38
Selly Nurlaili Novani Dewi, 2016
PENGARUH ANGGARAN DAN HARGA TERHADAP PREFERENSI KONSUMEN KANTIN KOPERASI MAHASISWA (KOPMA) DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
1.1 Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah anggaran (X1), harga (X2) dan daya
tarik (X3) sebagai variabel bebas. Preferensi konsumen (Y) sebagai variabel
terikat.Sehingga yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini yaitu Mahasiswa
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Kota Bandung.
1.2 Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2010, hlm. 3) metode penelitian merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan metode survei eksplanatory. Dalam metode
survei, informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner.
Pengertian survei dibatasi pada penelian yang datanya dikumpulkan dari sampel
atas populasi untuk mewakili seluruh populasi. Dengan demikian penelitian survei
menurut Masri Singarimbun (1995, hlm. 3) adalah “penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul
data yang pokok”. Peneliti eksplanatory menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Jadi metode eksplanatory ini yaitu
metode yang digunakan dengan cara mengumpulkan data dari responden melalui
kuesioner dibatasi oleh sampel yang dapat mewakili populasi dengan cara
menghubungkan variabel-variabel yang digunakan melalui suatu pengujian
hipotesis.
1.3 Populasi dan Sampel 1.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2005, hlm. 90) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
39
Selly Nurlaili Novani Dewi, 2016
PENGARUH ANGGARAN DAN HARGA TERHADAP PREFERENSI KONSUMEN KANTIN KOPERASI MAHASISWA (KOPMA) DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mahasiswa PTN kota Bandung yang masih aktif mengikuti perkuliahan yaitu
Selly Nurlaili Novani Dewi, 2016
PENGARUH ANGGARAN DAN HARGA TERHADAP PREFERENSI KONSUMEN KANTIN KOPERASI MAHASISWA (KOPMA) DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1
Rekapitulasi Mahasiswa Terdaftar Perguruan Tinggi Negeri Kota Bandung 2015/2016
No Nama Fakultas Jumlah
Mahasiswa
1 UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 24008
2 INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 12656
3 UNIVERSITAS ISLAM NEGERI 19889
4 UNIVERSITAS PADJAJARAN 27972
Total 84525
Sumber : Direktorat Akademik dan Kemahasiswaan UPI, ITB, UIN dan UNPAD
Berdasarkan tabel 3.1 yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah
84.525 Mahasiswa.
1.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2008, hlm. 62) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan
simple random sampling dan proportionate stratified random sampling. Menurut
Sugiyono (2008, hlm. 118) dikatakan Simple Random Sampling karena
pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
Adapun teknik sampling yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
nonprobability sampling dengan teknik sampling aksidental. Sugiyono (2012,
hlm. 84) menyebutkan bahwa nonprobability sampling adalah teknik pengambilan
sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap
unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Selanjutnya sampling
aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja
yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel
Selly Nurlaili Novani Dewi, 2016
PENGARUH ANGGARAN DAN HARGA TERHADAP PREFERENSI KONSUMEN KANTIN KOPERASI MAHASISWA (KOPMA) DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah menggunakan rumus Taro Yamame (dalam Riduwan, 2007,
hlm. 65) sebagai berikut:
n = N
Nd2+ Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
d = level signifikansi yang digunaakan
Suharsimi Arikunto (2010, hlm. 134) mengemukakan bahwa:
“Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi. Selanjutya bila subjeknya lebih besar dari 100 dapat diambil 10% - 12% atau 20% - 25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari : 1. Kemampuan penelitian dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana. 2. Sempitnya wilayah pengamatan dari setiap subjek karena menyangkut
hal banyak sedikitnya data.
3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung penelitian.”
Berdasarkan rumus tersebut, didapat sampel mahasiswa Perguruan Tinggi
Negeri di Kota Bandung sebagai berikut:
n = N
Nd2+
n =
, 2+
=
, +
=
, +
=
,
n = 99,88
Hasil perhitungan diatas dibulatkan menjadi 100 responden.
Penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara proporsional
Selly Nurlaili Novani Dewi, 2016
PENGARUH ANGGARAN DAN HARGA TERHADAP PREFERENSI KONSUMEN KANTIN KOPERASI MAHASISWA (KOPMA) DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
teknik ini digunakan apabila populasi mempunyai anggota/ unsur yang tidak
homogen dan berstrata proporsional.
Adapun tahap-tahap dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut:
Mendata seluruh mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri di Kota Bandung yang menjadi unit analasis.
Menentukan besarnya alokasi sampel per Universitas sebagai berikut:
Menurut Nazir (2003, hlm. 300), penentuan sampel dalam setiap
Perguruan Tinggi Negeri menggunakan metode alokasi sampel berimbang melalui
pendekatan sample fraction dihitung dengan rumus:
ni = Ni
Nx n Keterangan:
N = Jumlah populasi seluruhnya
Ni = Jumlah populasi menurut stratum
ni = Jumlah sampel menurut stratum
N = Jumlah populasi seluruhnya
Tabel 3.2
Sampel Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri Kota Bandung 2015/2016
No. Fakultas Jumlah Mahasiswa
Perhitungan Sampel Mahasiswa
Jumlah Sampel
1. UPI 24008 x 100 = 28,40 28
2. ITB 12656 x 100 =14,97 15
3. UIN SGD 19889 x 100 =23,53 24
4. UNPAD 27972 x 100 = 33,09 33
Jumlah 84525 - 100
Dengan demikian, yang penulis ambil sebagai sampel dalam penelitian ini
adalah para mahasiswa aktif jenjang S1 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang
secara kebetulan bertemu dengan penulis dan dianggap cocok sebagai sumber data
Selly Nurlaili Novani Dewi, 2016
PENGARUH ANGGARAN DAN HARGA TERHADAP PREFERENSI KONSUMEN KANTIN KOPERASI MAHASISWA (KOPMA) DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.4 Operasionalisasi Variabel
Untuk menguji hipotesis yang diajukan, dalam penelitian ini terlebih
dahulu setiap variabel didefinisikan, kemudian dijabarkan melalui operasionalisasi
variabel. Hal ini dilakukan agar setiap variabel dan indikator penelitian dapat
diketahui skala pengukurannya secara jelas. Operasionalisasi variabel penelitian
secara rinci diuraikan sebagai berikut :
Tabel 3.3 OperasionalVariabel
No Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep Analitis Skala
Variabel Dependen dalam memilih kantin Kopma dan alasan-alasan dalam pemenuhan kebutuhan. Hal ini bisa diukur dari pengalaman yang diperoleh, dan prioritas pilihan konsumen.
Jumlah skor yang diperoleh dari skala likert terkait dengan preferensi konsumen kantin Kopma. Adapun
indikator sebagai berikut: - Pengalaman yang
diperoleh (no. Item 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8) - Prioritas pilihan
konsumen (no. Item 9, 10, 11, 12) per bulan dalam suatu rupiah.
Jawaban responden yaitu mahasiswa PTN Kota Bandung terkait dengan indikator:
- Pendapatan/ uang saku - alokasi anggaran
Selly Nurlaili Novani Dewi, 2016
PENGARUH ANGGARAN DAN HARGA TERHADAP PREFERENSI KONSUMEN KANTIN KOPERASI MAHASISWA (KOPMA) DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Harga
Harga yang dimiliki oleh suatu produk yang akan dijadikan pilihan konsumen. Hal ini bisa dilihat dari diperoleh dari skala likert terkait dengan harga
1.5 Sumber dan Jenis Data
Menurut Suharsimi Arikunto (2010, hlm. 172), sumber data dalam
penelitian adalah subjek darimana data dapat diperoleh. Sumber data yang
diperoleh dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakan data
yang dihimpun langsung oleh peneliti. Data ini diperoleh dari seluruh mahasiswa
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Kota Bandung.
1.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan
melalui :
1. Kuesioner atau angket.
Kuesioner yang disebut juga angket merupakan teknik pengumpulan data
melalui formulir yang berisi pertanyaan tertulis pada seseorang atau
kelompok untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam penelitian
(Mardalis, 2009, hlm. 67). Dalam penelitian ini, pertanyaan berupa angket
diberikan kepada responden.
2. Studi dokumentasi.
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis
Selly Nurlaili Novani Dewi, 2016
PENGARUH ANGGARAN DAN HARGA TERHADAP PREFERENSI KONSUMEN KANTIN KOPERASI MAHASISWA (KOPMA) DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
adalah pengumpulan data yang ditujukan untuk memperoleh data langsung
dari tempat penelitian, meliputi buku, peraturan-peraturan, laporan kegiatan,
foto-foto, film dokumenter, dan data lainnya yang relevan. Sebagai referensi
dalam penelitian ini, penulis menggunakan jurnal, buku teks, data akademik
dan kemahasiswaan responden, thesis, skripsi, serta situs-situs internet.
1.7 Teknik Pengolahan Data
Setelah diperoleh keterangan dan data yang lengkap maka langkah
selanjutnya yang perlu dilakukan adalah pengolahan data. Adapun
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Penyusunan Data.
Semua data yang sudah ada dikumpulkan untuk mempermudah pengecek
apakah semua data yang dibutuhkan sudah terekap semua atau belum.
2. Klasifikasi Data.
Mengelompokkan dan memilah data berdasarkan pada klasifikasi tertentu
yang telah dibuat dan ditentukan oleh peneliti.
3. Pengolahan Data.
Pengolahan data dilakukan untuk mengkaji hipotesis yang telah dirumuskan.
4. Interpretasi Hasil Pengolahan Data.
Menginterpretasikan hasil analisis data kemudian menarik suatu kesimpulan
yang berisikan intisari dari seluruh rangkaian kegiatan penelitian dan
membuat rekomendasinya.
1.8 Instrumen Penelitian
Dalam suatu penelitian alat pengumpul data atau instrumen penelitian
akan menentukan data yang dikumpulkan dan menentukan kualitas penelitian.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket.
Adapun langkah-langkah penyusunan angket menurut Suharsimi Arikunto
(2006, hlm. 151) adalah sebagai berikut:
1. Menentukan tujuan pembuatan angket yaitu untuk memperoleh data dari
responden mengenai anggaran dan harga terhadap preferensi konsumen
Selly Nurlaili Novani Dewi, 2016
PENGARUH ANGGARAN DAN HARGA TERHADAP PREFERENSI KONSUMEN KANTIN KOPERASI MAHASISWA (KOPMA) DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Menentukan objek yang menjadi responden, yaitu Mahasiswa Perguruan
Tinggi Negeri di Kota Bandung.
3. Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian.
4. Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.
5. Merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan alternatif jawaban untuk jenis
jawaban yang sifatnya tertutup.
6. Menetapkan kriteria pemberian skor untuk setiap item pertanyaan yang
bersifat tertutup. Alat ukur yang digunakan dalam pemberian skor adalah
daftar pertanyaan yang menggunakan skala likert dengan ukuran ordinal,
berarti objek yang diteliti mempunyai peringkat saja.
7. Menyebarkan angket
8. Mengelola dan menganalisis angket.
Skala yang digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah skala likert.
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena
sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut
sebagai variabel penelitian (Riduwan, 2012, hlm. 20). Dengan skala Likert, maka
variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian
indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. (Sugiyono, 2012:93).
Dalam instrumen penelitian ini skala yang digunakan adalah skala likert.
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan seorang atau
sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial (Riduwan, 2008, hlm. 12). Dengan
menggunakan skala likert, setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pertanyaan
positif. Pertanyaan yang skala jawabannya memiliki beberapa ketentuan. Adapun
ketentuannya adalah sebagai berikut :
Tabel 3.4
Skor Jawaban Berdasarkan Skala Likert
Alternatif Jawaban Skor
SS = SangatSetuju 5
Selly Nurlaili Novani Dewi, 2016
PENGARUH ANGGARAN DAN HARGA TERHADAP PREFERENSI KONSUMEN KANTIN KOPERASI MAHASISWA (KOPMA) DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
CS = CukupSetuju 3
KS = KurangSetuju 2
TS = TidakSetuju 1
1.9 Pengujian Instrumen Penelitian
Pengujian instrumen penelitian digunakan untuk menguji apakah
instrumen penelitian ini memenuhi syarat-syarat alat ukur yang baik atau tidak
sesuai dengan standar metode penelitian yaitu angket atau kuesioner, di uji
menggunakan uji validitas dan reabilitas. Berikut langkah-langkah untuk
melakukan uji validitas, ujireabilitas.
1.9.1 Uji Validitas Instrumen
Menurut Arikunto (2010, hlm. 211) “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrument. Suatu instrumen
pengukuran dikatakan valid jika instrumen dapat mengukur sesuatu dengan tepat
apa yang hendak diukur, uji validitas instrumen dilakukan untuk menguji
validitas (ketepatan) tiap butir/item instrumen. Dalam uji validitas ini digunakan
teknik Korelasi Product Moment dari Karl Person, yaitu:
r
xy=
�∑ ∑ ∑√{�∑ 2 ∑ 2 }{�∑ 2 ∑ 2 }
(Riduwan, 2010, hlm. 110)
Keterangan :
r
xy=Koefisien korelasi.
∑X = Jumlah skor item.
∑Y = Jumlah skor total (seluruh item). n = Jumlah responden.
Dengan menggunakan taraf nyata = 0,05. setelah diketahui besarnya
koefisien korelasi (r) , kemudian diperbandingkan dengan nilai dari rtabel dengan
derajat kebebasan (n-2) dimana jika rhitung>rtabel maka valid sebaliknya jika rhitung<
rtabel maka tidak valid. Koefisien korelasi ini memiliki beberapa kriteria. Adapun
kriterianya adalah sebagai berikut :
Selly Nurlaili Novani Dewi, 2016
PENGARUH ANGGARAN DAN HARGA TERHADAP PREFERENSI KONSUMEN KANTIN KOPERASI MAHASISWA (KOPMA) DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Antara 0,60 – 0,799 : Validitas tinggi
Antara 0,40 – 0,599 : Validitas sedang atau cukup Antara 0,20 – 0,399 : Validitas rendah
Antara 0,00 – 0,199 : Validitas sangat rendah (Riduwan, 2008, hlm. 228) 1.9.2 Hasil Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu
instrumen. Setelah pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan Ms.
Excel, maka didapat hasil validitas untuk variabel preferensi dan atribut produk
pada tabel 3.5 berikut :
Tabel 3.5
Uji Validitas Untuk Soal Preferensi dan Harga
Variabel Item rxy rtabel Keterangan Preferensi
Konsumen (Y)
1 0,516 0,244 Valid
2 0,716 0,244 Valid
3 0,662 0,244 Valid
4 0,657 0,244 Valid
5 0,735 0,244 Valid
6 0,596 0,244 Valid
7 0,630 0,244 Valid
8 0,503 0,244 Valid
9 0,390 0,244 Valid
10 0,671 0,244 Valid
11 0,386 0,244 Valid
12 0,594 0,244 Valid
Harga (X2)
13 0,475 0,244 Valid
14 0,381 0,244 Valid
15 0,336 0,244 Valid
Selly Nurlaili Novani Dewi, 2016
PENGARUH ANGGARAN DAN HARGA TERHADAP PREFERENSI KONSUMEN KANTIN KOPERASI MAHASISWA (KOPMA) DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
17 0,313 0,244 Valid
18 0,294 0,244 Valid
19 0,347 0,244 Valid
20 0,344 0,244 Valid
21 0,510 0,244 Valid
22 0,568 0,244 Valid
Sumber : Lampiran B
Dari beberapa tabel 3.5 uji validitas di atas, dapat diketahui bahwa semua
butir sejumlah 22 soal terdiri dari 12 soal variabel preferensi konsumen (Y) dan
10 soal variabel harga (X2) dinyatakan valid. Hal tersebut karena semua rhitung
yang dihasilkan lebih besar dari rtabel (0,244) yang berarti bahwa seluruh soal
tersebut layak untuk dijadikan instrumen.
1.9.3 Uji Reliabilitas Instrumen
Tes reliabilitas adalah tes yang digunakan dalam penelitian untuk
mengetahui apakah alat pengumpul data yang digunakan menunjukkan tingkat
ketepatan, tingkat keakuratan, kestabilan, dan konsistensi dalam mengungkapkan
gejala dari sekelompok individu walaupun dilaksanakan pada waktu yang
berbeda.
Rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam
penelitian ini adalah rumus Spearman Brown yaitu:
r11 = +��
(Umar, 2008, hlm. 54) Keterangan :
r11 = reliabilitas instrument.
r1/21/2= rxy sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrument.
Selanjutnya, dilakukan uji t untuk masing-masing item, dengan
persamaan sebagai berikut :
t
hitung=
�√�− √ −�²(Riduwan, 2010, hlm. 110) Dimana :
Selly Nurlaili Novani Dewi, 2016
PENGARUH ANGGARAN DAN HARGA TERHADAP PREFERENSI KONSUMEN KANTIN KOPERASI MAHASISWA (KOPMA) DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
r = koefisien korelasi hasil thitung
n = jumlah responden.
Distribusi (tabel t) untuk α = 0,05 derajat kebebasan (dk = n - 2) kaidah keputusan adalah jika thitung lebih besar dari ttabel berarti valid, dan sebaliknya jika
thitung lebih kecil dari ttabel berarti tidak valid.
1.9.4 Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji keandalan data yang dihasilkan.
Apabila suatu data yang dihasilkan dapat dipercaya, maka instrumen tersebut
dapat dikatakan reliabel. Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan
bantuan Ms. Excel. Hasil dari pengujian realibilitas dari masing-masing variabel
penelitian dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut :
Tabel 3.6
Uji Reliabilitas Variabel
Variabel
∑ Varian
item
Varian Total
r hitung
(Alpha Cronbach)
r tabel Keterangan
Preferensi
Konsumen (Y) 11,965 48,241 0,784 0,244 Reliabel Harga (X2) 8,669 38,758 0,807 0,244 Reliabel
Sumber : Lampiran B
Dari tabel 3.6 menunjukan bahwa instrumen penelitian pada setiap variabel
penelitiannya tersebut reliabel karena r hitung (Alpha Cronbach) lebih besar dari r
tabel (>0,244). Dengan kata lain semua item dari masing-masing variabel penelitian
merupakan instrumen yang dapat dipercaya (ajeg).
1.10 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, analisis data nya menggunakan Analisis Regresi
Selly Nurlaili Novani Dewi, 2016
PENGARUH ANGGARAN DAN HARGA TERHADAP PREFERENSI KONSUMEN KANTIN KOPERASI MAHASISWA (KOPMA) DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan variabel terikat. Penelitian ini menggunakan alat bantu program Eviews-7.
Model analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat serta untuk menguji kebenaran dari hipotesis akan
digunakan model persamaan regresi sebagai berikut :
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + e
Dimana:
Y = Preferensi Konsumen X1 = Anggaran
β0 = Konstanta regresi β2 = Koefisien regresi X2 β1 = Koefisien regresi X1 X2 = Harga
e = Faktor pengganggu
1.11 Pengujian Hipotesis
Pengujian terhadap hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini dengan
cara sebagai berikut :
1.11.1 Pengujian Secara Keseluruhan (Uji F)
Uji F-statistik pada dasarnya menunjukkan semua variabel bebas yang
dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersma-sama
terhadap variabel terikat. Uji F dapat dihitung melalui rumus :
F
=
² / �−− ² /�−�
(Yana Rohmana, 2010, hlm. 78) Kriteria Pengujian uji F adalah :
Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Ini berarti apabila F hitung < F tabel, maka koefisien korelasi ganda yang
dihitung tidak signifikan, dan sebaliknya apabila F hitung > F tabel, maka
koefisien korelasi ganda yang dihitung signifikan dan menunjukkan terdapat
pengaruh secara simultan.
1.11.2 Pengujian Secara Parsial (Uji T)
Menurut Rohmana (2010:48) Uji T merupakan suatu prosedur yang mana
Selly Nurlaili Novani Dewi, 2016
PENGARUH ANGGARAN DAN HARGA TERHADAP PREFERENSI KONSUMEN KANTIN KOPERASI MAHASISWA (KOPMA) DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
nul (Ho). Uji parsial atau uji t ini bertujuan untuk menguji tingkat signifikansi dari
setiap variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Dalam pengujian
hipotesis melalui uji t tingkat kesalahan yang digunakan peneliti adalah 5% atau
0,05 pada taraf signifikansi 95%. Secara sederhana t hitung dapat dihitung
menggunakan rumus:
t =
βiᵢ(Rohmana, 2010, hlm. 74) Kriteria keputusan :
Jika nilai t hitung > nilai t krisis maka Ho ditolak atau menerima Ha
artinya variabel itu signifikan.
Jika nilai t hitung < nilai t krisis maka Ho diterima atau menolak Ha
artinya variabel signifikan.
1.11.3 Koefisien Determinasi (R2)
Uji ini disebut juga koefisien regresi yaitu angka yang menunjukkan
besarnya derajat kemampuan atau distribusi variabel bebas dalam menjelaskan
atau menerangkan variabel terikatnya dalam fungsi yang bersangkutan.Besarnya
nilai R2 diantara nol dan satu (0< R2 <1). Jika nilainya semakin mendekati satu,
maka model tersebut baik dengan tingkat kedekatan antara variabel bebas dari
terikat semakin dekat pula (Rohmana, 2010:77).
Koefisien determinasi dapat dihitung menggunakan rumus :
R2
=
� , ∑ ᵢ ᵢ +� , ∑ ᵢ � ᵢ ∑ ᵢ²(Rohmana, 2010, hlm. 76) Dengan ketentuan sebagai berikut :
Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat semakin dekat, atau dengan kata lain model tersebut
dapat dinilai baik.
Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat semakin jauh, atau dengan kata lain model tersebut
Selly Nurlaili Novani Dewi, 2016
PENGARUH ANGGARAN DAN HARGA TERHADAP PREFERENSI KONSUMEN KANTIN KOPERASI MAHASISWA (KOPMA) DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.11.4 Uji Asumsi Klasik
Dalam menggunakan model regresi berganda dengan metode OLS adalah
harus bebas dari uji asumsi klasik yang terdiri dari multikolinieritas,
heteroskedastisitas, dan autokorelasi.
1.11.5 Uji Multikolinieritas
Multikolinearitas adalah situasi di mana terdapat korelasi variabel bebas
antara satu variabel dengan yang lainnya. Dalam hal ini dapat disebut
variabel-variabel tidak ortogonal. Variabel yang bersifat ortogonal adalah variabel-variabel yang
nilai korelasi antara sesamanya sama dengan nol. Ada beberapa cara untuk
medeteksi keberadaan Multikolinearitas dalam model regresi OLS (Gujarati,
2001:166),yaitu:
1. Mendeteksi nilai koefisien determinasi (R2) dan nilai thitung. Jika R2 tinggi
(biasanya berkisar 0,8 – 1,0) tetapi sangat sedikit koefisien regresi yang signifikan secara statistik, maka kemungkinan ada gejala multikolinieritas.
2. Melakukan uji kolerasi derajat nol. Apabila koefisien korelasinya tinggi,
perlu dicurigai adanya masalah multikolinieritas. Akan tetapi tingginya
koefisien korelasi tersebut tidak menjamin terjadi multikolinieritas.
3. Menguji korelasi antar sesama variabel bebas dengan cara meregresi setiap
Xi terhadap X lainnya. Dari regresi tersebut, kita dapatkan R2 dan F. Jika
nilai Fhitung melebihi nilai kritis Ftabel pada tingkat derajat kepercayaan
tertentu, maka terdapat multikolinieritas variable bebas.
4. Regresi Auxiliary. Kita menguji multikolinearitas hanya dengan melihat
hubungan secara individual antara satu variabel independen dengan satu
variabel independen lainnya.
5. Variance inflation factor dan tolerance (VIF)
Dalam penelitian ini akan mendeteksi ada atau tidaknya multiko dengan uji
Variance inflation factor dan tolerance. (VIF), dengan bantuan program
SPSS 17. Untuk melihat gejala multikolinearitas, kita dapat melihat dari
hasil Collinerity Statistics. Hasil VIF yang lebih besar dari lima menunjukan
Selly Nurlaili Novani Dewi, 2016
PENGARUH ANGGARAN DAN HARGA TERHADAP PREFERENSI KONSUMEN KANTIN KOPERASI MAHASISWA (KOPMA) DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Apabila terjadi multikolinearitas menurut Yana Rohmana (2010, hlm.
149-154) disarankan untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
1. Tanpa adaperbaikan.
2. Dengan perbaikan:
3. Adanya informasi sebelumnya (informasiapriori).
4. Menghilangkan salah satu variabelindependen.
5. Menggabungkan data Cross-Section dan data Time Series.
6. Transformasi variabel.
1.11.6 Uji Heteroskedastisitas
Salah satu asumsi pokok dalam model regresi linier klasik adalah bahwa
varian-varian setiap disturbance term yang dibatasi oleh nilai tertentu mengenai
variable-variabel bebas adalah berbentuk suatu nilai konstan yang sama dengan
δ2
. inilah yang disebut sebagai asumsi heterokedastisitas (Gujarati,2001, hlm.
177).
Heteroskedastisitas berarti setiap varian disturbance term yang dibatasi
oleh nilai tertentu mengenai variabel-variabel bebas adalah berbentuk suatu nilai
konstan yang sama dengan atau varian yang sama. Uji heteroskedasitas bertujuan
untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokesdasitas dan
jika berbeda disebut heteroskedasitas. Keadaan heteroskedastis tersebut dapat
terjadi karena beberapa sebab, antara lain:
Sifat variabel yang diikutsertakan kedalam model.
Sifat data yang digunakan dalam analisis. Pada penelitian dengan
menggunakan data runtun waktu, kemungkinan asumsi itu mungkin benar.
Ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk mengetahui adanya
heteroskedastisitas (Widarjono, 2005, hlm. 147-161), yaitu sebagai berikut:
1) Metode grafik, kriteria yang digunakan dalam metode ini adalah:
Selly Nurlaili Novani Dewi, 2016
PENGARUH ANGGARAN DAN HARGA TERHADAP PREFERENSI KONSUMEN KANTIN KOPERASI MAHASISWA (KOPMA) DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jika pada grafik plot tidak mengikuti pola atau aturan tertentu maka
pada model tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas.
2) Uji Park (Park test), yakni menggunakan grafik yang menggambarkan
keterkaitan nilai- nilai variabel bebas (misalkan X1) dengan nilai-nilai
taksiranvariabel pengganggu yang dikuadratkan(û2).
3) Uji Glejser (Glejser test), yakni dengan cara meregres nilai taksiran absolut
variabel pengganggu terhadap variabel Xi dalam beberapa bentuk,
diantaranya:
|ûᵢ|= βᵢ + β Xᵢ + Vᵢ atau |ûᵢ|= βᵢ + β √�ᵢ+ Vᵢ
4) Uji korelasi rank Spearman (Spearman’s rank correlation test.) Koefisien
korelasi rank spearman tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi
heteroskedastisitas berdasarkan rumusan berikut:
rs = 1-6 [∑ ᵢ²] � �2−
Dimana :
dᵢ = perbedaan setiap pasang rank. n = jumlah pasangan rank.
5) Uji White (White Test). Pengujian terhadap gejala heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan melakukan White Test, yaitu dengan cara meregresi
residual kuadrat dengan variabel bebas, variabel bebas kuadrat dan
perkalian variable bebas.
1.11.7 Uji Autokorelasi
Asumsi penting lainnya yang akan diuji dalam penelitian ini adalah uji
autokorelasi atau serial korelasi. Autokorelasi menggambarkan suatu keadaan
dimana tidak adanya korelasi antara variabel penganggu disturbance term.
Adanya gejala autokorelasi dalam model regresi OLS dapat menimbulkan:
1. Estimator OLS menjadi tidak efisien karena selang keyakinan melebar.
2. Variance populasi �² diestimasi terlalu rendah (underestimated) oleh
varians residual taksiran (�²̂)
3. Akibat butir b, R² bisa ditaksir terlalu tinggi (over estimated).
Selly Nurlaili Novani Dewi, 2016
PENGARUH ANGGARAN DAN HARGA TERHADAP PREFERENSI KONSUMEN KANTIN KOPERASI MAHASISWA (KOPMA) DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Pengujian signifikansi (t dan F) menjadi lemah.
Ada beberapa cara untuk mendeteksi autokorelasi pada model regresi
antaralain dengan metode Grafik, uji loncatan (Runs Test) atau uji Geary (Geary
Test), uji Durbin Watson (Durbin Watson Test), uji Breusch-Godfrey (
Breusch-Godfrey Test).
Pada penelitian ini, penulis enggunakan uji Durbin Watson (DW) untuk
endeteksi autokorelasi, yaitu dengan cara membandingkan DW statistic dengan
DW tabel. Adapun langkah uji Durbin Watsonadalah sebagai berikut :
a. Lakukan regresi OLS dan dapatkan residual e1.
b. Hitung nilai d (Durbin Watson).
c. Dapatkan nilai kritis dl-du.
d. Pengambilan keputusan, dengan aturan sebagai berikut :
Tabel 3.7
Uji Statistik Durbin-Watson 0 < d < d1, menolak hipotesis nul; ada autokorelasi positif.
0 d du, daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan.
4 – dl< d < 4, menolak hipotesis nul; ada autokorelasi positif.
4 – du d – dl, daerah keragu-raguan, tidak ada keputusan.
du< d < 4 – d, menerima hipotesis nul; tidak ada korelasi positif, negatif.
0 dl du 4-du 4-d
Gambar 3.7 Uji Statistik Durbin-Watson
Autokorelasi
Positif
Ragu-ragu
Tidak Ada
Autokorelasi
Ragu-ragu
Autokorelasi