• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Usaha Kecil Menengah - Strategi Keunggulan Bersaing Pada Ukm Kacang Garing Martabe Dalam Menghadapi Persaingan Antar Usaha Kacang Garing Di Silangkitang - Tapanuli Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Usaha Kecil Menengah - Strategi Keunggulan Bersaing Pada Ukm Kacang Garing Martabe Dalam Menghadapi Persaingan Antar Usaha Kacang Garing Di Silangkitang - Tapanuli Utara"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1Deskripsi Teori

2.1.1Usaha Kecil Menengah

Setiap negara memiliki definisi UKM yang berbeda. Misalnya di

Australia, sebuah usaha dikategorikan sebagai usaha mikro, kecil, dan

menengah jika memiliki tenaga kerja masing-masing sebanyak kurang dari

sampai dengan lima orang, antara enam sampai dengan 20 orang, dan di atas

20 orang. Sedangkan di Amerika, UKM adalah entitas bisnis yang memiliki

tenaga kerja kurang dari 500 orang. Di Jepang, UKM adalah entitas bisnis

yang nilai investasinya kurang dari ¥ 300 juta, sedangkan di Malasya batasan

nilai investasi untuk UKM adalah kurang dari sampai dengan RM 2,5 juta

(Irawan dan Putra 2007 : 8).

Sedangkan defenisi UMKM sesuai dengan Undang- Undang Nomor

20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) :

1. Pengertian UMKM

a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha

Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

b. Usaha Keciladalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang

(2)

yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung

maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar

yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud

dalam Undang-Undang ini.

c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha

yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan

yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung

maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar

dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang- Undang ini.

Tabel 2.1

2. Kriteria UMKM

NO URAIAN KRITERIA

ASSET OMZET

1 Usaha Mikro Max 50 jt Max 300 jt

2 Usaha Kecil > 50jt - 500jt > 300 jt – 2,5 M

3 Usaha Menengah > 500jt – 50 M > 2,5 M – 50 M

(3)

2.1.2 Strategi

2.1.2.1 Pengertian Strategi

Perbedaan strategi bisnis dengan perencanaan bisnis terletak pada

kata “keunggulan bersaing”. Tanpa pesaing, tidak diperlukan adanya

strategi (Kenichi Ohmae dalam Dirgantoro (2001: 63)). Strategi merupakan

alat yang digunakan oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk mencapai

tujuannya. Strategi pemasaran yang berkesan adalah mengimplementasikan

prinsip fokus kepada pengguna. Strategi ini sangat penting karena pengguna

atau konsumen adalah nadi manajemen bisnis dan yang menentukan

bertahan tidaknya suatu usaha. Strategi pemasaran tidak hanya difokuskan

terhadap sasaran konsumen saja, namun juga terhadap para pesaing yang

memproduksi produk yang sama atau memiliki sasaran konsumen yang

sama.

Strategi berasal dari bahasa Yunani yang berarti kepemimpinan atau

ketentaraan. Konotasi ini berlaku selama perang yang kemudian

berkembang menjadi manajemen ketentaraan dalam rangka mengelola para

tentara bagaimana melakukan mobilisasi pasukan dalam jumlah yang besar,

bagaimana mengkoordinasikan komando yang jelas, dan lain sebagainya.

Apabila kita translasikan definisi klasik dan tradisi ini ke dalam kompetisi

bisnis di era 1990-an kita bisa mengatakan bahwa strategi adalah hal

menetapkan arah kepada manajemen dalam arti orang tentang sumber daya

(4)

pasar. Dengan kata lain, defenisi strategi bisnis mengandung dua komponen

yaitu: Future Intensions, atau tujuan jangka panjang dan competitive

advantage atau keunggulan bersaing (Dirgantoro 2001:5).

Menurut Pardede (2011:11), strategi dapat diartikan sebagai cara

terbaik untuk mencapai sasaran atau untuk melaksanakan suatu pekerjaan.

Ketika suatu perusahaan ingin memenangkan persaingan pada suatu

industri, satu hal yang harus diputuskan oleh perusahaan adalah strategi

yang dapat diberlakukan untuk memenangkan persaingan tersebut. Lebih

lanjut dikatakan bahwa strategi adalah penentuan tujuan dan sasaran jangka

panjang organisasi atau perusahaan, penentuan jumlah dan jenis kegiatan

yang dibutuhkan , serta penjatahan sumberdaya untuk pencapaiannya.

Strategi adalah pilihan cara terbaik untuk mencapai sasaran-sasaran

strategik dan untuk melaksanakan berbagai kegiatan; atau pemilihan dari

antara berbagai cara yang akan digunakan atau kegiatan yang akan

dilaksanakan dalam suatu masa kegiatan yang akan datang untuk

pencapaian sasaran-sasaran yang sudah ada.

Sementara menurut David (2012:18), strategi adalah sarana bersama

dengan tujuan jangka panjang hendak dicapai. Strategi tidak hanya

dibutuhkan ketika perusahaan memiliki banyak pesaing, namun strategi juga

dibutuhkan meskipun perusahaan tidak atau belum memiliki pesaing atau

(5)

2.1.2.2 Tingkatan-tingkatan Strategi

Strategi yang diterapkan oleh perusahaan atau organisasi terdiri dari

strategi yang direncanakan dan strategi yang tidak direncanakan. Strategi

yang direncakan merupakan strategi yang telah dirumuskan sebelum

sebuah perusahaan memulai kegiatan pada suatu masa tertentu.

Sebaliknya, strategi yang tidak terencana adalah strategi yang muncul

kemudian dan merupakan jawaban terhadap perubahan-peruahan yang

tidak diperkiranakan pada saat diberlakukannya perencanaan.

Dalam Pardede (2011:317-318), mengatakan bahwa terdapat empat

tingkat siasat yang dirumuskan dan diberlakukan oleh setiap organisasi,

yaitu:

a. Siasat tingkat masyarakat

Siasat tingkat masyarakat berkaitan dengan kedudukan perusahaan

sebagai anggota masyarakat. Tekanan utama siasat tingkat masyarakat

adalah bagaimana perusahaan dapat bertindak dalam kedudukannya

sebagai anggota lingkungan masyarakat, negara dan dunia dan yang

paling ditekankan adalah hhubungan antara perusahaan dengan

lingkungan luarnya.

b. Siasat tingkat perusahaan

Siasat tingkat perusahaan berkaitan dengan rencana utama para

pemimpin tertinggi dalam mengelola perusahaan secara keseluruhan.

Siasat ini merupakan dasar bagi, dan menjadi sumber dari, siasat-siasat

(6)

masyarakat, semuanya diturunkan dari, dan selaras dengan, siasat

tingkat perusahaan ini.

c. Siasat tingkat bidang usaha

Siasat tingkat bidang usaha menjelaskan bagaimana perusahaan harus

bersaing baik dalam industri, maupun dalam jenis barang atau jasa,

atau pasar tertentu untuk mendapatkan keunggulan strategik atas pasar

pesaingnya. Siasat tingkat bidang usaha merupakan siasat pendukung

yang diarahkan kepada perwujudan siasat tingkat perusahaan. Setelah

perusahaan menetapkan strategi mengelola bidang usahanya, tingkat

hasil yang diharapkan akan dapat diwujudkan, serta jumlah

sumberdaya yang dibutuhkan untuk tujuan itu, maka sisasat tingkat

bidang usaha kemudian menuntun perusahaan agar dapat bersaing

secara benar di dalam industri atau industri yang dimasuki.

d. Siasat tingkat fungsi

Siasat tingkat fungsi adalah siasat yang ditetapkan untuk setiap bidang

kegiatan manajemen seperti keuangan, sumberdaya manusia, operasi

dan produksi, dan pemasaran. Dalam penentuan siasat maka setiap

siasat yang ditetapkan untuk setiap fungsi manajemen haruslah selaras

dan saling mendukung sehingga semuanya akan secara bersama-sama

mendukung pencapaian sasaran perusahaan. Dengan kata lain siasat

pada setiap fungsi manajemen haruslah mendukung keberhasilan

(7)

fungsi manajemen dimaksudkan terutama untuk pencapaian daya hasil

sumberdaya yang setinggi-tingginya.

Gambar 2.1.

Tingkat-tingkat Manajemen dan Tingkat-Tingkat Siasat

Sumber: Pontas M Pardede (2011:317-318)

2.1.2.3 Manajemen Strategik

Manajemen strategik dapat diartikan sebagai penentuan serangkaian

keputusan dan tindakan yang menyangkut arah perjalanan perusahaan di

MASYARAKAT

SIASAT TINGKAT MASYARAKAT

SIASAT TINGKAT PERUSAHAAN

PEMIMPIM TERTINGGI

SIASAT TINGKAT BIDANG USAHA

(8)

masa depan, penyelarasan sasaran setiap bagian perusahaan, pengelolaan

sumberdayanya sesuai dengan lingkungannya, serta pembuatan siasat yang

benar, yang dimaksudkan untuk pencapaian sasaran-sasaran. Manajemen

strategik dapat diterapkan atau diberlakukan pada semua perusahaan mulai

dari perusahaan-perusahaan kecil seperti rumah makan dan bengkel las,

hingga perusahaan-perusahaan besar seperti perusahaan yang

memproduksi mobil; mulai dari lembaga yang mencari laba sampai

lembaga yang tidak mencari laba; dan mulai perusahaan-perusahaan

swasta bahkan perusahaan-perusahaan negara. (Pardede 2011:23).

Sementara menurut David (2012:5), manajemen strategis dapat

didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan,

mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan

lintas-fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya.

Manajemen strategik akan memberikan jawaban atau

pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Mengapa ada organisasi atau perusahaan yang berhasil dan ada pula

yang gagal meskipun sama-sama bekerja pada industri yang sama?

2. Mengapa ada perusahaan yang sebelumnya berjaya di pasar tetapi

akhirnya harus tumbang dan meninggalkan pasar?

3. Bagaimana perusahaan-perusahaan yang sudah mengalami

kemunduran dapat mnyelamatkan diri dari kehancuran dan kembali

(9)

4. Mengapa perusahaan-perusahaan besar yang kelihatannya sangat kuat

ternyata tiba-tiba tumbang dan menyerahkan pasar kepada pendatang

baru yang kelihatannya tidak memiliki kekuatan?

5. Mengapa perusahaan-perusahaan kecil sering lebih berhasil

menyelamatkan eiri dari kemelut perekonomian? (Pardede 2011:23).

Adapun tahapan-tahapan dalam manajemen strategis dalam David

(2002: 5) terdiri dari tiga tahap, aitu perumusan strategi, implementasi

strategi dan evaluasi strategi.

a. Perumusan Strategi, termasuk pengembangan misi bisnis,

mengenali peluang dan ancaman eksternal perusahaan,

menetapkan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan

obyektif jangka panjang, menghasilkan strategi alternatif, dan

menentukan strategi tertentu untuk diterapkan.

b. Implementasi strategi, aitu menuntuk perusahaan untuk

menetapkan obyektif tahunan, memperlengkapi dengan

kebijakan, memotivasi karawan, dan mengalokasikan sumber

daa sehingga strategi yang dirumuskan dapat dilaksanakan.

Implementasi strategi sering disebut tahap tindakan

manajemen strategis.

c. Evaluasi Strategi, adalah tahap akhir dalam manajemen

strategis. Para manajer sangat perlu mengetahui kapam

(10)

(1) meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang

menjadi dasar strategi sekarang, (2) mengukur prestasi, (3)

mengambil tindakan korektif. Evaluasi strategi diperlukan

karena keberhasilan hari ini bukan merupakan jaminan

keberhasilan di masa depan.

2.1.2.4 Strategi Bersaing

Dalam Hunger & Wheelen (2003:245), strategi bersaing

menyimbulkan pertanyaan seperti:

a. Haruskah kita bersaing berdasar biaya rendah, atau

melakukan diferensiasi berdasar hal selain biaya, misal

kualitas atau layanan?

b. Haruskah kita bersaing secara langsung dengan pesaing

utama kita untuk pangsa pasar yang terbesar tetapi paling

diminati banyak pesaing, atau berfokus pada ceruk pasar

yang kurang diminati tetapi menguntungkan?

pertanyaan ini berlaku untuk sebuah perusahaan yang

menjalankan usaha tunggal dalam satu industri, dan apabila

perusahaan tersebut multibisnis, maka berlaku untuk

(11)

Michael Porter dalam Hunger & Wheelen ( 2003: 245) menawarkan

dua strategi bersaing „generik‟ untuk menggungguli perusahaan lain dalam

industri tertentu: biaya rendah dan diferensiasi.

a. Biaya Rendah

Biaya rendah adalah kemapuan perusahaan atau sebuah unit bisnis

untuk merancang, membuat, dan memasarkan sebuah produk

sebanding dengan cara yang lebih efisien daripada pesaingnya.

b. Diferensiasi

Diferensiasi adalah kemampuan untuk menediakan nilai unik dan

superior kepada pembeli dari segi kualitas, keistimewaan/ciri-ciri

khusus atau laanan purna-jual.

Lebih jauh porter mengemukakan bahwa keunggulan kompetitif

perusahaan pada suatu industri ditentukan oleh jangkauan bersaingnya,

(12)

Gambar 2.2

Strategi Bersaing Generik dari Porter

Keunggulan Kompetitif

Biaya Rendah

Diferensiasi

Ta

Fokus Biaya Diferensiasi Terfokus

Sumber: J. David Hunger & Thomas L. Wheelen

Dari gambar diatas dapat disimpulkan apabila strategi biaya rendah

dan diferensiasi memenuhi pasar sasaran luas, maka strateginya dikenal

dengan kepemimpinan biasa dan diferensiasi. Apabila pasar sasaranya

sempit, maka dikenal dengan strategi fokus biaya dan diferensiasi terfokus.

Kepemimpinan biaya adalah strategi bersaing biaya rendah yang

ditujukan untuk pasar luas dan mengharuskan “membangun asecara agresif

fasilitas skala efisien, pengurangan biaya yang gencar, pengendalian biaya

dan ongkos yang ketat, dan meminimalisasi biaa seperti H&D, pelaanan,

tenaga penjual, iklan dan sebagainya. Karena biasa rendahnya itu, pemimpin

(13)

2.1.2.5 Analisis perumusan strategi

Teknik-teknik perumusan strategi yang penting dapat diintegrasikan

ke dalam kerangka pengambilan keputusan tiga tahap yaitu tahap input,

tahap pencocokan dan tahap keputusan.

a. Tahap Input

Tahap input dapat dilakukan dengan menggunakan matriks EFE,

matriks IFE, dan matriks CP. Alat-alat input mendorong para

penyusun strategi untuk mengukur subjektivitas selama tahap awal

proses perumusan strategi. Membuat berbagai keputusan kecil dalam

matriks input menyangkut signifikansi relatif faktor-faktor eksternal

dan internal memungkinkan para penyusun strategi utnuk secara

lebih efektif menciptakan serta mengevaluasi strategi alternatif.

Menurut Umar (2005:220-223), ketiga alat input tersebut dijelaskan

sebagai berikut:

a) Matriks EFE

Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor

eksternal perusahaan. Data eksternal digunakan untuk

menganalisis hal-hal yang menyangkut persoalan ekonomoi,

sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintahan,

hukum, teknologi, persaingan di pasar industri dimana

perusahaan berada, serta data eksternal relevan lainnya.

(14)

- Buatlah daftar critical success factors (faktor-faktor utama

yang mempunyai dampak penting pada kesuksesan atau

kegagalan usaha) untuk aspek eksternal yang mencakup

perihal opportunities (peluang) dan Threats (ancaman) bagi

perusahaan.

- Tentukan bobot ( weight) dari critical success factors dengan

skala yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu

pula sebaliknya. Jumlah seluruh bobot harus 1,0. Nilai bobot

dicari dan dihitung berdasarkan rata-rata industrinya.

- Tentukan rating dari setiap critical success factors antara 1

sampai 4, dimana:

1 = dibawah rata-rata

2 = rata-rata

3 = di atas rata-rata

4 = sangat bagus.

Rating ditentukan berdasarkan evektifitas strategi perusahaan.

Dengan demikian, nilainya didasarkan pada kondisi perusahaan.

- Kalikan nilai bobot dengan nilai rating-nya untuk

mendapatkan skor semua critical success fakctors.

- Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi

perusahaan yang dinilai. Skor total 4,0 mengidentifikasikan

bahwa perusahaan merespons dengan cara yang luar biasa

(15)

ancaman-ancaman di pasar industrinya. Sementara itu, skor

total sebesar 1,0 menunjukkan bahwa perusahaan tidak

memanfaatkan peluang-peluang yang ada atau tidak

menghindari ancaman-ancaman eksternal.

b) Matriks IFE

Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal

perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang

dianggap penting. Data dan informasi aspek internal perusahaan

dapat digali dari beberapa fungsional perusahaan , misalnya dari

aspek manajemen, keuangan , SDM, pemasaran, sistem

informasi , dan produksi/operasi.

Tahapan kerja

- Buatlah daftar critical success factors (faktor-faktor utama

yang mempunyai dampak penting pada kesuksesan atau

kegagalan usaha) untuk aspek internal kekuatan (strength) dan

kelemahan (weaknesses)

- Tentukan bobot (weight) dari setiap critical success factors

dengan skala yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi

dan sebaliknya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,0. Nilai

bobot dicari dan dihitung berdasarkan rata-rata industrinya.

- Bobot dan rating dari masing-masing faktor dikalikan untuk

(16)

- Semua skor dijumlahkan untuk mendapatkan skor totoal bagi

perusahaan yang dinilai. Nilai rata-rata adalah 2,5. Jika

nilainya di bawah 2,5 menandakan bahwa secara internal,

perusahaan adalah lemah, sedangkan nilai yang berada di atas

2,5 menunjukkan posisi internal yang kuat. Seperti halnya

pada matriks EFE, matriks IFE terdiri dari cukup banyak

faktor. Jumlah bobot karena ia selalu berjumlah 1,0.

c) Matriks CP

Compotitive Profile Matrtix (CPM) digunakan untuk

mengidentifikasi para pesaing Perusahaan mengenai kekuatan

dan kelemahan utama mereka dalam hubungannya dengan posisi

strategis perusahaan utama.

Bobot, rating dan score baik pada CP Matrix maupun IFE

Matrix, memiliki maksud yang sama. Kedua analisis tersebut

berfokus pada faktor internal. Akan tetapi, bagaimanapun juga

ada beberapa perbedaan penting antara IFE Matrix dan CP

Matrix. Pertama, critical success factors yang ada pada CP

Matrix lebih luas, tetapi, akibatnya data menjadi kurang spesifik

dan kurang aktual, serta berfokus pada pengeluaran-pengeluaran

internal. Ini berbeda dengan IFE Matrix. Kedua, critical success

factors yang ada dalam CP Matrix tidak dikelompokkan ke

(17)

CP Matrix, rating dan score untuk perusahaan-perusahaan

pesaing dapat dibandingkan dengan perusahaan yang diteliti.

Pembandingan itu dapat memeberikan informasi tentang strategi

internal yang penting.

Tabel 2.2

Contoh Implementasi Competitive Profile Matrix

(CPM)

Sumber: Husein Umar (2005:223)

Cara Menentukan Bobot, Rating, dan Skor

Setelah data dikelompok-kelompokkan dalam tabel; rating, bobot,

dan skor tertimbang dapat diperoleh dengan beberapa cara. Berikut ini

adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam menentukan rating,

bobot, dan skor rata-rata tertimbang.

(18)

variabel, dijumlahkan kemudian dibagi sesuai dengan banyaknya

reponden, untuk mendapatkan rating rata-rata. Dengan teknik ini, akan

didapat rating rata-rata untuk setiap variabel pada jenis matriks EFE,

IFE, dan CP.

Bobot dicari dengan cara meminta responden untuk mengisi kolom

tingkat kepentingan pada matriks EFE, IFE, dan CP. Tingkat

kepentingan yang didapat dari semua responden pada masing-masing

variabel, dijumlahkan kemudian dibagi sesuai dengan banyaknya

reponden, untuk mendapatkan tingkat kepentingan rata-rata. Dengan

teknik ini, akan didapat tingkat kepentingan rata-rata untuk setiap

variabel pada jenis matriks EFE, IFE, dan CP. Tingkat kepentingan

rata-rata untuk setiap variabel dalam sebuah jenis matriks, kemudian

dibagi dengan penjumlahan tingkat kepentingan rata-rata pada sebuah

jenis matriks tersebut. Dari hasil pembagian tersebut, akan didapat

bobot rata-rata untuk setiap variabel.

Untuk mendapatkan skor rata-rata tertimbang untuk setiap variabel,

kalikan rating rata-rata untuk setiap variabel dengan bobot rata-rata

untuk setiap variabel. Kemudian jumlahkan skor rata-rata tertimbang

untuk setiap variabel yang berada pada sebuah jenis matriks yang

sama, untuk mendapatkan total skor rata-rata untuk sebuah jenis

matriks. Sehingga akan didapat 3 buah total skor rata-rata untuk, yakni

(19)

b. Tahap Pencocokan

Tahap pencocokan dari kerangka perumusan strategi terdiri dari

Matriks SWOT dan Matriks IE. Alat-alat ini bergantung pada

informasi yang diperoleh dari tahap input untuk memadukan peluang

dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal.

Mencocokkan faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan

internal merupakan kunci untuk menciptakan strategi alternatif yang

masuk akal.

a) Matriks Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman (SWOT)

Matriks Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman

(Strength-Weaknesses-Opportunities-Threats – SWOT) adalah sebuah alat

pencocokan yang penting yang membantu para manajer

mengembangkan empat jenis strategi: Strategi SO

(kekuatan-peluang), Strategi WO (kelemahan-(kekuatan-peluang), Strategi ST

(kekuatan-ancaman), dan Strategi WT (kelemahan-ancaman).

Strategi SO memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk

menarik keuntungan dari peluang eksternal. Strategi WO

bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara

mengambil keuntungan dari peluang eksternal. Strategi ST

menggunakan kekuatan sebuah perusahaan untuk menghindari

atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Strategi WT

merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi

(20)

Maksud dari setiap alat pencocokan ini adalah untuk

menghasilkan strategi-strategi yang masuk akal, bukan untuk

memilih atau menentukan strategi mana yang terbaik, sehingga

tidak semua strategi dalam matriks SWOT akan dipilih untuk

diterapkan.

Berikut merupakan matriks SWOT untuk perumusan strategi:

Tabel 2.3

Matriks SWOT

Sumber: Pardede (2011: 243)

Unsur-unsur dari dalam perusahaan (Internal) Unsur-unsur

dari luar perusahaan (External)

Kekuatan-kekuatan

(S)

Kelemahan-Kelemahan

(W)

Peluang-peluang (O) A

SIASAT SO

B

SIASAT WO

Ancaman-Ancaman (T) C

SIASAT ST

D

(21)

Dalam Rangkuti (2014:199), penelitian menunjukkan bahwa kinerja

perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan

eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam

analisis SWOT. Analisis swot membandingkan antara faktor

eksternal peluang (oportunities) dan Ancaman (threats) dengan

faktor internal kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness).

- Kuadran I : ini merupakan situasi yang sangat

menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan

kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.

Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah

mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth

Oriented strategy)

- Kuadran II : Meskipun menghadapi berbagai ancaman,

perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal.

Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan

untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara

strategi diversifikasi (produk/pasar)

- Kuadran III: perusahaan menghadapi peluang pasar yang

sangat besar, tetapi di lain pihak menghadapi beberapa

kendala/kelemahan internal. Fokus strategi usaha ini adalah

meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga

(22)

- Kuadran IV: ini merupakan situasi yang sangat tidak

menguntungkan, perusahaann tersebut menghadapi berbagai

ancaman dan kelemahan internal.

Gambar 2.3 Diagram Analisis SWOT

3. mendukung strategi 1. Mendukung strategi

Turnaround agresif

4. Mendukung strategi 2. Mendukung strategi

Defensif diversifikasi

Sumber: Rangkuti (2014: 200)

BERBAGAI PELUANG

KEKUATAN INTERNAL KELEMAHAN

INTERNAL

(23)

b) Matriks IE

Matriks Internal-Eksternal (Internal-Eksternal – IE Matrix)

memosisikan berbagai divisi suatu organisasi dalam tampilan

sembilan sel seperti di tampilkan pada gambar berikut:

Tabel 2.4

Matriks Internal - Eksternal

SKOR BOBOT TOTAL IFE

Kuat 3,0-4 Sedang 2,0 – 2,99 Lemah 1,0-1,99

Sumber: David (2012: 344)

Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci yaitu: skor bobot

IFE totoal pada sumbu x dan skor bobot EFE total pada sumbu y.

Pada sumbu x dari Matriks IE, skor bobot IFE total 1,0 sampai 1,99

(24)

dianggap sedang; dan skor 3,0 sampai 4,0 adalah kuat. Serupa

dengannya pada sumbu y, skor bobot EFE total 1,0 sampai 1,99

menunjukkan posisi internal yang rendah; skor 2,0 sampai 2,99

dianggap sedang; dan skor 3,0 sampai 4,0 adalah tinggi. Matriks IE

dapat dibagi menjadi tiga bagian besar yang mempunyai implikasi

strategi yang berbeda-beda. Pertama, ketentuan untuk divisi-divisi

yang masuk dalam sel I, II, atau IV dapat digambarkan sebagai

tumbuh dan membangun (grow and build). Strategi yang intensif

(penetrsi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk)

atau integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan

integrasi horizontal) bisa menjadi bagian yang paling tepat bagi

divisi-divisi ini. Kedua, divisi-divisi yang masuk sel III, V, atau

VII dapat ditangani dengan baik melalui strategi menjaga dan

mempertahankan (hold and maintain); penetrasi pasar dan

pengembangan produk adalah dua strategi yang paling banyak

digunakan dalam jenis divisi ini. Ketiga, ketentuan umum untuk

divisi yang masuk dalam sel VI, VIII, atau IX adalah panen atau

divestasi (harvest and divest). Organisasi yang berhasil mampu

mencapai portofolio bisnis yang masuk atau berada di seputar sel I

(25)

c. Tahap Keputusan

Teknik pencocokan memaparkan berbagai alternatif strategi yang

bisa ditempuh. Banyak dari strategi ini kemungkinan akan

disusulkan oleh para manajer dan karyawan yang berpartisipasi

dalam analisis dan aktivitas pemilihan strategi.

Di luar strategi-strategi pemeringkatan untuk mendapatkan daftar

prioritas, hanya ada satu teknik analitis dalam literaur yang

dirancang untuk menentukan daya tarik relatif dari berbagai tindakan

alternatif, yaitu Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif

(Quantitative Strategic Planning Matrix – QSPM ). Berikut

merupakan tabel matriks perencanaan strategis kuantitatif (QSPM)

Tabel 2.5

Matriks QSPM

Alternatif Strategi

Faktor-faktor Utama Bobot Strategi 1

(26)

Secara konseptual, QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai

strategi yang dibangun berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting

eksternal dan internal. Daya tarik relatif dari setiap strategi di dalam

serangkaian alternatif dihitung dengan menentukan dampak kumulatif

dari setiap faktor keberhasilan penting eksternal dan internal. Berapa

pun rangkaian strategi alternatif dapat dimasukkan dalam QSPM, dan

berapa pun strategi dapat dimasukkan dalam setiap rangkaian tersebut,

tetapi hanya strategi-strategi di dalam rangkaian tertentu yang

dievaluasi relatif satu terhadap yang lain.

Kompenen-kompenen dalam QSPM adalah : Alternatif Strategi,

Faktorkunci, Bobot, Nilai Daya Tarik ( Attractiveness Score – AS ),

Total Nlai DayaTarik (Total Attractiveness Score – TAS) dan

penjumlahan Total Nilai Daya Tarik (Sum Total Attractiveness -

STAS). Dalam David (2012:352):

a. Buatlah daftar berbagai peluang/ancaman ekstrnal dan

kekuatan/kelemahan internal utama di kolom kiri QSPM.

b. Berilah bobot pada setiap faktor eksternal dan internal utama

tersebut

c. Cermatilah matriks-matriks tahap 2 pencocokan) dan

mngidentifikasi berbagai strategi alternatif yang harus

dipertimbangkan untuk diterapkan oleh organisasi

(27)

e. Hitung Total Nilai Daya Tarik (TAS)

f. Hitung penjumlahan Total Nilai Daya Tarik (STAS)

2.1.2.6 Strategi Pemasaran

Menurut Canon, dkk (2008: 40), strategi pemasaran menentukan

pasar target dan bauran pemasaran yang terkait. Strategi ini merupakan

gambaran besar mengenai yang akan dilakukan oleh suatu perusahaan di

suatu pasar. Dibutuhkan dua bagian yang saling berkaitan:

a) Pasar target, yaitu sekelompok pelanggan yang homogen yang ingin

ditarik oleh perusahaan tersebut.

b) Bauran pemasaran

Bauran pemasaran yaitu variabel-variabel yang akan diawasi yang

disusun oleh perusahaan tersebut untuk memuaskan kelompok

yang ditarget. Menurut Fuad, dkk (2006:128), Bauran pemasaran

adalah kegiatan pemasaran yang terpadu dan saling menunjang satu

sama lain. Adapun yang termasuk dalam bauran pemasaran yaitu

product, price, place dan promotion.

 Produk atau Product

Produk adalah barang atau jasa yang ditawarkan di pasar untuk

mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi

yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan. Dalam Canon,

(28)

keduanya. Hal yang paling penting untuk diingat adalah barang

atau jasa harus memuaskan kebutuhan pelanggan.

- Harga atau Price

Harga adalah sejumlah kompensasi (uang maupun barang,

kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah

kombinasi barang dan jasa. Harga yang ditetapkan harus dapat

menutup semua biaya yang telah dikeluarkan untuk produksi

ditambah besarnya persentasi laba yang diinginkan. Salah satu

prinsip dalam penentuan harga adalah penitikberatan pada

kemauan pembeli terhadap harga yang telah ditentukan

dengan jumlah yang cukup untuk menutup biaya-biaya yang

telah dikeluarkan beserta persentase laba yang diinginkan.

- Saluran Distribusi (Place)

Saluran distribusi adalah saluran yang digunakan oleh

produsen untuk menyalurkan produk sampai ke konsumen

atau berbagai aktivitas perusahaan yang mengupayakan agar

produk sampai ke tangan konsumen. Saluran distribusi

penting, karena barang yang telah dibuat dan ditentukan

harganya masih menghadapi masalah, yakni harus

disampaikan kepada konsumen.

- Promosi (promotion)

Promosi adalah bagian dari bauran pemasaran yang besar

(29)

aktif dilakukan perusahaan untuk mendorong konsumen

membeli produk yang ditawarkan. Kegiatan dalam promosi ini

pada umumnya periklanan, personal selling, promosi

penjualan, pemasaran langsung, serta hubungan masyarakat

dan publisitas.

Dalam Canon, dkk (2008:45) promosi mencakup penjualan

personal, penjualan massal, dan promosi penjualan.

1) Penjualan personal (personal selling) melibatkan

komunikasi langsung antara penjual dan calon pembeli.

Penjualan pribadi biasana dilakukan dengan pertemuan

langsung, tetapi terkadang komunikasi tersebut

berlangsung melalui telepon atau bahkan melalui

konferensi video di internet.

2) Penjualan massal (mass selling) adalah komunikasi dengan

sejumlah besar pelanggan pada waktu bersamaan.bentuk

utama penjualan massal adalah iklan dan publisitas.

3) Promosi penjualan (sales promotion) adalah aktivitas

promosi selain iklan, publisitas dan penjualan personal

yang mendorong minat, keinginan untuk mencoba, atau

pembelian oleh pelanggan atau pihak lain dalam saluran

tersebut. Kegiatan ini melibatkan penggunaan kupon,

materai print-of-purchase, sampel, tanda, kontes, katalogm

(30)

Dengan demikian Canon dkk (2008) menyimpulkan mengenai

perencanaan bauran pemasaran sebagai berikut: kita merancang

suatu produk untuk memuaskan calon pembeli. Kita merancang

suatu cara untuk meraih tempat pelanggan. Kita menggunakan

promosi untuk memberi tahu pelanggan target mengenai produk

ang telah didesain untuk mereka. Terakhir, kita menentukan suatu

harga setelah memperkirakan reaksi ang diharapkan dari

pelanggan terhadap keseluruhan penawaran dan biaa untuk

mengirimkanna kepada mereka.

2.1.3 Keunggulan Kompetitif

Menurut Kuncoro (2005) suatu perusahaan dikatakan memiliki

keunggulan kompetitif ketika perusahaan tersebut mempunyai sesuatu yang

tidak dimiliki pesaing, melakukan sesuatu lebih baik dari perusahaan lain,

atau mampu melakukan sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh

perusahaan lain. Dengan demikian, keunggulan kompetitif menjadi suatu

kebutuhan peting bagi sukses jangka panjang dan kelangsungan hidup

perusahaan. Sementara menurut Triton PB (2007), keunggulan kompetitif

yaitu keunggulan berdasarkan sifat hubungan persaingan sempurna, dengan

mendasarkan pada basis komponen dan sumber daya yang sama di antara

suatu organisasi dengan satu atau lebih organisasi lainnya.

Menurut Pardede (2011:5), keunggulan bersaing adalah keunggulan

(31)

dengan lebih baik dan lebih berhasil dibandingkan dengan

perusahaan-perusahaan lainnya pada industri yang sama. Agar dapat bertahan dalam

jangka yang panjang setiap perusahaan harus mampu memelihara

keunggulan strategiknya dan pada saat yang sama berusaha mendapatkan

keunggulan-keunggulan strategik dalam bidang lain. Dengan kata lain setiap

perusahaan harus mampu memperkuat keunggulan strategik yang ada

sekarang dan menciptakan keunggulan strategik yang lain.

Porter dalam Kotler dan Keller (2008) mengidentifikasi lima kekuatan

yang menentukan daya tarik jangka panjang intrinstik sebuah pasar atau

segmen pasar: pesaing industri (rivalitas segmen) , pendatang baru potensial

(ancaman mobilitas), produk pengganti (ancaman produk pengganti), pembeli

(kekuatan pembeli), dan pemasok (ancaman pemasok).

a. Ancaman rivalitas segmen yang intens

Sebuah segmen dianggap tidak menarik jika sudah berisi banyak pesaing

yang kuat dan agresif. Segmen dianggap lebih tidak menarik jika segmen

itu stabil atau menurun, jika kapasitas pabrik harus ditambah dalam skala

yang besar, jika biaya tetap atau penghalang untuk keluar tinggi, atau jika

harus menanggung resiko yang besar untuk tetap berada pada segmen

tersebut. Kondisi ini akan menimbulkan perang harga, perang iklan, dan

peluncuran produk baru yang cukup sering serta akan membuat segmen

(32)

b. Ancaman pendatang baru

Segmen yang paling menarik adalah segmen yang memiliki penghalang

untuk masuk yang tinggi dan penghalang untuk keluar yang rendah.

Ketika penghalang untuk masuk dan untuk keluar sama-sama tinggi,

potensi laba tinggi, tetapi perusahaan menghadapi resiko lebih besar karen

perusahaan yang berkinerja buruk tetap tinggal dan bertarung di dalamnya.

Ketika penghalang untuk masuk dan untuk keluar sama-sama rendah,

perusahaan mudah masuk dan keluar industri, dan tingkat pengembalian

stabil dan rendah. Kasus yang paling buruk adalah ketika penghalang

untuk masuk rendah dan penghalang untuk keluar tinggi. Di sini

perusahaan masuk pada masa yang bagust tetapi sulit keluar saat kondisi

sedang buruk.

c. Ancaman produk pengganti

Sebuah segmen tidak menarik apabila ada pengganti aktual atau potensial

untuk produk tersebut. Produk pengganti memaksa perusahaan untuk

memberi batasan pada harga dan laba.

d. Ancaman daya tawar pembeli yang semakin besar

Sebuah segmen tidak menarik jika pembeli memiliki daya tawar yang kuat

atau semakin besar. Daya tawar pembeli tumbuh ketika mereka menjadi

lebih terorganisir atau terkonsentrasi, ketika produk memiliki bagian yang

signifikan dari biaya pembeli, ketika produk tidak didiferensiasikan, ketika

(33)

e. Ancaman daya tawar pemasok yang semakin besar

Sebuah segmen menjadi tidak menarik jika pemasok perusahaan mampu

meningkatkan harga atau mengurangi jumlah barang yang dipasok.

Pemasok cenderung kuat ketika mereka terkonsentrasi atau terorganisasi,

ketika hanya ada sedikit pengganti, ketika produk yang dipasok

merupakan masukan penting, ketika biaya peralihan pemasok tinggi, dan

ketika pemasok dapat berintegrasi untuk turun kelas.

Sedangkan dalam Rangkuti (2001:9) mengatakan bahwa penciptaan

keuntungan bersaing memegang peran yang sangat penting bagi semua pihak,

sehingga perusahaan dapat bertahan dan berkembang.

2.1.4 Persaingan

Dalam Kotler dan Keller (2008: 15) persaingan mencakup semua

penawaran dan produk subsitusi yang ditawarkan oleh pesaing, baik yang

aktual maupun yang potensial, yang mungkin dipertimbangkan oleh seorang

pembeli.

Menurut Kuncoro (2005), persaingan adalah keadaan ketika organisasi

berperang atau berlomba untuk mencapai hasil atau tujuan yang diinginkan –

seperti konsumen, pangsa pasar, peringkat survei, atau sumber daya yang

(34)

Menurut Pardede (2011: 154), perusahaan-perusahaan disebut bersaing

apabila mereka memenuhi salah satu atau beberapa hal berikut:

a. Sejenis

Perusahaan-perusahaan disebut sejenis apabila mereka menjalankan

bidang usaha yang sama. Apabila setiap perusahaan menjalankan

lebih dari satu jenis bidang usaha, perusahaan-perusahaan tersebut

akan sejenis pada bidang usaha yang sama.

b. Membuat barang yang sejenis

Perusahaan-perusahaan yang tidak sejenis, yang membuat lebih dari

satu jenis barang, bersaing apabila di antara barang-barang mereka

buat itu ada yang sejenis.

c. Membuat barang yang memenuhi kebutuhan yang sejenis

Terdapat banyak barang yang tidak sejenis yang memenuhi

kebutuhan yang sama.

Sementara menurut Herlambang (2002:214), pasar bersaing

mempunyai karakteristik sebagai berikut:

a. Jumlah perusahaan yang memasok barang atau jasa ke pasar sangat

besar berhadapan dengan konsumen barang atau jasa yang jumlahnya

juga sangat besar.

b. Produk yang dihasilkan dan dijual oleh tiap-tiap perusahaan identik

dan standard, sehingga produk-produk itu dapat bersubsitusi secara

(35)

c. Setiap perusahaan dan konsumen mempunyai informasi yang

sempurna dan tidak ada biaya transaksi.

d. Tidak ada batasan batasan bagi perusahaan yang akan masuk ke

dalam industri atau untuk keluar dari industri.

2.2 Penelitian Terdahulu

Peneliti membutuhkan penelitian sebagai dasar pijakan terdahulu dalam

rangka penyusunan penelitian ini, untuk mengetahui hasil yang telah dilakukan

oleh peneliti terdahulu. Adapun penelitian terdahulu yan berkaitan dengan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

(36)

harga dan meningkatkan kualitas rasa, kuat produk bisnis promosi dengan

memanfaatkan fasilitas media elektronik, meningkatkan promosi langsung mendekati cara untuk memperluas suara konsumen seluruh salers

Hasil faktor internal dan eksternal dengan

menggunakan IFE dan EFE matrix menunjukkan bahwa titik IFE adalah 2,508 dan EFE titik adalah 2,698, sedangkan faktor eksternal dan internal dalam kondisi tengah. Dengan matriks IE perusahaan berada pada kuadran V, daerah

dipertahankan. Strategi yang disarankan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Itu berarti bahwa perusahaan harus tinggal dalam strategi mereka telah Amenggunakan sementara juga melakukan diversifikasi produk. Untuk meningkatkan pangsa pasar UD Maraja Mandiri harus menjaga hubungan baik dengan pemasok, dan terus

menambahkan pemasok baru. Untuk meningkatkan

perputaran modal yang pada akhirnya akan meningkatkan keuntungan, peserta harus mencoba untuk menjual tunai, atau kredit jangka pendek, seperti 1 minggu. UD Maraja Mandiri harus

(37)

sesuai dengan kebutuhan pasar dan peluang, melalui kualitas yang lebih baik pada proses produksi dan

mengembangkan rasa yang lebih seperti madu atau panas. Saat ini UD Maraja Mandiri berencana untuk modal dari investor atau lembaga pendanaan dengan

Deskriptif. Hasil penelitian dengan menggunakan analisis SWOT menunjukkan strategi

(38)

Usaha Kecil

memiliki posisi internal yang kuat, cukup merespon cara memasang papan nama ditepi jalan untuk

adalah : Pemerintah lebih terbuka dan berhubungan baik dengan pengusaha keripik

tempe (5,273), menjaga kualitas keripik tempe dan menambah pemasaran keluar daerah

(5,747), pengusaha memberikan merk untuk media promosi terutama saat keripik

tempe dibeli dan dibawa konsumen dari luar daerah (6,138).

Strategi terbaik yang dapat diterapkan dalam pemasaran keripik tempe pada

industri rumah tangga di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri berdasarkan

analisis QSPM adalah strategi III yaitu Pengusaha

(39)

Primyast 2,72; hasil analisis faktor internal diperoleh skor 2,67; hasil analisis SWOT

perusahaan berada pada sel I; dari Matriks GE berada pada sel V dan dari analisis QSPM diperoleh strategi market

Setelah melalui tahap input, tahap pencocokan dan tahap keputusan, maka strategi

Penelitian terdahulu yang penulis cantumkan di atas merupakan penelitian

terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh

penulis yaitu mencari strategi yang dapat disarankan kepada pengusaha

dalam menjalankan usahanya. Adapun manfaat dari penelitian terdahulu

ini adalah sebagai acuan atau pembanding bagi penulis dalam melakukan

penelitian serta melakukan analisis data yang telah dikumpulkan oleh

penulis. Namun terdapat beberapa perbedaan yang membedakan penelitian

(40)

analisis data. Pada penelitian ini, penulis melakukan analisis data melalui

tiga tahapan, yaitu tahap input (menggunakan matriks IFE, EFE dan CP),

tahap pencocokan (menggunakan matriks IE dan SWOT), dan tahap

keputusan (Menggunakan matriks QSP). Sementara pada penelitian

terdahulu, tidak semua peneliti melakukan ketiga tahapan tersebut,

sehingga strategi yang diperoleh juga akan berbeda-beda. Selain itu, hasil

dari penelitian yang dilakukan oleh penulis dan peneliti di penelitian

terdahulu juga akan berbeda, dimana pada penelitian ini penulis mencari

satu strategi yang paling tepat untuk diterapkan dari beberapa strategi

alternatif yang diperoleh. Sementara penelitian terdahulu, tidak semua

peneliti yang memilih satu strategi yang tepat, namun menyarankan

beberapa alternatif strategi. Selain itu, terdapat perbedaan berdasarkan

masalah penelitian yang diteliti. Masalah penelitian yang dilakukan

penulis yaitu mengkaji berbagai kekuatan, kelemahan, peluang, dan

ancaman Kacang Garing Martabe, serta strategi keunggulan apa yang

paling tepat untuk diterapkan Kacang Garing Martabe dalam menghadapi

persaingan antar kacang garing di Silangkitang – Tapanuli Utara.

Sementara masalah penelitian yang diteliti pada penelitian terdahulu

adalah sebagai berikut:

a. Penelitian yang dilakukan Sutopo (2013), masalah penelitian yang

diteliti yaitu mengenai faktor yang dapat mempengaruhi dan menjadi

unsur penyusunan strategi pemasaran usaha Snack Barokah, strategi

(41)

dalam upaya memperluas pasar, serta urutan prioritas strategi yang

dapat diterapkan dalam pemasaran produk makanan ringan Snack

Barokah dalam upaya memperluas pasar.

b. Penelitian yang dilakukan Sianturi, Syarief dan Sarma (2010),

masalah penelitian yang diteliti yaitu faktor-faktor yang

mempengaruhi pemasaran produk kacang mete pada UD. Maraja

Mandiri, dan alternatif strategi pemasaran UD. Maraja Mandiri.

c. Penelitian yang dilakukan Ezar dan Indriyani (2014), masalah

penelitian yang diteliti yaitu mengenai kondisi lingkungan internal PT.

Gading Sakti Motor, kondisi lingkungan eksternal PT. Gading Sakti

Motor, analisis SWOT pada PT. Gading Sakti Motor, dan strategi

bersaing yang sesuai untuk PT. Gading Sakti Motor.

d. Penelitian yang dilakukan Rifai (2013), masalah penelitian yang

diteliti yaitu kondisi UD. Agung Mebel selama menjalankan usaha

dengan turut berperan serta dalam pemberdayaan masyarakat sekitar,

masalah yang dihadapi UD. Agung Mebel secara internal dan

eksternal, serta strategi yang tepat dalam mengembangkan UD. Agung

Mebel agar tetap bertahan dan tetap memberikan kontribusi pada

masyarakat Kampung Ciwalen Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa

Barat.

e. Penelitian yang dilakukan Nugraha (2011), masalah penelitian yang

diteliti yaitu mengenai faktor internal dan faktor eksternal yang

(42)

di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri, alternatif strategi yang

dapat diterapkan dalam memasarkan keripik tempe pada industri

rumah tangga di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri, serta

prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam memasarkan keripik

tempe pada industri rumah tangga di Kecamatan Baturetno Kabupaten

Wonogiri.

f. Penelitian yang dilakukan Sari, Primyastanto, dan Purwanti (2003),

masalah penelitian yang diteliti yaitu mengenai sumberdaya yang ada

di perusahaan, baik sumberdaya alam dan sumberdaya manusia,

lingkungan internal dan lingkungan eksternal perusahaan,

faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal perusahaan, strategi

keunggulan bersaing yang dimiliki perusahaan sehinggabisa

meningkatkan daya saing melalui analisa terhadap kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan.

g. Penelitian yang dilakukan Eko (2014), masalah penelitian yang diteliti

yaitu mengenai kondisi lingkungan internal maupun lingkungan

eksternal Diva laundry terutama dalam menghadapi persaingan antar

jasa laundry yang semakin ketat, mengetahui faktor strategis yang

mempengaruhi persaingan Diva laundry dengan pesaingnya,

mengetahui keunggulan Diva laundry yang dapat digunakan untuk

(43)

2.3 Kerangka Penelitian

Berikut merupakan bagan kerangka teori pendekatan masalah dalam

penelitian ini:

Gambar 2.4 Kerangka Penelitian

Sumber: Data primer yang telah diolah, 2015

Analisis Lingkungan Kacang Garing Martabe

Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)

Matriks Competitive

Oprofile Matriks (CPM)

Matriks SWOT Matriks Internal –

Eksternal (IE)

Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)

Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)

Strategi Keunggulan Bersaing pada Kacang Garing Martabe dalam Mengadapi Persaingan Antar Usaha

Gambar

Gambar 2.1.
Gambar 2.2 Strategi Bersaing Generik dari Porter
Tabel 2.2 Contoh Implementasi Competitive Profile Matrix
Tabel 2.3 Matriks SWOT
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dalam tugas akhir ini penulis akan membuat sebuah aplikasi administrasi gudang dan distribusi berbasis web dengan Framework CodeIgniter untuk CV.Arinda dalam

Dana belanj a m odal sebesar Rp 110 m iliar t ersebut digunakan unt uk belanj a alat berat dan penam bahan alat unt uk proyek PT Gunung Bara Ut am a.. Peningkat an ini didukung

M engingat populasi burung kakatua di Pulau Komodo banyak ditemukan di lembah-lembah maka penting untuk melakukan penelitian seleksi habitat burung kakatua dengan variasi

Perjanjian jual-beli dapat terjadi cukup dengan kata sepakat antara para pihak yang menyelenggarakannya, tetapi agar mempunyai kekuatan hukum, harus dibuat akta jual –beli

Bagi manusia religius, alam bukan hanya sekedar “alami” seperti yang tampak, tetapi alam bagi mereka penuh dengan nilai-nilai religius.. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa

42 Lianganggang Cemerlang Kalimantan Selatan IUP_BB042_LIANGANGGANG 43 Makmur Bersama Kalimantan Selatan IUP_BB043_MAKMURBERSAMA 44 Mitra Bumi Sejahtera Kalimantan Selatan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Self Assesment System , Surat Tagihan Pajak, dan Restitusi PPN terhadap Penerimaan PPN pada KPP Pratama

Allah dengan hikmah, nasihat yang baik dan diskusi ( jadal) dengan hujah yang lebih baik mengingkari taqhut, dan mengeluarkanya dari kegelapan jahiliah kepada Islam.. Asep Muhiddin