• Tidak ada hasil yang ditemukan

mengevaluasi proses dan hasil belajar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "mengevaluasi proses dan hasil belajar"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

A. PENDAHULUAN

1. Defenisi Evaluasi Belajar

Kata Evaluation berasal dari value yang berarti nilai.

Kata evaluation, dengan demikian, diterjemahkan juga

dengan penilaian. Sehingga antara “penilaian” dan “evaluasi” dapat dipandang sebagai semakna. Secara istilah, evaluasi diartikan sebagai suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari suatu obyek. Istilah (term) ini pada awalnya dikaitkan dengan prestasi belajar siswa, akan tetapi seiring dengan perkembangan waktu, term ini telah memasuki setiap aspek kehidupan manusia. Tokoh yang mempopulerkan term ini pertama kali adalah Ralph Tyler, dengan memaknai evaluasi sebagai proses pengumpulan data guna menentukan sejauh mana, dalam hal apa dan bagian mana dari tujuan pendidikan sudah tercapai.

Secara umum ruang lingkup dari evaluasi dalam bidang pendidikan di sekolah mencakup tiga komponen utama yaitu : a. Evaluasi program pengajaran

Evaluasi atau penilaian terhadap program pengajaran akan mencakup tiga hal, yaitu:

1) Evaluasi terhadap tujuan pengajaran 2) Evaluasi terhadap isi program pengajaran 3) Evaluasi terhadap strategi belajar mengajar. b. Evaluasi proses pelaksanaan pengajaran

Evaluasi mengenai proses peaksanaan pengajaran akan mencakup:

1) Kesesuaian antara proses belajar mengajar yang

berlangsung, dengan garis-garis besar

program pengajaran yang telah ditentukan.

2) Kesiapan guru dalam melaksanakan program pengajaran.

(2)

5) Keaktifan atau partisipasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

6) Peranan bimbingan dan penyuluhan terhadap siswa yang memerlukannya.

7) Komunikasi dua arah antara guru dan murid selama proses pembelajaran berlangsung

8) Pemberian dorongan atau motivasi terhadap siswa. 9) Pemberian tugas-tugas kepada siswa dalam rangka

penerapan teori-teori yang diperoleh didalam kelas dan upaya menghilangkan dampak negatif yang timbul sebagai akibat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah.

c. Evaluasi hasil belajar

Evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik ini mencakup: 1) Evaluasi mengenai tingkat penguasaan peserta didik

terhadap tujuan-tujuan khusus yang ingin dicapai dalam unit-unit program pengajaran yang bersifat terbatas. 2) Evaluasi mengenai tingkat pencapaian peserta didik

terhadap tujuan-tujuan umum pengajaran.

2. Tujuan Evaluasi

Sebagaimana diuraikan pada bagian terdahulu bahwa evaluasi dilaksanakan dengan berbagai tujuan. Khusus terkait dengan pembelajaran, evaluasi dilaksanakan dengan tujuan: a. Mendeskripsikan kemampuan belajar siswa.

b. Mengetahui tingkat keberhasilan PBM c. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian

d. Memberikan pertanggung jawaban (accountability)

3. Fungsi Evaluasi

Sejalan dengan tujuan evaluasi di atas, evaluasi yang dilakukan juga memiliki banyak fungsi, diantaranya adalah fungsi:

a. Selektif b. Diagnostik c. Penempatan

(3)

Selain keempat fungsi di atas Asmawi Zainul dan Noehi Nasution menyatakan masih ada fungsi-fungsi lain dari evaluasi pembelajaran, yaitu fungsi:

a. Remedial b. Umpan balik

c. Memotivasi dan membimbing anak

d. Perbaikan kurikulum dan program pendidikan e. Pengembangan ilmu

4. Manfaat Evaluasi Belajar

Secara umum manfaat yang dapat diambil dari kegiatan evaluasi dalam pembelajaran, yaitu :

a. Memahami sesuatu: siswa (entry behavior, motivasi, dll), sarana dan prasarana, dan kondisi guru

b. Membuat keputusan: kelanjutan program, penanganan “masalah”, dll

c. Meningkatkan kualitas PBM: komponen-komponen PBM d. Sementara secara lebih khusus evaluasi akan memberi

manfaat bagi pihak-pihak yang terkait dengan pembelajaran, seperti siswa, guru, dan kepala sekolah. e. Bagi Siswa

Mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran : Memuaskan atau tidak memuaskan

f. Bagi Guru

1) mendeteksi siswa yang telah dan belum menguasai tujuan : melanjutkan, remedial atau pengayaan

2) ketepatan materi yang diberikan : jenis, lingkup, tingkat kesulitan, dll.

3) ketepatan metode yang digunakan g. Bagi Sekolah

1) hasil belajar cermin kualitas sekolah 2) membuat program sekolah

3) pemenuhan standar

5. Prinsip-Prinsip Evaluasi Belajar

(4)

diharapkan tersebut sebelumnya sudah ditetapkan secara operational. Selanjutnya juga ditetapkan patokan pengukuran hingga dapat diperoleh penilaian (value judgement), Karena itu dalam evaluasi diperlukan prinsip-prinsip sebagai petunjuk agar dalam pelaksanaan evaluasi dapat lebih efektif. Prinsip-prinsip itu antara lain:

a. Kepastian dan kejelasan.

Evaluasi akan dapat dilaksanakan apabila tujuan evaluasi tidak dirumuskan dulu secara jelas dalam definisi yang operational. Bila kita ingin mengevaluasi kemajuan belajar siswa maka pertama-tama kita identifikasi dan kita definisikan tujuan-tujuan instruksional pengajaran dan barulah kita kembangkan alat evaluasinya. Dengan demikian efektifitas alat evaluasi tergantung pada deskripsi yang jelas apa yang akan kita evaluasi.

b. Teknik evaluasi

Teknik evaluasi yang dipilih sesuai dengan tujuan evaluasi. Hendaklah diingat bahwa tidak ada teknik evaluasi yang cocok untuk semua keperluan dalam pendidikanl Tiap-tiap tujuan (pendidikan) yang ingin dicapai dikembangkan tekmk evaluasi tersendiri yang cocok dengan tujuan tersebut. Kecocokan antara tujuan evaluasi dan teknik yang digunakan perlu dijadikan pertimbangan utama.

c. Komprehensif.

(5)

Test obyektif misalnya akan memberikan bukti obyektif tentang tingkat kemampuan siswa.

d. Kesadaran adanya kesalahan pengukuran

Evaluator harus menyadari keterbatasan dan kelemahan dalam teknik evaluasi yang digunakan. Atas dasar kesadaran ini, maka dituntut untuk lebih hati-hati dalam kebijakan-kebijakan yang diambil setelah melaksanakan evaluasi. Evaluator menyadari bahwa dalam pengukuran yang dilaksanakan, hanya mengukur sebaglan (sampel) saja dari suatu kompleksitas yang seharusnya diukur, lagi pula pengukuran dilakukan hanya pada saat tertentu saja. Maka dapat terjadi salah satu aspek yang sifatnya menonjol yang dimi liki siswa tidak termasuk dalam sampel pe¬ngukuran. Inilah yang disebut sampling error dalam evaluasi.

e. Evaluasi adalah alat, bukan tujuan

Sumber kesalahan (error) yang lain terletak pada alat/instrument yang diguriakan dalam proses evaluasi. Penyusunan alat evaluasi tidak mudah, lebih-Iebih bila aspek yang diukur sifatnya komplek. Dalam skoring sebagai data kuantitatif yang diharapkan dapat mencerminkan objektivitas, tidak luput dari “error of measurement”. Test obyektif tidak luput dari guessing, main terka, untung-untungan, sedangtest essai subyektivitas penilai masuk di dalamnya. Karena itu dalam laporan hasil evaluasi, evaluator perlu melaporkan adanya kesalahan pengukuran ini. Pengukuran dengan test, kesalahan pengukuran dapat ditunjukkan dengan koefisien kesalahan pengukuran.

6. Macam-macam Evaluasi Belajar

(6)
(7)

B. MENGEVALUASI PROSES BELAJAR

Evaluasi proses pembelajaran merupakan tahap yang perlu dilakukan oleh guru untuk menentukan kualitas pembelajaran. Kegiatan ini sering disebut juga sebagai refleksi proses pembelajaran, karena kita akan menemukan kelebihan dan kekurangan dari proses pembelajaran yang telah dilakukan.

Dalam Permen No. 41 tahun 2007 tentang Standar proses dinyatakan bahwa evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan poses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran. Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara:

 Membandingkan poses pembelajaran yang dilaksanakan guru

dengan standar proses

 Mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran

sesuai dengan kompetensi guru

1. Evaluasi Diri Guru

Evalusi proses pembelajaran dapat dilakukan oleh guru yang bersangkutan secara mandiri. Guru dapat menuangkan evaluasi yang telah dilakukannya dalam jurnal refleksi pembelajaran. Guru dapat mengisi jurnal ini pada setiap pelajaran yang telah diberikan/diajarkan atau selama guru tersebut melaksanakan pekerjaan sehari-harinya sebagai guru.

Jurnal guru idealnya merekam renungan dan refleksi dari pikiran guru dalam setiap akhir pembelajaran, seperti: a. Apa yang saya ajarkan hari ini?

b. Apa yang masih membingunkan bagi siswa?

c. Apakah saya menemukan masalah dan issu yang tidak diharapkan?

d. Apa jenis pembelajaran tingkat tinggi yang saya sampaikan?

(8)

f. Apakah siswa saya dapat menerima materi yang saya ajarkan?

g. Apakah saya telah membelajarkan siswa?

h. Bagaimana saya memperbaiki tehnik pembelajaran? i. Apa yang ingin dan perlu kuketahui lebih banyak lagi?

j. Apa sumber belajar yang memberi ilham dan menyenangkan saya (photo, websites, dll)?

k. Apakah tujuan pembelajaran dapat tercapai?

2. Evaluasi Kolaboratif

Guru dapat melakukan evaluasi proses pembelajaran secara kolaboratif. Kolaborasi dapat dilakukan dengan rekan

guru atau siswa. Metode pembelajaran kolaboratif

mengasumsikan pentingnya kerjasama yang koperatif, bekerja bersama dalam komunitasnya. Dalam satu komunitas atau kelompok tidak terjadi persaingan, namun lebih kepada kerja sama demi tercapainya tujuan bersama

3. Prinsip-Prinsip Evaluasi Proses Pembelajaran

Dalam Pelakasanaannya Suatu Evaluasi dalam pendidikan akan dapat berjalan dengan lancar dan terlaksana dengan baik apabila telah memenuhi beberapa Prinsip dasar, yaitu sebagai berikut :

a. Prinsip Keseluruhan (Conprehensive)

Adalah pelaksanaan evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan secara Bulat, Utuh dan menyeluruh, dalam hal ini evaluasi di harapkan dapat mengungkap aspek berfikir (cognetif domain) juga dapat mengungkap Aspek kejiawaan lainnya, dan dengan menggunakan evaluasi hasil belajar secara menyeluruh akan diperoleh bahan keterangan dan informasi yang lengkap mengenai keadaan dan perkembangan subyek didik yang sedang dijadikan sasaran Evaluasi

b. Prinsip Kesinambungan (contunuity)

(9)

dapat dimungkinkan seorang evaluator dapat mengetahui perkembangan dari peserta didik, dan hal ini juga berguna bagi evaluator untuk memberikan langkah-langkah dan kebijakan yang perlu diambil untuk langkah yang akan datang, sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.

c. Prinsip Obyektifitas (Objectivity)

Adalah Evaluasi hasil belajar yang terlepas dari factor-faktor yang bersifat subyektif, dalam memberikan evaluasi, seorang evaluator harus memberikan evaluasi dengan benar dan apa adanya (sesuai dengan kenyataan) dan tidak memasukkan kepentingan apapun didalam pemberian evaluasi tersebut, sehingga evaluasi yang

dilakukan benar-benar murni dan tidak terkontaminasi oleh

kepentingan sepihak

4. Evaluasi Dokumen Proses Pembelajaran

Dalam evaluasi proses pembelajaran, yang perlu diperhatikan juga adalah mendokumentasikan berbagai hal yang menyangkut proses pembelajaran. Hal-hal yang perlu didokumentasikan adalah:

a. Dokumen silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

b. Dokumen hasil diskusi, kliping, laporan hasil analis terhadap suatu masalah yang menunjukkan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar

c. Dokumen pemanfaatan berbagai fasilitas yang menunjukkan difungsikannya sumber-sumber belajar

(10)

program pembiasaan mencari informasi/pengetahuan lebih lanjut dari berbagai sumber belajar

e. Dokumen pemanfaatan lingkungan baik di dalam maupun di luar kelas seperti kebun untuk praktek biologi, daur ulang sampah, kunjungan ke laboratorium alam, dan sebagainya yang menunjukkan adanya pengalaman belajar untuk memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab

f. Dokumen kegiatan pekan bahasa, seni dan budaya, pentas seni, pameran lukisan, teater, latihan tari, latihan musik, ketrampilan membuat barang seni, karya teknologi tepat guna dan lain sebagainya yang menunjukkan adanya pengalaman mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya

g. Dokumen kegiatan megunjungi pameran lukisan, konser musik, pagelaran tari, musik, drama, dan sebagainya yang menunjukkan adanya pengalaman mengapresiasikan karya seni dan budaya

h. Dokumen kegiatan mengikuti pertandingan antar kelas, tingkat kabupaten/propinsi/nasional yang menunjukkan adanya pengalaman belajar untuk menumbuhkan sikap kompetitif dan sportif.

i. Dokumen pembiasaan dan pengamalan ajaran agama seperti aktivitas ibadah bersama, peringatan hari-hari besar agama, membantu warga sekolah yang memerlukan j. Dokumen penugasan latihan ketrampilan menulis siswa,

seperti: hasil portofolio, buletin siswa, majalah dinding, laporan penulisan karya tulis, laporan kunjungan lapangan, dan lain-lain

(11)

C. MENGEVALUASI HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK 1. Pengertian Evaluasi Hasil Belajar

Evaluasi hasil belajar peserta didik adalah suatu proses menentukan nilai prestasi belajar peserta didik dengan menggunakan patokan-patokan tertentu guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya. Ketika kata evaluasi ini dirangkai dengan kata ”hasil belajar” (EHB) berarti, suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai keberhasilan siswa setelah melakukan proses pembelajaran pada waktu tertentu. Ketika dirangkai dengan kata pendidikan (evaluasi pendidikan) berarti suatu proses untuk menentukan nilai pertumbuhan dan kemajuan siswa ke arah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan di dalam kurikulum. Dan ketika dirangkai dengan pengajaran (evaluasi pengajaran) berarti suatu proses (sistematis) untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauhmana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa.

Evaluasi selalu diawali dengan sebuah proses. Proses tersebut berupa tindakan membandingkan antara kemampuan siswa dengan tujuan pembelajaran. Hal ini dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan kepada siswa (assesment) yang mana pertanyaan tersebut disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, kemudian jawaban yang diberikan siswa dibandingkan dengan kunci jawaban dari pertanyaan tersebut (yang tentunya juga sesuai dengan tujuan pembelajaran) (pengukuran. Baru setelah itu penilaian terhadap siswa bisa diberikan. Jika jawaban siswa sama dengan kunci (tujuan pembelajaran) maka siswa dapat dinilai sebagai menguasai materi. Jika jawaban siswa tidak sesuai dengan kunci maka ia dinilai tidak menguasai dan seterusnya.

(12)

Menurut Bukhori tujuan evaluasi hasil belajar peserta didik adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui kemajuan anak didik setelah peserta didik menyadari selama jangka waktu tertentu

b. Untuk mengetahui efisiensi metode pendidikan yang dipergunakan selama jangka waktu tertentu

Menurut Sahertian fungsi evaluasi hasil belajar peserta didik adalah sebagai berikut:

a. Untuk memberikan motivasi terhadap hal belajar mengajar b. Untuk melengkapi informasi mengenai kemajuan belajar

dan kemunduran murid, dapat pula berfungsi sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kenaikan kelas siswa

c. Untuk menentukan murid dalam suatu kemajuan tertentu d. Untuk memperoleh data bagi pekerjaan bimbingan dan

penyuluhan

e. Untuk memberikan informasi kepada guru, murid dan orang tua tentang apa dan sampai dimana hasil kemajuan yang dicapai

Jadi jelaslah bahwa tujuan dan fungsi evaluasi hasil belajar peserta didik adalah untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik menampilkan performa sebagaimana yang dikehendaki. Pengetahuan mengenai peserta didik demikian, dimaksudkan untuk mengambil keputusan-keputusan penting mengenai pesertya didik; apakah perlu dilakukan pengayaan, nasehat, bimbingan penyuluhan, dipromosikan, dinaikan kelas, diluluskan, dimutasikan, dan lain sebagainya. Dengan kata lain dengan diadakannya evaluasi hasil belajar peserta didik untuk diambil langkah-langkah penting yang berkaitan dengan peserta didik.

3. Prinsip-Prinsip Evaluasi hasil belajar

(13)

1. Valid

Penilaian pembelajaran bahasa oleh pendidik harus mengukur pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam standar isi (standar kompetensi dan kompetensi dasar)

2. Edukatif

Penilaian dilakukan untuk memotivasi siswa dalam mencpai kompetensi yang ditetapkan dalam standar isi dan standar kompetensi.

3. Objektif

Penilaian dilakukan untuk mengukur prestasi siswa yang sesungguhnya sesuai dengan kompetensi yang dibelajarkan. Penilaian hendaknya tidak dipengaruhi oleh perbedaan latar belakang agama, sosial-ekonomi, budaya, gender, dan hubungan emosional.

4. Transparan

Kriteria penilaian bersifat terbuka bagi semua pihak yang berkepentingan

5. Berkesinambungan

Penilaian dilakukan secara berencana, bertahap, dan terus menerus untuk memperoleh gambaran yang lengkap tentang perkembangan belajar siswa.

6. Menyeluruh

Penilaian dilakukan dengan berbagai cara (teknik dan prosedur) untuk memperoleh informasi yang utuh dan lengkap tentang perkembangan belajar siswa, baik yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

7. Bermakna

Hasil penilaian hendaknya mudah dipahami, mempunyai arti, bermanfaat, dan dapat ditindaklanjuti oleh semua pihak terutama guru, siswa, dan orang tua.

(14)

Berdasarkan pada pedoman penyusunan KTSP dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) bahwa ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu standar kompetensi dasar berkisar 0-100%. Kriteria ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan kemampuan rata-rata peserta didik., kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus-menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.

4. Teknik-Teknik Evaluasi Hasil Belajar

Teknik adalah suatu cara yang dapat ditempuh oleh seseorang dalam melakukan sesuatu. Berarti teknik evaluasi adalah suatu cara yang ditempuh oleh seseorang dalam mengadakan evaluasi. Secara garis besar,teknik evaluasi dapat dibedakan menjadi dua golongan besar, yakni teknik tes dan teknik non tes.

a. Tes

Secara terminologis tes dapat diartikan sebagai sejumlah tugas yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain,dan orang yang di tes tersebut mengerjakannya. Adapun jenis-jenis tes yang umum di gunakan dalam evaluasi hasil belajar oleh guru dalam praktiknya sebagai berikut :

1) Tes Formatif

(15)

dalam proses pembelajaran terkait dengan penggunaan RPP sesuai SK/KD. Pada tes formatif, aksentuasinya adalah mengetahui tingkat penyerapan peserta didik terhadap materi yang sudah diajarkan.

2) Tes Sumatif

Dalam paradigma mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran setiap pokok bahasan atau SK/KD bentuk tes sumatif sangat tidak direkomendasikan karena sifat tesnya yang akumulatif.

Tes Sumatif adalah tes yang dilaksanakan pada ahir periode tertentu. Tes sumatif untuk mengetahui daya serap peserta didik terhadap keseluruhan pokok bahasan yang dipaketkan untuk suatu periode tertentu. Misalnya dalam jangkauan Catur Wulan, Semester atau Tahun pelajaran.

3) Tes Subyektif

Adalah suatu tes yang para peserta didiknya harus mengerjakan dengan memberi uraian atas soal-soal yang diteskan. Tes ini dapat diaplikasikan pada tes formatif untuk mendokumentasikan tingkat penyerapan siswa dalam proses pembelajaran terhadap materi yang telah dipelajari.

Tes subjektif terdiri atas tes uraian bebas, tes uraian terbatas dan tes isean. Tes uraian bebas adalah suatu tes yang peserta tesnya boleh menjawab dengan memberikan uraian bebas, Tes uraian terbatas adalah suatu tes yang peserta tesnya hanya boleh memberikan uraian sesuai dengan batasan yang diberikan oleh tester,sementara tes isean adalah suatu tes yang pesertanya memberikan jawaban dengan cara mengisi titik-titik pada soal tes.

(16)

Adalah suatu tes yang jawaban atas soal-soal tesnya telah tersedia dan tinggal memilih saja. Sama dengan tes subyektif, dapat sama-sama diaplikasikan untuk evaluasi hasil belajar siswa.

Tes obyektif terdiri atas tes benar-salah,pilihan ganda dan menjodohkan. Tes benar salah mengharuskan peserta didik untuk memilih jawaban benar (B) jika persyaratan dalam tes benar dan mengharuskan memilih salah (S) jika persyaratan dalam tes salah. Tes pilihan ganda adalah suatu tes yang peserta tesnya tinggal memilih jawaban yang tersedia,dengan cara melingkari atau menyilang huruf-huruf jawaban. Tes menjodohkan adalah suatu tes yang peserta tesnya harus menjodohkan pasangan-pasangan yang ada pada bagian soal tes dan bagian soal tes dan bagian jawaban tes.

5) Pree test

Adalah suatu tes yang dimaksudkan untuk mengukur kemmapuan prasyarat mengenai apa yang diajarkan telah ada pada diri peserta didik. Tes ini dapat diaplikasikan pada awal pembelajaran untuk memetakan kemampuan konsep siswa terhadap materi yang akan diajarkan.

6) Post Test

Adalah suatu tes yang dimaksudkan untuk mengetahui keberhasilan suatu materi yang diajarkan kepada peserta didik dibandingkan dengan hasil pre-testnya.

Oleh karena itu, adanya pre-test mengharuskan

(17)

7) Tes buatan guru

Adalah suatu tes yang tidak terlalu penting dipersoalkan validitas, reabilitasnya dan lazimnya disusun oleh guru tanpa bantuan para ahli dibidang tes. Tes ini paling banyak di gunakan guru sebagai bagian integral dalam tugas guru dalam mengevaluasi proses dan hasil belajar di dalam kelas.

8) Tes Standar

Adalah suatu tes yang memenuhi suatu persyaratan validitas, reliabilitas, kepraktisan dan lainnya. Tes standar umunya dibuat oleh suatu tim (guru, ahli psikologi, ahli bidang studi) yang sebelum diteskan, diuji dahulu validitas, reliabilitas, kepraktisan dan daya bedanya.

b. Non Tes

Yang dimaksud non tes adalah teknik evaluasi hasil belajar selain menggunakan bentuk tes.

1) Observasi

Observasi adalah suatu pengamatan dan memberikan perhatian terhadap suatu obyek tertentu. Observasi sebagai alat evaluasi hasil belajar peserta didik adalah pengamatan terhadap perubahan tingkah laku peserta didik sebagai akibat dari adanya proses belajar.

Contoh :

LEMBAR OBSERVASI

KEGIATAN/KEAKTIFAN SISWA DALAM BELAJAR

Sekolah / Kelas : _________________ Hari / Tanggal : _________________ Nama Guru : _________________ Nama Observer : _________________

Tujuan :

1. Merekam data berapa banyak siswa di suatu kelas aktif belajar atau memperoleh informasi

2. Merekam data kualitas aktivitas belajar siswa dalam kelas pembelajaran

Petunjuk :

1. Observer harus berada pada posisi yang tidak mengganggu pembelajaran tetapi tetap dapat memantau setiap kegiatan yang dilakukan siswa.

(18)

60% skor 4 bila 60% sampai 80% ; skor 5 bila 80% sampai 100% aktif. 4. Kualitas : 1 = sangat kurang; 2 = kurang; 3 = cukup; 4 = baik; 5 = baik sekali

No. Aktivitas Belajar Siswa BanyakSiswa yang Aktif

Kualitas Keaktifan

A

Pengetahuan dialami, dipelajari, dan ditemukan oleh siswa

---

---1. Melakukan pengamatan atau

penyelidikan ---

---2. Membaca dengan aktif (misal denganpen di tangan untuk menggarisbawahi atau membuat catatan kecil atau tanda-tanda tertentu pada teks)

---

---3. Mendengarkan dengan aktif (menunjukkan respon, misal tersenyum atau tertawa saat mendengar hal-hal lucu yang disampaikan, terkagum-kagum bila mendengar sesuatu yang menakjubkan, dsb)

---

---B

Siswa melakukan sesuatu untuk memahami materi pelajaran (membangun pemahaman)

---

---1. Berlatih (misalnya mencobakan sendiri konsep-konsep misal

berlatih dengan soal-soal) --- ---2. Berpikir kreatif (misalnya

mencoba memecahkan masalah-masalah pada latihan soal yang mempunyai variasi berbeda dengan contoh yang diberikan)

---

---3. Berpikir kritis (misalnya mampu menemukan kejanggalan, kelemahan atau kesalahan yang dilakukan orang lain dalam menyelesaikan soal atau tugas)

---

---C

Siswa mengkomunikasikan

sendiri hasil pemikirannya ---

---1. Mengemukakan pendapat ---

---2. Menjelaskan ---

---3. Berdiskusi ---

---4. Mempresentasi laporan --- ---5. Memajang hasil karya ---

---D

Siswa berpikir reflektif ---

---1. Mengomentari dan menyimpulkan

proses pembelajaran --- ---2. Memperbaiki kesalahan atau

kekurangan dalam proses pembelajaran

---

---3. Menyimpulkan materi pembelajaran dengan

kata-katanya sendiri ---

---Pasarwajo, ... ... Observer (... ...) 2) Wawancara

(19)

Contoh sederhana wawancara guru kimia:

3) Angket

Angket adalah suatu instrumen yang berisi daftar pertanyaan yang ditujukan kepada responden atau

siswa dengan maksud agar responden/siswa

memberikan jawaban, informasi dan keterangan sebagaimana yang dikehendaki oleh pembuat angket dalam hal ini guru yang bersangkutan.

(20)

4) Sosiometri

(21)

Contoh sosiometri aktivitas belajar siswa dalam kelompok :

5) Catatan berskala

(22)

6) Skala penilaian

Skala penilaian atau yang disebut rating scale adalah suatu daftar pertanyaan yang dipergunakan sebagai

pelengkap observasi untuk menjelaskan,

menggolongkan dan menilai peserta didik dalam suatu situasi.

(23)

Yang dimaksud kriteria adalah acuan- acuan yang diberikan dalam memberikan penilaian terhadap peserta didik. Acuan demikian perlu ditetapkan, agar dapat menjadikan sebagai pedoman oleh para pendidik dalam membuat keputusan sehubungan dengan peserta didik.

Ada dua kriteria penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik yaitu:

a. Kriteria acuan patokan

Menurut kriteria ini peserta didik dinilai baik dan memenuhi syarat untuk dinaikan, diluluskan atau dipromosikan, jika yang bersangkutan memenuhi standar yang ditetapkan sebelumnya oleh pendidik. Konskuensinya adalah jika seluruh peserta didik berada diatas standar, akan dinaikan semua, dipromosikan semua atau diluluskan semua. Sebaliknya jika dibawah standar maka tidak dinaikan, tidak dipromosikan dan tidak diluluskan.

b. Kriteria acuan norma

Kriteria ini mengharuskan pendidik mendasarkan tafsiran penilaian pada keberhasilan rata-rata peserta didik di dalam kelas. Yang dijadikan pembanding keberhasilan adalah nilai peserta didik dalam kelas. Jika salah seorang

peserta didik ternyata diatas rata- rata, maka

diidentifikasikan sebagai berhasil. Maka sebaliknya yang berada dibawah rata-rata kelas, dianggap belum berhasil.

6. Teknik Evaluasi Portofolio

(24)

dapat diamati perbedaan kemampuan setiap anak dalam melaksanakan tugas sekolah dari waktu ke waktu.

a. Fungsi Portofolio

Dalam sistem penilaian, portofolio dapat berfungsi untuk : 1) melihat perkembangan dan tanggung jawab anak dalam

belajar

2) perluasan dimensi belajar

3) pembaharuan kembali proses belajar mengajar

4) penekanan pada pengembangan pandangan anak dalam belajar

b. Tujuan Penggunaan Portofolio dalam Penilaian

Sebelum menetapkan untuk menggunakan portofolio sebagai alat penilaian, guru menentukan terlebih dahulu maksud dan tujuan portofolio. Apakah penggunaan portofolio tersebut untuk mengkomunikasikan kemajuan perkembangan anak kepada orang tua; atau untuk menentukan tindakan yang tepat bagi kemajuan individual anak didik; atau untuk mengetahui kinerja guru.

Portofolio dapat digunakan untuk mengakses kemajuan suatu kegiatan, misalnya kemajuan perkembangan anak; pelaksanaan program pembelajaran; atau program lainnya jika dianalisis/dievaluasi. Jadi portofolio itu sendiri tidaklah secara serta merta bermakna, sampai bahan-bahan yang dikoleksi itu telah dievaluasi oleh guru untuk maksud tujuan tertentu. Dalam buku Penulisan Portofolio disebutkan bahwa tujuan penilaian portofolio adalah :

1) menghargai perkembangan yang dialami anak didik 2) mendokumentasikan proses pembelajaran yang

berlangsung

(25)

4) merefleksikan kesanggupan mengambil resiko dalam melakukan eksperimentasi

5) meningkatkan efektivitas proses pembelajaran

6) bertukar informasi dengan orang tua peserta didik dan guru lain

7) membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri yang positif pada peserta didik

8) meningkatkan kemampuan refleksi diri

9) membantu peserta didik dalam merumuskan tujuan pembelajaran

c. Keunggulan penilaian berbasis portofolio

1) Merupakan paradigma baru dalam penilaian 2) Akuntabilitas

3) Anak berperan secara aktif 4) Identifikasi

5) Keterlibatan Orang tua dan masyarakat 6) Penilaian diri

7) Fleksibel

8) Tanggung jawab bersama 9) Keadilan

Dengan penilaian portofolio, akan tercipta rasa keadilan. Anak yang pandai akan dapat menunjukkan kelebihan-kelebihan yang ada pada dirinya secara optimal, sedangkan anak yang kurang pandai akan dapat dibantu dalam meningkatkan kemampuannya .

d. Kelemahan penilaian berbasis portofolio

1) Memerlukan waktu lebih banyak dibandingkan dengan tes biasa

(26)

lain waktu pasti hasilnya akan lebih baik, karena tugas itu merupakan tugas yang diulang.

3) Walaupun dalam pendekatan ini mengarah pada penilaian proses dan hasil, tetapi ada kecenderungan bahwa penilaian lebih terfokus pada hasil, karena pengoleksian hasil belajar lebih mudah dibandingkan dengan proses.

e. Landasan Penilaian Portofolio

Portofolio merupakan salah satu cara/alat dalam sistem penilaian yang dilandasi oleh berbagai pemikiran berikut.

1) Membelajarkan Kembali.

Salah satu tujuan dari kegiatan penilaian adalah mencari informasi tentang pengalaman belajar anak didik dan informasi tersebut berfungsi sebagai balikan untuk membelajarkan mereka kembali. Semua informasi yang diperoleh kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil analisis tersebut guru membuat kesimpulan mengapa anak tersebut tidak berhasil dengan baik dalam mewarnai gambar. Jika hasil analisis menunjukkan bahwa anak tersebut tidak bekerja dengan sungguh-sungguh, dan banyak bercanda, maka guru dapat mengambil keputusan untuk mengendalikan kondisi lingkungan, saat anak mewarnai gambar.

2) Merefleksi Pengalaman Belajar

Dengan penilaian portofolio, guru dan anak dapat merefleksi (merenung) berbagai hal yang terkait dengan program dan pengalaman belajar, dan dengan penilaian menggunakan portofolio anak diajak untuk menilai kembali berbagai proses dan hasil belajarnya.

(27)

Penilaian berbasis portofolio menerapkan prinsip penilaian proses dan hasil. Penilaian pada proses belajar dapat dilihat dari catatan perilaku harian atau catatan anekdot mengenai sikap anak dalam belajar, antusias anak dalam mengikuti pelajaran, dan sebagainya. Aspek lain dari penilaian proses misalnya menilai tugas-tugas terstruktur yang diberikan guru. Penilaian proses dapat juga dilakukan terhadap laporan aktivitas anak di sekolah.

2) Prinsip Penilaian Berkala dan Sinambung

Penilaian berkala adalah penilaian yang dilakukan berdasarkan satuan waktu yang ditetapkan, misalnya mingguan, kuartalan, semesteran, dan sebagainya. Sedangkan sinambung dapat diartikan bahwa antara kegiatan penilaian ke dua dan seterusnya merupakan lanjutan dari kegiatan penilaian sebelumnya. dilanjutkan dengan kegiatan penilaian tahap berikutnya.

3) Prinsip Penilaian yang Adil

Penilaian yang adil juga harus dilakukan terhadap produk dan prosesnya. Hal tersebut perlu dilakukan dikarenakan mungkin saja anak tidak tidak dapat menghasilkan produk yang baik, walaupun sudah berusaha semaksimal mungkin. Oleh karena itu dalam penilaian portofolio, usaha anak (proses) tersebut juga harus diperhitungkan dalam penilaian.

4) Prinsip Penilaian Implikasi Sosial Belajar

Di luar kegiatan belajar dapat kita amati apakah pesan yang terbungkus dalam permainan tersebut mempunyai dampak yang nyata dalam kehidupan anak dengan sesama teman. Apakah anak-anak dapat bekerjasama dalam kegiatan yang lain.

(28)

No

Nam a Sisw

a

Karya Portofolio Nilai

Rerat a

Ket . Puis

i

Rumus Matemati

ka

Laporan Eksperim

en

Pet a

1

2

3

Catatan:

Kolom karya portofolio disi dengan angka yang sesuai:

1 = sangat kurang

2 = kurang

3 = sedang

4 = baik

(29)

D. KESIMPULAN

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi

Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Daryanto.2005. Evaluasi Pendidikan. PT. Rineka Cipta.

Depdiknas.2006. Pedoman Penilaian Hasil Belajar Sekolah Dasar. Depdiknas. Jakarta

Hana, Mahmud Ahia. 1978. Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan II. PT. Bulan Bintang.

Hamalik, Oemar. 2000. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. PT. Bumi Aksara.

Muhibbin. 1997. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. PT. Remaja Rosdakarya

---. 2006. Psikologi Belajar. PT. Raja Grafindo Persada. Purwanto, Ngalim. 2000. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi

Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prenada media Group

Sholihin, Muchlis. 2006. Buku Ajar Psikologi Belajar PAI. STAIN Pamekasan Press. Syah,.

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi psikiatrik yang banyak terkait dengan tindak kekerasan termasuk gangguan psikotik seperti skizofrenia dan mania terutama bila pasien paranoid atau sedang mengalami

Therefore the purpose of this research is to study the effect of Fe concentration for biogas production in fermentation process of palm oil mill effluent, in order

juga hasil penelitian Bujuri (2015) bahwa kesiapan belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar geografi dengan kontribusi pengaruh sebesar 33,2%. Siswa yang memiliki

Mengetahui efektifitas swedish massage terhadap perubahan tingkat nyeri kejadian low back pain pada petani di Desa Pasinggangan Banyumas.. Mengetahui karakteristik

Segmen pelanggan ini dikategorikan ke dalam pelanggan yang baru namun masih belum jelas keberadaannya, hal ini dapat dilihat dari transaction length yang rendah artinya

Sub sistem level 0 dari data flow diagram (DFD) yang dirancang dan dibangun ini terdiri dari 8 fungsional yaitu login, data barang, data penjualan, penentuan

Pertama-tama Puji Syukur dan Terima Kasih kepada Tuhan Yesus Kristus oleh karena berkat dan penyertaan yang melimpah dalam setiap proses pembuatan Proyek Akhir Desain Komunikasi

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga pada kesempatan kali ini penulis dapat