• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keanekaragaman Jenis Kantung Semar (Nepenthes spp.) di Kawasan Suaka Margasatwa Siranggas Kabupaten Pakpak Bharat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Keanekaragaman Jenis Kantung Semar (Nepenthes spp.) di Kawasan Suaka Margasatwa Siranggas Kabupaten Pakpak Bharat"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hutan adalah suatu wilayah yang ditumbuhi pepohonan, juga termasuk tanaman

kecil lainnya seperti lumut, semak belukar, herba dan paku-pakuan. Dimana beberapa

komponen tersebut saling berkaitan membentuk suatu ekosistem hutan yang sangat

penting bagi kehidupan di bumi. Dengan maraknya kerusakan hutan di khawatirkan

dapat menyebabkan kerusakan populasi tumbuhan yang berpotensi secara langsung

maupun tidak langsung. Seperti tumbuhan Nepenthes spp. atau yang lebih dikenal

dengan nama kantung semar yang berpotensi sebagai tanaman obat dan tanaman hias

(Bailey, 1929).

Usaha penggalian dan pemanfaatan keanekaragaman tumbuhan yang berpotensi

terus dilakukan, jika di ekploitasi secara terus-menerus tanpa dibudidayakan maka

populasi dan keanekaragamannya dapat berkurang bahkan punah. Kantung semar

merupakan salah satu flora unik dan menarik, pemanfaatan Nepenthes sebagai tanaman

hias sudah sangat popular di Mancanegara, lebih dari 280 hibrid telah dihasilkan (Jebb

dan Cheek, 1997). bahkan antar jenis juga mudah terjadi persilangan secara alami.

Jenis ini memiliki daya tarik bukan pada bunganya melainkan kantungnya yang

beranekaragam baik bentuk maupun warnanya.

Kantung semar memiliki daya tarik yang unik dengan bentuk kantungnya

(pitcher) yang sangat beragam sehingga di sebut juga dengan Pitcher Plant. Variasi

dari morfologi kantung semar ini sedemikian lebar dan merupakan daya tarik yang

sangat spesifik serta memungkinkan untuk dilakukan silangan-silangan baru guna

mendapat variasi bentuk kantung yang lebih banyak lagi. Selain itu kantung ini juga

merupakan satu jebakan bagi serangga yang ada di sekitarnya untuk dijadikan sumber

(2)

nutrient (protein), sehingga tumbuhan ini disebut insektivora atau tumbuhan pemakan

serangga (Handayani dan Syamsudin, 1998).

Populasi kantung semar di alam diprediksikan akan terus mengalami penurunan

dari tahun ke tahun. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa hal di antaranya kebakaran

hutan, penebangan kayu secara eksploitatif, pengembangan pemukiman, pertanian, dan

perkebunan serta eksploitasi yang berlebihan untuk tujuan komersil. Hutan rawa

gambut di Sumatera dan Kalimantan sebagai salah satu habitat alami kantung semar,

hampir setiap tahun mengalami kebakaran. Konversi lahan hutan untuk pengembangan

pemukiman, pertanian, dan perkebunan menjadi suatu hal yang harus dilakukan seiring

dengan semakin bertambahnya populasi penduduk. Hal ini pulalah yang ditengarai

sebagai penyebab makin berkurangnya habitat kantung semar di alam (Mansur, 2006).

Ancaman terbaru yang masuk belakangan ini adalah pengeksploitasian terhadap

Nepenthes spp. oleh masyarakat untuk kepentingan bisnis. Eksploitasi yang tidak

memperhatikan kaidah ekologi-konservasi tentu akan mempercepat kepunahan

Nepenthes spp. di habitat alaminya. Banyak pedagang di Sumatera yang menjual jenis

ini bukan dari hasil tangkaran atau budidaya tetapi dari hasil cabutan alam.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan pedagang, pada umumnya para pedagang

ini tidak mengetahui status Nepenthes spp. yang mereka jual. Mereka hanya mengambil

langsung dari alam dan menjualnya dengan harga murah sekitar Rp 25.000,- sampai Rp

100.000,- /tanaman, bahkan ada yang menjual Rp 10.000,-/tanaman yang diambil dari

habitat alaminya (sistem pesan banyak tanpa pot). Hal ini sangat memprihatinkan

mengingat populasi Nepenthes sp. di alam yang sudah semakin sedikit (Kunarso dan

Azwar, 2006).

(3)

Status tanaman Nepenthes termasuk tanaman yang dilindungi berdasarkan

Undang-Undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Hayati dan

Ekosistemnya serta Peraturan Pemerintah No.7/1999 tentang Pengawetan Jenis

Tumbuhan dan Satwa. Hal ini sejalan dengan regulasi Convention on International

Trade in Endangered Species (CITES), dari 103 spesies Nepenthes di dunia yang sudah

dipublikasikan, 2 jenis: N. rajah dan N. khasiana masuk dalam kategori Appendix-1.

Sisanya berada dalam kategori Appendix-2. Itu berarti segala bentuk kegiatan

perdagangan sangat dibatasi (Azwar dkk., 2006).

Latar belakang pemilihan lokasi

Peneliti memilih tempat di Suaka Margasatwa (SM) Siranggas Desa Kecupak

Kecamatan Pergetteng-getteng Sengkut Kabupaten Pakpak Bharat. Penelitian ini

bermaksud untuk mendapatkan informasi mengenai keberadaan jenis Nepenthes

spp.sehingga dapat menjadi bahan informasi dan acuan data bagi pihak terkait dalam

pengembangan SM. Siranggas. dimana pada kawasan SM. Siranggas ini belum ada

diteliti tentang keberadaan dan jenis Nepenthes spp. Mengingat ancaman

keberlangsungan hidup tumbuhan tersebut yang tinggi, salah satu dengan cara di

eksploitasi sebagai tanaman hias namun upaya konservasinya kurang mendapat

perhatian. Sehingga dikhawatirkan populasi Nepenthes spp. akan menurun bahkan

punah di habitat aslinya yang akhirnya dapat mengganggu keberlangsungan ekosistem

di hutan. Dari Sumatera atau Kalimantan penduduk lokal sering mendapat pesanan

pemanenan di alam untuk dijual ke Jawa. Hal ini juga dapat menyebabkan terkikisnya

populasi Nepenthes di alam bila usaha budidaya tidak dilakukan. Oleh sebab itu

pengungkapan informasi tentang keragaman jenis suatu spesies di suatu kawasan

penting dan perlu dilakukan sebelum benar-benar punah di alamnya. Kabupaten

(4)

Pakpak Bharat merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Dairi. Kabupaten ini

terbentuk berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 9 Tahun 2003.

Kabupaten ini memiliki wilayah seluas 121.830 hektar.

Tujuan

Untuk menginventarisasi dan mengetahui keanekaragaman jenis kantung semar

(Nepenthes spp.) yang terdapat di Kawasan Suaka Margasatwa Siranggas.

Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi tentang keberadaan dan keragaman jenis Nepenthes spp.

yang terdapat di kawasan Suaka Margasatwa Siranggas, Desa Kecupak,

Kecamatan Pergetteng-getteng Sengkut, Kabupaten Pakpak Bharat.

2. Sebagai pelengkap dari data-data penelitian, sebagai dasar yang dapat dijadikan

acuan bagi peneliti selanjutnya sehingga dapat dibedakan keanekaragaman jenis

saat ini, dengan keanekaragaman jenis di masa yang akan datang.

Referensi

Dokumen terkait

Program merupakan kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh satu dan beberapa instansi pemerintah ataupun

tindakan yang dapat merugikan orang lain seperti berkurang atau mengurangi banyak (beratnya) barang, pemalsuan isi barang, dan kualitasnya. Dalam hal kepemilikan Islam

Tantum Verde sebagai Zat Oral Hygiene dalam Mencegah Terjadinya Halitosis pada Klien Stroke yang.. Dirawat di RS

Gambar 4.1 Kerangka kerja Gambaran kadar hemoglobin dan jumlah eritrosit pekerja yang terpapar bahan kimia lem pada home industry sepatu.

Peneliti mengambil sampel dengan memilih beberapa perangkat Kelurahan Bulukerto, Ketua Panitia Pemungutan Suara (PPS) Kelurahan Bulukerto, Kepala Komisi Pemilihan

[r]

Keberhasilan persilangan interspesifik padi budi daya dengan padi liar (kerabat jauh) sudah banyak dilaporkan melalui persilangan yang dilanjutkan dengan penye-

“ Pada kegiatan awal pembelajaran saat masuk kelas guru memberikan salam dan mengajak berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing dengan dipimpin oleh ketua