• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri Pada Mahasiswi Fakultas Non Kesehatan di Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri Pada Mahasiswi Fakultas Non Kesehatan di Universitas Sumatera Utara"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kanker payudara adalah kanker yang terjadi karena terganggunya sistem

pertumbuhan sel di dalam jaringan payudara. Payudara tersusun atas kelenjar

susu, jaringan lemak, kantung penghasil susu, dan kelenjar getah bening. Sel

abnormal bisa tumbuh di empat bagian tersebut, dan mengakibatkan kerusakan

yang lambat tetapi pasti menyerang payudara (Nurcahyo, 2010).

Menurut data GLOBOCANInternational Agency for Research on Cancer

(IARC) diketahui pada tahun 2012, terdapat 14.067.894 kasus baru kanker dan

8.201.575 kematian akibat kanker di seluruh dunia. Kanker payudara menduduki

posisi yang tertinggi yaitu sebesar 43,3% kasus baru dan 12,9% kasus kematian.

Dengan kata lain insiden kanker payudara sebesar 40 per 100.000 perempuan di

dunia (PUSDATIN Kemenkes RI, 2015).

Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker terbanyakdi

Indonesiayang paling banyak diderita dan ditakuti wanita.(KPKN, 2015).Setiap

tahunnya diperkirakan terdapat 100 penderita baru per100.000 penduduk yang

ada di Indonesia. Berdasarkan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007,

kanker payudara menempati urutan pertama pasien rawat inap di seluruh RS di

Indonesia yakni 16,85% (Departemen Kesehatan. 2010). Dan mengalami

peningkatan pada tahun 2010 yaitu kasus rawat inap kanker payudara sebanyak

12.014 kasus (28,7%). Sedangkan menurut profil kesehatan Departemen

(2)

masih ditempati oleh kanker payudara dengan angka kejadian 2,2% dari 1000

perempuan. Jika hal ini tidak bisa terkendali, maka diperkirakan pada tahun 2030

akan ada 26 juta orang yang menderita kanker payudara dan 17 juta orang yang

meninggal dunia (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2012).

Berdasarkan laporan dari Rumah Sakit Kanker Dharmais, 70% wanita

yang datang sudah dengan kekambuhan dan pada stadium lanjut, sisanya 30%

terdiagnosis pada stadium I atau II (pasien dalam usia 25-80 tahun) (Setiati,

2009).Dari data terbaru Rumah Sakit Kanker Dharmais, penyakit kanker

terbanyak selama 4 tahun berturut-turut dari tahun 2010-2013 adalah kanker

payudara yang menempati posisi pertama dan jumlah kasus baru serta jumlah

kematian akibat kanker terus meningkat (PUSDATIN Kemenkes RI, 2015).

Berdasarkan hasil data Riset Kesehatan Dasar 2013, estimasi jumlah kasus

kanker payudara di provinsi Sumatera Utara sebanyak 2.682 kasus dan

merupakan jumlah kasus paling banyak di Pulau Sumatera.

Tingginya prevalensi kanker di Indonesia perlu dicermati dengan tindakan

pencegahan dan deteksi dini yang telah dilakukan oleh penyedia layanan

kesehatan. Kasus kanker yang ditemukan pada stadium dini serta mendapat

pengobatan yang cepat dan tepat akan memberikan kesembuhan dan harapan

hidup lebih lama. Oleh karena itu, penting dilakukan pemeriksaan rutin secara

berkala sebagai upaya pencegahan dan deteksi dini kanker (Kemenkes RI, 2015).

Deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu

pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), pemeriksaan payudara oleh tenaga

(3)

tergolong dalam resiko tinggi dan pada waktu tertentu, terutama bila usianya di

atas 35 tahun (Sjamsuhidajat,dan De Jong, 1997). Di Indonesia sendiri telah

dikembangkan Program Nasional Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan

Payudara yang dicanangkan oleh Ibu Negara Hj. Ani Yudhoyono pada tanggal

21 April 2008, dilanjutkan dengan Pencanangan Program Nasional Peran serta

Masyarakat dalam Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker pada Perempuan

Indonesia 2015-2019 oleh Ibu Iriana Jokowi. Program ini terus di perkuat dan

dikembangkan ke daerah-daerah lain di Indonesia (Kemenkes RI, 2015). Untuk

program ini dicanangkan bagi perempuan di usia 30-50 tahun namun

rekomendasi terbaru dari American Cancer Society (2003)bahwa deteksi dini

kanker khususnya pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dilakukan saat usia

sudah memasuki 20 tahun karena berdasarkan laporan dari RS Kanker Dharmais,

angka kejadian kanker payudara pada usia 25-80 tahun. Adanya kasus kanker

payudara yang terjadi pada usia dibawah 30 tahun juga memperlihatkan bahwa

kanker payudara yang sebelumnya banyak terjadi pada usia 35 – 50 tahun mulai

menyerang usia yang lebih muda. Oleh karena itu mahasiswi dipilih sebagai

sampel karena rata-rata mahasiswi telah memasuki usia 20 tahun.

SADARI merupakan tindakan yang sangat penting sebagai langkah awal

untuk mengetahui apakah seseorang menderita kanker payudara atau tidak,

karena diketahui sebesar 85% gangguan dalam payudara dapat diketahui pertama

kali oleh penderitanya sendiri (Handayani, 2008). Adanya informasi tentang

SADARI serta kanker payudara menjadi motivasi para wanita untuk menambah

(4)

menambah pengetahuan tentang pemeriksaan payudara. Semakin meningkatnya

tingkat pengetahuan tentang pemeriksaan payudara sendiri maka akan

mempengaruhi sikap para wanita untuk menyadari pentingnya SADARI untuk

mencegah resiko kanker payudara. Hal tersebut meningkatkan kesadaran para

wanita khususnya usia dewasa awal untuk memotivasi diri sendiri

mempraktekkan secara langsung SADARI (Handayani, 2008).

Berdasarkan bidang ilmu yang dipelajari, terdapat fakultas yang

mempelajari tentang kesehatan adapula yang tidak.Mahasiswi yang mempelajari

tentang ilmu kesehatan memahami tentang konsep sakit, penyakit dan perilaku

sakit lebih mendalam dibandingkan mahasiswi yang tidak mempalajari ilmu

kesehatan.Sehingga tingkat pengetahuan tentang konsep sakit dan penyakit

berbeda pula.Mahasiswi yang tidak mempelajari tentang kesehatan merupakan

salah satu komponen masyarakat yang mempunyai tingkat pengetahuan tinggi

namun kurang terpapar masalah kesehatan (Pulungan, 2010).Hal tersebut sesuai

dengan hasil penelitian Listiowatidan Baswedan (2014) dengan judul hubungan

tingkat pengetahuan tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dengan

perilaku SADARI pada mahasiswi non kesehatan di Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta yang menunjukkan persentase tingkat pengetahuan tentang SADARI

pada mahasiswi terbanyak berada pada tingkat pengetahuan sedang yaitu

sebanyak 59,8% dan perilaku pada tingkat kurang yaitu sebesar 49,8%.

Sedangkan pada penelitian Khairunissa (2010) dengan judul gambaran perilaku

mahasiswi FK USU angkatan 2005 terhadap pemeriksaan payudara sendiri

(5)

kategori sedang,yakni sebesar 51,4%, sikap mahasiswi terbanyak dalam kategori

baik yaitu sebesar 97,1%, tindakan mahasiswi terbanyak dalam kategori baik

yaitu sebesar 58,6%, dan perilaku mahasiswi terbanyak dalam kategori baik yaitu

sebesar 57,1%.Hasil penelitian tersebut yang mendasari peneliti memilih

responden mahasiswi fakultas non kesehatan.Walaupun penelitian ini sudah

pernah dilakukan, peneliti ingin mengetahui hasil di wilayah yang berbeda

karena satu daerah tidak bisa mewakili suatu negara.Disamping itu, jumlah kasus

di Sumatera Utara yang mencapai angka dua ribu bukanlah kasus yang sedikit.

Berdasarkan penguraian diatas maka peneliti ingin mengetahui gambaran

perilaku (pengetahuan dan sikap) terhadap pemeriksaan payudara sendiri

(SADARI) pada mahasiswi fakultas non kesehatan di Universitas Sumatera Utara

sebagai salah satu cara dalam mendeteksi dini kanker payudara.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimana gambaran perilaku mahasiswa fakultas non kesehatan di

Universitas Sumatera Utara terhadap pemeriksaan payudara sendiri?.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku

mahasiswa fakultas non kesehatan di Universitas Sumatera Utara terhadap

(6)

2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

2.1 Untuk mengidentifikasi pengetahuan mahasiswi fakultas non kesehatan

di Universitas Sumatera Utara tentang SADARI sebagai salah satu cara

untuk mendeteksi dini kanker payudara.

2.2 Untuk mengidentifikasi sikap mahasiswi fakultas non kesehatan di

Universitas Sumatera Utara tentang SADARI sebagai salah satu cara

untuk mendeteksi dini kanker payudara.

D.Manfaat Penelitian a. Institusi pendidikan

Menjadi sumber informasi dalam mengembangkan kurikulum untuk

meningkatkan pengetahuan mahasiswi dari seluruh fakultas di Universitas

Sumatera Utara.

b. Pendidikan keperawatan

Menjadi sumber informasi dan bahan yang berguna untuk meningkatkan

kualitas pendidikan serta mengembangkan kurikulum dalam

penyampaikan informasi tentang SADARI bagi mahasiswi secara lebih

menarik sehingga mampu mengaplikasikannya sebagai usaha preventif.

c. Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi pelayanan kesehatan dalam

melakukan penyuluhan yang lebih maksimal tentang SADARI pada

Referensi

Dokumen terkait

To ensure the conformity of the products manufactured with the sample material and/or sold we operate an effective quality assur- ance system and shall maintain it for the whole

MEMENUHISYARAT MEMENUHISYARAT MEMENUHISYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHISYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHISYARAT MEMENUHISYARAT MEMENUHISYARAT MEMENUHISYARAT MEMENUHISYARAT

at Penawaran Saudara melalui LPSE Provin i Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah aka dengan ini kami mengundang Saudara u si di Kantor Balai Pelaksana Teknis Bina

PANITIA PENGADAAN PEKERJAAN KO PENGADAAN BARANG SELAKU KELO PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN PROVI PADA BALAI PELAKSANA TEKNIS BINA MARGA. DANA APBD TAHUN

I 5 LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA TIDAK LULUS LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA

Kegiatan Pendampingan Kegiatan DAK Infrastruktur Irigasi Pekerjaan Paket 22 Rehabilitasi Sarana Irigasi DI Tempel Ds Kenaiban Kec Karangdowo.

● Pontianak berada di equator sehingga Matahari akan ada di atas kota ini tanggal Maret dan September. ● Kota lain Bonjol, dsb yang juga dekat dengan equator juga

[r]