• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "III. KERANGKA PEMIKIRAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

Ada beberapa konsep pemikiran yang melandasi penelitian ini. Konsep- konsep pemikiran tersebut merupakan teori yang mendukung penelitian ini secara konseptual. Adapun konsep-konsep pemikiran tersebut terdiri dari konsep-konsep pemikiran manajemen strategis.

3.1.1. Konsep manajemen

Manajemen adalah proses perencanaan,pengorganisasian,pemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan proses pengggunaan semua sumberdaya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Stoner dalam Sianturi S, 2008). Manajemen merupakan seni dalam mengelola sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen mengacu pada lima fungsi dasar yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan staf (staffing), kepemimpinan (leading), dan pengendalian (controlling).

3.1.2. Konsep Strategi

Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh, dan terpadu yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan lingkungan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan (Jauch dan Glueck, dalam Fitri, 2003). Strategi juga berarti cara untuk mencapai tujuan-tujuan jangka panjang (David, 2004)

(2)

Strategi di tingkat perusahaan (corporate strategy) menggambarkan arah yang menyeluruh bagi suatu perusahaan dalam pertumbuhan dan pengelolaan berbagai bidang usaha, untuk mencapai keseimbangan produk atau jasa yang dihasilkan (David, 2004). Strategi perusahaan memusatkan pada misi, perusahaan yang masuk atau keluar, serta gabungan SBU dan alokasi sumberdaya. Strategi pada tingkat perusahaan merupakan landasan dan acuan untuk penyusunan strategi-strategi di tingkat-tingkat yang lebih rendah yaitu strategi unit bisnis dan strategi fungsional (Rangkuti, 1999).

3.1.3. Manajemen Strategis

Manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan, pelaksanaan, dan evaluasi keputusan-keputusan lintasan fungsi yang memungkinkan organisasi mencapai tujuannya. Sebagaimana tersirat dalam definisi tersebut, manajemen strategis terfokus pada upaya memadukan manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi (David, 2004).

Proses manajemen strategi adalah jalan yang dilalui oleh para pengambil keputusan strategi untuk menentukan sasaran organisasi dan membuat kesimpulan strategis yang berkesinambungan. Manajemen strategi merupakan serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang (Hunger dan Wheelen dalam Sianturi S, 2009)

Fokus dalam manajemen strategi mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan/akuntasi, produk/operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi untuk mencapai keberhasilan dalam organisasi. Manajemen

(3)

strategi dibutuhkan oleh organisasi agar dapat menang dalam kompetisi.

Manajemen strategi menghasilkan rencana dari pilihan berbagai alternatif yang baik. Tujuan dari manajemen strategi adalah untuk mengeksploitasi dan menciptakan peluang baru yang berbeda untuk masa mendatang (perencanaan jangka panjang) dan mencoba mengoptimalkan tren sekarang untuk masa datang (David,2004)

Manajemen strategi merupakan hal yang dinamis dan berkelanjutan.

Perubahan komponen utama dalam model manajemen strategi dapat mengakibatkan perubahan dalam semua komponen lain dalam model manajemen strategi. Aplikasi manajemen strategi berbeda untuk setiap organisasi. Langkah formal dalam manajemen strategis biasanya diterapkan dalam organisasi yang besar, memiliki banyak divisi, pasar maupun produk. Berikut ini model komprehensif manajemen strategi menurut David (2004), dapat dilihat pada Gambar 1.

Bisnis yang menerapkan manajemen strategis akan mendapatkan manfaat bagi organisasinya baik secara finansial maupun non finansial. Bisnis yang menerapkan manajemen strategis akan berdampak positif dalam peningkatan profitabilitas, penjualan, dan produktifitas. Manfaat non finansial yang bisa didapat adalah meningkatnya kesadaran atas ancaman eksternal,pemahaman yang lebih baik atas strategi pesaing, meningkatnya produktivitas karyawan, mengurangi keengganan untuk berubah, dan pengertian yang lebih baik atas hubungan antara kinerja dan penghargaan (David,2004)

(4)

Umpan Balik

Perumusan Strategi Pelaksanaan Strategi

3.1.4. Proses Manajemen Strategis

Proses dalam manajemen strategis terdiri dari tiga tahapan (David 2004) yaitu formulasi srategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi.

A. Formulasi Strategi

Dalam formulasi strategi dilakukan pengembangan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan dijalankan. Formulasi strategi didasarkan pada analisis yang menyeluruh terhadap pengaruh faktor lingkungan eksternal dan internal perusahaan (Rangkuti,2001).

Melakukan audit eksternal

Melakukan auduit internal Membuat

pernyataan visi dan misi

Menetap kan tujuan jangka panjang

Membuat, mengevaluasi , dan memilih strategi

Melaksa nakan strategi isu manajem en

Melaksanakan strategi-isu pemasaran, keuangan, akuntansi, litbang, SIM

Mengukur dan mengevalu asi kinerja

Evaluasi Strategi Gambar 1. Model Proses Manajemen Strategis yang Komprehensif

Sumber: David, 2004

(5)

Tahap formulasi strategi pengambilan keputusan akan menentukan bisnis apa yang akan dimasuki, bisnis yang harus ditinggalkan, cara mengalokasikan sumberdaya organisasi, apakah akan melakukan ekspansi atau diversifikasi bisnis, dan bagaimana mencegah pengambilan alihan secara paksa. Pengambilan keputusan harus menentukan alternatif strategi yang akan menguntungkan organisasi dengan mempertimbangkan keterbatasan sumberdaya yang dimiliki organisasi.

B. Implementasi Strategi

Implementasi strategi yaitu tahapan dimana alternatif pilihan strategi dijalankan dengan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki untuk mencapai tujuan organisasi, disebut juga sebagai tahap pelaksanaan alternatif strategi pilihan. Alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh sebuah organisasi dapat dikategorikan menjadi empat jenis dengan 12 tindakan (David,2004)

1. Strategi Integrasi

Strategi ini memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para distributor, pemasok, dan atau pesaing, terdiri dari:

a. Integrasi ke depan yaitu memiliki atau meningkatkan kendali atas distributor atau pengecer

b. Integrasi ke belakang yaitu mencoba memiliki atau meningkatkan kendali atas perusahaan pemasok.

c. Integrasi horizontal yaitu mencoba memiliki atau meningkatkan kendali atas para pesaing

(6)

2. Strategi Intensif

Strategi ini memerlukan usaha yang intensif untuk meningkatkan posisi persaingan perusahaan dengan produk yang ada, terdiri dari:

a. Penetrasi pasar yaitu mencari pangsa pasar yang lebih besar produk atau jasa yang sudah ada sekarang melalui usaha pemasaran yang lebih gencar.

b. Pengembangan pasar yaitu memperkenalkan produk atau jasa yang sudah ada ke wilayah geografi baru.

c. Pengembangan produk yaitu mencoba meningkatkan penjualan dengan memperbaiki produk atau jasa yang sudah ada atau mengembangkan yang baru.

3. Strategi Diversifikasi

Strategi ini menjadi kurang populer karena organisasi mengetahui betapa lebih sulitnya mengelola aktivitas bisnis yang beragam, terdiri dari:

a. Diversifikasi konsentrik yaitu menambah produk atau jasa baru, tetapi masih terkait

b. Diversifikasi konglomerat yaitu menambah produk atau jasa baru, yang tidak terkait, untuk para pelanggan baru.

c. Diversifikasi horizontal yaitu menambah produk atau jasa baru, tidak terkait, untuk pelanggan yang sudah ada.

4. Strategi Defensif

a. Rasionalisasi biaya yaitu merestrukturisasi dengan cara mengurangi biaya dan asset agar bisa meningkatkan penjualan dan keuntungan.

b. Divestasi yaitu menjual suatu divisi atau bagian dari suatu organisasi.

(7)

b. Likuidasi yaitu menjual semua asset sebuah perusahaan secara bertahap sesuai dengan nilainya yang terlihat

Tahap implementasi strategi pengambilan keputusan menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan. Tahapan implementasi merupakan tahap yang paling sulit karena dalam implementasi strategi melibatkan banyak individu. Tahap ini membutuhkan disiplin, komitmen, dan pengorbanan setiap individu yang terlibat. Strategi dapat dijalankan dengan baik apabila setiap individu yang terlibat memiliki motivasi dalam menjalankan strategi yang telah dipilih. Karena itu kemampuan interpersonal sangat dibutuhkan dalam tahap implementasi strategi ini.

C. Evaluasi Strategi

Tahapan evaluasi strategi merupakan tahap final dalam manajemen strategi. Evaluasi strategi dilakukan untuk dapat mengetahui apakah strategi berjalan dengan baik sesuai dengan harapan. Tahap evaluasi strategi berarti mengevaluasi hasil implementasi dan memastikan bahwa strategi yang telah disesuaikan dapat mencapai tujuan perusahaan (Jauch dan Glueck, 1988 dalam Sianturi S, 2009)

Terdapat tiga aktivitas dasar dalam evaluasi strategi, yaitu (1) meninjau ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi saat ini, (2) mengukur kinerja, dan (3) mengambil tindakan korektif. Evaluasi dibutuhkan karena faktor eksternal dan internal dalam organisasi selalu berubah sehingga selalu membutuhkan penyesuaian dalam menghadapi perubahan tersebut.

(8)

3.1.5. Formulasi Strategi

Tahap formulasi strategi terdiri dari beberapa tahapan yaitu (1) menentukan visi dan misi, (2) analisis lingkungan internal (3) analisis lingkungan eksternal

3.1.5.1. Menentukan Visi, Misi dan Tujuan

Penentuan visi dan misi merupakan langkah awal dalam proses perencanaan sedangkan penentuan tujuan mengikuti formulasi strategi (Hussey dalam Delisya, 2004). Ketiga komponen ini saling terkait satu dengan yang

lainnya. Visi yang jelas menjadi dasar untuk membuat pernyataan misi yang komprehensif, sedangkan pernyataan misi adalah suatu deklarasi mengenai alasan keberadaan suatu organisasi, dan pernyataan misi yang jelas sangat membantu dalam menetapkan tujuan-tujuan dan merumuskan strategi secara efektif (David, 2004)

Ada beberapa alasan mengapa pernyataan misi itu menjadi penting untuk dibuat (David, 2004) yaitu:

1. Memastikan adanya kesatuan tujuan dalam organisasi tersebut.

2. Menjadi landasan atau standar dalam mengalokasikan sumberdaya organisasi.

3. Menciptakan nada atau iklim organisasi yang sama.

4. Sebagai acuan bagi setiap individu dalam memahami tujuan dan arah organisasi, dan untuk membatasi mereka yang tidak bisa memahami tujuan dan arah organisasi tersebut secara lebih jauh turut serta dalam kegiatan organisasi.

(9)

5. Memfasilitasi penerjamahan tujuan-tujuan organisasi ke struktur kerja termasuk penugasan kerja kepada bagian-bagian yang bertanggung jawab dalam organisasi.

6. Menjelaskan tujuan-tujuan organisasi dan menerjemahkan tujuan-tujuan tersebut menjadi beberapa sasaran kegiatan yang memiliki parameter biaya, waktu dan kinerja yang dapat dinilai dan diawasi.

Sedangkan tujuan adalah target atau hasil-hasil yang lebih spesifik yang ingin dicapai oleh organisasi dalam satu rentang waktu tertentu. Tujuan merupakan titik sentral semua kegiatan perusahaan yang dapat dipakai menjadi alat untuk penilaian prestasi, pengendalian, koordinasi, dan juga untuk keputusan strategi (Supriyono, 1998). Umumnya suatu perusahaan memiliki tujuan yang bermacam-macam, antara lain (1) keuntungan, (2) efisiensi, (3) kepuasan dan pembinaan karyawan, (4) kualitas produk atau jasa untuk konsumen atau pelanggan, (5) menjadi anggota perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial dan hubungan yang baik dengan masyarakat, (6) pemimpin pasar, (7) maksimisasi deviden atau harga saham untuk para pemegang saham, (8) survival atau kelangsungan hidup, (9) kemampuan adaptasi, dan (10) pelayanan masyarakat.

3.1.5.2. Analisis Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor-faktor di dalam dan diluar perusahaan yang dapat mempengaruhi kegiatan dan performa suatu perusahaan. Lingkungan yang bersifat dinamis membuat perlu adanya penyesuaian terhadap strategi pemasaran dalam menghadapi perubahan lingkungan tersebut. Perusahaan menyadari bahwa lingkungan pemasaran selalu menimbulkan peluang serta ancaman baru dan

(10)

memahami pentingnya memantau dan beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah (Kotler dalam Fitri, 2003).

Sebuah perusahaan sangat perlu melakukan analisis terhadap lingkungan perusahaan, karena dapat memberikan kesempatan bagi perencana strategis untuk melihat dan menanggapi pilihan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan. Analisis lingkungan perusahaan juga bertujuan agar manajemen perusahaan memiliki kemampuan untuk dapat meramalkan perubahan yang mungkin terjadi, sehingga dapat mengantisipasi perubahan tersebut.

Lingkungan perusahaan dibagi menjadi dua,yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan Internal terdiri dari variabel kekuatan dan kelemahan yang berada dalam kontrol manajemen perusahaan, sedangkan lingkungan eksternal terdiri dari variabel peluang dan ancaman yang berada di luar kontrol perusahaan.

a. Analisis Lingkungan Internal

Menurut Kotler (2002) dalam Fitri (2003), pengidentifikasian faktor internal dapat memberikan gambaran mengenai kondisi suatu perusahaan.

Landasan yang penting bagi pemahaman kondisis internal adalah pengertian mengenai pemikiran pencocokan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan dengan peluang dan ancaman yang ada di lingkungan perusahaan.

Secara tradisional, aspek-aspek lingkungan internal perusahaan yang akan diamati dapat dilihat dari beberapa pendekatan, salah satu diantaranya adalah pendekatan fungsional. Menurut Pearce dan Robinson (1997) dalam Fitri (2003), sasaran analisis internal adalah menentukan secara cermat kekuatan dan

(11)

kelemahan terhadap peluang yang ada dalam lingkungan bersaing perusahaan saat ini dan yang akan datang.

Analisis internal adalah mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan utama perusahaan. Kekuatan adalah faktor-faktor yang menggambarkan keunggulan bersaing perusahaan di pasar-pasar sasaran, sedangkan kelemahahan adalah faktor-faktor yang merupakan kelemahan bersaing potensial. Kekuatan dan kelemahan dibandingkan dengan peluang dan ancaman eksternal sebagai landasan untuk menghasilkan alternatif-alternatif strategi yang akan diterapkan perusahaan

Menurut David (2004), faktor-faktor internal yang dianalisis pada perusahaan adalah:

1. Manajemen

Fungsi manajemen terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, memotivasi, penyusunan staf, dan pengawasan.

2. Pemasaran

Pemasaran dapat digambarkan sebagai proses menetapkan, mengantisipasi, menciptakan, serta memenuhi keinginan pelanggan akan produk atau jasa.

Ada tujuh dasar fungsi pemasaran yaitu analisis pelanggan, menjual produk atau jasa, merencanakan produk dan jasa, menetapkan harga, distribusi, riset pemasaran, dan analisis peluang.

3. Keuangan/Akuntansi

Menentukan kekuatan dan kelemahan keuangan organisasi sangat penting agar dapat merumuskan strategi secara efektif. Likuiditas, solvabilitas, modal kerja, keuntungan, pemanfaatan harta, arus kas, dan modal saham dapat mengurangi sejumlah hal yang dianggap feasible atau dapat dilaksanakan.

(12)

4. Produksi/operasi

Fungsi produksi/operasi dari suatu usaha terdiri dari semua aktivitas yang mengubah masukan masukan menjadi barang dan jasa. Manajemen produksi/operasi berkaitan dengan input, transformasi, dan output yang berbeda antar-industri dan pasar

5. Penelitian dan pengembangan (Litbang)

Organisasi berinvestasi dalam litbang karena mereka yakin bahwa investasi seperti itu akan menghasilkan produk atau jasa yang unggul dan mereka bisa memiliki keunggulan kompetitif. Anggaran litbang diarahkan pada pengembangan produk baru sebelum pesaing melakukannya, memperbaiki mutu produk, atau memperbaiki proses manufaktur untuk mengurangi biaya.

6. Sistem Informasi Manajemen

Informasi mengikat semua fungsi bisnis menjadi satu dan menjadi dasar untuk semua keputusan manajerial. Tujuan dari system informasi manajemen adalah meningkat kinerja perusahaan dengan cara meningkatkan kualitas keputusan manajerial. Sebuah sistem informasi yang efektif mengumpulkan, memberi kode, menyimpan, mensintesa, dan menyajikan informasi sedemikian rupa sehingga dapat menjawab pertanyaan operasional dan strategi yang penting.

Bagian yang paling penting dari system informasi adalah database yang berisi berbagai jenis catatan dan data yang penting bagi manajer. Sistem informasi manajemen yang efektif memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, model untuk analisis, serta database.

(13)

b. Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis terhadap lingkungan eksternal diperlukan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat memberikan peluang dan ancaman bagi perusahaan dalam produknya. Mendefinisikan peluang pemasaran bagi perusahaan sebagai suatu gelanggang yang menarik untuk kegiatan perusahaan, diamana perusahaan akan meraih keunggulan dalam bersaing. Perusahaan yang mampu menunjukan kemampuan terbaik akan menjadi perusahaan yang akan mendapatkan keunggulan bersaing yang dapat dipertahankan dalam memenuhi tuntutan sukses industri.

Faktor-faktor yang mempengaruhi arah dan tindakan perusahaan, yang pada akhirnya akan mempengaruhi struktur dan proses internal perusahaan disebut sebagai faktor-faktor eksternal atau lingkungan eksternal. (Pearce dan Robinson, dalam Fitri, 2003). Selain dapat memberikan peluang bagi perusahaan, lingkungan eksternal juga dapat menimbulkan berbagai ancaman. Ancaman lingkungan merupakan suatu kecenderungan atau perkembangan yang tidak menguntungkan dalam lingkungan yang akan menyebabkan kemerosotan kedudukan perusahaan bila tidak ada kegiatan pemasaran produknya dengan tujuan tertentu.

Lingkungan eksternal terdiri dari komponen atau variabel lingkungan yang berada atau berasal dari luar perusahaan. Komponen tersebut berada diluar jangkauan organisasi dan kendali perusahaan, sehingga perusahaan tidak dapat melakukan intervensi serta diperlukan tingkat adaptasi yang tinggi terhadapnya (David,2004)

(14)

Lingkungan eksternal dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu:

1. Lingkungan Makro

Lingkungan makro menggambarkan suatu situasi di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Tujuan audit eksternal adalah membuat daftar terbatas mengenai berbagai peluang yang dapat menguntungkan perusahaan dan berbagai ancaman yang harus dihindari (David, 2004)

Ada beberapa faktor esternal yang dapat mempengaruhi perusahaan (David, 2004), yaitu:

a. Faktor Ekonomi

Keadaan perekonomian pada waktu sekarang dan masa yang akan datang dapat mempengaruhi keberuntungan dan strategi perusahaan. Faktor-faktor ekonomi spesifik yang dianalisis kebanyakan perusahaan termasuk (1) tahapan siklus bisnis, perusahaan dapat digolongkan ke dalam keadaan depresi, resesi, kebangkitan, dan kemakmuran, (2) gejala inflasi dan inflasi dalam harga barang atau jasa, jika inflasi sangat tajam, pengendalian upah dan harga dapat menjadi beban yang berat, (3) kebijakan moneter, tarif suku bunga, dan devaluasi atau revaluasi mata uang relatif pada mata uang lainnya, (4) kebijakan fiscal yaitu tingkat pajak untuk perusahaan dan perorangan, (5) neraca pembayaran, surplus atau deficit dalam hubungannya dengan perdagangan luar negeri.

b. Kekuatan Sosial, budaya, demografi, dan lingkungan

Faktor sosial terpusat pada nilai dan sikap orang, khususnya pelanggan dan karyawan yang dapat mempengaruhi strategi. Nilai-nilai ini terwujud ke dalam perubahan gaya hidup yang mempengaruhi permintaan terhadap produk dan

(15)

jasa ataupun cara perusahaan berhubungan dengan karyawan . Perubahan pada variabel-variabel ini berdampak besar terhadap hamper semua produk, jasa, pasar, dan pelanggan.

c. Kekuatan Politik, pemerintah, dan hukum

Pemerintah federal, negara bagian, lokal, dan asing merupakan regulator, deregulator, pemberi subsidi, pemberi kerja, dan pelanggan dari berbagai organisasi yang dapat menjadi peluang atau ancaman utama perudahaan (David, 2004)

d. Kekuatan teknologi

Perkembangan ilmu pengetahuan yang berlangsung cepat mengarah pada biaya produksi dan harga jual yang lebih tinggi, kualitas produk yang meningkat, pelayanan yang lebih cepat dan memuaskan, waktu pengolahan yang lebih cepat dan segi kepraktisan. Setiap usaha agar mampu bertahan secara terus menerus harus mampu mengimbangi kemajuan teknologi agar tidak kalah dalam bersaing.

2. Lingkungan Industri

Industri merupakan kumpulan atau kelompok perusahaan yang menghasilkan barang atau jasa yang sejenis dan dapat saling menggantikan.

Pemahaman mengenai karakteristik industri sangat penting dalam upaya untuk merumuskan strategi bersaing, yaitu dengan cara perusahaan menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan yang senantiasa berubah.

Menurut Porter, sifat persaingan dalam suatu industri dapat dilihat sebagai gabungan dari lima kekuatan berikut ini yaitu (1) Perseteruan di antara perusahaan yang saling bersaing, (2) Potensi masuknya pesaing baru, (3) Potensi

(16)

pengembangan produk pengganti, (4) kekuatan tawar pemasok, (5)kekuatan tawar konsumen. Untuk lebih jelasnya, lima kekuatan yang mempengaruhi persaingan industry dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Model Lima Kekuatan Pesaing Porter Sumber: David, 2004

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

3.2.1. Analisis Faktor-Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan

Analisis internal perusahaan mencakup analisis fungsional dan operasional usaha. Bidang-bidang fungsional yang akan diteliti mencakup sumberdaya manusia, keuangan, operasi, dan produksi, dan bidang pemasaran. Tujuan dari analisis internal usaha adalah menentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan (strength) bagi usaha dan variabel-variabel apa saja yang menjadi kelemahan (weakness) usaha. Selanjutnya faktor-faktor internal ini akan dianalisis dengan menggunakan matriks IFE (Internal Factor Evaluation).

Selain kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada usaha, faktor lingkungan juga memberikan pengaruh dalam perkembangan perusahaan. Faktor lingkungan ini berada di luar kendali usaha, yang terdiri dari:

Potensi pengembangan produk pengganti

Perseteruan diantara perusahaan yang saling bersaing

Potensi masuknya pesaing baru

Kekuatan tawar konsumen Kekuatan tawar

pemasok

(17)

1. Lingkungan makro yaitu ekonomi, sosial budaya, teknologi, dan pemerintahan.

2. Lingkungan mikro yaitu konsumen, pemasok, dan pesaing menggunakan analisis lima kekuatan pesaing porter.

Faktor lingkungan ini dapat menjadi peluang (opportunities) atau ancaman (threats) bagi usaha. Faktor-faktor lingkungan/eksternal ini selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan matriks EFE (Eksternal Factor Evolution).

3.2.2. Alternatif Strategi Pengembangan Usaha

Untuk merumuskan alternatif strategi dapat dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

1. Tahap masukan (input stage) yaitu tahap meringkas informasi input dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi yang terdiri dari matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) dan matriks IFE (Internal Factor Evaluation).

2. Tahap pemaduan (matching stage) yaitu tahap memfokuskan pada menghasilkan strategi alternatif yang layak dengan memadukan faktor-faktor eksternal dan internal perusahaan yang terdiri dari matriks IE (Internal- Eksternal) dan matriks SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats).

3. Tahap pemilihan strategi/keputusan (decision stage). Setelah diperoleh alternatif strategi melalui matriks SWOT, alternatif strategi tersebut diurutkan berdasarkan tingkat kepentingannya dengan menggunakan matriks QSP.

(18)

3.2.3. Prioritas Strategi Pengembangan Usaha

Setelah diperoleh alternatif strategi melalui matriks SWOT alternatif strategi tersebut diurutkan berdasarkan tingkat kepentingannya dengan menggunakan matriks QSP. Melalui matriks QSP memungkinkan perencana strategi mengetahui strategi mana yang lebih dahulu harus dilaksanakan. Adapun strategi yang dihasilkan harus sesuai dengan visi, misi, dan tujuan perusahaan.

(19)

Gambar 3. Bagan Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Faktor Internal

1. Sumber Daya Manusia 2. Permodalan dan

Keuangan

3. Produksi dan Operasi 4. Bauran Pemasaran (harga,

produk, lokasi, dan promosi)

Analisis Faktor Eksternal Lingkungan Makro:

1. Ekonomi 2. Sosial Budaya

3. Kebijakan Pemerintah dan Politik 4. Teknologi

Lingkungan Mikro (Analisis Lima Kekuatan Persaingan Porter) 1. Masuknya Pendatang Baru 2. Ancaman Produk Pengganti 3. Kekuatan Tawar Menawar

Pembeli

4. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

5. Persaingan Diantara Para Pesaing yang ada

Matriks IFE Matriks EFE

Matriks IE

Formulasi Strategi (Matriks SWOT)

QSPM Permintaan Tinggi

Strategi pengembangan untuk keberlanjutan usaha

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian diatas dapat kita ambil salah satu contoh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) kabupaten HSU merupakan lembaga yang berwenang melakukan tugas

Agar layanan kepada pelanggan berjalan dengan baik, pastikan komitmen Perusahaan / Organisasi pada layanan pelanggan secara internal sesuai dengan fokus

belum berhasil menembus Resistance pada level harga 3050 dan terbuka peluang untuk mencoba level Support pada level 2980 dalam jangka pendek. Trading Range: 2940

Data minimum ialah minimum ialah data data yang paling yang paling sederhana yang sederhana yang masih masih dapat mengenal dapat mengenal suatu kasus kanker yang

5 Adalah perkiraan investasi dalam rangka pencapaian target 100% bidang air minum dan sanitasi. Dengan adanya perkiraan ini, diharapkan pemerintah daerah dapat mempersiapkan

Munculnya dikotomi antara keadilan substantif dan keadilan prosedural dalam proses penegakan hukum karena pemahaman filosofis terhadap penegakan hukum itu sendiri,

Pengembangan visi dan misi ialah termasuk ke dalam formulasi strategi, mengidentifikasikan peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan

Jika kita mengacu pada teori visibilitas hilal sebagaimana diaplikasikan pada peta visibilitas di atas, maka terlihat pada peta di atas bahwa seluruh wilayah Indonesia