1
(Pada Perusahaan Diakuisi, periode 1997-2009)
SITI ARDIAGARINI
ERMAN DENNY ARFIANTO, SE, MM.
ABSTRACT
This research aims to analyze the difference on firm performance before and after mergers and acquisitions on target firms. Corporate performance is measured by using financial ratio: Net Profit Margin (NPM), Return On investment (ROI), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TATO), Current Ratio (CR) and Earning Per Share (EPS).
Quantitative method is used in this research, take the data of public company which had conducted mergers and acquisitions and announce its activity in the period 1997-2004, non statistic parametric is used to analyze data. Wilcoxon signed ranks test and Manova are used to answer hypothesis.
The results from this research show that parcial study in 7 financial ratio, NMP, ROI, ROE, DER, CR, TATO and EPS only CR that show the significant difference before and after mergers and acquisitions. DER also show the difference in 1 years. While another financial ratio not show the significant difference before and after acquisitions.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Memasuki era globalisasi dan pasar bebas, persaingan usaha diantara perusahaan yang ada semakin ketat. Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan agar dapat bertahan, berdaya saing atau bahkan lebih berkembang. Untuk itu perusahaan perlu mengembangkan suatu strategi yang tepat agar perusahaan bisa mempertahankan eksistensinya dan memperbaiki kinerjanya. Salah satu usaha untuk menjadi perusahaan yang besar dan kuat adalah melalui penggabungan usaha atau yang biasa disebut merger dan akuisisi (takeover).
Istilah merger, akuisisi dan pengambilalihan, semuanya merupakan idiom merger dan akuisisi. Dalam merger, perusahaan-perusahaan menggabungkan dan membagi sumber daya yang mereka miliki untuk mencapai tujuan bersama. Akuisisi lebih merupakan sebuah perjanjian, sebuah perusahaan membeli aset atau saham perusahaan lain, dan para pemegang saham dari perusahaan yang menjadi sasaran akuisisi (perusahaan target) berhenti menjadi pemilik perusahaan.
Penggabungan usaha dilakukan atas dasar pertimbangan hukum, perpajakan atau alasan lainnya. Menurut Hartono (2003) akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan didasari oleh beberapa alasan antara lain economic of scale, memperbaiki manajemen, penghematan pajak, diversifikasi, dan meningkatkan corporate growth rate. Economic of Scale maksudnya bahwa perusahaan harus berusaha mencapai skala operasi dengan biaya rata-rata terendah. Skala ekonomi bukan hanya dalam artian proses produksi saja melainkan juga dalam bidang pemasaran, personalia, keuangan serta administrasi.
Penggabungan usaha ada 2 yaitu secara internal dan eksternal. Secara internal sendiri yaitu dilakukan dengan cara memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada, misalnya dengan cara menambah kapasitas pabrik, menambah produk atau mencari pasar baru. Sebaliknya secara eksternal sendiri dilakukan dengan cara membeli perusahaan yang sudah ada atau dibeli oleh perusahaan yang lebih besar.
dilakukan dengan pembelian seluruh atau sebagian kepemilikan suatu perusahaan. Dari waktu ke waktu perusahaan lebih menyukai pertumbuhan eksternal melalui merger dan akuisisi dibandingkan pertumbuhan internal (Hitt, 2002). Dengan demikian, tujuan menggabungkan usaha melalui merger dan akusisi diharapkan dapat memperoleh sinergi, yaitu nilai keseluruhan perusahaan setelah merger dan akuisisi yang lebih besar daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum merger dan akuisisi. Selain itu merger dan akuisisi dapat memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan antara lain peningkatan kemampuan dalam pemasaran, riset, skill manajerial, transfer teknologi, dan efisiensi berupa penurunan biaya produksi (Hitt, 2002).
Payamta dan Doddy Setiawan (2004) juga melakukan penelitian tentang analisis pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja perusahaan publik di Indonesia. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan current ratio, quick ratio, total asset to debt, net worth to debt, total asset turnover, fixed asset turnover, ROI, ROE, NPM, dan OPM. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengujian secara serentak terhadap semua rasio keuangan tidak berbeda secara signifikan. Jadi, kinerja perusahaan manufaktur setelah melakukan merger dan akuisisi tidak mengalami perbaikan dibandingkan dengan sebelum melaksanakan merger dan akuisisi. Sedangkan pengujian secara parsial sebagian rasio menunjukkan ada perbedaan yang signifikan.
Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan kinerja keuangan antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi pada perusahaan target atau perusahaan yang diakuisisi. Sehingga peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul skripsi: “Analisis Dampak Merger dan Akuisisi terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Target”
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Praktik merger dan akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), mendapat perhatian banyak publik, karena menyangkut kepentingan yang berbeda dari banyak pihak, diantaranya pemerintah, pemegang saham, calon investor, kreditor dan masyarakat umum.
bertujuan selain meningkatkan kekuatan pasar juga memperoleh sinergi pemasaran, distribusi dan nilai bagi perusahaan (Sudarman, 1999). Temuan ini menarik untuk diteliti kembali yaitu mengenai pengaruh akuisisi terhadap kinerja perusahaan dilihat dari rasio profitabilitas, aktivitas, likuiditas dan solvabilitas.
Melihat dari beberapa penelitian terdahulu yang tidak konsisten serta pandangan teori motivasi dari akuisisi tersebut yang menghasilkan perbedaan antara teori dan kenyataan pada data empiris dari rata-rata kinerja perusahaan yang melakukan akuisisi, maka penelitian ini merumuskan masalah yaitu apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi pada perusahaan pengakuisisi dan yang diakuisisi (target firm) dan motif-motif apa saja yang mendorong perusahaan tersebut sehingga bersedia diakuisisi oleh perusahaan lain. maka dihasilkan pertanyaan dalam penelitian ini adalah: Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akusisi pada perusahaan target ?
1.3 Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah menganalisis perbedaan kinerja keuangan antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi pada perusahaan yang diakuisisi.
1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Investor
Memberikan informasi bagi investor pengaruh aksi perusahaan dalam melakukan merger dan akuisisi terhadap fundamental perusahaan melalui kinerja keuangan. 2. Bagi Emiten
Sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan di bidang keuangan dan kebijakan atas publikasi merger dan akuisisi terhadap volume perdagangan saham.
3. Bagi Manajemen Perusahaan
Sebagai pertimbangan dalam memutuskan merger dan akuisisi sebagai strategi perusahaan.
4. Bagi Pemegang Saham
5. Bagi Akademik
TELAAH PUSTAKA
2.1 Pengertian Merger dan Akuisisi
Berbicara tentang akuisisi, berarti sedang membicarakan tentang beberapa transaksi yang berbeda. Transaksi tersebut dapat terjadi pada perusahaan yang melakukan penggabungan usaha dengan perusahaan lain untuk menciptakan perusahaan baru.
Merger merupakan salah satu strategi yang diambil perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan. Merger berasal dari kata “mergere” (Latin) yang artinya (1) bergabung bersama, menyatu, berkombinasi (2) menyebabkan hilangnya identitas karena terserap atau tertelan sesuatu. Merger didefinisikan sebagai penggabungan dua atau lebih perusahaan yang kemudian hanya ada satu perusahaan yang tetap hidup sebagai badan hukum, sementara yang lainnya menghentikan aktivitasnya atau bubar. Dalam merger, perusahaan-perusahaan menggabungkan dan membagi sumber daya yang mereka miliki untuk mencapai tujuan bersama. Para pemegang saham dari perusahaan-perusahaan yang bergabung tersebut seringkali tetap dalam posisi sebagai pemilik bersama entitas yang digabungkan.
Sementara Akuisisi berasal dari kata “acquisitio” (Latin) dan “acquisition” (Inggris), makna harfiah akuisisi adalah membeli atau mendapatkan sesuatu/obyek untuk ditambahkan pada sesuatu/obyek yang telah dimiliki sebelumnya. Menurut PSAK No. 2 paragraf 08 tahun 1999: ”Akuisisi (acqusition) adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan, yaitu pengakuisisi (acquirer) memperoleh kendali atas aktiva netto dan operasi perusahaan yang diakuisisi (acquiree), dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau mengeluarkan saham”.
2.1.1 Tujuan Merger dan Akuisisi
dianggap sebagai kriteria rasional untuk investasi dan keputusan finansial yang dibuat oleh para manajer (Sudarsanam, 1999).
Tetapi memaksimalkan kekayaan para pemegang saham dapat diganti dengan mengejar kepentingan pribadi para manajer pembuat keputusan tersebut. Menurut teori utilitas manajerial, akuisisi dapat didorong oleh ego atau keinginan manajerial akan kekuasaan, atau hak istimewa yang sesuai dengan ukuran perusahaan.
2.1.2 Analisis Kinerja Keuangan dalam Merger dan Akuisisi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001), kinerja diartikan sebagai “sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja (tentang peralatan)”. Berdasarkan pengertian tersebut kinerja keuangan didefinisikan sebagai prestasi manajemen, dalam hal ini manajemen keuangan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu menghasilkan keuntungan dan meningkatkan nilai perusahaan. Analisis kinerja keuangan dalam penelitian ini bertujuan untuk menilai implementasi strategi perusahaan dalam hal merger dan akuisisi.
2.1.2.1Metode Analisis Kinerja Keuangan dengan Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan metode umum yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan di bidang keuangan. Rasio merupakan alat yang memperbandingkan suatu hal dengan hal lainnya sehingga dapat menunjukkan hubungan atau korelasi dari suatu laporan finansial berupa neraca dan laporan laba rugi. Jenis rasio yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari rasio likuiditas, aktivitas, leverage dan profitabilitas (Thomson, 2006).
1. Rasio Likuiditas. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang jatuh tempo dalam jangka pendek. Ukuran likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah current ratio.
3. Rasio Leverage. Rasio leverage dihitung dari perbandingan hutang dengan total aktiva dan modal sendiri perusahaan. Rasio ini menyangkut jaminan, yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang bila pada suatu saat perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan. Dengan kata lain rasio ini mengukur seberapa besar perusahaan menggunakan dana dari pihak luar atau kreditor. Rasio leverage yang digunakan dalam penelitian ini yaitu debt to total equity ratio.
4. Rasio Profitabilitas. Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Rasio ini membantu perusahaan dalam mengontrol penerimaannya. Rasio-rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari net profit margin, return on investment dan return on equity.
5. Rasio Pasar. Rasio pasar mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku. Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasar pada sudut investor (atau calon investor), meskipun pihak manajemen juga berkepentingan terhadap rasio-rasio ini. Rasio pasar yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Earning Per Share (EPS).
2.2 Penelitian terdahulu
Tabel 2.2
No
Peneliti & Tahun
Variabel yang
digunakan Alat Analisis Hasil
2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian
Merger dan akuisisi adalah tindakan strategis dari perusahaan untuk mengembangkan usahanya. Keberhasilan perusahaan dalam merger dan akuisisi dapat dilihat dari kinerja perusahaan tersebut, terutama kinerja keuangan. Perubahan-perubahan yang terjadi setelah perusahaan melakukan merger dan akuisisi biasanya akan tampak pada kinerja perusahaan dan penampilan finansialnya. Pasca merger dan akuisisi kondisi dan posisi keuangan perusahaan mengalami perubahan dan hal ini tercermin dalam laporan keuangan perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi.
Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran Teoritis
2.4 Formulasi Hipotesis
Atas dasar pertimbangan dari teori pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan dimana setelah merger dan akuisisi ukuran perusahaan dengan sendirinya bertambah besar karena aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan digabung bersama. Dengan pertimbangan tersebut penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Current ratio berbeda antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi
H2 : Total asset turn over berbeda antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi
H3 : Debt to total equity berbeda antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi
H4 : Net profit margin berbeda antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi
H5 : Return on investment berbeda antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi
H6 : Return on equity berbeda antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi
H7 : Earning per share berbeda antara sebbelum dan sesudah merger dan akuisisi
METODE PENELITIAN
3.1Variabel Penelitian dan Definisi Variabel
Penelitian ini menganalisis secara empiris tentang pengukuran kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akusisi. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian atas hipotesis-hipotesis yang telah diajukan. Pengujian hipotesis dilakukan menurut metode penelitian dan analisis yang dirancang sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti agar mendapatkan hasil yang akurat. Pada dasarnya variabel dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan. Secara spesifik, kinerja keuangan disini difokuskan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi (Munawir, 2002). Kinerja keuangan perusahaan diukur dengan indikator rasio keuangan, yaitu:
Tabel 3.1 Definisi Variabel
No Variabel Definisi Pengukuran
1 Net Profit Margin (NPM) Mengukur seberapa banyak laba bersih
3 Return on Equity (ROE) Mengukur seberapa besar keuntungan bersih yang tersedia bagi pemegang saham.
4 Debt to Equity Ratio
6 Current Ratio (CR) Menunjukan seberapa besar kemampuan perusahaan melunasi hutang lancar.
Current Asset Current Liabilities
7 Earning per Share (EPS) Menunjukan bagian laba yang dinikmati
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan publik yang menjadi target akuisisi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan rentang waktu antara tahun 1997-2009. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu sampel dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Sampel perusahaan target dipilih berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut:
2. Memiliki keterangan waktu yang jelas mengenai kapan perusahaan tersebut diakuisisi.
Selain kriteria diatas perusahaan sampel juga memiliki data laporan keuangan dari satu tahun sebelum diakuisisi dan 5 tahun seteah diakuisisi. Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, akhirnya diperoleh 14 perusahaan target.
3.3Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dalam pengumpulan data sekunder diperlukan adanya pemeriksaan ketelitan. Sumber data Laporan Keuangan dan harga saham perusahaan sampel berasal dari Database Pojok BEI Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Sumber data lainnya berasal dari sumber bacaan seperti buku-buku, jurnal, dan data dari internet.
3.4Metode Analisis Data
Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis ini menggunakan uji statistic non parametric. Berdasarkan parameternya statistik dibagi menjadi dua, yakni statistik Parametrik dan Non Parametrik, keduanya berbeda satu dengan yang lain dan memiliki kelebihan dan kekurangan. Statistik non parametrik adalah bagian dari statistik yang parameter populasinya tidak mengikuti suatu distribusi tertentu atau memiliki distribusi yang bebas persyaratan dan variannya tidak perlu homogen. Kemudian menurut payamta (1998) didasarkan kelebihan yang ada dibandingkan dengan uji t beda dua sampel paired sampel t-test, karena alat uji statistic tersebut akan memberikan hasil yang tepat untuk dua populasi yang berditribusi kelanjutan, tidak memerlukan pengujian asumsi normalitas dan lebih konservatif untuk dua populasi yang berdistribusi diskrit. Uji non parametric yang digunakan adalah:
• Wilcoxon Signed Ranks Test
independen tersebut berpengaruh siginifikam terhadap variabel dependen, berarti terdapat perbedaan yang secara statistik signifikan masing-masing rasio keuangan antaraa sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Dengan demikian langkah-langkah pengujiannya dilakukan sebagai berikut:
1. Merumuskan Hipotesis
2. Menentukan daerah kritis dengan α=5%
3. Menghitung dengan menggunakan software spss
4. Membandingkan antara probabilitas dan taraf siginifikansi yang telah ditetapkan (5%)
3.4.3 Manova
Manova mempunyai pengertian sebagai suatu teknik statistik yang digunakan untuk menghitung pengujian signifikansi perbedaan rata-rata secara bersamaan antara kelompok untuk dua atau lebih variabel tergantung. Teknik ini bermanfaat untuk menganalisis variabel-variabel tergantung lebih dari dua yang berskala interval atau rasio.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Analisis
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah akuisisi dapat meningkatkan kinerja perusahaan yang diakuisisi dan sejauh mana akuisisi tersebut dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Hasil pengujian dibagi menjadi 2 bagian yaitu pengujian untuk perbedaan masing-masing variabel pada satu tahun hingga 5 tahun sesudah akuisisi dengan variabel pada sesudah akuisisi dan juga menguji perbedaan kinerja keuangan pada 1 tahun sebelum akuisisi dengan rata-rata kinerja selama 5 tahun sesudah akuisisi. Karena jumlah data yang sedikit (kurang dari 30) maka pengujian dilakukan dengan menggunakan statistic non parametric Wilcoxon Rank Signed Test. Selain itu pengujian juga dilakukan dengan menggunakan uji Manova untuk menguji efek akusisi terhadap 7 ukuran kinerja tersebut secara bersama-sama.
4.1.1 Uji Wilcoxon Signed Rank Test
1. Perbedaan kinerja NPM sebelum dan sesudah akuisisi
Hasil pengujian perbedaan NPM pada sebelum dan sesudah akuisisi selama 5 tahun maupun rata-ratanya ditunjukkan sebagai berikut :
Tabel 4.8
Uji beda NPM sebelum – sesudah akuisisi
Sebelum Sesudah
Negatif Rank
Positif
Rank Ties Z sig Keterangan
T-1 T+1 5 8 1 -0.934 0.345 Tdk berbeda
T-1 T+2 4 10 0 -1.131 0.258 Tdk berbeda
T-1 T+3 5 9 0 -0.723 0.470 Tdk berbeda
T-1 T+4 6 8 0 -0.440 0.660 Tdk berbeda
T-1 T+5 5 6 3 -0.979 0.328 Tdk berbeda
T-1 Rata-rata 5 th 6 7 1 -0.594 0.552 Tdk berbeda
perbedaan yang signifikan dengan NPM pada periode 1 tahun sebelum akuisisi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi dari semua pengujian yang berada di atas 0,05.
2. Perbedaan kinerja ROI sebelum dan sesudah akuisisi
Hasil pengujian perbedaan ROI pada sebelum dan sesudah akuisisi selama 5 tahun maupun rata-ratanya ditunjukkan sebagai berikut :
Tabel 4.9
Uji beda ROI sebelum – sesudah akuisisi
Sebelum Sesudah
Negatif Rank
Positif
Rank Ties Z sig Keterangan
T-1 T+1 5 9 0 -0.596 0.551 Tdk berbeda
T-1 T+2 5 9 0 -1.036 0.300 Tdk berbeda
T-1 T+3 5 9 0 -0.973 0.331 Tdk berbeda
T-1 T+4 5 9 0 -0.847 0.397 Tdk berbeda
T-1 T+5 5 9 0 -1.099 0.272 Tdk berbeda
3. Perbedaan kinerja ROE sebelum dan sesudah akuisisi
Hasil pengujian perbedaan ROE pada sebelum dan sesudah akuisisi selama 5 tahun maupun rata-ratanya ditunjukkan sebagai berikut :
Tabel 4.10
Uji beda ROE sebelum – sesudah akuisisi
Sebelum Sesudah
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan ROE pada 1 tahun sebelum akuisisi dengan 5 tahun sesudah akuisisi baik untuk masing-masing periode maupun rata-rata selama 5 tahun menunjukkan bahwa tidak satupun nilai ROE pada periode sesudah akuisisi memiliki perbedaan yang signifikan dengan ROI pada periode 1 tahun sebelum akuisisi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi dari semua pengujian yang berada di atas 0,05.
4. Perbedaan kinerja EPS sebelum dan sesudah akuisisi
Hasil pengujian perbedaan EPS pada sebelum dan sesudah akuisisi selama 5 tahun maupun rata-ratanya ditunjukkan sebagai berikut :
Tabel 4.11
Uji beda EPS sebelum – sesudah akuisisi
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan EPS pada 1 tahun sebelum akuisisi dengan 5 tahun sesudah akuisisi baik untuk masing-masing periode maupun rata-rata selama 5 tahun menunjukkan bahwa tidak satupun nilai EPS pada periode sesudah akuisisi memiliki perbedaan yang signifikan dengan EPS pada periode 1 tahun sebelum akuisisi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi dari semua pengujian yang berada di atas 0,05.
5. Perbedaan kinerja DER sebelum dan sesudah akuisisi
Hasil pengujian perbedaan DER pada sebelum dan sesudah akuisisi selama 5 tahun maupun rata-ratanya ditunjukkan sebagai berikut :
Tabel 4.12
Uji beda DER sebelum – sesudah akuisisi
Sebelum Sesudah
Negatif Rank
Positif
Rank Ties Z sig Keterangan
T-1 T+1 11 3 0 -1.978 0.048 Berbeda
T-1 T+2 9 5 0 -1.161 0.245 Tdk berbeda
T-1 T+3 8 6 0 -0.847 0.947 Tdk berbeda
T-1 T+4 8 6 0 -1.287 0.198 Tdk berbeda
T-1 T+5 9 5 0 -1.287 0.198 Tdk berbeda
T-1 Rata-rata 5 th 8 5 1 -1.013 0.311 Tdk berbeda
6. Perbedaan kinerja TATO sebelum dan sesudah akuisisi
Hasil pengujian perbedaan TATO pada sebelum dan sesudah akuisisi selama 5 tahun maupun rata-ratanya ditunjukkan sebagai berikut :
Tabel 4.13
Uji beda TATO sebelum – sesudah akuisisi
Sebelum Sesudah
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan TATO pada 1 tahun sebelum akuisisi dengan 5 tahun sesudah akuisisi baik untuk masing-masing periode maupun rata-rata selama 5 tahun menunjukkan bahwa tidak satupun nilai TATO pada periode sesudah akuisisi memiliki perbedaan yang signifikan dengan EPS pada periode 1 tahun sebelum akuisisi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi dari semua pengujian yang berada di atas 0,05.
7. Perbedaan kinerja CR sebelum dan sesudah akuisisi
Hasil pengujian perbedaan CR pada sebelum dan sesudah akuisisi selama 5 tahun maupun rata-ratanya ditunjukkan sebagai berikut :
Tabel 4.14
Uji beda CR sebelum – sesudah akuisisi
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan CR pada 1 tahun sebelum akuisisi dengan 5 tahun sesudah akuisisi baik untuk masing-masing periode maupun rata-rata selama 5 tahun menunjukkan bahwa pada pengujian perbandingan dengan 2 tahun hingga 5 tahun maupun rata-rata CR selama 5 tahun sesudah akuisisi memiliki perbedaan yang signifikan dengan CR pada periode 1 tahun sebelum akuisisi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi pengujian yang berada di bawah 0,05. Dengan demikian, hal ini menunjukkan bahwa akuisisi dapat meningkatkan CR menjadi lebih baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang (2 hingga 5 tahun setelah akuisisi).
4.1.2 Uji Manova
Uji manova dilakukan untuk melihat ada tidaknya perbedaan kinerja 7 rasio keuangan secara bersama-sama pada sebelum akuisisi dan sesudah akuisisi. Pengujian perbedaan kinerja 7 rasio secara bersama diperoleh sebagai berikut :
Tabel 4.15
Perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi
Sebelum Sesudah F Sig Keterangan
T-1 T+1 0.529 0.803 Tidak berbeda
T-1 T+2 0.587 0.758 Tidak berbeda
T-1 T+3 1.231 0.232 Tidak berbeda
T-1 T+4 1.159 0.368 Tidak berbeda
T-1 T+5 0.967 0.481 Tidak berbeda
T-1 Rata-rata 5 th 0.906 0.522 Tidak berbeda
4.2 Pembahasan
Dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks Test dengan tingkat signifikansi 5% menunjukan bahwa hampir seluruh rasio keuangan sesudah merger dan akuisisi, yang digunakan dalam penelitian ini, tidak mengalami perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan sebelum dilakukannya merger dan akuisisi. Namun pada saat pengujian periode 1 tahun sebelum dibandingkan dengan 1 tahun sesudah menunjukan adanya perbedaan yang siginifikan pada variabel DER, masing-masing Signifikansi = 0.048. dan variabel CR pada pengujian tahun 1 tahun sebelum dengan 2 tahun sampai 5 tahun sesudah menunjukan adanya perbedaan, dengan Signifikansi masing-masing sebesar, T+2 = 0.028, T+3 = 0.013, T+4 = 0.035, dan T+5 = 0.016.
Hasil analisis data terhadap variabel DER diperoleh nilai Z sebesar - 1.978 dengan signifikansi sebesar 0,048, karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,048 > 0,05), maka H4 diterima untuk periode 1 tahun sebelum dengan 1 tahun sesudah. Artinya terdapat perbedaan DER pada periode 1 tahun sebelum dengan 1 tahun sesudah merger dan akusisi, berarti ada pengaruh merger dan akuisisi terhadap DER. Signifikannya pengaruh pengumuman merger dan akuisisi terhadap DER menunjukkan bahwa risiko perusahaan semakin besar, karena dengan bergabungnya perusahaan membutuhkan penambahan modal dari hutang.
Hasil analisis data terhadap variabel CR diperoleh nilai Z sebesar - 2.072 dengan signifikansi sebesar 0,028, karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,028 > 0,05), maka H6 diterima untuk periode 1 tahun sebelum dengan 2 sampai 5 tahun sesudah. Artinya terdapat perbedaan CR pada periode 1 tahun sebelum dengan 2 sampai 5 tahun sesudah merger dan akusisi, berarti ada pengaruh merger dan akuisisi terhadap CR. Signifikannya pengaruh pengumuman merger dan akuisisi terhadap CR menunjukkan bahwa risiko perusahaan semakin kecil, karena dengan bergabungnya perusahaan maka kedua perusahaan tersebut akan semakin likuid.
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan analisis statistik, maka selanjutnya dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pada variabel NPM yang diuji dengan metode Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah merger. Baik dari periode antara 1 tahun sebelum dengan 1 tahun sampai dengan 5 tahun setelah merger dan akuisisi.
2. Pada variabel ROI yang di uji dengan metode Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah merger. Baik dari periode antara 1 tahun sebelum dengan 1 tahun sampai dengan 5 tahun setelah merger dan akuisisi.
3. Pada variabel ROE yang diuji dengan Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah merger. Baik dari periode antara 1 tahun sebelum dengan 1 tahun sampai dengan 5 tahun setelah merger dan akuisisi.
4. Pada variabel DER yang diuji dengan Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah merger. Hanya pada periode 1 tahun sebelum dengan 1 tahun sesudah menunjukan adanya perbedaan yang signifikan pada variabel ini.
5. Pada variabel EPS yang diuji dengan Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah merger. Baik dari periode antara 1 tahun sebelum dengan 1 tahun sampai dengan 5 tahun sesudah merger dan akuisisi.
6. Pada variabel TATO yang diuji dengan Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah merger. Baik pada periode antara 1 tahun sebelum dengan 1 tahun sampai dengan 5 tahun sesudah merger dan akuisisi.
antara 1 tahun sebelum dengan 1 tahun sampai dengan 5 tahun sesudah merger dan akuisisi.
8. Pada pengujian secara parsial rasio likuiditas, CR saja yang menunjukkan memiliki perbedaan yang signifikan pada perbandingan sebelum dan sesudah akuisisi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pada 2 tahun hingga 5 tahun sesudah akuisisi maupun rata-rata selama 5 tahun, terjadi kenaikan rasio CR yang signifikan. Selain itu rasio DER menunjukkan berbeda pada 1 tahun.
9. Pada pengujian secara bersama-sama 7 rasio keuangan tidak memiliki perbedaan yang signifikan pada sebelum dan sesudah akuisisi. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum akuisisi belum dapat menaikkan kinerja perusahaan.
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah ukuran sampel yang masih relatif sedikit dan sangat terbatas.
Saran
Saran-saran yang diberikan berkaitan dengan hasil penelitian maupun keterbatasan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Bagi Manajemen Perusahaan
2. Bagi Investor / Pemegang Saham
Bagi investor/pemegang saham sebaiknya lebih berhati-hati dalam menyikapi kegiatan akuisisi yang dilakukan perusahaan, karena tidak selalu akuisisi membawa dampak yang baik bagi perusahaan yang melakukan akuisisi. Pada penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan pada rasio NPM, ROI, ROE, TATO dan EPS. Tetapi pada rasio CR dan DER menunjukkan perbedaan yang signifikan, sehingga bagi para investor tidak perlu ragu untuk menginvestasikan sebagian hartanya pada perusahaan tersebut. Bagi investor/pemegang saham yang akan menanamkan sahamnya sebaiknya berhati-hati dalam menyikapi kegiatan akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan, karena DER (Debt to total equity ratio) perusahaan yang semakin tinggi akan memperbesar ekspektasi keuntungan bagi pemegang saham. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa DER mengalami perbedaan yang signifikan pada 1 tahun saja, sehingga bagi para pemegang saham sebaiknya menanamkan sahamnya pada tahun tersebut.
3. Bagi Kreditor
Bagi kreditor sebaiknya lebih teliti dalam menyikapi kegiatan akuisisi yang dilakukan perusahaan, karena DER (Debt to total equity ratio) yang rendah maka akan semakin besar peredaman dari kerugian yang dialami kreditor jika terjadi likuidasi. Sedangkan pada penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan CR (Current ratio) yang signifikan pada 2-5 tahun, sehingga kemungkinan perusahaan untuk dilikuidasi sangat kecil. Oleh karena itu kreditor tidak perlu takut dengan adanya kebangkrutan yang akan dialami oleh perusahaan tersebut.
4. Bagi Penelitian Selanjutnya
REFERENSI
Aji, Muhammad, 2010. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi ( Pada Perusahaan Pengakuisisi periode 2002-2003). Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Bintang, Cecilia, 2005. Analisis Kinerja Operasi Perusahaan yang Melakukan Merger atau Akuisisi. Jurnal Widya Manajemen dan Akuntansi, Vol 5. No 1, 2005.
Cassiman, Bruno and Massimo G.C. 2006. Mergers and Acquisitions, The Innovation Impact.
Espen, B. 2008. Handbook of Corporate Finance, Empirical Corporate Finance, Vol 2.
Fukao, Kyoji. 2006. Cross Border Acquisitions and Target Firms Performance: Evidence From Japanese Firm-Level Data. National Bureau of Economic Research.
Ghozali, Imam. 2000. Statistik Non-Parametrik dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hadiningsih, Murni. 2007. Analisis Dampak Jangka Panjang Merger dan Akuisisi terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisi dan Perusahaan Diakuisisi di BEJ, Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UII.
Hanafi, Mamduh dan Abdul Halim. 2007. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Ketiga. Yogyakarta : STIM YKPN.
Kuncoro, Mudrajad. Metode Kuantitatif, Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi, Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
Lindrianasari, Susi, Sianti. 2003 Analisis Pengaruh Akuisisi Internal terhadap Kinerja Operasi Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol 8. No 2, 2003.
Payamta, dkk, 2004, Analisis Merger dan Akuisisi terhadap Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol 7. No 3, 2004.
Sobirin, Achmad, 2001. Merger dan Akuisisi: Sebuah Perkawinan Paradoksal. Jurnal Siasat Bisnis, Vol 1, 2001.