1. Organisasi
a. Menjadikan organisasi yang fleksibel dalam merespon keinginan pasar dan perubahan lingkungan dengan didukung oleh sistem kerja dan teknologi informasi yang mengacu pada GCG.
b. Memiliki budaya kerja yang unggul dan budaya pengelolaan risiko yang kompeten serta berkualitas dalam pelayanan.
2. Karyawan
a. Melakukan revitalisasi manajemen SDM Bank NTT mencakup pengukuran kinerja/goal
setting.
b. Menyusun strategi obyektivitas dan key performance indicator yang sesuai bagi setiap level dan setiap individu.
c. Mendisain kompetensi model dan memberikan rekomendasi untuk system assessment kompetensi.
TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN BANK
Bank telah melakukan transparansi terhadap kondisi keuangan dan non keuangan kepada para
Stakeholders termasuk laporan keuangan publikasi dan telah menyampaikan laporan tersebut kepada
pihak-pihak terkait seperti Bank Indonesia dan para Stakeholders sesuai ketentuan yang berlaku. Bank telah menyusun dan menyajikan laporan keuangan dan non keuangan dengan tata cara, jenis dan cakupan sebagaimana diatur di dalam Peraturan Bank Indonesia tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank.
Bentuk-bentuk penyampaian informasi kondisi keuangan dan non keuangan Bank, adalah sebagai berikut:
1. Laporan Tahunan Bank telah disusun dan disajikan sesuai Peraturan Bank Indonesia tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank.
2. Bank telah mempublikasikan Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Publikasi secara tepat waktu.
3. Bank telah menyampaikan Laporan GCG tahun 2010 kepada Bank Indonesia, pihak independen sesuai ketentuan Bank Indonesia dan disajikan pada Home Page Bank NTT.
4. Bank telah menyusun Buku Pedoman Penerapan Anti Pencucian Uang (APU) termasuk melakukan implementasi kepada seluruh Cabang dan Cabang Pembantu.
5. Penyempurnaan sistem PMN didalam Sistem Bank Vision Bank NTT dengan menambah 3 (tiga) menu baru untuk pemantauan transaksi.
6. Bank telah melakukan sosialisasi Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan Anti Pencucian Uang. 7. Bank melakukan pengkinian data nasabah.
KEPEMILIKAN SAHAM DAN SHARES OPTION
Untuk periode sampai dengan Per 31 Desember 2011, anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bank NTT tidak memiliki saham pada Bank NTT, Bank lain, Lembaga Keuangan Bukan Bank, dan perusahaan lainnya yang berkedudukan baik di dalam maupun di luar daerah Propinsi NTT.
Selama periode tahun pelaporan 2011 Bank NTT tidak terdapat opsi untuk membeli saham oleh anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif yang dilakukan melalui penawaran saham atau penawaran opsi saham dalam rangka pemberian kompensasi yang diberikan kepada anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank.
HUBUNGAN KEUANGAN DAN HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA
DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI.
a. Hubungan Keuangan
Komisaris Utama PT Bank NTT secara langsung memiliki hubungan keuangan dengan Pemegang Saham Pengendali Bank karena pada saat ini posisi yang bersangkutan adalah sebagai Sekretaris Daerah Provinsi NTT.
Anggota Dewan Komisaris PT Bank NTT merupakan Komisaris Independen yang tidak memiliki hubungan keuangan dengan Dewan Komisaris lainnya, Direksi, Pemegang Saham Pengendali dan dari Perusahaan yang Pemegang Saham Pengendalinya adalah Dewan Komisaris lainnya dan/atau Direksi Bank.
Seluruh anggota Direksi PT Bank NTT tidak memiliki hubungan keuangan dalam hal menerima penghasilan, bantuan keuangan, atau pinjaman dari Pemegang Saham Pengendali Bank.
b. Hubungan Keluarga
Dewan Komisaris dan Direksi PT. Bank NTT tidak memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua antara sesama anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pemegang Saham Pengendali. PAKET/KEBIJAKAN REMUNERASI DAN FASILITAS LAIN BAGI DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI
Paket / kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Dewan Komisaris dan Direksi meliputi remunerasi dalam bentuk non natura (gaji, penghasilan tetap lainnya, antara lain tantiem, dan bentuk remunerasi lainnya) selama tahun 2011 sebesar Rp.19.341.878.102,- sedangkan fasilitas lain dalam bentuk natura (fasilitas tidak tetap lainnya termasuk tunjangan untuk perumahan, transportasi, kesehatan dan fasilitas lainnya) selama tahun 2011 sebesar Rp. 1.069.959.529 ,- sebagaimana tabel berikut:
No
Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain
Jumlah Diterima dalam 1 Tahun
Dewan Komisaris Direksi
Org Nominal (Rp) Org Nominal (Rp) 1. Remunerasi dalam
bentuk non natura (gaji dan penghasilan tetap lainnya, antara lain tantiem, dll)
3 6.492.260.702 4 12.849.617.400
2. Fasilitas lain dalam bentuk natura/non natura (fasilitas tidak tetap lainnya antara lain perumahan, transportasi, asuransi kesehatan, dll) yang tidak dapat dimiliki
3 413.922.312 4
656.037.217
1. Dapat Dimiliki 2. Tidak dapat dimiliki
Jumlah anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang menerima paket remunerasi dalam 1 (satu) tahun yang dikelompokkan dalam kisaran tingkat penghasilan, sebagai berikut:
(satuan orang) Jumlah Remunerasi per Orang dalam 1 tahun*) Jumlah Direksi Jumlah Komisaris
Di atas Rp 2 miliar 4 3
Di atas Rp 1 miliar s.d 2 miliar - -
Di atas Rp 500 juta s.d Rp 1 miliar - -
Rp 500 juta ke bawah - -
PENYIMPANGAN INTERNAL (INTERNAL FRAUD)
Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, bahwa yang di maksud dengan internal fraud adalah penyimpangan/kecurangan yang dilakukan oleh pengurus, pegawai tetap dan tidak tetap (honorer dan outsourcing) terkait dengan proses kerja dan kegiatan operasional Bank yang mempengaruhi kondisi keuangan Bank secara signifikan yaitu apabila dampak penyimpangannya lebih dari Rp.100.000.000 (Seratus juta rupiah).
Sepanjang tahun 2011 permasalahan penyimpangan internal yang dilakukan oleh pengurus/ pegawai/pegawai tidak tetap dengan total kerugian/penyimpangan yang telah dilakukan lebih dari Rp. 100 juta adalah berjumlah 2 (dua) orang.
Penyimpangan / kecurangan Internal yang dilakukan oleh Pegawai dalam bentuk perbuatan (fraud) berupa penarikan sejumlah rekening nasabah tanpa hak, dengan total kerugian Bank mencapai Rp. 222,700,700,- total kerugian tersebut belum diselesaikan oleh pegawai yang bersangkutan dan Bank telah memberikan sanksi berupa pemberhentian kepada yang bersangkutan dari Jabatannya.
Jumlah penyimpangan internal dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Internal Fraud dalam 1 tahun
Jumlah kasus yang dilakukan oleh
Pengurus Pegawai Tetap Pegawai Tidak Tetap
Tahun sebelumnya Tahun Berjalan Tahun sebelumnya Tahun Berjalan Tahun sebelumnya Tahun Berjalan Total Fraud - - 3 2 - - Telah diselesaikan - 3 2 - Dalam proses penyelesaian di internal Bank - - - - - - Belum diupayakan penyelesaiannya - - - - - - Telah ditindaklanjuti melalui proses hukum - - - - - - PERMASALAHAN HUKUM
Jumlah permasalahan hukum yang dihadapi Bank dan telah diajukan melalui proses hukum, selama periode tahun 2011 adalah sebagai berikut :
Permasalahan Hukum Jumlah
PHI Perdata Pidana
Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap/upaya perdamaian
1 - 1
Dalam proses penyelesaian 1 - 1
Total 1 - 1
Permasalahan hukum yang terjadi terkait denga perkara- perkara yang masih dalam proses penyelesaian adalah:
1. Pemberhentian dengan tidak hormat pegawai atas nama Lesly Lay.
2. Dugaan Tindak Pidana Penggelapan yang dilakukan oleh oknum Karyawan Bank NTT atas nama Siswanto.
BUY BACK SHARES DAN BUY BACK OBLIGASI BANK
Bank telah menerbitkan Obligasi pada tahun 2011.Untuk penerbitan obligasi tersebut, Rapat Umum Pemegang Saham telah menyetujuinya yang tertuang di dalam Akta RUPS.
Bank belum pernah melakukan buy back shares dan buy back obligasi yang diterbitkan oleh bank.
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY ( CSR)
Komitmen Perusahaan
Sebagai bagian dari masyarakat, Bank NTT berkomitmen penuh memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dengan aktif melakukan kegiatan-kegiatan sosial dan lingkungan melalui program CSR-nya. Kegiatan sosial dilakukan secara berkesinambungan yang diarahkan kepada bidang pendidikan, sosial kemasyarakatan, keagamanan, kesehatan, pembinaan Olah raga, dan lingkungan yang menjadi dasar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang. Bank aktif memberikan kontribusi dalam upaya untuk meringankan beban korban bencana alam yang terjadi di Indonesia.
Program CSR Bank NTT ditujukankan agar terjalin hubungan serasi antara perusahaan dengan masyarakat, yang didasari dengan nilai, norma, dan budaya masyarakat, selain menerapkan fungsi intermediasi bank ditengah-tengah masyarakat. Untuk itulah, Bank NTT memasukkan program CSR sebagai bagian dari proses bisnis perusahaan dan mencantumkannya dalam sasaran strategis perusahaan serta merupakan bagian dari bentuk Good Corporate Governance.
CSR Bank NTT dilaksanakan tidak hanya untuk memenuhi tanggungjawab sosial, tetapi menjadi bagian dari strategi bisnis perusahaan , bukan sebagai beban, dan perlu bersinergi dengan bisnis inti perusahaan serta berorientasi pada pembangunan berkelanjutan.
Sepanjang tahun 2011, Bank NTT telah melakukan kegiatan CSR dengan total jumlah dana sebesar Rp. 822.488.000,- (delapan ratus dua puluh dua juta empat ratus delapan puluh delapan ribu rupiah) yang disalurkan pada beberapa bidang sebagai berikut:
NO JENIS KEGIATAN WAKTU DAN
TEMPAT
JUMLAH (RP)
1. Bantuan Seminari St. Yohanes Berkhmas Tadabelo
Mataloko, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada
Bajawa, 27 September 2011
50.00.000
2. Bantuan Dana Pada Kelompok Tenun Ikat Tradisional
Putri Tunggal
Atambua, 26 Maret 2011
14.750.000
3. Bantuan Dana Pemberian Bubur Murah LSM
Swara Masyarakat Flobamora
Kupang, 30 Maret 2011
4.000.000
4. Bantuan Bagi Peningkatan Program Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) Kelompok Bermain Senang Bakunase Kota Raja Kupang
Kupang, 22 Agustus 2011
2.500.000
5. Bantuan Beras Bagi Bencana Rawan Pangan di
Kabupaten Sumba Timur
Waingapu, 10 Oktober 2011
64.500.000
6. Bantuan Seragam Sekolah Dasar di Wilayah Kantor
Cabang Pembantu Paga
Maumere, 17 Oktober 2011
23.962.000
7. Bantuan Dana Pembangunan Ruang Kelas Sekolah
Tinggi Filsafat Katolik Ledalero – Maumere
Maumere, 28 Oktober 2011
57.000.000
8. Bantuan Beras Bagi Bencana Rawan Pangan di
Kabupaten TTU
Kefamenanu, 31 Oktober 2011
39.250.000
9. Bantuan Beras Bagi bencana Rawan pangan di
Kabupaten Belu
Atambua, 25 November 2011
73.500.000
10. Sumbangan untuk Kegiatan Natal Universitas Artha
Wacana Kupang (UNKRIS)
Kupang, 23 Desember 2011
10.000.000
11. Sumbangan ke 4 (Empat) Panti Asuhan
Panti Asuhan Kasih Agape , Kelurahan Belo
Kupang, 23 Desember 2011
Panti Asuhan Siloam, Kelurahan Sikumana Panti Asuhan Alma, Kelurahan Oebufu
Panti Asuhan Sonaf Maneka, Kelurahan Lasiana
12. Sumbangan Gereja GMIT Horeb - Perumnas Kupang Kupang, 27
Desember 2011
25.000.000
13. Sumbangan untuk Panti Asuhan GMIT Oeba 221,
Unkris Kupang dan SLB Penfui dalam rangka Natal 2011
Kupang, 27 Desember 2011
15.000.000
14. Bantuan CSR Natal 2011
Bantuan CSR Natal diberikan oleh seluruh Kantor Cabang pada 3 Rumah Ibadah (Gereja Katolik, Gereja Protestan dan Masjid) @Rp. 5.000.000,-
300.000.000
15. CSR Natal 2011 Desember 2011 3.006.000
16. Bantuan untuk Gereja GMIT dan
Gereja Katholik St. Yoseph
Kupang, 3 – 4 Januari 2012
100.000.000
JUMLAH 822.488.000
Kesimpulan Umum Hasil Self Assessment Pelaksanaan Good Corporate Governance.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 berikut perubahannya No. 8/14/PBI/2006 ditegaskan bahwa Bank wajib melaksanakan Self Assessment terhadap penerapan GCG. Dari hasil Self
Assessment yang dilakukan Bank NTT, dapat disampaikan ringkasan perhitungan peringkat masing
-masing faktor sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris : peringkat 2
Jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi anggota Dewan Komisaris telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, mampu bertindak dan mengambil keputusan secara independen. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan anggaran dasar perseroan. Rapat yang diselenggarakan efektif dan efisien dan telah dituang di dalam dokumen rapat, dan dalam penyelenggaraan rapat sudah cukup maksimal. Aspek transparansi anggota Dewan Komisaris cukup baik. Terdapat anggota Komisaris yang masih merangkap jabatan sebagai Pegawai Negeri Sipil.
Kehadiran fisik anggota Dewan Komisaris dalam Rapat Dewan Komisaris berdasarkan BPP GCG telah terpenuhi, tercermin pada tingkat kehadirannya telah sesuai BPP GCG.
2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi : peringkat 3
Jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi anggota Direksi sesuai dengan ukuran dan kompleksitas usaha Bank serta telah memenuhi ketentuan yang berlaku. Anggota Direksi mampu bertindak dan mengambil keputusan secara independen serta melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif. Rapat Direksi telah diselenggarakan secara efektif dan efisien. Aspek transparansi anggota Direksi cukup baik dan tidak pernah melanggar ketentuan/perundangan yang berlaku.
3. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite : peringkat 3
Komposisi dan kompetensi anggota Komite-Komite telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung jawab Komite telah diatur secara tegas di dalam Pedoman Good
Corporate Governance. Rekomendasi Komite-Komite bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagai
bahan acuan keputusan Dewan Komisaris.
Penyelenggaraan rapat Komite-Komite telah berjalan sesuai dengan pedoman GCG perusahaan Bank NTT dan namun penyelenggaraannya belum secara efektif.
Bank telah cukup memiliki kebijakan, sistem dan prosedur penyelesaian benturan kepentingan yang diatur di dalam Buku Pedoman Perusahan Good Corporate Governance, dan cukup mampu menghindari potensi terjadinya benturan kepentingan.
5. Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank : peringkat 2
Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank oleh Direktur Kepatuhan termasuk Satuan Kerja Kepatuhan (Divisi Kepatuhan) telah dijalankan secara efektif dan independen. Direktur Kepatuhan dan serta Satuan Kerja Kepatuhan telah melakukan review dan pengujian atas setiap kebijakan internal sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Bank NTT telah berupaya menyempurnakan Pedoman, sistem dan prosedur seluruh jenjang organisasi yang sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.
6. Penerapan Fungsi Audit Intern : peringkat 2
Pelaksanaan fungsi audit intern telah berjalan efektif (independen dan obyektif) dan pedoman intern sebagai acuan pemeriksaan telah memenuhi standar minimum yang ditetapkan SPFAIB. SKAI menjalankan fungsinya secara independen.
Secara keseluruhan kualitas sistem pengendalian intern telah menunjukkan hasil yang cukup memadai. Bank terus berupaya untuk meningkatkan sistem pengendalian intern agar dapat dijalankan secara efektif dan efisien, dan prosedur pengawasan dilaksanakan tanpa pengecualian, serta mempertahankan lingkungan yang menunjang dalam upaya pengendalian intern.
7. Penerapan Fungsi Audit Ekstern : peringkat 2
Penunjukan Kantor Akuntan Publik (KAP) Independen sesuai dengan keputusan RUPS.
Dalam pelaksanaan auditnya Kantor Akuntan Publik (KAP) Independen telah efektif dan memenuhi kriteria yang ditetapkan, mampu bekerja secara independen dan profesional. Kualitas dan cakupan hasil audit Akuntan Publik baik.
8. Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern : peringkat 3
Penerapan Manajemen Risiko telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Pengendalian dan pemantauan risiko Bank berjalan dengan cukup efektif. Terhadap laporan profil risiko Bank NTT telah menyampaikan laporan profil risiko setiap per triwulan sesuai waktu yang ditetapkan.
9. Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait ( Related Party) dan Debitur Besar (Large Eksposure) :
peringkat 3
Bank belum memiliki kebijakan tertulis yang mengatur tentang penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar. Tidak ditemukan adanya pelanggaran dan pelampauan BMPK serta selalu memperhatikan prinsip kehati-hatian. Penyediaan dana kepada pihak terkait dan debitur besar telah dilakukan sesuai ketentuan Bank Indonesia dimana sampai dengan saat ini tidak terdapat pelampauan maupun pelanggaran BMPK.
Dalam pengambilan keputusan terkait penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar dilakukan oleh manajemen secara independen dan Diversifikasi penyediaan dana cukup merata.
10. Tranparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank, Laporan GCG dan Laporan Internal :
peringkat 3
Dalam penyampaian informasi keuangan Bank dan non keuangan Bank baik pada laporan publikasi maupun laporan tahunan, Bank telah melakukan penyampaian secara transparansi sesuai ketentuan yang berlaku. Bank NTT telah menyampaikan laporan pelaksanaan Good Corporate Governance dan hasil Self Assessment GCG kepada Bank Indonesia setempat dan pihak tertentu secara tepat waktu. Belum tersedianya petugas Bank yang bertugas/ditugaskan secara khusus untuk memaksimalkan portal/website Bank NTT.
11. Rencana Strategis Bank : peringkat 3
Rencana Bisnis Bank (bussiness plan) sesuai dengan visi dan misi Bank serta Rencana Korporasi (corporate plan) Bank yang disusun dengan memperhatikan seluruh faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelangsungan usaha Bank. Rencana strategis Bank dibuat dengan memperhatikan rencana jangka pendek dan menengah. Realisasi rencana bisnis Bank cukup sesuai dengan rencana bisnis Bank.
Dari hasil perhitungan peringkat masing-masing faktor di atas, dan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Bank Indonesia tentang Penerapan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum berikut perubahannya, Bank telah melakukan Assessment terhadap 11 faktor penilaian dengan hasil bahwa secara keseluruhan penerapan GCG pada Bank NTT termasuk kedalam predikat “Cukup Baik” dengan nilai Komposit sebesar 2.75.
Rincian hasil Self Assessment per-masing-masing aspek dapat tergambar di dalam tabel di bawah ini:
No Aspek Yang Dinilai Bobot Peringkat Nilai
1. Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab
Dewan Komisaris 10 % 2 0,20
2. Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab
Direksi 20 % 3 0,60
3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas
Komite 10 % 3 0,30
4. Penanganan Benturan Kepentingan 10 % 3 0,30
5. Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank 5 % 2 0,10
6. Penerapan Fungsi Audit intern 5 % 2 0,10
7. Penerapan Fungsi Audit Ekstern 5 % 2 0,10
8. Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan
Pengendalian Intern 7,5 % 3 0,225
9. Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait (Related Party) dan Debitur Besar (Large
Eksposure)
7,5 % 3 0,225
10. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank, Laporan GCG dan Laporan Internal
15 % 3 0,45
11. Rencana Strategis Bank 5 % 3 0,15
Nilai Komposit 100 2,75
Predikat Komposit CUKUP
BAIK
Terlampir disampaikan Hasil Self Assessment Pelaksanaan Good Corporate Governance PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur per akhir tahun buku 31 Desember 2011.
Demikian Laporan ini disampaikan, agar maklum.
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR
Fransiskus Salem, SH. M.Si Daniel Tagu Dedo, SE Komisaris Utama Direktur Utama