• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun Antena Mikrostrip Patch Segiempat Dengan Tipe Polarisasi Melingkar Menggunakan Metode Truncated Corner

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rancang Bangun Antena Mikrostrip Patch Segiempat Dengan Tipe Polarisasi Melingkar Menggunakan Metode Truncated Corner"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Antena Mikrostrip

Konsep antena mikrostrip diperkenalkan pada tahun 1950an di USA oleh Deschamps dan Perancis oleh Gutton dan Baissinot, dan baru dibuat pada sekitar tahun 1970 oleh Munson dan Howell yang merupakan salah satu antena gelombang mikro yang digunakan sebagai radiator pada sejumlah sistem telekomunikasi modern saat ini [6].

Berdasarkan asal katanya, mikrostrip terdiri atas dua kata, yaitu micro

(sangat tipis atau kecil) dan strip (bilah atau potongan). Antena mikrostrip dapat didefenisikan sebagai salah satu jenis antena yang mempunyai bentuk seperti bilah atau potongan yang mempunyai ukuran sangat tipis atau kecil. Antena

Mikrostripadalah suatu konduktor metal yang menempel diatas ground plane yang diantaranya terdapat bahan dielektrik. Antena mikrostrip sangat sesuai dengan kebutuhan saat ini sehingga dapat di integrasikandengan peralatan

telekomunikasi lain yang berukuran kecil.

Secara umum antena mikrostrip terdiri atas tiga bagian, yaitu patch, substratdielektrik, dan ground plane. Gambar 2.1 menunjukkan struktur dari sebuah antena mikrostrip [6].

(2)

a. Patch

Patch atau biasa disebut juga dengan elemen peradiasi (radiator), memiliki

fungsi untuk meradiasi gelombang elektromagnetik ke udara terletak paling atas dari keseluruhan sistem antena. Patch terbuat dari bahan konduktor, misalnya tembaga yang memiliki ketebalan tertentu. Berdasarkan bentuknya, patch memiliki jenis yang bermacam-macam diantaranya bujur sangkar (square), persegi panjang (rectangular), garis tipis (dipole), lingkaran,ellips, segitiga, dan lain-lain. Gambar 2.2 memperlihatkan beberapa jenis patch dari antena mikrostrip.

Gambar 2.2 Beberapa bentuk patch antena mikrostrip

Bentuk patch bujur sangkar, persegi panjang, garis tipis, dan lingkaran

adalah yang paling umum digunakan karena mudah untuk dibuat dan dianalisa, memiliki karakteristik radiasi, dan memiliki tingkat radiasi polarisasi silang yang kecil [6]. Antena mikrostrip dalam perancangan ini menggunakan patch yang berbentuk segiempat. Patch segiempat lebih banyak digunakan untuk kemudahan dalam analisis dan proses fabrikasi.

b. Substrat dielektrik

(3)

untuk antena adalah yang memiliki konstanta dielektrik yangpaling rendah dari rentang tersebut karena akan menghasilkan efisiensi yang lebih baik, bandwidth yang lebar serta radiasi yang lebih bebas. Namun, dengan penggunaan bahan dielektrik substrat yang paling rendah menjadikan ukuran antena lebih besar [7]. Oleh sebab itu, diperlukan kejelian dalam menetapkan spesifikasi, ukuran dan performa akan menghasilkan antena mikrostrip yang mempunyai ukuran sesuai dengan performa masih dalam batas toleransi.

c. Ground Plane

Elemen pertanahan (ground plane) terbuat dari bahan konduktor berfungsi sebagai pembumian bagi sistem antena mikrostrip dan reflector dari gelombang elektromagnetik.

Pada Gambar 2.3 memperlihatkan bentuk geometri dari patch mikrostrip segiempat dimana W dan L adalah lebar dan panjang dari patch, h adalah tebal

substrat dan � merupakan nilai konstanta dielektrik dari substrat.

Gambar 2.3 Bentuk geometri dari patch mikrostrip segiempat

2.2 Keuntungan dan kerugian antena mikrostrip

Beberapa keuntungan pemakaian utama antena mikrostrip sebagai berikut[8].

1. Memiliki beban yang ringan dan bentuk yang kecil

2. Memiliki biaya fabrikasi yang murah dan diproduksi dengan menggunakan teknik printed-circuit.

(4)

5. Dapat dibuat compact sehingga cocok untuk sistem komunikasi bergerak. Beberapa kelemahan antena mikrostrip sebagai berikut.

1. Memiliki lebar pita yang sempit. 2. Memiliki efisiensi yang rendah. 3. Memiliki perolehan gain yang rendah. 4. Memiliki kapasitas pengaturan daya rendah

2.3 Parameter Antena

Beberapa parameter antena yang perlu diperhatikan dalam merancang antena adalah sebagai berikut.

2.3.1 Voltage Standing Wave Ratio (VSWR)

Voltage Standing Wave Ratio (VSWR) adalah perbandingan antara

amplitudo gelombang berdiri (standing wave) maksimum (Vmax) dengan minimum (Vmin).Pada saluran transmisi ada dua komponen gelombang tegangan,

yaitu tegangan yang dikirimkan (�0+) dan tegangan yang direfleksikan (�0−).

Perbandingan antara tegangan yang direfleksikan dengan yang dikirimkan disebut sebagai koefisienrefleksi tegangan (Γ)[6]. Persamaan matematisnya dapat dilihat pada persamaan 2.1 berikut.

(2.1) (2.1)

Dimana � adalah impedansi beban (load) dan 0 adalah impedansi saluran

lossless. Koefisien refleksi tegangan (Γ) memiliki nilai kompleks, yang

merepresentasikan besarnya magnitudo dan fasa dari refleksi. Untuk beberapa kasus yang sederhana, ketika bagian imajiner dari Γ adalah nol, maka :

• Γ = − 1 : refleksi negatif maksimum, ketika saluran terhubung singkat,

• Γ = 0 : tidak ada refleksi, ketika saluran dalam keadaan matched sempurna,

• Γ = + 1 : refleksi positif maksimum, ketika saluran dalam rangkaian terbuka.

Sedangkan rumus untuk mencari nilai VSWR dapat dilihat pada persamaan 2.2

(5)

Kondisi yang paling baik adalah ketika VSWR bernilai 1 (S=1) yang berarti tidak ada refleksi ketika saluran dalam keadaan matching sempurna[5]. Namun kondisi ini pada praktiknya sulit untuk didapatkan. Pada umumnya nilai VSWR yang dianggap masih baik adalah VSWR ≤ 2 [10].

2.3.2 Return Loss

Return loss adalah perbandingan antara amplitudo dari gelombang yang

direfleksikan terhadap amplitudo gelombang yang dikirimkan. Return loss merupakan koefisien refleksi dalam bentuk logaritmik yang menunjukkan daya yang hilang karena antena dan saluran transmisi tidak matching. Return loss dapat terjadi karena adanya diskontinuitas di antara saluran transmisi dengan impedansi

masukan beban (antena). Sehingga tidak semua daya diradiasikan melainkan ada yang dipantulkan balik. Return loss dapat dihitung dengan persamaan 2.3 berikut [10].

(2.3)

2.3.3 Polarisasi

Polarisasi antena adalah arah medan listrik yang diradiasikan oleh antena. Polarisasi gelombang yang ditransmisikan atau dipancarkan oleh antena. Jika arah tidak ditentukan maka polarisasi merupakan polarisasi pada arah gain maksimum. Polarisasi dari energi yang teradiasi bervariasi dengan arah dari tengah antena, sehingga bagian lain dari pola radiasi mempunyai polarisasi berbeda. Polarisasi dari gelombang yang teradiasi didefenisikan sebagai suatu keadaan gelombang elektromagnet menggambarkan arah dan magnitudo vektor medan listrik yang bervariasi menurut waktu. Selain itu, polariasasi juga dapat didefenisikan sebagai gelombang yang diradiasikan dan diterima oleh antena pada suatu arah tertentu. Polarisasi dapat diklasifikasikan sebagai linier(linear),melingkar(circular),

atau elips(elliptical) [6]. a. PolarisasiLinier

Polarisasi linier terjadi jika suatu gelombang yang berubah menurut waktu

pada suatu titik di ruang memiliki vektor medan elektrik (magnet) pada titik

(6)

tersebut selalu berorientasi pada garis lurus yang sama pada setiap waktu. Gambar 2.4 menunjukkan polarisasi linier.

Gambar 2.4 Polarisasi Linier

b. Polarisasi Melingkar

Gelombang yang terpolarisasi melingkar meradiasikan energi pada bidang

vertikal dan horizontal dan semua bidang di antaranya. Perbedaannya, jika

beberapa di antara puncak maksimum dan minimum seperti antena dirotasikan melewati semua sudut, hal ini disebut axial ratio dan biasanya dispesifikasikan dalam desibel (dB). Nilai axial ratio untuk polarisasi melingkar adalah dari 0 dB

sampai 3 dB [4].

Beberapa kelebihan dari polarisasimelingkar, yaitu:

1) Tidak membutuhkan kesejajaran antara pengirim dan penerima seperti pada polarisasilinier, sehingga dapat memaksimalkanpenerimaan sinyal tanpa perlu usahauntuk mengatur orientasi antena penerima.

2) Posisi Right Hand Circular Polarization (RHCP) dan Left Hand Circular

Polarization (LHCP) yang orthogonal dapat dimanfaatkan untuk

menggandakan kapasitas kanal pada sebuah link, dimana satu sinyal menggunakan RHCP dan sinyal lainnya menggunakan LHCP.

(7)

Polarisasi melingkar terjadi jika suatu gelombang yang berubah menurut waktu pada suatu titik memiliki vektor medan elektrik (magnet) pada titik tersebut berada pada jalur lingkaran sebagai fungsi waktu [6]. Kondisi yang harus dipenuhi agar diperoleh polarisasi melingkar adalah

- Medan harus mempunyai 2 komponen yang saling tegak lurus linier - Kedua komponen tersebut harus mempunyai magnitudo yang sama

- Kedua komponen tersebut harus memiliki perbedaan fasa waktu pada kelipatan

ganjil 900

Bentuk gelombang dari polarisasi melingkar dapat dilihat pada gambar 2.5

Gambar 2.5 Polarisasi Melingkar

c. Polarisasi Elips

Polarisasi elips terjadi ketika gelombang yang berubah menurut waktu memiliki vektor medan (elektrik atau magnet) berada pada jalur kedudukan elips pada ruang. Kondisi yang harus dipenuhi untuk mendapatkan polarisasi ini adalah - Medan harus mempunyai dua komponen linier orthogonal

- Kedua komponen tersebut harus beada pada magnitudo yang sama atau berbeda - Jika kedua komponen tersebut tidak berada pada magnitudo yang sama

(8)

Gambar 2.6 Polarisasi Elips

Perbedaan fasa waktu antara kedua komponen tersebut harus tidak bernilai 00 atau kelipatan 1800 (karena akan menjadi linier). Jika kedua komponen berada

pada magnitudo yang sama maka perbedaan fasa diantara kedua komponen tersebut tidak harus merupakan kelipatan ganjil dari 900 (karena akan menjadi lingkaran) [6].

2.3.4 Gain

Gain (directive gain) adalah karakter antena yang terkait dengan

kemampuan antena mengarahkan radiasi sinyalnya, atau penerimaan sinyal dari arah tertentu. Gain bukanlah kuantitas yang dapat diukur dalam satuan fisis pada umumnya seperti watt, ohm, atau lainnya, melainkan suatu bentuk perbandingan. Oleh karena itu, satuan yang digunakan untuk gain adalah desibel. Gain antenna adalah tetap, dua pengertian yang berbeda antara gain antena, transmit power dan EIRP atau daya terpancar, dengan menurunkan transmit power tidak akan mengubah gain antena dan pola radiasinya, hanya menurunkan EIRP atau daya terpancar ke udara. Antena dengan gain rendah punya pola radiasi yang berbeda dengan antena sejenis yang punya gain besar.

(9)

Gain = 4����������� ������ ����� ��� ℎ��������

���������� ������� ���� �������� = 4� �(�,∅)

�� (2.4)

Untuk menentukan dimensi elemen peradiasi, maka terlebih dahulu harus ditentukan frekuensi kerja (f0) yang digunakan untuk mencari panjang gelombang

diruang bebas (

λ

0

)

dirumuskan seperti persamaan (2.5)

(2.5)

Setelah nilai �0 diperoleh, maka �g merupakan panjang gelombang pada

bahan dielektrik yang besarnya dapat dihitung dengan persamaan (2.6).

(2.6)

Gain antena mikrostrip patch segiempat dapat diperoleh dengan

menggunakan Persamaan 2.7

(2.7)

dimana :

G = gain antena

�� = panjang gelombang bahan dielektrik

�∙ � = Luas patch segiempat

2.3.5 Axial Ratio

Axial ratio merupakan bagian dari parameter antena yaitu polarisasi yang

merupakan penggambaran arah medan listrik. Axial ratio adalah perbandingan

magnitudo mayor dengan magnitudo minor, yang dirumuskan pada persamaan 2.8

(10)

Untuk mendapatkan polarisasi circular, axial ratio tidak boleh lebih dari 3 dB. Nilai 3 dB didapat dari adanya faktor rugi polarisasi dari adanya rugi-rugi daya yang terekstrak dikarenakan gelombang datang tidak sejajar dengan polarisasi antena. Axial ratioselalu dijadikan ukuran kualitas pada sebuah antena ketika polarisasi antena yang diinginkan adalah polarisasi melingkar. Axial

ratioadalah rasio dari sumbu mayor dan sumbu minor pada polarisasi elips.

Sebagai catatan bahwa polarisasi melingkar dan linier adalah kasus khusus dari polarisasi elips.

Rumus axial ratio secara teoritis dapat dilihat pada persamaan 2.9[4].

(2.9)

Arah propagasi dan arah rotasi polarisasi elips dapat dilihat pada Gambar 2.7 [4].

Gambar 2.7 Arah propagasi polarisasi elips

Daerah polarisasi melingkar terdiri dari duakomponen orthogonal medan

E pada amplitudoyang sama dan memiliki perbedaan fasa sebesar900. Karena komponennya memiliki magnitudoyang sama, maka pada polarisasi melingkaraxial ratio adalah 1(atau 0 dB). Namunpada sebagian besar aplikasi antena mikrostripaxial ratio sebesar 3 dB sudah dianggap cukupuntuk menggambarkan polarisasi melingkarantena.

AR (dB) = 20 log major axis

(11)

2.4 Teknik pencatuan antena mikrostrip

Antena mikrostrip yang terpolarisasi melingkar dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) tipe berdasarkan sistem pencatuannya, yakni antena mikrostrip pencatuan rangkap dengan polarisator eksternal dan antena mikrostrip dengan pencatuan tunggal. Klasifikasi antena ini berdasarkan atas jumlah titik pencatu, yang dibutuhkan untuk membangkitkan polarisasi melingkar.

Namun, dalam prakteknya dilapangan,sistem pencatuan rangkap sangat jarangdigunakan untuk mendapatkan polarisasimelingkar pada antena mikrostrip. Hal inidisebabkan karena kedua tipe tersebut cukupsulit dalam hal perancangan dan fabrikasi,karena pada sistem pencatuan ini dibutuhkanpolarisator tambahan.Antena mikrostrip dengan sistem pencatutunggal merupakan antena

yang sederhana,mudah dalamfabrikasi, murah, serta memilikistruktur yang rapi. Bentuk pokok pada sebuah antena mikrostrip pencatuan rangkap ditunjukkan pada Gambar 2.8, yang mana patch dicatu dengan amplitudo sama

dan memiliki perbedaan fasa sebesar 900 serta menggunakan polarisatoreksternal [4].

Gambar 2.8 Antena mikrostrip dengan pencatu rangkap

Umumnya antena mikrostrippencatu tunggal digunakan pada patch lingkarandan patch segiempat. Untuk mendapatkanpolarisasi melingkar, teknik yang sering digunakan adalah memberikan slot pada patch danmemotong sudut

(12)

Gambar 2.9 Antena Mikrostrip dengan pencatu tunggal

2.5 Teknik Truncated Corner

Teknik truncated corner adalah teknik yang digunakan untuk mendapatkan

polarisasi circular, yaitu dengan cara memotong ujung diagonal dari patch.Antena mikrostrip patch segiempat dengansudut terpotong merupakan salah satu antenamikrostrip dengan pencatu tunggal yang palingsering digunakan.

Bentuknya sederhana dengansudut yang terpotong 450 secaradiagonal atau menyilang pada patchnya. Padaprakteknya, bentuk dari patchnya, seperti yangterlihat pada Gambar 2.10, dianggap memilikibentuk hampir persegi, tetapi hanya mendekatibentuk persegi karena patchnya memilki panjang (L) dan lebar (W) [4].

Gambar 2.10 Bentuk patch antena mikrostrip patch segiempat dengan sudut dipotong.

Pencatu pada antena ini membangkitkan medan dibawah patch hanya seperti sebuah antena yang berpolarisasi linier. Sinyal yang dimasukkan cenderung terpropagasi pada satu arah yang diarahkan oleh bentuk

(13)

pada antena yaitu dengan memotong sudut patch antena. Ketika sudutnya dipotong, resonansi tidak hanya pada satu sisi patch ke sisi lainnya tetapi sepanjang diagonal patch. Jika sudutnya dipotong pada jumlah yang tepat, maka pada frekuensi yang berbeda akan menyebabkan perpindahan fasa sebesar 900. Untuk perpindahan fasa 900, disebabkan oleh faktor posisi titik pencatu.

2.6 Dimensi Antena Mikrostrip

Dalam perancangan antena mikrostrip terlebih dahulu kita harus menghitung dimensi antena yang akan dibuat yang meliputi panjang dan lebar

patch-nya. Panjang antena mikrostrip harus disesuaikan, karena apabila terlalu

pendek maka bandwidth akan sempit sedangkan apabila terlalu panjang

bandwidth akan menjadi lebih lebar tetapi efisiensi radiasi akan menjadi kecil.

Dengan mengatur lebar dari antena mikrostrip (W) impedansi input juga akan berubah. Untuk mencari dimensi antena mikrostrip (W dan L), harus diketahui

terlebih dahulu parameter bahan yang akan digunakan yaitu tebal dielektrik (h), konstanta dielektrik (�), tebal konduktor (t) dan rugi-rugi bahan (rugi-rugi

tangensial). Persamaan yang dapat digunakan untuk mencari lebar dan panjang

antena mikrostrip adalah sebagai berikut:

1. Lebar Patch (W)

Lebar patch dari sebuah antena mikrostrip patch yang berbentuk segiempat dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan 2.10 berikut [10]

(2.10)

Dimana:

W = lebar patch (mm)

�= frekuensi resonansi (Hz)

=

konstanta dielektrik relatif c = kecepatan cahaya (m/s)

=

2����+ 1

(14)

2. Panjang Patch (L)

Untuk menentukan panjang patch (L)diperlukan parameter Δ�yang

merupakan pertambahan panjang dari L akibat adanya fringing effect. Dapat ditentukan dengan persamaan 2.11 berikut[10]

Δ�= 0,412ℎ (����� + 0.3) �

ℎ + 0.264�

(����� − 0.258 ) �� − 0.8�

(2.11)

Dimana h merupakan tinggi substrat atau tebal substrat, dan �reff adalah konstanta

dielektrik relatif yang ditentukan dengan persamaan 2.12

(2.12) Dengan panjang patch (L) dirumuskan dengan persamaan 2.13

(2.13)

Dimana L

eff merupakan panjang patch efektif yang dapat dirumuskan dengan

persamaan 2.14

(

2.14)

2.7 Saluran Mikrostrip (Microstrip Feed Line)

Pemilihan saluran pencatu dengan saluran mikrostrip adalah karena kemudahan dalam hal fabrikasi dan penentuan matching dari saluran mikrostrip dapat dengan mudah dilakukan. Untuk me-matching-kan antena, hal yang perlu dilakukan cukup dengan mengubah-ubah panjang dari elemen pencatu atau dengan memberikan stub dan mengubah-ubah posisinya.

2.7.1 Perhitungan Lebar Saluran Mikrostrip (Microstrip Line)

Lebar saluran mikrostrip (W) tergantung dari impedansi karakteristik (Z

0 )

yang diinginkan. Adapun rumus untuk menghitung lebar saluran mikrostrip

(15)

� =2ℎ�� −1−ln(2� −1) +��−1

2� �ln(� −1) + 0,39− 0,61

�� (2.15)

Dengan � adalah konstanta dielektrik relatif dan :

B = 60�

2 �0√��

(2.16)

2.7.2 Karakteristik Saluran Mikrostrip (Microstrip Line) untuk W/h<1 Konstanta dielektrik relatif (����)

���

=

��2+1+

Dan karakteristik impedansi

0

=

2.7.3 Karakteristik Saluran Mikrostrip (Microstrip Line) untuk W/h>1 Konstanta dielektrik relatif (����)

���

=

��+1

2.8 Sistem GPS (Global Positioning System)

Satelit GPS pertama diluncurkan tahun 1978 dan konstelasi 24 satelit

berhasil dilengkapi tahun 1994. Setelah itu satelit-satelit baru rutin diluncurkan untuk mengupgrade satelit lama atau mengganti satelit yang rusak atau tidak berfungsi lagi. Tiap satelit mentransmisikan data navigasi dalam sinyal CDMA

(16)

GPS tetap bisa mengenali sinyal navigasi GPS walaupun ada gangguan pada frekuensi yang sama. Frekuensi yang digunakan adalah L1 (1575,42 MHz) dan L2 (1227,6 MHz).

GPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini dapat digunakan oleh banyak orang sekaligus dalam segala cuaca, serta didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi yang teliti dan juga informasi

mengenai waktu secara kontinyu di seluruh dunia [12].

GPS telah banyak digunakan di Indonesia, antara lain untuk eksplorasi

minyak, pertambangan, geologi, kelautan, dan dapat diintegrasikan dengan SIG misalnya untuk tracking benda bergerak (mobil, pesawat, satelit, dll). Secara komersial alat ini selain dapat membantu pengguna dalam menentukan lokasinya di permukaan bumi, juga dapat merekomendasikan lintasan dari lokasi saat ini

hingga tujuan perjalanan, merekam lintasan yang pernah dilalui dan memberikan informasi lokasi fasilitas-fasilitas penting terdekat seperti ATM, Bank, Supermarket dan lain-lain.

GPS adalah sistem satelit yang dapat memberikan posisi Anda di mana pun di dunia ini. GPS merupakan sistem navigasi yang menggunakan satelit yang didesain agar dapat menyediakan posisi secara instan, kecepatan dan informasi

waktu di hampir semua tempat di muka bumi, setiap saat dan dalam kondisi cuaca apapun. Sedangkan alat untuk menerima sinyal satelit yang dapat digunakan oleh pengguna secara umum dinamakan GPS Tracker atau GPS Tracking, dengan menggunakan alat ini maka dimungkinkan user dapat melacak posisi kendaraan, armada ataupun mobil dalam keadaan Real-Time.

GPS sebenarnya adalah proyek Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) yang memberinya nama resmi NAVSTAR(NAVigation Satellite Timing And

Ranging). Bagian utama dari sistem GPS adalah 24 satelit yang mengorbit bumi

(17)

tenaga listrik dan mempergunakannya saat satelit tidak memperoleh sinar Matahari.

Bagian yang paling penting dalam sistem navigasi GPS adalah beberapa satelit yang berada di orbit bumi atau yang sering kita sebut di ruang angkasa. Selain satelit terdapat 2 sistem lain yang saling berhubungan, sehingga jadilah 3 bagian penting dalam sistem GPS. Ketiga bagian tersebut terdiri dari: GPS

Control Segment (Bagian Kontrol), GPS Space Segment (bagian angkasa), dan

GPS User Segment (bagian pengguna).

Spesifikasi antena untuk GPS adalah GPS membutuhkan polarisasi melingkar karena sistem GPS telah menerima data dari satelit untuk seluruh dunia

sehingga teknik truncated corner dipilih untuk mengurangi masalah dari orientasi antena [13].

Untuk apa tujuan Amerika Serikat membuat sistem GPS yang telah

memakan biaya sangat besar untuk biasa pembuatan, pengoperasian dan perawatan. Tentunya bukan tanpa manfaat, ada banyak manfaat yang bisa didapatkan dari sistem navigasi GPS bagi masyarakat seluruh dunia dan khususnya bagi pemerintah Amerika Serikat itu sendiri. Beberapa fungsi dan kegunaan GPS adalah

- GPS untuk militer, - GPS untuk navigasi,

- GPS untuk sistem informasi geografis, - GPS untuk sistem pelacakan kendaraan, - GPS untuk pemantau gempa

2.9 Software AWR Microwave 2004

(18)

membuat perangkat ini dapat berintegrasi dengan produk AWR yamg lain, perangkat-perangkat terbaru, perangkat lunak dengan aplikasi khusus dari perusahaan mitra dengan tujuan untuk memudahkan dan mempercepat dalam menyelesaikan rancangan-rancangan pada frekuensi tinggi.Salah satu nya membantu merancang antena agar berfungsi dengan baik, baik frekuensi, maupun parameterantena itu sendiri. Adapun tampilan dari AWR Microwave 2004 dapat dilihat pada Gambar 2.11.

Gambar

Gambar 2.1  Struktur dasar antena mikrostrip
Gambar 2.2 Beberapa bentuk patch antena mikrostrip
Gambar 2.3 Bentuk geometri dari patch mikrostrip segiempat
Gambar 2.4 Polarisasi Linier
+7

Referensi

Dokumen terkait

SATUAN PENDIDIKAN : MADRASAH IBTIDAIYAH MATA PELAJARAN : AL QUR’AN HADITS KELAS : II ( DUA ).. TAHUN PELAJARAN

Menimbang : bahwa untuk mencapai daya guna dan hasil guna pelaksanaan kegiata yang dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kabupaten

Memahami arti surat-surat pende 2.1 Mengartikan surat an-Nas hr dan surat al-Kautsar.. 2.2 Memahami isi kandungan surat an-Nashr dan al-Kautsar

Demikian Pengumuman Penyedia Barang/Jasa Pekerjaan ini disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam penyelenggaraan Pekerjaan Sewa Peralatan Praktek

DaniswaraNl20l2 tanggal 16 Mei 2012 perihal Penawaran Pekerjaan Rehab Rumah Dinas dengan nilai penawaran sebesar Rp372.593.000,00 (tiga ratus tujuh. puluh dua juta lima

Berdasarkan Surat Penetapan Penyedia Barang/Jasa Nomor: 050/30/PP.Naketrans/PL/APBD/2017 tanggal 20 April 2017, perihal Penetapan Penyedia Barang/Jasa Pekerjaan

Pada hari ini Selasa tanggal Lima bulan Juni tahun dua ribu dua belas kami Panitia Pengadaan Barang/Jasa Satuan Kerja Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea

[r]