SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Topik Bahasan Manajemen konflik
Bidang Pengembangan Pribadi
Jenis layanan Pribadi dan sosial
Fungsi layanan Pemahaman dan Pencegahan
Tujuan layanan/hasil yang ingin dicapai
1. Melalui diskusi siswa dapat menjelaskan
pengertian, akibat-akibat konflik dan manfaat manajemen konflik
2. Siswa menyimpulkan
gaya mengatasi konflik yang
digambarkan dengan gaya binatang
3. Siswa melatihkan cara/trik mengatasi konflik dalam kehidupan sehari-hari
Sasaran Layanan Siswa VII RSBI 2
Uraian kegiatan dan materi layanan
Kegiatan awal (10 menit)
1. Pembukaan, Absen dan Menceritakan suasana Kejadian
2. Menjelaskan target pembelajaran Kegiatan inti (25 menit)
1.
Meminta siswa berdiskusi mengenai pengertian
konflik, akibat yang ditimbulkan oleh konflik
2. Menjelaskan mengenai gaya mengatasi konflik yang
digambarkan dengan gaya binatang
3. Melatihkan cara/ trik mengatasi konflik
4. Memberikan tugas
Kegiatan akhir (10 menit) 1. Refleksi kegiatan
2. Memberikan motivasi untuk siswa 3. Menyampaikan salam penutup
Metode
1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Pemberian tugas 4. Latihan/ simulasi Tempat penyelenggaraan Ruang kelas VII RSBI 2
Waktu :
Hari/tanggal/semester
Selasa, 10 April 2012 1 x 45 menit
Semester II Penyelenggaraan layanan Sriwahyuni Pihak pihak yang diikut
sertakan
digunakan
Rencana penilaian dan tindak lanjut
Penilaian bersifat pertanyaan langsung, didasarkan pada AKUR (Acuan, Kompetensi, Usaha, dan Perasaan)
1. Hal apa yang membuat ananda harus pandai untuk memanajemen konflik? (penilaian acuan) 2. Bagaimana usaha ananda untuk
mengembangkan cara memanajemen konflik? (Penilaian Usaha)
3. Hal baru apa yang ananda dapatkan? Atau, simpulkanlah kembali mengenai materi yang telah dibahas! (penilaian kompetensi)
4. Bagaimana perasaan ananda setelah materi diberikan (penilaian rasa)
Keterkaitan layanan ini dengan layanan
lain/kegiatan pendukung
-Catatan Khusus Format klasikal
Mengetahui, Padang, 13 Februari 2012
Guru Pamong Perencana Layanan
Drs. Erman Jamal Sriwahyuni
Nip.195605071980031009 96110/2009
Manajemen Konflik
Manusia sebagai makhluk sosial, membutuhkan hidup secara bersama-sama. Dalam
menjalani hidup ini manusia mengahadapi situasi-situasi yang menyenangkan, sesuai dengan
apa yang diinginkan dan tidak jarang pula ia menghadapi situasi yang berlawanan atau
bertentangan dengan yang diinginkan, baik dengan diri sendiri apalagi dengan orang lain.
Situasi yang bertentangan itu dinamakan konflik. Karena situasi konflik yang dihadapi
oleh seseorang setiap hari maka diperlukan suatu keterampilan menghadapinya atau disebut
juga dengan manajemen konflik.
B. Akibat-akibat Konflik
Konflik dapat berakibat negatif maupun positif tergantung pada cara
mengelola konflik tersebut.
Akibat negative
1. Menghambat komunikasi.
2. Mengganggu kohesi (keeratan hubungan). 3. Mengganggu kerjasama atau “team work”.
4. Mengganggu proses produksi, bahkan dapat menurunkan produksi. 5. Menumbuhkan ketidakpuasan terhadap pekerjaan.
6. Individu atau personil menga-lami tekanan (stress), mengganggu konsentrasi, menimbulkan kecemasan, mangkir, menarik diri, frustrasi, dan apatisme.
Akibat Positif dari konflik:
1. Membuat organisasi tetap hidup dan harmonis. 2. Berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan.
3. Melakukan adaptasi, sehingga dapat terjadi perubahan dan per-baikan dalam sistem dan prosedur, mekanisme, program, bahkan tujuan organisasi.
4. Memunculkan keputusan-keputusan yang bersifat inovatif.
5. Memunculkan persepsi yang lebih kritis terhadap perbedaan pendapat.
C.
gaya mengatasi konflik yang digambarkan dengan gaya binatang:
1. Gaya kura-kura (TURTLE STYLE)
a. Seekor kura-kura tidak mau manghadapi msalah/ konflik secara fisik atau osikis
2. Ia selalu menghindar dari konflik: Ia melindungi dirinya dari konflik dengan cara berlindung
dibawah tempurung punggungnya
3. Gaya boneka beruang (A BEAR DOLL STYLE): Gaya ini akan berusaha:
a. Ia ingin diterima oleh semua orang
b. Ia lebih mengutamakan kepentingn kelompoknya dari pada kepentingan pribadi
c. Kia selalu menghindari pertengkaran dan konflik, karena konflik akan mengganggu
keharmonisan hubungan satu dengan yang lainnya
4. Gaya burung hantu (OWL STYLE)
a. Seekor burung hantu dalam menghadapi masalah dia berusaha menemukan solusi yang
terpat ia tidak akan bersembunyi dari masalah tersebut
b. Konflik harus diselesaikan tanpa merugikan diri sendiri maupun orang lain
c. Konflik dijadikan untuk mengembangkan kompetensi diri dan untuk menjadikan
hubungan lebih harmonis dengan orang lain
a. Seekor rubah akan menempatkan tujuan pribadi dan tujuan kelompok sama-sama
dipentingkan
b. Dalam gaya ini seseorang akan berkompromi unutuk membujuk orang-orang yang
terlibat dalam konflik untuk menyelesaikan konflik tersebut tanpa merugikan orang lain
6. Gaya ikan hiu (SHARK STYLE)
a. Seekor ikan hiu akan mencoba menyerang sesuatu yang dapat mengganggunya
b. Gaya ini akan memkasa orang untuk menerima ide-idenya dalam penyelesaian masalah
c. Ia hanya memikirkan pribadinya tanpa mempertimbangkan yang lainnya
d. Ia hanya menggunakan segala cara untuk mencapai tujuannya
e. Ia akan menjadipemenang meskipun dengan cara yang tidak benar
D. Cara atau Taktik Mengatasi KonflikMengatasi dan menyelesaikan suatu konflik bukanlah suatu yang sederhana. Cepat-tidaknya suatu konflik dapat diatasi tergantung pada kesediaan dan keterbukaan pihak-pihak yang bersengketa untuk menyelesaikan konflik, berat ringannya bobot atau tingkat konflik tersebut serta kemampuan campur tangan (intervensi) pihak ketiga yang turut berusaha mengatasi konflik yang muncul.
1. Rujuk: Merupakan suatu usaha pendekatan dan hasrat untuk kerja-sama dan menjalani hubungan yang lebih baik, demi kepentingan bersama.
2. Persuasi: Usaha mengubah po-sisi pihak lain, dengan menunjukkan kerugian yang mungkin timbul, dengan bukti faktual serta dengan menunjukkan bahwa usul kita menguntungkan dan konsisten dengan norma dan standar keadilan yang berlaku.
3. Tawar-menawar: Suatu penyelesaian yang dapat diterima kedua pihak, dengan saling mempertukarkan konsesi yang dapat diterima. Dalam cara ini dapat digunakan komunikasi tidak langsung, tanpa mengemukakan janji secara eksplisit.
4. Pemecahan masalah terpadu: Usaha menyelesaikan masalah dengan memadukan kebutuhan kedua pihak. Proses pertukaran informasi, fakta, perasaan, dan kebutuhan berlangsung secara terbuka dan jujur. Menimbulkan rasa saling percaya dengan merumuskan alternatif pemecahan secara bersama de¬ngan keuntungan yang berimbang bagi kedua pihak.
5. Penarikan diri: Suatu penyelesaian masalah, yaitu salah satu atau kedua pihak menarik diri dari hubungan. Cara ini efektif apabila dalam tugas kedua pihak tidak perlu berinteraksi dan tidak efektif apabila tugas saling bergantung satu sama lain.
kurang efektif karena salah satu pihak hams mengalah dan menyerah secara terpaksa.
7.
Intervensi (campur tangan) pihak ketiga
: Apabila pihak yang bersengketa tidak bersedia berunding atau usaha kedua pihak menemui jalan buntu, maka pihak ketiga dapat dilibatkan dalam penyelesaian konflik.8.
Arbitrase (arbitration)
: Pihak ketiga mendengarkan keluhan kedua pihak dan berfungsi sebagai “hakim” yang mencari pemecahan mengikat. Cara ini mungkin tidak menguntungkan kedua pihak secara sama, tetapi dianggap lebih baik daripada terjadi muncul perilaku saling agresi atau tindakan destruktif.9.
Penengahan (mediation)
: Menggunakan mediator yang diundang untuk menengahi sengketa. Mediator dapat membantu mengumpulkan fakta, menjalin komunikasi yang terputus, menjernihkan dan memperjelas masalah serta mela-pangkan jalan untuk pemecahan masalah secara terpadu. Efektivitas penengahan tergantung juga pada bakat dan ciri perilaku mediator. 10.Konsultasi
: Tujuannya untuk memperbaiki hubungan antar kedua pihak sertamengembangkan kemampuan mereka sendiri untuk menyelesaikan konflik. Konsultan tidak mempunyai wewenang untuk memutuskan dan tidak berusaha untuk menengahi. la menggunakan berbagai teknik untuk meningkatkan persepsi dan kesadaran bahwa tingkah laku kedua pihak terganggu dan tidak berfungsi, sehingga menghambat proses penyelesaian masalah yang menjadi pokok sengketa.
Hal-hal yang Perlu Diperhati-kan Dalam Mengatasi Konflik:
1. Ciptakan sistem dan pelaksanaan komunikasi yang efektif. 2. Cegahlah konflik yang destruktif sebelum terjadi.
3. Tetapkan peraturan dan prosedur yang baku terutama yang menyangkut hak karyawan.
4. Atasan mempunyai peranan penting dalam menyelesaikan konflik yang muncul.
5. Ciptakanlah iklim dan suasana kerja yang harmonis.
6. Bentuklah team work dan kerja-sama yang baik antar kelompok/ unit kerja 7. Semua pihak hendaknya sadar bahwa semua unit/eselon merupakan mata
rantai organisasi yang saling mendukung, jangan ada yang merasa paling hebat
8. Bina dan kembangkan rasa solidaritas, toleransi, dan saling pengertian antar unit/departemen/ eselon.
1. Tugas 1
Konflik yang pernah anda alami
Sebutkan konflik yang pernah anda alami dirumah, di sekolah dan di masyarakat
N
O
CONTOH KONFLIK
PERAN
1
Di rumah
2
Di sekolah
3
Di masyarakat
Tugas 2
Diskusikanlah gaya pemecahan konflik di atas dan gaya yang mana yang paling baik di
terapkan!
Sumber:
B. Renita Mulyaningtyas,dkk. 2006. Bimbingan dan Konseling SMA untuk Kelas X. Jakarta: Esis.