• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN MUTU PROSES DAN HASIL PEMBEL (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENINGKATAN MUTU PROSES DAN HASIL PEMBEL (1)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

 

PENINGKATAN MUTU PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN PADA MATA KULIAH SISTEM LINIER MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS MOODLE

Yuliati

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Jl. Kalijudan 37 Surabaya

Telp : 031- 3891264 ext 276

Email : yuliatheresia@yahoo.com

ABSTRAK

Proses pembelajaran yang baik tentunya menuntut adanya perubahan, perbaikan dan pengembangan untuk dapat menyesuaikan dengan keperluan akan tercapainya kompetensi lulusan sekaligus pangsa lapangan kerja. Sistem pembelajaran Student Centered Learning (SCL) diharapkan mampu memberikan motivasi rasa ingin tahu dan semangat belajar mahasiswa ke arah pembelajaran sepanjang hayat untuk mencapai suatu kompetensi yang diharapkan dengan tidak mengesampingkan kemampuan soft skill mahasiswa. Dalam hal ini terjadilah suatu perubahan paradigma sistem pembelajaran, yang tentunya diperlukan suatu upaya untuk mengembangkan metode pembelajaran sebagai langkah alternatif yang dilakukan untuk tercapainya tujuan tersebut. Salah satu model pembelajaran yang dapat menumbuhkan suasana interaksi antara dosen dengan mahasiswa dan antar mahasiswa itu sendiri tersebut adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning)dengan didukung Learning Management System LMS MOODLE disamping efektif untuk meningkatkan kemampuan bekerja sama, komunikasi dan tanggung jawab, mahasiswa menjadi lebih mandiri dan lebih termotivasi untuk menggunakan teknologi ICT. Hasil pengisian kuosioner dapat dilihat bahwa nilai kepuasan mahasiswa terhadap pelaksanaan metode SCL dengan model pembelajaran kooperatif sebesar 7,4. Hal ini berarti mahasiswa dapat menikmati pembelajaran dikelas dengan menggunakan metode SCL tersebut. Prosentase kelulusan mahasiswa sebesar 86,7%. Apabila dibandingkan dengan nilai tahun-tahun sebelumnya hasil tersebut merupakan kemajuan yang cukup berarti dalam upaya untuk meningkatkan mutu dan hasil proses pembelajaran mata kuliah Sistem Linier.

Kata kunci : SCL, Cooperatif learning, MOODLE LMS

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Mata kuliah Sistem Linier (EE 270) pada kurikulum 2011 termasuk dalam kelompok Matakuliah Keilmuan dan Ketrampilan (MKK) di Program Studi Teknik Elektro Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Sistem Linier diajarkan di semester III dengan bobot 3 SKS. Mata kuliah ini adalah salah satu mata kuliah yang menggunakan bahasa Inggris dalam pemberian materi ajar, kuis, tugas, serta soal ujiannya. Namun, dalam penyelesaian semua tugas, kuis dan ujian, mahasiswa masih diperbolehkan menggunakan bahasa Indonesia untuk menyelesaikannya. Selama ini, penyajian materik kuliah Sistem Linier diajarkan masih menggunakan

model pembelajaran secara klasik (Teacher Centered Learning).

(2)

 

dengan mahasiswa dan antar mahasiswa itu sendiri adalah model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning). Hasil-hasil penelitian juga telah menunjukkan bahwa karakteristik pembelajaran kooperatif lebih banyak meningkatkan belajar dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman belajar individual atau kompetitif (Nur, 2001).

Selama ini, belum adanya upaya kreatif dosen untuk menyediakan akses informasi/pengetahuan yang lebih luas dan menarik dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (ICT). Salah satu upaya yang tampaknya cukup relevan adalah menggunakan bantuan Software MATLAB sebagai tools dalam pemahaman materi serta komputasi. Disamping itu, agar proses pembelajaran lebih menarik maka semua materi ajar, buku acuan yang digunakan, bahan tugas, penyampaian informasi sampai dengan pengumpulan tugas oleh mahasiswa dikemas dalam MOODLE LMS sebagai salah satu upaya inovasi perkuliahan Sistem Linier. Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini diharapkan agar mahasiswa mampu meningkatkan kemampuan bekerja sama, komunikasi dan tanggung jawabnya, serta agar mahasiswa menjadi lebih mandiri dan lebih termotivasi untuk menggunakan teknologi ICT.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana meningkatkan kualitas dan kuantitas media pembelajaran yang efektif, dinamik, inovatif, dan kreatif?

2. Bagiamana meningkatkan prosentase kelulusan mata kuliah Sistem Linier yang relatif masih rendah?

3. Bagaimana dosen bisa meningkatkan antusiasme para mahasiswa dalam mempelajari Sistem Linier dengan bahan-bahan kuliah dan ujian yang diambil dari dan menggunakan MOODLE? Lingkup persoalan yang akan dikaji dan dicari jawabannya adalah berhubungan dengan pemakaian sumber daya MOODLE untuk pembelajaran.

1.3 Tujuan dan Manfaat

Secara umum tujuan yang hendak dicapai dari pelaksanaan program ini adalah meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran dengan perubahan metode pembelajaran Teacher Centered Learning (TCL) menjadi metode pembelajaran Student Centered Learning (SCL) dengan model

pembelajaran kooperatif. Hal ini dapat dilakukan antara lain melalui perbaikan metode penyampaian, penyediaan bahan ajar/tugas dan pemanfaatan media pembelajaran dengan memanfaatkan MOODLE LMS yang akan digunakan dalam dalam pelaksanaan proses dan evaluasi pembelajaran, beserta hasil pembelajarannya.

Adapun manfaat yang dapat diperoleh tentunya dirasakan baik oleh dosen maupun mahasiswa. Pelaksanaan program ini dapat digunakan oleh mahasiswa sebagai bahan acuan untuk meningkatkan motivasinya dalam belajar, meningkatkan keaktifan mahasiswa, mengembangkan jiwa kooperatif/kerja sama saling menguntungkan, menghargai satu sama lain, membangun kepercayaan diri dalam menyelesaikan masalah-masalah sistem linier serta sebagai metode pembelajaran yang dapat meningkatkan mutu dan hasil belajar mahasiswa. Pelaksanaan program ini juga membantu dosen meningkatkan mutu proses belajar mengajar, membuat persiapan pembelajaran yang memenuhi kaidah-kaidah yang berlaku dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar dari berbagai media (MOODLE LMS), memanfaatkan waktu pembelajaran secara efisien sesuai dengan besarnya SKS, membuat bahan ajar pembelajaran secara lengkap untuk masa pembelajaran satu semester secara terstruktur dan sistematis, mempersiapkan dan memperbaiki metode dalam pembelajaran menjadi lebih efektif, dinamik, inovatif, dan kreatif, serta menyiapkan alat evaluasi pembelajaran yang berkesinambungan dan berorientasi pada pendekatan pencapaian rancangan pembelajaran.

2. KONSEP PENGEMBANGAN DAN

TINJAUAN TEORITIK

2.1 Mengapa model pembelajaran kooperatif penting?

(3)

 

learning sebelum melakukan tahapan-tahapan tersebut perlu dilakukan persiapan sebagai berikut:

1. Persiapan materi

Materi yang akan disajikan dalam cooperative learning dirancang sedemikian hingga sesuai dengan bentuk pembelajaran yang diselenggarakan secara kelompok.

2. Pembentukan kelompok kooperatif

Pembentukan kelompok kooperatif hendaknya berjumlah 3-5. Kelompok yang dibentuk ini bersifat heterogen secara akademik, yaitu terdiri dari siswa pandai, sedang dan kurang. Selain mempertimbangkan kemampuan akademik, perlu juga mempertimbangkan kriteria heterogenitas lainnya, misalnya jenis kelamin dan latar belakang sosial.

3. Penentuan skor dasar

Selanjutnya diinformasikan skor dasar tiap anggota. Skor dasar berasal dari skor tes individu pada evaluasi sebelumnya.

Cooperative learning menawarkan model evaluasi yang berbeda dimana terdapat nilai individu dan nilai kelompok. Meskipun siswa bekerja bersama, siswa secara perorangan bertanggung jawab terhadap belajarnya sendiri.

2.2 Penilaian (Assesment)

Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran dan juga hasil pembelajaran. Penilaian (assesment) adalah suatu kegiatan pengukuran, kuantisasi, dan penetapan mutu pengetahuan mahasiswa secara menyeluruh. Artinya penilaian haruslah terintegrasi dalam proses pembelajaran dan dilakukan dalam berbagai bentuk. Penilaian pembelajaran pada dasarnya mencakup aspek kognitif, afektif atau motorik, atau ketiga-tiganya. Aktivitas dalam penilaian meliputi: penetapan teknik penilaian, penetapan indikator, pelaksanaan pengukuran dan pengambilan keputusan.

2.3 Teknik Penilaian

Ada beberapa teknik penilaian yang dapat diterapkan pada metode Cooperative Learning[ Johnson, dan Roger T., (1999)], yaitu penilaian terhadap kinerja mahasiswa, penilaian terhadap tugas mahasiswa, penilaian terhadap produk yang dibuat mahasiswa, penilaian paper yang dibuat mahasiswa, penilaian portofolio, pernilaian terhadap hasil evaluasi diri,

penilaian terhadap tes tertulis, dan penilaian terhadap sikap mahasiswa.

Penilaian yang diberikan kepada mahasiswa bertujuan antara lain untuk:

1. Mengetahui tingkat pencapaian kompetensi mahasiswa

2. Mengukur pertumbuhan dan perkembangan kemajuan mahasiswa

3. Mendiagnosis kesulitan belajar mahasiswa 4. Mengetahui hasil pembelajaran

5. Mendorong siswa belajar

6. Umpan balik bagi dosen untuk mengajar lebih baik.

2.4 Metode penilaian

Dalam proses pembelajaran Sistem Linier ini metode penilaiannya dibedakan menjadi dua yaitu tes dan non tes. Tes yang dimaksud meliputi Kuis, Ujian tengah Semester dan Ujian Akhir Semester. Tes adalah metode yang sangat penting dalam mendapatkan informasi sejauh mana yang telah dilakukan dan diketahui oleh mahasiswa. Tes dilaksanakan dalam situasi yang khusus untuk menjamin diperolehnya hasil yang otentik dari setiap mahasiswa. Misalnya tes diselenggarakan dengan waktu yang terbatas, tanpa bantuan dari buku atau bersifat opened book, serta dalam pengawasan dosen. Adapun bentuk tes yang digunakan dalam kuliah Sistem Linier adalah uraian terstruktur dan bersifat opened book. Sedangkan penilaian non tes meliputi penilaian hasil karya dan sikap mahasiswa. Penilaian hasil karya dilakukan dalam bentuk tulisan dalam suatu topik tertentu dan penyampaian dalam presentasi di depan kelas serta pemrograman simulasi dengan bantuan software MATLAB. Penilaian presentasi mahasiswa menggunakan sistem rubrik analitik sebagai pedoman penskoran dan penilaian bagi dosen.

2.5 Rubrik

(4)

 

Sistem Linier sebagai bagian dari tugas kelompok mereka.

Tabel 1. Contoh Rubrik Penilaian Presentasi Mahasiswa

Nama Mhs : Richard Emmanuel A

3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengembangan

Penelitian dilakukan di Jurusan Teknik Elektro Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya pada Semester Gasal 2011/2012. Peserta mata kuliah ini berjumlah 15 mahasiswa dengan beban 3 SKS. Strategi penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang terdiri dari 4 tahapan yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi untuk perencanaan berikutnya (Tim Pelatih PGSM, 1999:66). Keempat tahap tersebut tertuang dalam Rancangan Program Pembelajaran (RPP) untuk mata kuliah Sistem Linier.

Menjawab terjadinya suatu perubahan paradigma sistem pembelajaran dari TCL menjadi SCL dewasa ini , tentunya diperlukan suatu upaya untuk mengembangkan metode pembelajaran sebagai langkah alternatif yang dilakukan agar tujuan tercapai. Sehingga untuk itu perlu langkah-langkah riil yang harus diambil agar dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan lebih memberikan motivasi kepada mahasiswa, khususnya mahasiswa peserta mata kuliah Sistem Linier. Dikembangkan suatu model pembelajaran yang dapat menciptakan suatu bentuk interaksi antara dosen dengan

mahasiswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat menumbuhkan suasana tersebut adalah model pembelajaran kooperatif. Menurut Lie (2007), pembelajaran kooperatif adalah kegiatan belajar mengajar dalam kelompok kecil. Mahasiswa diharapkan dapat belajar dan bekerja sama untuk sampai pada pengalaman belajar optimal baik dalam pengalaman individu maupun pengalaman berkelompok.

Adanya upaya kreatif dosen untuk menyediakan akses informasi/pengetahuan yang lebih luas dan menarik dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (ICT). Salah satu upaya yang tampaknya cukup relevan adalah menggunakan bantuan Software MATLAB sebagai tools dalam pemahaman materi serta komputasi. Disamping itu, agar proses pembelajaran lebih menarik maka semua materi ajar, buku acuan yang digunakan, bahan tugas, penyampaian informasi sampai dengan pengumpulan tugas oleh mahasiswa dikemas dalam MOODLE LMS sebagai salah satu upaya inovasi perkuliahan Sistem Linier. Tujuan dilaksanakannya inovasi perkuliahan ini adalah untuk meningkatkan mutu proses dan hasil belajar perkuliahan Sistem Linier

3.2 Rancangan Pembelajaran

(5)

 

Gambar 1. Model serial objek pembelajaran mata kuliah Sistem Linier

Keterangan :

1. Konsep Sinyal dan Sistem 2. Sistem LTI waktu kontinyu

3. Analisa Domain sistem waktu kontinyu

4. Representasi Sistem dalam fungsi transfer dan state space

5. Deret Fourier waktu kontinyu 6. Transformasi Fourier waktu kontinyu

7. Analisa Domain Waktu dari Sistem Waktu Diskrit

8. Transformasi Z

9. Transformasi Fourier waktu diskrit

3.3 Prosedur Pelaksanaan Model Pembelajaran Mata Kuliah Sistem Linier

Terdapat beberapa tahapan dalam proses pembelajaran kooperatif yang dikembangkan dengan memanfaatkan MOODLE LMS yaitu:

1. Pendaftaran mata kuliah Sistem Linier.

2. Pendaftaran siswa peserta kuliah Sistem Linier pada MOODLE LMS.

3. Upload Bahan ajar (dosen dpt menentukan bhn yg ingin dimunculkan), meliputi:

a. Materi Kuliah:

– Materi Teori: handout, doc, ppt, pdf.

– Materi Aplikasi: tutorial MATLAB dalam menunjang mata kuliah Sistem Linier

b. Materi Tugas meliputi:

• Tugas tentang pembahasan suatu topik yang telah ditentukan oleh dosen untuk didiskusikan secara berkelompok dan hasilnya dipresentasikan di depan kelas. Tugas ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang suatu topik tertentu dalam kegiatan diskusi kelompok, melatih kemampuan bekerja sama dan berkomunikasi antar mahasiswa.

• Tugas pemrograman MATLAB tentang pembangkitan sinyal, model sinyal, operasi pada sinyal serta metode konvolusi. Tugas ini bertujuan untuk meningkatkan dan melatih ketrampilan mahasiswa dalam pemrograman dan simulasi, khususnya dalam memecahkan permasalahan dalam mata kuliah Sistem Linier.

• Tugas individual tentang pembuatan suatu artikel yang berhubungan dengan “Aplikasi Sinyal dan Sistem” khususnya berhubungan dengan Sistem Kontrol, Sistem Telekomunikasi, dan Pemrosesan Sinyal Digital. Setiap mahasiswa diwajibkan memilih satu topic diantara 16 topik yang tersedia di MOODLE LMS dan membuat artikel yang berhubungan dengan topic pilihannya. Topik masing-masing mahasiswa didiskusikan dalam kelompok-kelompok kecil, kemudian dipaparkan didepan kelas. Tiap mahasiswa ditunjuk oleh Dosen secara acak untuk memaparkan kembali topic dari artikel yang telah dibuat oleh rekan satu kelompoknya.

Tugas ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan kepada mahasiswa tentang beberapa aplikasi sinyal dan system dalam kehidupan nyata.

c. Rencana pembelajaran mata kuliah Sistem Linier setiap pertemuan.

d. Umpan Balik/Evaluasi:

• Tugas soal dan dikembalikan kepada mahasiswa

• Presentasi kelompok

• Pembuatan tugas individu (membuat portofolio) tentang topik yang telah dipresentasikan sebelumnya

• Pembuatan artikel • Ujian Tulis (UTS & UAS)

• Up load hasil pemrograman dan simulasi menggunakan MATLAB.

e. Mekanisme Tatap Muka

ƒ Minggu I -V: Pertemuan kelas (untuk penjelasan, diskusi, tanya jawab) ƒ Pertemuan VI_VII: Pembuatan program

simulasi MATLAB

(6)

 

ƒ Pertemuan XII-XV: Pembuatan program aplikasi pemrosesan sinyal MATLAB

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan proses pembelajaran mata kuliah Sistem Linier dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif, telah diupayakan mengikuti Rencana Pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Sebagian besar kegiatan yang telah disusun pada rencana pembelajaran telah dilaksanakan. Namun karena kekurangan waktu, sebagian kegiatan tidak dapat dilakukan secara maksimal, seperti misalnya jumlah tugas untuk pemrograman dan simulasi yang terkait dengan materi perkuliahan.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh dosen maka diperoleh gambaran bahwa kehadiran mahasiswa sangat baik dan keterlambatan sangatlah sedikit. Secara keseluruhan prosentase mahasiswa yang mengumpulkan tugas juga sangat baik yaitu 93%. Sehingga nampaklah bahwa motivasi belajar mahasiswa sangat besar sehingga hal ini patut untuk dipertahankan.

Di lain pihak, dari sisi proses pembelajaran maka tidak banyak mahasiswa yang bertanya atau berbeda pendapat dengan dosen. Namun pada diskusi kelompok mereka terlihat lebih terbuka dalam menyampaikan pendapatnya.

Dari wawancara langsung dengan mahasiswa mengenai penggunaan MOODLE LMS dan software MATLAB sebagai tools dalam pembelajaran ternyata didukung sepenuhnya oleh mahasiswa sehingga layak untuk diteruskan. Untuk bahan ajar yang digunakan, tidak ada mahasiswa yang menganggap bahan ajar tersebut tidak layak, hanya ada beberapa mahasiswa yang menginginkan dosen menjelaskan lebih banyak bahan ajar tersebut.

Untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan proses pembelajaran kooperatif ini, diminta response mahasiswa terhadap pelaksanaannya, dengan cara mengisi kuosioner pada Tabel 2. Skala penilaian dari 1 sampai 10. Senerai dibagi dalam 14 pernyataan bertujuan untuk mengetahui :

1. Dampak metode pembelajaran terhadap pemahaman materi

2. Ketrampilan komunikasi 3. Kemampuan kerja sama 4. Peningkatan semangat belajar,

5. Ketertarikan terhadap pembelajaran mata kuliah yang menggunakan metode SCL .

Response mahasiswa terhadap beberapa pernyataan tersebut nilai rata-rata keseluruhan sebesar = 7,4). Jawaban mahasiswa terhadap kuosioner menunjukkan bahwa proses pembelajaran secara umum berlangsung baik dan lancar. Nampak, dari kuosioner bahwa minat membaca buku text / modul pembelajaran sebelum mengikuti perkuliahan rendah. Dari pengamatan nampak pula bahwa sebagian besar mahasiswa masih enggan untuk bertanya kepada dosen. Ketidakmauan mahasiswa untuk membaca dan bertanya tampaknya lebih pada belum terbentuknya kebiasaan membaca dan bertanya pada mahasiswa, bukan karena kurangnya sumber bahan bacaan ataupun suasana pembelajaran yang kurang nyaman.

Secara umum apabila dilihat dari nilai Skor Tengah Semester (STS) yang meliputi nilai tugas, nilai kuis, dan nilai Ujian Tengah Semester (UTS), maka dapat dikatakan bahwa nilai rata-rata kemampuan kelas cukup baik yaitu 64,3. Secara keseluruhan prosentase kelulusan mahasiswa sebesar 86,7%.

(7)

 

Dengan telah terbentuknya rancangan pembelajaran dan telah tersedianya modul-modul pembelajaran beserta modul tutorial MATLAB baik dalam versi cetak maupun dalam CD pembelajaran serta telah terbangunnya content MOODLE LMS pada mata kuliah Sistem Linier, dan pengalaman pelaksanaan metode ini akan menjadi model yang sangat baik untuk meningkatkan efektifitas penerapan model pembelajaran kooperatif selanjutnya. Dengan demikian keberlanjutan metode SCL dengan model pembelajaran kooperatif pada mata kuliah Sistem Linier berbasis MOODLE LMS sudah terjamin.

5. KESIMPULAN

Proses pembelajaran menggunakan model kooperatif pada mata kuliah Sistem Linier (3 SKS) berbasis MOODLE LMS pada semester gasal tahun akademik 2011/2012 telah berlangsung dengan baik. Peserta mata kuliah ini berjumlah 15 mahasiswa yang terdiri dari angkatan 2006, 2007, 2008, dan 2010. Prestasi belajar para mahasiswa pada tengah semester cukup baik dengan nilai rata-rata kelas 64,3. Prosentase kelulusan mahasiswa sebesar 86,7%. Apabila dibandingkan dengan nilai tahun-tahun sebelumnya hasil tersebut merupakan kemajuan yang cukup berarti dalam upaya untuk meningkatkan mutu dan hasil proses pembelajaran mata kuliah Sistem Linier. Dari hasil pengisian kuosioner dapat dilihat bahwa nilai kepuasan mahasiswa terhadap pelaksanaan metode SCL dengan model pembelajaran kooperatif sebesar 7,4. Hal ini berarti mahasiswa dapat menikmati pembelajaran dikelas dengan menggunakan metode SCL tersebut. Pembelajaran kooperatif berbasis MOODLE LMS disamping efektif untuk meningkatkan kemampuan bekerja sama, komunikasi dan tanggung jawab, mahasiswa menjadi lebih mandiri dan lebih termotivasi untuk

menggunakan teknologi ICT. Dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif ini, dirasakan sangaat efektif apabila jumlah mahasiswa per kelas tidak melebihi 25 orang. Disamping itu tersedianya banyak fitur dalam MOODLE LMS maka hal ini tentunya akan semakin memperkaya ide untuk menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih menarik, kreatif, dinamis dan inovatif.

PUSTAKA

Lie, Anita. 2007. Cooperatif Learning: Grasindo, Jakarta

Nur, Mohammad. 2001. Pembelajaran Kooperatif dalam Kelas IPA. Surabaya: UNESA. Saptono, Sigit. 2003. Strategi Belajar Mengajar

Biologi. Semarang: UNNES

Iryanti, Puji, 2004. Penilaian Unjuk Kerja, Yogyakarta.

Johnson D.W., Jonhson R., Smith K., 1999, “ Active Learning : Cooperation in The College Classroom “, Interaction Book Co, Edina – MN. Sukarmin. 2002. Pembelajaran Kooperatif. UNESA:

Gambar

Tabel 1. Contoh Rubrik Penilaian Presentasi Mahasiswa
Tabel 2. Response Mahasiswa Terhadap Metode Cooperative Learning

Referensi

Dokumen terkait

Monumen tersebut menempel pada tanah seluas 1 m 2.. Bulan hampir me nye rupai bola dengan diameter 3.476 km. Kubah sebuah gedung berbentuk setengah bola. Kubah tersebut

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa keragaan faktor-faktor kredit usaha sapi potong meliputi : pokok kredit, bunga kredit, pendapatan, agunan atau

Berdasarkan pengukuran dan analisa maka diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: latihan konvensional memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan footwork mahasiswa

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dan adanya persoalan hukum yang ditemukan, maka penulis ingin melakukan penelitian hukum yang berjudul “ Pengendalian kerusakan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah ada pengaruh upah, modal, dan nilai produksi terhadap penyerapan tenaga kerja pada UKM yang memproduksi

Abstrak: Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan kemampuan guru dalam 1) membuat alat peraga matematika sebagai media pada operasi bilangan bulat yang bermakna,

Perencanaan pembelajaran yang dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan pembelajaran di SD Negeri Butung I berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas III, IV, V, dan

Alhamdulillahirrabbil’alamiin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan hidayah-Nya, Tuhan semesta Alam yang senantiasa memberi