• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.7. Pengalaman Penelitian

Penelitian ini mulai saya lakukan pada tanggal 5 Agustus 2019 sampai tanggal 30 Agustus 2019. Selama saya melaksanakan penelitian saya tinggal di rumah orang tua saya sendiri karena lokasi penelitian hayan berjarak kurang dari 3 Km dari jarak tempat tinggal saya. Dalam melakukan penelitian saya menggunakan sepedamotor untuk bepergian. Hal yang pertama saya lakukan saat hendak memulai penelitian adalah meminta izin dari kepala desa yang berada di desa silangkitang, agar dapat melaksanakan penelitian dengan tenang.

Saat hendak ke rumah narasumber saya tidak terlalu merasa kesulitan karena para narasumbersaya kenal dengan kedua orang tua saya, adanya hubungan marga dalam adat batak Toba juga dapat saya rasakan ketika hendak memperkenalkan diri menjadi lebih mudah. Pengalaman yang paling berkesan yang saya dapat rasakan saat penelitian adalah ketikak saya melakukan wawancara saya harus teelebih dahulu melakukan pendekatan emosional agar saya bisa mendapatkan informasi yang lebih akurat.

Dalam melakukan penelitian, saya di izinkan ikut serta berpartisipasi dalam setiap kegiatan pengolahan kacang mulai dari penyortiran, merendam kacang, menjemur kacang, memasak kacang sampai menjual kacang dapat saya rasakan secara langsung pada saat melakukan penelitian. Hal tersebut menunjukan telah terbangunnya hubungan emosional antara pemilik usaha dengan saya sendiri sebagai peneliti.

Adapun kendala yang saya alami ketika sedang melakukan penelitian adalah hujan. Hampir setiap hari saat saya terjun kelapangan terjadi hujan baik itu lama maupun hanya sebentar, akan tetapi hal tersebut tidak mengurungkan niat

saya untuk meneliti karena sesudah melaksanakan penelitan saya dapat merendam badan di pemandian air panas Sipoholon yang jarak tempuhnya kurang dari 3 Km dari lokasi penelitian dan hanya memakan waktu 10 menit perjalanan. Hal tersebut saya lakukan dan dapat menyegarkan kembalitubuh saya.

BAB II

PENGUSAHA KACANG SIHOBUK

2.1 Sejarah Industri Kacang Sihobuk

Industri Kacang Sihobuk pada awalnya diproduksi di kawasan Desa Sihobuk (Kecamatan Tarutung). Industri Kacang Sihobuk ini bermula dari usaha sampingan dari beberapa keluarga yang menjual kacang garing ini sebagai cemilan di acara pesta-pesta Batak di Tarutung, yang lama kelamaan berkembang menjadi jajanan yang bisa dibawa sebagai oleh-oleh khas Tarutung.

Pada tahun 1984, terjadi bencana tanah longsor di kawasan desa Sihobuk yang berada kurang dari 2 Km kota Tarutung. Kejadian ini membuat Pemerintah Daerah Tapanuli Utara mengungsikan sebagian penduduk yang terkena bencana ke kawasan Silangkitang, Kecamatan Sipoholon. Sebelum musibah tanah longor terjadi penduduk desa Sihobuk telah memulai usaha dangang kacang sihobuk karena banyak peminatnya. Pada awalnya kacang sihobuk disediakan pada saat ada acara atau pesta-pesta, mereka menyediakan kacang sebagai lalapan menunggu makanan utamanya disediakan, akan tetapi karena rasanya yang khas membuat banyak orang yang ingin memakannya untuk konsumsi sehari-hari, itu lah penyebabnya masyarakat setempat desa sihobuk mulai menjual kacang Sihobuk. Masyarakat yang dipindahkan tetap melanjutkan usahanya dengan memproduksi dan menjual kacang Sihobuk. Melihat potensi kacang Sihobuk sebagai oleh-oleh khas yang cukup diminati oleh wisatawan, penduduk lokal

mulai ikut mengusahakan produksi kacang Sihobuk. Hasilnya dapat dilihat pada saat ini, kios/outlet kacang Sihobuk banyak berjejer di sepanjang jalan lintas dan kawasan Silangkitang dikenal banyak orang sebagai sentra industri kecil Kacang Sihobuk. Produk kacang Sihobuk ini biasanya dijual langsung di kios/outlet pinggir jalan dan beberapa pengusaha juga telah berhasil menjual produknya sampai keluar daerah seperti: Medan, Sibolga, Pekanbaru, bahkan hingga ke negara Malaysia.

2.2 Gambaran Wilayah Penelitian

2.2.1 Kondisi Geografis dan Luas Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara

Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah satu daerah Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang terletak di wilayah pengembangan dataran tinggi Sumatera Utara yang berada pada ketinggian antara 150 – 1.700 meter di atas permukaan laut. Kabupaten Tapanuli Utara terletak pada 00 20’LU- 20’LU dan pada 990 15’- 990 30’BT, beriklim tropis (tropis basah) atau sekitar 170C-290C dengan rata-rata curah hujan sebesar 2352 mm dan 182 hari hujan, sehingga pada suhu ini cocok ditanami tanaman bertahun seperti padi, karet, kemenyan, kopi dan sebagainya. Sementara, untuk tanaman palawija cocok ditanami tomat, cabai merah, jagung, kacang tanah dan sebagainya (Tapanuli Utara Dalam Angka, 2014).

Secara geografis, letak Kabupaten Tapanuli Utara berbatasan dengan lima Kabupaten, yaitu :

Sebelah Utara : Kabupaten Toba Samosir Sebelah Selatan : Kabupaten Tapanuli Selatan

Sebelah Barat : Kabupaten Humbang Hasundutan dan Tapanuli Tengah.

Sebelah Timur : Kabupaten Labuhan Batu Utara

Luas Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara sekitar 3.800,31 km2 yang terdiri dari luas dataran 3.793,71 km2 \ dan luas perairan Danau Toba 6,60 km2 .

Kabupaten Tapanuli Utara terdiri dari 15 Kecamatan. Adapun nama Kecamatan beserta luas (km2 ) masing-masing Kecamatan antara lain:

Tabel I

Luas Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara menurut Kecamatan

No Kecamatan Luas (km2 )

1. Parmonangan 257,35

2. Adiankoting 502,90

3. Sipoholon 189,20

4. Tarutung 107,68

5. Siatas Barita 92,92

6. Pahae Julu 165,90

7. Pahae Jae 203,20

8. Purbatua 191,80

9. Simangumban 150,00

10. Pangaribuan 459,25

11. Garoga 567,58 12. Sipahutar/Silangkitang 408,22

13. Siborongborong 279,91

14. Pagaran 138,05

15. Muara 79,75

Jumlah 3.793,71

Sumber : Tapanuli Utara Dalam Angka, 2014

Dari 15 Kecamatan yang ada, Kecamatan yang paling luas di Kabupaten Tapanuli Utara adalah Kecamatan Garoga dengan luas wilayah 567,58 km2 dan Kecamatan dengan luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Muara dengan luas wilayah 79,75 km2.

2.2.2 Sektor-sektor Perekonomian

 Pertanian

Pada umumnya mata pencaharian penduduk Tapanuli Utara adalah bertani.

Komoditi yang diusahakan bukan hanya komoditi padi, tetapi termasuk komoditi sayur-sayuran, kacang-kacangan dan buah-buahan, walaupun komoditi yang paling banyak diusahakan adalah komoditi padi. Padi sawah sebagai komoditi pangan dengan produksi terbesar yaitu 141.033 ton dengan luas panen 24.505 ha.

Komoditi dengan produksi sayur-sayuran terbesar pada tahun 2013 adalah komoditi cabai merah dengan produksi sebesar 5.426,69 ton dengan luas panen 1.092 ha. Sedangkan buah-buahan Tapanuli Utara didominasi oleh komoditi

nenas sebagai produksi terbesar. Data hasil beberapa komodiri pertanian Kabupaten Tapanuli Utara dapat dilihat pada tabel II berikut :

Tabel II

Hasil Produksi Pertanian Tapanuli Utara tahun 2013

No Tanaman Luas Panen

Sumber: Tapanuli Utara Dalam Angka, 2014

 Peternakan

Pada sektor peternakan, penduduk Tapanuli Utara sebagian besar memelihara ternak besar seperti kerbau, sapi, kuda, dan ternak kecil seperti kambing, domba, dan babi. Sedangkan ternak unggas terdiri dari ayam dan itik.

Selain ternak, penduduk juga sebagian besar membudidayakan ikan yaitu sebanyak 3.427 rumah tangga dengan hasil produksi 530,1 ton (Tapanuli Utara Dalam Angka, 2014).

 Perindustrian

Pemerintah Daerah Tapanuli Utara melalui Depperindag telah melakukan pembinaan secara berkesinambungan terhadap pengusaha melalui kegiatan seperti peningkatan keterampilan teknis dan desain produksi, peningkatan kemampuan

teknologi, peningkatan kemampuan manajerial usaha, peningkatan kemampuan permodalan dan peningkatan promosi industri.

Tabel III

Jumlah Perusahaan/ Usaha dan Tenaga Kerja Industri Kecil menurut Kecamatan dan Kelompok Industri

No Kecamatan Pangan Sandang dan

Kulit Sumber: Tapanuli Utara Dalam Angka, 2014

Pada tahun 2013, kelompok indusri pangan Tapanuli Utara mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 1.828 orang dengan jumlah industri pangan sebanyak 645 unit. Kelompok industri kimia dan bahan bangunan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 569 orang dengan jumlah industri sebanyak 167 unit. Sementara, kelompok industri sandang dan kulit merupakan kelompok industri yang menyerap tenaga kerja terbesar yaitu 4.226 orang dengan jumlah industri sebanyak 2.243 unit.

 Pariwisata

Tapanuli Utara merupakan salah satu daerah dengan berbagai objek wisata. Berbagai objek wisata yang biasa dikunjungi misalnya, pemandian air panas Sipoholon, panorama alam Huta Ginjang, Danau Toba, pantai Muara, air soda Tarutung dan tempat wisata rohani Salib Kasih. Objek wisata merupakan tempat yang banyak dikunjungi oleh wisatawan, baik wisatawan lokal maupun mancanegara, dan merupakan sentra pemasaran kacang Sihobuk yang sangat baik.

Misalnya pada objek wisata pemandian air panas Sipoholon, outlet kacang Sihobuk berjejer di sepanjang daerah pemandian air panas dan hampir setiap rumah mendirikan outletnya maning-masing. Pengunjung pemandian air panas yang sebagian besar merupakan traveler biasanya akan mengonsumsi kacang Sihobuk setelah mandi air hangat dan membawanya sebagai oleh-oleh.

2.2.3 Gambaran Wilayah Desa Silangkitang

Desa Silangkitang terbentuk atas 3 dusun, memiliki luas wilayah 319Ha atau 3,19 Km2, dengan perincian sebagai berikut

1. Dusun I : 3 Ha 2. Dusun II : 2,5 Ha 3. Dusun III : 2,5 Ha

Desa Silangkitang masuk dalam wilayah kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara. Berjarak kurang lebuh 4 Km dari ibukota Kecamatan, dengan batas-batas sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tapian Nauli

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Situmeang Habinsaran Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pagarsinondi Kec.Tarutung Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Pagarbatu

Gambar 1. Batas-batas wilayah Kecamatan Sipoholon

Sebagian besar lahan yang ada di Desa Silangkitang dimanfaatkan oleh penduduk untuk kegiatan perkebunan dan pemukiman. Secara rinci pemanfaatan lahan di desa Silangkitang dapat terlihat pada tabel IV berikut :

Tabel IV

Luas Lahan menurut Peruntukan di Desa

No Peruntukan Lahan Luas

(Ha/M)

Persentase (%)

1 Persawahan 480 0,40

2 Tegalan/Perladangan 160 0,13

3 Perkebunan 360 0,30

j. Saluran Irigasi Tersier 2.000 m 0,17 Sumber: RPJM-Desa Nomor:/01/SIP/III/2016

2.3 Sejarah Desa

Pada awalnya desa Silangkitang memiliki nama asli desa Sipahutar akan tetapi saat ini masyarakat lebih mengenal desa Sipahutar dengan nama Silangkitang. Pada awalnya juga desa Sipahutar di kepalai oleh kepala negeri yang setarap dengan masa sekarang dinamai kepala desa. Silangkitang adalah suatu wilayah di kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara, desa ini dikenal karena di kelilingi sungai , dan air yang mengalir tersebutlah yang digunakan oleh penduduk sekitar untuk keperluan sehari-hari. Nama Silangkitang diambil dari kata Langkitang yang artinya siput kecil yang biasa berada di daerah yang tanahnya basah atau lembap, dan di sesa ini dahulu terdapat hewan tersebut di sepanjang sungai, olehkarena itu masyarakat lebil akrab dengan sebutan Desa Silangkitang daripada desa Sipahutar Wilayah tersebut lambat laun menjadi sebuah nama desa yang pada saat sekarang ini bernama desa Silangkitang Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara. Desa Silangkitang mulai terbentuk dimulai pada tahun 1946 melalui program pemerintah Transmigrasi Sosial dari desa Silangkitang yang pada saat itu berjumlah 86 KK dan di pimpin oleh seorang Kepala desa. Akan tetapi seiring berjalan nya waktu para penduduk kerab menamai daerah ini dengan nama Silangkitang, bahkan kebanyakan orang sekarang sudah tidak akrab lagi dengan nama Desa Silangkitang walapun dalam catatan Kepemerintahan nama desa ini tetaplah desa Silangkitang.

Industri Kacang Sihobuk awalnya diproduksi di kawasan Desa Sihobuk (Kecamatan Tarutung). Industri Kacang Sihobuk ini bermula dari usaha sampingan dari beberapa keluarga yang menjual kacang garing ini sebagai panganan di acara pesta-pesta Batak di Tarutung, dengan banyaknya peminat kacang ini. Para pedagang mulai membuka kedai de depan rumah mereka masing masing untuk menjajakan kacang Sihobuk. Pada tahun 1984, terjadi bencana tanah longsor di kawasan Sihobuk. hal ini membuat Pemerintah Daerah Tapanuli Utara memindahkan sebagian penduduk yang terkena bencana ke kawasan Silangkitang (Sipahutar), Kecamatan Sipoholon. Masyarakat yang dipindahkan tetap melanjutkan usahanya dengan memproduksi dan menjual kacang Sihobuk.

Melihat potensi kacang Sihobuk sebagai oleh-oleh khas yang cukup diminati oleh wisatawan, penduduk lokal mulai ikut mengusahakan produksi kacang Sihobuk.

Hasilnya dapat dilihat pada saat ini, kios/outlet kacang Sihobuk banyak berjejer di sepanjang jalan lintas dan kawasan Silangkitang dikenal banyak orang sebagai sentra industri kecil Kacang Sihobuk.

2.4 Waktu Tempuh dan Akses

Diera sekarang ini dimana teknologi sudah canggih, jika hendak ke suatu tempat lain yang belumpernah di kunjugi sekalipun tidaklah menjadi masalah besar lagi untuk berkunjung kemana saja. Sudah ada angkutan umum dan jika ingim bepergian menggunakan kendaraan pribadi kita bisa menggunakan layanan GPS ataupun Google Maps. Dari hasil Observasi peneliti ke lapangan menenunjukkan bahwa waktu tempuh yang di butuhkan dari daerah ibukota ke tempat penelitian memakan waktu 15 menit dengan jarak 10 Km dari kota

Tarutung jika menggunakan jasa angkutan umum maka akan menghabiskan biaya Rp.5000 untuk sekali bepergian.

Jalan raya yang sudah di aspal dengan baik juga membuat perjalanan tidak akan terasa lama di tambah pemandangan gunung, sawah dan udara yang segar membuat perjalanan terasa singkat. Tanpa prasarana jalan yang baik maka tidak akan mungkin penjualan berjalan dengan lancar. Jalan menuju ke pusat usaha dagang Kacang Sihobuk yaitu 5 Km dari pusat pemerintahan Kecamatan, 10 Km dari ibukota Kabupaten, 275 Km dari Ibukota Provinsi.

Jika hendak menuju daerah penjualan kacang kita tidak akan kesulitan menemukan pedagang karena terdapat pamplet yang bertuliskan kacang Sihobuk di sepanjang daerah silangkitang, kita bisa memilih berbelanja di sebelah kanan maupun kiri jalan lintas. Di tambah karena kacang Sihobuk sudah menjadi ciri Khas oleh-oleh dati Tapanuli Utara yang biasanya membuat banyak sekali para pengendara yang melintas menyinggahkan diri untuk membeli oleh-oleh.

2.5 Keadaan Sosial Desa

Sebuah desa terbentuk berawal dari perkumpulan beberapa komunitas keluarga yang terdiri dari beberapa individu yang memiliki keinginan untuk hidup bersama pada suatu wilayah. Wilayah mereka bermukim tersebut dapat berupa hutan dan areal lahan yang digunakan sebagai ladang dengan pola nomaden atau berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara dinyatakan bahwa jumlah penduduk yang besar dapat menjadi modal dasar yang efektif bagi pembangunan nasional bila penduduk yang besar

tersebut berkualitas baik. Akan tetapi, dengan pertambahan penduduk yang pesat tidaklah mudah untuk mengendalikannya dan sulit untuk meningkatkan mutu kehidupan dan kesejahteraan secara layak dan merata.Sedangkan penduduk Desa Silangkitang berasala dari bernagai daerah yang berbeda-beda, seperti dari Siborong-borong, Pahae, dan Tarutung. Mayoritas punduduk yang paling dominan berasal dari etnik Batak sehingga tradisi-tradisi musyawarah untuk mufakat, gotong royong dan kearifan lokal yang Iain sudah dilakukan oleh masyarakat sejak adanya Desa Silangkitang dan hal tersebut secara efektif dapat menghindari adanya benturan-benturan antar kelompok masyarakat.

Berikut jumlah penduduk Desa Silangkitang terdiri dalam 3 ( tiga ) dusun, dengan rincian sebagai berikut :

Jumlah Penduduk : Dusun I : 203 Orang Dusun II : 201 Orang Dusun III : 129 Orang

Berikut adalah tabel yang menujukkan komposisi penduduk Desa Silangkitang berdasarkan Jenis Kelamin dan agamanya.

Tabel V

Komposisi Penduduk Desa Silangkitang berdasarkan Jenis Kelamin dan Agama

2. Dusun II 107 94 201 201

3. Dusun III 64 65 129 129

JUMLAH 280 253 533 533

2.6 Deskripsi Produksi Kacang Tanah di Desa Silangkitang

Pola penanaman kacang tanah di Desa Silangkitang sebagian besar dilakukan dengan pola tumpang sari. Biasanya penanaman kacang tanah akan di tumpang sarikan dengan komoditi cabai merah, cabai rawit dan jagung. Lahan yang digunakan umumnya adalah lahan bekas penanaman padi. Sehingga, sebelum melakukan penanaman kacang tanah, petani harus melakukan penggemburan tanah dan membersihkan lahan dari sisa-sisa jerami padi.

Kegiatan usahatani kacang tanah di desa Silangkitang terdiri dari a. Pengolahan Lahan

Pengolahan lahan dilakukan dengan menggunakan cangkul. Pengolahan lahan meliputi kegiatan membersihkan gulma serta sisa tanaman seperti sisa-sisa jerami padi maupun rumput liar,proses ini di lakukan dengan menggemburkan tanah sehingga sesuai dengan kondisi yang diperlukan oleh perakaran kacang tanah yaitu tanah yang gembur. Adapun tahap kegiatan pengolahan lahan untuk penanaman kacang tanah di lokasi penelitian adalah mencangkul, kemudian pembabatan, penggemburan tanah atau penggaruan lahan dan sebagian melakukan pembentukan bedengan.

Bedengan adalah tempat tumbuhnya tanaman budidaya dengan cara meninggikan tanah dan memberikan perlakuan khusus dengan menambahkan pupuk dasar berupa pupuk organik, pupuk kandang atau kompos. Untuk menanam kacang biasanya digunakan kompos agar tidak merusak tanah dan dipercaya hasil panennya juga lebih banyak. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh petani kacang dan dibantu oleh keluarganya seperti suami, istri, dan anaknya sendiri.

b. Penanaman

Pada umumnya para petani kacang tidak membeli bibit kacang tanah karena setiap hasil panen mereka selalu menyisihkan antara kacang untuk di jual dan kacang yang akan di jadikan sebagai bibit kacang yang akan mereka tanam kembali. Adapun petani yang hendak memulai menanam kacang tanah mereka tinggal meminta bibit dari petani kacang lainnya dan tidak ada harga yang di tentukan untuk transaksi ini merekan hanya akan memberikan uang semampu mereka dan lebih ke arah kekeluargaan.

Petani di lokasi penelitian melakukan penanaman dengan cara memasukkan 1 biji kacang tanah ke dalam tanah. Jarak tanam kacang tanah tidak terlalu diperhatikan, karena petani bisa memperkirakan jarak yang terbaik untuk jarak tanam kacang tanah. Pada umumnya jarak tanam kacang tanah di lokasi penelitian sekitar 10 – 15 cm antara bibit.

c. Pemupukan

Budidaya tanaman kacang tanah di lokasi penelitian masih tergolong sangat sederhana, dilihat dari kebiasaan petani yang pada umumnya tidak

melakukan pemupukan dasar. Hal tersebut karena lahan tergolong subur dan jumlah modal petani terbatas. Kegiatan pemupukan dilakukan setelah tanaman kacang tanah berumur 3 minggu atau 1 bulan, dan kegiatanpemupukan hanya dilakukan sekali saja untuk satu musim tanam.

d. Penyiangan

Kegiatan penyiangan dilakukan petani sebelum bunga kacang tanah mekar, hal ini bertujuan untuk menghindari rusaknya bunga kacang tanah.

Kegiatan ini dilakuakan dengan cara melonggarkan tanah sekitar gulma dengan mennggunakan cangkul, lalu mencabut dengan tangan. Penyiangan dilakukan sesuai dengan kondisi banyak tidaknya gulma di areal usahatani kacang tanah.

Umumnya penyiangan hanya sekali sampai dua kali dalam satu kali musim tanam.

e. Pemberantasan Hama dan Penyakit

Petani di lokasi penelitian tidak ada yang menggunakan zat-zat kimia untuk memberantas hama dan penyakit kacang tanah, karena yang menjadi musuh utama dalam membudidayakan kacang tanah di lokasi penelitian adalah hama tikus dan juga kera sehingga untuk mengatasi tikus petani cukup dengan membersihkan gulma di sekitar kacang tanah sementara untuk mengatasi kera, petani menghidupkan obor di sekitar lahan.

Petani tidak mau mengusi tikus dengan memberi racun tikus karena dianggap akan merusak tanah dan jika tikus mati juga akan membuat petani kewalahan untuk mencari bangkainya karena aromanya tidak baik untuk

kesehatan, dengan katalain petani kacang akan semakin repot. Oleh karena itu petani lebih memilih untuk lebih sering membersihkan gulma di sekitar kacang.

f. Panen

Pemanenan kacang tanah dilakukan setelah kacang tanah berusia 3 sampai 4 bulan. Adapun ciri-ciri kacang tanah yang siap dipanen adalah daun tanaman kacang tanah sudah hampir kering dan luruh, dan usia kacang tanah juga menjadi petunjuk utama bagi petani untuk memanen kacang tanah. Bibit yang dipakai petani di lokasi penelitian adalah bibit varietas lokal yang memiliki usia panen 3,5 – 4 bulan. Untuk kegiatan panen biasanya dilakukan oleh keluarga petani itu sendiri. Untuk waktu pemanenan kacang tanah haya dibutuhkan waktu 1 hari, karena tinggal menarik kacang dari tanah dan mengumpulkannya di ember maupun goni yang sudah di sediakan, kegiatan ini tidak terlalu membutuhkan waktu yang lama jika di kerjakan bersama anggota keluarga petani itu sendiri.

g. Pencucian dan Penjemuran

Kegiatan pasca panen yang dilakukan oleh petani adalah pencucian polong kacang tanah yaitu setelah kacang tanah dipanen, dilepaskan dari batangnya, kemudian dicuci dengan menggunakan keranjang bakul, dan di aliri oleh air bersih yang mengalir biasanya para petani menggunakan mesin pompa air atau sumur bor kemudian dijemur. Kegiatan penjemuran pertama sekali dilakukan langsung dibawah terik matahari, kemudian di jemur di atas (langit-langit) rumah dan halaman rumah petani hingga kering, kemudian setelah sekitar 3 hari kacang tanah dimasukkan ke dalam goni lalu kacang tanah siap dijual. Kacang tanah yang

siap dijual diangkut oleh pedagang pengumpul dengan tingkat harga Rp.20.000 – Rp.25.000/Kg.

2.7. Upaya Pengembangan Pengusaha Kacang

Karena terjadinya tanah longsor tahun 1982 di desa Sihobuk Kota Tarutung, membuat pemerintah setempat mengungsikan penduduknya kedaerah silangkitang dan dari sanalah awalnya usaha dagang Kacang Sihobuk mulai meningkat karena posisinya yang tepat berada di pinggir jalan lintas Medan-Tarutung. Para pengusaha kacang pada awalnya hanya menjual kacang yang dibungkus diplastik polos tanpa adanya merek pada kemasannya. Kemudian pemerintah setempat membuatkan lebel kemasan yang di bagikan pada para pengusaha kacang secara gratis.

Para pedagang kacang juga menyediakan lahan parkir dan tempat untuk beristirahat tepat di sebelah toko nya agar para pengunjung dapat menikmati kacang sambil menyeduh kopi. Para pedagang juga menyediakan jajanan lainya di tokonya agar pembeli dapat memilih dengan bebas.

BAB III

PROSES PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KACANG SIHOBUK MARTABE

Pemasaran merupakan kegiatan pokok yang dilakukan pengusaha untuk menjual atau memasarkan barang yang diproduksi sampai ketangan konsumen.

Oleh karena itu pemasaran merupakan kegiatan yang sangat penting bagi suatu usaha. Produksi Adalah suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam

Oleh karena itu pemasaran merupakan kegiatan yang sangat penting bagi suatu usaha. Produksi Adalah suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam

Dokumen terkait