• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Sosio Agri Papua Vol 9 No 1 Juni 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Sosio Agri Papua Vol 9 No 1 Juni 2020"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

79

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS TANAMAN KEDELAI DI DISTRIK SIDEY KABUPATEN MANOKWARI

( Soybean Agribusiness Development Strategy in Sidey, Manokwari District )

Saut Simanungkalit1)

Universitas Papua, Jl. Gunung Salju Amban Manokwari-Papua Barat, 98314

Abstract

The Agricultural sector plays an important role in the Indonesian economy. Agribusiness is a strategic step to increase the added value of agricultural resources through the use of technology, expand employment and increase community income. This study aims to identify internal factors (strengths and weakness) as well as eksternal factors (opportunities and threats) faced owned by soybean agribusiness in Manokwari Regency. For this reason, it is necessary to formulate a strategy than can be carried out in the development of soybean agribusiness in Manokwari Regency. Govermment strategies and policies must be directed towards improvement which is followed up thtroug the results of SWOT analysis that uses strategies S-O strengths to take advantage of opportunities, strategies of strength to avoid existing threats, strategies that take advantage of opportunities to overcome weakness and strategies to overcome weakness to avoid threats

Keywords : IFAS Matrics, EFAS Matrics, SWOT Analysis, Productivity

Abstrak

Sektor pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Agribisnis merupakan suatu langkah strategis untuk meningkatkan nilai tambah hasil pertanian melalui pemanfaatan teknologi, memperluas lapangan pekerjaan serta meningkatkan pendapatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi factor internal ( kekuatan dan kelemahan) serta factor eksternal (peluang dan ancaman) yang dihadapi dan dimiliki oleh agribisnis Kacang kedelai di Kabupaten Manokwari. Untuk itulah sangat diperlukan formulasi strategi yang dapat dilakukan dalam pengembangan agribisnis kacang kedelai di Kabupaten manokwari. Strategi dan kebijakan pemerintah harus diarahkan kepada peningkatan yang ditindak lanjuti melalui hasil analisis SWOT yang menggunakan strategi S-O kekuatan untuk memanfaatkan peluang, strategi S-T kekuatan untuk menghindari ancaman yang ada, strategi W-O memanfaatkan peluang untuk mengatasi kelemahan dan strategi W-T mengatasi kelemahan untuk menghindari ancaman

Kata kunci : IFAS Matriks, EFAS Matriks, Analisis SWOT, Produkktivitas.

PENDAHULUAN

Pertanian mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan kemajuan ekonomi suatu Negara, baik bagi negara negara maju maupun negara negara yang sedang berkembang. Jika dilihat dari sisi sumberdaya manusia dari penduduk Indonesia, sebahagian besar penduduk Indonesia masih hidup dan dan bekerja di sector pertanian, baik yang berada di daerah pedesaan maupun perkotaan, hal ini berarti bahwa sector pertanian masih memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Agribisnis merupakan kegiatan di bidang pertanian yang di mulai dari sector hulu bidang pertanian sampai ke sector hilir di bidang pertanian. Salah satu produk agribisnisyang menjadi sumber mata pencarian petani di Distrik Sidey Kabupaten Manokwari adalah usahatani kacang kedelai.

Kedelai merupakan salah satu tanaman sumber protein nabati yang efisien dan dikonsumsi setiap hari oleh masyarakat Indonesia, sehingga kebutuhan kedelai dari tahun ke tahun selalu meningkat. Kestersediaan teknologi dalam mendukung penigkatan produksi kedelai menuju swasembada bagi Indonesia sangat diperlukan mengingat kedelai termasuk komoditas pangan yang penting. Dari tanaman kedelai pada umumnya tidak begitu saja langsung di makan, tetapi diolah lebih dahulu untuk dibuat lauk pauk misalnya tahu, tempe, kecap, tauco, susu kedelai serta berbagai olahan lainnya.

Kabupaten Manokwari merupakan salah satu daerah produsen kedelai di Provinsi Papua Barat, dengan luas lahan panen mencapai 175 ha dan jumlah produksi kedelai local yang mampu dihasilkan petani pada tahun 2018 sebesar 225 ton/tahun. Jika dibandingkan dengan kebutuhan bahan baku tahu tempe sekitar 594 ton/tahun, produksi kacang kedelai masih mengalami devisit sekitar 62,1 %. Kondisi

(2)

80

geografis dan tingkat kesesuaian lahan pertanian Kabupaten Manokwari mempunyai potensi yang besar untuk pengembangan kedelai sebagai produk unggulan dan sumber ketersediaan pangan untuk wilayah Papua Barat. Namun demikian, Kabupaten Manokwari masih memiliki permasalahan tingkat pendapatan petani yang belum maksimal dan ketahanan pangan yang relative labil. Kondisi ini merupakan cermin bagi mayoritas kabupaten yang ada di Papua Barat dan provinsi lainnya di wilayah Indonesia bagian timur, dimanan luas lahan dan kesuburan tanah di Papua ternyata belum dapat dimanfaatkan secara optimal untuk membangun ketahanan pangan dan perekonomian rakyat pedesaan.

Kedelai merupakan salah satu komoditas usaha tani yang penting di Distrik Sidey. Berdasarkan hasil survey diketahui bahwa hasil panen kedelai di daerah tersebut mencapai 1,2 ton per ha dalam satu kali produksi. Berhubung masyarakat Sidey belum ada pasar untuk menjual hasil panenya, maka kedelai tersebut di jual kepada pedagang perantara dengan harga sekirat Rp 12.000/kg. Mekanisme penjualan hasil panen kedelai di Distrik Sidey masih sederhana yaitu melalui pedagang perantara atau pedagang pengumpul kemudian dibawa ke pasar untuk dijual.

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengidentifikasi factor internal ( kekuatan dan kelemahan) serta factor eksternal (peluang dan ancaman) yang dihadapi dan dimiliki oleh agribisnis Kacang kedelai di Kabupaten Manokwari 2. Untuk mengformulasikan strategi yang dapat dilakukan dalam pengembangan agribisnis kacang

kedelai di Kabupaten manokwari. Kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan informasi bagi petani dan pihak pihak yang terkait dalam usahatani kacang kedelai 2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan instansi terkait dalam menetapkan kebijakan dan

pengembangan agribisnis kacang kedelai

METODOLOGI PENELITIAN

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data keadaan usaha tani dan latar belakang petani yang diperoleh dari hasil pengamatan dan wawancara langsung dengan responden. Data sekunder diperoleh dari dinas pertanian, Badan Pusat Statistik dan berbagai sumber referensi lainnya.

Analisis data dilakukan melalui analisis deskriptif kualitatif menggunakan matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary) dan EFAS ( External Factor Analysis Summary). Tahap analisis merupakan tahap perumusan strategi yang dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT didasarkan pada asumsi bahwa strategi yang efektif adalah memaksimalkan kekuatan dan peluang, meminimalkan kelemahan dan ancaman. Matriks SWOT terdiri dari empat sel factor (Strength, Weaknes, Opportunity dan Threat) dan empat sel alternative strategi (Strategi SO, Strategi WO, Strategi ST dan Strategi WT). Kemudian dilanjutkan dengan tahap pengambilan keputusan. Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary)

Menurut Erwiani (2013), IFAS Matriks dapat dikembangkan dengan lima tahap yaitu : 1. Membuat daftar factor internal, yaitunfaktor kekuatan dan kelemahannya

2. Memberi skor (nilai) antara 1 sampai 4 bagi masing masing factor untuk menunjukkan apakah factor tersebut memiliki kelemahan yang besar (Skor = 1), kelemahan yang kecil (Skor = 2), kekuatan yang kecil (Skor = 3), dan kekuatan yang besar (skor = 4). Jadi sebenarnya, skor mengacu pada usaha tani, sedangkan bobot mengacu pada pentingnya factor tersebut dilakukan

3. Menentukan bobot nilai antara 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat penting) bagi masing masing factor. Nilai bobot menunjukkan kepentingan relative dari factor tersebut untuk menjadi sukses dalam usaha taninya. Jumlah seluruh bobot harus 1,0.

Bobot = Skor X Total bobot Total Skor

(3)

81

5. Menjumlahkan total skor terbobot masing masing variable. Nilainya merupakan nilai bagi agribisnis usaha tani tersebut dari sisi IFAS Matriks. Nilai rata rata adalah 2,5. Jika nilainya dibawah 2,5 menandakan bahwa secara internal usaha tani lemah, sedangkan nilai diatas 2,5 menunjukkan posisi internal yang kuat.

Matriks EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary)

Menurut Erwiani (2013), ada lima tahap dalam mengembangkan EFAS Matriks yaiyu : 1. Membuat daftar factor eksternal yang mencakup perihal peluang dan ancaman 2. Selanjutnya tentang skor, setiap factor diberi skor antara 1 sampai 4, dimana

4 = respon sangat bagus 3 = respon diatas rata rata 2 = respon rata rata

1 = respon dibawah rata rata.

Skor ini berdasarkan pada efektivitas strategi usaha tani, dengan demikian nilainya berdasarkan pada kondisi usaha tani

3. Menentukan bobot dari factor factor tersebut dengan skala mulai dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat penting). Total dari seluruh bobot factor tersebut harus sama dengan 1,0

Bobot = Skor X bobot Total skor

4. Mengalikan masing masing nilai bobot dengan skornya untuk mendapatkan skor terbobot untuk semua factor

5. Menjumlah semua skor terbobot untuk mendapatkan nilai total skor usaha tani. Sudah tentu dalam EFAS Matriks kemungkinan nilai terbesar total scor adalah 4,0

Dan terenda adalah 1,0. Total score 4,0 mengindikasikan bahwa usaha tni merespon peluang yang ada dengan cara yang luar biasa dan menghindari ancaman ancaman di pasar. Total score sebesar 1,0 menunjukkan strategi strategi usaha tani tidak memanfaatkan peluang peluang atau tidak menghindari ancaman ancaman eksternal.

Matriks SWOT (Strengh, Weaknes, Oportunity, Treatmen)

Analisis SWOT adalah identifikasi dalam berbagai factor yang secara sistematis untuk merumuskan suatu strategi perusahaan dan didasarkan pada suatu hubungan atau interaksi diantara unsur unsur internal dan eksternal. Ada delapan tahap dalam membentuk matriks SWOT (Erwiani,2013) yaitu :

1. Membuat daftar kekuatan dan kelemahan internal usaha tani 2. Membuat daftar peluang dan ancaman eksternal usaha tani

3. Mencocokkan kekuatan kekuatan internal dan peluang peluang eksternal serta mencatat hasilnya dalam sel strategi SO

4. Mencocokkan kelemahan kelemahan internal dan peluang peluang eksternal serta catat hasilnya dalam sel Strategi WO

5. Mencocokkan kekuatan kekuatan internal dan ancaman ancaman eksternal serta mencatat hasilnya dalam sel strategi ST.

6. Mencocokkan kelemahan kelemahan internal dan ancaman ancaman eksternal serta mencatat hasilnya dalam sel Strategi WTalam sel WT

7. Cocokkan kekuatan kekuatan internal dan ancaman ancaman eksternal dan catat hasilnya dalam sel ST

(4)

82

Matriks Internal Eksternal (IE Matriks)

IE Matriks terdiri dari dua dimensi yaitu skor total dari IFE Matriks pada sumbu X dan skor total dari EFE Matriks pada sumbu Y.Ingat kembali bahwa suatu organisasi harus membuat matriks IFE dan matriks EFE dalam kaitannya dengan organisasi. Skor bobot total yang diperoleh memungkinkan susunan matriks IE dalam suatu perusahaan. Pada sumbu X dari matriks IE skor bobot IFE total 1,0 sampai dengan 1,99 menunjukkan posisi internal yang lemah, skor 2,00 sampai dengan 2,99 dianggap sedang, dan skor 3,0 sampai dengan 4,0 adalah kuat. Serupa pada sumbu Y, skor bobot EFE total 1,0 sampai 1,99 dipandang rendah, skor 2,0 sampai 2,99 dianggap sedang dan skor 3,0 hingga 4 adalah tinggi. Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga bagian besar yang mempunyai implikasi strategi yang berbeda beda .

HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah factor – factor internal selesai di identifikasi, dapat dilakukan pengelompokan factor internal menjadi kekuatan dan kelemahan berdasarkan skor masing masing factor internal. Apabila factor internal memiliki skor 1 dan 2 maka factor tersebut merupakan kelemahan dan jika factor internal memiliki skor 3 dan 4 maka factor tersebut merupakan kekuatan.

Besarnya skor suatu factor menunjukkan kondisi eksisting factor tersebut dalam pengembangan kacang kedelai. Sedangkan besarnya bobot suatu factor menunjukkan nilai penting factor tersebut dalam pengembangan usaha tani kacang kedelai. Semakin besar bobot factor tersebut maka semakin penting keberadaan factor terebut dalam pengembangan agribisnis kacang kedelai , dapat dilihat pada Table 1. Berikut :

Tabel 1. Matriks IFAS

Faktor Internal Skor Bobot Skoring

Skor X Bobot KEKUATAN

1. Kondisi fisik dan mutu kacang kedelai 2. Produksi Kacang kedelai

3. Pengalaman petani dalam usaha tani kacang kedelai

4. Luas lahan

5. Bibit yang digunakandanketersediaan bibit 2,42 2,13 3,14 2,08 3,6 0,09 0,08 0,12 0,07 0,14 0,21 0,17 0,37 0,14 0,5 Total Kekuatan 13,7 0,5 1,39 KELEMAHAN

1. Penguasaan teknologi yang digunakan 2. Modal petani

3. Tenaga kerja yang digunakan 4. Jumlah penggunaan input

2 2 2 2 0, 125 0,125 0,125 0,125 0,25 0,25 0,25 0,25 Total Kelemahan

Total (Kekuatan + Kelemahan) Total (Kekuatan – Kelemahan)

8 0,5 1

2,39 0,39 Sumber : Data olahan 2018

Faktor internal kondisi fisik dan mutu kacang kedelai memiliki skor 2,42 dan nilai bobot sebesar 0,09 Ini menunjukkan bahwa kondisi eksisting mutu kacang kedelai cukup baik dan petani menganggap kondisi fisik dan mutu kacang kedelai sangat penting dalam pengembangan agribisnis kacang kedelai. Faktor internal produksi kacang kedelai mempunyai skor 2,13 dan bobot nilai sebesar 0,08. Angka tersebut menunjukkan produksi kacang kedelai kurang berdampak pada pengembangan agribisnis kacang kedelai. Selain itu factor pengalaman petani yang mempunyai skor 3,14 dan bobot 0,37 mengartikan positip dalam mengembangkan bahwa pengalaman petani dapat menjadi salah satu factor yang agribisnis kacang kedelai.

(5)

83

Luas lahan merupakan factor internal kekuatan karena memiliki skor 2,08 dan bobot 0,14. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi lahan kurang baik atau tidak terlalu luas dan petani menganggab factor tersebut kurang berpengaruh terhadap pengembangan agribisnis kacang kedelai. Faktor bibit yang digunakan menunjukkan bahwa bibit yang digunakan petani sudah cukup baik. Modal Petani merupakan salah satu factor kelemahan internal karena memiliki sebesarskor 2 dan bobot 0,125. Hal ini menunjukkan bahwa modal petani tidak mencukupi dalam pengembangan agribisnis kacang kedelai, selain itu petani juga menganggap factor modal sangat berpengaruh dalam usaha tani kacang kedelai. Faktor internal jumlah penggunaan input memiliki skor 2dan bobot 0,125. Ini menunjukkan penggunaan input cukup baik dan factor ini dianggap penting oleh petani

Total skor bobot kekuatan adalah sebesar 1,39 nilai tersebut lebih besar dibandingkan dengan total skor terbobot kelemahan yaitu sebesar 1. Selisih skor terbobot factor kekuatan dengan factor kelemahan yaitu sebesar 0,39. Selisish skor tersebut merupakan nilai yang akan menentukan posisip engembangan agribisnis kacang kedelai di Kabupaten Manokwari.

Setelah Mengidentifikasi factor eksternal apakah yang termasuk peluang atau ancaman , maka dilakukan pembobotan untuk mengetahui seberapa penting factor tersebut dalam pengembangan agribisnis kacang kedelai. Skor, pembobotan dan skor terbobot masing masing dapat dilihat dalam Table 2.

Tabel 2. Tabel EFAS

Faktor Ekstrenal Skor Bobot Skoring

Skor X bobot PELUANG

1. Permintaan kacang kedelai

2. Harga input rata rata dan ketersediaan nput

3. Dukungan pemerintah 4. Harga jual kacang kedelai 5. Akses pasar 4 2,5 2,5 2,0 3,0 0,10 0,14 0,07 0,07 0,09 0,4 0,35 0,17 0,14 0,27 Total Peluang 14 0,5 1,33 Ancaman

1. Infrastruktur dan sarana pendukung 2. Posisi tawar 3. Penyuluh pertanian 2,0 2,0 2,0 0,166 0,166 0,166 0,33 0,33 0,33 Total Ancaman

Total (Peluang + Ancaman) Total (peluang – Ancaman)

6,0 0,5 0,99

2,32 0,34 Sumber : Data olahan 2018

Faktor eksternal peluang permintaan kacang kedelai memiliki nilai skor 4,0 dan bobot 0,10 mempunyai arti kondisi eksisting permintaan kacang kedelai sangat baik dan dianggap cukup penting oleh petani. Faktor eksternal harga input rata rata memiliki skor 2,5 dan bobot 0,14 mempunyai arti bahwa factor tersebut diterima petani cukup baik dan dianggap penting bagi petani. Faktor eksternal dukungan pemerintah memiliki skor 2,5 dan bobot 0,17mempunyai arti bahwa bantuan pemerintah sangat dibutuhkan dan mengharapkan danya bantuan yang erkelanjutan dari pemerintah.

Faktor ancaman infrastruktur memiliki skor 2,0 dan bobot 0,16 mempunyai arti kondisi infrastruktur dan sarana pendukung agribisnis kurang baik, namun dianggap penting oleh petani. Faktor eksternal ancaman dukungan tenaga pendamping penyuluh pertanian memiliki skor 2,0 dan bobot 0,16. Hal ini menunjukkan bahwa tenaga pendamping dan penyuluh pertanian telah melakukan program penyuluhan dan pendampingan , akan tetapi sebagian program tersebut tidak berhasil. Total skor

(6)

84

terbobot peluang adalah sebesar 1,33 dimana nilai ini lebih besar dibandingkan dengan total skor terbobot factor ancaman yaitu sebesar 0,99.

Tahap selanjutnya adalah menentukan alternative strategi pengembangan agribisnis kacang kedelai. Matriks SWOT disusun berdasarkan factor – factor internal kekuatan (strength), kelemahan (weakness) dan factor – factor eksternal yaitu peluang (opportunity) dan ancaman (threat). Berdasarkan matriks SWOT maka dapat diperoleh 4 strategi utama yaitu strategi strength-oportunities (SO), strategi weakness-opportunities (WO), strategi strenghth-threat (ST) dan strategi weakness-threat (WT). Srategi tersebut dapat dilihat pada table 3 berikut ini.

Tabel 3. Matriks Analisis SWOT Faktor Internal

Faktor eksternal

Kekuatan (S)

1. Produksi kacang kedelai 2. Luas Lahan

3. Pengalaman Petani

4. Bibit dan ketersediaan bibit yang digunakan

Kelemahan (W)

1. Penguasaan Teknologi 2. Modal Petani

3. Tenaga Kerja yang di gunakan

4. Jumlah Penggunaan Input Peluang (O)

1. Permintaan kacang kedelai 2. Harga input rata rata dan

ketersediaan nput 3. Dukungan pemerintah 4. Harga jual kacang kedelai 5. Akses pasar

Strategi SO

1. Memanfaatkan dukungan pemerintah dalam

menyalurkan modal untuk memperluas lahan produksi kacang kedelai

2. Memanfaatkan harga input rata rata dan ketersediaan input untuk meningkatkan mutu kacang kedelai 3. Memanfaatkan akses pasar,

permintaan dan harga jual di tingkat petani

Strategi WO

1. Memanfaatkan dukungan pemerintah dalam hal bantuan permodalan bagi petani

2. Memanfaatkan permintaan kacang kedelai dalam peningkatan produksi 3. Memanfaatkan

penggunaan jumlah input 4. Memanfaatkan harga input

rata rata petani lebih efektif

Ancaman (T)

1. Infrastruktur dan sarana pendukung

2. Posisi tawar 3. Penyuluh pertanian

Strategi ST

1. Memperbaiki infrastruktur dan sarana pendukung sehingga dapat

meningkatkan produksi 2. Meningkatkan pengetahuan

tenaga penyuluh dan pendamping untuk meningkatkan kualitas kacang kedelai

3. Memanfaatkan pengalaman petani dalam upaya

mempertahankan posisi tawar petani

Strategi WT 1. Meningkatkan

infrastruktur dan sarana pendukung sebagai penunjang tenaga kerja 2. Meningkatkan kemampuan

tenaga pendamping untuk meningkatkan penguasaan petani terhadap teknik budidaya

3. Meningkatkan penguasaan petani terhadap budidaya dalam upaya

mempertahankan posisi tawar petani

(7)

85

KESIMPULAN

1. Usaha tani kacang kedelai di Distrik Sidey layak untuk diusahakan dan memberikan keuntungan secara financial . Oleh karena itu perlu adanya peningkatan produktivitas di sector pertanian ini

2. Meningkatkan potensi Sumberdaya Manusia dan fungsi informasi pasar

3. Pemberdayaan kelembagaan petani serta peningkatan nilai tambah dan daya saing hasil pertanian

4. Membuat kebijakan yang berpihak kepada petani SARAN

1. Strategi dan kebijakan pemerintah harus diarahkan kepada peningkatan yang ditindak lanjuti melalui hasil analisis SWOT yang menggunakan strategi S-O kekuatan untuk memanfaatkan peluang, strategi S-T kekuatan untuk menghindari ancaman yang ada, strategi W-O

memanfaatkan peluang untuk mengatasi kelemahan dan strategi W-T mengatasi kelemahan untuk menghindari ancaman

2. Kepada petani diharapkan memanfaatkan pengalaman petani dalam mempertahankan mutu dan kualitas dengan menggunakan bibit yang unggul sehingga dapat memenuhi permintaan konsumen

DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto, D.T. & Wudianto R, 2002. Meningkatkan Hasil Panen Kedelai, . PT. Penebar Sadaya, Jakarta.

BPS Kabupaten Manokwari 2018, Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2018. Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari.

BPS Provinsi Papua Barat, 2018. Provinsi Papua Barat Dalam Angka 2018. Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat.

David, Fred R. 2004. Manajemen Strategis. PT Indeks kelompok Gramedia, Jakarta Dwiyatmo, K. 2006. Kiat Menjadi Petani Sukses. Penerbit Citra Aji Parama. Jakarta

Handayani, D.2007. Simulasi Kebijakan Daya Saing Kedelai Lokal Pada Pasar Domestik. Sekolah Pasca Sarjana, Instutut Pertanian Bogor

Erwiani, 2013. Analisis SWOT Sebagai Dasar Perumusan Dan Penerapan Strategi Pada Perusahaan, MalangAnalisis Ekonomi, Lembaga Penelitian Fakultas Ekonomi UI, Jakarta

Fahmi Irham, 2013. Manajemen Strategis Teori dan Aplikasi. Alfabeta. Bandung

Purnomo Setiawan, Zulkieflimansyah, 2004. Manajemen Strategi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Rangkuti Freddy, 2006. Analisis SWOT Tehnik Membedah Kasus Bisnis. PT Gramedia Pustaka Indonesia. Jakarta

Siagian, Sondang P, 2006. Manajemen Sumberdaya Manusia. Cetakan ketigabelas, Bumi Aksara, Jakarta

Sugiyono, 2014, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, CV Alfabeta. Bandung

Suradisastra, K. 2008. Strategi Pemberdayaan Kelembagaan Petani. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Jakarta

Gambar

Tabel 3. Matriks Analisis SWOT        Faktor Internal

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor Internal (kekuatan dan kelemahan) yang dimiliki perusahaan, serta faktor Eksternal (peluang dan ancaman) yang dapat

Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki

Perumusan strategi dimulai dengan penentuan faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman strategis bagi agribisnis teh Indonesia. Faktor kekuatan strategis

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) menganalisis faktor internal (kekuatan dan kelemahan) yang dimiliki dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang dihadapi

Dalam formulasi strategi dilakukan pengembangan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan internal,

Mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman (faktor eksternal) maupun kekuatan dan kelemahan (faktor internal) yang dimiliki petani cengkeh

Studi ini mempunyai tujuan mengetahui faktor internal dan eksternal pendirian LSPro Agroindustri, berupa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki serta peluang dan ancaman yang

Faktor strategis internal adalah kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh daerah.Faktor strategi eksternal adalah peluang dan ancaman yang mungkin dihadapi oleh