• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENDIDIK GURU KOMPETEN DI ZAMAN YANG BER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MENDIDIK GURU KOMPETEN DI ZAMAN YANG BER"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

MANUSIA PEMBELAJAR

DI DUNIA TARIK ULUR

Tanggapan terhadap Pandangan M. Sastrapratedja

tentang Pendidikan sebagai Humanisasi

(3)

MANUSIA PEMBELAJAR DI DUNIA TARIK ULUR Tanggapan terhadap Pandangan M. Sastrapratedja tentang Pendidikan sebagai Humanisasi

Editor: In Nugroho Budisantoso © 2015

Cetakan Pertama

xxiv; 388 hlm.; 160 x 218 mm. ISBN: 978-602-0830-23-0

Desain Sampul dan Tata Letak: Antonius Febri Harsanto Ilustrasi Sampul:

“Semangat Muda” karya Kelompok PL Art. Pemenang I Lomba dan Festival Mural dengan tema “Pendidikan Transformatif ” dalam rangka Dies Natalis ke-60 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang

(4)

Bab 18

MENDIDIK GURU KOMPETEN

DI ZAMAN YANG BERGERAK:

Generasi Baru dan Masa Depan Pendidikan sebagai Humanisasi

T. Sarkim

Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Maria Suci Apriani

Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(5)

1. Perubahan Masyarakat Membawa Perubahan pada Peran Guru

Sekalipun bukan satu-satunya penentu kualitas pendidikan, guru memainkan peran yang sangat penting. Driyarkara (1955) mengungkapkan pentingnya guru dalam pernyataan yang sangat mendalam berikut ini: “… mereka dapat berjasa tinggi, akan tetapi juga dapat merugikan secara besar-besaran, mereka dapat menimbulkan, akan tetapi juga dapat menenggelamkan, mereka dapat menjunjung, akan tetapi juga menjerumuskan generasi muda kita”. Pernyataan Driyarkara tersebut selain menekankan peran penting guru, yaitu pribadi yang dapat mendorong atau membawa perubahan masyarakat ke arah yang lebih baik, tetapi juga menunjukkan risiko yang bisa ditimbulkan apabila guru yang mendidik generasi muda adalah mereka yang tidak kompeten atau bahkan tidak menghidupi semangat mendidik. Apabila guru yang mendidik generasi muda tidak kompeten dan tidak layak, maka alih-alih masyarakat menjadi lebih baik, yang diperoleh adalah justru masyarakat dengan kualitas kemanusiaan yang lebih rendah.

(6)

intelektual (Bab 17), yakni pada tulisan yang berjudul “Peran Intelektual dalam Transformasi Sosial”. Kiranya tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa Sastrapratedja menaruh harapan besar kepada para guru, baik sebagai pribadi maupun sebagai kesatuan profesi, untuk menjadi penggerak perubahan sosial ke arah yang lebih baik.

Diskusi tentang guru secara umum dapat dikelompokkan ke dalam dua aliran besar, yaitu: pertama, diskusi yang bertujuan untuk menyelidiki, mendalami, dan memahami guru, serta, kedua, diskusi yang bertujuan untuk menyelidiki dan merumuskan karakteristik atau proil guru yang diidealkan. Dua aliran besar tersebut seringkali bermuara pada kajian dan rancangan tindakan konkrit untuk meningkatkan martabat, kompetensi, dan kualitas kinerja guru. Salah satu diskusi dan penyelidikan dari aliran pertama adalah pembahasan yang berkembang dalam dua dekade terakhir, yaitu mengenai pengetahuan dan keyakinan guru yang diduga berpengaruh langsung terhadap tindakan-tindakan profesionalnya di dalam pembelajaran. Terminologi yang sering dipergunakan di dalam bidang itu di antaranya adalah knowledge base for teaching dan pedagogical content knowledge. Sementara itu, contoh diskusi yang termasuk ke dalam aliran kedua adalah pembahasan tentang proil guru untuk mendidik generasi abad ke-21, atau proil guru untuk masyarakat plural. Pembahasan tentang proil guru pada umumnya didahului dengan analisis mengenai karakteristik mengenai masyarakat di mana guru yang diidealkan itu hadir dan berkarya.

(7)

yang akan datang. Hal ini dapat dilihat dari sistematika tulisannya. Segera setelah menyampaikan permasalahan, pada bagian kedua Sastrapratedja memaparkan pembahasan tentang “Kecenderungan Perubahan Memasuki Abad 21”. Bagian tersebut disusul dengan bagian tiga yang berisi uraian tentang peran guru masa depan.

Pada bagian “Kecenderungan Perubahan Memasuki Abad 21”, Sastrapratedja menyebutkan empat kecenderungan yang berlangsung, yaitu: (1) Globalisasi berdampak pada meningkatnya mobilitas tenaga kerja lintas negara; (2) Globalisasi membuka peluang terjadinya inovasi dan kreativitas; (3) Orientasi pasar dan bisnis mempengaruhi pola perilaku masyarakat; dan (4) Teknologi informasi merambah hampir segala aspek kehiduoan masyarakat. Ditambahkan pada keempat kecenderungan itu point ke-5, yaitu: Adanya tuntutan baru dalam dunia pendidikan sebagai akibat dari keempat kecenderungan yang telah disebutkan. Tuntutan-tuntutan baru itu meliputi: akuntabilitas, eisiensi, evaluasi, dan perbaikan secara kerkesinambungan.

(8)

bisa berperan aktif di dalam masyarakat masa depan serta model pendidikan yang memfasilitasi calon guru berkembang ke arah proil yang diidealkan tersebut.

2. Perkembangan Teknologi Membawa Perubahan pada Individu dan Masyarakat

Sejarah mencatat bahwa penemuan teknologi telah membawa perubahan besar bagi masyarakat. Pada masa lalu, penemuan mesin uap menggantikan berbagai alat yang semula digerakkan oleh manusia atau hewan. Selain itu, dengan adanya mesin uap berhasil dikembangkan alat-alat baru. Mesin uap menggantikan tenaga manusia dan hewan dengan tenaga mesin. Mesin uap juga mendorong perkembangan yang sangat pesat pada alat-alat transportasi khususnya kereta api dan kapal laut. Kehadiran alat-alat industri dan transportasi tersebut di atas mengubah perilaku masyarakat. Berbagai pekerjaan yang semula dikerjakan manusia digantikan oleh mesin sehingga beberapa jenis pekerjaan manusia hilang. Akan tetapi, pada saat yang sama, muncul jenis-jenis pekerjaan baru yang sebelumnya tidak ada. Kehadiran mesin di dalam masyarakat, selain berdampak pada perubahan jenis pekerjaan, juga berpengaruh terhadap sumber-sumber ekonomi masyarakat yang kemudian juga mempengaruhi sistem sosial masyarakat dan pemerintahan. Maka, dapat dikatakan bahwa penemuan teknologi baru – yang merupakan hasil dari upaya manusia – membawa perubahan pada perilaku manusia secara individual dan sosial.

(9)

terjadi di penghujung abad ke-20 dan awal abad ke-21. Penemuan teknologi komunikasi dan informasi dalam tiga dekade terakhir telah membawa banyak perubahan bagi manusia sebagai individu dan juga bagi masyarakat. Hal yang lebih menarik lagi, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memiliki pengaruh langsung terhadap bidang yang menjadi fokus utama dari pembahasan ini, yaitu bidang pendidikan. Berikut ini akan dibahas perubahan-perubahan yang terjadi sebagai akibat dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

Teknologi komunikasi dan informasi yang berkembang dalam beberapa dekade terakhir telah mengubah tatanan masyarakat. UNESCO (2005: 17) menyebut masyarakat saat ini sedang berkembang ke arah Knowledge Societies yaitu masyarakat yang dituntun oleh keberagaman dan kapasitas yang dimilikinya. Teknologi komunikasi dan informasi saat ini memberikan berbagai kemudahan kepada manusia. Berbagai fenomena dan aktivitas yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Di sini dapat disebutkan beberapa aktivitas yang sangat dipengaruhi oleh teknologi komunikasi yaitu:

(1) Cara Manusia Berkomunikasi dan Bersosialisasi

(10)

Alat komunikasi masa kini juga memungkinkan manusia berkomunikasi dengan banyak pihak secara serentak dan mendapat respons dalam waktu sekejap. Perilaku berkomunikasi yang difasilitasi oleh alat komunikasi saat ini cenderung membuat manusia tidak tahan untuk menunggu. Manusia saat ini mengharapkan respon segera dari pihak mitranya yang diajak berkomunikasi.

Alat komunikasi saat ini juga telah membawa fenomena baru yang disebut media sosial. Media sosial memungkinkan manusia menjalin relasi dengan banyak orang tanpa harus terlebih dulu bertemu, dan seringkali tanpa harus mengungkapkan identitasnya secara jujur. Dewasa ini seseorang dapat memiliki relasi dengan orang lain yang secara isik belum pernah bertemu dan berada di tempat yang secara geograis sangat jauh.

Sekalipun membawa berbagai kemudahan, teknologi yang dipakai untuk berkomunikasi saat ini juga membawa kelemahan. Johnson (2014) seorang peneliti dari Yale University menyatakan bahwa komunikasi yang dimediasi dengan teknologi komunikasi saat ini berpotensi melemahkan kedekatan emosional antara

pihak-pihak yang berkomunikasi. Akan tetapi, di sisi lain, alat komunikasi saat ini membuat manusia untuk mengungkapkan

(11)

emosi dan hal-hal yang sangat pribadi kepada publik. Jadi di satu sisi, alat komunikasi saat ini dapat membawa suasana komunikasi yang kurang melibatkan aspek emosional, akan tetapi pada saat yang sama, alat komunikasi saat ini membuat manusia mengungkapkan berbagai hal yang bersifat personal kepada umum.

(2) Cara Manusia Memperoleh Informasi dan Pengetahuan

Teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini membawa perubahan yang memungkinkan manusia memperoleh informasi dalam waktu yang sangat cepat, dan melimpah. Informasi yang tersedia lebih daripada yang diperlukan. Ketersediaan dan kemudahan memperoleh informasi yang dimungkinkan oleh teknologi informasi dan komunikasi mengubah secara drastis cara manusia dewasa ini memperoleh pengetahuan dan juga cara manusia dewasa ini belajar. Pada masa lalu, ketika teknologi informasi dan komunikasi belum berkembang seperti sekarang, hanya terdapat dua sumber informasi utama, yaitu guru atau dosen dan buku. Siapa pun yang ingin memperoleh pengetahuan harus bertemu dengan dua sumber itu. Hal yang sangat berbeda terjadi pada saat ini. Asalkan seseorang tersambung dengan jaringan internet, maka ia dapat memperoleh informasi apa pun yang ia perlukan.

(12)

dalam bukunya yang berjudul he Meaning of Learning and Knowing (2010) melaporkan hasil penelitiannya tentang berbagai makna belajar yang diyakini oleh berbagai kelompok. Dari penelitiannya, van Rossum dan Hamer mengidentiikasi ada enam makna belajar, yaitu: (a) belajar sebagai peningkatan pengetahuan; (b) belajar sebagai proses menghafal; (c) belajar sebagai proses memperoleh fakta, prosedur, dan sebagainya yang dipergunakan di kemudian hari; (d) belajar sebagai proses mengabstraksi makna; (e) belajar sebagai proses interpretatif untuk memaknai suatu realitas; dan (f) belajar sebagai proses aktualisasi diri.

Pemahaman tentang makna belajar yang berbeda-beda tersebut menentukan aktivitas yang dilakukan oleh murid yang belajar dan guru yang mengajar. Maka, perkembangan teknologi dan informasi yang mengubah cara manusia memperoleh pengetahuan juga berpengaruh terhadap cara manusia belajar dan aktivitas guru di dalam proses pembelajaran.

(3) Jenis Pekerjaan, Cara Manusia Bekerja, dan Cara Memperoleh Penghasilan

(13)

yang memerlukan kreativitas tinggi seperti: penelitian, pengembangan, perencangan, pemasaran, dan jaringan pemasok kebutuhan manusia. Sementara itu, di dalam masyarakat yang masih berkembang, jenis-jenis pekerjaan yang mendominiasi adalah pekerjaan-pekerjan rutin berulang-ulang yang dapat dikerjakan oleh mesin.

Diadaptasi dari hriling dan Fadel (2009: 10)

Seperti telah dikemukakan di muka, perkembangan teknologi membawa perubahan pada sumber-sumber ekonomi. Banyak pekerjaan yang menjadi hilang dan tidak sedikit pula adanya jenis-jenis pekerjaan baru. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi bukan hanya memunculkan jenis-jenis pekerjaan baru, tetapi juga menghadirkan jenis-jenis usaha jasa baru. Jenis-jenis usaha jasa baru yang berkembang adalah jasa yang

(14)

membutuhkan inovasi dan kreativitas. Masyarakat dewasa ini bahkan tidak bisa membayangkan jenis pekerjaan dan usaha baru yang akan muncul dalam waktu lima belas atau dua puluh tahun yang akan datang. Apabila salah satu fungsi dari pendidikan adalah mempersiapkan generasi muda agar dapat berperan secara optimal di dalam masyarakatnya, maka hal ini merupakan salah satu tantangan besar dalam dunia pendidikan. Pendidikan seperti apakah yang mampu mempersiapkan peserta didik terhadap perubahan-perubahan yang sedemikian cepat?

(4) PerkembanganIlmuBiologi dan Kedokteran

Pendidikan dewasa ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu biologi dan kedokteran khususnya neuroscience. Sebagai respon terhadap berkembangnya penelitian tentang neuroscience dalam bidang pendidikan, pada tahun 2013 UNESCO menerbitkan sebuah dokumen penelitian kebijakan pendidikan berjudul: Educational Neurosciences: More Problem than Promises? Sebagaimana dinyatakan di dalam kesimpulan dari dokumen tersebut, penelitian tentang neuroscience membuka peluang bagi dunia pendidikan untuk semakin memahami proses belajar, sebagaimana diisyaratkan pada point berikut:

(15)

Sementara itu, pada bulan Januari 2014, Program Pascasarjana Pendidikan Universitas Bristol Inggris menerbitkan review hasil penelitian tentang neuroscience dalam bidang pendidikan. Hasil review tersebut memberikan informasi yang sangat detail tentang hasil-hasil penelitian mengenai neuroscience dalam pembelajaran berbagai mata pelajaran serta potensi-potensi pengembangannya.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa proses pendidikan saat ini dan ke depan tidak bisa tidak perlu memperhatikan hasil-hasil penelitian tentang neuroscience. Hasil-hasil penelitian itu membantu guru semakin memahami proses belajar yang pada gilirannya membantu guru merancang proses pembelajaran yang paling optimal bagi siswa.

3. Pendidikan di Tengah Perubahan

(16)

pendidikan meruakan aktivitas yang dilakukan oleh manusia dengan sasaran manusia lain yang keduanya menyejarah. Bergerak bersama waktu.

Di muka telah dipaparkan berbagai aspek pada individu dan masyarakat yang berubah sebagai akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, secara khusus akibat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Berikut ini akan diidentiikasi dua dari beberapa aspek perubahan sebagai akibat dari kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang terkait langsung dengan bidang pendidikan, yaitu yang menyangkut cara belajar dan metode belajar serta yang berkenaan dengan kurikulum.

(1) Cara Belajar – Metode Mengajar

Sumber informasi dan pengetahuan sangat bervariasi dan terbuka bagi para siswa. Oleh karena itu pembelajaran dewasa ini seharusnya tidak diarahkan untuk menyampaikan informasi kepada para murid, melainkan lebih diarahkan untuk mengolah informasi dan melatih kemampuan berpikir. Pengetahuan-pengatahun faktual yang pada masa lalu menjadi materi utama pembelajaran bukannya tidak penting, tetapi tidak menjadi bagian pokok pembelajaran. Pengetahuan faktual dipelajari dalam kerangka pengembangan kemampuan berpikir dan pencarian solusi atas suatu masalah yang dibahas di dalam kelas.

(17)

dan di tempat yang memungkinkan mereka mendapatkan pengetahuan. Hal seperti ini hanya akan terjadi apabila murid memiliki rasa motivasi belajar, memiliki rasa ingin tahu, dan memiliki keinginan untuk mengembangkan pemahaman yang dimilikinya. Dengan kata lain, pembelajaran akan terjadi apabila murid memiliki motivasi untuk belajar. Maka, di dalam situasi yang demikian, tugas utama guru adalah menyediakan situasi yang menantang, menyenangkan, dan memotivasi murid untuk belajar.

(18)

dan kemendalaman belajar tereduksi dan yang tampil hanyalah belajar yang semu.

Apabila sumber-sumber belajar sudah tersedia luas dan cara belajar juga mengalami perubahan, maka cara guru mengukur hasil belajar murid juga perlu berubah.

(2) Kurikulum

Kurikulum yang dimaksud di sini adalah kurikulum dalam makna luas, bukan hanya sekedar datar matapelajaran yang menjadi bagian dari pelajaran di sekolah. Kurikulum juga mencakup tujuan pendidikan dari suatu jenjang pendidikan. Kurikulum mencakup tujuan, proses, dan sistem evaluasinya. Orientasi atau tujuan pendidikan tidak lagi semata-mata demi penguasaan ilmu pengetahuan tetapi aspek lain yang sama pentingnya adalah kemampuan memperoleh pengetahuan itu sendiri. Kemampuan-kemampuan itu merupakan kemampuan yang “transferable”, dapat dipergunakan di dalam berbagai bidang kehidupan, dan melampaui batas-batas matapelajaran.

hilling dan Fadel (2009: 49) mengidetiikasi enam kemampuan pokok yang diperlukan oleh generasi muda masa depan, yaitu: (a) kemampuan berpikir kritis, (b) kemampuan memecah-kan masalah, (c) kemampuan bekerjasama, (d) kemampuan

(19)

berkomunikasi, (e) kreativitas, dan (f) kemampuan melakukan inovasi.

4. Guru dan Pendidikan Guru

Berdasarkan uraian pada bagian 3 di atas, terlihat jelas bahwa untuk berkarya secara optimal sebagai guru bagi generasi masa kini dan masa depan, guru perlu memiliki kekampuan-kemampuan khusus dan oleh karenanya perlu dipersiapkan dengan cara-cara yuang khusus pula.

Untuk mendidik generasi muda masa kini, selain perlu memiliki kecintaan kepada para muridnya yang ditunjukkan dengan kepedulian tinggi untuk membantu para muridnya berkembang secara utuh dan optimal ke arah pribadi dewasa, serta memiliki kemampuan-kemampuan pokok seperti penguasaan materi pelajaran, pengusanaan metode-metode dan evaluasi pembelajaran, guru yang medidik generasi muda masa kini perlu juga memiliki dua karakteristik tambahan yaitu: (1) fasih dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi serta (2) gemar untuk belajar secara terus-menerus

(1) Fasih dalam Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi

Kefasihan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi mencakup keterampilan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk menjalankan komunikasi, pembelajaran, dan administrasi pendidikan, serta menguasai aspek-aspek etis-normatif serta sosial dari teknologi informasi dan komunikasi.

(20)

para muridnya, maka guru perlu mengenal dan memasuki aneka cara murid dalam berkomunikasi, yang bukan hanya melalui telepon atau sms, tetapi juga dengan berbagai fasilitas yang tersedia dewasa ini. Dengan menguasai kemampuan komunikasi masa kini, guru akan mampu mengenal siswanya dan mampu memberikan pendampingan yang diperlukan untuk perkembangan para muridnya.

Seperti telah dibahas di muka, anak-anak generasi masa kini adalah mereka yang terlahir ke dalam lingkungan yang dikelilingi oleh multimedia. Informasi yang mereka terima dari berbagai media berupa informasi yang bersifat audio visual. Oleh karena itu, agar para murid dapat belajar secara optimal, informasi yang dipelajari oleh murid perlu disesuaikan dengan kebiasaan mereka di dalam menerima dan mengolah informasi dalam kehidupan mereka sehari-hari, yang tentu saja bersifat audio visual. Selain itu, anak-anak generasi masa kini terbiasa memperoleh kemudahan untuk memperoleh informasi secara lengkap dalam waktu yang singkat. Kefasihan guru dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi akan sangat membantu guru untuk mengemas informasi yang dipelajari dalam media yang ditampilkan secara menarik serta mengarahkan siswa untuk mencari sumber-sumber belajar yang dapat dipercaya baik dalam bentuk teks, gambar, audio, atau video.

(21)

nilai, pengumpulan tugas-tugas siswa, dan pencatatan hal-hal khusus mengenai setiap siswa.

(2) Gemar untuk Selalu Belajar

Ciri kedua yang perlu dimiliki oleh guru generasi muda masa kini adalah kegemaran guru untuk selalu belajar. Ilmu pengetahuan terus berkembang, dan setiap hari banyak informasi baru yang relevan dengan pembelajaran yang masuk ke dalam jaringan dunia maya. Supaya materi dan metode pembelajaran guru selalu menyampaikan hal yang terkini, maka guru perlu terus menerus belajar. Kebiasaan belajar ini merupakan salah satu karakter penting yang perlu dimiliki oleh para guru.

Dengan memperhatikan kemampuan dan karakteristik yang perlu dimiliki oleh guru masa kini, maka pendidikan calon guru perlu membantu calon guru di dalam mengembangkan kemampuan dan kebiasaan tersebut.

Dengan memberi penekanan pada pengembangan kemampuan-kemampuan ini, tidak berarti bahwa kemampuan-kemampuan dan sikap yang selama ini dikembangkan dan dimiliki guru menjadi nomor dua. Kemampuan dan sikap yang selama ini dikembangkan di dalam pendidikan guru, seperti penguasaan materi, metode, dan evaluasi pembelajaran serta membangun kecintaan kepada para murid, tetap merupakan hal yang penting. Akan tetapi, itu saja tidak cukup.

(22)

kemampuan-kemampuan yang diperlukan untuk secara efektif membantu murid belajar dengan cara yang tepat, maka pendidikan calon guru perlu menyesuaikan dengan keperluan tersebut. Cara-cara tradisional yang tidak lagi relevan perlu diubah. Hasil penelitian yang dilakukan oleh suatu tim di bawah koordinasi OECD menunjukkan bahwa sekalipun konteks belajar sudah mengalami perubahan, tetapi pendidikan calon guru, bahkan di negara maju sekalipun, belum banyak mengalami perubahan sebagaimana diungkapkan di dalam laporannya:

“he curriculum in pre-service teacher education is too traditional and not aligned with new, more modern expectations for what teachers should know and do.” (OECD, 2009: viii)

Penelitian yang dilakukan oleh Bank Dunia juga menghasilkan reko-mendasi yang sejalan dengan hasil penelitian OECD:

“he efectiveness of pre-service training can be improved through: (1) efective screening of teacher trainees; (2) relevant training content and modality delivery to ensure closer links between university courses and practical classroom teaching in schools; and (3) collaboration with schools to help new teachers adapt well to their jobs.” (World Bank, 2010: 6)

5. Berdasarkan Rasa Cinta kepada Murid

Untuk menutup tulisan ini, penulis ingin mengutip Pierto yang mengingatkan bahwa fokus para guru di dalam pembelajaran di kelas harus berubah dan pendidikan calon guru juga perlu berubah:

(23)

and move into a new set of skills that take into account the whole person, the whole teacher, the “interior teacher,” as popular educator Parker Palmer called it.” (Pierto, 2011)

Di dalam kalimat kedua yang dikuti di atas, Pierto mengingatkan hal yang sangat penting tentang guru dan pendidikan guru dengan merujuk pada Parker Palmer. Di dalam bukunya yang berjudul he Courage to Teach: Exploring the Inner Landscape of a Teacher’s Life, Palmer (2007) menekankan bahwa pendidikan yang sesungguhnya terjadi ketika guru mendasarkan seluruh aktivitasnya pada rasa cinta kepada para murid. Atas dasar cinta itu, guru berusaha mengerti setiap murid, berusaha membantu mereka mencapai perkembangan yang utuh secara optimal, dan menjadi manusia dewasa. Dengan demikian, seperti dikatakan di dalam bukunya itu, profesi guru bukan hanya memerlukan keterampilan dan kecerdasan, tetapi juga didasari oleh semangat yang berakar dari hati. Parker menyebutnya aspek emosional dan spiritual. Kiranya ketika profesi guru didasari oleh kecintaan dan hasrat untuk membantu murid berkembang, maka berbagai perubahan yang terjadi tidak akan membuat guru menjadi tidak berdaya, melainkan sebaliknya, menantang dan memotivasi guru untuk semakin mengaktualisasikan dirinya.

(24)

Referensi

Dokumen terkait

Hidup dalam bayangan kegelapan dan tidak pernah menampakkan diri mereka pada cahaya, sangat ahli dalam menyelinap dan menggunakan racun, serta selalu membunuh musuh mereka

Adapun batasan tematiknya adalah bahwa penelitian tentang Islam di Cina pada Masa Republik Nasionalis, 1911-1949 M , ini menganalisis tentang perkembangan Islam di Cina dan

(1) Dana yang digunakan untuk kelancaran penyelenggaraan Pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat dibebankan kepada desa induk untuk Desa

ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KARAWANG DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN

Penelitian yang dilakukan oleh Mohamad Abdul Khamid dkk (2012 ) telah menemukan genus Escherichia pada lindi sampah dapur didusun sukunan Yogyakarta, Ia juga menjelaskan

a. Sesuai dengan identifikasi kebutuhan yang dilakukan pada fase insepsi , lalu menganalisa fungsionalitas pendukung dan fungsionalitas inti sistem saat melakukan analisis

bahwa bahwa untuk untuk melaksanakan melaksanakan ketentuan ketentuan Pasal Pasal 2 2 dan dan Pasal Pasal 4 4 Peraturan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1985

Hasil penelitian ini Responden Ibu Menyusui Di Desa Kemadu Kecamatan Sulang Kabupaten Rembang yaitu yang melakukan teknik menyusui dengan sempurna dan tidak mengalami