• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Analisis Strategi Keunggulan Bersaing Kacang Garing Martabe

4.2.1 Tahap Input

4.2.1.2 Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)

Berdasarkan matriks EFE, faktor-faktor enternal Kacang Garing Martabe, adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3

Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) Kacang Garing Martabe

Faktor Kunci Eksternal Bobot Peringkat Nilai

Tertimbang

Program Kerja Peluang

Memiliki Pelanggan yang loyal

0,1 3 0,45 Menjaga hubungan

yang baik dengan pelanggan, menjaga kualitas dan pelayanan Ketersediaan bahan baku

yang cukup

0,15 3 0,3 Menjaga hubungan

yang baik dengan pemasok kacang tanah Penggunaan media sosial

untuk memperkenalkan produk ke masyarakat luas

0,1 1 0,1 Melakukan promosi

melalui media sosial Meningkatnya jumlah

mahasiswa (pendatang) di lingkungan usaha

0,05 2 0,1 Membuat persediaan

produk yang lebih banyak terutama pada hari-hari besar (libur) Produk tambahan dengan

bahan baku kacang garing

0,1 2 0,2 Membuat produk

tambahan seperti

kue-kuean dengan

menggunakan kacang garing

Layanan pembayaran menggunakan kartu kredit

0,05 2 0,1 Menyediakan layanan pembayaran dengan menggunakan kartu kredit 0,55 Total 1,25 Ancaman

Banyaknya pesaing dalam industri yang sejenis

0,15 3 0,45 Meningkatkan kualitas

produk, pelayanan dan menciptakan strategi bersaing yang tepat Tingkat daya beli

masyarakat setempat masih rendah

0,1 2 0,2 Melakukan inovasi

Pendatang Baru 0,1 2 0,2 Meningkatkan kualitas pelayanan, kualitas produk dan melakukan inovasi produk

Ketergantungan dengan pemasok kacang tanah

0,05 2 0,1 Menjaga hubungan

yang baik dengan pemasok terutama para petani kacang tanah.

Adanya produk subsitusi 0,05 2 0,1 Menjaga keaslian

kacang garing yang membedakannya

dengan produk subsitusi

0,45 Total 1,05

Sumber: Data primer yang telah diolah, 2015

Dari matriks EFE diatas diperoleh total skor 2,3 yang menunjukkan bahwa perusahaan berada di bawah rata-rata dari keseluruhan posisi strategisnya dalam usaha untuk memanfaatkan peluang-peluang yang ada dan menghindari ancaman-ancaman yang mungkin akan timbul. Atau dengan kata lain bahwa Kacang Garing Martabe secara eksternal belum merespon peluang-peluang yang ada dengan baik dan respon terhadap ancaman-ancaman yang mungkin akan dihadapi di masa yang akan datang masih lemah.

Keterangan Hasil Analisis Matriks EFE dari sisi Peluang ada 6 poin:

1. Peluang dengan score tertinggi berikutnya adalah ketersediaan bahan baku yang cukup dengan bobot 0,15 (di atas rata-rata) dan rating 3 (respon perusahaan di atas rata-rata) dengan skor 0,45. Menurut Kacang Garing Martabe, bahan baku (kacang tanah) memiliki peranan yang sangat penting dalam memproduksi kacang garing, karena tanpa

bahan baku, Kacang Garing Martabe akan kesulitan dalam melakukan persediaan kacang garing serta memenuhi permintaan konsumen. Di Silangkitang dan di daerah-daerah lain yang dekat dengan Silangkitang banyak petani yang menanam kacang tanah seperti di Kecamatan Tarutung, Kecamatan Adiankoting, Kecamatan Pahae dan dari beberapa kecamatan lagi di Tapanuli Utara. Untuk itu, Kacang Garing Martabe harus memanfaatkan peluang ini dengan menjaga hubungan yang baik dengan pemasok kacang tanah dari berbagai daerah. Mengingat bahwa kacang garing hanya dapat diproduksi dengan menggunakan kacang tanah sebagai bahan baku, oleh karena itu ketersediaan kacang tanah sangatlah penting.

2. Peluang dengan score tertinggi kedua adalah memiliki pelanggan yang loyal, bobot 0,1 (rata) dan rating 3 (respon perusahaan di atas rata-rata) dengan skor 0,3. Setiap usaha tentu menginginkan pelanggan yang loyal. Sama halnya pada Kacang Garing Martabe, pelanggan yang loyal sangat penting bagi mereka. Walaupun frekuensi pembelian kacang garing martabe tidak tinggi, namun Kacang Garing Martabe menganggap bahwa pelanggan yang loyal sangat penting. Dengan demikian, Kacang Garing Martabe harus bisa menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan, menjaga kualitas dan pelayanan sehingga pelanggan akan melakukan pembelian ulang.

3. Produk tambahan dengan bahan dasar kacang garing memiliki 0,2 dengan bobot 0,1 (rata-rata) dan rating 2 (rata-rata). Menurut Kacang

Garing Martabe, membuat produk tambahan dengan bahan dasar kacang garing memiliki tingkat kepentingan rata-rata. Namun respon Kacang Garing Martabe masih rata-rata karena Kacang Garing Martabe masih lebih fokus untuk memproduksi kacang garing, juga pihak Kacang Garing Martabe membutuhkan orang yang memiliki keahlian dalam memproduksi produk lain seperti kue kering dengan bahan dasar kacang garing.

4. Penggunaan Media Sosial untuk memperkenalkan produk ke masyarakat luas memiliki bobot 0,1 (rata-rata) dan rating 1 (dibawah rata-rata). Menurut Kacang Garing Martabe, penggunaan Media sosial untuk memperkenalkan produk ke masyarakat luas memiliki tingkat kepentingan yang rata-rata. Namun rating kacang garing martabe terhadap peluang tersebut masih dibawah rata-rata, karena Kacang Garing Martabe lebih memilih untuk meningkatkan kualitas produk dibandingkan dengan melakukan promosi melaui media sosial. Kacang Garing Martabe lebih mengutamakan kualitas produk.

5. Meningkatnya jumlah mahasiswa (pendatang) di lingkungan usaha memiliki bobot 0,05 (dibawah rata) dan rating 1 ( dibawah rata-rata). Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat kepentingan terhadap peluang tersebut masih di bawah rata-rata, karena menurut Kacang Garing Martabe, pelanggan utamanya bukanlah masyarakat setempat atau mahasiswa yang kuliah di daerah Kacang Garing Martabe beroperasi. Namun, yang menjadi pelanggan utamanya adalah

paraperantau dan orang yang melakukan perjalanan ke Tapanuli Utara dan hendak kembali ke tempat asal.

6. Layanan pembayaran menggunakan kartu kredit memiliki bobot 0,05 (dibawah rata-rata) dengan rating 1 (dibawah rata-rata). Hal tersebut menunjkkan bahwa layanan pembayaran dengan menggunakan kartu kredit memiliki tingkat kepentingan di bawah rata-rata dan rating juga di bawah rata-rata. Karena menurut Kacang Garing Martabe, sejauh ini belum ada pelanggan yang meminta untuk menyediakan layanan pembayaran dengan menggunakan kredit.

Keterangan Hasil Analisis Matriks EFE dari sisi Ancaman ada 5 poin:

1. Faktor ancaman tertinggi yaitu banyaknya pesaing dalam industri yang sejenis dengan bobot 0,15 ( di atas rata) dan rating 3 (di atas rata-rata). Ancaman paling kuat akan datang dari pesaing dalam industri yang sama, yaitu usaha yang sama-sama memproduksi kacang garing. Mengingat bahwa tingkat persaingan kacang garing di Silangkitang Tapanuuli Utara, Kacang Garing menganggap bahwa ancaman tersebut memiliki tingkat kepentingan diatas rata-rata. Oleh karena itu, untuk menghadapi persaingan tersebut Kacang Garing Martabe perlu meningkatkan kualitas produk, pelayanan dan menciptakan strategi bersaing yang tepat.

2. Faktor ancaman berikutnya adalah Tingkat daya beli masyarakat setempat masih rendah, dengan tingkat kepentingan 0,1 (rata-rata) dan

adalah masyarakat yang tidak menetap di sekitar Kacang Garing Martabe. Walaupun ada penduduk silangkitang membeli kacang garing di Kacang Garing Martabe, namun kacang garing tersebut bukanlah untuk di konsumsi di rumah, namun untuk dibawa ke kota tujuan (jika hendak bepergian) atau ingin menjamu tamu yang datang dari luar Tapanuli Utara.

Jika tingkat daya beli atau tingkat konsumsi masyarakat terhadap kacang garing sekitar secara terus menerus rendah, hal tersebut akan merugikan Kacang Garing Martabe, karena tingkat keuntungan akan berkurang. Untuk itu, Kacang Garing Martabe harus melakukan inovasi produk sehingga dapat meningkatkan tingkat konsumsi masyarakat sekitar

3. Faktor ancaman berikutnya adalah pendatang baru dengan bobot 0,1 (rata-rata) dan rating 2 (rata-rata). Walaupun Kacang Garing Martabe berpendapat bahwa pendatang baru memiliki tingkat kepentingan yang rata-rata, namun menurut Kacang Garing Martabe, dengan mempertahankan kualitas maupun keaslian kacang garing, Kacang Garing Martabe tidak perlu terlalu takut dengan pendatang baru oleh karena itu, Kacang Garing Martabe perlu meningkatkan kualitas pelayanan, kualitas produk dan melakukan inovasi produk.

4. Faktor ancaman Ketergantungan dengan pemasok kacang tanah memperoleh bobot 0,05 ( di bawah rata-rata) dan rating 2 (rata-rata). Menurut Kacang Garing Martabe tingkat kepentingan faktor ancaman

ini dibawah rata-rata, karena jika Kacang Garing Martabe memiliki hubungan yang baik dengan para petani kacang tanah (pemasok), ancaman ini bisa diatasi. Oleh karena itu Kacang Garing Martabe harus menjaga hubungan yang baik dengan pemasok terutama para petani kacang tanah.

5. Adanya produk subsitusi dengan bobot 0,05 (di bawah rata-rata) dan rating 2( rata-rata). Menurut Kacang Garing Martabe, tidak perlu takut dengan Ancaman produk subsitusi seperti Kacang Atom, Kacang dua kelinci, dan kacang lainnya,karena masing produk tersebut memiliki keistimewaan atau kekhasan tersendiri. Untuk itu, Kacang Garing Martabe harus menjaga keaslian kacang garing yang diproduksi yang membedakannya dengan produk subsitusi

Dokumen terkait