• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PPB 1105191 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PPB 1105191 Chapter5"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

64

Windi Nurwitasari, 2016

KEMAMPUAN SANTRI REMAJA D ALAM MENJALIN HUBUNGAN PERTEMANAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

5.1 Simpulan

Secara umum, kemampuan dalam menjalin hubungan pertemanan santri

remaja di pondok pesantren Daarut Tauhiid dan pondok pesantren Radhathul

Alfhal Lebak Huni Al-Musri Bandung berada pada kategori cukup mampu dalam

memulai berinteraksi dan mempertahankan hubungan pertemanan yang sudah

terjalin, cukup mampu dalam mengungkapkan rasa suka dan tidak suka, cukup

mampu dalam membuka diri, menunjukkan atau memberi tahu hal-hal pribadi,

cukup mampu dalam memberikan dukungan emosional kepada teman yang

mengalami kesulitan, dan cukup mampu dalam menghadapi dan mencari solusi

terhadap masalah yang dihadapi.

Berdasarkan domain kompetensi interpersonal kemampuan santri remaja

dalam menjalin hubungan pertemanan menunjukkan bahwa santri remaja lebih

mudah menunjukkan dukungan emosional kepada teman-temannya terutama yang

sedang mengalami kesulitan dan agak kesulitan dalam membuka diri kepada

teman-temannya atau kenalan baru.

Berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan

yang signifikan dalam menjalin hubungan pertemanan, sementara itu berdasarkan

jenis pondok pesantrennya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan

santri remaja dalam menjalin hubungan pertemanan. Hal tersebut menunjukkan

bahwa sistem pembelajaran, aturan yang diterapkan dan asal santri mempengaruhi

hubungan sosial santri remaja dalam menjalin hubungan pertemanan.

5.3 Rekomendasi

5.3.1 Pengurus Pondok Pesantren

1) melakukan verifikasi terhadap kemampuan santri dalam menjalin pertemanan

secara menyeluruh sesuai dengan hasil penelitian

2) melakukan pengukuran tingkat kemampuan santri dalam menjalin pertemanan

(2)

65

Windi Nurwitasari, 2016

KEMAMPUAN SANTRI REMAJA D ALAM MENJALIN HUBUNGAN PERTEMANAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

3) merencanakan kegiatan yang mampu meningkatkan kemampuan santri remaja

dalam menjalin pertemanan

5.3.2 Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat lebih maksimal dalam melakukan

penelitian yang berkaitan dengan kemampuan menjalin hubungan pertemanan hal

tersebut dapat dilakukan dengan memperbanyak referensi atau penelitian terlebih

dahulu, kemudian dalam pelaksanaannya diharapkan melaksanakan wawancara

dan observasi yang lebih mendalam sehingga membantu memperoleh data yang

lebih akurat dan terperinci. Hasil penelitian ini menampilkan kecenderungan

secara umum kemampuan remaja dalam menjalin hubungan pertemanan di dua

pondok pesantren. Untuk itulah diharapkan peneliti selanjutnya dapat

mengembangkan penelitian lebih terperinci dan menghasilkan penelitian yang

lebih baik lagi. Serta apabila akan memperdalam penelitian mengenai perbedaan

pertemanan di pondok pesantren modern dan tradisional akan jauh lebih baik

Referensi

Dokumen terkait

Observasi pembekalan di kelas dilaksanakan dengan tujuan agar mahasiswa memiliki pengetahuan serta pengalaman pendahuluan sebelum melaksanakan tugas mengajar

hukuman dera kepada murid-murid lelaki oleh seseorang guru atau lain-lain kakitangan sekolah adalah dihadkan kepada merotan dengan rotan yang ringan di tapak tangan atau pun

Dalam merencanakan struktur beton bertulang pada gedung yang dapat menahan gaya gempa dengan menggunakan komponen struktur rangka, terdapat 3 macam sistem,

Seluruh data yang terkumpul akan dikupas pada pembahasan sekaligus menjawab pertanyaan penelitian tentang penggunaan prinsip-prinsip Islam dalam mendidik lanjut usia

Sedangkan kelompok perlakuan ekstrak daun pegagan yang menunjukkan perubahan rata-rata derajat kerusakan hepar terendah adalah.. kelompok K6, yaitu kelompok yang

Analisis finansial dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari adanya sertifikasi hutan rakyat terhadap aspek finansial atau manfaat ekonomi dalam kegiatan pengelolaan

Pemerintah Indonesia dalam hal ini melakukan sebuah kebijakan sekuritisasi dalam mengangkat atau memberitahukan kepada negara-negara di kawasan ASEAN dan organisasi

Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan hubungan yang terjadi antara persepsi keadilan prosedural, persepsi keadilan interaksional, dan persepsi keadilan