• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Untuk Mengurangi Stess pada Departemen Quality Control PT Pacific Palmindo Industri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Untuk Mengurangi Stess pada Departemen Quality Control PT Pacific Palmindo Industri"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

[1]. Stress kerja merupakan suatu tekanan yang dihadapi oleh pekerja baik

secara fisik maupun mental, faktor penyebab stress kerja sangatlah beragam

apabila dilihat secara garis besar terdiri dari faktor internal maupun eksternal

Stress kerja adalah masalah kesehatan yang serius, National Institute of Occupational Safety and Health (NIOSH) menyatakan bahwa 40% pekerja menyatakan pekerjaan mereka penuh tekanan pada tingkat ektrim dimana stress

kerja tersebut menghasilkan keseimbagan fisiologis dan psikologis [2]. Faktor

yang mempengaruhi stress kerja antara lain: jenis kelamin, usia, kondisi fisik,

maupun tekanan dari luar [3]. Stress kerja merupakan hal yang harus

ditanggulangi karena hal ini merupakan masalah kesehatan yang serius dihadapi

seorang pekerja [4].

Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan dengan usaha –

preventif maupun kuratif terhadap penyakit yang diakibatkan oleh faktor

lingkungan kerja [5]. Lingkungan kerja yang nyaman untuk bekerja adalah pada

suhu 260C, jika suhu melebihi 320C tentunya akan membuat pekerja menjadi

lebih sulit dalam menjalankan aktivitasnya [6]. Apabila suhu ruangan mencapai

35 0C seseorang yang bekerja melebihi 3 jam akan kehilangan cairan sebanyak

1,11 % hingga 3,38 % dari masa tubuhnya tentunya atau sebanyak 655ml hingga

(2)

29,73 0C peformansi akan turun sebesar 65 % dan jika suhu mencapai 31,88 0C

peformansi pekerja akan turun sebesar 80% [8]. Paparan panas yang berlebihan

juga akan menyebabkan menigkannya detak jantung, menigkatnya suhu inti

tubuh [9]. Selain itu paparan panas juga dapat memicu beberapa hal, antara lain:

iritabilitas, gugup, depresi akibat tekanan mental, komplikasi kardiovaskular,

tekanan darah yang meningkat akibat stress fisik, melemahnya konsentrasi, dan

meningkatnya jumlah kesalahan inspeksi [10]. Frekuensi keringat yang

berlebihan hal yang paling fatal adalah dehidrasi pada pekerja sehingga pekerja

tidak sadarkan diri [11]. Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan

dengan usaha – preventif maupun kuratif terhadap penyakit yang diakibatkan

oleh faktor lingkungan kerja [12]. Faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan

kerja seseorang antara lain adalah daya tahan tubuh, waktu bekerja, waktu

istirahat, jenis pakaian, dan frekuensi untuk minum ketika sedang bekerja [13].

Pekerja sebaiknya minum minuman yang berion untuk mengganti keringat dan

cairan tubuh yang hilang dan mengkonsumsi air dengan larutan garam agar

operator dapat bertahan terhadap paparan panas [14]

Hal ini dilakukan untuk mencegah dehidrasi pada pekerja sebagaimana

status dehidrasi menggambarkan kondisi keseimbangan pada cairan tubuh [15].

PT Pacific Palmindo Industri terdapat Departemen Quality Control yang berdekatan dengan sumber panas yaitu dengan ruang mesin boiler yang menghasilkan panas sebanyak 3500C dan kemampuan dinding sebagai isolator

dan fasilitas pendingin ruangan tidak mampu untuk mereduksi panas sehingga

(3)

dihasilkan mencapai 31 0C hal ini tentunya tidak baik terhadap kesehatan

operator. Ada 4 hal yang mempengaruhi temperatur efektif, antara lain:

temperatur udara, kelembaban relatif, pergerakan udara, dan radiasi dari sinar

matahari ataupun media lain [16]. Oleh karena itu ruangan tersebut memerlukan

perbaikan fasilitas pendingin yang lebih memadai, menurut penelitian Chady Al

Sayed apabila suhu ruangan diturunkan hingga 25 0C produktivitas pekerja akan

meningkat sebanyak 58% [17].

Menurut Ahmed C. Megri dan Sangkertadi dimana lingkungan kerja yang

baik adalah keadaan temperatur udara 27 0C, kecepatan angin sebesar 1 m/s,

kelembaban relatif 90 %, suhu kulit rata – rata 36,40 0C dan tingkat pengeluaran

keringat sebesar 7,87 g/hr [18] hal ini membuktikan bahwa lingkungan kerja

pada Departemen Quality Control harus dibenahi. Penelitian Jan Drenda et al pada Silesian Substirute Temperature untuk menghitung Indeks Suhu Bola Basah dengan mengacu terhadap kecepatan udara dan kelembaban relatif penelitian ini

membuktikan bahwa jika suhu melebihi 30 0C merupakan kondisi yang

berbahaya untuk pekerja dalam menjalankan aktivitasnya [19]. Faktor lain yang

menyebabkan stress pada operator antara lain adalah ketidaknyamanan fasilitas

kerja [20] seperti ketidaksesuaian antara meja dan kursi yang digunakan oleh

operator oleh karena itu meja dan kursi operator akan dirancang berdasarkan

prinsip antropometri. Antropometri merupakan bagian dari ilmu ergonomi

dimensi linear, kekuatan, kecepatan, dan aspek lain dari gerakan tubuh [21]

(4)

1.2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah di PT Pacific Palmindo Industri adalah:

1. Kondisi lingkungan kerja yang panas yang berkisar 32oC – 34oC

k a r e n a p a d a r u a n g a n q u a l i t y c o n t r o l b e r d e k a t a n d e n g a n b o i l e r sehingga dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan stress kerja pada operator sehingga diperlukan rancangan fasilitas

kerja untuk mengurangi akumulasi panas dalam ruangan.

2. Kondisi fasilitas kerja yang tidak nyaman sehingga menyebabkan

tekanan pada operator Departemen Quality Control ketika bekerja.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah perancangan fasilitas kerja untuk

mengurangi paparan panas. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Melakukan kajian paparan panas di lantai produksi PT Pacific Palmindo

Industri.

2. Menentukan persentasi waktu kerja dan waktu istirahat.

3. Menentukan heat stress index (HSI) operator quality control.

4. Menentukan persentasi loss in output dan loss in accuracy operator di lantai produksi quality control.

5. Merancang fasilitas kerja operator agar operator mampu bekerja lebih

(5)

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Mahasiswa

a. Menerapkan teori peranan fisik lingkungan kerja sebagai salah satu

disiplin ilmu dalam bidang Human Factor Engineering dalam memecahkan permasalahan keseimbangan panas yang terjadi di

perusahaan.

b. Mendapatkan peluang untuk dapat memecahkan dan mencari

solusi permasalahan-permasalahan di perusahaan dari sudut pandang

akademis.

2. Bagi Perusahaan

a. Memberi masukan kepada pihak perusahaan dan upaya apa yang

dapat dilakukan dalam mengatasi heat stress di tempat kerja untuk menjaga kesehatan pekerja.

b. Sebagai pedoman bagi pekerja yang bekerja di lingkungan

panas untuk mengantisipasi terjadinya pengaruh paparan panas di

tempat kerja.

3. Bagi Institusi

Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya dalam mencari

solusi terbaik dalam pengendalian paparan panas di tempat pekerja.

1.5. Batasan dan Asumsi Masalah

(6)

1. Penelitian hanya dilakukan pada operator quality control.

2. Metode yang digunakan adalah ISBB (Indeks Suhu Bola Basah) dan

HSI (HeatStress Index)

3. Pengumpulan data kenyamanan termal dilakukan dengan kuesioner.

4. Pengukuran suhu dan kecepatan angin menggunakan metode Lattice Sampling

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1 Kondisi psikologis pekerja dilantai produksi dalam keadaan baik.

2. Pengukuran termal hanya dilakukan pada kondisi cuaca normal (tidak

dalam cuaca hujan).

2. Pekerja memiliki tingkat metabolisme tubuh yang relatif sama.

3. Layout pabrik dan metode kerja tidak berubah saat penelitian dilakukan. 4. Alat yang digunakan dalam keadaan baik dan sesuai standar.

1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika penulisan tugas sarjana dapat dilihat sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang

mendasari penelitian dilakukan, perumusan permasalahan, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian dan

sistematika penulisan tugas sarjana.

Bab II gambaran umum PT.Pacific Palmindo Industri, ruang lingkup

perusahaan, lokasi, struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab, jumlah tenaga

(7)

Bab III Landasan Teori, berisi teori-teori yang digunakan dalam analisis

pemecahan masalah. Sumber teori atau literatur yang digunakan berupa buku,

jurnal penelitian dan draft tugas sarjana mahasiswa yang pernah mengangkat permasalah yang sama.

Bab IV Metodologi Penelitian, berisi jenis penelitian, lokasi dan waktu

penelitian serta tahapan-tahapan mulai persiapan hingga penyusunan laporan

tugas akhir.

Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data, berisi data prime rdan

sekunder yang diperoleh dari penelitian serta teknik yang digunakan untuk

mengolah data dalam memecahkan masalah.

Bab VI Analisis Pemecahan Masalah, meliputi analisis hasil pengolahan

data dan pemecahan masah.

Bab VII Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan yang diperoleh dari

hasil pemecahan masalah dan saran-saran yang bermanfaat bagi PT.Pacific

Referensi

Dokumen terkait

[r]

This product has been classified in accordance with the hazard criteria of the Controlled Products Regulations (CPR) and the MSDS contains all the information required by the

dan 3 tumbuhan Eceng gondok bebas bakteri aktif) dengan dilakukan waktu kontak selama 5 hari sekali yaitu hari ke 0, 5, 10, 15, dan 20 hari pengukuran parameter fosfat untuk

1) Seleksi Penerimaan Siswa, Setelah memenuhi syarat pendaftaran siswa mengikuti tes masuk dalam pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan program pendidikan yang

Yang pertama untuk mengetahui bagaimana mereka memasukkan bahasa China kedalam bahasa local (alih bahasa intra-sentential atau.

Tujuan pembangunan format manual P&P ini adalah untuk membantu serta memberi panduan kepada para pensyarah dalam menyediakan pakej pengajaran dan pembelajaran mereka

Pembiayaan murabahah yang bermasalah (kredit macet) yang terjadi di BMT haruslah ditangani secara administrasi dan evaluasi. Yang dimaksudkan dengan evaluasi yaitu

Jika memburuknya kondisi ekonomi tersebut menimbulkan keraguan besar auditor tentang kelangsungan hidup entitas yang diaudit dan sudah diungkapkan oleh klien secara memadai