• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Keunggulan Bersaing Pada Ukm Kacang Garing Martabe Dalam Menghadapi Persaingan Antar Usaha Kacang Garing Di Silangkitang - Tapanuli Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Strategi Keunggulan Bersaing Pada Ukm Kacang Garing Martabe Dalam Menghadapi Persaingan Antar Usaha Kacang Garing Di Silangkitang - Tapanuli Utara"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI KEUNGGULAN BERSAING PADA UKM

KACANG GARING MARTABE DALAM MENGHADAPI

PERSAINGAN ANTAR USAHA KACANG GARING DI

SILANGKITANG - TAPANULI UTARA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Menyelesaikan Program Sarjana (S1)

Pada Program Sarjana Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Disusun oleh : Marta Lestari Nababan

110907084

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA / BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh :

Nama : Marta Lestari Nababan

NIM : 110907084

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga / Bisnis

Judul : Strategi Keunggulan Bersaing Pada Ukm Kacang Garing

Martabe Dalam Menghadapi Persaingan Antar Usaha

Kacang Garing Di Silangkitang - Tapanuli Utara

Medan, Maret 2015

Dosen Pembimbing Ketua Program Studi

Prof.Dr.Marlon Sihombing, M.A Prof.Dr.Marlon Sihombing, M.A

NIP : 195908161986011001 NIP : 195908161986011001

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Prof.Dr.Badaruddin,MSi

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA / BISNIS

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi Program Studi

Ilmu Adminitrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera. disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh :

Nama : Marta Lestari Nababan

NIM : 110907084

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga / Bisnis

Judul : Strategi Keunggulan Bersaing Pada Ukm Kacang Garing

Martabe Dalam Menghadapi Persaingan Antar Usaha

Kacang Garing Di Silangkitang - Tapanuli Utara

Yang dilaksanakan pada :

Hari :

Tanggal :

Waktu :

Panitia Penguji

Ketua : ( ... )

NIP :

Penguji I : ( ... )

NIP :

Penguji II : ( ... )

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan

sesungguhnya bahwa skripsi saya yan berjudul “Strategi Keunggulan Bersaing

Pada UKM Kacang Garing Martabe dalam Menghadapi Persaingan Antar Usaha

Kacang Garing di Silangkitang – Tapanuli Utara” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban

akademik pada Fakultas Ilmu Sosial dan Imu Politik Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,

dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau

dituliskan sumbernya jela sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan

ilmiah. Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam

skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 10 April 2015

Yang Membuat Pernyataan

(5)

STRATEGI KEUNGGULAN BERSAING PADA KACANG GARING MARTABE DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN ANTAR KACANG

GARING DI SILANGKITANG – TAPANULI UTARA Marta Lestari Nababan

Ilmu Administrasi Bisnis, FISIP USU [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji berbagai kekuatan dan kelemahan (internal) dan berbagai peluang dan ancaman (eksternal) yang dimiliki Kacang Garing Martabe, yang digunakan penulis untuk mengetahui strategi yang tepat untuk diterapkan Kacang Garing Martabe dalam menghadapi persaingan antar kacang garing di Tapanuli Utara.

Dari hasil analisis dengan menggunakan Matriks EFE, Kacang Garing Martabe memiliki nilai 2,3 yang menunjukkan bahwa rekasi perusahaan terhadap faktor-faktor internal perusahaan tergolong rata-rata. Artinya Kacang Garing Martabe masih memiliki banyak peluang yang belum dimanfaatkan dan masih ada ancaman yang dapat mengganggu kinerja perusahaan. Sedangkan kondisi internal yang dinilai dengan menggunakan matriks IFE menunjukkan nilai sebesar 2,9 yang berarti bahwa posisi internal perusahaan tergolong kuat.

Sedangkan dari hasil CPM, nilai indikator persaingannya adalah sebagai berikut: Kacang Garing Martabe (3,3), Kacang Garing Sihobuk Exon (3,05) dan Kacang Garing Sihobuk Ancim (2,65). Terdapat 8 faktor kunci strategis yang mempengaruhi persaingan Kacang Garing Martabe, yaitu: Daya saing harga, kualitas produk, inovasi produk, pengalaman bisnis, tempat usaha/ lokasi, biaya operasional, struktur organisasi dan kualitas pelayanan.

Setelah analisis lingkungan selesai dilaksanakan, maka tahap selanjutnya adalah tahap pencocokan untuk memunculkan alternatif strategi perusahaan. Tahap ini dilakukan dengan menggunakan dua alat analisis yaitu Matriks SWOT dan Matriks IE. Dari hasil analisis SWOT ditemukan bahwa Kacang Garing Martabe berada di kuadran I (satu) dimana perusahaan yang berada di kuadran I merupakan perusahaan yang mendukung strategi agresif.. Sedangkan dari matriks IE, posisi Kacang Garing Martabe berada di kuadran V (lima) yang disebut strategi pertahankan dan pelihara.

(6)

direkomendasikan kepada Kacang Garing Martabe adalah menerapkan strategi

penetrasi pasar (Market Penetration).

(7)

STRATEGY ON COMPETITIVE ADVANTAGES SMES KACANG GARING MARTABE TO FACE COMPETITION BETWEEN BUSINESS KACANG

GARING IN SILANGKITANG - NORTH TAPANULI.

Marta Lestari Nababan

Business Administration Science, Faculty of Social and Politics University Of Sumatera Utara

[email protected] ABSTRACT

This study aims to assess the strengths and weaknesses (internal) and the opportunities and threats (external) owned by Kacang Garing Martabe, used by author to determine the exact strategy to be applied by Kacang Garing Martabe to face the competition between Kacang Garing in North Tapanuli.

From the analysis using the EFE Matrix, Kacang Garing Martabe has value 2.3 which indicates that the reaction of company to the company‟s internal factors belong to average. It means that Kacang Garing Martabe still has a lot of untapped opportunities and there are a lot of threats that can affect the performance of the company. While the internal condition assessed using IFE matrix showed that Kacang Garing Martabe has value 2.9 which indicates that internal‟s position of Kacang Garing Martabe belong to strong.

The results of the CPM, the indicator‟s value of competition are as follows: Kacang Garing Martabe (3.3), Kacang Garing Sihobuk Exon (3.05) and Kacang Garing Sihobuk Ancim (2.65). There are 8 key factors that influence the competition on Kacang Garing Martabe: Price competitiveness, quality of product, innovation of product, business experience, location, operational cost, organizational structure and quality of service.

After the environmental analysis is completed, the next step is matching stage to know the alternative strategies. This stage is performed by using two analytical tools, SWOT Matrix and IE Matrix. From the results of SWOT analysis are found that Kacang Garing Martabe is in quadrant I, it means that the companies are located in the first quadrant is a company that supports the aggressive strategy. And according to IE Matrix, position of Kacang Garing Martabe is in quadrant V (five) called keep and maintain strategy.

Decision stage in the formulation of competitive strategy is a step in strategy recommended to Kacang Garing Martabe is market penetration strategy.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat

dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Bisnis di Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak menghadapi berbagai

hambatan dan tantangan, dan penulis menyadari skripsi ini tidak akan dapat

diselesaikan tanpa doa dan dukungan dari berbagai pihak serta berkat kesehatan

dan ilmu pengetahuan yang penulis peroleh dari Tuhan Yesus Kristus. Penulis

menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebagai

suatu karya ilmiah, hal ini disebabkan oleh faktor keterbatasan penulis sebagai

manusia yang masih berada dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, penulis

sangat mengharapkan partisipasi aktif dari semua pihak berupa saran dan kritik

yang bersifat membangun demi penyempurnaan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi

Bisnis FISIP USU, sekaligus dosen pembimbing penulis dalam

penyusunan skripsi ini, juga sebagai dosen pembimbing pada pelaksanaan

(9)

ilmu, nasehat, arahan, bimbingan, waktu dan pikiran yang penulis peroleh

selama menjadi mahasiswi di Ilmu Administrasi Bisnis FISIP USU.

3. Bapak Muhammad Arifin Nasution, S.Sos, M.SP selaku sekretaris jurusan

sekaligus dosen penasehat akademik penulis, yang telah banyak

memberikan waktu, arahan, bimbingan serta nasehat selama penulis

menjadi mahasiswi di Ilmu Administrasi Bisnis FISIP USU.

4. Kak Siswati Saragih, S.Sos., M.SP sebagai administrator sekaligus dosen

penulis yang telah banyak meluangkan waktu terutama masalah

surat-menyurat, juga yang tidak henti-hentinya memberikan nasehat yang sangat

berguna.

5. Ibu Dra. Nurlela Ketaren, M.SP selaku dosen penguji yang telah banyak

memberikan waktu, nasehat dan masukan kepada penulis sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Ilmu Administrasi Bisnis FISIP USU yang telah banyak

memberikan ilmu, nasehat dan dukungan yang penulis peroleh selama

menjadi mahasiswi di Ilmu Administrasi Bisnis FISIP USU.

7. Pimpinan dan Staf Garuda Indonesia Branch Office Medan khususnya

divisi Sales and Marketing (Pak Yusuf, Kak Icha, Kak Eka, Kak Yuwan,

Bg Putra, Bg Refky, Bu Mimi, dll) sebagai tempat magang penulis yang

telah banyak membantu penulis selama proses magang yang merupakan

salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Ilmu Administrasi Bisnis

(10)

8. Kepada Kacang Garing Martabe yang telah bersedia menjadi tempat

penelitian penulis, terkhusus ibu Maya (Namboru) yang sudah

meluangkan banyak waktu ditengah-tengah kesibukan mengurus usaha,

dan yang sudah bersedia untuk diwawancarai .

9. Teristimewa buat kedua orangtua, malaikat sekaligus penyemangatku

dalam melakukan segala sesuatunya, Among dan Inong tercinta yang telah

melahirkan, membesarkan, mendidik dan mengiringi setiap langkah

penulis dengan doa restu yang tulus serta tak henti-hentinya memberikan

dukungan baik secara moril maupun materi. Semoga Tuhan melindungi

kalian, memberi kesehatan dan umur panjang.

10.Keluarga besar Nababan (7259 Nab‟s Fam), Mak Bosco dan Pak Bosco beserta kurcacinya Abang Bosco dan Adek Ivonne (cepat besar dan

menjadi anak yang hebat seperti tante hahaha), Abang dan Eda (Roy

Nababan dan Novayanti Rumapea), Kak Pim, Kak Win, Bg Inal, Adek

semata wayang (Kiss), terima kasih untuk cinta, semangat, nasehat,

bantuan, dukungan baik secara moril maupun materi. Aku mengasihimu

dalam nama Tuhan Yesus Kristus, dan semoga keluarga kita tetap utuh

sampai selama-lamanya.

11.Kepada teman seperjuangan, khususnya Atharinnayaovi (Mentari, Anna,

Nurcahaya dan Vovi) plus Boni (hahahaha), teman berantam, teman

curhat, teman nongkrong, teman jalan pulang kampus, dan teman yang

paling keras kepala yang pernah saya temui didunia ini. Sukses untuk kita

(11)

magang (Tari, Suhendra, Alfis, Reza, dan Yudha) terima kasih untuk

kebersamaan 1 bulan. Sukses untuk kita semua.

12.Kepada seluruh mahasiswa Ilmu Administrasi Bisnis FISIP USU

khususnya angkatan 2011 kelas B (ima, ziah, ester, putri, triple suci, icha,

jenifer, double debby, wahyu, faisal, kevin, nadia, kak ade, jojo, kevin,

apis, tommy, talosi, okto, frans, dedy, nindi, rafita, titik, erik, lia, yusuf, )

dan juga teman-teman kelas A. Sukses untuk kita dan tetap menjadi

kebanggaan dan mengharumkan nama Ilmu Administrasi FISIP USU.

13.Kepada Novel Hutagalung, terima kasih untuk waktu, semangat, nasehat,

dukungan dan kebersamaan yang sangat berharga. Semoga Tuhan

membalas segala kebaikanmu, dan tetap semangat untuk mencapai

kesuksesan.

14.Kepada penyemangat dibalik penulisan skripsi ini, Bertha, Agnes, Lia,

Kak Gita, dan seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Kalian luar biasa.

15.Kepada Yayasan Karya Salemba Empat yang telah memberikan dukungan

dana dan pelatihan kepemimpinan kepada penulis yang turut membantu

dalam membentuk karaktek penulis, juga kepada seluruh penerima

beasiswa KSE Nusantara yang telah mewarnai kehidupan penulis dan

yang juga sebagai penyemangat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih yang membalas segala budi

baik semua yang penulis telah sebutkan diatas maupun yang belum sempat

(12)

bagi pembacanya dan kepada diri pribadi penulis. Tuhan Yesus Kristus

menyertai kita semua.

Medan, April 2015

(13)

DAFTAR ISI

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

2.1 DESKRIPSI TEORI ... 9

2.1.1 Usaha Kecil Menengah ... 9

2.1.2 Strategi ... 11

2.1.2.1 Pengertian Strategi... 11

2.1.2.2 Tingkatan-tingkatan Strategi ... 13

2.1.2.3 Manajemen Strategik ... 15

2.1.2.4 Strategi Bersaing ... 18

2.1.2.5 Analisis Perumusan Strategi ... 21

2.1.2.6 Stategi Pemasaran ... 35

2.1.3 Keunggulan Kompetitif ... 38

2.1.4 Persaingan ... 41

2.2 Penelitian Terdahulu ... 43

BAB III METODE PENELITIAN ... 49

3.1 Metode Penelitian ... 49

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 50

3.3. Informan ... 51

3.4 Variabel Penelitian... 52

3.5 Teknik Mengumpulkan Data ... 53

3.6 Teknik Analisis Data ... 54

3.6.1 Tahap Pengumpulan Data (Input stage) ... 54

3.6.2 Tahap analisis atau tahap pencocokan (Matching Stage) ... 55

3.6.3 Tahap pengambilan keputusan (Decision Stage) ... 56

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 57

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 57

4.1.1 Sejarah Singkat Kacang Garing Martabe ... 57

4.1.2 Visi dan Misi Kacang Garing Martabe ... 60

4.1.3 Struktur Organisasi ... 60

(14)

4.1.4 Produk ... 64

4.1.5 Permodalan ... 67

4.1.6 Penyajian Data ... 70

4.1.6.1 Gambaran Umum Responden ... 70

4.2 Analisis Strategi Keunggulan Bersaing Kacang Garing Martabe ... 84

4.2.1 Tahap Input ... 85

4.2.1.1 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) ... 85

4.2.1.2 Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) ... 90

4.2.1.3 Matriks CPM ... 97

4.2.2 Tahap Pencocokan ... 101

4.2.2.1 Matriks IE ... 101

4.2.2.2 Matriks SWOT ... 104

4.2.3 Tahap Keputusan. ... 112

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 115

5.1.Kesimpulan ... 115

5.2 Saran ... 117

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah UKM di Indonesia Tahun 2007-2011... 2

Tabel 2.1 Kriteria UMKM ... 7

Tabel 2.2 Contoh Implementasi Competitive Profile Matrix (CPM) ... 20

Tabel 2.3 Matiks SWOT ... 23

Tabel 2.4 Matriks Internal-Eksternal ... 26

Tabel 2.5 Matriks QSPM ... 28

Tabel 2.6 Penelitian terdahulu ... 39

Tabel 4.1 Daftar Harga Produk Utama Kacang Garing Martabe ... 55

Tabel 4.2 Matriks Internal Factor Evaluation (EFE) Kacang Garing Martabe... 85

Tabel 4.3 Matriks Internal Factor Evaluation (EFE) Kacang Garing Martabe... 91

Tabel 4.4Matriks Profil Kompetitif Kacang Garing Martabe ... 97

Tabel 4.5 Strategi Berdasarkan Perhitungan EFE dan IFE ... 100

Tabel 4.6 Perumusan strategi Kacang Garing Martabe dengan matriks SWOT ... 105

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Tingkat-tingkat Manajemen dan Tingkat-Tingkat Siasat... 15

Gambar 2.2 Strategi Bersaing Generik dari Porter ... 20

Gambar 2.3 Diagram Analisis SWOT ... 30

Gambar 4.1 Penyerahan Piagam Bintang Satu Keamanan Pangan

Oleh Badan POM Kepada Industri Pangan Se-Sumatera Utara .... 59

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Kacang Garing Martabe ... 61

Gambar 4.3 Diagram Analisis SWOT Kacang Garing Martabe ... 101

(17)

STRATEGI KEUNGGULAN BERSAING PADA KACANG GARING MARTABE DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN ANTAR KACANG

GARING DI SILANGKITANG – TAPANULI UTARA Marta Lestari Nababan

Ilmu Administrasi Bisnis, FISIP USU [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji berbagai kekuatan dan kelemahan (internal) dan berbagai peluang dan ancaman (eksternal) yang dimiliki Kacang Garing Martabe, yang digunakan penulis untuk mengetahui strategi yang tepat untuk diterapkan Kacang Garing Martabe dalam menghadapi persaingan antar kacang garing di Tapanuli Utara.

Dari hasil analisis dengan menggunakan Matriks EFE, Kacang Garing Martabe memiliki nilai 2,3 yang menunjukkan bahwa rekasi perusahaan terhadap faktor-faktor internal perusahaan tergolong rata-rata. Artinya Kacang Garing Martabe masih memiliki banyak peluang yang belum dimanfaatkan dan masih ada ancaman yang dapat mengganggu kinerja perusahaan. Sedangkan kondisi internal yang dinilai dengan menggunakan matriks IFE menunjukkan nilai sebesar 2,9 yang berarti bahwa posisi internal perusahaan tergolong kuat.

Sedangkan dari hasil CPM, nilai indikator persaingannya adalah sebagai berikut: Kacang Garing Martabe (3,3), Kacang Garing Sihobuk Exon (3,05) dan Kacang Garing Sihobuk Ancim (2,65). Terdapat 8 faktor kunci strategis yang mempengaruhi persaingan Kacang Garing Martabe, yaitu: Daya saing harga, kualitas produk, inovasi produk, pengalaman bisnis, tempat usaha/ lokasi, biaya operasional, struktur organisasi dan kualitas pelayanan.

Setelah analisis lingkungan selesai dilaksanakan, maka tahap selanjutnya adalah tahap pencocokan untuk memunculkan alternatif strategi perusahaan. Tahap ini dilakukan dengan menggunakan dua alat analisis yaitu Matriks SWOT dan Matriks IE. Dari hasil analisis SWOT ditemukan bahwa Kacang Garing Martabe berada di kuadran I (satu) dimana perusahaan yang berada di kuadran I merupakan perusahaan yang mendukung strategi agresif.. Sedangkan dari matriks IE, posisi Kacang Garing Martabe berada di kuadran V (lima) yang disebut strategi pertahankan dan pelihara.

(18)

direkomendasikan kepada Kacang Garing Martabe adalah menerapkan strategi

penetrasi pasar (Market Penetration).

(19)

STRATEGY ON COMPETITIVE ADVANTAGES SMES KACANG GARING MARTABE TO FACE COMPETITION BETWEEN BUSINESS KACANG

GARING IN SILANGKITANG - NORTH TAPANULI.

Marta Lestari Nababan

Business Administration Science, Faculty of Social and Politics University Of Sumatera Utara

[email protected] ABSTRACT

This study aims to assess the strengths and weaknesses (internal) and the opportunities and threats (external) owned by Kacang Garing Martabe, used by author to determine the exact strategy to be applied by Kacang Garing Martabe to face the competition between Kacang Garing in North Tapanuli.

From the analysis using the EFE Matrix, Kacang Garing Martabe has value 2.3 which indicates that the reaction of company to the company‟s internal factors belong to average. It means that Kacang Garing Martabe still has a lot of untapped opportunities and there are a lot of threats that can affect the performance of the company. While the internal condition assessed using IFE matrix showed that Kacang Garing Martabe has value 2.9 which indicates that internal‟s position of Kacang Garing Martabe belong to strong.

The results of the CPM, the indicator‟s value of competition are as follows: Kacang Garing Martabe (3.3), Kacang Garing Sihobuk Exon (3.05) and Kacang Garing Sihobuk Ancim (2.65). There are 8 key factors that influence the competition on Kacang Garing Martabe: Price competitiveness, quality of product, innovation of product, business experience, location, operational cost, organizational structure and quality of service.

After the environmental analysis is completed, the next step is matching stage to know the alternative strategies. This stage is performed by using two analytical tools, SWOT Matrix and IE Matrix. From the results of SWOT analysis are found that Kacang Garing Martabe is in quadrant I, it means that the companies are located in the first quadrant is a company that supports the aggressive strategy. And according to IE Matrix, position of Kacang Garing Martabe is in quadrant V (five) called keep and maintain strategy.

Decision stage in the formulation of competitive strategy is a step in strategy recommended to Kacang Garing Martabe is market penetration strategy.

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang besar dalam

pembangunan ekonomi nasional. Selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi

nasional dan penyerapan tenaga kerja, UKM juga berperan dalam pendistribusian

hasil-hasil pembangunan dan merupakan motor penggerak pertumbuhan aktivitas

ekonomi nasional. Irawan menegaskan bahwa adanya peran penting UKM dalam

menggerakkan roda perekonomian, bahkan UKM diyakini menjadi faktor penting

pemulihan ekonomi pasca krisis finansial yang melanda Asia sejak 1997

(Kartajaya 2007: XV). Perhatian pada pengembangan sektor UKM memberikan

makna tersendiri pada usaha menekan angka kemiskinan suatu negara.

Pertumbuhan dan pengembangan sektor UKM sering diartikan sebagai salah satu

indikator keberhasilan pembangunan, khususnya bagi negara-negara yang

memiliki income perkapita yang rendah.

Kontribusi UKM terhadap negara selalu mengalami peningkatan. Hal ini

dapat dilihat dari jumlah UKM yang menguasai unit usaha di Indonesia. Hasil

yang telah diciptakan UKM hingga saat ini mengindikasikan bahwa kontribusi

UKM terhadap negara ini sangat besar terutama dalam menyerap tenaga kerja

serta pemulihan ekonomi nasional. Pada Tabel 1.1 dapat terlihat jumlah UKM

(21)

Tabel 1.1

Jumlah UKM di Indonesia Tahun 2007-2011

Jenis

Strategi dianggap sebagai sesuatu yang sangat penting dengan adanya suatu

kompetisi. Tanpa adanya kompetisi, strategi bukanlah sesuatu yang sangat

diperlukan. Salah satu bentuk kompetisi adalah adanya suatu persaingan.

Kemampun dalam menghadapi persaingan sangat menentukan berjalan tidaknya

atau bertahan tidaknya suatu usaha. Tidak banyak perusahaan atau usaha-usaha

yang gulung tikar karena ketidakmampuannya menghadapi persaingan yang

semakin tinggi karena tidak mengetahui strategi yang tetap dalam menghadapi

persaingan tersebut.

Persaingan selalu ada dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita selalu bersaing

untuk mencari pekerjaan, memperoleh promosi, memperoleh kesempatan

pendidikan yang lebih tinggi, memenangkan pertandingan olahraga, memperoleh

nilai pelajaran yang lebih tinggi, dan sebagainya. Di tingkat pasar, perusahaan

bersaing untuk memperoleh pangsa pasar yang lebih besar. Ini berarti bahwa

(22)

mengenai karakteristik pesaing-pesaing kita merupakan kunci untuk mengetahui

seberapa tajam persaingan yang akan terjadi (Rangkuti 2001: 25).

Sejalan dengan berkembangnya zaman, tingkat persaingan semakin

meningkat, sehingga perusahaan dituntut untuk lebih unggul dibandingkan

pesaing dengan tujuan untuk memenangkan pasar atau menguasai pangsa pasar.

Tidak hanya perusahaan, hal yang sama juga terjadi pada usaha kecil menengah

atau yang lebih dikenal dengan UKM. Tingkat persaingan pada UKM juga

semakin meningkat. Hal ini dapat dibuktikan dengan semakin banyaknya jumlah

UKM-UKM yang baru bermunculan. Ada kalanya para pengusaha dihadapkan

dengan tingkat persaingan yang tinggi baik pada produk maupun pasarnya,

sehingga pengusaha harus mampu mencari strategi yang tepat untuk mampu

bersaing dengan pesaing lainnya.

Salah satu bentuk UKM yang bergerak di bidang Pangan adalah UKM

kacang garing. Kacang garing merupakan makanan ringan yang khas atau berasal

dari daerah Tapanuli Utara yang diolah dari kacang tanah, sehingga menghasilkan

kacang yang garing yang disajikan dalam berbagai jenis ukuran pengepakan dan

dengan aneka harga yang berbeda-beda. Kacang garing ini sudah sejak lama

menjadi makanan khas yang berasal dari Tapanuli Utara, dan salah satu perintis

yang memulai usaha kacang garing yang sudah sejak lama berdiri yaitu Kacang

Garing Martabe. Pada umumnya, masyarakat luas mengenal kacang garing yang

berasal dari Tapanulli Utara adalah Kacang Garing Sihobuk. Pada awalnya,

Kacang Garing Martabe memiliki nama Kacang Garing Sihobuk. Namun tahun

(23)

membuka usaha kacang garing dengan nama Kacang Garing Sihobuk juga.

Sehingga Kacang Garing Martabe merubah nama menjadi Kacang Garing

Martabe.

Banyaknya para pesaing kacang garing di sepanjang Silangkitang Sampai

Ke Tarutung baik pesaing yang sudah ada maupun para pendatang baru

menunjukkan bahwa tingkat persaingan kacang garing di Jl. Balige –Silangkitang sangat tinggi, sehingga Kacang Garing Martabe memerlukan strategi-strategi yang

tepat yang harus diterapkan sehingga ditengah banyaknya para pesaing, Kacang

Garing Martabe bisa tetap bertahan bahkan mampu menghadapi persaingan antar

usaha Kacang Garing lainnya yang berada di Silangkitang – Tapanuli Utara. Adapun jumlah penjual kacang garing di kecamatan sipoholon dan tarutung ada

sebanyak 44 unit (http://www.taputkab.go.id/page.php?wtmd_id=17) diakses pada

tanggal 4 Desember 2014.

Dalam rangka menghadapi persaingan, Kacang Garing Martabe perlu

mengetahui faktor strategis dan keunggulan bersaingnya yang bisa menunjang

dalam menghadapi para pesaingnya serta perlu mengetahui bagaimana perumusan

strategi yang tepat untuk Kacang Garing Martabe. Atau dengan kata lain, bahwa

Kacang Garing Martabe perlu mengenali kekuatan dan kelemahan yang ada. Hal

ini akan sangat membantu dalam mengenali diri, serta memanfaatkan setiap

peluang yang ada dan menghindari atau meminimalkan ancaman. Suatu

perusahaan dapat mengembangkan strategi bersaing dengan cara mencari

kesesuaian antara kekuatan-kekuatan internal perusahaan dan kekuatan-kekuatan

(24)

perusahaan dapat melihat secara objektif kondisi-kondisi internal dan eksternal

sehingga dapat mengantisipasi perubahan lingkungan dimana hal itu sangat

penting untuk memperoleh keunggulan bersaing dan memiliki produk yang sesuai

dengan keinginan konsumen dengan dukungan optimal dari sumber daya yang

ada.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “ Strategi Keunggulan Bersaing pada Ukm Kacang

Garing Martabe dalam Menghadapi Persaingan Antar Usaha Kacang Garing di

Silangkitang-Tapanuli Utara”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah

penelitian ini adalah:

a. Apa saja kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki

Kacang Garing Martabe dalam menjalankan usahanya?

b. Strategi Keunggulan Bersaing Apa yang Paling Tepat untuk Diterapkan

Oleh UKM Kacang Garing Martabe dalam Menghadapi Persaingan

(25)

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk:

a. Mengkaji berbagai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang

dimiliki Kacang Garing Martabe dalam menjalankan usahanya.

b. Mengetahui strategi keunggulan bersaing yang tepat untuk diterapkan

oleh UKM Kacang Garing Martabe dalam menghadapi persaingan

antar kacang garing di Silangkitang – Tapanuli Utara.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

a. Bagi UKM Kacang Garing Martabe, hasil penelitian ini bisa dimanfaatkan

sebagai alternatif pemilihan strategi keunggulan bersaing sehingga UKM

Kacang Garing Martabe tidak perlu khawatir lagi terhadap tingkat

persaingan yang tinggi.

b. Bagi Penulis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan

pengetahuan mengenai strategi keunggulan bersaing dalam menghadapi

persaingan

c. Penelitian ini bermanfaat bagi para peneliti lain yang hendak melakukan

(26)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1Deskripsi Teori

2.1.1Usaha Kecil Menengah

Setiap negara memiliki definisi UKM yang berbeda. Misalnya di

Australia, sebuah usaha dikategorikan sebagai usaha mikro, kecil, dan

menengah jika memiliki tenaga kerja masing-masing sebanyak kurang dari

sampai dengan lima orang, antara enam sampai dengan 20 orang, dan di atas

20 orang. Sedangkan di Amerika, UKM adalah entitas bisnis yang memiliki

tenaga kerja kurang dari 500 orang. Di Jepang, UKM adalah entitas bisnis

yang nilai investasinya kurang dari ¥ 300 juta, sedangkan di Malasya batasan

nilai investasi untuk UKM adalah kurang dari sampai dengan RM 2,5 juta

(Irawan dan Putra 2007 : 8).

Sedangkan defenisi UMKM sesuai dengan Undang- Undang Nomor

20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) :

1. Pengertian UMKM

a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha

Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

b. Usaha Keciladalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang

(27)

yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung

maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar

yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud

dalam Undang-Undang ini.

c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha

yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan

yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung

maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar

dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang- Undang ini.

Tabel 2.1

2. Kriteria UMKM

NO URAIAN KRITERIA

ASSET OMZET

1 Usaha Mikro Max 50 jt Max 300 jt

2 Usaha Kecil > 50jt - 500jt > 300 jt – 2,5 M

3 Usaha Menengah > 500jt – 50 M > 2,5 M – 50 M

(28)

2.1.2 Strategi

2.1.2.1 Pengertian Strategi

Perbedaan strategi bisnis dengan perencanaan bisnis terletak pada

kata “keunggulan bersaing”. Tanpa pesaing, tidak diperlukan adanya

strategi (Kenichi Ohmae dalam Dirgantoro (2001: 63)). Strategi merupakan

alat yang digunakan oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk mencapai

tujuannya. Strategi pemasaran yang berkesan adalah mengimplementasikan

prinsip fokus kepada pengguna. Strategi ini sangat penting karena pengguna

atau konsumen adalah nadi manajemen bisnis dan yang menentukan

bertahan tidaknya suatu usaha. Strategi pemasaran tidak hanya difokuskan

terhadap sasaran konsumen saja, namun juga terhadap para pesaing yang

memproduksi produk yang sama atau memiliki sasaran konsumen yang

sama.

Strategi berasal dari bahasa Yunani yang berarti kepemimpinan atau

ketentaraan. Konotasi ini berlaku selama perang yang kemudian

berkembang menjadi manajemen ketentaraan dalam rangka mengelola para

tentara bagaimana melakukan mobilisasi pasukan dalam jumlah yang besar,

bagaimana mengkoordinasikan komando yang jelas, dan lain sebagainya.

Apabila kita translasikan definisi klasik dan tradisi ini ke dalam kompetisi

bisnis di era 1990-an kita bisa mengatakan bahwa strategi adalah hal

menetapkan arah kepada manajemen dalam arti orang tentang sumber daya

(29)

pasar. Dengan kata lain, defenisi strategi bisnis mengandung dua komponen

yaitu: Future Intensions, atau tujuan jangka panjang dan competitive

advantage atau keunggulan bersaing (Dirgantoro 2001:5).

Menurut Pardede (2011:11), strategi dapat diartikan sebagai cara

terbaik untuk mencapai sasaran atau untuk melaksanakan suatu pekerjaan.

Ketika suatu perusahaan ingin memenangkan persaingan pada suatu

industri, satu hal yang harus diputuskan oleh perusahaan adalah strategi

yang dapat diberlakukan untuk memenangkan persaingan tersebut. Lebih

lanjut dikatakan bahwa strategi adalah penentuan tujuan dan sasaran jangka

panjang organisasi atau perusahaan, penentuan jumlah dan jenis kegiatan

yang dibutuhkan , serta penjatahan sumberdaya untuk pencapaiannya.

Strategi adalah pilihan cara terbaik untuk mencapai sasaran-sasaran

strategik dan untuk melaksanakan berbagai kegiatan; atau pemilihan dari

antara berbagai cara yang akan digunakan atau kegiatan yang akan

dilaksanakan dalam suatu masa kegiatan yang akan datang untuk

pencapaian sasaran-sasaran yang sudah ada.

Sementara menurut David (2012:18), strategi adalah sarana bersama

dengan tujuan jangka panjang hendak dicapai. Strategi tidak hanya

dibutuhkan ketika perusahaan memiliki banyak pesaing, namun strategi juga

dibutuhkan meskipun perusahaan tidak atau belum memiliki pesaing atau

(30)

2.1.2.2 Tingkatan-tingkatan Strategi

Strategi yang diterapkan oleh perusahaan atau organisasi terdiri dari

strategi yang direncanakan dan strategi yang tidak direncanakan. Strategi

yang direncakan merupakan strategi yang telah dirumuskan sebelum

sebuah perusahaan memulai kegiatan pada suatu masa tertentu.

Sebaliknya, strategi yang tidak terencana adalah strategi yang muncul

kemudian dan merupakan jawaban terhadap perubahan-peruahan yang

tidak diperkiranakan pada saat diberlakukannya perencanaan.

Dalam Pardede (2011:317-318), mengatakan bahwa terdapat empat

tingkat siasat yang dirumuskan dan diberlakukan oleh setiap organisasi,

yaitu:

a. Siasat tingkat masyarakat

Siasat tingkat masyarakat berkaitan dengan kedudukan perusahaan

sebagai anggota masyarakat. Tekanan utama siasat tingkat masyarakat

adalah bagaimana perusahaan dapat bertindak dalam kedudukannya

sebagai anggota lingkungan masyarakat, negara dan dunia dan yang

paling ditekankan adalah hhubungan antara perusahaan dengan

lingkungan luarnya.

b. Siasat tingkat perusahaan

Siasat tingkat perusahaan berkaitan dengan rencana utama para

pemimpin tertinggi dalam mengelola perusahaan secara keseluruhan.

Siasat ini merupakan dasar bagi, dan menjadi sumber dari, siasat-siasat

(31)

masyarakat, semuanya diturunkan dari, dan selaras dengan, siasat

tingkat perusahaan ini.

c. Siasat tingkat bidang usaha

Siasat tingkat bidang usaha menjelaskan bagaimana perusahaan harus

bersaing baik dalam industri, maupun dalam jenis barang atau jasa,

atau pasar tertentu untuk mendapatkan keunggulan strategik atas pasar

pesaingnya. Siasat tingkat bidang usaha merupakan siasat pendukung

yang diarahkan kepada perwujudan siasat tingkat perusahaan. Setelah

perusahaan menetapkan strategi mengelola bidang usahanya, tingkat

hasil yang diharapkan akan dapat diwujudkan, serta jumlah

sumberdaya yang dibutuhkan untuk tujuan itu, maka sisasat tingkat

bidang usaha kemudian menuntun perusahaan agar dapat bersaing

secara benar di dalam industri atau industri yang dimasuki.

d. Siasat tingkat fungsi

Siasat tingkat fungsi adalah siasat yang ditetapkan untuk setiap bidang

kegiatan manajemen seperti keuangan, sumberdaya manusia, operasi

dan produksi, dan pemasaran. Dalam penentuan siasat maka setiap

siasat yang ditetapkan untuk setiap fungsi manajemen haruslah selaras

dan saling mendukung sehingga semuanya akan secara bersama-sama

mendukung pencapaian sasaran perusahaan. Dengan kata lain siasat

pada setiap fungsi manajemen haruslah mendukung keberhasilan

(32)

fungsi manajemen dimaksudkan terutama untuk pencapaian daya hasil

sumberdaya yang setinggi-tingginya.

Gambar 2.1.

Tingkat-tingkat Manajemen dan Tingkat-Tingkat Siasat

Sumber: Pontas M Pardede (2011:317-318)

2.1.2.3 Manajemen Strategik

Manajemen strategik dapat diartikan sebagai penentuan serangkaian

(33)

masa depan, penyelarasan sasaran setiap bagian perusahaan, pengelolaan

sumberdayanya sesuai dengan lingkungannya, serta pembuatan siasat yang

benar, yang dimaksudkan untuk pencapaian sasaran-sasaran. Manajemen

strategik dapat diterapkan atau diberlakukan pada semua perusahaan mulai

dari perusahaan-perusahaan kecil seperti rumah makan dan bengkel las,

hingga perusahaan-perusahaan besar seperti perusahaan yang

memproduksi mobil; mulai dari lembaga yang mencari laba sampai

lembaga yang tidak mencari laba; dan mulai perusahaan-perusahaan

swasta bahkan perusahaan-perusahaan negara. (Pardede 2011:23).

Sementara menurut David (2012:5), manajemen strategis dapat

didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan,

mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan

lintas-fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya.

Manajemen strategik akan memberikan jawaban atau

pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Mengapa ada organisasi atau perusahaan yang berhasil dan ada pula

yang gagal meskipun sama-sama bekerja pada industri yang sama?

2. Mengapa ada perusahaan yang sebelumnya berjaya di pasar tetapi

akhirnya harus tumbang dan meninggalkan pasar?

3. Bagaimana perusahaan-perusahaan yang sudah mengalami

kemunduran dapat mnyelamatkan diri dari kehancuran dan kembali

(34)

4. Mengapa perusahaan-perusahaan besar yang kelihatannya sangat kuat

ternyata tiba-tiba tumbang dan menyerahkan pasar kepada pendatang

baru yang kelihatannya tidak memiliki kekuatan?

5. Mengapa perusahaan-perusahaan kecil sering lebih berhasil

menyelamatkan eiri dari kemelut perekonomian? (Pardede 2011:23).

Adapun tahapan-tahapan dalam manajemen strategis dalam David

(2002: 5) terdiri dari tiga tahap, aitu perumusan strategi, implementasi

strategi dan evaluasi strategi.

a. Perumusan Strategi, termasuk pengembangan misi bisnis,

mengenali peluang dan ancaman eksternal perusahaan,

menetapkan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan

obyektif jangka panjang, menghasilkan strategi alternatif, dan

menentukan strategi tertentu untuk diterapkan.

b. Implementasi strategi, aitu menuntuk perusahaan untuk

menetapkan obyektif tahunan, memperlengkapi dengan

kebijakan, memotivasi karawan, dan mengalokasikan sumber

daa sehingga strategi yang dirumuskan dapat dilaksanakan.

Implementasi strategi sering disebut tahap tindakan

manajemen strategis.

c. Evaluasi Strategi, adalah tahap akhir dalam manajemen

strategis. Para manajer sangat perlu mengetahui kapam

(35)

(1) meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang

menjadi dasar strategi sekarang, (2) mengukur prestasi, (3)

mengambil tindakan korektif. Evaluasi strategi diperlukan

karena keberhasilan hari ini bukan merupakan jaminan

keberhasilan di masa depan.

2.1.2.4 Strategi Bersaing

Dalam Hunger & Wheelen (2003:245), strategi bersaing

menyimbulkan pertanyaan seperti:

a. Haruskah kita bersaing berdasar biaya rendah, atau

melakukan diferensiasi berdasar hal selain biaya, misal

kualitas atau layanan?

b. Haruskah kita bersaing secara langsung dengan pesaing

utama kita untuk pangsa pasar yang terbesar tetapi paling

diminati banyak pesaing, atau berfokus pada ceruk pasar

yang kurang diminati tetapi menguntungkan?

pertanyaan ini berlaku untuk sebuah perusahaan yang

menjalankan usaha tunggal dalam satu industri, dan apabila

perusahaan tersebut multibisnis, maka berlaku untuk

(36)

Michael Porter dalam Hunger & Wheelen ( 2003: 245) menawarkan

dua strategi bersaing „generik‟ untuk menggungguli perusahaan lain dalam

industri tertentu: biaya rendah dan diferensiasi.

a. Biaya Rendah

Biaya rendah adalah kemapuan perusahaan atau sebuah unit bisnis

untuk merancang, membuat, dan memasarkan sebuah produk

sebanding dengan cara yang lebih efisien daripada pesaingnya.

b. Diferensiasi

Diferensiasi adalah kemampuan untuk menediakan nilai unik dan

superior kepada pembeli dari segi kualitas, keistimewaan/ciri-ciri

khusus atau laanan purna-jual.

Lebih jauh porter mengemukakan bahwa keunggulan kompetitif

perusahaan pada suatu industri ditentukan oleh jangkauan bersaingnya,

(37)

Gambar 2.2

Strategi Bersaing Generik dari Porter

Keunggulan Kompetitif

Sumber: J. David Hunger & Thomas L. Wheelen

Dari gambar diatas dapat disimpulkan apabila strategi biaya rendah

dan diferensiasi memenuhi pasar sasaran luas, maka strateginya dikenal

dengan kepemimpinan biasa dan diferensiasi. Apabila pasar sasaranya

sempit, maka dikenal dengan strategi fokus biaya dan diferensiasi terfokus.

Kepemimpinan biaya adalah strategi bersaing biaya rendah yang

ditujukan untuk pasar luas dan mengharuskan “membangun asecara agresif

fasilitas skala efisien, pengurangan biaya yang gencar, pengendalian biaya

dan ongkos yang ketat, dan meminimalisasi biaa seperti H&D, pelaanan,

tenaga penjual, iklan dan sebagainya. Karena biasa rendahnya itu, pemimpin

(38)

2.1.2.5 Analisis perumusan strategi

Teknik-teknik perumusan strategi yang penting dapat diintegrasikan

ke dalam kerangka pengambilan keputusan tiga tahap yaitu tahap input,

tahap pencocokan dan tahap keputusan.

a. Tahap Input

Tahap input dapat dilakukan dengan menggunakan matriks EFE,

matriks IFE, dan matriks CP. Alat-alat input mendorong para

penyusun strategi untuk mengukur subjektivitas selama tahap awal

proses perumusan strategi. Membuat berbagai keputusan kecil dalam

matriks input menyangkut signifikansi relatif faktor-faktor eksternal

dan internal memungkinkan para penyusun strategi utnuk secara

lebih efektif menciptakan serta mengevaluasi strategi alternatif.

Menurut Umar (2005:220-223), ketiga alat input tersebut dijelaskan

sebagai berikut:

a) Matriks EFE

Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor

eksternal perusahaan. Data eksternal digunakan untuk

menganalisis hal-hal yang menyangkut persoalan ekonomoi,

sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintahan,

hukum, teknologi, persaingan di pasar industri dimana

perusahaan berada, serta data eksternal relevan lainnya.

(39)

- Buatlah daftar critical success factors (faktor-faktor utama

yang mempunyai dampak penting pada kesuksesan atau

kegagalan usaha) untuk aspek eksternal yang mencakup

perihal opportunities (peluang) dan Threats (ancaman) bagi

perusahaan.

- Tentukan bobot ( weight) dari critical success factors dengan

skala yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu

pula sebaliknya. Jumlah seluruh bobot harus 1,0. Nilai bobot

dicari dan dihitung berdasarkan rata-rata industrinya.

- Tentukan rating dari setiap critical success factors antara 1

sampai 4, dimana:

1 = dibawah rata-rata

2 = rata-rata

3 = di atas rata-rata

4 = sangat bagus.

Rating ditentukan berdasarkan evektifitas strategi perusahaan.

Dengan demikian, nilainya didasarkan pada kondisi perusahaan.

- Kalikan nilai bobot dengan nilai rating-nya untuk

mendapatkan skor semua critical success fakctors.

- Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi

perusahaan yang dinilai. Skor total 4,0 mengidentifikasikan

bahwa perusahaan merespons dengan cara yang luar biasa

(40)

ancaman-ancaman di pasar industrinya. Sementara itu, skor

total sebesar 1,0 menunjukkan bahwa perusahaan tidak

memanfaatkan peluang-peluang yang ada atau tidak

menghindari ancaman-ancaman eksternal.

b) Matriks IFE

Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal

perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang

dianggap penting. Data dan informasi aspek internal perusahaan

dapat digali dari beberapa fungsional perusahaan , misalnya dari

aspek manajemen, keuangan , SDM, pemasaran, sistem

informasi , dan produksi/operasi.

Tahapan kerja

- Buatlah daftar critical success factors (faktor-faktor utama

yang mempunyai dampak penting pada kesuksesan atau

kegagalan usaha) untuk aspek internal kekuatan (strength) dan

kelemahan (weaknesses)

- Tentukan bobot (weight) dari setiap critical success factors

dengan skala yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi

dan sebaliknya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,0. Nilai

bobot dicari dan dihitung berdasarkan rata-rata industrinya.

- Bobot dan rating dari masing-masing faktor dikalikan untuk

(41)

- Semua skor dijumlahkan untuk mendapatkan skor totoal bagi

perusahaan yang dinilai. Nilai rata-rata adalah 2,5. Jika

nilainya di bawah 2,5 menandakan bahwa secara internal,

perusahaan adalah lemah, sedangkan nilai yang berada di atas

2,5 menunjukkan posisi internal yang kuat. Seperti halnya

pada matriks EFE, matriks IFE terdiri dari cukup banyak

faktor. Jumlah bobot karena ia selalu berjumlah 1,0.

c) Matriks CP

Compotitive Profile Matrtix (CPM) digunakan untuk

mengidentifikasi para pesaing Perusahaan mengenai kekuatan

dan kelemahan utama mereka dalam hubungannya dengan posisi

strategis perusahaan utama.

Bobot, rating dan score baik pada CP Matrix maupun IFE

Matrix, memiliki maksud yang sama. Kedua analisis tersebut

berfokus pada faktor internal. Akan tetapi, bagaimanapun juga

ada beberapa perbedaan penting antara IFE Matrix dan CP

Matrix. Pertama, critical success factors yang ada pada CP

Matrix lebih luas, tetapi, akibatnya data menjadi kurang spesifik

dan kurang aktual, serta berfokus pada pengeluaran-pengeluaran

internal. Ini berbeda dengan IFE Matrix. Kedua, critical success

factors yang ada dalam CP Matrix tidak dikelompokkan ke

(42)

CP Matrix, rating dan score untuk perusahaan-perusahaan

pesaing dapat dibandingkan dengan perusahaan yang diteliti.

Pembandingan itu dapat memeberikan informasi tentang strategi

internal yang penting.

Tabel 2.2

Contoh Implementasi Competitive Profile Matrix

(CPM)

Cara Menentukan Bobot, Rating, dan Skor

Setelah data dikelompok-kelompokkan dalam tabel; rating, bobot,

dan skor tertimbang dapat diperoleh dengan beberapa cara. Berikut ini

adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam menentukan rating,

bobot, dan skor rata-rata tertimbang.

(43)

variabel, dijumlahkan kemudian dibagi sesuai dengan banyaknya

reponden, untuk mendapatkan rating rata-rata. Dengan teknik ini, akan

didapat rating rata-rata untuk setiap variabel pada jenis matriks EFE,

IFE, dan CP.

Bobot dicari dengan cara meminta responden untuk mengisi kolom

tingkat kepentingan pada matriks EFE, IFE, dan CP. Tingkat

kepentingan yang didapat dari semua responden pada masing-masing

variabel, dijumlahkan kemudian dibagi sesuai dengan banyaknya

reponden, untuk mendapatkan tingkat kepentingan rata-rata. Dengan

teknik ini, akan didapat tingkat kepentingan rata-rata untuk setiap

variabel pada jenis matriks EFE, IFE, dan CP. Tingkat kepentingan

rata-rata untuk setiap variabel dalam sebuah jenis matriks, kemudian

dibagi dengan penjumlahan tingkat kepentingan rata-rata pada sebuah

jenis matriks tersebut. Dari hasil pembagian tersebut, akan didapat

bobot rata-rata untuk setiap variabel.

Untuk mendapatkan skor rata-rata tertimbang untuk setiap variabel,

kalikan rating rata-rata untuk setiap variabel dengan bobot rata-rata

untuk setiap variabel. Kemudian jumlahkan skor rata-rata tertimbang

untuk setiap variabel yang berada pada sebuah jenis matriks yang

sama, untuk mendapatkan total skor rata-rata untuk sebuah jenis

matriks. Sehingga akan didapat 3 buah total skor rata-rata untuk, yakni

(44)

b. Tahap Pencocokan

Tahap pencocokan dari kerangka perumusan strategi terdiri dari

Matriks SWOT dan Matriks IE. Alat-alat ini bergantung pada

informasi yang diperoleh dari tahap input untuk memadukan peluang

dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal.

Mencocokkan faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan

internal merupakan kunci untuk menciptakan strategi alternatif yang

masuk akal.

a) Matriks Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman (SWOT)

Matriks Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman

(Strength-Weaknesses-Opportunities-Threats – SWOT) adalah sebuah alat pencocokan yang penting yang membantu para manajer

mengembangkan empat jenis strategi: Strategi SO

(kekuatan-peluang), Strategi WO (kelemahan-(kekuatan-peluang), Strategi ST

(kekuatan-ancaman), dan Strategi WT (kelemahan-ancaman).

Strategi SO memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk

menarik keuntungan dari peluang eksternal. Strategi WO

bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara

mengambil keuntungan dari peluang eksternal. Strategi ST

menggunakan kekuatan sebuah perusahaan untuk menghindari

atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Strategi WT

merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi

(45)

Maksud dari setiap alat pencocokan ini adalah untuk

menghasilkan strategi-strategi yang masuk akal, bukan untuk

memilih atau menentukan strategi mana yang terbaik, sehingga

tidak semua strategi dalam matriks SWOT akan dipilih untuk

diterapkan.

Berikut merupakan matriks SWOT untuk perumusan strategi:

(46)

Dalam Rangkuti (2014:199), penelitian menunjukkan bahwa kinerja

perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan

eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam

analisis SWOT. Analisis swot membandingkan antara faktor

eksternal peluang (oportunities) dan Ancaman (threats) dengan

faktor internal kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness).

- Kuadran I : ini merupakan situasi yang sangat

menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan

kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.

Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah

mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth

Oriented strategy)

- Kuadran II : Meskipun menghadapi berbagai ancaman,

perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal.

Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan

untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara

strategi diversifikasi (produk/pasar)

- Kuadran III: perusahaan menghadapi peluang pasar yang

sangat besar, tetapi di lain pihak menghadapi beberapa

kendala/kelemahan internal. Fokus strategi usaha ini adalah

meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga

(47)

- Kuadran IV: ini merupakan situasi yang sangat tidak

menguntungkan, perusahaann tersebut menghadapi berbagai

ancaman dan kelemahan internal.

Gambar 2.3 Diagram Analisis SWOT

3. mendukung strategi 1. Mendukung strategi

Turnaround agresif

4. Mendukung strategi 2. Mendukung strategi

Defensif diversifikasi

Sumber: Rangkuti (2014: 200)

BERBAGAI PELUANG

KEKUATAN

INTERNAL KELEMAHAN

INTERNAL

(48)

b) Matriks IE

Matriks Internal-Eksternal (Internal-Eksternal – IE Matrix)

memosisikan berbagai divisi suatu organisasi dalam tampilan

sembilan sel seperti di tampilkan pada gambar berikut:

Tabel 2.4

Pada sumbu x dari Matriks IE, skor bobot IFE total 1,0 sampai 1,99

(49)

dianggap sedang; dan skor 3,0 sampai 4,0 adalah kuat. Serupa

dengannya pada sumbu y, skor bobot EFE total 1,0 sampai 1,99

menunjukkan posisi internal yang rendah; skor 2,0 sampai 2,99

dianggap sedang; dan skor 3,0 sampai 4,0 adalah tinggi. Matriks IE

dapat dibagi menjadi tiga bagian besar yang mempunyai implikasi

strategi yang berbeda-beda. Pertama, ketentuan untuk divisi-divisi

yang masuk dalam sel I, II, atau IV dapat digambarkan sebagai

tumbuh dan membangun (grow and build). Strategi yang intensif

(penetrsi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk)

atau integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan

integrasi horizontal) bisa menjadi bagian yang paling tepat bagi

divisi-divisi ini. Kedua, divisi-divisi yang masuk sel III, V, atau

VII dapat ditangani dengan baik melalui strategi menjaga dan

mempertahankan (hold and maintain); penetrasi pasar dan

pengembangan produk adalah dua strategi yang paling banyak

digunakan dalam jenis divisi ini. Ketiga, ketentuan umum untuk

divisi yang masuk dalam sel VI, VIII, atau IX adalah panen atau

divestasi (harvest and divest). Organisasi yang berhasil mampu

mencapai portofolio bisnis yang masuk atau berada di seputar sel I

(50)

c. Tahap Keputusan

Teknik pencocokan memaparkan berbagai alternatif strategi yang

bisa ditempuh. Banyak dari strategi ini kemungkinan akan

disusulkan oleh para manajer dan karyawan yang berpartisipasi

dalam analisis dan aktivitas pemilihan strategi.

Di luar strategi-strategi pemeringkatan untuk mendapatkan daftar

prioritas, hanya ada satu teknik analitis dalam literaur yang

dirancang untuk menentukan daya tarik relatif dari berbagai tindakan

alternatif, yaitu Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif

(Quantitative Strategic Planning Matrix – QSPM ). Berikut merupakan tabel matriks perencanaan strategis kuantitatif (QSPM)

Tabel 2.5

Matriks QSPM

Alternatif Strategi

Faktor-faktor Utama Bobot Strategi 1

(51)

Secara konseptual, QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai

strategi yang dibangun berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting

eksternal dan internal. Daya tarik relatif dari setiap strategi di dalam

serangkaian alternatif dihitung dengan menentukan dampak kumulatif

dari setiap faktor keberhasilan penting eksternal dan internal. Berapa

pun rangkaian strategi alternatif dapat dimasukkan dalam QSPM, dan

berapa pun strategi dapat dimasukkan dalam setiap rangkaian tersebut,

tetapi hanya strategi-strategi di dalam rangkaian tertentu yang

dievaluasi relatif satu terhadap yang lain.

Kompenen-kompenen dalam QSPM adalah : Alternatif Strategi,

Faktorkunci, Bobot, Nilai Daya Tarik ( Attractiveness Score – AS ),

Total Nlai DayaTarik (Total Attractiveness Score – TAS) dan

penjumlahan Total Nilai Daya Tarik (Sum Total Attractiveness -

STAS). Dalam David (2012:352):

a. Buatlah daftar berbagai peluang/ancaman ekstrnal dan

kekuatan/kelemahan internal utama di kolom kiri QSPM.

b. Berilah bobot pada setiap faktor eksternal dan internal utama

tersebut

c. Cermatilah matriks-matriks tahap 2 pencocokan) dan

mngidentifikasi berbagai strategi alternatif yang harus

dipertimbangkan untuk diterapkan oleh organisasi

(52)

e. Hitung Total Nilai Daya Tarik (TAS)

f. Hitung penjumlahan Total Nilai Daya Tarik (STAS)

2.1.2.6 Strategi Pemasaran

Menurut Canon, dkk (2008: 40), strategi pemasaran menentukan

pasar target dan bauran pemasaran yang terkait. Strategi ini merupakan

gambaran besar mengenai yang akan dilakukan oleh suatu perusahaan di

suatu pasar. Dibutuhkan dua bagian yang saling berkaitan:

a) Pasar target, yaitu sekelompok pelanggan yang homogen yang ingin

ditarik oleh perusahaan tersebut.

b) Bauran pemasaran

Bauran pemasaran yaitu variabel-variabel yang akan diawasi yang

disusun oleh perusahaan tersebut untuk memuaskan kelompok

yang ditarget. Menurut Fuad, dkk (2006:128), Bauran pemasaran

adalah kegiatan pemasaran yang terpadu dan saling menunjang satu

sama lain. Adapun yang termasuk dalam bauran pemasaran yaitu

product, price, place dan promotion.

 Produk atau Product

Produk adalah barang atau jasa yang ditawarkan di pasar untuk

mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi

yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan. Dalam Canon,

(53)

keduanya. Hal yang paling penting untuk diingat adalah barang

atau jasa harus memuaskan kebutuhan pelanggan.

- Harga atau Price

Harga adalah sejumlah kompensasi (uang maupun barang,

kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah

kombinasi barang dan jasa. Harga yang ditetapkan harus dapat

menutup semua biaya yang telah dikeluarkan untuk produksi

ditambah besarnya persentasi laba yang diinginkan. Salah satu

prinsip dalam penentuan harga adalah penitikberatan pada

kemauan pembeli terhadap harga yang telah ditentukan

dengan jumlah yang cukup untuk menutup biaya-biaya yang

telah dikeluarkan beserta persentase laba yang diinginkan.

- Saluran Distribusi (Place)

Saluran distribusi adalah saluran yang digunakan oleh

produsen untuk menyalurkan produk sampai ke konsumen

atau berbagai aktivitas perusahaan yang mengupayakan agar

produk sampai ke tangan konsumen. Saluran distribusi

penting, karena barang yang telah dibuat dan ditentukan

harganya masih menghadapi masalah, yakni harus

disampaikan kepada konsumen.

- Promosi (promotion)

Promosi adalah bagian dari bauran pemasaran yang besar

(54)

aktif dilakukan perusahaan untuk mendorong konsumen

membeli produk yang ditawarkan. Kegiatan dalam promosi ini

pada umumnya periklanan, personal selling, promosi

penjualan, pemasaran langsung, serta hubungan masyarakat

dan publisitas.

Dalam Canon, dkk (2008:45) promosi mencakup penjualan

personal, penjualan massal, dan promosi penjualan.

1) Penjualan personal (personal selling) melibatkan

komunikasi langsung antara penjual dan calon pembeli.

Penjualan pribadi biasana dilakukan dengan pertemuan

langsung, tetapi terkadang komunikasi tersebut

berlangsung melalui telepon atau bahkan melalui

konferensi video di internet.

2) Penjualan massal (mass selling) adalah komunikasi dengan

sejumlah besar pelanggan pada waktu bersamaan.bentuk

utama penjualan massal adalah iklan dan publisitas.

3) Promosi penjualan (sales promotion) adalah aktivitas

promosi selain iklan, publisitas dan penjualan personal

yang mendorong minat, keinginan untuk mencoba, atau

pembelian oleh pelanggan atau pihak lain dalam saluran

tersebut. Kegiatan ini melibatkan penggunaan kupon,

materai print-of-purchase, sampel, tanda, kontes, katalogm

(55)

Dengan demikian Canon dkk (2008) menyimpulkan mengenai

perencanaan bauran pemasaran sebagai berikut: kita merancang

suatu produk untuk memuaskan calon pembeli. Kita merancang

suatu cara untuk meraih tempat pelanggan. Kita menggunakan

promosi untuk memberi tahu pelanggan target mengenai produk

ang telah didesain untuk mereka. Terakhir, kita menentukan suatu

harga setelah memperkirakan reaksi ang diharapkan dari

pelanggan terhadap keseluruhan penawaran dan biaa untuk

mengirimkanna kepada mereka.

2.1.3 Keunggulan Kompetitif

Menurut Kuncoro (2005) suatu perusahaan dikatakan memiliki

keunggulan kompetitif ketika perusahaan tersebut mempunyai sesuatu yang

tidak dimiliki pesaing, melakukan sesuatu lebih baik dari perusahaan lain,

atau mampu melakukan sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh

perusahaan lain. Dengan demikian, keunggulan kompetitif menjadi suatu

kebutuhan peting bagi sukses jangka panjang dan kelangsungan hidup

perusahaan. Sementara menurut Triton PB (2007), keunggulan kompetitif

yaitu keunggulan berdasarkan sifat hubungan persaingan sempurna, dengan

mendasarkan pada basis komponen dan sumber daya yang sama di antara

suatu organisasi dengan satu atau lebih organisasi lainnya.

Menurut Pardede (2011:5), keunggulan bersaing adalah keunggulan

(56)

dengan lebih baik dan lebih berhasil dibandingkan dengan

perusahaan-perusahaan lainnya pada industri yang sama. Agar dapat bertahan dalam

jangka yang panjang setiap perusahaan harus mampu memelihara

keunggulan strategiknya dan pada saat yang sama berusaha mendapatkan

keunggulan-keunggulan strategik dalam bidang lain. Dengan kata lain setiap

perusahaan harus mampu memperkuat keunggulan strategik yang ada

sekarang dan menciptakan keunggulan strategik yang lain.

Porter dalam Kotler dan Keller (2008) mengidentifikasi lima kekuatan

yang menentukan daya tarik jangka panjang intrinstik sebuah pasar atau

segmen pasar: pesaing industri (rivalitas segmen) , pendatang baru potensial

(ancaman mobilitas), produk pengganti (ancaman produk pengganti), pembeli

(kekuatan pembeli), dan pemasok (ancaman pemasok).

a. Ancaman rivalitas segmen yang intens

Sebuah segmen dianggap tidak menarik jika sudah berisi banyak pesaing

yang kuat dan agresif. Segmen dianggap lebih tidak menarik jika segmen

itu stabil atau menurun, jika kapasitas pabrik harus ditambah dalam skala

yang besar, jika biaya tetap atau penghalang untuk keluar tinggi, atau jika

harus menanggung resiko yang besar untuk tetap berada pada segmen

tersebut. Kondisi ini akan menimbulkan perang harga, perang iklan, dan

peluncuran produk baru yang cukup sering serta akan membuat segmen

(57)

b. Ancaman pendatang baru

Segmen yang paling menarik adalah segmen yang memiliki penghalang

untuk masuk yang tinggi dan penghalang untuk keluar yang rendah.

Ketika penghalang untuk masuk dan untuk keluar sama-sama tinggi,

potensi laba tinggi, tetapi perusahaan menghadapi resiko lebih besar karen

perusahaan yang berkinerja buruk tetap tinggal dan bertarung di dalamnya.

Ketika penghalang untuk masuk dan untuk keluar sama-sama rendah,

perusahaan mudah masuk dan keluar industri, dan tingkat pengembalian

stabil dan rendah. Kasus yang paling buruk adalah ketika penghalang

untuk masuk rendah dan penghalang untuk keluar tinggi. Di sini

perusahaan masuk pada masa yang bagust tetapi sulit keluar saat kondisi

sedang buruk.

c. Ancaman produk pengganti

Sebuah segmen tidak menarik apabila ada pengganti aktual atau potensial

untuk produk tersebut. Produk pengganti memaksa perusahaan untuk

memberi batasan pada harga dan laba.

d. Ancaman daya tawar pembeli yang semakin besar

Sebuah segmen tidak menarik jika pembeli memiliki daya tawar yang kuat

atau semakin besar. Daya tawar pembeli tumbuh ketika mereka menjadi

lebih terorganisir atau terkonsentrasi, ketika produk memiliki bagian yang

signifikan dari biaya pembeli, ketika produk tidak didiferensiasikan, ketika

(58)

e. Ancaman daya tawar pemasok yang semakin besar

Sebuah segmen menjadi tidak menarik jika pemasok perusahaan mampu

meningkatkan harga atau mengurangi jumlah barang yang dipasok.

Pemasok cenderung kuat ketika mereka terkonsentrasi atau terorganisasi,

ketika hanya ada sedikit pengganti, ketika produk yang dipasok

merupakan masukan penting, ketika biaya peralihan pemasok tinggi, dan

ketika pemasok dapat berintegrasi untuk turun kelas.

Sedangkan dalam Rangkuti (2001:9) mengatakan bahwa penciptaan

keuntungan bersaing memegang peran yang sangat penting bagi semua pihak,

sehingga perusahaan dapat bertahan dan berkembang.

2.1.4 Persaingan

Dalam Kotler dan Keller (2008: 15) persaingan mencakup semua

penawaran dan produk subsitusi yang ditawarkan oleh pesaing, baik yang

aktual maupun yang potensial, yang mungkin dipertimbangkan oleh seorang

pembeli.

Menurut Kuncoro (2005), persaingan adalah keadaan ketika organisasi

berperang atau berlomba untuk mencapai hasil atau tujuan yang diinginkan – seperti konsumen, pangsa pasar, peringkat survei, atau sumber daya yang

Gambar

Tabel 1.1
Gambar 2.1.
Gambar 2.2 Strategi Bersaing Generik dari Porter
Tabel 2.2 Contoh Implementasi Competitive Profile Matrix
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan faktor-faktor strategis internal dan eksternal perusahaan, melalui kombinasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman, yang dipadukan dengan hasil

peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan.. dan kelemahan

Hasil analisis faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) pada Yasra Studio menyatakan : (1) Faktor kekuatan yang dimiliki adalah

Tujuan penelitian ini adalah u ntuk mengidentifikasi faktor internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang dihadapi dan dimiliki oleh

Tahap penginputan data dilakukan dengan tujuan untuk identifikasi faktor internal (berupa kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (berupa peluang dan ancaman)

Berdasarkan hasil analisis Matriks SWOT dapat digunakan sebagai dasar untuk posisi perusahaan dengan kekuatan dan kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki oleh

1) Pada kolom 1, tentukan faktor-faktor strategik eksternal yang menjadi peluang dan ancaman serta faktor-faktor strategik internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan. 2) Pada

Matriks SWOT Berdasarkan hasil analisis Matriks SWOT dapat digunakan sebagai dasar untuk posisi perusahaan dengan kekuatan dan kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki oleh