihak-pihak tersebut mempunyai kepentingan dan tujuan yang berbeda sehingga sengketa/perselisihan sering timbul akibat perbedaan pendapat pada saat perencanaan dan pembangunan proyek [1].

Proyek konstruksi akan mengalami dampak buruk apabila dalam proses penyelesaian sengketa dilakukan dengan jalur yang kurang sesuai. Akibat dari terjadinya sengketa antara lain; pembengkakan biaya proyek, terhentinya proyek dalam beberapa waktu, bahkan sengketa tersebut berkembang menjadi kasus pidana.

Berdasarkan pemikiran tersebut hal ini menarik untuk dikaji lebih dalam tentang bagaimana cara penyelesaian sengketa yang sesuai dan efisien, karena para praktisi kontruksi pada umumnya masih belum menguasai sepenuhnya cara penyelesaian sengketa yang paling sesuai dengan jenis dan kompleksitas suatu masalah sengketa di dalam proyek konstruksi.

Hal ini jelas akan menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat dalam masalah sengketa pada proyek konstruksi, apabila semua pihak memiliki wawasan tentang cara penyelesaian sengketa yang konstruktif dengan pertimbangan manajemen waktu, skill dan lingkungan yang mendukung terjadinya kerjasama daripada permusuhan [2]. Dimana keuntungan tersebut antara lain dapat menekan biaya, waktu dalam menyelsaikan konflik dapat diatasi secepat mungkin, nama baik masing-masing pihak dapat terjaga dengan baik.

2.

STUDI PUSTAKA

▸ Baca selengkapnya: permasalahan yang mungkin terjadi pada kabel jenis utp adalah berikut ini, kecuali…

(2)

1. Perbedaan Pendapat ( dis-agreement / difference ) 2. Persengketaan ( argument / dispute )

3. Pertentangan ( fight )

Lingkup sengketa pada industri konstruksi dapat terjadi mulai dari tingkat perencanaan konstruksi, pelaksanaan konstruksi, hingga pada tingkat perngawasan konstruksi [5]. Sedangkan dari sudut apa yang dipersengketakan dapat dibedakan dalam beberapa jenis sengketa sebagai berikut [4]:

1. Sengketa segi teknis, yaitu sengketa yang terjadi akibat dari masalah teknis di lapangan.

2. Sengketa segi administratif yaitu sengketa yang terjadi akibat dari masalah administratif.

3. Sengketa segi hukum yaitu sengketa yang terjadi akibat dari masalah hukum.

4. Sengketa gabungan dimana segi teknis, segi administratif, dan segi hukum menyatu.

Di dalam penelitian terdahulu banyak dibahas masalah bagaimana mengantisipasi terjadinya baik claim maupun sengketa. Namun ketika terjadi sengketa pada proyek konstruksi, tidak ada penelitian lebih lanjut tentang bagaimana proses penyelesaian sengketa alternatif yang sesuai dengan jenis sengketa yang terjadi. Berikut metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui jenis sengketa yang sering terjadi di Surabaya.

3.

METODOLGI PENELITIAN

Untuk mempermudah proses analisa tentang jenis sengketa yang sering terjadi pada proyek konstruksi di Surabaya, maka dibagi menjadi 4 kategori sengketa yaitu: (i) Sengketa segi teknis; (ii) Sengketa segi administratif; (iii) Sengketa segi hukum; (iv) Sengketa gabungan.

Data yang telah diperoleh dilakukan analisa deskriptif untuk mengungkapkan dan memberikan gambaran mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan jenis sengketa yang sering terjadi pada proyek konstruksi.

Dan juga dilakukan analisa T-Test dipakai untuk membandingkan jawaban dengan skala yang hanya terdiri dari dua variabel. Variabel disini adalah kontraktor, owner/developer dan netral. Dalam penelitian ini, metode analisa T- Test dipakai untuk mengetahui apakah ada perbedaan pendapat yang significant antara kontraktor dengan owner, kontraktor dengan netral dan owner dengan netral.

Hipotesa (H0) yang diuji adalah bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara

kontraktor dengan owner, kontraktor dengan netral, dan owner dengan netral. Bila hipotesa diterima berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara kontraktor dengan owner, kontraktor dengan netral dan owner dengan netral. Nilai atau nilai signifikansi yang dipakai adalah 5 persen. Signifikansi data diatas 0.05 berarti hipotesa (H0) diterima, sebaliknya

dibawah 0.05 berarti hipotesa (H0) ditolak.

4. ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1. Jenis-Jenis Sengketa Yang Terjadi.

(3)

ISBN : 978-602-72437-1-2 Namun pihak netral beranggapan sengketa yang paling sering terjadi adalah segi gabungan (teknis, administratif, hukum) karena merupakan akumulasi masalah yang biasanya diawali dari segi administrasi namun karena dipicu oleh masalah segi teknis maka sengketa menjadi tidak terhindarkan. Tanggapan responden pihak netral juga dikuatkan oleh literatur yang menyebutkan bahwa pada umumnya tidak ada sengketa yang murni masalah teknis atau masalah admininstratif atau masalah hukum. Perpaduan selalu terjadi dengan proporsi bobot masing-masing yang berbeda [4].

4.2. Sengketa Segi Teknis.

Para praktisi konstruksi maupun pihak netral berpendapat bahwa sengketa yang sering terjadi pada proyek konstruksi di Surabaya untuk kategori sengketa yang diakibatkan dari segi

teknis yang menempati urutan peringkat pertama adalah ―kegagalan terjadi akibat kekhilafan

(slips) atau kesalahan (mistakes) atau kecerobohan (ignorance)‖ yang memiliki nilai mean

tertinggi 3.53. Contoh sengketa dari segi teknis yang berikutnya pada posisi kedua adalah

―kegagalan pada bangunan di sekitar proyek akibat metode konstruksi yang kurang tepat‖

yang memiliki nilai mean 3,17.

Secara keseluruhan berbagai peringkat contoh sengketa jenis teknis dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Intensitas Sengketa Segi Teknis

Rating Jenis – jenis Sengketa* Mean

1 Kegagalan terjadi akibat kekhilafan (slips) atau kesalahan (mistakes) atau

kecerobohan (ignorance) 3.53

2 Kegagalan pada bangunan di sekitar proyek akibat metode konstruksi 3.17

3 Perbedaan cara atau tingkat perbaikan yang dapat diterima 3.13

4 Kesalahan design, kesalahan konstruksi 2.87

5 Perbedaan pendapat mengenai kualitas menurut cara evaluasi kualitas yang berbeda 2.83

6 Perbedaan pengertian tingkat kualitas yang disepakati 2.77

7 Quality assurance gagal mengamankan kualitas 2.69

8 Perbedaan interpretasi tingkat kesetaraan 2.66

9 Durability yang tidak wajar 2.63

10 Perbedaaan pengertian jenis testing yang sesuai, jumlah testing dan cara evaluasi

hasil testing 2.59

11 Standard service/ standard of good conduct telah dilampaui 2.40

* Urut dari paling sering sampai jarang terjadi

4.2. Sengketa Segi Administrasi

Para praktisi konstruksi maupun pihak netral berpendapat bahwa sengketa yang sering terjadi pada proyek konstruksi di Surabaya untuk kategori sengketa yang diakibatkan dari segi administratif yang menempati urutan peringkat pertama adalah ―claim yang objektif tetapi

tidak didukung persyaratan administratif‖ yang memiliki nilai mean tertinggi 3,07. Contoh sengketa dari segi administratif yang berikutnya pada posisi kedua adalah ―prosedur

persetujuan yang bersifat sangat birokratif yang menghambat kelancaran/mempengaruhi

kemudahan/menggagalkan program/tidak memungkinkan sejumlah aktifitas yang kritis‖ yang

(4)

Tabel 2. Intensitas Sengketa Segi Administratif

Rating Jenis – jenis sengketa* Mean

1 Claim yang objektif tetapi tidak didukung persyaratan administratif 3.07

2

Prosedur persetujuan yang bersifat sangat birokratif yang menghambat kelancaran / mempengaruhi kemudahan/menggagalkan program/tidak memungkinkan sejumlah aktifitas yang kritis

3.00

3 Kesepakatan tambahan secara lisan yang tidak segera diikuti secara tertulis. 2.69

4 Pengajuan ganti rugi dengan waktu yang telah kadaluarsa. 2.50

5 Kegagalan memenuhi ketentuan administratif yang ditetapkan dalam perjanjian. 2.38

6 Kekurang jelasan petunjuk pelaksanaan peraturan yg mengaikbatkan interpretasi &

kesalahan langkah administratif 2.36

7 Masalah materi di bawah tangan, surat kuasa yang cacat, surat approval yang belum

counter approved oleh yang berwenang dan lain-lain 2.18

8 Changes yang memiliki faktor pendukung tetapi tdk mengikuti prosedur yg telah

disepakati. 2.14

9 Format administratif yg berbeda atau adanya ketentuan-ketentuan administratif yg

bersilang atau bertolak belakang 2.11

* Urut dari paling sering sampai jarang terjadi

4.3. Sengketa Segi Hukum.

Para praktisi konstruksi maupun pihak netral berpendapat bahwa sengketa yang sering terjadi pada proyek konstruksi di Surabaya untuk kategori sengketa yang diakibatkan dari segi

hukum yang menempati urutan peringkat pertama dan kedua adalah ―pengaruh perubahan

-perubahan terhadap perjanjian‖ dan ―masalah akibat shop drawing kurang lengkap sehingga

tidak sesuai dengan spesifikasi teknis‖ yang masing-masing memiliki kesamaan nilai mean

tertinggi 3,07. Sedangkan contoh sengketa dari segi hukum yang berikutnya pada posisi

ketiga adalah ―ganti rugi akibat kegagalan satu pihak terhadap pihak ketiga yang belum diatur

secara eksplisit.‖ yang memiliki nilai mean 2,93. Secara keseluruhan peringkat contoh

sengketa jenis hukum dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Intensitas Sengketa Segi Hukum

Rating Jenis – jenis sengketa* Mean

1 Masalah akibat shop drawing kurang lengkap sehingga tidak sesuai dengan

spesifikasi teknis. 3.07

2 Pengaruh perubahan-perubahan terhadap perjanjian 3.07

3 Ganti rugi akibat kegagalan satu pihak terhadap pihak ketiga yang belum diatur

secara eksplisit. 2.93

4 Pengaruh penundaan (delay atau idle time) yang tidak diatur secara eksplisit. 2.79

5 Masa pemeliharaan yang telah lewat, ternyata kemudian ditemukan defects. 2.64

6 Segi keadilan itikad baik yang tidak tertampung (tidak cukup tercermin) dalam

perjanjian 2.54

7 Asas objektifitas dan kewajaran yang tidak diperhatikan 2.43

8 Ketidakmampuan pelaksanaan perjanjian yang diakibatkan oleh pihak ketiga atau di

(5)

ISBN : 978-602-72437-1-2

9 Telah diadakan negosiasi pada tingkat bawah dan telah disetujui, tingkat atas yang

berwenang menolak persetujuan, sedangkan pekerjaan telah berjalan 2.25

10 Masalah akibat penggunaan kata-kata abstrak yang tidak jelas batasannya yang bisa

diartikan secara harfiah/letterlijk, dan bisa diartikan secara relatif/kewajaran 2.25

11 Adanya perjanjian kontrak kerja konstruksi yang cacat hukum 1.96

* Urut dari paling sering sampai jarang terjadi

4.4. Sengketa Segi Gabungan

Para praktisi konstruksi maupun pihak netral berpendapat bahwa sengketa yang sering terjadi pada proyek konstruksi di Surabaya untuk kategori sengketa yang diakibatkan dari segi

gabungan yang menempati urutan peringkat pertama adalah ―sejauh mana changes dapat

diikuti dengan klaim biaya dan klaim waktu‖ yang memiliki nilai mean tertinggi 3.30. Contoh

sengketa dari segi gabungan yang berikutnya pada posisi kedua adalah ―kerugian akibat

kegagalan target waktu dimana unsur kekuranglengkapan dokumen, unsur birokrasi yang berlebihan, unsur kecepatan /ketegasan & kejelasan policy atau keputusan yang saling kait‖ yang memiliki nilai mean 3.29. Secara keseluruhan peringkat contoh sengketa jenis hukum dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Intensitas Sengketa Segi Gabungan

Rating Jenis – jenis sengketa* Mean

1 Sejauh mana changes dapat diikuti dengan klaim biaya dan klaim waktu 3.30

2

Kerugian akibat kegagalan target waktu dimana unsur kekuranglengkapan dokumen, unsur birokrasi yang berlebihan, unsur kecepatan/ketegasan & kejelasan policy atau keputusan yang saling kait

3.29

3 Klaim ganti rugi atas idle-time atau atas pembatalan kontrak, dimana masalah

penyebabnya tidak diatur oleh kontrak 2.93

4 Masalah yang berkaitan dengan defects liability (cacat kewajiban) 2.93

5

Kesepakatan lisan yg krn bersifat urgent langsung diikuti dg pelaksanaan perjanjian, berjalan dg baik sampai tingkat tertentu, kemudian dibatalkan scr sepihak sebelum sempat dibuat perjanjian tertulis.

2.76

6 Tanggung jawab yang sangat besar dengan wewenang yang sangat terbatas, yang

menghambat inisiatif dan membatasi gerak (action) 2.59

7 Pelanggaran persyaratan kejujuran/keterbukaan dan persyaratan proteksi safety

minimum untuk satu perlindungan asuransi. 2.46

8 Masalah yang berkaitan dengan batasan berlakunya liquiditas damages dan general

damages 2.45

9 Porsi Keterlibatan berbagai pihak (& konsekuensinya) atas kegagalan (failure) dlm

berbagai bentuk 2.45

10 Valid atau berlaku sebagian atau gugurnya satu jaminan 2.38

(6)

232

Bidang Manajemen Konstruksi

7. KESIMPULAN

Jenis sengketa yang paling sering terjadi pada proyek konstruksi di Surabaya menurut para praktisi konstruksi dan pihak netral secara keseluruhan adalah sengketa segi teknis

dengan contoh sengketa ―kegagalan terjadi akibat kekhilafan (slips) atau kesalahan (mistakes)

atau kecerobohan (ignorance)‖.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang jalur sengketa apa saja yang diminati oleh para praktisi konstruksi dan latar belakang para praktisi konstruksi dalam memilih jalur penyelesaian sengketa, akan dijelaskan dalam artikel selanjutnya berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi penyelesaian sengketa pada proyek konstruksi.

8. DAFTAR PUSTAKA

Malak, A., Saadi, E., Zeid A., Marwan. ―Process Model for Administrating

Construction Claims‖, .‖ Journal of Construction Engineering and Management. 18:2 (2002).

Walker, Derek H. T., Peters, Renaye J., & Hampson, Keith D. ―Collaborative Approach to Conflict Resolution in a Project Alliance Environment―, 2002.

Pribadi, Djarot. Alternative Dispute Resolution. Universitas Narotama, Surabaya, 2003.

Shahab, Hamid. Aspek Hukum dalam Sengketa bidang Konstruksi. Djambatan, Jakarta, 1996.

Poerdyatmono, Bambang. ―Alternatif Penyelesaian Sengketa Jasa Konstruksi”,

Gambar

Tabel 1. Intensitas Sengketa Segi Teknis
Tabel 3. Intensitas Sengketa Segi Hukum
Tabel 4. Intensitas Sengketa Segi Gabungan

Referensi

Dokumen terkait

JENIS-JENIS PEKERJAAN YANG BERESIKO TINGGI MENIMBULKAN KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI, Indra Marsada, No Mhs : 04 02 11842, Tahun 2009, Bidang Keahlian

pada proyek konstruksi dengan tingkat cedera yang diderita. akibat

Jenis-Jenis Pekerjaan Yang Beresiko Tinggi Menimbulkan Kecelakaan Kerja Pada Proyek Konstruksi. Pekerjaan

Pembuatan aplikasi pembelian, penjualan dan penerapan DSS dalam menentukan untuk menentukan jenis obat yang sering dibeli oleh pelanggan Apotek X dibuat berdasarkan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEJADIAN INFEKSI YANG SERING TERJADI DENGAN ANTIBIOTIK YANG SERING DIRESEPKAN PADA PASIEN ANAK RAWAT INAP DI RSD dr. Prihwanto Budi S.,

- Segi Gabungan : Sejauh mana changes dapat diikuti dengan klaim biaya dan klaim waktu, Tanggung jawab yang sangat besar dangen wewenang yang sangat terbatas, yang

Reaksi kimia asam basa adalah reaksi yang terjadi antara larutan asam dengan larutan basa, hasil reaksi ini dapat bersifat netral disebut juga reaksi penetralan asam basa

Mediasi pada pokoknya merupakan metode penyelesaian sengketa di mana mediator netral membantu pihak-pihak yang berselisih untuk mencapai kesepakatan, konsiliasi melibatkan campur