• Tidak ada hasil yang ditemukan

ppt ppkn kls x smt 1 bab 1 nilai panasil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ppt ppkn kls x smt 1 bab 1 nilai panasil"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka

praktik penyelenggaraan

pemerintahan Negara

(2)

KOMPETENSI

DASAR

Mensyukuri nilai-nilai Pancasila

dalam Praktik

penyelenggaraan pemerintahan

negara sebagai salah satu

bentuk pengabdian kepada

Tuhan Yang Maha Esa.

Mengamalkan nilai-nilai Pancasila

dalam kerangka praktik

penyelenggaraan pemerintah

negara.

Menganalisis nilai-nilai Pancasila

dalam

kerangka

praktik

penyelenggaraan pemerintahan

negara.

Mewujudkan keputusan bersama

sesuai nilai-nilai Pancasila dalam

kerangka

praktik

(3)

Materi

Pembelajaran

Sistem Pembagian Kekuasaan Negara

Kedudukan dan fungsi Kementerian

Negara

Republik

Indonesia

dan

Lembaga

Pemerintah Non Kementerian

Nilai-nilai Pancasila dalam

(4)

Sistem Pembagian

Kekuasaan Negara

Sistem pemerintahan adalah cara pemerintah dalam_mengatur semua yang berkaitan dengan pemerintahan. Sistem ini berfungsi untuk menjaga kestabilan_pemerintahan, politik, pertahanan, ekonomi, dll.

(5)

Pengertian Kekuasaan

Kekuasaan  kemampuan

seseorang untuk mempengaruhi

orang lain agar melakukan

tindakan-tindakan yang

diperintahkannya

Kekuasaan negara  kewenangan

Negara untuk mengatur seluruh

rakyatnya untuk mencapai

(6)

Menurut John

Locke

Kekuasaan negara dibagi menjadi tiga macam yaitu:

a. Kekuasaan legislatif, yaitu

kekuasaan untuk membuat atau membentuk undang-undang

b. Kekuasaan eksekutif, yaitu

kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang, termasuk

kekuasaan untuk mengadili setiap pelanggaran terhadap undangundang

c. Kekuasaan federatif, yaitu

(7)

Menurut

Montesquieu

a. Kekuasaan legislatif, yaitu

kekuasaan untuk membuat

atau membentuk

undang-undang

b. Kekuasaan eksekutif, yaitu

kekuasaan untuk

melaksanakan undang-undang

c. Kekuasaan yudikatif, yaitu

kekuasaan untuk

mempertahankan undang

undang, termasuk kekuasaan

untuk mengadili setiap

(8)

Konsep Pembagian

Kekuasaan di Indonesia

Mengapa harusa ada pembagian kekuasaan?

Kata kunci:

kontrol dan

(9)

Pembagian kekuasaan

Kekuasaan negara dibagi dalam beberapa

bagian (legislatif, eksekutif dan yudikatif), tetapi tidak dipisahkan.

Hal ini membawa konsekuensi bahwa di antara

bagian-bagian itu dimungkinkan ada koordinasi atau kerja sama.

Mekanisme pembagian ini banyak sekali

(10)

Pemisahan kekuasaan

kekuasaan negara itu terpisah-pisah dalam

beberapa bagian, baik mengenai organnya maupun fungsinya.

Setiap lembaga menjalankan fungsinya

(11)

Konsep pembagian

kekuasaan yang dianut

Indonesia

Mekanisme pembagian kekuasaan di Indonesia

diatur sepenuhnya di dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Penerapan pembagian kekuasaan di Indonesia terdiri atas dua bagian, yaitu pembagian

(12)

Pembagian kekuasaan

secara horisontal

pembagian kekuasaan menurut fungsi lembaga-lembaga tertentu (legislatif, eksekutif dan

yudikatif).

Berdasarkan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, secara horizontal pembagian

(13)

Pemerintahan pusat

berlangsung antara lembaga-lembaga negara

yang sederajat (kekuasaan konstitutif, legislatif,

eksekutif, yudikatif, eksaminatif, dan moneter)

Pemerintahan daerah

berlangsung antara lembaga-lembaga daerah

yang sederajat, yaitu antara Pemerintah Daerah

(14)

Pembagian kekuasaan

secara vertikal

Pembagian kekuasaan secara vertikal

 pembagian kekuasaan menurut

tingkatnya, yaitu pembagian

kekuasaan antara beberapa tingkatan

pemerintahan.

Pasal 18 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa Negara

Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah-daerah provinsi itu dibagi

atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai

(15)

Pembagian

kekuasaan secara

vertikal

Hubungan antara pemerintahan provinsi dan

pemerintahan kabupaten/kota terjalin dengan koordinasi, pembinaan dan pengawasan oleh

Pemerintahan Pusat dalam bidang administrasi dan kewilayahan.

muncul sebagai konsekuensi dari diterapkannya asas desentralisasi di Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

Dengan asas tersebut, Pemerintah Pusat

menyerahkan wewenang pemerintahan kepada pemerintah daerah otonom (provinsi dan

kabupaten/kota) untuk mengurus dan mengatur sendiri urusan pemerintahan di daerahnya,

kecuali urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat, yaitu

(16)

Pembagian Kekuasaan dalam Pemerintahan Indonesia

Pembagian Kekuasaan Secara Vertikal

Pembagian Kekuasaan Secara Vertikal

Pembagian Kekuasaan Secara Horizontal

Pembagian Kekuasaan Secara Horizontal

Kekuasaan Konstitutif, dijalankan oleh MPR.

Kekuasaan Eksekutif dipegang oleh...

Kekuasaan Legislatif dipegang oleh…

Kekuasaan Yudikatif dipegang oleh…

Kekuasaan Eksaminatif/ Inspektif dijalankan oleh…

Kekuasaan Moneter dijalankan oleh….

Kekuasaan Konstitutif, dijalankan oleh MPR.

Kekuasaan Eksekutif dipegang oleh...

Kekuasaan Legislatif dipegang oleh…

Kekuasaan Yudikatif dipegang oleh…

Kekuasaan Eksaminatif/ Inspektif dijalankan oleh…

Kekuasaan Moneter dijalankan oleh….

Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah.

Pada pemerintahan daerah

berlangsung pembagian kekuasaan secara vertikal yang ditentukan

oleh pemerintahan pusat. Lahir sebagai konsekuensi

diterapkannya asas desentralisasi.

Diatur dalam Pasal 18 Ayat 1 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, OTODA diatur dalam Pasal 18

Ayat 5 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah.

Pada pemerintahan daerah

berlangsung pembagian kekuasaan secara vertikal yang ditentukan

oleh pemerintahan pusat. Lahir sebagai konsekuensi

diterapkannya asas desentralisasi.

Diatur dalam Pasal 18 Ayat 1 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, OTODA diatur dalam Pasal 18

(17)

Kedudukan dan Fungsi

Kementerian Negara

(18)

Pembentukan

kementerian

Kementerian adalah lembaga Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.

Kementerian berkedudukan di ibukota negara yaitu Jakarta dan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada presiden.

Pembentukan kementerian dilakukan paling lama 14 hari kerja sejak presiden mengucapkan sumpah/janji.

Urusan pemerintahan yang nomenklatur kementeriannya secara tegas disebutkan dalam UUD 1945 harus dibentuk dalam satu

kementerian tersendiri.

(19)

Kedudukan Lembaga

Kementerian

Menurut UU No.39 tahun 2008 mengenai Kementerian Negara pada Bab II Kedudukan dan Urusan Pemerintahan

Kementerian berkedudukan di Ibu Kota Negara Republik Indonesi.

Kementerian berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.

Kedudukannya juga tidak tergantung pada

dewan akan tetapi tergantung pada Presiden. Untuk menetapkan politik Pemerintah dan

koordinasi dalam pemerintahan Negara para Menteri bekerja bersama, satu sama lain

(20)

Setiap Menteri membidangi urusan

tertentu dalam pemerintahan, yang

terdiri atas:

1. Urusan pemerintahan yang nomenklatur Kementeriannya secara tegas disebutkan dalam Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945, meliputi urusan luar negeri, dalam negeri, dan

pertahanan.

2. Urusan pemerintahan yang ruang

lingkupnya disebutkan dalam UUD 1945, meliputi urusan agama, hukum,

keuangan, keamanan, hak asasi manusia, pendidikan, kebudayaan, kesehatan,

sosial, ketenagakerjaan, industri,

perdagangan, pertambangan, energi, pekerjaan umum, transmigrasi,

(21)

Setiap Menteri membidangi urusan tertentu dalam

pemerintahan, yang terdiri atas:

3. Urusan pemerintahan dalam rangka penajaman,

koordinasi, dan sinkronisasi program pemerintah,

meliputi urusan perencanaan pembangunan

nasional, aparatur negara, kesekretariatan

negara, badan usaha milik negara, pertanahan,

kependudukan, lingkungan hidup, ilmu

pengetahuan, teknologi, investasi, koperasi,

usaha kecil dan menengah, pariwisata,

(22)

Kedudukan dan Fungsi

(23)

Lembaga Pemerintah Non-Kementerian

merupakan lembaga negara yang

dibentuk untuk membantu presiden dalam

melaksanakan tugas pemerintahan tertentu.

Lembaga Pemerintah Non-Kementerian

berada di bawah presiden dan bertanggung

jawab langsung kepada presiden melalui

(24)

Lembaga Pemerintah Non-Kementerian

didirikan

dengan

tujuan

untuk

melaksanakan

tugas

khusus

yang

didelegasikan kepadanya oleh presiden.

(25)

Lembaga Pemerintah Non

Kementrian yang ada di Indonesia

(26)

Nilai-nilai Pancasila dalam

Penyelenggaraan

(27)

Nilai-nilai

Pancasila

1. Nilai ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta.

bangsa yang religius bukan bangsa yang ateis

adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antarumat beragama.

(28)

3. Nilai persatuan indonesia mengandung makna

usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat

untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan

menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman

yang dimiliki bangsa indonesia.

4. Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

mengandung makna suatu pemerintahan dari

rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara

musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga

perwakilan.

(29)

Nilai dan ruh demokrasi yang sesuai dengan visi

Pancasila adalah yang berhakikat:

a. Kebebasan,terbagikan/terdesentralisasikan,

kesederajatan, keterbukaan, menjunjung

etika dan norma kehidupan.

b. Kebijakan politik atas dasar nilai-nilai dan

prinsip-prinsip demokrasi yang

memperjuangkan kepentingan rakyat ,

kontrol publik.

c. Pemilihan umum yang lebih berkualitas

dengan partisipasi rakyat yang

seluas-luasnya.

Referensi

Dokumen terkait