• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODEL PENGUKURAN KINERJA SISTEM RANTAI PASOK TESIS. RR. DINA RAHAYU NIM: (Bidang Kekhususan Sistem Industri dan Rantai Pasok)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN MODEL PENGUKURAN KINERJA SISTEM RANTAI PASOK TESIS. RR. DINA RAHAYU NIM: (Bidang Kekhususan Sistem Industri dan Rantai Pasok)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODEL PENGUKURAN KINERJA

SISTEM RANTAI PASOK

Studi Kasus: Direktorat Aerostructure PT. Dirgantara Indonesia

TESIS

Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari

Institut Teknologi Bandung

Oleh

RR. DINA RAHAYU

NIM: 23406011

(Bidang Kekhususan Sistem Industri dan Rantai Pasok)

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2009

(2)

PENGEMBANGAN MODEL PENGUKURAN KINERJA

SISTEM RANTAI PASOK

Studi Kasus: Direktorat Aerostructure PT. Dirgantara Indonesia

Oleh

RR. DINA RAHAYU

NIM: 23406011

(Bidang Kekhususan Sistem Industri dan Rantai Pasok)

Institut Teknologi Bandung

Menyetujui

Bandung, 28 September 2009

Pembimbing

___________________________ (Prof. Dr. Ir. Ali Basyah Siregar)

(3)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MODEL PENGUKURAN KINERJA

SISTEM RANTAI PASOK

Studi Kasus: Direktorat Aerostructure PT. Dirgantara Indonesia

Oleh

RR. Dina Rahayu

NIM : 23406011

(Bidang Kekhususan Sistem Industri dan Rantai Pasok)

Persaingan sekarang ini mulai mengarah pada persaingan antar kinerja rantai pasok perusahaan, yang merupakan faktor dominan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif. Oleh karena itu, sangat penting bagi perusahaan untuk melakukan pengukuran kinerja rantai pasok yang bertujuan untuk mengurangi biaya-biaya, memenuhi kepuasan pelanggan dan meningkatkan keuntungan perusahaan.

Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan model pengukuran kinerja sistem rantai pasok berbasis model Supply Chain Operations Reference (SCOR). Studi kasus telah dilakukan di Direktorat Aerostructure PT.Dirgantara Indonesia (Ae-PT.DI) untuk mengimplementasikan model. Studi kasus bertujuan menjawab permasalahan berikut: (1) bagaimanakah pengukuran kinerja sistem rantai pasok yang berlaku di Ae-PT.DI? (2) bagaimanakah model pengukuran kinerja sistem rantai pasok Ae-PT.DI berbasis SCOR? (3) apakah kelebihan dan kekurangan kinerja sistem rantai pasok Ae-PT.DI? (4) bagaimanakah perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan oleh Ae-PT.DI untuk meningkatkan kinerja sistem rantai pasoknya?

Pengukuran kinerja Ae-PT.DI berdasarkan Quality Objective tahun 2006 yang masih berlaku hingga sekarang. Pengukuran kinerja di Ae-PT.DI masih dititikberatkan pada pengukuran kinerja operasional baik di tingkat direktorat maupun tingkat departemen.

Model pengukuran kinerja sistem rantai pasok dikembangkan dengan basis model SCOR yang dimodifikasi sesuai kondisi di Ae-PT.DI. Penyederhanaan dilakukan pada indikator kinerja Documentation Accuracy, Perfect Condition dan Downside

Supply Chain Adaptability. Penambahan dilakukan pada indikator kinerja Rejection Rate of Part/Component dan Production Efficiency yang berpengaruh

pada indikator kinerja tingkat satu Cost of Goods Sold. Penyesuaian dilakukan pada indikator kinerja tingkat satu Upside Supply Chain Flexibility dan Upside

(4)

menerima tambahan pesanan pelanggan jika terjadi penambahan permintaan pasar serta perhitungan pada indikator kinerja tingkat dua dari Supply Chain

Management Cost (Operating Expenses) yang diukur dengan Sales and Marketing Expenses serta General and Administration Expenses.

Dari hasil pengukuran kinerja yang telah dilakukan selama tiga tahun terakhir, Ae-PT.DI pada tahun 2006 secara agregat memiliki kinerja sistem rantai pasok 92,10%, tahun 2007 sebesar 76,73% dan tahun 2008 sebesar 78,87%. Kinerja sistem rantai pasok tahun 2006 masuk dalam kategori Excellent, sedangkan tahun 2007 dan 2008 masuk kategori Improvement.

Sistem rantai pasok Ae-PT.DI memiliki kelebihan (mencapai target) pada atribut

Reliability dan Agility serta kekurangan (tidak mencapai target) pada atribut Responsiveness, Supply Chain Costs dan Supply Chain Asset Management.

Dari hasil analisis, Ae-PT.DI perlu melakukan perbaikan-perbaikan pada aspek berikut: akurasi catatan persediaan, prioritas jadwal proses pengadaan maupun proses produksi, sistem informasi, prakiraan penjualan, perencanaan produksi dan kapasitas, dan desain pesawat.

Hasil empiris dari analisis pada penelitian ini dapat digeneralisasi untuk perusahaan yang cukup padat modal di mana penumpukan persediaan bernilai besar. Nilai persediaan yang besar dengan nilai penjualan yang kurang akan mengakibatkan profitabilitas yang kurang.

(5)

ABSTRACT

MODEL DEVELOPMENT OF SUPPLY CHAIN SYSTEM

PERFORMANCE MEASUREMENT

Case Study: Directorate of Aerostructure of PT. Dirgantara Indonesia

By

RR. Dina Rahayu

NIM : 23406011

(Special Area of Industrial and Supply Chain System)

The competition nowadays starts aiming towards the competition among the supply chain performance of companies, which are the dominant factor for gaining competitive advantage. Therefore, it is important for companies to carry out supply chain performance measurement intended for reducing costs, fulfilling customer satisfaction and increasing the profit of companies.

This research was conducted to develop a performance measurement model for supply chain system based on Supply Chain Operations Reference model (SCOR). A case study at the Directorat of Aerostructure of PT. Dirgantara Indonesia (Ae-PT.DI) has been carried out to implement the model. The case study aimed to answer the following questions: (1) how is the performance measurement of supply chain system carried out at Ae-PT.DI? (2) how is the performance measurement model of Ae-PT.DI supply chain system on the basis of SCOR? (3) what are the advantages and disadvantages of the performance of Ae-PT.DI supply chain system? (4) how will the required improvements be performed by Ae-PT.DI to increase the performance of its supply chain system?

The performance measurement of Ae-PT.DI is based on a Quality Objective of 2006 which is still applicable until now. The performance measurement at Ae-PT.DI is still focussed at the operational performance measurement, at the directorate level as well as at the department level.

A performance measurement model of supply chain system was developed on the basis of SCOR’s model, modified in accordance with the condition of Ae-PT.DI. Simplifications were made for performance indicators of Documentation Accuracy, Perfect Condition and Downside Supply Chain Adaptability. Additions were made for performance indicators of Rejection Rate of Part/Component and Production Efficiency influencing level one performance indicator of Cost of Goods Sold. Adjustments were made for level one performance indicators of Upside Supply Chain Flexibility and Upside Supply Chain Adaptability measured with Available Capacity to accept additional customer orders if there is additional market demand, and calculation for level two performance indicator of

(6)

Supply Chain Management Cost (Operating Expenses), measured with Sales and Marketing Expenses and General and Administration Expenses.

The results of the performance measurement in the last three years indicates that Ae-PT.DI in 2006 had an aggregate supply chain performance of 92,10%, in 2007 of 76,73% and in 2008 of 78,87%. The Supply Chain Performance in 2006 was in the Excellent category, and in 2007 and 2008 were in the Improvement category. The Supply Chain System of Ae-PT.DI has advantages (achieving the targets) in the attributes of Reliability and Agility, and disadvantages (not achieving the targets) in the attributes of Responsiveness, Supply Chain Costs and Supply Chain Asset Management.

The analysis results indicate that Ae-PT.DI needs to carry out improvements in the following aspects: inventory record accuracy, procurement process and production process schedule priorities, the information system, sales forecasting, production and capacity planning, and aircraft design.

The empirical analysis results of this research can be generalized for considerable capital intensive companies where the accumulation of inventory has large value. The large inventory value with less value of sales will result in less profitability.

(7)

PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS

Tesis S2 yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Institut Teknologi Bandung, dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta ada pada pengarang dengan mengikuti aturan HaKI yang berlaku di Institut Teknologi Bandung. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan atau peringkasan hanya dapat dilakukan seizin pengarang dan harus disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya.

Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh tesis haruslah seizin Direktur Program Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung.

(8)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.,

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat dan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Penulisan tesis ini merupakan tahap akhir dari rangkaian tahapan yang harus ditempuh dalam studi Program Magister Teknik dan Manajemen Industri, Program Pasca Sarjana Institut Teknologi Bandung. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa bimbingan, pengarahan, dan saran-saran serta bantuan yang telah diberikan oleh berbagai pihak merupakan unsur yang sangat berarti dan berperan dalam penyelesaian tesis ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Ali Basyah Siregar selaku pembimbing, atas bimbingan, petunjuk dan saran-sarannya dalam penulisan tesis ini.

2. Bapak Dr. Ir. Anas Ma’ruf, MSc dan Bapak Suprayogi, ST, MT, PhD atas saran-sarannya selama seminar dan sidang tesis penulis.

3. Ketua Program beserta staf, para dosen dan seluruh karyawan Program Magister Teknik dan Manajemen Industri, Institut Teknologi Bandung, atas petunjuk, dorongan dan bantuannya selama ini.

4. Para pimpinan dan karyawan PT. Dirgantara Indonesia atas informasi, data, saran dan bantuannya kepada penulis.

5. Rekan-rekan mahasiswa Program Magister Teknik dan Manajemen Industri, Institut Teknologi Bandung, atas kebersamaannya yang indah serta dukungan dan bantuannya atas penulisan tesis ini.

6. Bapak dan Mamah tercinta atas dorongan, perhatian dan pengorbanannya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi Program Magister Teknik dan Manajemen Industri, Institut Teknologi Bandung. Mas Firson, Mbak Siska, Mas Satyo dan Mbak Niken terima kasih atas dukungan dan perhatiannya pada penulis selama penulisan tesis ini.

(9)

7. Semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu disini, yang telah memberikan bantuannya.

Akhir kata penulis mohon maaf apabila ada ketidaksempurnaan atau kesalahan yang tidak disengaja pada tesis ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, 28 September 2009

Penulis,

(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... iii

PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

Bab I Pendahuluan ... 1

I.1 Latar Belakang ... 1

I.2 Perumusan Masalah ... 3

I.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

I.4 Pembatasan Masalah ... 4

I.5 Posisi Penelitian ... 5

I.6 Sistematika Penulisan ... 9

Bab II Landasan Teori ... 10

II.1 Konsep Pengukuran ... 10

II.2 Pengukuran Kinerja Perusahaan ... 18

II.3 Sistem Rantai Pasok ... 29

II.4 Pengukuran Kinerja Sistem Rantai Pasok ... 34

II.5 Perbandingan Sistem Pengukuran Kinerja Rantai Pasok ... 75

II.6 Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) ... 76

Bab III Metodologi Penelitian ... 81

III.1 Objek Penelitian ... 81

III.2 Metode Penelitian... 81

Bab IV Pengembangan Model Pengukuran Kinerja... 90

IV.1 Studi Lapangan ... 90

IV.2 Pengembangan Model Pengukuran Kinerja Sistem Rantai Pasok Ae-PT.DI Berbasis SCOR ... 107

Bab V Pengolahan Data dan Analisis ... 120

(11)

V.2 Pengumpulan Data ... 123

V.3 Pengolahan Data ... 125

V.4 Analisis Sensitivitas ... 136

V.4 Analisis Kinerja ... 140

Bab VI Kesimpulan dan Saran ... 149

VI.1 Kesimpulan ... 149

VI.2 Saran Tindak Lanjut Penelitian ... 152

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 Diagram posisi penelitian ... 8

Gambar II.1 Balance Scorecard memberikan kerangka kerja untuk menterjemahkan strategi ke dalam terminologi operasi... 19

Gambar II.2 Perspektif value chain proses bisnis internal ... 20

Gambar II.3 Hubungan sebab-dan-akibat ……….. ... 22

Gambar II.4 Sudut pandang Performance Prism ……….. ... 27

Gambar II.5 Aktivitas dalam rantai pasok terdekat suatu perusahaan…. …... 32

Gambar II.6 Proses rantai pasok ……….. ... 33

Gambar II.7 Kerangka kerja Balanced Scorecard Rantai Pasok ……….. 37

Gambar II.8 Jalur pesanan pelanggan ……….. ... 43

Gambar II.9 Batasan model SCOR ……….. ... 45

Gambar II.10 Tingkatan SCOR ……….. ... 46

Gambar II.11 Sistem pengukuran rantai pasok ……….. ... 73

Gambar III.1 Metodologi penelitian ……….. ... 84

Gambar IV.1 Struktur organisasi PT. Dirgantara Indonesia ……….. .... 94

Gambar IV.2 Struktur organisasi Direktorat Aerostructure – PT. Dirgantara Indonesia………... 95

Gambar IV.3 Diagram Generik IDEF0……….. ... 96

Gambar IV.4 Proses bisnis Direktorat Aerostructure - PT.DI ……….. .. 97

Gambar IV.5 Framework pengembangan pengukuran kinerja sistem rantai pasok Ae-PT.DI berbasis SCOR ……….. ... 112

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel I.1 Posisi Penelitian………... 6

Tabel II.1 Pengelompokan Skala Ukuran ... 11

Tabel II.2 Hierarchical Based Measurement System ... 39

Tabel II.3 Kerangka Kerja Metrik Kinerja Rantai Pasok ……….. .... 41

Tabel II.4 Enam Perspektif dari Manajemen Rantai Pasok ……….. 44

Tabel II.5 Alat Konfigurasi SCOR ……….. ... 50

Tabel II.6 Indikator Kinerja SCOR ……….. ... 53

Tabel II.7 Atribut SCOR dari Sisi Pelanggan dan Internal ……… ... 67

Tabel II.8 Metrik Layanan Pelanggan ……….. ... 69

Tabel II.9 Tujuan Jenis Ukuran Kinerja ……….. ... 73

Tabel II.10 Skala Banding Secara Berpasangan ……….. ... 78

Tabel IV.1 Penyesuaian Pengukuran Kinerja Rantai Pasok Ae-PT.DI Berbasis SCOR ……….. ... 109

Tabel IV.2 Parameter yang Digunakan dalam model ……….. ... 113

Tabel IV.3 Variabel yang Digunakan dalam model ……….. ... 114

Tabel IV.4 Normalisasi Indikator Kinerja Tingkat 1……….. ... 117

Tabel V.1 Data dan Target Indikator Kinerja Tingkat 2 Tahun 2006 – 2008……….. ... 124

Tabel V.2 Skala Supply Chain Performance ……….. ... 125

Tabel V.3 Penilaian Tingkat Kepentingan antar Atribut oleh 6 Responden ……….. ... 126

Tabel V.4 Perbandingan Tingkat Kepentingan Atribut dengan Geometric Mean……….. ... 127

Tabel V.5 Proses Normalisasi Atribut Supply Chain Performance ... 127

Tabel V.6 Proses Penentuan Bobot Atribut Supply Chain Performance….. 128

Tabel V.7 Penilaian Tingkat Kepentingan antar Indikator Kinerja Tingkat 1 Supply Chain Asset Management oleh 6 Responden………….. 130

Tabel V.8 Perbandingan Tingkat Kepentingan Indikator Kinerja Tingkat 1 Supply Chain Asset Management dengan Geometric Mean... 130

Tabel V.9 Penilaian Tingkat Kepentingan antar Indikator Kinerja Tingkat 2 Perfect Order Fulfillment oleh 6 Responden ……….. ... 131

(15)

Tabel V.10 Perbandingan Tingkat Kepentingan Indikator Kinerja Tingkat 2

Perfect Order Fulfillment dengan Geometric Mean………….. . 131

Tabel V.11 Penilaian Tingkat Kepentingan antar Indikator Kinerja Tingkat 2 Available Capacity oleh 6 Responden ……….. ... 132

Tabel V.12 Perbandingan Tingkat Kepentingan Indikator Kinerja Tingkat 2 Available Capacity dengan Geometric Mean……….. .... 133

Tabel V.13 Penilaian Tingkat Kepentingan antar Indikator Kinerja Tingkat 2 Cost of Goods Sold oleh 6 Responden ……….. ... 133

Tabel V.14 Perbandingan Tingkat Kepentingan Indikator Kinerja Tingkat 2 Cost of Goods Sold dengan Geometric Mean………... 134

Tabel V.15 Kinerja Indikator Kinerja Tingkat 1 (%)……….. ... 135

Tabel V.16 Kinerja Atribut (%)………... 135

Tabel V.17 Supply Chain Performance (%)………... 136

Tabel V.18 Analisis Sensitivitas untuk Atribut Reliability……….. .. 137

Tabel V.19 Analisis Sensitivitas untuk Atribut Reponsiveness……….. 138

Tabel V.20 Analisis Sensitivitas untuk Atribut Agility ……….. ... 138

Tabel V.21 Analisis Sensitivitas untuk Atribut Supply Chain Costs……….. 139

Tabel V.22 Analisis Sensitivitas untuk Atribut Supply Chain Asset Management.. ... 139

Tabel V.23 Rangkuman Hasil Analisis Sensitivitas……….. ... 140

Tabel V.24 Kinerja Reliability (%)……….. ... 141

Tabel V.25 Kinerja Reponsiveness (%)……….. ... 142

Tabel V.26 Kinerja Agility (%)……….. ... 143

Tabel V.27 Kinerja Supply Chain Costs (%)………... 144

Tabel V.28 Kinerja Supply Chain Asset Management (%)……….. .. 145

Referensi

Dokumen terkait

Pedagang pengumpul di Kecamatan Ngargoyoso yaitu pedagang yang membeli jahe dari penebas jahe dan petani serta mengumpulkannya kemudian dijual ke pedagang

Dengan menerapkan perubahan prosedur berupa semua pembelian dan penerimaan dilakukan oleh bagian pembelian dan terdapat pengecekan barang, pengajuan pembelian, surat

Pada penelitian ini sebagian besar responden dengan jarak kehamilan beresiko mengalami hiperemisis gravidarum, hal ini dikarenakan jarak yang dekat antara kehamilan

a. bagian atas atau penimbunan di kaki lcreng. b. Pembuatan ~)erm, dilakukan dengan cara memolong bagian puncak lereng menjadi berundak-undak, hal ini bertujuan untuk

a) Definisi Operasional.. Teknik relaksasi merupakan salah satu teknik dalam memberikan kondisi yang nyaman dan rileks pada remaja saat mengalami dismenore dengan melakukan

Penyelenggaraan pengendalian tembakau/rokok dilakukan merata kesemua lapisan kegiatan masyarakat di seluruh Indonesia dan setiap warga negara berhak memperoleh

Dalam rangka studi kasus model pengukuran kinerja sistem rantai pasok berbasis SCOR di Direktorat Aerostructure PT.DI, pada tahap ini dilakukan pengumpulan data indikator

Berdasarkan pada hasil pengumpulan data yang telah dilakukan, hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: a) bentuk-bentuk aktivitas di dalam kegiatan independent