Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD Email: syarifgeografi@yahoo.Com
KESULITAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
DI SMP NEGERI 1 BUNGKU BARAT
KABUPATEN MOROWALI
AHMAD SYARIF
JURNAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD Email: syarifgeografi@yahoo.Com LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Judul Penelitian : Kesulitan Siswa Dalam Pembelajaran IPS di SMP Negeri 1
Bungku Barat Kabupaten Morowali
Penulis : Ahmad syarif
No. Stambuk : A 351 12 052
Telah diperiksa dan disetujui untuk diterbitkan
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Hj. Junarti, M.Hum Abdul Hamid, S.Ag, M.Pd.I
NIP. 1956057 198303 1 001 NIP. 19760818 200912 1 004
Mengetahui
Ketua Jurusan P.IPS FKIP Koordinator Program Studi
Universitas Tadulako Pendidikan Geografi
Drs. Charles Kapile, M.Hum Nurvita, S.Pd.,M.Pd
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD Email: syarifgeografi@yahoo.Com ABSTRAK
Ahmad Syarif. 2016. “Kesulitan Siswa Dalam Pembelajaran IPS di SMP Negeri 1 Bungku Barat Kabupaten Morowali”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako, 2016. Pembimbing (I) Junarti, dan Pembimbing (II) Abdul Hamid
Penelitian ini di laksanakan di SMP Negeri 1 Bungku Barat Kabupaten Morowali. Masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana kesulitan siswa dalam pembelajaran IPS di Smpn 1 Bungku Barat Kabupaten Morowali. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana kesulitan siswa dalam pembelajaran IPS siswa kelas VIII dan X SMP Negeri 1 Bungku Barat Kabupaten Morowali Tahun Pelajaran 2015/2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan angket dan dokumentasi. Sedangkan dalam analisis data menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian yang menyebabkan kesulitan belajar siswa dari faktor internal siswa yang meliputi faktor kesehatan sebesar (47,73 %), intelegensi sebesar (53,41 %), perhatian sebesar (56,25 %), minat sebesar (53,79 %), bakat sebesar (66,66 %),dan konsentrasi sebesar (57,73%), yang dilihat dari kesimpulan skor angket siswa. Faktor penyebab kesulitan belajar siswa yang paling dominan adalah faktor bakat siswa dalam belajar sebesar 66,66 % yang mempunyai pengaruh sangat tinggi dalam kesulitan belajar siswa. Faktor ekstern siswa yang meliputi faktor keluarga sebesar (65,90 %), sekolah sebesar (74,99 %), dan masyarakat sebesar (76,51 %). Penyebab kesulitan belajar siswa yang paling dominan adalah faktor dari masyarakat sebesar 76,51 % yang mempunyai pengaruh sangat tinggi dalam kesulitan belajar siswa. Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut penulis menyarankan agar siswa dalam belajar senantiasa mempunyai tujuan dalam mempelajari IPS serta memiliki minat yang besar terhadap semua mata pelajaran. Kepada guru juga diharapkan memiliki kecakapan dalam memberikan bimbingan serta mengetahui tigkat-tingkat perkembangan setiap siswa, selain itu guru juga dalam mengajar harus menggunakan alat-alat atau media yang akan menambah semangat siswa dalam mengikuti pelajaran.
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD Email: syarifgeografi@yahoo.Com ABSTRACT
Ahmad Syarif in .2016. "The Difficulties of Students in Learning Social Science at SMPN 1
Bungku Barat Morowali Regency". Skripsi, Department of Geography Education, Department Education of Social Sciences, Faculty of Teacher Training and Education , Tadulako University, 2016. Supervisor (I) Junarti, and Supervisor (II) Abdul Hamid
The research was carried on in SMPN 1 Bungku Barat Morowali Regency. Problems of this research is how the difficulties of students in social science in SMPN 1 Bungku Barat Morowali regency. This study was conducted to determine how the difficulties of students in social studies class VIII and IX SMPN 1 Bungku Barat Morowali Regency in the academic year 2015/2016. The method used in this research is using questionnaires and documentation. Meanwhile, in the analysis of data using qualitative descriptive. The results of the research that led to students' learning difficulties from internal factors of students that includes the health factor of (47.73%), intelligence of (53.41%), the attention of (56.25%), interest amounting to (53.79%), talent for (66.66%), and the concentration of (57.73%), as seen from the conclusions of students’ score questionnaire. The causes of students' learning difficulties is the most dominant factor of gifted students in learning by 66.66% have very high influence in students' learning difficulties. External factors include the students that family factors of (65.90%), the school of (74.99%), and the community of (76.51%). The cause of students 'learning difficulties is the most dominant factor of the community amounted to 76.51%, which has a very high influence in students' learning difficulties. To overcome these difficulties the authors suggest the students in learning always have a purpose in studying social studies and has a great interest in all subjects. The teachers are also expected to have proficiency in providing guidance and knowledge level of development of each student, in addition to the teachers in teaching should use the tools or media that will add to the spirit of students in the course.
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD Email: syarifgeografi@yahoo.Com I PENDAHULUAN
Pentingnya pendidikan tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alenia IV yang
mengamanatkan bahwa salah satu tujuan pembangunan nasional adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa. Dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa, tugas guru sebagai pendidik
tidaklah dapat dikatakan ringan, sebab tidak hanya memberikan bekal pada anak didik berupa
ilmu pengetahuan semata, tetapi hal yang lebih penting adalah membentuk keperibadian anak
didik menjadi manusia yang berguna bagi dirinya, orang tua, masyarakat, agama, bangsa dan
negara.
Menurut Slameto (2003:2), belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasilnya
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Tujuan belajar adalah tindakan
yang dilakukan secara sadar untuk menata arah yang hendak dicapai dan bagaimana
mencapainya.
Kesulitan merupakan suatu kondisi tertentu yang ditandai dengan adanya
hambatan-hambatan dalam kegiatan mencapai tujuan, sehingga memerlukan usaha lebih giat lagi untuk
dapat mengatasi. Menurut Mulyadi (2010:25), kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu
kondisi dalam suatu proses belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk
mencapai hasil belajar.
Berdasarkan observasi dan wawancara dengan salah seorang guru IPS yang dilakukan
oleh peneliti di SMP Negeri 1 Bungku Barat dapat diketahui bahwa di dalam proses belajar tidak
semua siswa memiliki prestasi belajar yang baik, masih ada siswa yang mengalami kesulitan
dalam belajarnya dan dapat dilihat dari prestasi belajarnya yang rendah. Keadaan di atas
menunjukkan adanya permasalahan yang dialami oleh siswa dalam proses belajar. Di mana
kesulitan belajar siswa antara lain disebabkan oleh metode belajar yang digunakan oleh guru
masih kurang bervariasi, artinya metode yang digunakan guru masih cenderung menggunakan
satu metode seperti hanya menggunakan metode ceramah saja, sehingga siswa kurang diberi
kesempatan untuk aktif yang memyebabkan siswa kurang memiliki minat dalam pelajaran IPS.
Dalam pelajaran IPS guru tidak banyak menggunakan media yang dapat membantu menarik
perhatian siswa, sehingga siswa banyak yang tidak memperhatikan penjelasan yang diberikan
oleh guru, biasanya ada siswa yang bercerita dalam belajar, ada yang mengerjakan tugas mata
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD Email: syarifgeografi@yahoo.Com berlangsung.
Dengan demikian, guru memiliki peranan penting dalam memberikan materi pelajaran
kepada para siswa, sehingga siswa dapat memahami dan menguasai materi yang disampaikan
oleh guru. Guru dituntut harus memiliki keterampilan dan kemampuan tersendiri baik dalam
menggunakan metode belajarnya ataupun media yang akan digunakan sehingga dapat menarik
perhatian siswa dan menumbuhkan minat siswa untuk belajar IPS.
Siswa yang memiliki kesulitan belajar pada mata pelajaran IPS sebaiknya harus dibantu
supaya dapat keluar dari kesulitan yang dialaminya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
mengatasi kesulitan belajar siswa adalah dengan cara pemecahan yang terprogram akan
membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajarnya. Upaya untuk memecahkan kesulitan
belajar hanya dapat dilakukan oleh guru jika faktor penyebab kesulitan belajar dapat
diidentifikasi dengan baik penyebabnya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusaan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut “Bagaimana kesulitan siswa dalam pembelajaran IPS di SMP Negeri 1 Bungku Barat Kabupaten Morowali?”
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan maka tujuan dalam penelitian ini
adalah untuk untuk mengetahui bagaimana kesulitan siswa dalam pembelajaran IPS di SMP
Negeri 1 Bungku Barat Kabupaten Morowali.
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Bagi siswa dapat
digunakan sebagai tolak ukur hasil prestasi dalam belajar sehingga siswa dapat melihat hasil
yang telah diraihnya dan untuk dapat lebih meningkatkan prestasi belajar yang lebih baik; (2)
Bagi Guru sebagai acuan dalam mengajar agar mampu mengatasi masalah-masalah kesulitan
belajar siswa yang berasal dari dalam maupun yang berasal dari luar diri siswa dan agar lebih
dapat meningkatkan pengawasan dalam proses belajar mengajar; (3) Bagi peneliti dapat
menambah ilmu pengetahuan sebagai hasil pengamatan langsung serta dapat memahami tentang
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD Email: syarifgeografi@yahoo.Com
II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1.Penelitian Relevan
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya sebagai bahan untuk penelitian yang penulis lakukan yakni: 1. Laeli Rizha Fatonah.
(2015).“ Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran IPS SMP Negeri 1
Secang tahun ajaran 2014/2015”. 2. Rachman Halim Yustiyawan. (2014). “Analisis kesulitan
siswa dalam pembelajaran IPS terpadu pokok bahasan pajak penghasilan di SMP Fatahillah
pondok pinang”.
2.2 Pengertian Belajar
Menurut Hakim (2000:1), mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan
didalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakan dalam bentuk peningkatan
kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,
kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan lain-lain kemampuan. Menurut pengertian
secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
2.3 Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Karakteristik mata pelajaran IPS berbeda dengan disiplin ilmu lain yang bersifat
monolitik. Berikut ini adalah karakteristik mata pelajaran IPS di SMP/MTs (Trianto
2010:174-175).
1. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi,
hokum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan,
dan agama.
2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi,
sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang di kemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok
bahasan atau topik (tema) tertentu.
3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah social
yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner.
4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD Email: syarifgeografi@yahoo.Com
lingkungan, struktur, proses dan masalah social serta upaya-upaya perjuangan hidup agar
survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan.
2.4 Pengertian Kesulitan Belajar siswa
Kesulitan merupakan suatu kondisi tertentu yang ditandai dengan adanya
hambatan-hambatan dalam kegiatan mencapai tujuan, sehingga memerlukan usaha lebih giat lagi untuk
dapat mengatasi. Menurut Mulyadi (2010:25), kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu
kondisi dalam suatu proses belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk
mencapai hasil belajar.
III. METODE PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kualitatif dimana semua data dikumpulkan
berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh di lapangan. Suharsaputra, (2012:35) mengatakan bahwa
penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian ini
bertujuan mendapatkan gambaran yang mendalam tentang bagaimana kesulitan siswa dalam
pembelajaran IPS di SMP Negeri 1 Bungku Barat Kabupaten Morowali. Kegiatan teoritis dan
empiris pada penelitian ini diklasifikasikan dalam metode deskriptif kualitatif, karena peneliti
melaporkan hasil penelitian tentang Bagaimana kesulitan siswa dalam pembelajaran IPS di SMP
Negeri 1 Bungku Barat Kabupaten Morowali, kemudian mendeskripsikan dan memadukan
dengan konsepsi teori-teori yang ada.
3.2Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bungku Barat Kabupaten Morowali
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD Email: syarifgeografi@yahoo.Com 3.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara, yaitu:
a. Observasi
Observasi merupakan pengamatan langsung di lapangan berarti dalam hal ini adalah di
SMP Negeri 1 Bungku Barat. Adapun yang perlu diobservasi seperti; proses belajar mengajar di
kelas untuk mengetahui bagaimana respon siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS. Selain itu
diamati pula keaktifan siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan.
a. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara Tanya jawab antara peneliti
dengan responden. Selain itu melakukan wawancara dengan guru IPS dan Kepala sekolah.
Terutama untuk mengetahui langkah-langkah guru IPS dalam mengatasi kesulitan belajar siswa.
c. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dalam bentuk pertanyaan tertulis di
berikan kepada responden atau siswa yang telah di sampel untuk di jawab secara tertulis pula.
Adapun kuesioner adalah secara tertutup dan terbuka.
3.4 Intrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Instrumen penelitian ini berupa angket dan daftar pertanyaan. Angket ini terdiri dari 5
indikator. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada angket memuat tentang kesulitan belajar
siswa pada mata pelajaran IPS yang berasal dari intern dan ekstern siswa. Adapun kisi-kisi dalam
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD Email: syarifgeografi@yahoo.Com Tabel 3.1
Instrumen Penelitian
Sumber: Sudijono,(2007:53)
3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Dari hasil penelitian perlu segera diadakan penganalisaan terhadap data tersebut. Setelah
data terkumpul kemudian diproses dan dianalisis sehingga dapat menunjukan benar atau
tidaknya hipotesis yang telah dirumuskan. Metode analisis data adalah suatu cara untuk
memecahkan masalah dari hasil penelitian. Sesuai dengan tujuan penelitian ini, penulis
menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif.
1. Analisis Deskriptif
Variabel Sub Variabel Indikator Nomor
Item
3.Keadaan ekonomi Keluarga 31-34 4
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD Email: syarifgeografi@yahoo.Com
Analisis deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan
fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau pada saat lampau. Analisis
deskriptif digunakan untuk mendapatkan gambaran penyebaran hasil penelitian masing-masing
variabel secara kategorikal.
Deskriptif persentase inilah selanjutnya dibandingkan dengan kriteria yang digunakan
dan diketahui tingkatannya. Karena skor tertinggi dari masing-masing item adalah 2 dan skor
terendahnya 1, maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut:
Keterangan :
N= Nilai persen
F= Skor butir angket jawaban siswa
P= Jumlah frekuensi
Sudijono,(2007:43) Dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menyebarkan angket
2. Setelah angket dikumpulkan datanya diklasifikasikan
3. Data yang diklasifikasikan dimasukan kedalam tabel
4. Untuk menghitung hasil datayang ada dalam tabel dihitung dengan menggunakan persentase
5. Interpretasi, menafsirkan data yang diperoleh dalam bentuk persentase jawaban responden dan
menjaditolak ukur dalam mengambil kesimpulan.
adapun tolak ukur tersebut adalah sebagai berikut:
66,67 % - 100 % = Pengaruhnya Tinggi
33,34 % - 66,66 % = Pengaruhnya Sedang
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD Email: syarifgeografi@yahoo.Com IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap siswa kelas VIII dan IX di SMP
Negeri 1 Bungku Barat yang berjumlah 44 orang siswa, dapat diketahui dari hasil penyebaran
angket yang berisi 62 item pertanyaan mengenai penyebab kesulitan belajar pada mata pelajaran
IPS siswa kelas VIII dan IX SMP Negeri 1 Bungku Barat Tahun Pelajaran 2015/2016. Maka
berikut ini akan dideskripsikan data tentang penyebab kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa
yang berasal dari dalam (intern) maupun yang berasal dari luar (ekstern) siswa yang dapat
mempengaruhi belajar.
Kesulitan belajar yang berasal dari dalam (intern) diri siswa dapat di lihat melalui
beberapa faktor, yakni :
1. Faktor Internal Siswa
Dari angket yang telah disebarkan di SMP Negeri 1 Bungku Barat pada kelas VIII dan IX
, diperoleh hasil kesimpulan sekor angket tentang penyebab kesulitan belajar dari faktor siswa
yang berasal dari indikator kesehatan yaitu sebesar 47,73 %, artinya pengaruhnya terhadap
kesulitan belajar yang di hadapi oleh siswa berada dalam kategori sedang. Dari angket yang telah
disebarkan di SMP Negeri 1 Bungku Barat pada kelas VIII dan IX, diperoleh hasil kesimpulan
sekor angket tentang penyebab kesulitan belajar dari faktor siswa yang berasal dari indikator
intelegensi yaitu sebesar 53,41 %, artinya pengaruhnya terhadap kesulitan belajar yang di hadapi
oleh siswa berada dalam kategori sedang. Dari angket yang telah disebarkan di SMP Negeri 1
Bungku Barat pada kelas VIII dan IX, diperoleh hasil kesimpulan sekor angket tentang penyebab
kesulitan belajar dari faktor siswa yang berasal dari indikator perhatian yaitu sebesar 56,25 %,
artinya pengaruhnya terhadap kesulitan belajar yang di hadapi oleh siswa berada dalam kategori
sedang.
Dari angket yang telah disebarkan di SMP Negeri 1 Bungku Barat pada kelas VIII dan IX,
diperoleh hasil kesimpulan sekor angket tentang penyebab kesulitan belajar dari faktor siswa
yang berasal dari indikator minat yaitu sebesar 53,79 %, artinya pengaruhnya terhadap kesulitan
belajar yang di hadapi oleh siswa berada dalam kategori sedang. Dari angket yang telah
disebarkan di SMP Negeri 1 Bungku Barat pada kelas VIII dan IX, diperoleh hasil kesimpulan
sekor angket tentang penyebab kesulitan belajar dari faktor siswa yang berasal dari indikator
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD Email: syarifgeografi@yahoo.Com
siswa berada dalam kategori tinggi. Dari angket yang telah disebarkan di SMP Negeri 1 Bungku
Barat pada kelas VIII dan IX, diperoleh hasil kesimpulan sekor angket tentang penyebab
kesulitan belajar dari faktor siswa yang berasal dari indikator konsentrasi yaitu sebesar 57,73%
%, artinya pengaruhnya terhadap kesulitan belajar yang di hadapi oleh siswa berada dalam
kategori sedang. Dari angket yang telah disebarkan, diperoleh hasil tentang penyebab kesulitan
belajar siswa yang paling dominan disebabkan oleh bakat yang dimiliki oleh siswa yaitu sebesar
66,,66 %.
2. Faktor Eksternal Siswa
Dari angket yang telah disebarkan di SMP Negeri 1 Bungku Barat pada kelas VIII dan
IX, diperoleh hasil kesimpulan sekor angket tentang penyebab kesulitan belajar dari faktor
keluarga yang berasal dari indikator orang tua yaitu sebesar 64,77 % artinya pengaruhnya
terhadap kesulitan belajar yang di hadapi oleh siswa berada dalam kategori sedang. Dari angket
yang telah disebarkan di SMP Negeri 1 Bungku Barat pada kelas VIII dan IX, diperoleh hasil
kesimpulan sekor angket tentang penyebab kesulitan belajar dari faktor keluarga yang berasal
dari indikator suasana rumah yaitu sebesar 60,91 % artinya pengaruhnya terhadap kesulitan
belajar yang di hadapi oleh siswa berada dalam kategori sedang.
Dari angket yang telah disebarkan di SMP Negeri 1 Bungku Barat pada kelas VIII dan IX,
diperoleh hasil kesimpulan sekor angket tentang penyebab kesulitan belajar dari faktor keluarga
yang berasal dari indikator keadaan ekonomi keluarga yaitu sebesar 65,90 % artinya
pengaruhnya terhadap kesulitan belajar yang di hadapi oleh siswa berada dalam kategori sangat
tinggi. Dari angket yang telah disebarkan, diperoleh hasil tentang penyebab kesulitan belajar
siswa yang paling dominan disebabkan oleh keadaan ekonomi keluarga yang dimiliki oleh siswa
yaitu sebesar 65,90 %.
3. Faktor Lingkungan Sekolah
Dari angket yang telah disebarkan di SMP Negeri 1 Bungku Barat pada kelas VIII dan IX,
diperoleh hasil kesimpulan sekor angket tentang penyebab kesulitan belajar dari faktor sekolah
yang berasal dari indikator cara penyajian pelajaran yang kurang baik yaitu sebesar 44,69 %,
artinya pengaruhnya terhadap kesulitan belajar yang di hadapi oleh siswa berada dalam kategori
tertinggi. Dari angket yang telah disebarkan di SMP Negeri 1 Bungku Barat pada kelas VIII dan
IX, diperoleh hasil kesimpulan sekor angket tentang penyebab kesulitan belajar dari faktor
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD Email: syarifgeografi@yahoo.Com
pengaruhnya terhadap kesulitan belajar yang di hadapi oleh siswa berada dalam kategori sedang.
Dari angket yang telah disebarkan di SMP Negeri 1 Bungku Barat pada kelas VIII dan IX,
diperoleh hasil kesimpulan sekor angket tentang penyebab kesulitan belajar dari faktor sekolah
yang berasal dari indikator hubungan antar murid yaitu sebesar 53,64 %, artinya pengaruhnya
terhadap kesulitan belajar yang di hadapi oleh siswa berada dalam kategori sedang. Dari angket
yang telah disebarkan di SMP Negeri 1 Bungku Barat pada kelas VIII dan IX, diperoleh hasil
kesimpulan sekor angket tentang penyebab kesulitan belajar dari faktor sekolah yang berasal dari
indikator bahan pelajaran yang sulit dimengerti yaitu sebesar 36,82 %, artinya pengaruhnya
terhadap kesulitan belajar yang di hadapi oleh siswa berada dalam kategori sedang.
Dari angket yang telah disebarkan di SMP Negeri 1 Bungku Barat pada kelas VIII dan IX,
diperoleh hasil kesimpulan sekor angket tentang penyebab kesulitan belajar dari faktor sekolah
yang berasal dari indikator media pelajaran yang kurang lengkap yaitu sebesar 74,99 % artinya
pengaruhnya terhadap kesulitan belajar yang di hadapi oleh siswa berada dalam kategori tinggi.
Dari angket yang telah disebarkan, diperoleh hasil tentang penyebab kesulitan belajar siswa yang
paling dominan disebabkan oleh media pelajaran yang kurang lengkap yang dimiliki oleh siswa
yaitu sebesar 74,99 %.
4. Faktor Lingkungan Masyarakat
Dari angket yang telah disebarkan di SMP Negeri 1 Bungku Barat pada kelas VIII dan X,
diperoleh hasil kesimpulan sekor angket tentang penyebab kesulitan belajar dari faktor
masyarakat yang berasal dari indikator media massa yaitu sebesar 50,43 % %, artinya
pengaruhnya terhadap kesulitan belajar yang di hadapi oleh siswa berada dalam kategori sedang.
Dari angket yang telah disebarkan di SMP Negeri 1 Bungku Barat pada kelas VIII dan IX,
diperoleh hasil kesimpulan sekor angket tentang penyebab kesulitan belajar dari faktor
masyarakat yang berasal dari indikator lingkungan sosial yaitu sebesar 76,51 %, artinya
pengaruhnya terhadap kesulitan belajar yang di hadapi oleh siswa berada dalam kategori tinggi.
Dari angket yang telah disebarkan, diperoleh hasil tentang penyebab kesulitan belajar siswa yang
paling dominan disebabkan oleh faktor lingkungan sosial yang dimiliki oleh siswa yaitu sebesar
76,51 %.
Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab kesulitan belajar pada mata pelajaran IPS
siswa kelas VIII dan IX SMP Negeri 1 Bungku Barat Tahun Pelajaran 2015/2016 yang
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD Email: syarifgeografi@yahoo.Com
(ekstern) diri siswa. Faktor intern yang meliputi faktor siswa bersumber dari indikator bakat
siswa sebesar 66,66 %, artinya bakat mempunyai pengaruh yang sangat tinggi terhadap faktor
kesulitan belajar siswa. Faktor ekstern yang meliputi faktor keluarga bersumber dari indikator
keadaan ekonomi keluarga sebesar 71,15 %, artinya keadaan ekonomi keluarga mempunyai
pengaruh yang tinggi terhadap faktor kesulitan belajar siswa. Faktor ekstern yang meliputi faktor
sekolah bersumber dari indikator media pelajaran yang kurang lengkap sebesar 74,99 %artinya
media pelajaran yang kurang lengkap mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap faktor kesulitan
belajar siswa.
Faktor ekstern yang meliputi faktor masyarakat bersumber dari indikator lingkungan
sosial sebesar 76,51 %, artinya lingkungan sosial mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap
faktor kesulitan belajar siswa. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa faktor yang bersumber
dari lingkungan masyarakat lah yang mempunyai pengaruh yang sangat tinggi terhadap kesulitan
belajar yang dihadapi oleh siswa. Tugas orang tua adalah untuk mengusahakan lingkungan yang
baik agar
dapat memberi pengaruh yang positif terhadap anak/siswa sehingga dapat belajar dengan
sebaik-baiknya.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas dan untuk mengetahui ada
atau tidaknya penyebab kesulitan belajar IPS siswa kelas VIII dan IX SMP Negeri 1 Bungku
Barat Tahun Pelajaran 2015/2016 maka digunakan teknik deskriptif, yaitu untuk memberikan
gambaran tentang faktor penyebab kesulitan belajar siswa dalam mengikuti pelajaran IPS. Untuk
mengetahui tingkat persentase dari masing-masing indikator faktor penyebab kesulitan belajar
pada mata pelajaran IPS yang dikategorikan tinggi, sedang dan rendah dapat dilihat dari :
Dari angket yang telah disebarkan di SMP Negeri 1 Bungku Barat pada kelas VIII dan
IX, diperoleh hasil kesimpulan sekor angket tentang penyebab kesulitan belajar dari faktor siswa
yang berasal dari indikator bakat yaitu sebesar 66,66 %, artinya pengaruhnya terhadap kesulitan
belajar yang di hadapi oleh siswa berada dalam kategori tinggi. Dari angket yang telah
disebarkan di SMP Negeri 1 Bungku Barat pada kelas VIII dan IX, diperoleh hasil kesimpulan
sekor angket tentang penyebab kesulitan belajar dari faktor siswa yang berasal dari indikator
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD Email: syarifgeografi@yahoo.Com
hadapi oleh siswa berada dalam kategori sedang. Dari angket yang telah disebarkan, diperoleh
hasil tentang penyebab kesulitan belajar siswa yang paling dominan disebabkan oleh bakat yang
dimiliki oleh siswa yaitu sebesar 66,,66 %.
Menurut Daryanto (2010:38), bakat adalah kemampuan untuk belajar. Bakat sangat
mempengaruhi belajar siswa, jika bahan pelajaran yang di pelajari siswa sesuai dengan bakatnya
maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar tetapi jika bahan pelajaran yang
dipelajari siswa tidak sesuai dengan bakatnya maka hasil belajarnya pun rendah.
Dari angket yang telah disebarkan di SMP Negeri 1 Bungku Barat pada kelas VIII dan
IX, diperoleh hasil kesimpulan sekor angket tentang penyebab kesulitan belajar dari faktor
keluarga yang berasal dari indikator keadaan ekonomi keluarga yaitu sebesar 65,90 % artinya
pengaruhnya terhadap kesulitan belajar yang di hadapi oleh siswa berada dalam kategori sangat
tinggi. Dari angket yang telah disebarkan, diperoleh hasil tentang penyebab kesulitan belajar
siswa yang paling dominan disebabkan oleh keadaan ekonomi keluarga yang dimiliki oleh siswa
yaitu sebesar 65,90 %.
Menurut Daryanto (2010:43), bahwa keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya
dengan belajar, selain harus terpengaruh kebutuhan pokoknya juga membutuhkan fasilitas
belajar. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang. Jika
anak hidup dalam keluarga miskin, kebutuhan pokok anak kurang akibatnya kesehatan anak
terganggu sehingga belajar anak juga terganggu. Sebaliknya keluarga yang kayaraya, orang tua
sering mempunyai kecendrungan untuk memanjakan anak, akibatnya anak hanya akan
bersenang-senang sehingga anak kurang atau tidak dapat memusatkan perhatiannya untuk
belajar.
Dari angket yang telah disebarkan di SMP Negeri 1 Bungku Barat pada kelas VIII dan
IX, diperoleh hasil kesimpulan sekor angket tentang penyebab kesulitan belajar dari faktor
sekolah yang berasal dari indikator media pelajaran yang kurang lengkap yaitu sebesar 74,99 %
artinya pengaruhnya terhadap kesulitan belajar yang di hadapi oleh siswa berada dalam kategori
tinggi. Dari angket yang telah disebarkan, diperoleh hasil tentang penyebab kesulitan belajar
siswa yang paling dominan disebabkan oleh media pelajaran yang kurang lengkap yang dimiliki
oleh siswa yaitu sebesar 74,99 %.
Menurut Slameto (2010:67), bahwa media pelajaran erat hubungannya dengan cara
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD Email: syarifgeografi@yahoo.Com
oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan
memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Mengusahakan alat
pelajaran yang baik dan lengkap adalah perlu agar guru dapat mengajar dengan baik sehingga
siswa dapat menerima pelajaran dengan baik serta dapat belajar dengan baik pula.
Faktor ekstern yang meliputi faktor masyarakat bersumber dari indikator lingkungan
sosial sebesar 76,51 %, artinya lingkungan sosial mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap
faktor kesulitan belajar siswa. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa faktor yang bersumber
dari lingkungan masyarakat lah yang mempunyai pengaruh yang sangat tinggi terhadap kesulitan
belajar yang dihadapi oleh siswa. Tugas orang tua adalah untuk mengusahakan lingkungan yang
baik agar
dapat memberi pengaruh yang positif terhadap anak/siswa sehingga dapat belajar dengan
sebaik-baiknya.
Menurut Slameto (2010:71), bahwa kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga
berpengaruh terhadap belajar siswa. Jika masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak
terpelajar, penjudi dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik akan berpengaruh jelek kepada
anak (siswa). Sebaliknya jika lingkungan anak adalah orang-orang yang terpelajar, yang
baik-baik maka akan mendorong semangat anak/siswa untuk belajar lebih giat lagi. Tugas orang tua
adalah untuk mengusahakan
lingkungan yang baik agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap anak/siswa sehingga
dapat belajar dengan sebaik-baiknya.
V. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan
Berdasarkan deskriptif hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan tentang
faktor penyebab kesulitan belajar pada mata pelajaran IPS siswa kelas VIII dan IX SMP Negeri 1
Bungku Barat Tahun Pelajaran 2015/2016, maka diperoleh kesimpulan bahwa faktor penyebab
kesulitan belajar berasal dari dalam (intern) dan luar (ekstern) diri siswa yang mempunyai
pengaruh yang sama-sama besar terhadap hasil belajar siswa. Faktor intern siswa yang
mempunyai pengaruh yang signifikan bersumber dari indikator bakat siswa sebesar 66,66 %,
artinya bakat mempunyai pengaruh yang sangat tinggi terhadap faktor kesulitan belajar siswa.
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD Email: syarifgeografi@yahoo.Com
mempunyai pengaruh yang signifikan bersumber dari indikator keadaan ekonomi keluarga
sebesar 65,90 %, artinya keadaan ekonomi keluarga mempunyai pengaruh yang sedang terhadap
faktor kesulitan belajar siswa. Faktor ekstern yang meliputi faktor sekolah yang mempunyai
pengaruh yang signifikan bersumber dari indikator media pelajaran yang kurang lengkap sebesar
74,99 %artinya media pelajaran yang kurang lengkap mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap
faktor kesulitan belajar siswa. Faktor ekstern yang meliputi faktor masyarakat yang mempunyai
pengaruh yang signifikan bersumber dari indikator lingkungan sosial sebesar 76,51 %, artinya
lingkungan sosial mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap faktor kesulitan belajar siswa.
2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis sarankan hal-hal sebagai berikut:
a. Bagi para Siswa, hendaknya lebih memperhatikan masalah belajar baik dirumah maupun di
sekolah dengan cara tekun dan giat belajar.
b. Bagi Keluarga, hendaknya harus bisa memperhatikan anak-anaknya dalam belajar dan jangan
sampai menimbulkan suasana rumah yang ribut/ramai sehingga dapat mengganggu
konsentrasi belajar anak yang menimbulkan faktor yang buruk terhadp perkembangan belajar
anak.
c. Bagi Sekolah, hendaknya guru harus memiliki kecakapan dalam memberikan bimbingan
pelajaran agar siswa memiliki motivasi untuk belajar dan mampu memusatkan perhatiannya
dalam mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru.
d. Bagi Masyarakat, hendaknya harus lebih memperhatikan para siswa yang menggunakan
internet pada jam sekolah. Sehingga waktu yang dipergunakan siswa dalam menggunakan
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD Email: syarifgeografi@yahoo.Com VI. DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Daryanto, (2010). Belajar dan Mengajar. Bandung: CV. Yrama Widya.
Hakim, Thursan. (2000). Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Suara.
Mulyadi, (2010) Diagnosis Kesulitan Belajar Dan Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar
Khusus.
Slameto, (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta Rineka Cipta.