• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas V SDN I Kombo Kecamatan Dampal Selatan Kabupaten Tolitoli | Nurbayah | Jurnal Kreatif Tadulako Online 4062 13020 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas V SDN I Kombo Kecamatan Dampal Selatan Kabupaten Tolitoli | Nurbayah | Jurnal Kreatif Tadulako Online 4062 13020 1 PB"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

159

Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas V SDN I Kombo

Kecamatan Dampal Selatan Kabupaten Tolitoli

Nurbayah, Mestawaty, AS.A, dan Ritman Ishak Paudi

Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Tadulako

ABSTRAK

Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penggunaan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SDN 1 Kombo. Tujuannya untuk mengetahui sejauhmana penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Adapun subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Kombo berjumlah 22 siswa terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan 2 siklus setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi, dan 4) refleksi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi hasil belajar siswa yang diambil dari pemberian soal tes pada akhir siklus. Kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran yang diambil dari observasi kegiatan siswa. Melalui prosedur diketahui bahwa pada siklus I ketuntasan belajar klasikal siswa mencapai 59,9% dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa 60,9. Dengan demikian indikator kinerja yang ditetapkan belum tercapai sehingga perlu dilanjutkan siklus II, dan pada kegiatan siklus II mengalami peningkatan keberhasilan dengan ketuntasan belajar klasikal 90,9% dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa 85,5. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SDN 1 Kombo Kecamatan Dampal Selatan Kabupaten Tolitoli.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Eksperimen

I. PENDAHULUAN

Agar pelaksanaan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik, dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan di Sekolah Dasar (SD), maka guru dituntut untuk

menggunakan media pembelajaran, agar materi yang disampaikan atau disajikan pada pembelajaran dapat diterima oleh peserta didik dengan baik.

(2)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

160 adalah aktivitas mental yang langsung dalam interaksi anak dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan nilai. Jadi hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Menurut Syah dalam Bundu (2007:15) bahwa hasil belajar siswa dapat dilihat

dari tiga aspek, yakni secara kuantitatif, institusional, dan kualitatif. Aspek kuantitatif menekankan pada pengisian dan pengembangan kemampuan kognitif

dengan fakta-fakta yang berarti. Aspek institusional atau kelembagaan, menekankan pada ukuran seberapa baik perolehan belajar siswa yang dinyatakan dalam angka-angka. Sedangkan, aspek kualitatif menekankan pada seberapa baik pemahaman dan penafsiran siswa terhadap lingkungan di sekitarnya sehingga dapat memecahkan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran sains pada hakekatnya mencakup beberapa aspek antara lain: a) Faktual, b) keseimbangan antara proses dan produk, c) aktif melakukan investigasi, d) berpikir induktif dan deduktif, dan e) pengembangan sikap. Dimana hakekat sains adalah sebagai produk dan proses, maka dalam pembelajarannya diharapkan tidak hanya menyampaikan pengetahuan yang berupa fakta, konsep atau prinsip saja melainkan proses bagaimana produk sains tersebut ditemukan. Oleh karena itu, pemilihan materi dan pendekatan pembelajaran merupakan keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran sains. Di samping itu, bila dilihat salah satu fungsi mata pelajaran sains adalah mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan/ keterkaitan yang saling mempengaruhi antara sains, lingkungan, teknologi masyarakat dalam pembelajarannya dibutuhkan wahana yang dapat memfasilitasi

tumbuhnya kesadaran tersebut.

(3)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

161 berlaku atau oleh seorang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten.

Pada proses pembelajaran IPA di SDN 1 Kombo masih terdapat kelemahan-kelemahan dan kekurangan, guru masih menerapkan metode pembelajaran yang konvensional dimana proses tersebut guru yang bertindak aktif dan siswa hanya terlihat duduk, mendengar dan mencatat materi yang diberikan guru. Pada proses

pembelajaran tersebut siswa terlihat pasif, selain itu guru hanya mengandalkan materi pelajaran yang terdapat di dalam buku paket saja. Sehingga berpengaruh pada

hasil belajar siswa.

Tabel 1. Data Nilai Rata-Rata IPA Siswa Kelas V SDN 1 Kombo

Tahun Ajaran/Semester

Nilai Rata-Rata Kelas

Nilai Awal Nilai Akhir

2011/2012 Genap/ganjil 2012/2013 Genap/ganjil

55,33 55,45

55,55 55,55

Berdasarkan hasil di atas, penulis berpendapat bahwa rendahnya nilai perolehan siswa pada pembelajaran sains disebabkan oleh metode pembelajaran konvensional yang masih diterapkan oleh guru.

Dari permasalahan di atas, penulis mencoba menerapkan pendekatan eksperimen pada pembelajaran IPA. Dimana pengguna pendekatan eksperimen atau percobaan diharapkan dapat memperbaiki/meningkatkan praktek pembelajaran di kelas secara efektif dan efisien sehingga siswa tidak banyak diam dan pasif dalam proses pembelajaran IPA.

Metode eksperimen sebagai cara belajar-mengajar yang melibatkan peserta didik dengan mengalami, menguji, membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan. Karena itu untuk melakukan suatu eksperimen dalam pembuktian konsep-konsep pengetahuan dapat diuji kebenarannya dalam setiap pembelajaran IPA, sehingga percobaan dapat menghasilkan kepuasan yang ingin dicapai (Sumantri dan Permana, 1999).

(4)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

162 Belajar IPA pada Siswa Kelas V SDN 1 Kombo”. Adapun permasalahan utama pada penelitian ini adalah “Apakah hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode eksperimen pada pembelajaran sifat cahaya di Kelas V SDN 1 Kombo”? tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada sifat cahaya melalui metode eksperimen pada siswa kelas V SDN 1 Kombo.

II. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada SDN 1 Kombo. Adapun subjek penelitian ini

adalah siswa kelas V yang jumlahnya 22 orang siswa, 7 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan yang aktif dan terdaftar pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015.

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (action research) yaitu rancangan penelitian berdaur ulang (siklus). Hal ini mengacu kepada pendapat Mc. Taggart dalam Dahlia (2012) bahwa penelitian tindakan kelas mengikuti proses siklus atau daur ulang mulai dari perencanaan tindakan, observasi/ pengamatan dan refleksi (perenungan, pemikiran dan evaluasi).

Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari siswa berupa data dari hasil lembar observasi guru dan siswa, sedangkan data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan setelah pengumpulan data. Adapun tahap-tahap kegiatan analisis data kualitatif adalah mereduksi data, menyajikan data, penarikan kesimpulan, dan verifikasi.

Teknik analisis data yang digunakan dalam menganalisis data kuantitatif yang

diperoleh dari hasil tes belajar siswa dan menentukan persentase ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

1. Daya Serap Individu

Analisis data untuk mengetahui daya serap masing-masing siswa digunakan rumus sebagai berikut:

Dengan: X = Skor yang di peroleh siswa Y = Skor maksimal soal

(5)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

163 DSI = Daya serap individu

Seorang siswa di katakan tuntas belajar secara individu jika persentase daya serap individu sekurang-kurangnya 65 % (KKM SDN I Kombo).

2. Ketuntasan Belajar Klasikal

Analisis data mengetahui ketuntasan belajar seluruh siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Maka di gunakan rumus sebagai berikut:

Dengan: ∑ N = Banyaknya siswa yang tuntas ∑ S = Banyaknya siswa seluruhnya

KBK = Ketuntasan Belajar Klasikal

Suatu kelas di katakan tuntas belajar klasikal jika rata-rata 80 % siswa telah tuntas secara individu (SDN I KOMBO )

3. Daya serap klasikal

Analisis data untuk mengetahui daya serap klasikal atau daya serap seluruh sampel penelitian, maka di gunakan rumus sebagai berikut:

Dengan: ∑ P = Skor total persentase ∑ I = Skor ideal seluruh siswa DSK = Daya Serap Klasikal

Suatu kelas di katakan tuntas belajar jika persentase daya serap klasikal

sekurang-kurangnya 65% (SDN I Kombo).

Untuk memperoleh data hasil aktivitas siswa dan guru tersebut di

gunakan lembar observasi yang dianalisis dalam bentuk persentase yang dihitung dengan menggunakan rumus:

Persentase nilai rata-rata (NR) = Ju a S Pe e a

S Ma a x %

Dengan kriteria tahap keberhasilan: 90% ≤ NR ≤ 100% : Sangat baik 80% ≤ NR < 90% : Baik 70% ≤ NR < 80% : Cukup 60% ≤ NR < 70% : Kurang 0% ≤ NR < 60% : Sangat kurang

KBK = ∑ N∑ S x %

(6)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

164 Indikator yang menunjukkan keberhasilan pembelajaran yaitu jika daya serap individu memperoleh nilai minimal 65% dan ketuntasan klasikal minimal 80% ketuntasan ini sesuai KKM yang diberlakukan di sekolah tersebut.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Peneliti mengadakan tes awal yang di ikuti oleh 22 orang siswa. Tes awal menjadi bahan perbandingan adanya peningkatan hasil penelitian. Berdasarkan hasil analisis tes awal tentang kemampuan akademik siswa pada pembelajaran IPA, di peroleh siswa yang tuntas hanya 36%. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum menguasai konsep Ilmu Pengetahuan Alam yang diajarkan.

Tindakan siklus I dilaksanakan dengan dua kali pertemuan kegiatan belajar

mengajar yang ditutup dengan tes akhir. Pelaksanaan penelitian diamati oleh seorang observer pada proses belajar mengajar diterapkan pembelajaran yang menggunakan

metode eksperimen. Pada pertemuan pertama siklus I, indikator pembelajaran sebagai berikut: a) Menjelaskan materi ajar tentang sifat cahaya dapat merambat lurus; dan b) Melakukan percobaan tentang sifat cahaya dapat merambat lurus.

Tabel 2. Hasil Evaluasi Siswa Siklus I

No Aspek Perolehan Hasil

1 Skor tinggi 80

2 Skor terendah 40

3 Banyak siswa yang tuntas 13

4 Persentase tuntas klasikal 59,9%

5 Persentase Daya Serap Klasikal 60,9%

6 Rata-Rata Nilai Perolehan 6

(7)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

165 Selama pelaksanaan tindakan, dilakukan observasi terhadap aktivitas siswa dan guru. Observasi dilakukan oleh observer yang merupakan teman sejawat di sekolah tersebut dengan cara mengamati kegiatan siswa dan guru. Hasil observasi aktivitas siswa secara singkat dapat di lihat pada tabel 3.

Tabel 3. Observasi Aktivitas Guru Siklus I

Tahap Indikator yang Diamati Pertemuan 1 2

Persiapan pembelajaran

a.Mengucapkan salam

b.Bersama-sama berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing

c.Mengecek kehadiran siswa

d.Menyiapkan bahan-bahan pembelajaran

4 Awal a.Memberikan Apersepsi

b.Memperkenalkan tujuan pembelajaran

2 2

3 3 Inti a.Menjelaskan materi pembelajaran yang akan

diajarkan

b.Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok c.Membagikan LKS kepada tiap-tiap kelompok d.Membimbing siswa bereksperimen

e.Meminta siswa mempersentasekan hasil diskusi kelompok Akhir a.Memberikan penghargaan kepada kelompok dengan

kinerja baik

b.Bersama siswa menyimpulkan materi dari hasil eksperimen - Jumlah Skor Indikator

- Skor Maksimal

- Persentase Nilai Rata-rata Aktivitas Guru

(8)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

166

Tabel 4. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

Tahap Indikator yang Diamati Pertemuan 1 2

Persiapan mengikuti pembelajaran

a. Memberi salam

b. Bersama-sama berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing

c. Duduk di kursi masing-masing dengan tenang sambil mendengarkan guru mengabsen.

d. Menyiapkan buku pelajaran.

4 Awal a. Mendengarkan informasi yang disampaikan guru.

b. Memperhatikan tujuan pembelajaran yang di sampaikan oleh guru.

2

2

3

2 Inti a. Memperhatikan penjelasan materi yang di sampaikan

guru.

b. Duduk berdasarkan pembagian kelompok. c. Menerima LKS yang di bagikan oleh guru. d. Melakukan kegiatan eksperimen.

e. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

1 Akhir a. bersama guru membuat kesimpulan pembelajaran.

b. Mengikuti tes evaluasi c. Menyetor hasil evaluasi

2 - Jumlah skor indikator

- Skor maksimal

- Persentase nilai rata-rata aktivitas siswa.

36 tindakan siklus I selanjutnya dilakukan refleksi, dari hasil refleksi siklus I di peroleh kesan bahwa pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen belum

terlaksana dengan baik. Oleh karena itu peneliti melanjutkan penelitian pada siklus berikutnya.

(9)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

167 Berdasarkan observasi selama proses pembelajaran, tidak berhasilnya proses pembelajaran pada siklus I ini karena beberapa faktor yaitu: a) Pengelolaan kelas yang kurang maksimal; b) Sebagian siswa masih segan bertanya; dan c) Sebagian siswa masih ribut dan tidak mengikuti proses belajar dengan baik.

Tabel 5. Hasil Evaluasi Siswa Siklus II

No Aspek Perolehan Hasil

1 Skor tertinggi 100

2 Skor terendah 60

3 Banyak siswa yang tuntas 19

4 Persentase tuntas klasikal 86,3%

5 Persentase daya serap klasikal 84,5%

6 Rata-rata nilai perolehan 85

Tabel 6. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II

Tahap Indikator yang Diamati Pertemuan 1 2

Persiapan pembelajaran

a.Mengucapkan salam

b.Bersama-sama berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing.

c.Mengecek kehadiran siswa

d.Menyiapkan bahan-bahan pembelajaran

4 Awal a.Memberikan apersepsi

b.Memperkenalkan tujuan pembelajaran

3 3

3 4 Inti a.Menjelaskan materi pembelajaran yang akan

diajarkan

b.Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok c.Membagikan LKS kepada tiap-tiap kelompok d.Membimbing siswa melakukan suatu percobaan e.Meminta siswa mempertasikan hasil diskusi kelompok

3 Akhir a.Memberikan penghargaan kepada kelompok dengan

kinerja yang baik

b.Bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran berdasarkan eksperimen yang di lakukan

c.Memberikan Evaluasi - Jumlah Skor Indikator

- Skor Maksimal

- Persentase Nilai Rata-Rata Aktivitas Guru

(10)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

168

Tabel 7. Hasil Observasi Siswa Siklus II

Tahap Indikator yang Diamati Pertemuan 1 2

Persiapan mengikuti pembelajaran

a. Memberi salam

b. Bersama-sama berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing

c. Duduk di kursi masing-masing dengan tenang sambil mendengarkan guru mengabsen.

d. Menyiapkan guru pembelajaran yang di sampaikan oleh guru Awal a. Mendengarkan informasi yang di sampaikan oleh

guru.

b. Memperhatikan tujuan pembelajaran yang di sampaikan oleh guru

3

3

3

4 Inti a. Memperhatikan penjelasan materi

b. Duduk berdasarkan pembagian kelompok c. Menerima LKS yang di bagikan oleh guru d. Melakukan suatu percobaan

e. Mempresentasikan hasil pengamatan yang didiskusikan dalam kelompok masing-masing

2 Akhir a. Bersama guru membuat kesimpulan

b. Mengikuti tes evaluasi c. Menyetor hasil evaluasi

3 - Jumlah Skor Indikator

- Skor Maksimal

- Persentase Nilai Rata-Rata Aktivitas Siswa

(11)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

169 diperoleh persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 86%. Oleh karena itu peneliti menghentikan penelitian pada siklus II ini.

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan, memberikan informasi bahwa penerapan metode eksperimen merupakan alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa merasa bahwa langkah-langkah yang dilakukan guru dalam

mengajar dapat memotivasi siswa untuk cepat mengerti dan memahami materi pelajaran. selain itu, siswa juga merasa tidak terbebani dalam mempelajari materi,

karena kebebasan berfikirnya dihargai. Disamping itu, semua aktifitas yang dilakukan siswa, hanya diarahkan dan diberi bimbingan seperlunya. Hal ini sesuai dengan pendapat (Suparno, 2001:44) yang menyatakan bahwa pengetahuan yang diperoleh siswa selama pembelajaran merupakan hasil bentukan siswa itu sendiri.

Pengetahuan siswa dibentuk berdasarkan interaksi dengan pengalaman-pengalaman salah satunya adalah dengan melakukan eksperimen, kegiatan eksperimen dilakukan dengan cara beberapa siswa dan siswa lain diminta untuk memperhatikan dengan baik.

Dalam kegiatan pembelajaran, siswa bekerja dalam kelompok dengan memanipulasi benda kongkrit yaitu lilin, karton, gunting, gelas bening/warna, cermin dan pensil. Aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok yaitu melakukan percobaan untuk mengetahui sifat cahaya, kegiatan ini dapat menciptakan pengalaman yang menyenangkan siswa dalam melakukan percobaan, juga dapat melibatkan siswa secara fisik dan mental dalam belajar sehingga siswa dapat membangun pengetahuannya. Pengalaman bersentuhan dengan objek belajarnya menjadi sangat penting, aktivitas siswa menjadi syarat mutlak agar siswa mampu

mengumpulkan fakta, melainkan juga dapat menemukan sesuatu (pengetahuan) dan mengalami perkembangan pemikiran (Suparno, 2001:44).

(12)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

170 ribut dalam kelas sehingga masih perlu dilakukan perbaikan pada siklus II, dengan meningkatkan motivasi dan bimbingan pada siswa .perlakuan ini memberikan dampak baik. Hasil belajar siswa pada siklus II meningkat dengan persentase ketuntasan belajar klasikal (KBK) mencapai 86,3% dengan 19 siswa yang tuntas dari 22 siswa.

Persentase peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II

memperoleh skor rata-rata siklus I sebesar 61 dan skor rata-rata siklus II sebesar 85. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan 1 diperoleh persentase

nilai rata-rata 64,2% ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada pertemuan 1 berada dalam kategori kurang. Hal ini disebabkan karena guru belum menguasai kelas, sehingga suasana kelas ribut pada saat KBM berjalan. Siswa juga masih terlihat pasif dan belum berani untuk mengemukakan pendapat maupun pertanyaan. Pada pertemuan 2 diperoleh persentase nilai rata-rata aktivitas siswa sebesar 78,6% ini menunjukkan aktivitas siswa berada pada kategori cukup dan mengalami peningkatan dari pertemuan sebelumnya. Peningkatan aktivitas siswa disebabkan siswa sedikit lebih aktif dibanding pertemuan sebelumnya walaupun secara keseluruhan proses pembelajaran masih didominasi oleh guru.

Pada siklus II pertemuan 1 diperoleh persentase nilai rata-rata sebesar 78,5% dan pertemuan ke 2 dan pertemuan ke 3 diperoleh 92,8%.ini menunjukkan aktivitas guru meningkat pada tiap pertemuan. Pada siklus II pertemuan 1 diperoleh persentase nilai rata-rata aktivitas guru 94,6% dengan kategori sangat baik dan pertemuan ke 2 diperoleh persentase nilai rata-rata aktivitas guru sebesar 98,2% dengan kategori sangat baik.ini menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini membuktikan bahwa guru sudah memberikan yang terbaik untuk peserta didik dan

berusaha meningkatkan hasil belajar yang optimal dan meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

(13)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

171

IV. PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh hasil tindakan siklus I menunjukkan ketuntasan belajar klasikal mencapai 59,9% dengan nilai rata-rata perolehan siswa 60,9. Hasil tindakan siklus II menunjukkan bahwa ketuntasan belajar klasikal mencapai 90,9% dan nilai rata-rata perolehan siswa 85,5.

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SDN 1

Kombo.

Saran

(14)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

172

DAFTAR PUSTAKA

Bundu Patta. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah. Jakarta: Depatremen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.

Dirham. (2012). Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Sains dengan Mengunakan Metode Eksperimen di Kelas IV SD Kecil Ampera Kecamatan Parigi Tengah. Skripsi Sarjana pada FKIP Universitas Tadulako Palu: tidak diterbitkan.

Lunetta, V. (1984). Science Teacher Diploma Programmer In Indonesia.

Mc. Taggart. (1992). Analisis Data Kualitatif. Terjemahan oleh Tjetjep Rohidu Rihidi. Jakarta: UI Press.

Suparno. (2001). Meningkatkan Efektivitas Praktikum Sebagai Belajar Fisika. Desember (hal 73-85).

Syah. (2007). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Sumantri, Permana. (1999). Peranan dan Tugas Eksperimen dalam Menunjang Pendidikan Fisika. (Hal: 73-85)

Gambar

Tabel 2. Hasil Evaluasi Siswa Siklus I
Tabel 3. Observasi Aktivitas Guru Siklus I
Tabel 4. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Tabel 6. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
+2

Referensi

Dokumen terkait

The findings obtained from classroom observations, students ’ writing tests, students’ text analys es and a focus group interview prove that GBA can help improve students ’

[r]

Pada kesempatan ini penulis mencoba mempraktekkan langsung digital recording menggunakan komputer yang biasa digunakan oleh penulis, dengan software Cakewalk Pro Audio 9, dan

Didalam pola lampu lalu lintas ini penulis menggunakan metode pewarnaan graf, dimana penulis akan mewarnai simpul dengan warna yang berbeda pada setiap simpul yang berdampingan,

Melalui uraian gerakan tersebut dapat dianalisa adanya gerakan kerja yang efektif dan yang tidak efektif, yang akan membuat pekerja semakin ahli di bidangnya sehingga akan

[r]

Model pembelajaran berbasis masalah memiliki kelebihan yaitu (1) pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran; (2)

[r]