Lampiran A
Adapun langkah-langkah perancangan antena tahap pertama pada
simulator AWR Microwave Office 2004 adalah :
1.
Pembuatan EM Structure
Pada pembuatan EM Structure ini diberikan nama perancangan yang akan
kita rancang seperti yang ditunjukkan di Gambar 1
Gambar 1 Pembuatan EM Structure pada Simulator
2.
Penentuan Enclosure (Substrat Information)
Pada tahap ini, dilakukan pengisian enclosure dengan mengisi box
dimensions sesuai dengan perhitungan lebar ground Wg dan panjang ground
Gambar 2 Pengisian Enclosure pada Simulator
Kemudian dilanjutkan dengan pengisian pada dielectric layers sesuai dengan
substrat yang digunakan seperti yang tergambar pada Gambar 3.
Gambar 3Pengisian Dielectric Layers pada Simulator
Selanjutnya dilakukan pengisian boundaries kemudian klik OK seperti
tergambar pada Gambar 4.
3.
Pembuatan Patch Antena Dan Saluran Pencatuannya
Pembuatan patch antena dan saluran pencatu dirancang sesuai dengan ukuran
yang telah diperhitungkan seperti yang ditunjukkan Gambar 5.
Gambar 5 Pembuatan Patch Antena dan Saluran Pencatunya
4.
Penentuan Frekuensi
Penentuan frekuensi ini diatur pada option – project option maka akan timbul
kotak seperti yang ditunjukkan Gambar 6. Frekuensi yang diisi berkisar
antara 1,5 GHz – 1,65 GHz dengan step 0,005 lalu klik apply.
5.
Pembuatan Output (Grafik Keluaran)
a.
VSWR
Pada tahap ini, akan dilakukan pembuatan output parameter yang akan diteliti
dengan mengklik graph – add graph sehingga muncul kotak yang
ditunjukkan pada Gambar 7. Kemudian ketik lah nama grafik tersebut pada
kolom yang tersedia misalnya VSWR.
Gambar 7 Pembuatan Grafik Keluaran
Setelah itu maka pada nama grafik keluaran VSWR yang telah dibuat klik
lalu pilih add measurement kemudian pilih Linear lalu klik VSWR, seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 8
Kemudian muncullah tampilan Grafik VSWR seperti Gambar 9
Gambar 9 Tampilan Grafik VSWR
b.
Return Loss
Dengan langkah yang sama, pembuatan grafik keluaran return loss
ditunjukkan pada Gambar 10.
Setelah itu maka pada nama grafik keluaran returnloss yang telah dibuat, klik
add measurement kemudian pilih Linear lalu klik Port Parameter dan klik S,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 11.
Gambar 11 Pembuatan Grafik Keluaran Return Los
Kemudian muncullah tampilan grafik returnloss seperti Gambar 12
Pembuatan grafik keluaran Axial Ratio ditunjukkan pada Gambar 13.
Gambar 13 Pembuatan Grafik Keluaran
c.
Axial Ratio
Setelah itu maka pada nama grafik keluaran axial ratio yang telah dibuat, klik
add measurement kemudian pilih Electromagnetic lalu klik Antenna dan klik
SF_AR, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 14
Kemudian muncullah tampilan Grafik axial ratio seperti Gambar 15
Gambar 15 Tampilan Grafik Axial Ratio
d.
Gain
Setelah itu maka pada nama grafik keluaran gain yang telah dibuat, klik
add measurement kemudian pilih Electromagnetic lalu klik Antenna dan
klik PPC_TPwr, kemudian centang dB seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 16
Kemudian muncullah tampilan Grafik gain seperti Gambar 17
Gambar 17 Tampilan Grafik Gain
Setelah semua parameter dirancang, simulasi dapat dijalankan dengan
mengklik tanda
(Analyze) pada toolbar standard. Dari simulasi
tersebut diperoleh nilai parameter antena yang ada seperti yang
diperlihatkan pada Gambar 18.
(b)
Return Loss
(c)
Axial ratio
Gambar 18 Grafik Nilai-nilai Parameter Antena Mikrostrip Patch Segi
Empat tanpa Slot Diagonal
6.
Adapun gambar visualisasi 3D dari perancangan antena tersebut seperti yang
ditunjukkan Gambar 18.
Gambar 18 Visualisasi 3D Antena Mikrostrip
7.
Mendesain patch dengan memberikan slot secara diagonal
Slot pada patch antena dirancang menggunakan notch conductor (
)
yang berada pada toolbar standard. Slot diberikan tepat di tengah patch secara
diagonal. Sehingga didapat desain awal perancangan seperti pada Gambar 19
dengan ukuran masing-masing slot 3x8 mm (millimeter), 3x10 mm, 3x12 mm dan
3x14 mm. dengan jarak saluran pencatu 28mm dari tepi kanan patch antena.
Lampiran B
Pada Bab 3 telah diperoleh nilai parameter dari desain Antena A dan
Antena B. Namun karena nilai-nilai parameter belum sesuai dengan yang
diharapkan, maka dilanjutkan untuk mengubah-ubah dimensi patch dan mengatur
posisi saluran pencatu untuk mendapatkan spesifikasi antena yang diharapkan.
Pada awalnya dimensi patch berukuran lebar (W) = 58 mm dan panjang (L) = 47
mm serta posisi saluran pencatu berada ditengah patch (28 mm dari tepi kanan
patch). Juga slot diagonal berada di tengah-tengah patch yang berukuran 3 x 8
mm, 3 x 10 mm, 3 x 12 mm, dan 3 x 14 mm. Keadaan tersebut dapat dilihat pada
Gambar 1 untuk Antena A dan Gambar 2 untuk Antena B.
(a) 3 x 8 mm
(c) 3 x 12 mm
(d) 3 x 14 mm
Gambar 1 Desain Antena A dengan Masing-Masing Ukuran Slot Diagonal
(b) 3 x 10 mm
(c) 3 x 12 mm
(d) 3 x 14 mm
Selanjutnya kita akan mengubah ukuran patch dengan pola W berkurang
setiap 2 mm sampai batas 42 mm, L berkurang setiap 1 mm sampai batas 41 mm.
Juga posisi saluran pencatu bergeser setiap 3 mm mulai dari tepi kanan patch
sampai tepi kiri patch yang dimulai dari 10 mm dari kanan patch. Jarak minimal
10 mm dari kanan patch diberikan untuk mempermudah proses fabrikasi nantinya.
Jarak tepi kiri patch dengan saluran pencatu juga tidak boleh kurang dari 10 mm.
Perlakuan yang demikian sama-sama digunakan baik pada desain Antena A
maupun pada desain Antena B. Keadaan demikian dapat diperhatikan pada
Gambar 3.
(a) Saluran Pencatu 10 mm dari Kanan Patch
(b) Saluran Pencatu 44 mm dari Kanan Patch
Gambar 3 Proses Pergeseran Saluran Pencatu dari Tepi Kanan hingga Tepi Kiri
Pada Gambar 3 diperlihatkan proses pergeseran saluran pencatu pada
Antena B. Hal demikian juga dilakukan pada Antena A. Sehingga hasil proses
pergeseran saluran pencatu dan juga iterasi pada dimensi patch diperlihatkan pada
Tabel-tabel berikut.
1.
Tabel 1. Dimensi Patch dengan ukuran 58 x 47 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 1 menunjukkan tidak ada
spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 58 x 47 mm. Tidak
ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki polarisasi
melingkar) pada masing-masing antena.
2.
Tabel 2. Dimensi Patch dengan ukuran 58 x 46 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 2 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 58 x 46 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
3.
Tabel 3. Dimensi Patch dengan ukuran 58 x 45 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 3 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 58 x 45 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
4.
Tabel 4. Dimensi Patch dengan ukuran 58 x 44 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 4 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 58 x 44 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
5.
Tabel 5. Dimensi Patch dengan ukuran 58 x 43 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
6.
Tabel 6. Dimensi Patch dengan ukuran 58 x 42 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 6 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 58 x 42 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
7.
Tabel 7. Dimensi Patch dengan ukuran 58 x 41 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 7 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 58 x 41 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
8.
Tabel 8. Dimensi Patch dengan ukuran 56 x 47 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 8 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 56 x 47 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
9.
Tabel 9. Dimensi Patch dengan ukuran 56 x 46 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 9 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 56 x 46 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
10.
Tabel 10 Dimensi Patch dengan ukuran 56 x 45 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 10 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 56 x 45 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
11.
Tabel 11. Dimensi Patch dengan ukuran 56 x 44 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 11 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 56 x 44 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
12.
Tabel 12. Dimensi Patch dengan ukuran 56 x 43 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
13.
Tabel 13. Dimensi Patch dengan ukuran 56 x 42 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 13 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 56 x 42 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
14.
Tabel 14. Dimensi Patch dengan ukuran 56 x 41 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 14 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 56 x 41 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
15.
Tabel 15. Dimensi Patch dengan ukuran 54 x 47 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 15 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 54 x 47 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
16.
Tabel 16. Dimensi Patch dengan ukuran 54 x 46 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 16 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 54 x 46 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
17.
Tabel 17. Dimensi Patch dengan ukuran 54 x 45 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 17 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 54 x 45 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
18.
Tabel 18. Dimensi Patch dengan ukuran 54 x 44 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 18 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 54 x 44 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
19.
Tabel 19. Dimensi Patch dengan ukuran 54 x 43 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 19 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 54 x 43 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
20.
Tabel 20. Dimensi Patch dengan ukuran 54 x 42 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 20 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 54 x 42 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
21.
Tabel 21. Dimensi Patch dengan ukuran 54 x 41 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 21 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 54 x 41 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
22.
Tabel 22. Dimensi Patch dengan ukuran 52 x 47 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 22 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 52 x 47 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
23.
Tabel 23. Dimensi Patch dengan ukuran 52 x 46 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 23 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 52 x 46 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
24.
Tabel 24. Dimensi Patch dengan ukuran 52 x 45 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 24 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 52 x 45 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
25.
Tabel 25. Dimensi Patch dengan ukuran 52 x 44 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 25 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 52 x 44 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
26.
Tabel 26. Dimensi Patch dengan ukuran 52 x 43 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 26 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 52 x 43 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
27.
Tabel 27. Dimensi Patch dengan ukuran 52 x 42 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 27 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 52 x 42 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
28.
Tabel 28. Dimensi Patch dengan ukuran 52 x 41 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 28 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 52 x 41 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
29.
Tabel 29. Dimensi Patch dengan ukuran 50 x 47 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 29 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 50 x 47 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
30.
Tabel 30. Dimensi Patch dengan ukuran 50 x 46 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 30 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 50 x 46 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
31.
Tabel 31. Dimensi Patch dengan ukuran 50 x 45 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 31 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 50 x 45 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
32.
Tabel 32. Dimensi Patch dengan ukuran 50 x 44 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 32 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 50 x 44 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
33.
Tabel 33. Dimensi Patch dengan ukuran 50 x 43 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 33 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 50 x 43 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
34.
Tabel 34. Dimensi Patch dengan ukuran 50 x 42 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 34 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 50 x 42 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
35.
Tabel 35. Dimensi Patch dengan ukuran 50 x 41 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 35 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 50 x 41 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
36.
Tabel 36. Dimensi Patch dengan ukuran 48 x 47 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 36 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 48 x 47 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
37.
Tabel 37. Dimensi Patch dengan ukuran 48 x 46 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 37 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 48 x 46 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
38.
Tabel 38. Dimensi Patch dengan ukuran 48 x 45 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 38 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 48 x 45 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
39.
Tabel 39. Dimensi Patch dengan ukuran 48 x 44 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 39 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 48 x 44 mm.
Meskipun nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) akan tetapi nilai VSWR masih lebih besar dari 2. Spesifikasi
tersebut terdapat pada Antena B dengan slot diagonal 3 x 8 mm dan posisi saluran
pencatu 10 mm dari tepi patch.
40.
Tabel 40. Dimensi Patch dengan ukuran 48 x 43 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 40 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 48 x 43 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
41.
Tabel 41. Dimensi Patch dengan ukuran 48 x 42 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 41 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 48 x 42 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
42.
Tabel 42. Dimensi Patch dengan ukuran 48 x 41 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 42 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 48 x 41 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
43.
Tabel 43. Dimensi Patch dengan ukuran 46 x 47 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 43 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 46 x 47 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
44.
Tabel 44. Dimensi Patch dengan ukuran 46 x 46 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Posisi Saluran Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 44 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 46 x 46 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
45.
Tabel 45. Dimensi Patch dengan ukuran 46 x 45 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Posisi Saluran Pencatu
Slot
Diagonal VSWR S11 (dB) AR (dB) VSWR S11 (dB) AR (dB)
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 45 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 46 x 45 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
46.
Tabel 46. Dimensi Patch dengan ukuran 46 x 44 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 46 menunjukkan sudah ada
spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 46 x 44 mm.
Spesifikasi antena tersebut terdapat pada Antena A dengan posisi salluran pencatu
10 mm dan Antena B dengan posisi saluran pencatu 31 mm. Walaupun sudah ada
antena yang sesuai, tetap dilakukan iterasi sampai didapatkan nilai yang paling
maksimal untuk fabrikasi.
47.
Tabel 47. Dimensi Patch dengan ukuran 46 x 43 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 47 juga menunjukkan sudah
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 46 x 47 mm.
Spesifikasi tersebut terdapat pada Antena A dengan saluran pencatu 10 mm dan
Antena B slot diagonal 3 x 12 mm dan saluran pencatu 31 mm
48.
Dimensi Patch dengan ukuran 46 x 42 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 48 menunjukkan tidak ada
spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 46 x 42 mm. Tidak
ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki polarisasi
melingkar) pada masing-masing antena.
49.
Tabel 49. Dimensi Patch dengan ukuran 46 x 41 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Slot
Diagonal VSWR S11 (dB) AR (dB) VSWR S11 (dB) AR (dB)
3 x 12 6.26 -2.8 4.89 3.62 -4.93 3.22
3 x 14 6.11 -2.87 8.68 4.07 -4.35 4.01
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 49 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 46 x 41 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
50.
Tabel 50. Dimensi Patch dengan ukuran 44 x 47 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Posisi Saluran Pencatu
51.
Tabel 51 Dimensi Patch dengan ukuran 44 x 46 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Posisi Saluran Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 51 menunjukkan ada
spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 44 x 46 mm pada
masing-masing antena.
52.
Tabel 52. Dimensi Patch dengan ukuran 44 x 45 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 52 menunjukkan ada
spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 44 x 45 mm pada
masing-masing antena.
53.
Tabel 53. Dimensi Patch dengan ukuran 44 x 44 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 53 menunjukkan ada
spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 44 x 44 mm pada
masing-masing antena.
54.
Tabel 54. Dimensi Patch dengan ukuran 44 x 43 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 54 menunjukkan ada
spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 44 x 43 mm pada
masing-masing antena.
55.
Tabel 55. Dimensi Patch dengan ukuran 44 x 42 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 55 menunjukkan ada
spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 44 x 42 mm pada
masing-masing antena.
56.
Tabel 56. Dimensi Patch dengan ukuran 44 x 41 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Posisi Saluran Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 56 menunjukkan ada
spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 44 x 41 mm pada
masing-masing antena.
57.
Dimensi Patch dengan ukuran 42 x 47 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 57 menunjukkan tidak ada
spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 42 x 47 mm. Tidak
ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki polarisasi
melingkar) pada masing-masing antena.
58.
Tabel 58. Dimensi Patch dengan ukuran 42 x 46 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 58 juga menunjukkan tidak
ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 42 x 46 mm.
Tidak ada nilai axial ratio
≤ 3 (yang menunjukkan suatu antena memiliki
polarisasi melingkar) pada masing-masing antena.
59.
Tabel 59. Dimensi Patch dengan ukuran 42 x 45 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Slot
Diagonal VSWR S11 (dB) AR (dB) VSWR S11 (dB) AR (dB)
3 x 14 2.58 -7.11 3.13 4.71 -3.74 6.42
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 59 menunjukkan tidak
spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 42 x 45 mm.
60.
Tabel 60. Dimensi Patch dengan ukuran 42 x 44 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Posisi Saluran Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 60 juga menunjukkan ada
spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 42 x 44 mm.
61.
Tabel 61. Dimensi Patch dengan ukuran 42 x 43 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 61 juga menunjukkan ada
spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 42 x 43 mm.
62.
Tabel 62. Dimensi Patch dengan ukuran 42 x 42 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Desain Antena Antena A Antena B Posisi Saluran
Pencatu
Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 62 juga menunjukkan ada
spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 42 x 47 mm.
63.
Tabel 63. Dimensi Patch dengan ukuran 42 x 41 mm
Desain Antena Antena A Antena B
Posisi Saluran Pencatu
pada Antena A dengan slot 3 x 14 mm dan jarak saluran pencatu sejauh 19 mm
dari tepi kanan patch.
Berdasarkan semua hasil simulasi yang ada, maka didapat hasil yang tepat
dan sesuai dengan spesifikasi antena yang diharapkan, yaitu VSWR
≤ 2, S
11≤
-9.54 dB dan axial ratio
≤ 3 dB. Adapun semua hasil capaian yang sesuai
diperlihatkan pada Tabel 64 untuk Antena A dan Tabel 65 untuk Antena B.
Tabel 64 Hasil Capaian Simulasi Antena A
Dimensi Patch (mm)
Posisi Saluran Pencatu (mm)
Slot Diagonal
Dimensi Patch (mm)
Posisi Saluran Pencatu (mm)
Slot Diagonal
(mm) VSWR S11 (dB) AR (dB)
Tabel 65 Hasil Capaian Simulasi Antena B
Dimensi Patch (mm)
Posisi Saluran Pencatu (mm)
Slot Diagonal
Dimensi Patch (mm)
Posisi Saluran Pencatu (mm)
Slot Diagonal
(mm) VSWR S11 (dB) AR (dB)