• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Yuridis Tehadap Fungsi Pengawasan Direktorat Bea dan Cukai Dalam Kawasan Ekonomi Khusus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Yuridis Tehadap Fungsi Pengawasan Direktorat Bea dan Cukai Dalam Kawasan Ekonomi Khusus"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

A. Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia

1. Pengertian kawasan ekonomi khusus

Istilah ‘Kawasan Ekonomi Khusus’ memiliki arti yang cukup luas sebab dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai jenis zona komersial. Pabrik-pabrik di Maquiladora, Meksiko, dan seluruh kota Shenzhen merupakan KEK, meskipun memiliki perbedaan pada struktur dan ukuran. Istilah KEK sudah cukup banyak diketahui sebagai literasi modern dari zona komersial bebas, yang mana pertama kali berdiri pada tahun 1959 di Shannon, Irlandia. Menurut World Bank, KEK dalam segala bentuknya terdiri atas, sedikitnya, area yang secara geografis dibatasi dengan area kepabeanan yang terpisah, dibawahi oleh sebuah badan pengatur, dan di mana manfaatnya dapat dirasakan oleh mereka yang berlokasi di dalam kawasan.20

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum NKRI yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. KEK dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategi dan berfungsi untuk menampung kegiatan industri, ekspor, impor, dan

20

(2)

kegiatanekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional.21

Dengan kata lain, KEK adalah sebuah zona di mana pemerintah berharap untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan ekspor dan investasi dengan menyediakan berbagai keunggulan kompetitif bagi entitas yang

memilih untuk berlokasi di dalam zonaKEK.

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus bahwa kawasan ekonomi khusus merupakan kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum NKRI yang ditetapkan dan menyelenggarakan fungsi perekonomian dengan fasilitas tertentu.

22

Penetapan kawasan khusus harus memenuhi persyaratan administratif,

teknis. Persyaratan teknis terhadap usulan yang disampaikan oleh Menteri

dan/atau Pimpinan LPNK, gubernur, bupati/walikota meliputi faktor kemampuan ekonomi dan potensi daerah, sosial budaya, sosial politik, luas kawasan, kemampuan keuangan, dan tingkat kesejahteraan masyarakat. Penilaian terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan berdasarkan indikator masing-masing faktor yang disusun oleh kementerian dan/atau lembaga pemerintah nonkementerian, gubernur, bupati/walikota sesuai bidang tugas masing-masing. Persyaratan fisik

kewilayahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 UU KEKterhadap usulan

penetapan kawasan khusus yang disampaikan oleh Menteri dan/atau Pimpinan

21

Octarina Yuhani, Analisis Perbandingan Perlakuan Bea Dan Cukai Di Kawasan Berikat Dengan Perlakuan Bea Dan Cukai Di Kawasan Non Berikat, 2015, Skripsi Fakultas Ekonomi dan bisnis Universitas Sumatera Utara Medan.

22

(3)

Lembaga Negara Non Kementerian (selanjutnya disebut LPNK), gubernur, dan bupati/walikota meliputi: (a) peta lokasi kawasan khusus ditetapkan dengan titik koordinat geografis sebagai titik batas kawasan khusus; (b) status tanah kawasan khusus merupakan tanah yang dikuasai pemerintah daerah dan tidak dalam sengketa; dan (c) batas kawasan khusus. Dalam memenuhi persyaratan

administratif, ada tiga hal yang perlu diperhatikan. 23

Pertama, usulan kawasan khusus yang disampaikan oleh Menteri dan/atau

pimpinan meliputi: (a) rencana penetapan kawasan khusus yang paling sedikit memuat: studi kelayakan yang mencakup antara lain sasaran yang ingin dicapai, analisis dampak terhadap politik, ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, ketertiban dan ketenteraman, pertahanan dan keamanan; luas dan status hak atas tanah; rencana dan sumber pendanaan; dan rencana strategis); (b) rekomendasi bupati/walikota dan gubernur yang bersangkutan; dan (c) rekomendasi Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah (selanjutnya disebut DPOD) setelah berkoordinasi dengan menteri yang bidang tugasnya terkait dengan fungsi pemerintahan tertentu yang akan diselenggarakan dalam kawasan khusus.

Kedua, usulan kawasan khusus yang disampaikan oleh gubernur meliputi:

(a) rekomendasi dari pemerintah kabupaten/kota yang bagian wilayahnya akan diusulkan sebagai kawasan khusus; (b) keputusan DPRD provinsi tentang persetujuan penetapan kawasan khusus; dan (c) rencana penetapan kawasan khusus.

(4)

Ketiga, usulan kawasan khusus yang disampaikan oleh bupati/walikota

meliputi: (a) rekomendasi gubernur yang bersangkutan; (b) keputusan DPRD kabupaten/kota tentang persetujuan penetapan kawasan khusus; dan (c) rencana penetapan kawasan khusus.

2. Tujuan dan manfaat pembentukan kawasan ekonomi khusus

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) adalah kawasan tertentu dalam suatu negara yang memiliki payung hukum ekonomi yang lebih liberal.24

a. Kawasan Perdagangan Bebas (Free Trade Zone-FTZ)

Tujuan utamanyaadalah meningkatkan investasi baik dari Penanam Modal Dalam Negeri maupun Penanam Modal Asing. Praktek KEK itu sendiri dapat terdiri atas 4 bagian yaitu:

Kawasan Perdagangan Bebas adalah konsep yang mengendalikan berlakunya sistem perdagangan internasional yang dibebaskan dari hambatan yang disebabkan oleh ketentuan pemerintah suatu negara, baik yang disebabkan oleh pengenaan tarif (tariff barriers) maupun non tarif (non tariff barriers). Sebuah kajian World Bank mengidentifikasikan beberapa faktor utama yang berpengaruh terhadap keberhasilan atau kegagalan penerapan zona bebas, baik secara makro maupun mikro, antara lain sebagai berikut :

1) Faktor utama keberhasilan secara makro a) Lingkungan usaha yang stabil;25

b) Kebijakan penanam modal asing yang jelas dan tepat;

24

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Liberal memiliki arti bersifat bebas; berpandangan bebas (luas dan terbuka). Balai Pustaka Pusat Bahasa Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Depdiknas Indonesia, 2001).

25

(5)

c) Sistem nilai tukar uang yang liberal;

d) Nilai tukar uang yang tepat atau sedikit under-valued. 2) Faktor utama keberhasilan pada arus zona bebas:

a) Bebas hambatan dan bea bagi impor bahan baku, komponen, peralatan dan pasokan lain;

b) Prosedur bea cukai yang cepat dan efisien dalam proses impor dan ekspor;

c) Birokrasi minimum serta manajemen yang baik dalam pengelolaan zona;

d) Ketersediaan seluruh prasarana dan sarana pendukung terutama angkutan yang baik;

e) Upaya promosi yang terpadu, tepat dan memadai;

f) Memanfaatkan dengan optimal keunggulan lokal yang melekat pada lokasi.

3) Faktor kegagalan:

a) Lingkungan usaha yang birokratisasi dan terkekang banyak peraturan; b) Penerapan hukum dan peraturan zona bebas yang tidak efektif dan

inkonsisten;

c) Perumusan kebijakan yang tidak efektif; d) Lokasi yang tidak sesuai;

(6)

b. Kawasan Berikat (Bonded Zone)26

Dalam penetapan suatu kawasan atau daerah sebagai Kawasan Berikat serta pemberian izin penyelenggara Kawasan Berikat dilakukan dengan Keputusan Menteri Keuangan. Kemudian, Kawasan Berikat merupakan suatu bangunan tempat atau kawasan dengan batas-batas tertentu yang di dalamnya dilakukan kegiatan usaha industri pengolahan barang dan bahan, kegiatan rancang bangun, perekayasaan, penyortiran, pemeriksaan awal, pemeriksaan akhir, dan pengepakan atas barang dan hasil impor atau barang dari dalam daerah pabean Indonesia. Untuk impor barang modal atau peralatan untuk pembangunan atau konstruksi Kawasan Berikat dan peralatan perkantoran yang semata-mata dipakai oleh pengusaha kena pajak yang telah mendapat izin diberikan fasilitas berupa penangguhan bea masuk tidak dipungut (Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak Penghasilan (PPH). Selain itu, pengeluaran mesin dan/atau peralatan pabrik ke daerah pabean Indonesia lainnya diberikan penangguhan pembayaran bea masuk, PPN, PPnNM, dan PPH. Kemudian, Kawasan Berikat terdiri dari 7 (tujuh) lokasi yaitu Tanjung Periok, Cakung, Cilincing (Jakarta), yang merupakan kawasan berikat terluas di Indonesia, Batam, Tanjung Emas (Semarang), Bintan dan Tanjung Perak Surabaya.27

26

Kawasan Berikat adalah kawasan dengan batas tertentu untuk pengolahan barang asal impor dan DPIL yang hasilnya untuk tujuan ekspor. Dasar hukum dari Kawasan Berikat ini adalah Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1996 tentang Tempat Penimbunan Berikat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1997.

(7)

Bagi perusahaan penerima fasilitas kawasan berikat, akan mendapat manfaat antara lain:28

1) Efisiensi waktu pengiriman barang dengan tidak dilakukannya pemeriksaan fisik di Tempat Penimbunan Sementara (TPS atau pelabuhan);

2) Fasilitas perpajakan dan kepabeanan memungkinkan pengusaha kawasan berikat dapat menciptakan harga yang kompetitif di pasar global serta dapat melakukan penghematan biaya perpajakan;

3) Cash Flowperusahaan serta Production Schedule lebih terjamin;

4) Membantu usaha pemerintah dalam rangka mengembangkan program keterkaitan antara perusahaan besar, menengah, dan kecil melaui pola kegiatan sub kontrak.

c. Kawasan Industri

Kawasan industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana penunjang lainnya yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri yang telah

memiliki izin usaha kawasan industri.29

d. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET)

Kawasan Pengembangan Terpadu (selanjutnya disebut KAPET) adalah wilayah geografis dengan batas-batas tertentu yang memiliki potensi untuk cepat tumbuh, mempunyai sektor unggulan yang dapat mengerakkan pertumbuhan

28

Ibid.

29

(8)

ekonomi wilayah dan memerlukan dana investasi yang besar bagi pengembangannya serta penetapan lokasi dan badan pengelolanya dilakukan melalui Keputusan Presiden. KAPET merupakan sebuahpendekatan dalam rangka menterpadukan potensi kawasan untuk mempercepat pembangunan dan pergerakan ekonomi melalui pengembangan sektor unggulan yang menjadi penggerak utama prime mover kawasan yang bertumpu pada prakarsa daerah dan masyarakat, memiliki sumberdaya, posisi ke akses pasar, sektor unggulan dan memberikan dampak pertumbuhan pada wilayah sekitarnya.

Dasar hukum dari KAPET adalah Keputusan Presiden Nomor 150 Tahun 2000 tentang Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET). Penetapan KAPET berikut batas-batasnya dilakukan dengan Keputusan Presiden tersendiri. Berdasarkan Keputusan Presiden tersebut, kemudian dikeluarkan Keputusan Presiden lainnya tentang penetapan lokasi KAPET dimana ada 14 (empat belas) Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu, yang terdiri dari 12 (dua belas) KAPET di Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan 2 (dua) KAPET di Kawasan Barat Indonesia (KBI). Keempat belas KAPET tersebut, antara lain:30

1) Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Biak;yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 1996 jo. Keppres 90 Tahun 1996 tentang Pembentukan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Biak.

(9)

2) Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Batulicin;31

3) Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Sasamba;

yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Batulicin.

4) Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Sanggau Khatulistiwa;yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Sanggau.

5) Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Manado-Bitungyang ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 14 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Manado-Bitung. 6) Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Mbay,yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Mbay.

7) Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Parepare;yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 164 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Parepare.

8) Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Seram;yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 165 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Seram.

31

(10)

9) Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Bima;

yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 166 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Bima. 10) Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Palapas (Batui);

11) Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Bukari; 12) Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu DAS Kakab; 13) Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Natuna; dan

14) Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Sabang.Ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 171 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Sabang.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat diketahui bahwa tujuan pengembangan KEK antara lain adalah: membantu atau mendukung perekonomian lokal, menciptakan lapangan kerja, memperbaiki struktur industri di lokasi tersebut, meningkatkan ekspor dan meningkatkan cadangan devisa. Untuk itu maka pendekatan kawasan untuk pengembangan investasi harus bercirikan pada:32

1) Reasonable: layak secara ekonomi, sosial dan politik

a. Secara ekonomi

Harus memberikan dampak pada peningkatan perkapita dan PDRB. Peningkatan itu bisa dilakukan secara bertahap dengan parameter yang bisa dibuat secara cermat dengan memperhitungkan potensi ekonomi daerah.

32

(11)

b. Secara sosial politik

Harus mendorong semakin kuatnya kohesi sosial dan politik masyarakat. Tidak boleh menyebabkan perpecahan apalagi sampai berujung konflik horizontal. Dibeberapa daerah seringkali menimbulkan konflik sosial politik, dan juga harus dapat meningkatkan partisipasi politik masyarakat dalam pemerintahan dan pembangunan. Aspirasi harus muncul sebagai kesadaran sosial politik seluruh warga dalam rangka membangun dan mensejahterakan daerah, bukan sekadar kepentingan politik kekuasaan. 2) Sustainable: berorientasi jangka panjang, dan

Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat) yang berprinsip memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.

3) Measurable: jelas dalam instrumen dan target.

Target kinerja dinyatakan dengan jelas dan terukur baik bagi indikator yang dinyatakan dalam bentuk kuantitas, kualitas dan biaya.

Manfaat dari pembentukan KEK yaitu ; 33

33

(12)

a. Memberikan peluang bagi peningkatan investasi melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan dan siap menampung kegiatan industri, ekspor, import, dan kegiatan ekonomi yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi

b. Meningkatkan pendapatan devisa bagi negara melalui perdagangan internasional.

c. Meningkatkan kesempatan kerja, kepariwisataan, dan investasi (penanaman modal).

Adapun fungsi dari pembentukan KEK menurut UU KEK telah dijelaskan dalam Bab II Pasal 2 bagian kesatu mengenai fungsi yaitu “KEK dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategis dan berfungsi untuk menampung kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing

internasional.34

3. Persyaratan kawasan ekonomi khusus

Penetapan kawasan ekonomi khusus harus memenuhi persyaratan

administratif, teknis, dan fisik kewilayahan. Dalam memenuhi persyaratan

administratif, ada tiga hal yang perlu diperhatikan. Usulan kawasan khusus yang

disampaikan oleh Menteri dan/atau Pimpinan Lembaga Negara Non Kementerian (selanjutnya disebut LPNK)meliputi:

1) Rencana penetapan kawasan khusus yang paling sedikit memuat:

34

(13)

a) Studi kelayakan yang mencakup antara lain sasaran yang ingin dicapai, analisis dampak terhadap politik, ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, ketertiban dan ketenteraman, pertahanan dan keamanan;

b) Luas dan status hak atas tanah; c) Rencana dan sumber pendanaan; dan d) Rencana strategis);

2) Rekomendasi bupati/walikota dan gubernur yang bersangkutan;

3) Rekomendasi Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah(selanjutnya disebut DPOD) setelah berkoordinasi dengan menteri yang bidang tugasnya terkait dengan fungsi pemerintahan tertentu yang akan diselenggarakan dalam kawasan khusus.

Usulan kawasan khusus yang disampaikan oleh gubernur meliputi:

1) Rekomendasi dari pemerintah kabupaten/kota yang bagian wilayahnya akan diusulkan sebagai kawasan khusus;

2) Keputusan DPRD provinsi tentang persetujuan penetapan kawasan khusus; 3) Rencana penetapan kawasan khusus.

Usulan kawasan khusus yang disampaikan oleh bupati/walikota meliputi: 1) Rekomendasi gubernur yang bersangkutan;

2) Keputusan DPRD kabupaten/kota tentang persetujuan penetapan kawasan khusus;

3) Rencana penetapan kawasan khusus.

Persyaratan teknis terhadap usulan yang disampaikan oleh Menteri

(14)

ekonomi dan potensi daerah, sosial budaya, sosial politik, luas kawasan, kemampuan keuangan, dan tingkat kesejahteraan masyarakat. Penilaian terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan berdasarkan indikator masing-masing faktor yang disusun oleh kementerian dan/atau lembaga pemerintah nonkementerian, gubernur, bupati/walikota sesuai bidang tugas masing-masing.

Persyaratan fisik kewilayahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 UU

KEK terhadap usulan penetapan kawasan khusus yang disampaikan oleh Menteri dan/atau Pimpinan LPNK, gubernur, dan bupati/walikota meliputi:

1) Peta lokasi kawasan khusus ditetapkan dengan titik koordinat geografis sebagai titik batas kawasan khusus;

2) Status tanah kawasan khusus merupakan tanah yang dikuasai pemerintah/pemerintah daerah dan tidak dalam sengketa; dan

3) Batas kawasan khusus.

Berdasarkan Pasal 4 UU KEK dijelaskan bahwa lokasi yang diusulkan untuk pembentukan kawasan ekonomi khusus untuk memenuhi kriteria atau persyaratan berupa:35

a. Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan tidak berpotensi menggangu kawasan lindung. Hal ini berarti bahwa sebuah kawasan yang akan dijadikan KEK haruslah dibentuk sesuai dengan rencana strategis yang telah ditentukan oleh departemen terkait kawasan lindung, Kawasan Lindung disini berarti wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan,

35

(15)

syarat ini dibuat guna melindungi kelestarian hutan dan mencegah terjadinya tindakan yang menyalahi hukum terhadap kesehatan lingkungan.

b. Pemerintah provinsi/kabupaten/kota yang bersangkutan mendukung KEK. Maksudnya ialah dalam rangka pembentukan sebuah kawasan yang diperuntukan untuk ekonomi khusus perlu adanya dukungan dari pemerintah provinsi/kabupaten/kota berupa upaya pengusulan daerah potensial yang disampaikan melalui dewan kawasan di tingkat provinsi/kabupaten/kota yang akan disampaikan pada pemerintah untuk mendapat persetujuan dengan tambahan telah memenuhi kelayakan untuk dijadikan lokasi pembentukan KEK.

c. Terletak pada posisi yang dekat dengan jalur perdagangan internasional atau dekat dengan jalur pelayaran internasional di Indonesia atau terletak pada wilayah potensi sumber daya unggulan.Sebuah KEK yang akan dibentuk tentulah harus memenuhi kriteria diatas karena tidak akan mungkin investor akan menanamakan modalnya di kawasan tersebut apabila tidak ada keuntungan serta fasilitas yang memadai di wilayah (kawasan) tersebut, karena secara otomatis keuntungan yang diharapkan akan sulit dicapai jika tidak didukung oleh infrastruktur yang memadai.

(16)

penanaman modal, agar tidak terjadi kesalah pahaman dikemudian hari yang menyalahi hukum yang berlaku dalam batas wilayah tersebut.

Keempat syarat di atas dijadikan pedoman atau syarat dalam membentuk sebuah KEK untuk daerah potensial guna memberikan manfaat yang dapat dirasakan bagi investor maupun pemerintah dalam perkembangan ekonomi negara tersebut.

B. Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus

1. Dewan Nasional

Dalam rangka penyelenggaraan pengembangan KEK telah dibentuk Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus melalui Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 2010. Sesuai dengan Keputusan Presiden tersebut, susunan keanggotaan Dewan Nasional KEK sebagai berikut:

(17)

a) menyusun Rencana Induk Nasional KEK;

b) menetapkan kebijakan umum serta langkah strategis untuk mempercepat pembentukan dan pengembangan KEK;

c) menetapkan standar infrastruktur dan pelayanan minimal dalam KEK; d) melakukan pengkajian atas usulan suatu wilayah untuk dijadikan KEK; e) memberikan rekomendasi pembentukan KEK;

f) mengkaji dan merekomendasikan langkah pengembangan di wilayah yang potensinya belum berkembang;

g) menyelesaikan permasalahan strategis dalam pelaksanaan, pengelolaan, dan pengembangan KEK; dan

h) memantau dan mengevaluasi keberlangsungan

KEKserta merekomendasikan langkah tindak lanjut hasil evaluasi kepada presiden, termasuk mengusulkan pencabutan status KEK.

Keanggotaan Dewan Nasional, terdiri dariketua merangkap

anggota: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; Anggota :

1) Menteri Keuangan; 2) Menteri Perdagangan; 3) Menteri Perindustrian; 4) Menteri Dalam Negeri; 5) Menteri Pekerjaan Umum; 6) Menteri Perhubungan;

(18)

8) Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional 9) Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal.

2. Dewan Kawasan

Dewan Kawasan adalah dewan yang dibentuk di tingkat provinsi untuk membantu Dewan Nasional dalam penyelenggaraan KEK.Dewan Kawasan terdiri atas wakil Pemerintah dan wakil pemerintah daerah.

Dewan Kawasan terdiri atas wakil pemerintah dan wakil pemerintah daerah. Dewan Kawasan adalah dewan yang dibentuk di tingkat provinsi untuk membantu Dewan Nasional dalam penyelenggaraan KEK. Menurut UU 39 Tahun 2009, Pasal 19, Dewan Kawasan diusulkan oleh Dewan Nasional kepada Presiden untuk ditetapkan dengan Keputusan Presiden. Namun Dewan Kawasan bertanggung jawab kepada Dewan Nasional KEK.

Secara organisasi, Dewan Kawasan terdiri atas ketua, yaitu gubernur, wakil ketua, bupati/walikota, dan anggota, yaitu unsur Pemerintah di provinsi, unsur pemerintah provinsi, dan unsur pemerintah kabupaten/kota UU 39 Tahun 2009, Pasal 20.

Menurut UU 39 Tahun 2009, Pasal 21, ada beberapa tugas yang dijalankan oleh Dewan Kawasan yaitu :

a) melaksanakan kebijakan umum yang telah ditetapkan oleh Dewan Nasional untuk mengelola dan mengembangkan KEK di wilayah kerjanya;

(19)

c) mengawasi, mengendalikan, mengevaluasi, dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas Administrator KEK dalam penyelenggaraan sistem pelayanan terpadu satu pintu dan operasionalisasi KEK;

d) menetapkan langkah strategis penyelesaian permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan KEK di wilayah kerjanya;

e) menyampaikan laporan pengelolaan KEK kepada Dewan Nasional setiap akhir tahun; dan

f) menyampaikan laporan insidental dalam hal terdapat permasalahan strategis kepada Dewan Nasional.

Menurut Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2010, Pasal 18-27, Dewan Kawasan memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Dewan Kawasan dibentuk pada setiap provinsi yang wilayahnya ditetapkan sebagai KEK.

2. Dewan Kawasan diusulkan oleh dewan nasional dan ditetapkan oleh presiden dengan keputusan presiden.

3. Dewan Kawasan bertanggungjawab kepada dewan nasional.

4. Dewan Kawasan wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dengan dewan nasional.

(20)

perekonomian dan perencanaan pembangunan daerah di pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.

6. Membentuk sekretariat dewan kawasan, bertanggungjawab kepada ketua dewan kawasan dan memiliki tugas menyelenggarakan dukungan dan pelayanan teknis operasional dan adminsitratif kepada dewan kawasan. 7. Sekretariat dewan kawasan menyelenggarakan fungsi pemberian dukungan

teknis operasional kepada dewan kawasan, pemberian pelayanan administrasi penyusunan rencana dan program kerja dewan kawasan, penyelenggaraan kegiatan koordinasi, sinkronisasi dan integrasi administrasi kegiatan dan tindak lanjut pelaksanaan tugas dewan kawasan, pemberian pelayanan administrasi kerja sama dewan kawasan dengan lembaga pemerintah dan pihak lain yang terkait, pemberian pelayanan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data serta penyusunan laporan kegiatan dewan kawasan dan penyelenggaraan administrasi keanggotaan dewan nasional serta pembinaan organisasi, adminsitrasi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, sarana dan prasarana sekretariat dewan kawasan. 8. Seketariat dewan kawasan secara ex-officio dilaksanakan oleh unit kerja /

perangkat daerah provinsi yang menangani tugas dan fungsi di bidang investasi atau perdagangan.

9. Apabila dianggap perlu, maka dewan kawasan dapat membentuk tim ahli, yang susunan keanggotaanya ditetapkan oleh ketua dewan kawasan.

(21)

pada ayat (1) dan ayat (2) meneruskan laporan perkembangan pelaksanaan pembangunan KEK dan laporan status kesiapan KEK kepada Dewan Nasional melalui Dewan Kawasan, untuk perpanjangan waktu ketika KEK belum siap beroperasi karena bukan dari kelalaian atau karena force majeure, Dewan Nasional dapat memberikan perpanjangan waktu setelah mendapat pertimbangan dari Dewan Kawasan.

Pembangunan KEK meliputi kegiatan pembebasan tanah untuk lokasi KEK, pelaksanaan pembangunan fisik KEK. Untuk pembebasan tanah, jika tanah lokasi KEK dibebaskan oleh badan usaha yang berbentuk koperasi atau swasta, maka kepada badan usaha tersebut akan diberikan hak atas tanah berupa hak guna bangunan (HGB). Dan jika tanah lokasi KEK dibebaskan oleh BUMN, BUMD, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota atau kementrian/lembaga pemerintah non kementerian, kepada mereka akan diberikan hak atas tanah berupa hak pakai atau hak pengelolaan.

(22)

3. Administrator Kawasan

Administrator juga terdapat dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009. Pengertian administrator terdapat dalam Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009. Administrator adalah bagian dari Dewan Kawasan yang dibentuk untuk setiap KEK guna membantu Dewan Kawasan dalam penyelenggaraan KEK.36

Selain itu, juga terdapat pengertian yang sama tentang administrator dalam Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus. Pengertian administrator dalam Pasal 1 angka 7 Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, Administrator adalah bagian dari Dewan Kawasan yang dibentuk untuk

setiap KEK guna membantu Dewan Kawasan dalam penyelenggaraan KEK.37

a. melaksanakan pemberian izin usaha dan izin lain yang diperlukan bagi Pelaku Usaha yang mendirikan, menjalankan, dan mengembangkan usaha di KEK;

Menurut PP Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi KhususPasal 42, administrator dan badan usaha pengelola adalah pengelola KEK. Administrator adalah bagian dari Dewan Kawasan yang dibentuk untuk setiap KEK guna membantu Dewan Kawasan dalam penyelenggaraan KEK. Menurut UU 39 Tahun 2009, Pasal 23, Administrator KEK bertugas:

b. melakukan pengawasan dan pengendalian operasionalisasi KEK; dan

36

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus, Bab I, Pasal 1 angka 5.

37

(23)

c. menyampaikan laporan operasionalisasi KEK secara berkala dan insidental kepada Dewan Kawasan.

Untuk pelaksanaan pemberian izin dilakukan melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (selanjutnya disebut PTSP). Dalam melaksanakan tugas, Administrator KEK, akan memperoleh pendelegasian atau pelimpahan wewenang di bidang perizinan dari Pemerintah dan pemerintah daerah dan dapat meminta penjelasan kepada Badan Usaha dan/atau Pelaku Usaha di KEK mengenai kegiatan usahanya. Menurut PP Nomor 2 Tahun 2011, Pasal 43, administrator berwenang memberikan:

a. arahan kepada badan pengelola KEK untuk perbaikan operasionalisasi KEK

b. teguran kepada badan usaha pengelola KEK dalam hal terjadi penyimpangan dalam pengoperasian KEK.

Administrator harus sudah dibentuk paling lambat sebelum KEK dinyatakan siap beroperasi. Oleh peraturan, administrator melakukan PTSP. PTSP adalah kegiatan penyelenggaraan suatu perizinan,fasilitas, dan kemudahan yang mendapat pendelegasian wewenang dari lembaga atau instansi yang memiliki kewenangan perizinan, fasilitas dan kemudahan yang proses pengelolaanya dimulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap terbitnya dokumen yang dilakukan dalam satu tempat.

(24)

non-perizinan bagi pelaku usaha didalam KEK.38

Dirumuskannya kebijakan PTSP Pusat ini tidak terlepas dari iklim investasi yang kurang kondusif untuk mendukung pertumbuhan investasi nasional. Penyelenggaraan PTSP Pusat ditujukan untuk memberi pelayanan perizinan yang cepat, sederhana dan terintegrasi. Dengan dilaksanakannya kebijakan PTSP Pusat, investor hanya perlu datang ke Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk mengurus berbagai perizinan investasi yang selama ini diajukan ke berbagai kementerian atau lembaga. Dengan begitu, investor tidak perlu lagi berkeliling kementerian/lembaga untuk mengurus perizinan investasi. Proses penyederhaan perizinan ini membuat jangka waktu pengurusan izin menjadi lebih singkat. Sebagai contohnya, jangka waktu penerbitan izin usaha saat ini paling lama 7 (tujuh) hari kerja, dari yang sebelumnya 14 (empat belas) hari kerja, terhitung sejak diterimanya dokumen perizinan secara lengkap.

Melalui kebijakan PTSP, pemerintah akan memberi kemudahan berinvestasi dari sisi administrasi birokratif dengan memotong banyak tahap perizinan. Ini dilakukan dalam rangka mewujudkan iklim penanaman modal yang berdaya saing sebagai penopang pertumbuhan ekonomi nasional.

39

4. Badan Pengelola Kawasan

Badan Usaha adalah perusahaan berbadan hukum yang berupa Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, koperasi, swasta, dan usaha

2016).

(25)

patungan untuk menyelenggarakan kegiatan usaha KEK. Menurut UU 39 Tahun 2009, Pasal 26, bahwa Penyelenggaraan kegiatan usaha di KEK dilaksanakan oleh Badan Usaha yang ditetapkan sebagai pengelola KEK,dan Badan Usaha tersebutdapat berupa :

a. Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah; b. Badan usaha koperasi;

c. Badan usaha swasta; atau

d. Badan usaha patungan antara swasta dan/atau koperasi dengan Pemerintah, dan/atau pemerintah provinsi, dan/atau pemerintah kabupaten/kota.

Badan Usaha Pengelola KEK diatur dalam Pasal 47 sampai dengan Pasal 53 terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus dan Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus.

(26)

Apabila KEK adalah hasil dari usulan pemerintah kabupaten/kota, maka badan usaha pengelola KEK dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan barang milik daerah, jika pembangunan KEK dibiayai dari APBD kabupaten/kota, atau, perjanjian pembangunan KEK jika pembangunan KEK dibiayai dari kerjasama antara pemerintah kabupaten/kota dengan badan usaha.

Apabila KEK adalah hasil dari usulan pemerintah provinsi, maka badan usaha pengelola KEK dilakukan oleh pemerintah provinsi yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan barang milik daerah, jika pembangunan KEK dibiayai dari APBD provinsi atau perjanjian pembangunan KEK jika pembangunan KEK dibiayai dari kerjasama antara pemerintah provinsi dengan badan usaha.

Apabila KEK adalah hasil dari usulan kementerian/lembaga pemerintahan non kementerian, maka badan usaha pengelola KEK dilakukan oleh kementerian/lembaga pemerintahan non kementerian yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan barang milik daerah, jika pembangunan KEK dibiayai dari APBN, perjanjian pembangunan KEK jika pembangunan KEK dibiayai dari kerjasama antara kementerian/lembaga pemerintahan non kementerian dengan badan usaha.

(27)

kota, atau kementerian/lembaga pemerintah non kementerian sesuai dengan kewenangannya. Perjanjian ini paling sedikit memuat :

a. Lingkup pekerjaan b. Jangka waktu

c. Standart kinerja pelayanan d. Sanksi

e. Pelaksanaan pelayanan KEK dalam hal terjadi sengketa

f. Pemutusan perjanjian oleh pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten / kota, atau kementerian / lembaga pemerintah non kementerian

g. Pengakhiran perjanjian

h. Pertanggungjawaban terhadap barang milik negara /daerah

i. Serah terima asset atau infrastruktur oleh badan usaha pengelola kepada pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, atau kementerian/lembaga pemerintah non kementerian setelah kerjasama pengelolaan berakhir

j. Kesanggupan penyediaan ruang kantor untuk kegiatan pelayanan

kepabeanan dan cukai.40

5. Pelaku Usaha

Pelaku usaha adalah perusahaan yang berbentuk badan hukum, tidak berbadan hukum, atau usaha orang perseorangan yang melakukan kegiatan usaha di KEK, Pelaku Usaha diberikan fasilitas perpajakan, kepabeanan, dan cukai

40

(28)

berupa, Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewahdan/atau, kepabeanan dan/atau cukai.Untuk mendapatkan fasilitas tersebutpelaku usaha harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. merupakan wajib pajak badan dalam negeri; dan

b. telah mendapatkan Izin Prinsip Penanaman Modal dari Administrator KEK.

Selain persyaratan-persyaratan tersebut pelaku usaha yang melakukan kegiatan usaha di KEK juga harus memiliki sistem informasi yang tersambung dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

C. Aspek Hukum Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus

Program KEK mutlak harus mendapat kajian, karena bagaimanapun program KEK tidak terlepas dari landasan hukum yang akan menjadi dasar aturan main (rule of game) seluruh aktivitas KEK sebagai kegiatan ekonomi khusus tidak mungkin terlepas dari hukum. Sebagaimana dijelaskan Bismar Nasution, supaya

pembangunan ekonomi dilakukan berlandaskan hukum.41 Implikasi globalisasi ekonomi itu terhadap hukum tidak dapat dihindarkan, sebab globalisasi hukum mengikuti globalisasi ekonomi tersebut, dalam arti substansi berbagai undang-undang dan perjanjian-perjanjian menyebar melewati batas-batas negara (cross

border)42

41 Bismar Nasution, Globalisasi dan Pendidikan Tinggi Hukum. Orasi Ilmiah pada

Dies Natalis Ke-50 Fakultas Hukum USU, 2004.

42

Ibid.

(29)

bahwa hukum di Indonesia itu mengacu kepada Pancasila.43Dengan demikian peraturan-peraturan dalam bentuk dan tingkat apapun harus mengacu kepada Pancasila atau tidak dibolehkan bertentangan dengan Pancasila sebagai norma dasar (groundnorm).44

Pemberian insentif dan perlakuan khusus, berlebihan ini sebenarnya kurang tepat apabila ditinjau dari segi kedaulatan hukum Indonesia, namun mengingat kondisi perekonomian Indonesia yang berada pada posisi lemah, maka Indonesia memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap kehadiran

investor-Apabila program pembangunan KEK ini dikaitkan dengan politik hukum

(legal policy) nasional, maka perlu adanya telaah mendalam dan komprehensif,

apakah politik hukum yang dilaksanakan dalam rangka KEK masih konsisten pada aspirasi dan norma dasar Pancasila sebagai landasan filosofi sehingga politik hukum yang dianut bersifat grounded, atau telah terjadi pergeseran kearah yang pragmatis guna menyahuti keinginan dan permintaan dari negara maju dan investor pelaksana KEK. Dari berbagai penjelasan (statement) yang disampaikan para pejabat pemerintah terikat dengan KEK, pemerintah akan berupaya menarik minat para investor untuk menanamkan modalnya di KEK dengan pemberian berbagai fasilitas khusus, seperti pemberian kemudahan perizinan usaha, kelonggaran izin lingkungan, aturan kepabeanan, perpajakan dan pelayanan perdagangan, bahkan KEK akan mendapat otoritas yang terpisah dari daerah setempat.

43Imam Kabul. Paradigma Pembangunan Hukum di Indonesia (Yogyakarta:Kurnia

(30)

investor asing tersebut. Posisi lemah Indonesia paling tidak dalam 3 (tiga) hal; pertama, lemah dalam bidang permodalan (capital); kedua, lemah dalam bidang management, dan ketiga, lemah dalam penguasaan science dan IPTEK menjadikan kita sulit menghindar dari skenario global ala KEK ini. Menurut teori ketergantungan (dependency theory) dijelaskan ketika ekonomi di antara dua kutub dalam perekonomian dunia yang kapitalistik, yakni antara yang mendominasi (dominance) dan yang terdominasi (dependence).45

1. Berupaya menguasai bahan mentah melalui eksploitasi besar-besaran terhadap sumber daya alam;

Dalam dialektika ekonomi tersebut tentu saja the dominace terus menerus mengalami

surfllus profit, sementara negara yang berada dalam posisi inferior (the

defendence) hanya menikmati surplus pinggiran atau residu yang dari segi

kuantitas tidak sebanding dengan dampak sosial yang timbul akibat proses eksploitasi KEK. Dengan adanya proses perkembangan yang timpang (unequeal

development) tersebut jelas akan memuluskan misi utama kapitalisme dengan

berbungkus baju KEK yaitu:

2. Berusaha memperoleh tenaga kerja/buruh yang murah di negara dependence; 3. Berusaha menguasai pasar/market dengan jalan monopoli baikpembelian

maupun penjualan. 46

Kecenderungan ketiga praktek missi kapitalisme di atas sangat rentan terjadi dalam program KEK di Indonesia apabila kita tidak hati-hati dan bijaksana

45 Wicaksono, Padang. Sekali Lagi Tentang Ketergantungan Indonesia (Jakarta:SK.

Suara Pembaruan, 2003), hlm 9.

(31)

merumuskan aturan hukum yang menjadi landasan kegiatan KEK tersebut. Aspek sosial budaya, negeri-negeri yang sekarang ini disebut negara-negara maju telah menempuh pembangunannya melalui tiga tingkat: unifikasi, industrialisasi, dan negara kesejateraan. Pada tingkat pertama yang menjadi masalah berat adalah bagaimana mencapai integrasi politik untuk menciptakan persatuan dan kesatuan nasinonal. Tingkat kedua, perjuangan untuk pembangunan ekonomi dan modernisasi politik, akhirnya dalam tingkat ketiga, tugas negara yang utama adalah melindungi rakyat dari sisi negatif industrialisasi, membetulkan kesalahan pada tahap sebelumnya, dengan menekankan kesejahteraan masyarakat47

Pada tingkat unifakasi yang menekankan pada pencapaian integarasi politik untuk menciptakan persatuan dan kesatuan nasional, bila di elaborasikan dengan kondisi riel negara Indonesia saat ini, masih tetap berjuang keras untuk menciptakan persatuan dan kesatuan yang cenderung terusik dengan berbagai tuntutan daerah yang ingin melepaskan diri dari NKRI (kasus Aceh dan Papua). Demikian juga apabila kita kaitkan dengan tingkatan kedua yaitu untuk menjadi negara industri, lagi-lagi tidak punya basic modal yang kuat. Kelemahan Indonesiadalam bidang permodalan (dana dan equipment), bidang management (masih tingginya Kolusi, Korupsi dan Nepotisme dan Hight Cost Economic) dan lemahnya penguasaan science dan IPTEK memposisikan negara belum mampu

. Apabila tingkatan perkembangan negara tersebut di atas dielaborasikan dengan negara Indonesia, nampaknya agak sulit menentukan pada posisi tingkat mana Indonesia saat ini berada.

47 Rajagukguk, Erman. Peranan Hukum Dalam Pembangunan pada Era Globalisasi,

(32)

naik tingkat ke negara industri, malahan ironisnya sebagai negara agraris pun kehilangan jati diri, sebab walaupun Indonesia sebutan negara agraris, akan tetapi fakta lain menunjukkan Indonesia adalah negara importir bahan pangan (beras, jagung, kedelai) terbesar di dunia, sehingga terkadang timbul pertanyaan kenapa Indonesia sebagai negara agraris malah harus mengimpor bahan pangan untuk kebutuhan dalam negeri, sungguh menyedihkan bukan. Lain lagi apabila dielaborasikan negara Indonesia sebagai negara yang berada pada tingkat ketiga, yang menekankan pada tugas negara untuk melindungi rakyat dari sisi negatif dari industrialisasi, membetulkan kesalahan pada tahap sebelumnya, dan perwujudan kesejahteraan masyarakat, agaknya saat ini hal tersebut masih menjadi sesuatu yang utopis, atau angan-angan belaka.

Kehadiran KEK disadari atau tidak akan merubah perilaku masyarakat, dan juga rentan akan terjadinya perbenturan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat lokal. Perilaku masyarakat yang semula menganut nilai-nilai sosial yang tinggi dengan pola kultur paguyuban (gemeinschap, gemeinschaft) dengan nilai dasar mengutamakan pengabdian berubah menjadi pola kulture patembayan

(geselschaft, gesellschaf) dengan nilai dasar mengutamakan sifat materialistis.

(33)

secara benar dan bijaksana, dapat menimbulkan konflik horizontal yang mengganggu stabilitas politik dan keamanan. Perubahan nilai dan perilaku sebagian warga masyarakat kearah materialistis dan sekuleristik (biasanya terimplikasi dalam bentuk kehidupan pergaulan bebas, hura-hura, minuman keras, narkoba dan lain-lain) tentunya akan mendapat perlawanan atau penolakan (resistensi) dari kelompok masyarakat yang tetap komit dan berpegang teguh pada ajaran agama, adat istiadat sebagai pedoman hidupnya.48

Hal lain yang paling rentan menimbulkan konflik dalam program KEK adalah pemenuhan lahan untuk lokasi KEK yang relatif sangat luas, untuk satu KEK diperkirakan membutuhkan lahan seluas + 10.000 Ha. Pemenuhan lahan Kondisi ini akan rentan menimbulkan konflik sosial, lain lagi dengan masalah perusakan lingkungan hidup akibat dari industri-industri yang akan beroperasi didalam KEK, yang dikhawatirkan dengan adanya perlakuan-perlakuan khusus yang diberikan kepadamereka, akan dapat menimbulkan sikap acuh mereka tehadap kewajiban menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan hidup yang juga merupakan hak masyarakat untuk memperoleh lingkungan hidup yang bersih dan sehat, bukankah telah banyak pengalaman kasus yang menunjukkan betapa rendahnya kepedulian para pengusaha/investor dalam memperhatikan dan menjaga keamanan dan kelestarian lingkungan hidup disekitar tempat mereka berusaha. Selama ini mereka seenaknya melakukan pembalakan hutan, pencemaran sungai, polusi udara tanpa memikirkan masa depan dan keselamatan umat manusia.

48Hasim Purba, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Fenomena global: Suatu Kajian

(34)

seluas dimaksud bukanlah merupakan hal yang mudah apalagi mengingat rumitnya masalah pertanahan di Indonesia yang kian hari semakin rumit. Kondisi ini akan menimbulkan masalah baru. Berbagai program membangun yang dilakukan baik oleh pemerintah maupun swasta hampir tak lepas dari permasalahan pertanahan. Tentunya semua ini patut menjadi kajian mendalam bagi semua pihak terkait dalam program KEK, sehingga KEK tidak menjadi malapetaka bagi bangsa Indonesia di kemudian hari.

D. Aspek Hukum Pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus

Tumbuh dan berkembangnya suatu KEK di suatu daerah, akan selalu dikuti oleh pertumbuhan perekonomian di daerah sekitarnya, sehingga sektor perekonomian lainnya akan ikut bergerak dan bergairah. Harus diakui bahwa ada

potential loss dari ditetapkannya KEK di suatu wilayah, berupa hilangnya

penerimaan pajak-pajak sebagai berikut: 1. Pajak Pertambahan Nilai (PPN);

2. Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM);

3. Bea Masuk (BM) atas barang konsumsi dan Barang Mewah.

Namun demikian, potensi perolehan (potential again) dari ditetapkannya KEK pada satu wilayah jauh melebihi yang potensi kehilangan (potential lost), berupa:49

a. Peningkatan pendapatan masyarakat; b. Pajak (terutama PPh);

c. Pajak langsung;

49

(35)

d. Pajak tidak langsung; e. Lapangan kerja.

Untuk pelaksanaan pemberian izin dilakukan melalui PTSP sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang penanam modal.50

Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) adalah kegiatan penyelenggaraan suatu perizinan fasilitas, dan kemudahan yang mendapat pendelegasian wewenang dari lembaga atau instansi yang memiliki kewenangan perizinan, fasilitas dan kemudahan yang proses pengelolaannya dimulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap terbitnya dokumen yang dilakukan dalam satu tempat.51Peraturan mengenai PTSP adalah Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Tujuan Penyelenggaraan PTSP

adalah52“meningkatkan kualitas layanan publik danmemberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk memperoleh pelayanan publik”, dan agar pusat dan daerah bisa memberikan pelayanan kepada investor dengan cepat, sehingga rentang waktu untuk mengurus perizinan tidak lama dan berbelit-belit.53

50

Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, Bab V, Pasal 43 ayat (3).

51

Ibid., Bab I, Pasal 1.

52

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Bab I, Pasal 2.

53

Budiman Ginting, “Kepastian Hukum dan Implikasinya Terhadap Pertumbuhan Investasi Di Indonesia”, (Medan: Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Hukum Investasi pada Fakultas Hukum, diucapkan di hadapan Rapat Terbuka Universitas Sumatera Utara, Gelanggang Mahasiswa, Kampus USU, 20 September 2008), hlm. 27.

(36)

informasi mengenai penanaman modal, dengan cara mempercepat, menyederhanakan biaya pengurusan perizinan dan nonperizinan. Kemudian, yang

menjadi ruang lingkup PTSP adalah:54

1) Pelayanan semua jenis perizinan penanaman modal termasuk penanam modal dengan sekema kerjasama Pemerintah atau pemerintah daerah dengan badan usaha yang diperlukan untuk merealisasikan kegiatan penanaman modal;

2) Pelayanan noperizinan penanaman modal termasuk penanaman modal dengan skema kerjasama Pemerintah atau pemerintah daerah dengan badan usaha yang meliputi penerbitan rekomendasi, termasuk rekomendasi visa izin tinggal terbatas, pemberian fasilitas fiskal, insentif kemudahan lainnya dan informasi mengenai penanaman modal;

3) Pelayanan pengadaan masyarakat atas hambatan pelayanan PTSP di bidang penanam modal;

4) Pelayanan kemudahan pelaksanaan kegiatan penanaman modal, termasuk memberikan bantun atau fasilitasi pelayanan perizinan dan nonperizinan yang terkait dengan pelaksanaan penanaman modal.

Kemudian, penyelenggaran PTSP di bidang penanam modal yang berada di daerah termasuk salah satunya adalah KEK.55

54

Republik Indonesia, Peraturan Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanam Modal Nomor 6 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan, Pembinaan, Dan Pelaporan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Di Bidang Penanam Modal, Pasal 3.

55

Republik Indonesia, Peraturan Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanam Modal Nomor 6 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan, Pembinaan, Dan Pelaporan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Di Bidang Penanam Modal, Pasal 2.

(37)

di KEK administrator mendapat pendelegasian wewenang dari menteri/kepala lembaga pemerintah non kementerian, gubernur, atau bupati/walikota yang memiliki kewenangan perizinan, fasilitas, dan kemudahan; dan menteri/kepala lembaga pemerintah non kementerian, gubernur, atau bupati/walikota yang berwenang mengeluarkan perizinan, fasilitas, dan kemudahan KEK dapat menunjuk Penghubung dengan Administrator.

Pendelegasian wewenang ditetapkan melalui Peraturan Menteri/kepala lembaga pemerintah non kementerian, gubernur, atau bupati/walikota. Dimana, administrator memberikan rekomendasi kepada menteri/kepala lembaga pemerintah non kementerian, gubernur, atau bupati/walikota untuk mendapatkan perizinan, fasilitas, dan kemudahan yang berdasarkan undang-undang tidak didelegasikan. Penunjukan penghubung tersebut ditetapkan menteri/kepala lembaga pemerintah non kementerian, gubernur, atau bupati/walikota.56

56

Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, Bab V, Pasal 44.

Referensi

Dokumen terkait

merupakan wilayah pesisir atau pulau kecil yang mempunyai daya tarik sumber daya alam.. hayati, formasi geologi, dan/atau gejala

menghasilkan karya ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal internasional bereputasi, patem atau Hak Kekayaan Intelektual lainnya, karya seni, desain, atau bentuk lain

Tujuan Pendidikan Dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

Kedua : Kriteria Standar Kelulusan Ujian Sekolah satuan pendidikan dan US / M tahun 2016 , seperti terlampir dalam keputusan I keputusan ini. Ketiga : Rata-rata nilai ujian

Sarung tangan yang kuat, tahan bahan kimia yang sesuai dengan standar yang disahkan, harus dipakai setiap saat bila menangani produk kimia, jika penilaian risiko menunjukkan,

Hasil Determinasi Tumbuhan Alpukat ( Persea americana mill)... Data Gas Cromatography – Mass Specroscopy

Ada beberapa karakter yang dapat digunakan agar password sukar untuk ditebak, antara lain adalah sebagai berikut:..  Karakter # , %, $ dan lain –

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia barang/jasa yang terigistrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dan memenuhi persyaratan sebagai berikut :.. memiliki Surat