BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengembangan wilayah dapat dipacu dengan pembangunan infrastruktur dan sistem jaringan yang memadai di wilayah tersebut. Dalam hal ini otonomi daerah memberikan wewenang dan jaminan bagi masing-masing daerah untuk menggali, mengelola dan mengembangkan potensi yang ada di daerah. Aksebsibilitas wilayah merupakan kemudahan untuk menjangkau atau mengakses sarana dan prasarana baik fisik maupun maupun sosial dan antara wilayah yang satu dengan wilayah lainnya.
Pengembangan wilayah sangat dipengaruhi oleh komponen- komponen tertentu seperti, sumber daya lokal, pasar, tenaga kerja, investasi, kemampuan pemerintah, transportasi dan komunikasi. Transportasi dan komunikasi berperan sebagai media pendukung yang menghubungkan wilayah satu dengan wilayah lainnya. Interaksi antara wilayah ,Teknologi (Mungkasa, 2015).
Pengembangan wilayah merupakan salah satu program pembangunan yang bertujuan untuk mendorong laju pertumbuhan suatu wilayah, memperbaiki tingkat kesejahteraan hidup di wilayah tertentu, serta memperkecil kesenjangan
pertumbuhan dan ketimpangan kesejahteraan antar wilayah. Pada prinsipnya, pengembangan wilayah bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
suatu wilayah dengan indikator pendapatan perkapita yang merata dan tingkat pengangguran yang rendah (Alkadir dalam Dewi, 2009). Pengembangan wilayah dilaksanakan melalui optimasi pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki secara
harmonis, serasi dan terpadu melalui pendekatan yang bersifat komperehensif mencakup aspek fisik, ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan hidup untuk
pembangunan berkelanjutan (Djakapermana, 2010).
Selain faktor tenaga kerja, faktor lain yang berhubungan dengan aksesibilitas adalah jarak (Miro, 2004). Jarak adalah salah satu unsur ruang. Teori
lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegitan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang langka, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap lokasi berbagai macam
usaha atau kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial.
Keterkaitan jarak dengan pengembangan wilayah dapat juga dilihat
dimana aksesibilitas jarak dapat memacu proses interaksi antar wilayah sampai ke daerah yang paling terpencil sehingga tercipta pemerataan pembangunan. Semakin kecil biaya transportasi antara lokasi bahan baku menuju pabrik dan
lokasi pemasaran maka total biayanya juga semakin kecil. Biaya transportasi diasumsikan berbanding lurus terhadap jarak yang ditempuh dan berat barang,
angkutan bahan baku dan distribusi hasil produksi. Biaya transportasi akan bertambah secara proporsional dengan jarak. Titik terendah biaya transportasi adalah titik yang menunjukkan biaya minimum untuk angkutan bahan baku (input) dan
distribusi hasil produksi.
Pemilihan lokasi pada dasarnya merupakan suatu kegiatan menentukan
lokasi yang tepat untuk suatu usaha, kegiatan dengan tujuan tertentu yang memperhitungkan kelebihan dan kekurangan lokasi tersebut. Teori lokasi merupakan teori dasar yang sangat penting dalam analisis spasial. Teori lokasi
memberikan kerangka analisis yang sistematis mengenai pemilihan lokasi kegiatan ekonomi dan sosial, serta analisis interaksi antar wilayah. Teori lokasi
tersebut menjadi penting karena pemilihan lokasi yang tepat akan memberikan penghematan cukup besar dalam ongkos angkut dan biaya produksi sehingga mendorong terjadinya efisiensi baik di bidang produksi maupun bidang
pemasaran (Hernowo, 2015).
Dalam mempelajari lokasi berbagai kegiatan, ahli ekonomi regional atau geografi terlebih dahulu membuat asumsi bahwa ruang yang dianalisis adalah
datar dan kondisinya di semua arah adalah sama. Landasan dari teori lokasi adalah ruang. Tanpa ruang maka tidak mungkin ada lokasi. Dalam studi tentang wilayah,
yang dimaksud dengan ruang adalah permukaan bumi baik yang ada diatasnya maupun yang ada dibawahnya sepanjang manusia awam masih bisa menjangkaunya. Lokasi menggambarkan posisi pada ruang tersebut (dapat
ditentukan bujur dan lintangnya). Studi tentang lokasi adalah melihat kedekatan atau jauhnya satu kegiatan dengan kegiatan lain dan apa dampaknya atas kegiatan
ahli ekonomi atau geografi yang dirintis oleh Walter Christaller. Ahli ekonomi Von Thunen melihat perbedaan penggunaan lahan dari sudut perbedaan jarak ke pasar yang tercermin dalam sewa tanah. Weber secara khusus menganalisis lokasi
industri. Ketiga tokoh diatas dianggap pelopor atau pencipta landaan dalam hal teori lokasi. Tokoh yang muncul belakangan pada umumnya memperdalam atau
memodifikasi salah satu teori atau menggabung pandangan dari tiga tokoh yang disebutkan di atas
Berdasarkan penjelasan mengenai teori lokasi industri dan teori pusat
pertumbuhan dapat kita simpulkan bahwa keduanya memiliki peranan terhadap pertumbuhan ekonomi. Dimana penempatan lokasi industri yang tepat dapat
memberikan banyak jalan, diantaranya industri yang didirikan di lokasi yang tepat, mampu menyerap tenaga kerja yang ada di sekitar lokasi industri khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Selain itu daerah yang menjadi lokasi
industri secara otomatis akan mengalami kenaikan pendapatan daerah. Sehingga memungkinkan perekonomian didaerah lokasi industri mengalami peningkatan. Kedekatan dengan pasar memungkinkan sebuah organisasi memberikan
pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan, dan sering menghemat biaya pengiriman. Dari kedua keuntungan tersebut, memberikan layanan yang lebih baik
biasanya adalah lebih penting. Usaha-usaha yang bergerak dibidang jasa harus lebih mendekatkan diri dengan semua pelanggan mereka sehingga mereka bisa dekat dengan pasar mereka.
Tahap perkembangan suatu wilayah berawal dari daerah yang berkembang. Pada hakekatnya suatu wilayah memiliki perkembangan yang
suatu obyek studi dimana di dalamnya terdapat masyarakat manusia yang sangat kompleks, telah mengalami proses interelasi antar manusia dan antara manusia dengan lingkungannya (Yunus, 2000).
Masalah pembangunan daerah secara keseluruhan adalah masalah political will pemerintah setempat dalam hubungannya dengan UU No. 32
Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah. Sinergi sangat dibutuhkan guna menghindari potensi sumber kerawanan jika tidak ditangani dengan baik. Dalam rangka pengembangan wilayah, pembangunan daerah merata dan berkeadilan
harus dilakukan secara bersamaan antar semua lini antara lain sektor infrastruktur dan sosial kemasyarakatan. Infrastuktur seperti pembangunan ruas
jalan, penataan lingkungan, drainase dan lain sebagainya.
1.2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut dapat diteliti beberapa inti permasalahan: 1. Bagaimana Pengaruh Total Lapangan Kerja terhadap Pengembangan
wilayah dari aspek sarana Perdagangan, sarana Kesehatan, sarana
Pendidikan, sarana Peribadatan, dan Lembaga keuangan di kecamatan di Kota Binjai ?
2. Bagaimana Pengaruh Jarak antara pusat kota dengan Kecamatan Terhadap
Pengembangan wilayah dari aspek sarana Perdagangan, sarana Kesehatan, sarana Pendidikan, sarana Peribadatan, dan Lembaga keuangan di
kecamatan di Kota Binjai ?
3. Bagaimana Pengaruh Indeks Aksesibilitas Terhadap Pengembangan
Pendidikan, sarana Peribadatan, dan Lembaga keuangan di kecamatan di Kota Binjai ?
4. Bagaimana Pengaruh Total Lapangan Kerja, Jarak antara pusat kota
dengan Kecamatan dan Indeks Aksesibilitas terhadap Pengembangan wilayah dari aspek sarana Perdagangan, sarana Kesehatan, sarana
Pendidikan, sarana Peribadatan, dan Lembaga keuangan di kecamatan di Kota Binjai ?
1.3 Tujuan Penelitian
Secara lebih terperinci tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui Pengaruh Total Lapangan Kerja terhadap
Pengembangan wilayah dari aspek sarana Perdagangan, sarana Kesehatan, sarana Pendidikan, sarana Peribadatan, dan Lembaga keuangan
di kecamatan di Kota Binjai.
2. Untuk mengetahui Pengaruh Jarak antara pusat kota dengan Kecamatan
Terhadap Pengembangan wilayah dari aspek sarana Perdagangan, sarana
Kesehatan, sarana Pendidikan, sarana Peribadatan, dan Lembaga keuangan di kecamatan di Kota Binjai.
3. Untuk mengetahui Pengaruh Indeks Aksesibilitas Terhadap
Pengembangan wilayah dari aspek sarana Perdagangan, sarana Kesehatan, sarana Pendidikan, sarana Peribadatan, dan Lembaga keuangan di
kecamatan di Kota Binjai.
4. Untuk mengetahui Bagaimana Pengaruh Total Lapangan Kerja, Jarak
Pengembangan wilayah dari aspek sarana Perdagangan, sarana Kesehatan, sarana Pendidikan, sarana Peribadatan, dan Lembaga keuangan di kecamatan di Kota Binjai.
1.4 Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat penelitian ini adalah:
1. Hasil penelitian dapat sebagai sumbangan pemikiran dan
informasi bagi Pemerintah Daerah Kota Binjai pada umumnya dan
pemerintah kecamatan di Kota Binjai pada khususnya dalam mengambil kebijakan dan keputusan untuk perencanaan dan pengembangan wilayah
di kemudian hari.
2. Bagi penulis berguna sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan
yang telah didalami secara teori di Program Studi Perencanaan Wilayah
dan Perdesaan (PWD) Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara (USU).
3. Bagi para pembaca sebagai bahan pengembangan penelitian lebih lanjut