• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perhitungan Kebutuhan Material Rabat Beton Jalan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perhitungan Kebutuhan Material Rabat Beton Jalan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Perhitungan Kebutuhan Material Rabat Beton

Jalan

Dalam membuat rabat beton jalan,

kita harus menghitung kebutuhan material. Hal ini diperlukan perhitungan yang tepat supaya

anggarannya tidak meleset. Misalnya kita akan membangun jalan dengan rabat beton ukuran lebar

90 cm, tebal 13 cm. Rabat beton jalan ini lebarnya 2,4 meter. Artinya yang dirabat betonnya hanya

bagian sisi kanan dan kirinya, tengahnya tidak dirabat beton. Jadi hitungannya nanti 90 cm x 2 x 13

x panjangnya berapa ratus meter.

Perhitungan material.

1 M kubik material (pasir dan batu 3-2) bila ketebalan 13 cm dan lebar 90 cm cukup digunakan

untuk panjang 8,2 meter.

Sedangkan keperluan semennya; 1 sak semen bagus digunakan untuk 1,4 meter.

Contoh perhitungan:

Misal panjang jalan yang akan dirabat beton adalah 1000 meter

Keperluan material pasir dan batu: 1000 m : 8,2 = 123 kubik (dibulatkan) x 2 =246 m3

Keperluan semen: 1000 : 1,4 m = 714 sak x 2 = 1428 sak

Adonan coran

Batu :18 ember

Pasir: 14 ember

semen : 1 sak

air : 3 ember (paling banyak 4 ember)

atau

Batu : 18 emebr

Pasir : 16 ember

Semen : 1 sak

air : idem dengan cara pertama.

Kekuatan coran jalan:

(2)

2. Air dalam pengadukan adonan cor tidak boleh terlalu banyak.

Selamat mencoba.

PERHITUNGAN PERBANDINGAN KOMPOSISI CAMPURAN RABAT BETON

Komposisi campuran tiap m3 Rabat Beton berdasarkan analisa K-720 :

a.

Semen type I : 5,33 zak (1 zak = 50kg)

b.

Pasir : 0.50 m3

c.

Batu pecah : 0,83 m3

Komposisi campuran Rabat Beton tiap 1 zak Semen :

a.

Semen : 1 zak

b.

Pasir : 0,50 m3 / 5,33 zak = 0,094 m3/zak

c.

Batu Pecah : 0,83 m3 / 5,33 zak = 0,156 m3/zak

Ukuran kotak untuk takaran :

Tinggi : 18 cm = 0,18 m

Lebar : 40 cm = 0,40 m

Panjang : 43 cm = 0,43 m

Volume Kotak : 0,18 x 0,40 x 0,43 = 0,031 m3

Jadi perbandingan campuran material Rabat beton dengan menggunakan kotak :

a.

Semen : 1 zak

b.

Pasir : 0,094 m3/0,031 m3 = 3,03 dibulatkan menjadi = 3 Kotak

c.

Batu Pecah : 0,156 m3/0,31 m3 = 5,03 dibulatkan menjadi = 5 Kotak

Faktor air semen :

Menurut Ir.Kardiyono Tjokrodimuljo, ME. (Teknologi Beton, 1992: 7.19), faktor air

semen maksimum untuk kondisi beton di luar bangunan yang tidak terlindung dari

hujan dan terik matahari langsung, yaitu : 0,55.

Dengan demikian keperluan air maksimum untuk campuran beton tiap 1 (sau) zak

semen adalah : 0,55 x 50 kg = 27,5 kg = 27,5 liter.

Banyaknya air tersebut dengan asumsi bahwa agregat halus (pasir) dan agregat kasar

(batu pecah) dalam kondisi kering permukaan jenuh (saturated surface-dry). @wry

(3)

PEMBANGUNAN RABAT BETON BERKUALITAS

DESA UNDAAN LOR, KEC. UNDAAN KAB. KUDUS

Setelah 3 kali mengikuti kompetisi skala prioritas dalam PNPM Mandiri Perdesaan

di Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus, masyarakat Gang 16 Desa Undaan Lor

Kecamatan Undaan Kab. Kudus patut mengucap syukur karena sekian lama menantikan,

akhirnya jalan kampung depan rumah mereka dapat dibangun Rabat Beton melalui

Alokasi dana BLM (Bantuan Langsung Masyarakat) PNPM Mandiri Perdesaan dan tentu

saja secara sukarela masyarakat gang 16 berpartisipasi iuran swadaya. Kualitas yang

baik untuk Rabat Beton mereka pegang teguh agar jalan yang mereka bangun dapat

dinikmati pula oleh anak cucu generasi yang akan datang

Mulai dari tahap perencanaan sampai dengan perawatan mereka menggunakan acuan

Standar Nasional Indonesia (SNI) yang selama ini digunakan sebagai standar kualitas

PNPM Mandiri Perdesaan, dalam hal ini dilaksanakan oleh TPKD (Tim Pengelola

Kegiatan) yang di Ketuai Bp Shofwan, Sekretaris Bp. Ahmadi dan Bendahara Ibu Wartiah

bersama masyarakat. Tahapan demi tahapan dilaksanakan oleh masyarakat dengan

semangat dan penuh kegotongroyongan. Volume jalan yang direncanakan Panjang 435

Meter Lebar 3 Meter dan Tebal 0,15 Meter, dengan rencana mutu beton K125.

Setelah melaksanakan lelang bahan dan mendapatkan suplyer pemenang mulailah

material didatangkan dengan pengawasan yang ketat terkait kualitas maupun kuantitas

material yang dikirim oleh suplyer. Pembangunan jalan rabat beton dimulai dengan

dilaksanakan Trial terlebih dahulu untuk menentukan standar campuran beton dan

digunakan sebagai acuan berikutnya, masyarakat sangat memperhatikan untuk

memahami dan mentaati arahan dari Fasilitator Teknik dan sebenarnya masyarakat

sudah memiliki komitmen untuk mengutamakan kualitas sehingga masyarakat sangat

mudah diarahkan. Begesting yang digunakan menggunakan kayu 5/15 panjang 4 Meter,

dengan tujuan begesting yang kuat maka sisi beton akan lurus tidak bergelombang

apabila beton sudah jadi, setelah laveling dengan pasir urug 5 cm sebelum dicor terlebih

dahulu diberi alas plastik, hal ini bertujuan supaya air semen tidak banyak hilang meresap

kedalam tanah. Dalam mencampur beton menggunakan molen dengan perbandingan

campuran 1 Semen : 3 Pasir : 5 Split dengan menggunakan alat takar yang sama dalam

hal ini masyarakat menggunakan tong cat besar, diaduk dalam molen kurang lebih 5 s/d 8

menit dengan urutan memasukan material kedalam molen mulai dari Air, Split, semen dan

Pasir bertujuan supaya adukan dapat sempurna dan tidak terjadi penggumpalan. Untuk

menentukan seberapa banyak/ liter kadar air semen agar memenuhi persyaratan teknis,

maka perlu adanya uji coba kekentalan “Slump Test” sampai mendapatkan nilai slump

ideal (dengan nilai 10±12 cm).

Pada saat penghamparan beton tidak boleh keropos dengan cara ditusuk tusuk

menggunakan linggis atau sejenisnya namun jangan sampai air semen naik

kepermukaan, setelah beton agak kering (istilah “malam-malam”) beton digosok dengan

kuat sampai permukaan rata dan diberikan alur agar permukaan beton tidak licin dengan

menggunakan alat yang dimodifikasi masyarakat sendiri terbuat dari ring yang apabila

digoreskan dapat berputar sehingga dihasilkan alur yang rapi. Tidak ketinggalan dilatasi

dibuat dengan cara dipotong dengan alat pemotong beton, namun diupayakan sebelum

beton benar-benar keras agar lebih mudah membuat dilatasi tersebut. Untuk perawatan

(4)

setelah beton dicor sebelum mencapai umur 28 Hari dilaksanakan perendaman dengan

digenangi air. Maka dihasilkanlah Jalan Rabat Beton yang kuat, rapi dan berkualitas.

Berikut kami sajikan pedoman untuk mencapai mutu beton K 125

Spesifikasi Beton dengan mutu K 125

Karakteristik

Tegangan Ijin Kebutuhan Material (SNI 2008) Kg/Cm2 Ton/m2 K 125 98 9,8 PC 276 Kg Pasir 828 kg Batu Pecah (2/3) 1012 kg

Bobot isi : pasir = 1.400 kg/m3, Bobot isi kerikil = 1.350 kg/m3, Semen = 1.600

kg/m3.

(Triyono Fasilitator Teknik Kecamatan Undaan, Kudus, Edit SHT)

Pengaruh Deletasi Pada Jalan Rabat Beton Sebagai Salah Satu Cara Meminimalkan Pemeliharaan

Latar belakang

Dalam rangka Pelaksanaan Kegiatan Dilapangan Khususnya Jalan Rabat Beton Perlu adanya kesiapan-kesiapan yang harus diperhatihan dan dipersiapkan sehingga hasil pelaksanaan dilapangan dapat maksimal. Dalam Musyawarah Pra-pelaksanaan biasanya dibahas terkait dengan persiapan tersebut mulai : Persiapan Tenaga Kerja, Penjelasan Desain, Jadwal Trial atau membuat contoh/uji Coba dan sebagainya terkait dengan pelaksanaan. Hal-hal yang kelihatannya sepele dan mudah namun sering kali dilupakan adalah Pemberian Deletasi/Pemutusan Antar Rabat Beton sesuai dengan Rencana, tentunya perlu adanya pemahaman dan penyadaran kepada Tukang/Pelaksana dilapangan tentang Apa itu Deletasi, Manfaat serta kelebihan mengapa perlu dipasang deletasi, selain dari Keuntungan tentunya juga ada dampak dari hasil pemasangan deletasi pada pelaksanaan Jalan Rabat Beton, Adapun Keuntungan Deletasi Adalah : Mengurangi Keretakan Secara Memanjang, Mempermudah dalam pengendalian perhitungan Bahan, Alur

(5)

untuk pemuaian, ringan dalam pemeliharaan (yang rusak saja yang dibenahi), sedang Kerugian : Papan Begesting Tambah Banyak, Jika tidak hati-hati dalam melepas akan retak bagian atasnya, Pekerjaan harus Hati-hati Nah dari perbandingan yang ada nanti bisa menjawab Perlu tidaknya dalam perencanaan diberi Deletasi/Pemutus.

Deletasi Memanjang dan Melintang ≤1,5 cm

Gbr. Gambar Deletasi Pada Jalan Rabat Beton

Tujuan

Dengan pemberian Deletasi Pada Rabat Beton kami berharap Hasil Pelaksanaan Dilapangan Dapat dikerjakan dengan baik dan pelaku lebih mudah dalam rangka pengendalian jika dilakukan dengan benar/riil (Campuran sesuai) dilapangan adapun fungsi Deletasi Pada Jalan Rabat Beton ini adalah Sebagai Berikut :

1. Deletasi Mengurangi Terjadinya Keretakan Yang Memanjang

2. Deletasi harus dipasang sampai Dasar /Tidak boleh Setengah (Tidak Putus) 3. Memudahkan dalam pengendalian/ Penghitungan Volume oleh TPK

4. Memudahkan dalam Pemeliharaan Jika Terjadi Kerusakan (Biaya dapat diminimalkan)

5. Sebagai alat kontrol kestabilan penggunaan material/perbandingan campuran hasil trial uji coba terhadap hasil kegiatan dilapangan (dilakukan secara benar sesuai dengan realita)

Suatu kebutuhan Dalam Pengendalian

(6)

Dalam rangka penerapan dilapangan pemakaian deletasi masih sesuai dengan selera masing masing (tidak sesuai dengan Mekanisme dan Anjuran yang diperlakukan) padahal ini justru merugikan dalam pelaksanaan jika tidak dilakukan secara benar. Dan Kembali kepada pelaku itu sendiri dalam pelaksanaannya.

Tahapan dalam Kegiatan

Dengan adanya permasalahan terkait dengan kendala lapangan dalam pelaksanan Jalan Rabat beton dimana ada beberapa yang mengalami retak secara memanjang di beberapa Titik setelah kita cek deletasi ada tapi tidak sampai Dasar/Putus, sehingga fungsi dari deletasi akibat dari keretakan tidak berpengaruh. Namun demikian Deletasi hanya salah satu Faktor kecil yang mempengaruhi, ada faktor lain juga yang berpengaruh terhadap Kerusakan : Campuran Tidak sesuai, Tonase yang melebihi, badan jalan yang belum stabil, tanah gerak dan lainsebagainya namun demikian, Tentunya dengan adanya inovasi walau dalam bentuk sekecil apapun asal tidak melanggar aturan/mekanisme dari program bisa diterapkan.

Sebuah Inovasi Pengendalian

Mengingat Deletasi dalam sebuah perencanaan penting, namun juga tergantung dari perencana, artinya disepakati atau tidaknya terkait ukuran hanya sebagai salah satu alternatif dalam rangka pengendalian pelaksanaan kegiatan dilapangan.Tentunya perlu teman-teman FT pendamping menguji untung dan ruginya (Manfaat Atau Tidaknya)

Penutup

Jangan berhenti berupaya ketika menemui kegagalan. Karena kegagalan adalah cara Tuhan mengajari kita tentang arti kesungguhan. Dan Orang yang cemerlang melihat setiap halangan sebagai peluang untuk mengasah potensi, disaat orang lain menganggap setiap halangan sebagai alasan yang menyebabkan kegagalannya...

MENUJU ALIH KELOLA PENYUSUNAN DESAIN DAN RAB OLEH MASYARAKAT

Salah satu tahapan yang masih perlu proses

kesiapan masyarakat dalam alih kelola yakni

"Menyusun desain dan RAB".

(7)
(8)

PENGENDALIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN JALAN RABAT BETON

Proses tahapan perencanaan pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan Kabupaten Melawi untuk Tahun Anggaran 2014 saat ini hampir separuh kecamatan telah

(9)

melaksanakan Musyawarah Antar Desa (MAD) Prioritas Usulan. Dari hasil perankingan tersebut terlihat bahwa di beberapa kecamatan usulan masyarakat berupa kegiatan jalan rabat beton masih menjadi primadona. Fenomena ini tentu perlu mendapat perhatian yang seksama dari para pendamping masyarakat khususnya yang berlatar belakang teknik sipil, mengingat banyak kasus pelaksanaan pekerjaan jalan rabat beton yang dikerjakan tidak sesuai dengan kaidah teknik dan terkesan asal-asalan.

Foto-foto di bawah ini menunjukan betapa pekerjaan jalan rabat beton yang dikerjakan tidak sesuai dengan kaidah teknik berdampak pada kerusakan yang parah dan sangat memprihatinkan. Kerusakan-kerusakan yang tergambar dalam foto ini terjadi hanya beberapa minggu saja setelah dilakukan pengecoran.

Dari hasil pengamatan dan diskusi dengan pelaksana pekerjaan di lapangan, kerusakan-kerusakan tersebut terjadi karena beberapa faktor. Faktor pertama yakni komposisi campuran antara semen, pasir dan kerikil yang tidak proporsional. Pada banyak kasus, komponen campuran semen tidak sesuai dengan

(10)

rencana. Penghematan semen pada pengadukan campuran beton akan tampak pada hasil pengecoran yang terlihat tidak ada ikatan antara pasir dan batu sehingga beton mudah pecah. Komponen lain yang biasa dihemat yakni batu pecah (kerikil) karena pada umumnya harga lebih tinggi dari harga pasir. Penghematan penggunaan batu pecah (kerikil) ini berbanding terbalik dengan penggunaan pasir yang justru lebih banyak dari kerikil.

Faktor kedua kerusakan jalan rabat beton yang biasa terjadi di lapangan yakni komponen pasir dan batu pecah (kerikil) yang kotor bercampur tanah (lumpur). Kandungan tanah (lumpur) pada pasir dan batu yang jauh di atas ambang batas ini tentu saja sangat berpengaruh pada kuat tekan beton sehigga tidak aneh bila di lapangan sering ditemukan kasus hanya beberapa hari saja jalan rabat beton baru dicor tetapi sudah rusak.

Faktor ketiga yang juga sering ditemukan di lapangan yakni pasir alas (pasir urug) yang tidak dihampar sebelum dilakukan pengecoran beton. Tidak adanya pasir alas berdampak pada bercampurnya tanah dasar dengan beton yang baru dicor sehingga berdampak pada kualitas (kuat tekan) beton tersebut.

Faktor lain yang juga berpengaruh adalah proses pengadukan (mixing) beton yang tidak tepat. Pada beberapa kasus, beton yang diaduk belum tercampur dengan baik (masak) tetapi sudah dicor sehingga campuran semen tidak merata pada komponen pasir dan batu pecah.

(11)

Selain faktor-faktor di atas, faktor penting lainnya yakni ketebalan beton yang dicor. Di beberapa tempat sering terjadi ketebalan beton yang dicor tidak sesuai dengan rencana sehingga beton mudah untuk pecah.

Upaya yang bisa dilakukan ke depan agar tidak terjadi lagi jalan rabat beton dengan kualitas yang tidak baik yakni dengan pengendalian yang sebaik mungkin baik oleh unsur masyarakat maupun para pendamping masyarakat (fasilitator). Pengendalian yang sangat penting yakni melakukan pengawasan pada saat persiapan material berupa semen, pasir, kerikil dan air apakah sudah sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan atau tidak. Pengendalian lain yakni pengawasan pada saat pengadukan beton, apakah komposisi komponen beton sudah sesuai dengan rencana campurannya atau belum. Pengadukan juga perlu dikontrol masak (merata) tidaknya campuran agar ikatan antar komponen benar-benar terjadi. Pengendalian ketebalan beton juga sangat perlu untuk dilakukan agar ketebalan beton yang dicor sesuai dengan rencana.

(12)

Sesuai dengan harapan program, pengendalian kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan berupaya untuk melibatkan masyarakat secara aktif dengan konsep pengendalian berbasis masyarakat (Community Base Monitoring). Konsep ini akan berjalan dengan baik bila masyarakat ikut peduli dengan pembangunan di desanya dan ini bisa diupayakan dengan pendampingan yang intensif dari para fasilitator di lapangan untuk memberikan penguatan kepada masyarakat yang didampinginya. @wry

Referensi

Dokumen terkait