• Tidak ada hasil yang ditemukan

perdoman bnsp 204 tahun 2007

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "perdoman bnsp 204 tahun 2007"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI

PEDOMAN BNSP 204 - 2007

===================================

(2)

DAFTAR ISI

Daftar Isi ………... Kata Pengantar ……… 1. Ruang Lingkup ………... 2. Acuan

3. Definisi

4. Kriteria dan Persyaratan Untuk Asesor Kepala, Asesor dan Calon Asesor 5. Pendaftaran Asesor Acreditasi LSP

6. Rekaman Data Pribadi Asesor Kepala, Asesor dan Calon Asesor 7. Pemanfaatan Asesor

8. Pemeliharaan, Penerimaan dan Evaluasi Buku Harian Penilaian 9. Jaminan Kerahasiaan

i ii 1 1 1 1 2 3 3 4 4

(3)

KATA PENGANTAR

Lembaga Sertifikasi Profesi adalah lembaga yang mengajukan lisensi kepada BNSP akan diases berdasarkan pada pemenuhan kriteria lisensi yang dinyatakan dalam Pedoman BNSP 201 dan 202. Penilaian demikian dilaksanakan oleh asesor lisensi yang ditunjuk oleh BNSP untuk melaksanakan asesmen atas nama BNSP. Dalam hal ini, asesor mempunyai peranan penting dalam menentukan kepercayaan terhadap sistem lisensi nasional.

Dokumen ini memuat kriteria Asesor Lisensi untuk melaksanakan penilaian Lembaga Sertifikasi Profesi berdasarkan Sistem Lisensi BNSP. Dokumen ini menguraikan kriteria untuk pemilihan, pelatihan dan penujukan asesor dan asesor kepala.

Kriteria alternatif atau kriteria tambahan dapat ditentukan oleh BNSP tergantung pada sifat khusus LSP yang dinilai.

(4)

(5)

Kriteria dan Registrasi Asesor Lisensi

1. Ruang lingkup

1.1 Pedoman ini berisikan kriteria dan persyaratan umum asesor lisensi berdasarkan sistem lisensi Lembaga Sertifikasi Profesi Indonesia, termasuk pengembangan dan pemeliharaan skema pemeliharaan profesi asesor.

1.3 Ruang lingkup pedoman ini meliputi acuan normative, istilah dan difinisi, criteria dan persyaratan asesor lisensi, rekaman data pribadi asesor, pemanfaatan asesor, evaluasi buku harian penilaian, jaminan kerahasiaan, kode etik asesor, dan registrasi.

1.4 Dokumen ini juga memberikan dasar penyusunan prosedur registrasi asesor lisensi.

2. Acuan Normatif

Dokumen yang diacu berikut diperlukan dalam penerapan pedoman ini. Apabila ada perubahan (amademen), dokumen yang diacu menggunakan dokumen yang mutakhir. Kosakata umum SNI 19-9000-2001, dan Sistem manajemen mutu – Dasar-dasar dan Kosakata.

3. Istilah dan Definisi

3.1 Asesor Lisensi (selanjutnya disebut asesor) adalah seseorang yang memiliki kualifikasi untuk melaksanakan asesmen dalam rangka asesmen manajemen mutu dalam sistem lisensi Lembaga Sertifikasi Profesi.

3.2 Asesor Kepala untuk Lisensi (seterusnya disebut sebagai Asesor Kepala) adalah asesor yang memenuhi persyaratan butir 3.1 dokumen ini. Penilaian dapat dilaksanakan secara menyeluruh oleh Asesor Kepala, atau oleh suatu Tim Asesmen dibawah tanggung jawab Asesor Kepala. Seorang yang memenuhi persyaratan asesor kepala dapat ditetapkan sebagai ketua Tim Asesmen.

3.3 Calon asesor adalah seorang yang mempunyai kualifikasi keahlian/pendidikan dan pelatihan yang sama dengan asesor namun belum mempunyai pengalaman asesmen yang sama dengan asesor.

3.4 Audit Kecukupan adalah pemeriksaan atau penilaian yang rinci atas suatu dokumentasi mutu LSP dengan maksud untuk memastikan bahwa semua unsur-unsur yang terdapat dalam pedoman BNSP 201 dan 202 telah dimuat dengan cukup dalam dokumentasi mutu.

(6)

d) Memahami persyaratan & prosedur lisensi

e) Mampu berkomunikasi, baik dalam tulisan maupun lisan f) Mampu melaksanakan tugas sebagai Ketua Tim

4.1.2 Pelatihan

Harus mengikuti dan lulus pelatihan Asesor lisensi.

4.1.3 Pengalaman Asesmen

a) Telah mencapai status Asesor Sertifikasi LSP

b) Telah 5 kali memimpin Tim Asesmen Lisensi berdasarkan pedoman BNSP 201 dan 202 dibawah supervisi Asesor Kepala

4.2 Asesor

4.2.1 Keahlian / Pendidikan

a) Pendidikan minimal D1 dan sederajat dengan pengalaman kerja yang terkait dengan profesi selama 2 tahun

b) Memahami persyaratan & prosedur sertifikasi LSP

c) Memahami persyaratan & prosedur sertifikasi TUK dan LSP cabang d) Mengetahui persyaratan & prosedur lisensi

e) Mampu berkomunikasi, baik dalam tulisan maupun lisan

4.2.2 Pelatihan

Harus mengikuti dan lulus pelatihan Asesor lisensi.

4.2.3 Pengalaman Asesmen

a) Telah mencapai status Calon Asesor lisensi

b) Telah 5 kali asesmen lisensi sebagai anggota berdasarkan pedoman BNSP 201 dan 202.

4.3 Calon Asesor

4.3.1 Keahlian / pendidikan

a) Pendidikan minimal D1 dan sederajat dengan pengalaman kerja yang terkait dengan profesi selama 1 tahun

b) Memahami persyaratan dan prosedur sertifikasi LSP.

c) Memahami persyaratan & prosedur sertifikasi TUK dan LSP cabang d) Mampu berkomunikasi, baik dalam tulisan maupun lisan

4.3.2 Pelatihan

Harus mengikuti dan lulus pelatihan Asesor lisensi.

4.3.3 Pengalaman Asesmen

Bertindak sebagai pengamat (magang) untuk 3 kali audit kecukupan panduan mutu BNSP dan 3 kali asesmen lisensi dibawah supervisi asesor kepala.

Catatan : calon asesor harus mengikuti pertemuan dengan ketua tim sebelum pelaksanaan asesmen. Calon asesor akan diberi penjelasan secara singkat (briefing) mengenai persyaratan dan prosedur lisensi. Penjelasan singkat (briefing) itu dimaksudkan agar mereka berfungsi secara efektif sebagai anggota asesmen. Calon asesor dianjurkan untuk mengetahui dan menguasai dengan baik peraturan, persyaratan dan prosedur lisensi BNSP.

5. Pendaftaran asesor lisensi sistem BNSP

Calon perorangan yang memenuhi persyaratan butir 3 dokumen ini diregistrasi oleh BNSP. Permohonan registrasi dapat dibuat dengan mengisi formulir permohonan yang ditetapkan oleh BNSP

(7)

6. Rekaman data pribadi Asesor Kepala, Asesor dan Calon Asesor

Rekaman ini harus mencakup informasi yang harus dimiliki oleh BNSP, yaitu: a. Nama, alamat, tanggal lahir, jenis kelamin;

b. Nama dan alamat organisasi pekerjaan; c. Jabatan dalam organisasi;

d. Tingkat pendidikan;

e. Kemampuan profesi (keahlian) dan status asesor; f. Pengalaman kerja dalam

g. pelatihan asesor yang diperoleh;

h. rincian keikutsertakan dalam panilaian buku harian penilaian LSP; i. bidang kalibrasi/pengujian yang dikuasai;

j. tanggal rekaman terakhir.

7. Pemanfaatan asesor

Organisasi asesor (atau, dalam hal tidak terkait dalam suatu organisasi, berarti asesor itu sendiri), bertanggung jawab untuk penyediaan bukti-bukti yang diperlukan dan memelihara rekaman kemampuan asesor dalam buku harian penilaian.

8. Pemeliharaan penerimaan dan evaluasi buku harian penilaian

8.1 Kelanjutan pemanfaatan sebagai asesor harus dikondisikan untuk selalu memenuhi kriteria yang disebutkan dalam butir 3 sampai 5 diatas.

Mengingat hal ini, maka BNSP mengkaji ulang pemenuhan kriteria asesor.

8.2 berdasarkan evaluasi buku harian penilaian, BNSP dapat memperpanjang atau membatalkan penerimaan sebagai Asesor Kepala, asesor dan calon asesor atau dapat mewajibkan pelatihan ulang, dan / atau diuji ulang.

9. Jaminan kerahasiaan

BNSP bertanggung jawab untuk menjamin bahwa kerahasiaan tetap dipelihara oleh semua asesor dan tenaga ahli yang ditunjuknya berkenan dengan semua informasi dan dokumen yang mereka tahu dan peroleh selama proses asesmen.

Oleh karena itu asesor diwajibkan untuk menandatangani surat ”Pernyataan Untuk Memegang Rahasia” yang ditetapkan oleh BNSP.

10. Kode Etik Asesor

Sebelum registrasi semua calon diminta secara resmi memastikan keinginannya untuk mematuhi dan mengikat pada kode etik :

a) Untuk bertindak dengan cara yang dapat dipercaya dan tidak terpengaruh oleh siapapun.

(8)

e) Untuk tidak bertindak dengan cara apapun yang merugikan reputasi atau kepentingan organisasi pengases.

f) Untuk tidak bertindak dengan cara apapun yang merugikan reputasi atau kepentingan dari system Registrasi;

g) Dalam hal adanya dugaan pelanggaran terhadap kode etik ini, maka Asesor harus bersedia diperiksa sesuai dengan prosedur yang resmi.

11. Prosedur Registrasi

(a) Permohonan Registrasi dilakukan dengan mengisi formulir yang disediakan dengan melampiri bukti dokumen dan diserahkan kepada BNSP.

(b) Semua Asesor yang telah diregistrasi harus memelihara buku “Harian Asesor” untuk mencatat kegiatannya dalam asesmen system mutu dan pelatihan tambahan yang dilaksanakan kepada BNSP jika ada perubahan alamat kantor maupun alamat rumah. Fotokopi lembaran Buku Harian Asesor harus diserahkan pada waktu registrasi ulang atau atas permintaan BNSP;.

(c) Semua komunikasi, korespondensi, dokumentasi, wawancara dan presentasi dalam mendukung setiap permohonan registrasi harus dalam bahasa Indonesia atau dilampiri dengan terjemahan asli yang sah khususnya berkaitan dengan kualifikasi sertifikat bahasa asing.

12. Kartu Registrasi.

Kartu registrasi berlaku 3 tahun dan diterbitkan untuk setiap pemohon yang memenuhi syarat dan secara berkesinambungan memenuhi persyaratan system registrasi.

13. Registrasi.

Registrasi akan ditinjau setiap tiga tahun, dihitung dari bulan Januari tahun berikutnya setelah registrasi.

Perpanjangan registrasi akan tergantung atas kemampuan Asesor terdaftar untuk berkesinambungan memenuhi persyaratan system dan selama periode tiga tahun sebelumnya telah dilaksanakan minimum lima assesmen yang dapat diterima.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan dari penulisan ini antara lain: (1) melakukan analisis dan menyusun alternatif solusi terbaik untuk pemecahan masalah gangguan yang diakibatkan oleh serangan haman dan

Read-mapping and coverage statistics also gave insights into Polytomella mitochondrial transcriptional architecture, reveal- ing polycistronic transcripts and the expression

pemerintah dalam ekonomi pasar dan instrumen-instrumen pemerintah' Modul 5 ini terdiri dari 3 kegiatan belajar yang masing-masing membahas. sub-subtopik

Dari fakta di atas, dapat dikatakan tidak ditemui perbedaan yang mencolok antara suami/ayah Penyandang Disabilitas dengan suami/ayah dari keluarga pada

Pada tahap ini sekolah perlu mengidentifikasi peluang dan ancaman yang datang dari budaya sekitar sekolah serta mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari

Sehubungan telah berakhirnya masa sanggah, berdasarkan Pengumuman Hasil Prakualifikasi Kelompok Kerja Pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sintang Tahun Anggaran 2013 Nomor

Dengan menemukenali bakat dan ciri-ciri pribadi kreatif peserta didik, dan dengan dorongan (motivasi internal maupun eksternal) untuk bersibuk diri secara kreatif, dengan

Penulis menentukan kapasitas parkir berdasarkan asumsi, dilihat dari fungsi wisma tamu sendiri yaitu penginapan untuk tamu-tamu dari luar instansi, kemungkinan tamu yang datang