Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
159
Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas V SDN I Kombo
Kecamatan Dampal Selatan Kabupaten Tolitoli
Nurbayah, Mestawaty, AS.A, dan Ritman Ishak Paudi
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Tadulako
ABSTRAK
Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penggunaan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SDN 1 Kombo. Tujuannya untuk mengetahui sejauhmana penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Adapun subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Kombo berjumlah 22 siswa terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan 2 siklus setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi, dan 4) refleksi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi hasil belajar siswa yang diambil dari pemberian soal tes pada akhir siklus. Kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran yang diambil dari observasi kegiatan siswa. Melalui prosedur diketahui bahwa pada siklus I ketuntasan belajar klasikal siswa mencapai 59,9% dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa 60,9. Dengan demikian indikator kinerja yang ditetapkan belum tercapai sehingga perlu dilanjutkan siklus II, dan pada kegiatan siklus II mengalami peningkatan keberhasilan dengan ketuntasan belajar klasikal 90,9% dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa 85,5. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SDN 1 Kombo Kecamatan Dampal Selatan Kabupaten Tolitoli.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Eksperimen
I. PENDAHULUAN
Agar pelaksanaan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik, dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan di Sekolah Dasar (SD), maka guru dituntut untuk
menggunakan media pembelajaran, agar materi yang disampaikan atau disajikan pada pembelajaran dapat diterima oleh peserta didik dengan baik.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
160 adalah aktivitas mental yang langsung dalam interaksi anak dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan nilai. Jadi hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Menurut Syah dalam Bundu (2007:15) bahwa hasil belajar siswa dapat dilihat
dari tiga aspek, yakni secara kuantitatif, institusional, dan kualitatif. Aspek kuantitatif menekankan pada pengisian dan pengembangan kemampuan kognitif
dengan fakta-fakta yang berarti. Aspek institusional atau kelembagaan, menekankan pada ukuran seberapa baik perolehan belajar siswa yang dinyatakan dalam angka-angka. Sedangkan, aspek kualitatif menekankan pada seberapa baik pemahaman dan penafsiran siswa terhadap lingkungan di sekitarnya sehingga dapat memecahkan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran sains pada hakekatnya mencakup beberapa aspek antara lain: a) Faktual, b) keseimbangan antara proses dan produk, c) aktif melakukan investigasi, d) berpikir induktif dan deduktif, dan e) pengembangan sikap. Dimana hakekat sains adalah sebagai produk dan proses, maka dalam pembelajarannya diharapkan tidak hanya menyampaikan pengetahuan yang berupa fakta, konsep atau prinsip saja melainkan proses bagaimana produk sains tersebut ditemukan. Oleh karena itu, pemilihan materi dan pendekatan pembelajaran merupakan keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran sains. Di samping itu, bila dilihat salah satu fungsi mata pelajaran sains adalah mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan/ keterkaitan yang saling mempengaruhi antara sains, lingkungan, teknologi masyarakat dalam pembelajarannya dibutuhkan wahana yang dapat memfasilitasi
tumbuhnya kesadaran tersebut.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
161 berlaku atau oleh seorang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten.
Pada proses pembelajaran IPA di SDN 1 Kombo masih terdapat kelemahan-kelemahan dan kekurangan, guru masih menerapkan metode pembelajaran yang konvensional dimana proses tersebut guru yang bertindak aktif dan siswa hanya terlihat duduk, mendengar dan mencatat materi yang diberikan guru. Pada proses
pembelajaran tersebut siswa terlihat pasif, selain itu guru hanya mengandalkan materi pelajaran yang terdapat di dalam buku paket saja. Sehingga berpengaruh pada
hasil belajar siswa.
Tabel 1. Data Nilai Rata-Rata IPA Siswa Kelas V SDN 1 Kombo
Tahun Ajaran/Semester
Nilai Rata-Rata Kelas
Nilai Awal Nilai Akhir
2011/2012 Genap/ganjil 2012/2013 Genap/ganjil
55,33 55,45
55,55 55,55
Berdasarkan hasil di atas, penulis berpendapat bahwa rendahnya nilai perolehan siswa pada pembelajaran sains disebabkan oleh metode pembelajaran konvensional yang masih diterapkan oleh guru.
Dari permasalahan di atas, penulis mencoba menerapkan pendekatan eksperimen pada pembelajaran IPA. Dimana pengguna pendekatan eksperimen atau percobaan diharapkan dapat memperbaiki/meningkatkan praktek pembelajaran di kelas secara efektif dan efisien sehingga siswa tidak banyak diam dan pasif dalam proses pembelajaran IPA.
Metode eksperimen sebagai cara belajar-mengajar yang melibatkan peserta didik dengan mengalami, menguji, membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan. Karena itu untuk melakukan suatu eksperimen dalam pembuktian konsep-konsep pengetahuan dapat diuji kebenarannya dalam setiap pembelajaran IPA, sehingga percobaan dapat menghasilkan kepuasan yang ingin dicapai (Sumantri dan Permana, 1999).
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
162 Belajar IPA pada Siswa Kelas V SDN 1 Kombo”. Adapun permasalahan utama pada penelitian ini adalah “Apakah hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode eksperimen pada pembelajaran sifat cahaya di Kelas V SDN 1 Kombo”? tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada sifat cahaya melalui metode eksperimen pada siswa kelas V SDN 1 Kombo.
II. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada SDN 1 Kombo. Adapun subjek penelitian ini
adalah siswa kelas V yang jumlahnya 22 orang siswa, 7 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan yang aktif dan terdaftar pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (action research) yaitu rancangan penelitian berdaur ulang (siklus). Hal ini mengacu kepada pendapat Mc. Taggart dalam Dahlia (2012) bahwa penelitian tindakan kelas mengikuti proses siklus atau daur ulang mulai dari perencanaan tindakan, observasi/ pengamatan dan refleksi (perenungan, pemikiran dan evaluasi).
Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari siswa berupa data dari hasil lembar observasi guru dan siswa, sedangkan data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan setelah pengumpulan data. Adapun tahap-tahap kegiatan analisis data kualitatif adalah mereduksi data, menyajikan data, penarikan kesimpulan, dan verifikasi.
Teknik analisis data yang digunakan dalam menganalisis data kuantitatif yang
diperoleh dari hasil tes belajar siswa dan menentukan persentase ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
1. Daya Serap Individu
Analisis data untuk mengetahui daya serap masing-masing siswa digunakan rumus sebagai berikut:
Dengan: X = Skor yang di peroleh siswa Y = Skor maksimal soal
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
163 DSI = Daya serap individu
Seorang siswa di katakan tuntas belajar secara individu jika persentase daya serap individu sekurang-kurangnya 65 % (KKM SDN I Kombo).
2. Ketuntasan Belajar Klasikal
Analisis data mengetahui ketuntasan belajar seluruh siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Maka di gunakan rumus sebagai berikut:
Dengan: ∑ N = Banyaknya siswa yang tuntas ∑ S = Banyaknya siswa seluruhnya
KBK = Ketuntasan Belajar Klasikal
Suatu kelas di katakan tuntas belajar klasikal jika rata-rata 80 % siswa telah tuntas secara individu (SDN I KOMBO )
3. Daya serap klasikal
Analisis data untuk mengetahui daya serap klasikal atau daya serap seluruh sampel penelitian, maka di gunakan rumus sebagai berikut:
Dengan: ∑ P = Skor total persentase ∑ I = Skor ideal seluruh siswa DSK = Daya Serap Klasikal
Suatu kelas di katakan tuntas belajar jika persentase daya serap klasikal
sekurang-kurangnya 65% (SDN I Kombo).
Untuk memperoleh data hasil aktivitas siswa dan guru tersebut di
gunakan lembar observasi yang dianalisis dalam bentuk persentase yang dihitung dengan menggunakan rumus:
Persentase nilai rata-rata (NR) = Ju a S Pe e a
S Ma a x %
Dengan kriteria tahap keberhasilan: 90% ≤ NR ≤ 100% : Sangat baik 80% ≤ NR < 90% : Baik 70% ≤ NR < 80% : Cukup 60% ≤ NR < 70% : Kurang 0% ≤ NR < 60% : Sangat kurang
KBK = ∑ N∑ S x %
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
164 Indikator yang menunjukkan keberhasilan pembelajaran yaitu jika daya serap individu memperoleh nilai minimal 65% dan ketuntasan klasikal minimal 80% ketuntasan ini sesuai KKM yang diberlakukan di sekolah tersebut.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Peneliti mengadakan tes awal yang di ikuti oleh 22 orang siswa. Tes awal menjadi bahan perbandingan adanya peningkatan hasil penelitian. Berdasarkan hasil analisis tes awal tentang kemampuan akademik siswa pada pembelajaran IPA, di peroleh siswa yang tuntas hanya 36%. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum menguasai konsep Ilmu Pengetahuan Alam yang diajarkan.
Tindakan siklus I dilaksanakan dengan dua kali pertemuan kegiatan belajar
mengajar yang ditutup dengan tes akhir. Pelaksanaan penelitian diamati oleh seorang observer pada proses belajar mengajar diterapkan pembelajaran yang menggunakan
metode eksperimen. Pada pertemuan pertama siklus I, indikator pembelajaran sebagai berikut: a) Menjelaskan materi ajar tentang sifat cahaya dapat merambat lurus; dan b) Melakukan percobaan tentang sifat cahaya dapat merambat lurus.
Tabel 2. Hasil Evaluasi Siswa Siklus I
No Aspek Perolehan Hasil
1 Skor tinggi 80
2 Skor terendah 40
3 Banyak siswa yang tuntas 13
4 Persentase tuntas klasikal 59,9%
5 Persentase Daya Serap Klasikal 60,9%
6 Rata-Rata Nilai Perolehan 6
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
165 Selama pelaksanaan tindakan, dilakukan observasi terhadap aktivitas siswa dan guru. Observasi dilakukan oleh observer yang merupakan teman sejawat di sekolah tersebut dengan cara mengamati kegiatan siswa dan guru. Hasil observasi aktivitas siswa secara singkat dapat di lihat pada tabel 3.
Tabel 3. Observasi Aktivitas Guru Siklus I
Tahap Indikator yang Diamati Pertemuan 1 2
Persiapan pembelajaran
a.Mengucapkan salam
b.Bersama-sama berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing
c.Mengecek kehadiran siswa
d.Menyiapkan bahan-bahan pembelajaran
4 Awal a.Memberikan Apersepsi
b.Memperkenalkan tujuan pembelajaran
2 2
3 3 Inti a.Menjelaskan materi pembelajaran yang akan
diajarkan
b.Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok c.Membagikan LKS kepada tiap-tiap kelompok d.Membimbing siswa bereksperimen
e.Meminta siswa mempersentasekan hasil diskusi kelompok Akhir a.Memberikan penghargaan kepada kelompok dengan
kinerja baik
b.Bersama siswa menyimpulkan materi dari hasil eksperimen - Jumlah Skor Indikator
- Skor Maksimal
- Persentase Nilai Rata-rata Aktivitas Guru
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
166
Tabel 4. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Tahap Indikator yang Diamati Pertemuan 1 2
Persiapan mengikuti pembelajaran
a. Memberi salam
b. Bersama-sama berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing
c. Duduk di kursi masing-masing dengan tenang sambil mendengarkan guru mengabsen.
d. Menyiapkan buku pelajaran.
4 Awal a. Mendengarkan informasi yang disampaikan guru.
b. Memperhatikan tujuan pembelajaran yang di sampaikan oleh guru.
2
2
3
2 Inti a. Memperhatikan penjelasan materi yang di sampaikan
guru.
b. Duduk berdasarkan pembagian kelompok. c. Menerima LKS yang di bagikan oleh guru. d. Melakukan kegiatan eksperimen.
e. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
1 Akhir a. bersama guru membuat kesimpulan pembelajaran.
b. Mengikuti tes evaluasi c. Menyetor hasil evaluasi
2 - Jumlah skor indikator
- Skor maksimal
- Persentase nilai rata-rata aktivitas siswa.
36 tindakan siklus I selanjutnya dilakukan refleksi, dari hasil refleksi siklus I di peroleh kesan bahwa pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen belum
terlaksana dengan baik. Oleh karena itu peneliti melanjutkan penelitian pada siklus berikutnya.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
167 Berdasarkan observasi selama proses pembelajaran, tidak berhasilnya proses pembelajaran pada siklus I ini karena beberapa faktor yaitu: a) Pengelolaan kelas yang kurang maksimal; b) Sebagian siswa masih segan bertanya; dan c) Sebagian siswa masih ribut dan tidak mengikuti proses belajar dengan baik.
Tabel 5. Hasil Evaluasi Siswa Siklus II
No Aspek Perolehan Hasil
1 Skor tertinggi 100
2 Skor terendah 60
3 Banyak siswa yang tuntas 19
4 Persentase tuntas klasikal 86,3%
5 Persentase daya serap klasikal 84,5%
6 Rata-rata nilai perolehan 85
Tabel 6. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
Tahap Indikator yang Diamati Pertemuan 1 2
Persiapan pembelajaran
a.Mengucapkan salam
b.Bersama-sama berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing.
c.Mengecek kehadiran siswa
d.Menyiapkan bahan-bahan pembelajaran
4 Awal a.Memberikan apersepsi
b.Memperkenalkan tujuan pembelajaran
3 3
3 4 Inti a.Menjelaskan materi pembelajaran yang akan
diajarkan
b.Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok c.Membagikan LKS kepada tiap-tiap kelompok d.Membimbing siswa melakukan suatu percobaan e.Meminta siswa mempertasikan hasil diskusi kelompok
3 Akhir a.Memberikan penghargaan kepada kelompok dengan
kinerja yang baik
b.Bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran berdasarkan eksperimen yang di lakukan
c.Memberikan Evaluasi - Jumlah Skor Indikator
- Skor Maksimal
- Persentase Nilai Rata-Rata Aktivitas Guru
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
168
Tabel 7. Hasil Observasi Siswa Siklus II
Tahap Indikator yang Diamati Pertemuan 1 2
Persiapan mengikuti pembelajaran
a. Memberi salam
b. Bersama-sama berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing
c. Duduk di kursi masing-masing dengan tenang sambil mendengarkan guru mengabsen.
d. Menyiapkan guru pembelajaran yang di sampaikan oleh guru Awal a. Mendengarkan informasi yang di sampaikan oleh
guru.
b. Memperhatikan tujuan pembelajaran yang di sampaikan oleh guru
3
3
3
4 Inti a. Memperhatikan penjelasan materi
b. Duduk berdasarkan pembagian kelompok c. Menerima LKS yang di bagikan oleh guru d. Melakukan suatu percobaan
e. Mempresentasikan hasil pengamatan yang didiskusikan dalam kelompok masing-masing
2 Akhir a. Bersama guru membuat kesimpulan
b. Mengikuti tes evaluasi c. Menyetor hasil evaluasi
3 - Jumlah Skor Indikator
- Skor Maksimal
- Persentase Nilai Rata-Rata Aktivitas Siswa
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
169 diperoleh persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 86%. Oleh karena itu peneliti menghentikan penelitian pada siklus II ini.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan, memberikan informasi bahwa penerapan metode eksperimen merupakan alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa merasa bahwa langkah-langkah yang dilakukan guru dalam
mengajar dapat memotivasi siswa untuk cepat mengerti dan memahami materi pelajaran. selain itu, siswa juga merasa tidak terbebani dalam mempelajari materi,
karena kebebasan berfikirnya dihargai. Disamping itu, semua aktifitas yang dilakukan siswa, hanya diarahkan dan diberi bimbingan seperlunya. Hal ini sesuai dengan pendapat (Suparno, 2001:44) yang menyatakan bahwa pengetahuan yang diperoleh siswa selama pembelajaran merupakan hasil bentukan siswa itu sendiri.
Pengetahuan siswa dibentuk berdasarkan interaksi dengan pengalaman-pengalaman salah satunya adalah dengan melakukan eksperimen, kegiatan eksperimen dilakukan dengan cara beberapa siswa dan siswa lain diminta untuk memperhatikan dengan baik.
Dalam kegiatan pembelajaran, siswa bekerja dalam kelompok dengan memanipulasi benda kongkrit yaitu lilin, karton, gunting, gelas bening/warna, cermin dan pensil. Aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok yaitu melakukan percobaan untuk mengetahui sifat cahaya, kegiatan ini dapat menciptakan pengalaman yang menyenangkan siswa dalam melakukan percobaan, juga dapat melibatkan siswa secara fisik dan mental dalam belajar sehingga siswa dapat membangun pengetahuannya. Pengalaman bersentuhan dengan objek belajarnya menjadi sangat penting, aktivitas siswa menjadi syarat mutlak agar siswa mampu
mengumpulkan fakta, melainkan juga dapat menemukan sesuatu (pengetahuan) dan mengalami perkembangan pemikiran (Suparno, 2001:44).
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
170 ribut dalam kelas sehingga masih perlu dilakukan perbaikan pada siklus II, dengan meningkatkan motivasi dan bimbingan pada siswa .perlakuan ini memberikan dampak baik. Hasil belajar siswa pada siklus II meningkat dengan persentase ketuntasan belajar klasikal (KBK) mencapai 86,3% dengan 19 siswa yang tuntas dari 22 siswa.
Persentase peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II
memperoleh skor rata-rata siklus I sebesar 61 dan skor rata-rata siklus II sebesar 85. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan 1 diperoleh persentase
nilai rata-rata 64,2% ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada pertemuan 1 berada dalam kategori kurang. Hal ini disebabkan karena guru belum menguasai kelas, sehingga suasana kelas ribut pada saat KBM berjalan. Siswa juga masih terlihat pasif dan belum berani untuk mengemukakan pendapat maupun pertanyaan. Pada pertemuan 2 diperoleh persentase nilai rata-rata aktivitas siswa sebesar 78,6% ini menunjukkan aktivitas siswa berada pada kategori cukup dan mengalami peningkatan dari pertemuan sebelumnya. Peningkatan aktivitas siswa disebabkan siswa sedikit lebih aktif dibanding pertemuan sebelumnya walaupun secara keseluruhan proses pembelajaran masih didominasi oleh guru.
Pada siklus II pertemuan 1 diperoleh persentase nilai rata-rata sebesar 78,5% dan pertemuan ke 2 dan pertemuan ke 3 diperoleh 92,8%.ini menunjukkan aktivitas guru meningkat pada tiap pertemuan. Pada siklus II pertemuan 1 diperoleh persentase nilai rata-rata aktivitas guru 94,6% dengan kategori sangat baik dan pertemuan ke 2 diperoleh persentase nilai rata-rata aktivitas guru sebesar 98,2% dengan kategori sangat baik.ini menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini membuktikan bahwa guru sudah memberikan yang terbaik untuk peserta didik dan
berusaha meningkatkan hasil belajar yang optimal dan meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
171
IV. PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh hasil tindakan siklus I menunjukkan ketuntasan belajar klasikal mencapai 59,9% dengan nilai rata-rata perolehan siswa 60,9. Hasil tindakan siklus II menunjukkan bahwa ketuntasan belajar klasikal mencapai 90,9% dan nilai rata-rata perolehan siswa 85,5.
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SDN 1
Kombo.
Saran
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
172
DAFTAR PUSTAKA
Bundu Patta. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah. Jakarta: Depatremen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.
Dirham. (2012). Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Sains dengan Mengunakan Metode Eksperimen di Kelas IV SD Kecil Ampera Kecamatan Parigi Tengah. Skripsi Sarjana pada FKIP Universitas Tadulako Palu: tidak diterbitkan.
Lunetta, V. (1984). Science Teacher Diploma Programmer In Indonesia.
Mc. Taggart. (1992). Analisis Data Kualitatif. Terjemahan oleh Tjetjep Rohidu Rihidi. Jakarta: UI Press.
Suparno. (2001). Meningkatkan Efektivitas Praktikum Sebagai Belajar Fisika. Desember (hal 73-85).
Syah. (2007). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumantri, Permana. (1999). Peranan dan Tugas Eksperimen dalam Menunjang Pendidikan Fisika. (Hal: 73-85)