BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit Tidak Menular (PTM) sudah menjadi penyebab kematian yang lebih
umum bila dibandingkan dengan penyakit akibat infeksi di negara sedang
berkembang. Oleh karena itu, negara yang sedang berkembang dihadapkan pada dua
beban kesehatan, yaitu beban terhadap penyakit infeksi yang besar dan juga
meningkatnya beban penyakit tidak menular. Indonesia adalah salah satu negara
sedang berkembang dimana proporsi kematian akibat penyakit menular dalam 12
tahun telah mengalami penurunan dari 44% menjadi 28% dan proporsi kematian
akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%.1
Salah satu PTM yang menjadi masalah pada berbagai negara yaitu Diabetes
Mellitus (DM). Menurut American Diabetes Association (ADA), DM atau yang lebih
sering disebut dengan penyakit kencing manis adalah suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik kadar glukosa darah di atas normal yang terjadi
karena defisiensi insulin oleh pankreas, penurunan efektivitas insulin, atau
kedua-duanya.2
Pada tahun 2000, WHO menyatakan bahwa terjadi 57 juta jiwa kematian
setiap tahunnya yang disebabkan oleh penyakit tidak menular dan terdapat 3,2 juta
jiwa per tahun penduduk dunia meninggal akibat Diabetes Mellitus. Berdasarkan
WHO (2003) 194 juta jiwa penduduk dunia yang berusia 20 – 79 tahun atau 5,1%
dari jumlah penduduk pada kelompok umur tersebut menderita DM dan pada tahun
kelompok umur tersebut.3
Penderita Diabetes Mellitus di Indonesia jumlahnya sangat besar. Menurut
ADA (2004) Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar (8,4 juta orang) di dunia
setelah India (31,7 juta orang), Cina (20,8 juta orang), dan Amerika Serikat (17,7 juta
orang). Secara epidemiologi, diperkirakan bahwa pada tahun 2030 jumlah penderita
diabetes melitus di Indonesia mencapai 21,3 juta orang.4
Pada tahun 2007, prevalensi DM tertinggi terdapat di Provinsi Kalimantan
Barat dan Provinsi Maluku Utara (masing-masing 11,1%), diikuti Provinsi Riau
(10,4%), dan Provinsi Aceh (8,5%) sedangkan prevalensi DM terendah terdapat di
Provinsi Papua (1,7%) dan Provinsi Nusa Tenggara Timur (1,8%).1
Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun 2007,
Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit tidak menular yang terdaftar pada
sepuluh prevalensi PTM di Provinsi Sumatera Utara tahun 2007 dan menempati
urutan ke tujuh terbesar dengan prevalensi 1,21%. Prevalensi penyakit DM tertinggi
terdapat di Kabupaten Pakpak Barat yaitu 1,6% dan terendah terdapat di Kabupaten
Tapanuli Utara dengan prevalensi 0,2%.5
Berdasarkan penelitian Rosintan Sibarani di RSU Dr. Pirngadi Medan,
penderita Diabetes Mellitus rawat jalan pada tahun 2008 merupakan urutan pertama
dari 10 besar penyakit yang ada yaitu dengan jumlah 6207 orang, sedangkan jumlah
penderita Diabetes Mellitus yang rawat inap merupakan urutan kesepuluh dengan
jumlah 290 orang.6
yang ditimbulkan.3 Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan bahwa secara nasional prevalensi DM berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan
gejala yang bertempat tinggal di perkotaan adalah 1,1%. Sedangkan prevalensi
nasional DM berdasarkan hasil pengukuran gula darah pada penduduk umur >15
tahun yang bertempat tinggal di perkotaan adalah 5,7%.1 Data tersebut menunjukkan bahwa lebih banyak penduduk yang belum menyadari kalau dirinya sudah menderita
diabetes.
DM juga dikenal sebagai “the great imitator” karena penyakit ini dapat
mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan komplikasi secara perlahan-lahan
seperti hipertensi, penyakit jantung dan pembuluh darah, stroke, gagal ginjal, dan
kebutaan. Penderita DM biasanya memeriksakan kesehatannya setelah terjadi
komplikasi.
Berdasarkan penelitian Tarigan (2011), jenis komplikasi DM yang ada di
RSU Herna Medan Tahun 2009-2010 adalah Ulkus-gangren (26,1%), hipoglikemia
(6,7%), hiperglikemia (4,5%), hipertensi (15,7%), PJK (3,7%), TB Paru (12,8%),
stroke (6,7%), retinopati diabetik (1,5%), nefropati diabetik (13,4%), neuropati
diabetik (5,2%), dan dispepsia (3,7%).7
Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukan peneliti di RSUD Deli
Serdang tahun 2012, dari 210 orang pasien DM yang dirawat inap, terdapat 186 orang
(88,6%) yang menderita DM dengan komplikasi. Berdasarkan latar belakang di atas,
maka perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita DM dengan
1.2 Perumusan Masalah
Belum diketahuinya karakteristik penderita DM dengan komplikasi yang
dirawat inap di RSUD Deli Serdang tahun 2012.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui karakteristik penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap
di RSUD Deli Serdang tahun 2012.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan
sosiodemografi (umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, dan pekerjaan)
b. Mengetahui distribusi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan tipe DM
c. Mengetahui distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan
jenis komplikasi
d. Mengetahui distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan
kategori komplikasi
e. Mengetahui distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan
Penatalaksanaan medis
f. Untuk mengetahui distribusi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan ada atau
tidaknya pemeriksaan HbA1c (hemoglobin glikosilasi)
g. Mengetahui lama rawatan rata-rata penderita DM dengan komplikasi
h. Mengetahui distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan
i. Mengetahui distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan
keadaan sewaktu pulang
j. Mengetahui proporsi umur berdasarkan jenis kelamin
k. Mengetahui proporsi umur berdasarkan kategori komplikasi
l. Mengetahui proporsi jenis kelamin berdasarkan kategori komplikasi
m. Mengetahui proporsi kategori komplikasi berdasarkan penatalaksanaan medis
n. Mengetahui proporsi kategori komplikasi berdasarkan keadaan sewaktu pulang
o. Mengetahui lama rawatan rata-rata berdasarkan kategori komplikasi
p. Mengetahui lama rawatan rata-rata berdasarkan sumber biaya
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Sebagai bahan masukan dan informasi bagi pihak RSUD Deli Serdang untuk
mengetahui distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi yang dirawat
inap sehingga dapat membuat suatu perencanaan untuk tindakan pengobatan
yang lebih lanjut
1.4.2 Menambah wawasan penulis tentang permasalahan DM komplikasi dan sarana
menerapkan ilmu yang diperoleh selama di bangku perkuliahan
1.4.3 Sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan di