• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kacang Sihobuk Martabe (Studi Deskriptif Pengusaha Kacang Sihobuk di Desa Silangkitang Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kacang Sihobuk Martabe (Studi Deskriptif Pengusaha Kacang Sihobuk di Desa Silangkitang Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara)"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

Kacang Sihobuk Martabe

(Studi Deskriptif Pengusaha Kacang Sihobuk di Desa Silangkitang Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Sosial

Dalam Bidang Antropologi

Oleh

Feliks Yonatan Sihombing 140905074

PROGRAM STUDI ANTROPOLOGI SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2021

(2)
(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah dipertahankan oleh:

Nama : Feliks Yonatan Sihombing

Nim : 140905074

Departemen : Antropologi Sosial

Judul : Kacang Sihobuk Martabe (Studi Dekriptif Pengusaha Kacang Sihobuk Martabe di Desa Silangkitang Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara).

Pada Ujian Komprihensif yang dilaksanakan : Hari/Tanggal : Rabu, 13 Januari 2021

Pukul : 14.00-16.00 WIB Tempat : Zoom Meeting Online

Dengan Penyempurnaan/perbaikan yang telah disetujui oleh Tim penguji :

1. KetuaPenguji Dr. Irfan Simatupang, MSi. ( ) NIP. 041164 211

2. Penguji I Dra. Tjut Syahriani, M.Soc., Sc ( ) NIP. 19580108 1986032003

3. Penguji II Dra. Sabariah Bangun, M.Soc. Sc. ( ) NIP. 1957010519870322001

(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PERSYARATAN ORIGINALITAS

KACANG SIHOBUK MARTABE (Studi Dekriptif Pengusaha Kacang Sihobuk Martabe di Desa Silangkitang Kecamatan Sipoholon, Kabupaten

Tapanuli Utara)

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti lain atau tidak seperti yang saya nyatakan disini, saya bersedia di proses secara hukum dan siap menaggalkan gelar kesarjanaan saya.

Medan, 29 April 2021

Feliks Yonatan Sihombing

(5)

ABSTRAK

Feliks Yonatan Sihombing, 2020, judul skripsi :“KACANG SIHOBUK MARTABE” Studi Deskriptif Pengusaha Kacang Sihobuk Martabe di Desa Silangkitang Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara. Skripsi ini terdiri dari 5 BAB,

Tulisan ini berjudul “KACANG SIHOBUK MARTABE” Studi deskriptif pengusaha Kacang Sihobuk di Desa Silangkitang Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan porfil dari pengusaha Kacang Garing Sihobuk Martabe yang berada di Desa Silangkitang dalam mengolah usahanya termasuk memaparkan proses produksi dan proses distribusi yang di lakukan oleh pemilik usaha serta strategi yang di lakukan dalam menghadapi pedagang kacang lainnya. Secara akademis, penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan keilmuan, khususnya antropologi ekonomi.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu dengan penelitian lapangan secara langsung dan melakukan observasi, serta wawancara. Suburnya tanaman kacang tanah di daerah Tapanuli Utaramembuat banyak masyarakat yang memulai usaha dagang Kacang Sihobuk. Serta dianggap tidak merugikan karena barang dagangannya juga dapat bertahan lama sampai 2 tahun jika di simpan dengan baik seperti di dalam gudang yang tidak tembus matahari. Rasa kacang yang garing membuat banyak peminat kacang ini berasal dari berbagai tempat di tanah air.

Hasil dari penelitian ini adalah mengetahui profil ibu Nurmaya Manalu (73) sebagai pemilik usaha Martabe dan cara pengolahan kacang sihobuk yang terdiri dari penyortiran kacang tanah, merendam kacang, menjemur kacang, memasak kacang sampai ke proses pencetakan kemasan kacang. Penelitian ini juga membahas strategi yang dilakukan pengusaha seperti pemasangan iklan, membuat spanduk dan menjual dagangan secara online.

Kata kunci : KacangSihobuk, Kacang Martabe, Kacang tanah

(6)

ABSTRACT

Feliks Yonatan Sihombing, 2020, thesis title : "KACANG SIHOBUK MARTABE" A Descriptive Study of Sihobuk Martabe Beans Entrepreneurs in Silangkitang Village, Sipoholon District, North Tapanuli Regency. This thesis consists of 5 CHAPTER,

This paper is entitled "KACANG SIHOBUK MARTABE". A descriptive study of Sihobuk Beans entrepreneurs in Silangkitang Village, Sipoholon District, North Tapanuli Regency. This study aims to describe the porphyl of the Sihobuk Martabe nutmeg entrepreneurs in Silangkitang Village in processing their business, including describing the production and distribution processes carried out by the business owner and the strategies they undertake in dealing with other bean traders. Academically, this research can be useful to broaden scientific insights, especially economic anthropology.

This research was conducted using qualitative research methods, namely direct field research and observation, and interviews. The fertility of peanut plants in the North Tapanuli area has led many people to start trading businesses of Sihobuk Beans. And it is considered not to be detrimental because the merchandise can also last up to 2 years if stored properly, such as in a warehouse that is not transparent to the sun. The crunchy taste of the peanuts has made many peanut enthusiasts come from various places in Indonesia.

The result of this research is to know the profile of Nurmaya Manalu (73) as the owner of the Martabe business and the processing methods of the sihobuk which consist of sorting peanuts, soaking the peanuts, drying the peanuts, cooking the peanuts and printing the peanut packaging. This study also discusses strategies undertaken by entrepreneurs such as advertising, making banners and selling merchandise online.

Keywords: Sihobuk Nuts, Martabe Nuts, Peanuts

(7)

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji dan syukur saya sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas berkat, kasih dan anugerah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi dengan judul “KACANG SIHOBUK MARTABE” (Studi deskriptif pengusaha Kacang Sihobuk di Desa Silangkitang Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara). Penelitian ini saya lakukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai sarjana S1 Antropologi Sosial di Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua saya yaitu Dr. Hulman Sihombing dan ibu saya Dr. Betty.A.S Pakpahan S.Pak yang selalu sabar membimbing, mendidik dan memotivasi saya dalam melakukan penulisan skripsi ini. Tidak terlepas dari dukungan keluarga besar saya yang selalu memberikan semangat saat saya sedang menjalankan penelitian dan pengetikan skripsi.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si, kepada Ketua Program Studi Antropologi Sosial bapak Dr. Drs. Fikarwin Zuska M.Ant dan bapak Drs.

Agustrisno, M,SP selaku Sekertaris Program Studi Antropologi beserta dosen penguji skripsi saya yang selalu memberikan dukungan dan motivasi selama perkuliahan.

(8)

Saya juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Dra. Sabariah Bangun, M.soc. Sc selaku dosen pembimbing skripsi saya yang telah banyak memberikan ilmu waktu dan perhatian serta bimbingan kepada saya mulai dari awal bimbngan skripsi sampai pada akhiirnya skripsi ini siap dituliskan. Terima kasih juga kepada seluruh staf pengajar Departemen Antropologi FISIP USU yang telah memberikan begitu banyak ilmu pengetahuan, wawasan semasa perkuliahan saya.

Saya juga ingin menyampaikan Terima Kasih kepada Ibu Nurmaya Manalu sebagai informan kunci saya dalam melakukan penelitian lapangan, yang telah memberikan hati dan perhatian kepada saya selama saya sedang menjalankan penelitian saya. Saya mengucapkan banyak terimakasih karena mereka telah memperlakukan saya seperti anak sendiri selama penelitian.

Pada kesempatan kali ini saya juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa/i Antropologi FISIP USU angkatan 2014 atas pengalaman yang tidak terlupakan selama menjalani masa perkuliahan. Terutama kepada Yosua Marpaung yang tidak bosannya memotivasi saya dalam melakukan penulisan. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada Alfani Lingga yang selalu memberikan semangat baru kepada saya. Tidak lupa kepada Tiopan Purba dan semua kawan remaja gereja HKBP Melati resort Seksama yang selalu mendukung saya ucapkan terimakasih sebesar besarnya.

(9)

Saya yakin masih banyak hal yang kurang dalam penulisan skripsi ini.

Saya berharap kiranya akan ada saran, masukan kritik bagi skripsi ini. Sehingga tercapainya suatu tulisan yang baik dan berguna bagi pihak-pihak yang memerlukannya.

Medan, 29 April 2021 Penulis

Feliks Yonatan Sihombing

(10)

RIWAYAT HIDUP

Feliks Yonatan Sihombing, Lahir pada tanggal 17 Maret 1996 di Tarutung, Tapanuli Utara. Anak ke 2 (dua) dari 4 (empat) bersaudara dari pasangan Bapak Hulman Sihombing dan Ibu Betty Arli Sonti Pakpahan, Beragama Kristen Protestan. Menyelesaikan Pendidikan dasar di SD Negri 178492 di Permnas Pagar Beringin pada tahun 2008, Sekolah Menengah Pertama di SMP Santa Maria Tarutung pada tahun 2011 dan Sekolah Menengah Atas di SMA Methodist-1 Medan pada tahun 2014. Kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi di Universitas Sumatera Utara dengan spesifikasi Ilmu Antropologi Sosial.

Berbagai kegiatan yang dilakukan selama masa studi, antara lain

 Peserta Inisiasi Antropologi Sosial FISIP USU pada tahun 2014

 Panitia Bayangan Inisiasi Antrpologi Sosial FISIP USU pada tahun 2015

 Panitia Inisiasi Antropologi FISIP USU pada tahun 2015

 Sebagai peserta dalam Seminar “Sosialisasi Pilkada Kota Medan” pada tahun 2015

 Sebagai peserta dalam Seminar Nasional “Islam & Stigma Teroris” pada tahun 2015

 Sebgai Panitia pada “Rapat Kerja Nasional Jaringan Kekerabatan Antropologi Indosesia” pada tahun 2015

 Ikut serta mengajar Anak-anak di Desa Sei Mencirim dari FMN (Front Mahasiswa Nasional) pada tahun 2016

 Megikuti Kegiatan dan menerima Piagam Penghargaan dari MRC (Media Research Center) pada tahun 2016

 Megikuti Kegiatan dan menerima Piagam Penghargaan dari MRC (Media Research Center) pada tahun 2017

 Terpilih sebagai Ketua Penelitian FISIP saat pemilihan Gubernur FISIP pada tahun 2018

 Mengikuti Praktek Kerja Lapangan di Bank SUMUT di jalan Imam Bonjol No.18 Medan.

 Email : Felikshombing@gmail.com

(11)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasih dan sayang-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul, “KACANG SIHOBUK MARTABE” Studi deskriptif pengusaha Kacang Sihobuk di Desa Silangkitang Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara. Penelitian ini dimaksud untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana pada Departemen Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini disusun oleh penulis berdasarkan hasil observasi, dan wawancara mendalam dilapangan dengan informan yang menjadi sumber informasi pada skripsi ini. Skripsi ini berisikan mengenai profi pemilik usaha dagang Kacang Sihobuk, cara pengolahan dan interaksi yang terjadi antar pedagang. Selain itu yang menjadi fokos peneliti adalah cara pengolahan kacang hungga menjadi mata pencaharian utama masyarakat.

Pembahasan skripsi ini telah di uraikan kedalam 5 bab. Adapun penguraian pembahasan skripsi ini adalah sebagai berikut :

 Bab I skripsi inimerupakan konsep penelitian yang di terapkan dalam pengumpulan data skripsi ini.

 Bab II menjelaskan gambaran umum mengenai lokasi penilitian yang akan di teliti oleh penulis serta profil pemilik usaha Kacang Sihobuk Martabe

 Bab III disesuaikan dengan rumusan masalah yang diangkat oleh penulis, yaitu mengenai pengolahan kacang tanah hingga menjadi Kacang Sihobuk serta proses distribusi kacang tersebut, dalam hal ini penelitian di lakukan

(12)

 Bab IV Pembahasan dari rumusan masalah, membahas mengenai bagaimana strategi yang dilakukan serta cara bertahan dalam industri kacang menghadapi pedagang di kota lain

 Bab V merupakan kesimpulan yang di tarik oleh peneliti mengenai keseluruhan penelitian yang di lakukan.

Semoga hasil penelitian ini dapat berguna bagi penulis dan pembaca untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai cara pengolahan kacang Sihobuk di Desa Silangkitang Kecamatan Silangkitang Kabupaten Tapanuli Utara. Penulis menyadari adanya kekurang dalam menuliskan skripsi ini, dengan rendah hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat mengembangkan skripsi ini dari para pembacanya.

Medan, 29 April 2021 Penulis

Feliks Yonatan Sihombing

(13)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN

PERNYATAAN ORIGINALITAS... i

ABSTRAK... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iv

RIWAYAT HIDUP... vii

KATA PENGANTAR... viii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR FOTO... xiii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Tinjauan Pustaka... 4

1.3. Rumusan Masalah... 15

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 16

1.5. Lokasi Penelitian... 16

1.6. Metode Penelitian... 17

1.6.1. Pendekatan dan Jenis penelitian... 17

1.6.2. Instrumen Penelitian... 18

1.6.3. Analisis Data………... 20

1.7. Pengalaman Penelitian... 22

BAB II PENGUSAHA KACANG SIHOBUK... 24

2.1. Sejarah Industri Kacang Sihobuk ………... 24

2.2. Gambaran Wilayah Penelitian... 25

2.2.1. Kondisi Geografis dan Luas Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara... 25

2.2.2. Sektor Perekonomian... 27

2.2.3. Gambaran Wilayah Desa Silangkitang... 31

2.3. Sejarah Desa... 33

2.4. Waktu Tempuh dan Akses... 34

2.5. Keadaan Sosial Desa... 35

2.6. Deskripsi Produksi Kacang Tanah Tapanuli Utara... ……... 37

2.6. Upaya Pengembangan Pengusaha Kacang... 41

(14)

BAB III PROSES PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KACANG

SIHOBUK MARTABE... 42

3.1. Kacang Sihobuk Martabe... 42

3.1.1. Sejarah Singkat Kacang Sihobuk Martabe... 42

3.1.2. Perekrutan Tenaga Kerja……….……… 46

3.1.3. Deskripsi Tugas... 48

3.1.4. Produk... 51

3.2. Proses Produksi... 53

3.3. Proses Distribusi... 63

3.4. Interaksi Sosial... 64

3.4.1 Antar Pedagang... 65

3.4.2 Antar Pedagang dan Pembeli...…….... 66

3.4.3 Antar Pembeli...……… 66

BAB IV STRATEGI YANG DILAKUKAN PEDAGANG KACANG SIHOBUK MARTABE AGAR TETAP BERTAHAN... 68

4.1. Strategi Penjualan.………. 70

4.1.1. Periklanan... 70

4.1.2. Penambahan logo Halal Pada Kemasan……….. 71

4.1.3. Koperasi Kacang………... 72

4.2. Masalah Yang Dihadapi dalam Usaha Kacang Sihobuk... 73

4.2.1 Hal Yang Harus dilakukan Ketika Terjadi Kenaikan Harga Kacang Tanah... 73

4.4.2 Dampak dan hal yang Dilakukan Menghadapi Pedagang Di Kota Besar... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….. 77

5.1. Kesimpulan... 77

5.2. Saran... 79 DAFTAR PUSTAKA

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel I Luas Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara

menurut Kecamatan... 26 Tabel II Hasil Produksi Pertanian

Tapanuli Utara tahun 2013... 28 Tabel III Jumlah Perusahaan/ Usaha dan Tenaga Kerja

Industri Kecil menurut Kecamatan dan

Kelompok Industri... 29 Tabel IV Luas Lahan menurut Peruntukan di Desa... 32 Tabel V Komposisi Penduduk Desa Silangkitang berdasarkan

Jenis Kelamin dan Agama... 36 Tabel VI Daftar Harga Produk Utama

Kacang Garing Sihobuk... 51

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Batas-batas wilayah Kecamatan Sipoholon……….. 31 Gambar 2. Penyerahan Piagam Bintang Satu Keamanan

Pangan Oleh Badan POM... 46 Gambar 3. Perbedaan Kemasan Kacang Martabe dengan

Kemasan Pada Umumnya……… 52

Gambar 4. Persediaan Kayu Bakar... 54 Gambar 5. Penyortiran kacang yang sedang dilakukan

Pemilik usaha Martabe... 57 Gambar 6. Bak pengerendaman kacang………... 58 Gambar 7. Proses Menggongseng Kacang Sihobuk Martabe……… 60 Gambar 8. Alat Pengepresan Milik ibu Nurmaya Manalu... 63 Gambar 9. Logo Halal Pada Kemasan Kacang Martabe…………... 72

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan melewati tahap-tahap tertentu sebelum mencapai tingkat yang tertinggi. Pembangunan ekonomi juga harus ditandai dengan perubahan dalam struktur sosial dan sikap mental masyarakat. Pembangunan ekonomi juga dapat menumbuhkan kegiatan-kegiatan sektor lapangan usaha sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui usaha-usaha sektor formal maupun informal. Di Indonesia, hampir seluruh komoditas hasil pertanian dapat diolah menjadi bahan pangan, salah satunya adalah kacang tanah yang merupakan jenis tanaman pangan terpenting ketiga setelah padi dan kedelai. Kacang tanah adalah komoditas agrobisnis yang bernilai ekonomi cukup tinggi dan merupakan salah satu sumber protein (Adisarwanto, 2000).

Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah satu daerah Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara terletak di wilayah dataran tinggi Sumatera Utara, berada pada ketinggian antara 150-1700 meter di atas permukaan laut. Secara geografis letak Kabupaten Tapanuli Utara diapit atau berbatasan langsung dengan lima kabupaten yaitu, di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Labuhan Batu Utara, di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan dan di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Humbang Hasundutan dan Tapanuli Tengah.

(18)

Ternyata daratan Tapanuli Utara ini mempunyai tanah yang subur sehingga berdampak pada para petani, termasuk para petani kacang yang dapat hidup dari hasil pertanian tersebut. (https://sumut.bps.go.id/statictable/2019/11/13/1388/luas- daerah-dan-jumlah-pulau-menurut-kabupaten-kota-di-provinsi-sumatera-utara- 2018.html)

Kacang tanah merupakan tumbuhan yang dapat hidup di dalam subtropis tropis dan tropis. Indonesia sebagai Negara beriklim tropis menjadi daerah yang sangatcocok sebagai tempat tumbuh kacang tanah. Komoditas kacang tanah mengandung arti yang strategis yang menyediakan kebutuhan paling esensial bagi kehidupan sebagai bahan pangan dan sumber protein nabati yang sangat dibutuhkan. Kacang tanah banyak digunakan sebagai bahan baku olahan makanan.

Selain itu kacang tanah juga di ekspor ke luar negeri seperti ke Malaysia dan Singapura (http://bppp.kemendag.go.id). Pengembangan komoditas kacang di Indonesia sebagian besar hanya diolah sebagai bahan makanan. Sementara kacang memiliki cadangan lain yang berpotensi untuk dikembangkan tidak hanya sebagai bahan makanan. Kenyataanya, kacang tanah juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatandiantaranya membantu mengendalikan gula darah, membantu mengatasi batuempedu, membantu mengatasi depresi, meningkatkan penguatan ingatan, menurunkan kadar kolesterol, dan mengurangi resiko kanker. Selain untuk konsumsi, kacang tanah juga dapat digunakan daun untuk pakan ternak.Oleh karena itu diperlukan analisis dan pemantauan terhadap komoditas kacangtanah agar potensi yang dimanfaatkan dapat optimal.

(19)

Ada banyak jenis olahan kacang di Indonesia contohnya; direbus, digoreng maupun di gunakan menjadi bumbu masak.. Kacang Garing Sihobuk merupakan makanan khas dari masyarakat Tapanuli Utara. Nama Sihobuk diambil dari salah satu nama Desa yang ada di Tarutung. Pada tahun 1982, pernah terjadi bencana alam tanah longsor di Desa Sihobuk yang mengakibatkan porak-poranda.

Sebanyak 12 orang korban jiwa ditemukan tertimbun longsoran tanah. Setelah kejadian itu penduduk pun dipindahkan ke Perumnas Pagar Baringin, Kecamatan Sipoholon. Penduduk masyarakat Desa Sihobuk memang mayoritas petani, jika dahulu Kacang Garing Sihobuk hanyalah untuk dikonsumsi sebagai lalapan saja kini para masyarakat di Desa Sihobuk mulai memikirkan untuk mengengolanya dengan lebih serius karena memiliki nilai ekonomis.

Kacang Garing Sihobuk mempunyai peranan penting terhadap perekonomian petani setempat. Kacang tanah yang dibudidayakan oleh petani sebagai hasil pertanian dimanfaatkan oleh para pengusaha industri rumah tangga untuk dikelolah menjdi Kacang Garing Sihobuk agar nilai jual nya meningkat.

Kacang tanah yang diolah menjadi Kacang Garing Sihobuk akhirnya mempunyai nilai tambah karena masuknya beberapa unsur yaitu dalam proses pengolahan sehingga produknya semakin baik. Akan tetapi kini pemasaran Kacang Garing Sihobuk sudah banyak ditemui diluar daerah Tapanuli, hal ini menjadikan para pedagang harus berfikir mengenai strategi pemasaran agar mereka tetap dapat bertahan hidup melalui penjualan Kacang.

(20)

Di tengah persaingan yang sedang terjadi diantara para pedagang Kacang Garing Sihobuk tidak semua pengusaha yang bisa mendapat keuntungan besar dan mengembangkan usahanya dengan pesat. Walau demikian ada juga beberapa pengusaha kacang yang memiliki keuntungngan yang besar dalam usaha ini salasatunya adalah usaha dagang Kacang Sihobuk Martabe. Berbeda dengan pedagang lain disekitarnya, nama Martabe lebih terkenal bagi konsumen/pembeli dari luar daerah Tapanuli Utara maupun dari daerah itu sendiri sehingga membuat usaha dagangnya lebih laku dan berkembang.

Penulis mengangkat judul ini karena ketertarikan penulis dalam melihat perkembangan Kacang Garing Sihobuk ini yang sudah menjadi oleh-oleh khas dati Tapanuli Utara, sekaligus ingin menelusuri sendiri bagaimana sejarah kacang Sihobuk yang sudah ada sejak dahulu dan masih bisa bertahan hingga hari ini, bagaimana keluarga pengusaha kacang dalam bertahan hidup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya serta bagaimana kacang sihobuk bisa dianggap menjadi jajanan khas daerah Toba khusus nya di kota Tarutung, Tapanuli Utara.

1.2 Tinjauan Pustaka

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh pakar kesehatan dari Pennsylvania State University di Amerika Serikat dan telah dipublikasikan dalam jurnal berjudul Journal of Nutrition yang terbit pada tanggal 30 Maret 2017 lalu, diketahui bahwa konsumsi kacang tanah secara rutin ternyata mampu menurunkan resiko serangan jantung dan stroke dengan signifikan.

Dalam penelitian ini, 15 pria yang memiliki kondisi sehat namun memiliki berat badan yang gemuk dan obesitas dilibatkan. Para pria ini kemudian diminta

(21)

untuk mengkonsumsi kacang sebanyak 85 gram. Para partisipan kemudian diambil sampel darahnya untuk diteliti. Hasilnya adalah, para peserta ini mengalami penurunan kadar trigliserida, sejenis lemak yang bisa ditemukan dalam aliran darah, sebanyak 32 persen setelah mengkonsumsi kacang. Hal ini berarti, konsumsi kacang bisa membuat sel-sel yang melapisi pembuluh darah arteri menjadi lebih sehat dan kuat sehingga membuat pembuluh darah arteri pun menjadi lebih elastis.

Pakar kesehatan Penny Kris-Etherton yang terlibat dalam penelitian ini menyebutkan bahwa setiap kali kita mengkonsumsi makanan yang tidak sehat, maka pembuluh darah arteri bisa menjadi lebih kaku sehingga akhirnya membuat aliran darah menjadi tidak lancar. Saat hal ini terjadi, maka jantung akan bekerja dengan jauh lebih keras sehingga akhirnya meningkatkan resiko terkena penyakit jantung atau penyakit lainnya. Hal yang berbeda terjadi andai kita mengkonsumsi kacang tanah. Mengkonsumsi camilan sehat ini justru bisa membuat kita menurunkan resiko terkena penyakit jantung dengan lebih baik. Kacang tanah menghendaki keadaan iklim yang panas tetapi sedikit lembab, yaitu rata-rata 65 s.d 75% dan curah hujan tidak terlalu tinggi, yaitu sekitar 800 s.d 1300 mm/tahun.

Curah hujan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan penyakit yang menyerang tanaman kacang. (Sumber :https://doktersehat.com/kacang-tanah-makanan-sehat- yang-bisa-mencegah-penyakit-jantung/)

Manusia sebagai makhluk Yang berbudaya, memerlukan kebutuhan yang bersifat hayati dan manusiawi. Kebutuhan yang bersifat manusiawi adalah lebih ditujukan untuk meningkatkan martabat dan status mereka ditengah-tengah

(22)

kehidupan masyarakat. Secara sederhana Malinowski dalam Sairin (2002:1-2) menyatakan bahwa kebutuhan hidup manusia itu dapat dibagi pada tiga kategori besar yaitu:

a. Kebutuhan alamiah-biologi (manusia harus makan dan minum untuk menjaga kestabilan temperatur tubuh agar tetap berfungsi dalam hubungan harmonis secara menyeluruh dengan organ-organ tubuh lainnya).

b. Kebutuhan kejiwaan (manusia membutuhkan perasaan tenang Yang jauh dari perasaan takut, keterpencilan, gelisah, dan Iain-Iain).

c. Kebutuhan sosial (manusia membutuhkan hubungan untuk dapat melangsungkan keturunan, untuk tidak merasa dikucilkan, dapat belajar mengenai kebudayaannya, untuk dapat mempertahankan diri dari serangan musuh dan Iain-Iain).

Untuk memenuhi kebutuhannya maka manusia membutuhkan kegiatankegiatan yang menyangkut atas kebutuhan, kegiatan tersebut disebut juga sebagai kegiatan ekonomi (Putong 2002:16). Adanya kebutuhan inilah maka manusia tidak pernah terlepas dari kegiatan ekonomi. Sebagaimana yang didefinisikan Olch ahli antropologi ekonomi yang dikemukakan Oleh dalam Sairin (2002:16-17) bahwa ekonomi adalah upaya yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup di tengah lingkungan alam dan lingkungan sosialnya.

Dalam memenuhi kebutuhan hidup, manusia hendaknya bekerja yaitu melakukan suatu kegiatan. Seperti yang dikatakan Karl Marx dalam Damsar (2009:68) bahwa yang membedakan manusia dengan makhluk Iain adalah karena

(23)

hanya manusialah makhluk yang mampu melakukan kerja. Banyak pekerjaan Yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti halnya berdagang atau membuat usaha sendiri, sebagai contoh adalah menjadi pengusaha Kacang Garing Sihobuk. Dengan memulai usaha sebagai pedagang Kacang tentu terkait dengan kegiatan produksi dan pemasaran.

Membahas mengenai kegiatan produksi maka di sini peneliti paparkan terlebih dahulu pengertian produksi yang dikemukakan Oleh Damsar (2009:67) yakni:

"Kata produksi merupakan kata serapan dari bahasa Inggris, yaitu production. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata produksi yaitu hasil dan pembuatan. Pengertian produksi tersebut mencakup segala kegiatan, termasuk prosesnya, yang dapat menciptakan hasil, penghasilan dan pembuatan. Kegiatan produksi adalah suatu produk. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, produk didefinisikan sebagai:

1. Barang atau jasa yang dibuat ditambah gunanya atau nilainya dalam proses produksi dan menjadi hasil akhir dari proses produksi itu.

2. Benda atau yang bersifat kebendaan seperti barang, bahan, atau bangunan yang merupakan hasil konstruksi.

3. Hasil; hasil kerja.

Berdasarkan ketiga definisi dari produk tersebut dapat dipahami bahwa produk berkait dengan suatu proses yang disebut kerja."

Menurut Assauri (1993:11) pengertian produksi dalam ekonomi adalah merupakan kegiatan yang berhubungan dengan usaha untuk menciptakan dan menambah kegunaan atau utilitas suatu barang atau jasa. Setelah dilakukannya proses produksi maka tahap selanjutnya adalah pendistribusian. Distribusi berasal dari bahasa Inggris yaitu distribution yang berarti penyaluran, sedangkan kata dasarnya yaitudistribute, berdasarkan Kamus Inggris-Indonesia karya John M,

(24)

Echols dan Hasan Shadilly arti dari kata distribute yaitu bermakna membagikan, menyalurkan, menyebarkan, mendistribusikan, dan mengageni (Damsar, 2009:93). Kamus Besar Bahasa Indonesia menterjemahkan kata distribusi sebagai penyaluran (pembagian, pengiriman) kepada beberapa orang atau ke beberapa tempat. Jadi, berdasarkan rujukan tersebut, Damsar memahami distribusi sebagai proses penyaluran barang atau jasa kepada pihak Iain atau dapat disebut sebagai suatu kegiatan pemasaran.

Menurut Sunarto (2006:4), kegiatan pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang benilai bagi pihak lain. Agar kegiatan pemasaran berjalan dengan baik maka pengusaha maupun distributor Kacang Garing Sihobuk haruslah memiliki strategi tertentu, baik itu ketika harga kacang mengalami kenaikan maupun adanya isu pencurian nama Sihobuk yang di lakukan oleh pedagang luar daerah Tapanuli.

Sehingga hal tersebut tidak mengakibatkan menurunnya bahkan hilangnya para konsumen di daerah Tapanuli Utara.

Perbedaan strategi bisnis dengan perencanaan bisnis terletak pada kata

“keunggulan bersaing”. Tanpa pesaing, tidak diperlukan adanya strategi . Strategi merupakan alat yang digunakan oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk mencapai tujuannya. Strategi pemasaran yang berkesan adalah mengimplementasikan prinsip fokus kepada pengguna. Strategi ini sangat penting karena pengguna atau konsumen adalah nadi manajemen bisnis dan yang menentukan bertahan tidaknya suatu usaha. Strategi pemasaran tidak hanya

(25)

difokuskan terhadap sasaran konsumen saja, namun juga terhadap para pesaing yang memproduksi produk yang sama atau memiliki sasaran konsumen yang sama. (sumber : https://www.jurnal.id/id/blog/mengenal-keunggulan-kompetitif- pada-bisnis/ )

Strategi berasal dari bahasa Yunani yang berarti kepemimpinan atau ketentaraan(Dirgantoro,2001 : 5). Konotasi ini berlaku selama perang yang kemudian berkembang menjadi manajemen ketentaraan dalam rangka mengelola para tentara bagaimana melakukan mobilisasi pasukan dalam jumlah yang besar, bagaimana mengkoordinasikan komando yang jelas, dan lain sebagainya. Apabila kita translasikan definisi klasik dan tradisi ini ke dalam kompetisi bisnis di era 1990-an kita bisa mengatakan bahwa strategi adalah hal menetapkan arah kepada manajemen dalam arti orang tentang sumber daya di dalam bisnis dan tentang bagaimana mengidentifikasikan kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk memenangkan persaingan di dalam pasar. Dengan kata lain, defenisi strategi bisnis mengandung dua komponen yaitu: Future Intensions, atau tujuan jangka panjang dan competitive advantage atau keunggulan bersaing. (Crown Dirgantoro, Managemen Stratejik 2001)

Srategi dapat diartikan sebagai cara terbaik untuk mencapai sasaran atau untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Ketika suatu perusahaan ingin memenangkan persaingan pada suatu industri, satu hal yang harus diputuskan oleh perusahaan adalah strategi yang dapat diberlakukan untuk memenangkan persaingan tersebut. Lebih lanjut dikatakan bahwa strategi adalah penentuan tujuan dan sasaran jangka panjang organisasi atau perusahaan, penentuan jumlah

(26)

dan jenis kegiatan yang dibutuhkan , serta penjatahan sumberdaya untuk pencapaiannya. Strategi adalah pilihan cara terbaik untuk mencapai sasaran- sasaran strategik dan untuk melaksanakan berbagai kegiatan; atau pemilihan dari antara berbagai cara yang akan digunakan atau kegiatan yang akan dilaksanakan dalam suatu masa kegiatan yang akan datang untuk pencapaian sasaran-sasaran yang sudah ada.

Sementara menurut David (2012:18), strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang hendak dicapai. Strategi tidak hanya dibutuhkan ketika perusahaan memiliki banyak pesaing, namun strategi juga dibutuhkan meskipun perusahaan tidak atau belum memiliki pesaing atau sedang bekerja pada lingkungan yang sangat mudah.

Strategi yang dimiliki merupakan suatu proses bertahan hidup. Strategi bertahan hidup adalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan (Siregar, 2009:22). Lebih dijelaskan oleh Edi Suharno dalam Siregar (2009:24) bahwa definisi dari strategi bertahan hidup (coping strategies) adalah kemampuan seseorang dalam menerapkan seperangkat cara untuk mengatasi berbagai permasalahan yang melingkupi kehidupannya. Cara-cara tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu:

a. Strategi aktif, yaitu strategi yang mengoptimalkan segala potensi keluarga untuk (misalnya melakukan aktivitasnya sendiri, memperpanjang jam kerja, memanfaatkan sumber atau tanaman liar di lingkungan sekitar dan sebagainya)

(27)

b. Strategi pasif, yaitu mengurangi pengeluaran keluarga (misalnya pengeluaran sandang, pangan, pendidikan, dan sebagainya)

c. Strategi jaringan, misalnya menjalin relasi, baik formal maupun informal dengan lingkungan sosialnya, dan lingkungan kelembagaan (misalnya:

meminjam uang tetangga, mengutang di warung, memanfaatkan program kemiskinan, meminjam uang ke rentenir atau bank, sebagainya).

Adanya strategi tentu tidak terlepas dari pengetahuan yang diperoleh.

Berbagai pengetahuan yang dimiliki oleh para pengusaha Kacang Garing Sihobuk merupakan bagian dari kebudayaan yang mereka miliki. Manusia dan kebudayaan merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan, sementara itu pendukung kebudayaan adalah makhluk manusia itu sendiri.

Koentjaraningrat (1990:180) mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan system gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.

Pengetahuan yang diperoleh melalui proses belajar tentu terkait dengan definisi kebudayaan yang dikemukakan oleh Spradley (1997:19-20) yaitu kebudayaan sebagai sebuah sistem pengetahuan yang diperoleh manusia dengan proses belajar yang mereka gunakan untuk menginterpretasikan dunia sekeliling mereka dan sekaligus untuk menyusun strategi perilaku dalam menghadapi dunia sekeliling mereka. Dalam penelitian ini, maka pemahaman budaya atas perilaku dalam menjalankan usahanya menjadi sangatlah penting.

(28)

Kebudayaan yang dimiliki manusia tentu dapat diterapkan dalam berbagai tindakan demi keperluan hidupnya. Begitu pula dengan tindakan yang dilakukan seseorang untuk menjadi pengusaha Kacang. Seseorang menjadi pengusaha Kacang karena adanya ide ataupun gagasan dalam pikirannya, sehingga seseorang itu menjadi pengusaha Kacang. Ketika seseorang tersebut telah menjadi pengusaha Kacang maka ia pun harus memiliki ide-ide atau gagasan. Dalam hal ini, yang dimaksud yaitu gagasan atau ide yang menjadi strategi pengusaha Kacang untuk tetap mempertahankan usahanya ketika ada atau muncul hal-hal yang dapat kestabilan usahanya. Terkait dengan penelitian ini adalah ketika banyaknya pedagang kacang sihobuk yang berada di kota-kota besar yang berkembang dan rasanya juga tidak sama dengan Kacang Garing Sihobuk yang di produksi di daerah Tapanuli Utara. Gagasan yang berlangsung membentuk pola pikir seorang individu, sehingga terlihat dalam mata pencahariannya.

Kehidupan ekonomi tertanam secara mendalam pada kegiatan sosial dan ia tidak bisa dipahami terpisah dari adat, moral, dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat dimana proses ekonomi itu terjadi. Singkatnya, ia tidak bisa dipisahkan dari kebudayaan. Dalam kehidupan ekonomi yang tertanam secara mendalam pada kegiatan sosial, pastilah terjadi interaksi sosial.

Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antar orang-perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang-perorangan dengan kelompok-kelompok manusia (Soejono, 1987). Pendapat Iain menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan interaksi sosial adalah proses dimana antara individu dengan individu, individu

(29)

dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok berhubungan satu dengan yang Iain (Narwoko dan Suyanto, 2007:20).

Dalam lingkungan kerja, interaksi sosial yang terjadi adalah antara pengusaha, distributor (orang yang menjualkan hasil produksi) dan pekerja (orang yang memperoduksi). Sedangkan diluar lingkungan kerja, interaksi sosial yang terjadi adalah antara orang-orang yang berada dalam lingkungan kerja dengan masyarakat sekitar, distributor dengan konsumen dan konsumen dengan konsumen.

Diana R Sinaga, Made Antara, dan I Dewa Gede Agung (2015) membahas mengenai nilai tambah dan BEP Kacang garing Sihobuk dan menyimpulkan beberapa point sebagai berikut:

1.Proses pengolahan Kacang Sihobuk dilakukan dengan melalui lima proses, yaitu proses pemesanan bahan baku, pengolahan Kacang Sihobuk, penyortiran kacang, pengemasan produk, dan penyaluran produk.

2. Nilai tambah Kacang Sihobuk adalah sebesar Rp 6.353,94 atau 26,05 persen. Titik impas produksi untuk Kacang Sihobuk adalah sebesar 450 kemasan. Titik impas biaya untuk Kacang Sihobuk adalah sebesar Rp 11.261.534.

3. Dalam proses pengolahan Kacang Sihobuk, pengusaha mengalami kendala seperti kesulitan memperoleh kayu bakar.

Penulisan E-jurnal tersebut lebih fokus ke BEP (Break event point) sering juga disebut dengan analisis titik impas. Besar jumlah keuntungan dan biaya produksi

(30)

yang dikeluarkan oleh perusahaan ada dalam jumlah yang sama agar pengusaha tidak mengalami kerugian pada proses produksi kacangnya.

(https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1105315008-1-Halaman%20Awal.pdf) Dian Eka Sari Simbolon (2019), Membahas mengenai pengaruh biaya produksi terhadap penentuan harga jual pada industri kacang sihobuk di UD Martabe Kecamatan Sipoholon. ia mengatakan harga pokok produksi juga bermanfaat untuk mempertimbangkan penerimaan pesanan atau penolakan.Adakalanya harga jual yang dipesan oleh pemesan telah terbentuk di pasar, sehingga keputusan yang perlu dilakukan oleh manajemen adalah menerima atau menolak pesanan. Untuk memungkinkan pengambilan keputusan tersebut, manajemen memerlukan informasi total harga pokok pesanan yang akan diterima tersebut. Informasi total harga pokok pesanan memberikan dasar perlindungan bagi perusahaan agar dalam menerima pesanan perusahaan tidak mengalami kerugian. Tanpa memiliki informasi total harga pokok pesanan, perusahaan tidak memiliki jaminan apakah harga yang diminta oleh pemesan dapat mendatangkan laba bagi perusahaan. Hasil dari penelitian disimpulkan bahwa biaya produksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga jual.

Pada nyatanya jika biaya produksi meningkat maka harga jual meningkat, akan tetapi pada perusahaan tidak terlalu mengikuti hal tersebut, perusahaan menggunakan cara lain untuk mengatasi kenaikan biaya produksi.

(http://repository.uma.ac.id/handle/123456789/11490).

Liska Simamora, Thomson Sebayang, Asmi Tiurland Hutajulu(2011) , dalam E-Jurnal membahas mengenai produksi dan pendapatan usaha kacang tanah di Tapanuli Utara, penelitian bertujuan untuk mengetahui sistem usahatani kacang

(31)

tanah, tingkat produksi kacang tanah, faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat produksi dan pendapatan usahatani kacang tanah, serta layak atau tidaknya usahatani kacang tanah dikembangkan di Desa Banuaji IV, Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara. Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling dengan jumlah sampel 30 KK berasal dari 255 KK.

Adapun kesimpulan yang di peroleh yaitu :

1. Sistem usahatani kacang tanah di lokasi penelitian tidak sesuai dengan sistem usahatani yang dianjurkan.

2. Tingkat produksi kacang tanah di lokasi penelitian tergolong rendah.

3. Faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap tingkat produksi kacang tanah di daerah penelitian adalah luas lahan, pupuk Phonska, pupuk TSP dan jumlah tenaga kerja.

4. Faktor biaya produksi yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani kacang tanah adalah biaya penyusutan peralatan.

5. Usahatani kacang tanah di daerah penelitian layak untuk dilaksanakan

1.3 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang sebelumnya, maka disimpulkan beberapa rumusan masalah yang akan dikaji dan dibahas dalam beberapa pertanyaan penelitian yang akan saya lakukan, yaitu :

1. Bagaimana cara mengelola Kacang Garing Sihobuk Martabe?

2. Strategi apa yang dilakukan pengusaha Kacang Sihobuk Martabe agar tetap dapat bertahan?

(32)

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan porfil dari pengusaha Kacang Garing Sihobuk Martabe yang berada di desa Silangkitang dalam mengolah usahanya termasuk memaparkan proses produksi dan proses distribusi yang di lakukan oleh pemilik usaha serta strategi yang di lakukan dalam menghadapi pedagang kacang lainnya. Secara akademis, penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan keilmuan, khususnya antropologi ekonomi. Secara praktis, penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak terkait, seperti halnya dapat membantu Pemerintah daerah Tapanuli Utara maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam mensosialisasikan bahwa Kacang Garing Sihobuk adalah pangan yang baik untuk di konsumsi dan dapat melaju perkembangan ekonomi daerah. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam menentukan kebijaksanaannya terkait dengan industri kecil.

1.5 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Silangkitang Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara. Daerah ini menjadi lokasi penelitian karena banyak penduduk yang membuka usaha dagang kacang garing Sihobuk, tepatnya dari informasi yang saya terima dari pemerintah setempat terdapat 21 pedangang kacang garing Sihobuk yang berada di sepanjang jalan Silangkitang. Jarak dari medan ke desa silangkitang yaitu 273 Km dan dapat di tempuh menggunakan kendaraan umum seperti Koperasi Bintang Tapanuli (KBT) atau Tao Toba Indah (TTI) dengan memakan biaya Rp.75.000 untuk sekali keberangkatan dan akan

(33)

menghabiskan waktu selama 6-7 jam perjalanan. Daerah ini juga merupakan lokasi pemindahan penduduk desa Sihobuk yang disediakan oleh pemerintah setempat setelah terjadinya musibah tanah longsor di Tarutung.

1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

pendekatan kualitatif dapat diartikan sebagai pendekatan yang dapat menghasilkan data, tulisan, tingkah laku yang didapat dari apa yang diamati (Nawawi, 1994:203). Berkenaan dengan penelitian ini sebagai studi deskriptif maka penelitian ini menjelaskan dan mendeskripsikan pengusaha Kacang Garing Sihobuk dalam memproduksi dan memasarkan hasil produksi terkait dengan adanya Pedagang di kota-kota besar.

Menurut Loflan dan Lofland dalam Moleong (2006:157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumentasi dan lain-lain. Data dalam penelitian ini dikategorikan atas 2 (dua) jenis data yakni data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data utama yang diperoleh melalui observasi (pengamatan) dan interview (wawancara).

Observasi (pengamatan) merupakan salah satu metode yang digunakan dalam penelitian ini. Observasi (pengamatan) yang dilakukan adalah observasi partisipasi tetapi tidak penuh atau dapat pula disebut dengan observasi partisipasi sebagian. Observasi partisipasi tetapi tidak penuh yang dimaksud adalah selain

(34)

mengamati proses produksi dan pemasarannya, disertai pula ikut terjun langsung dalam menjual Kacang Garing Sihobuk kepada konsumen.Observasi (pengamatan) dilakukan terhadap proses produksi dan pemasaran hasilproduksi.

Setelah melakukan observasi maka hasil observasi kemudian dituangkan ke dalam catatan pengamatan lapangan. Hal tersebut dimaksudkan agar dapat memudahkan dalam mengingat kembali hasil pengamatan.

Interview (wawancara) yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam (in-depth interview) yaitu berdialog langsung (face to face) dengan pengusaha Kacang Garing Sihobuk di lokasi penelitian. Selain itu peneliti juga mewawancarai para pekerja yang ada ditempat usaha kacang Sihobuk Martabe beserta beberapa tetangga yang juga merupakan pedagang kacang Sihobuk. Wawancara mendalam dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara (interview guide). Interview guide adalah pedoman wawancara berdasarkan poin-poin penting yang ditanyakan kepada informan. Pertanyaan tersebut akan berkembang lebih luas ketika dalam proses wawancara.

1.6.2 Instrumen Penelitian

a. Alat Penelitian

Instrument penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan data yang ditemukan melalui wawancara dengan jurnal mengenai penelitian Kacang Sihobuk yang telah ada sebelumnya dan alat bantu yang digunakan dalam proses wawancara adalah smartphone sebagai alat perekam gambar dan

(35)

pengambil gambar, pulpen, pensil, pedoman wawancara dan kamera untuk dokumentasi.

b. Informan

Informan adalah orang yang memberikan informasi tentang objek penelitian. Dalam penelitian Antropologi terdapat beberapa jenis informan, yaitu informan kunci dan informan pangkal dan informan biasa. Informan kunci merupakan seseorang yang secara lengkap dan mendalam mengetahui informasi yang menjadi permasalahan dalam penelitian. Untuk itu kita perlu menetapkan informan-informan yang akan diwawancarai atau informan yang akan dijadikan informan kunci. Spradley (1977) mengatakan bahwa ada lima syarat dalam menentukan informan yaitu: (1) enkulturasi penuh, artinya mengetahui budaya miliknya dengan baik, (2) keterlibatan langsung, (3) suasana budaya yang tidak dikenal, biasanya akan semakin menerima tindak budaya sebagaimana adanya, dia tidak akan basa-basi, (4) memiliki waktu yang cukup, (5) non analitis.

Dalam hal ini saya tidak menggunakan istilah key informan dalam penelitian saya karena rumah saya tidak jauh dari lokasi yaitu usaha dagang kacang Sihobuk Martabe yang ada di desa Silangkitang kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara. Informan telah di tentukan sebelumnya demi kelengkapan data yang akan di peroleh oleh penulis. Dalam melakukan penelitian seorang peneliti juga harus bersikap ramah dan bisa membaur dengan warga setempat agar bisa mengembangkan raport terhadap masyarakat dan mendapatkan data-data yang sesuai fakta dilapangan.

(36)

Budaya sebagai fenomena yang kompleks harus di tafsirkan dan informan adalah orang yang terpilih sebagai penghubung antara antropolog dengan kelompok budaya yang dipelajari. Informan adalah orang-orang dalam latar penelitian yang di manfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Untuk informan yang dipilih pada penelitian ini merupakan pemilik usaha itu sendiri yaitu ibu Nurmaya Manalu (72) sebagi pemilik usaha Kacang Martabe beserta beberapa informan lainnya sebagai berikut Fredy Manalu (24) pekerja,Marito Panjaitan (26) pekerja, Ibu Lasma Sitohang (42) pekerja, ibu Irma Marpaung (45) pekerja, Abed Pakpahan (24) pembeli, Angel Situmeang (24) pembeli, Sihol Sihombing (58) Pengusaha Kacang sihobuk.

1.6.3. Analisis Data

Analisis data adalah suatu proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar yang mudah untuk dimengerti masalahnya.

Menurut Taylor, (1975: 79) mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada hipotesis. Jika dikaji, pada dasarnya definisi pertama lebih menitikberatkan pengorganisasian data sedangkan yang ke dua lebih menekankan maksud dan tujuan analisis data. Dengan demikian definisi tersebut dapat disintesiskan bahwa analisis data merupakan proses. mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat

(37)

ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data.

Langkah-langkah analisis data menurut Miles dan Huberman sebagaimana yang diikuti Patilima (2005:97-100), adalah sebagai berikut:

 Pengumpulan data, yaitu mengumpulkan data di lokasi penelitian dengan melakukan wawancara, observasi, serta mencatat arsip dan dokumentasi dengan menentukan strategi pengumpulan data yang dipandang tepat dan untuk menentukan fokus serta pendalaman data pada proses pengumpulan data berikutnya. Dalam skripsi ini saya lebih fokus dalam pengambilan data dari usaha dagang Kacang Sihobuk Martabe milik ibu Nurmaya Manalu

 Reduksi data, yaitu sebagai proses seleksi, pemfokusan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang ada di lapangan langsung, dan diteruskan pada waktu pengumpulan data, dengan demikian reduksi data dimulai sejak peneliti mulai memfokuskan wilayah penelitian.

 Penyajian data, yaitu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan penelitian dilakukan. Dalam penyajian data diperoleh berbagai jenis, jaringan kerja, keterkaitan kegiatan atau tabel.

 Penarikan kesimpulan, yaitu dalam pengumpulan data, peneliti harus mengerti dan tanggap terhadap sesuatu yang diteliti langsung di lapangan dengan menyusun pola-pola pengarahan dan sebab-akibat.

1.7. Pengalaman Penelitian

(38)

Penelitian ini mulai saya lakukan pada tanggal 5 Agustus 2019 sampai tanggal 30 Agustus 2019. Selama saya melaksanakan penelitian saya tinggal di rumah orang tua saya sendiri karena lokasi penelitian hayan berjarak kurang dari 3 Km dari jarak tempat tinggal saya. Dalam melakukan penelitian saya menggunakan sepedamotor untuk bepergian. Hal yang pertama saya lakukan saat hendak memulai penelitian adalah meminta izin dari kepala desa yang berada di desa silangkitang, agar dapat melaksanakan penelitian dengan tenang.

Saat hendak ke rumah narasumber saya tidak terlalu merasa kesulitan karena para narasumbersaya kenal dengan kedua orang tua saya, adanya hubungan marga dalam adat batak Toba juga dapat saya rasakan ketika hendak memperkenalkan diri menjadi lebih mudah. Pengalaman yang paling berkesan yang saya dapat rasakan saat penelitian adalah ketikak saya melakukan wawancara saya harus teelebih dahulu melakukan pendekatan emosional agar saya bisa mendapatkan informasi yang lebih akurat.

Dalam melakukan penelitian, saya di izinkan ikut serta berpartisipasi dalam setiap kegiatan pengolahan kacang mulai dari penyortiran, merendam kacang, menjemur kacang, memasak kacang sampai menjual kacang dapat saya rasakan secara langsung pada saat melakukan penelitian. Hal tersebut menunjukan telah terbangunnya hubungan emosional antara pemilik usaha dengan saya sendiri sebagai peneliti.

Adapun kendala yang saya alami ketika sedang melakukan penelitian adalah hujan. Hampir setiap hari saat saya terjun kelapangan terjadi hujan baik itu lama maupun hanya sebentar, akan tetapi hal tersebut tidak mengurungkan niat

(39)

saya untuk meneliti karena sesudah melaksanakan penelitan saya dapat merendam badan di pemandian air panas Sipoholon yang jarak tempuhnya kurang dari 3 Km dari lokasi penelitian dan hanya memakan waktu 10 menit perjalanan. Hal tersebut saya lakukan dan dapat menyegarkan kembalitubuh saya.

(40)

BAB II

PENGUSAHA KACANG SIHOBUK

2.1 Sejarah Industri Kacang Sihobuk

Industri Kacang Sihobuk pada awalnya diproduksi di kawasan Desa Sihobuk (Kecamatan Tarutung). Industri Kacang Sihobuk ini bermula dari usaha sampingan dari beberapa keluarga yang menjual kacang garing ini sebagai cemilan di acara pesta-pesta Batak di Tarutung, yang lama kelamaan berkembang menjadi jajanan yang bisa dibawa sebagai oleh-oleh khas Tarutung.

Pada tahun 1984, terjadi bencana tanah longsor di kawasan desa Sihobuk yang berada kurang dari 2 Km kota Tarutung. Kejadian ini membuat Pemerintah Daerah Tapanuli Utara mengungsikan sebagian penduduk yang terkena bencana ke kawasan Silangkitang, Kecamatan Sipoholon. Sebelum musibah tanah longor terjadi penduduk desa Sihobuk telah memulai usaha dangang kacang sihobuk karena banyak peminatnya. Pada awalnya kacang sihobuk disediakan pada saat ada acara atau pesta-pesta, mereka menyediakan kacang sebagai lalapan menunggu makanan utamanya disediakan, akan tetapi karena rasanya yang khas membuat banyak orang yang ingin memakannya untuk konsumsi sehari-hari, itu lah penyebabnya masyarakat setempat desa sihobuk mulai menjual kacang Sihobuk. Masyarakat yang dipindahkan tetap melanjutkan usahanya dengan memproduksi dan menjual kacang Sihobuk. Melihat potensi kacang Sihobuk sebagai oleh-oleh khas yang cukup diminati oleh wisatawan, penduduk lokal

(41)

mulai ikut mengusahakan produksi kacang Sihobuk. Hasilnya dapat dilihat pada saat ini, kios/outlet kacang Sihobuk banyak berjejer di sepanjang jalan lintas dan kawasan Silangkitang dikenal banyak orang sebagai sentra industri kecil Kacang Sihobuk. Produk kacang Sihobuk ini biasanya dijual langsung di kios/outlet pinggir jalan dan beberapa pengusaha juga telah berhasil menjual produknya sampai keluar daerah seperti: Medan, Sibolga, Pekanbaru, bahkan hingga ke negara Malaysia.

2.2 Gambaran Wilayah Penelitian

2.2.1 Kondisi Geografis dan Luas Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara

Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah satu daerah Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang terletak di wilayah pengembangan dataran tinggi Sumatera Utara yang berada pada ketinggian antara 150 – 1.700 meter di atas permukaan laut. Kabupaten Tapanuli Utara terletak pada 00 20’LU- 20’LU dan pada 990 15’- 990 30’BT, beriklim tropis (tropis basah) atau sekitar 170C-290C dengan rata-rata curah hujan sebesar 2352 mm dan 182 hari hujan, sehingga pada suhu ini cocok ditanami tanaman bertahun seperti padi, karet, kemenyan, kopi dan sebagainya. Sementara, untuk tanaman palawija cocok ditanami tomat, cabai merah, jagung, kacang tanah dan sebagainya (Tapanuli Utara Dalam Angka, 2014).

Secara geografis, letak Kabupaten Tapanuli Utara berbatasan dengan lima Kabupaten, yaitu :

(42)

Sebelah Utara : Kabupaten Toba Samosir Sebelah Selatan : Kabupaten Tapanuli Selatan

Sebelah Barat : Kabupaten Humbang Hasundutan dan Tapanuli Tengah.

Sebelah Timur : Kabupaten Labuhan Batu Utara

Luas Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara sekitar 3.800,31 km2 yang terdiri dari luas dataran 3.793,71 km2 \ dan luas perairan Danau Toba 6,60 km2 .

Kabupaten Tapanuli Utara terdiri dari 15 Kecamatan. Adapun nama Kecamatan beserta luas (km2 ) masing-masing Kecamatan antara lain:

Tabel I

Luas Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara menurut Kecamatan

No Kecamatan Luas (km2 )

1. Parmonangan 257,35

2. Adiankoting 502,90

3. Sipoholon 189,20

4. Tarutung 107,68

5. Siatas Barita 92,92

6. Pahae Julu 165,90

7. Pahae Jae 203,20

8. Purbatua 191,80

9. Simangumban 150,00

10. Pangaribuan 459,25

(43)

11. Garoga 567,58 12. Sipahutar/Silangkitang 408,22

13. Siborongborong 279,91

14. Pagaran 138,05

15. Muara 79,75

Jumlah 3.793,71

Sumber : Tapanuli Utara Dalam Angka, 2014

Dari 15 Kecamatan yang ada, Kecamatan yang paling luas di Kabupaten Tapanuli Utara adalah Kecamatan Garoga dengan luas wilayah 567,58 km2 dan Kecamatan dengan luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Muara dengan luas wilayah 79,75 km2.

2.2.2 Sektor-sektor Perekonomian

 Pertanian

Pada umumnya mata pencaharian penduduk Tapanuli Utara adalah bertani.

Komoditi yang diusahakan bukan hanya komoditi padi, tetapi termasuk komoditi sayur-sayuran, kacang-kacangan dan buah-buahan, walaupun komoditi yang paling banyak diusahakan adalah komoditi padi. Padi sawah sebagai komoditi pangan dengan produksi terbesar yaitu 141.033 ton dengan luas panen 24.505 ha.

Komoditi dengan produksi sayur-sayuran terbesar pada tahun 2013 adalah komoditi cabai merah dengan produksi sebesar 5.426,69 ton dengan luas panen 1.092 ha. Sedangkan buah-buahan Tapanuli Utara didominasi oleh komoditi

(44)

nenas sebagai produksi terbesar. Data hasil beberapa komodiri pertanian Kabupaten Tapanuli Utara dapat dilihat pada tabel II berikut :

Tabel II

Hasil Produksi Pertanian Tapanuli Utara tahun 2013

No Tanaman Luas Panen

(ha)

Produksi (ton)

Rata-rata

1 Padi Sawah 24.505 141.033,71 57,55

2 Padi Ladang 3.262 10.903,96 33,43

3 Jagung 4.434 21.375,74 48,21

4 Kacang Tanah 2.020 3.595,59 17,80

5 Ubi Kayu 1.833 32.476,44 177,18

6 Ubi Jalar 1.041 11.009,19 105,76

7 Cabai merah 1.092 5.426,69 49,68

8 Bawang Merah 67 449,57 49,68

10 Jeruk Keprok 350,78 5.010,24 142,83

11 Alpukat 120,00 754,55 62,88

12 Nenas 1.885,99 32.794,96 173,89

Sumber: Tapanuli Utara Dalam Angka, 2014

 Peternakan

Pada sektor peternakan, penduduk Tapanuli Utara sebagian besar memelihara ternak besar seperti kerbau, sapi, kuda, dan ternak kecil seperti kambing, domba, dan babi. Sedangkan ternak unggas terdiri dari ayam dan itik.

Selain ternak, penduduk juga sebagian besar membudidayakan ikan yaitu sebanyak 3.427 rumah tangga dengan hasil produksi 530,1 ton (Tapanuli Utara Dalam Angka, 2014).

 Perindustrian

Pemerintah Daerah Tapanuli Utara melalui Depperindag telah melakukan pembinaan secara berkesinambungan terhadap pengusaha melalui kegiatan seperti peningkatan keterampilan teknis dan desain produksi, peningkatan kemampuan

(45)

teknologi, peningkatan kemampuan manajerial usaha, peningkatan kemampuan permodalan dan peningkatan promosi industri.

Tabel III

Jumlah Perusahaan/ Usaha dan Tenaga Kerja Industri Kecil menurut Kecamatan dan Kelompok Industri

No Kecamatan Pangan Sandang dan

Kulit

Kimia dan Bahan Bangunan Unit Tenaga

Kerja

Unit Tenaga Kerja

Unit Tenaga Kerja

1. Parmonangan 6 13 17 32 6 19

2. Adiangkoting 28 49 2 2 4 15

3. Sipoholon 68 120 24 26 20 124

4. Tarutung 110 236 947 1.853 50 143

5. Siatas Barita 18 46 926 1.955 4 8

6. Pahae julu 26 41 32 32 6 17

7. Pahae Jae 47 65 7 10 3 6

8. Purbatua 10 23 3 4 1 2

9. Simangumban 13 21 6 8 21 37

10. Pangaribuan 67 122 4 4 7 26

11. Garoga 55 110 2 4 6 14

12. Sipahutar/

Silangkitang

33 57 5 7 6 14

13. Siborongborong 132 856 12 21 24 126

14. Pagaran 16 36 2 4 2 3

15. Muara 16 33 254 264 7 15

Tahun 2013 645 1.828 2.243 4.226 167 569 Sumber: Tapanuli Utara Dalam Angka, 2014

(46)

Pada tahun 2013, kelompok indusri pangan Tapanuli Utara mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 1.828 orang dengan jumlah industri pangan sebanyak 645 unit. Kelompok industri kimia dan bahan bangunan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 569 orang dengan jumlah industri sebanyak 167 unit. Sementara, kelompok industri sandang dan kulit merupakan kelompok industri yang menyerap tenaga kerja terbesar yaitu 4.226 orang dengan jumlah industri sebanyak 2.243 unit.

 Pariwisata

Tapanuli Utara merupakan salah satu daerah dengan berbagai objek wisata. Berbagai objek wisata yang biasa dikunjungi misalnya, pemandian air panas Sipoholon, panorama alam Huta Ginjang, Danau Toba, pantai Muara, air soda Tarutung dan tempat wisata rohani Salib Kasih. Objek wisata merupakan tempat yang banyak dikunjungi oleh wisatawan, baik wisatawan lokal maupun mancanegara, dan merupakan sentra pemasaran kacang Sihobuk yang sangat baik.

Misalnya pada objek wisata pemandian air panas Sipoholon, outlet kacang Sihobuk berjejer di sepanjang daerah pemandian air panas dan hampir setiap rumah mendirikan outletnya maning-masing. Pengunjung pemandian air panas yang sebagian besar merupakan traveler biasanya akan mengonsumsi kacang Sihobuk setelah mandi air hangat dan membawanya sebagai oleh-oleh.

(47)

2.2.3 Gambaran Wilayah Desa Silangkitang

Desa Silangkitang terbentuk atas 3 dusun, memiliki luas wilayah 319Ha atau 3,19 Km2, dengan perincian sebagai berikut

1. Dusun I : 3 Ha 2. Dusun II : 2,5 Ha 3. Dusun III : 2,5 Ha

Desa Silangkitang masuk dalam wilayah kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara. Berjarak kurang lebuh 4 Km dari ibukota Kecamatan, dengan batas-batas sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tapian Nauli

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Situmeang Habinsaran Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pagarsinondi Kec.Tarutung Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Pagarbatu

Gambar 1. Batas-batas wilayah Kecamatan Sipoholon

(48)

Sebagian besar lahan yang ada di Desa Silangkitang dimanfaatkan oleh penduduk untuk kegiatan perkebunan dan pemukiman. Secara rinci pemanfaatan lahan di desa Silangkitang dapat terlihat pada tabel IV berikut :

Tabel IV

Luas Lahan menurut Peruntukan di Desa

No Peruntukan Lahan Luas

(Ha/M)

Persentase (%)

1 Persawahan 480 0,40

2 Tegalan/Perladangan 160 0,13

3 Perkebunan 360 0,30

4 Perumahan/Pemukiman 8 0,01

5 Kolam/Perikanan 0 0

6 hutan 126 0,11

7 Perkantoran/ Sarana Sosial a. Kantor/ Balai desa

b. Puskesmas c. 4 Unit Gereja d. 0 unit Musholla

e. 1 Unit SDN f. 0 Unit SDS g. Lapangan Olahraga

h. Pasar Desa

i. Jalan Umum/ Jalan Dusun

3.65

1.100 m 0,09

(49)

j. Saluran Irigasi Tersier 2.000 m 0,17 Sumber: RPJM-Desa Nomor:/01/SIP/III/2016

2.3 Sejarah Desa

Pada awalnya desa Silangkitang memiliki nama asli desa Sipahutar akan tetapi saat ini masyarakat lebih mengenal desa Sipahutar dengan nama Silangkitang. Pada awalnya juga desa Sipahutar di kepalai oleh kepala negeri yang setarap dengan masa sekarang dinamai kepala desa. Silangkitang adalah suatu wilayah di kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara, desa ini dikenal karena di kelilingi sungai , dan air yang mengalir tersebutlah yang digunakan oleh penduduk sekitar untuk keperluan sehari-hari. Nama Silangkitang diambil dari kata Langkitang yang artinya siput kecil yang biasa berada di daerah yang tanahnya basah atau lembap, dan di sesa ini dahulu terdapat hewan tersebut di sepanjang sungai, olehkarena itu masyarakat lebil akrab dengan sebutan Desa Silangkitang daripada desa Sipahutar Wilayah tersebut lambat laun menjadi sebuah nama desa yang pada saat sekarang ini bernama desa Silangkitang Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara. Desa Silangkitang mulai terbentuk dimulai pada tahun 1946 melalui program pemerintah Transmigrasi Sosial dari desa Silangkitang yang pada saat itu berjumlah 86 KK dan di pimpin oleh seorang Kepala desa. Akan tetapi seiring berjalan nya waktu para penduduk kerab menamai daerah ini dengan nama Silangkitang, bahkan kebanyakan orang sekarang sudah tidak akrab lagi dengan nama Desa Silangkitang walapun dalam catatan Kepemerintahan nama desa ini tetaplah desa Silangkitang.

(50)

Industri Kacang Sihobuk awalnya diproduksi di kawasan Desa Sihobuk (Kecamatan Tarutung). Industri Kacang Sihobuk ini bermula dari usaha sampingan dari beberapa keluarga yang menjual kacang garing ini sebagai panganan di acara pesta-pesta Batak di Tarutung, dengan banyaknya peminat kacang ini. Para pedagang mulai membuka kedai de depan rumah mereka masing masing untuk menjajakan kacang Sihobuk. Pada tahun 1984, terjadi bencana tanah longsor di kawasan Sihobuk. hal ini membuat Pemerintah Daerah Tapanuli Utara memindahkan sebagian penduduk yang terkena bencana ke kawasan Silangkitang (Sipahutar), Kecamatan Sipoholon. Masyarakat yang dipindahkan tetap melanjutkan usahanya dengan memproduksi dan menjual kacang Sihobuk.

Melihat potensi kacang Sihobuk sebagai oleh-oleh khas yang cukup diminati oleh wisatawan, penduduk lokal mulai ikut mengusahakan produksi kacang Sihobuk.

Hasilnya dapat dilihat pada saat ini, kios/outlet kacang Sihobuk banyak berjejer di sepanjang jalan lintas dan kawasan Silangkitang dikenal banyak orang sebagai sentra industri kecil Kacang Sihobuk.

2.4 Waktu Tempuh dan Akses

Diera sekarang ini dimana teknologi sudah canggih, jika hendak ke suatu tempat lain yang belumpernah di kunjugi sekalipun tidaklah menjadi masalah besar lagi untuk berkunjung kemana saja. Sudah ada angkutan umum dan jika ingim bepergian menggunakan kendaraan pribadi kita bisa menggunakan layanan GPS ataupun Google Maps. Dari hasil Observasi peneliti ke lapangan menenunjukkan bahwa waktu tempuh yang di butuhkan dari daerah ibukota ke tempat penelitian memakan waktu 15 menit dengan jarak 10 Km dari kota

(51)

Tarutung jika menggunakan jasa angkutan umum maka akan menghabiskan biaya Rp.5000 untuk sekali bepergian.

Jalan raya yang sudah di aspal dengan baik juga membuat perjalanan tidak akan terasa lama di tambah pemandangan gunung, sawah dan udara yang segar membuat perjalanan terasa singkat. Tanpa prasarana jalan yang baik maka tidak akan mungkin penjualan berjalan dengan lancar. Jalan menuju ke pusat usaha dagang Kacang Sihobuk yaitu 5 Km dari pusat pemerintahan Kecamatan, 10 Km dari ibukota Kabupaten, 275 Km dari Ibukota Provinsi.

Jika hendak menuju daerah penjualan kacang kita tidak akan kesulitan menemukan pedagang karena terdapat pamplet yang bertuliskan kacang Sihobuk di sepanjang daerah silangkitang, kita bisa memilih berbelanja di sebelah kanan maupun kiri jalan lintas. Di tambah karena kacang Sihobuk sudah menjadi ciri Khas oleh-oleh dati Tapanuli Utara yang biasanya membuat banyak sekali para pengendara yang melintas menyinggahkan diri untuk membeli oleh-oleh.

2.5 Keadaan Sosial Desa

Sebuah desa terbentuk berawal dari perkumpulan beberapa komunitas keluarga yang terdiri dari beberapa individu yang memiliki keinginan untuk hidup bersama pada suatu wilayah. Wilayah mereka bermukim tersebut dapat berupa hutan dan areal lahan yang digunakan sebagai ladang dengan pola nomaden atau berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara dinyatakan bahwa jumlah penduduk yang besar dapat menjadi modal dasar yang efektif bagi pembangunan nasional bila penduduk yang besar

Gambar

Tabel II
Tabel III
Gambar 1. Batas-batas wilayah Kecamatan Sipoholon
Tabel IV
+2

Referensi

Dokumen terkait

Metode analisis yang digunakan untuk menjelaskan sistem usahatani kacang tanah di daerah penelitian adalah membandingkan sistem usahatani kacang tanah di lokasi penelitian

Khaterina Jonggie Lumban Tobing : Prospek Pengembangan Industri Kecil Kacang Garing dalam Meningkatkan Pendapatan dan..., 2001... Khaterina Jonggie Lumban Tobing : Prospek

Hasil penelitian menunjukkan sistem usahatani kacang tanah belum sesuai dengan sistem usahatani anjuran, tingkat produksi kacang tanah tergolong rendah,

Kendala±kendala yang dihadapi UD Sari Murni dalam memproduksi kacang garing pada aspek teknis yaitu kesulitan bahan baku di musim - musim tertentu, kekurangan tenaga kerja

Dari definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa pengembangan produk dilakukan sebagai langkah strategis untuk membuat produk baru dengan sasaran pasar yang baru untuk mengejar

Dengan melihat luasan lahan dan jumlah tenaga kerja yang tersedia dalam keluarga petani di desa penelitian, dapat disimpulkan bahwa potensi sumber daya fisik khususnya lahan

Pelaksanaan secara daring dilakukan dengan cara membuat video edukasi tentang pengolahan kacang mete menjadi susu kacang mete bagi ibu menyusui, dan pelaksanaan secara luring dilakukan

3.4 Metode Analisis Data Untuk menyelesaikan masalah 1, pendapatan usahatani kacang tanah digunakan metode deskriptif dengan tahapan sebagai berikut : Untuk menghitung total biaya TC