• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENATAAN DAN PENGELOLAAN LABORATORIUM PADA PEMBELAJARAN PRAKTEK BUSANA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENATAAN DAN PENGELOLAAN LABORATORIUM PADA PEMBELAJARAN PRAKTEK BUSANA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENATAAN DAN PENGELOLAAN LABORATORIUM PADA PEMBELAJARAN PRAKTEK BUSANA

DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Oleh : Nanie Asri Yuliati

Program Studi Pendidikan Teknik Busana – FT – UNY

Abstrak

Pembelajaran praktek busana merupakan salah satu mata pelajaran ketrampilan yang diberikan kepada siswa bertujuan agar anak didik mempunyai bekal ketrampilan di bidang busana, memiliki kualitas sesuai dengan yang diharapkan di dunia kerja yaitu siap latih, ulet, cekatan dan mandiri.

Laboratorium yang memenuhi atau memadai untuk pembelajaran ketrampilan di bidang busana tersebut sangat diperlukan, seperti gedung atau ruangan yang memenuhi syarat, ketersediaan alat-alat praktek dan media pembelajran yang selalu berkembang. Oleh karena itu perlu adanya penataan dan pegelolaan lab. busana yang baik dan benar agar pembelajaran praktek busana dapat berjalan dengan lancar dan dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Kata kunci : Penataan, pengelolaan, Laboratorium Busana, Pembelajaran praktek Busana, Kompetensi bidang busana.

Pendahuluan.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengemndalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara ( UU Sistim Pendidikan RI, No.20 th.2003 ).

SMK Program Keahlian Busana merupakan salah satu pendidikan formal yang menyiapkan sumber daya manusia bidang busana tingkat menengah yang secara garis besar bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik, mendidik peserta didik menjadi warga negara yang bertanggung jaawab, dapat menerapkan hidup sehat, berwawasan pengetahuan dan seni, dapat bekerja secara mandirimaupun bekerja di dunia usaha, dan industri bidang busana, mampu memilih karier, berkompetensi dan mengembangkan sifat profesional serta membekali ilmu pengetahuan dan ketrampilan sebagai bekal bagi yang berminat melanjutkan pendidikan ( Kurikulum SMK Edisi 2004 ).

Dengan demikian kualitas produk pendidikan sangat erat kaitannya dengan proses pelaksanaan pembelajaran yang dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu kurikulum, proses pembelajaran, sarana prasarana, alat dan bahan, tenaga kependidikan, iklim kerja, managemen sekolah, dan kerjasama denga dunia industri.

Pembelajaran praktek busana merupakan salah satu pemberian ketrampalan pada anak didik yang bertujuan agar aagar didik mempunyai bekal ketrampilan di bidang busana, memiliki kualitas sesuai dengan yang diharapkan di dunia kerja yaitu siap latih, ulet, mandiri, cekatan, dan siap kerja di bidang yang digelutinya. Walaupun banyak faktor untuk mencapai keberhasilan didalam pembelajaran ketrampilan praktek busana,

(2)

salah satunya yaitu sarana prasarana pembelajaran praktek yang memadai sangat penting keberadaaanya untuk mencapai keberhasilan pemebelajaran.

Laboratorium busana mempunyai arti penting karena lab.busana sebagai tempat belajar, penelitian untuk mendapatkan sesuatu yang baru atau mempelajari yang lama tentang tekstil, desain busana dan pembuatan busana. Untuk mencapai tujuan itu lab.busana perlu adanya sarana-prasarana yang lengkap, seperti tersedianya mesin jahit, mesin obras, mesin pres, piranti menjahit, media pembelajaran dll. Selain hal tersebut untuk tujuan pembelajaran praktek busana diperlukan pengelolaan dan penataan lab.busana yang baik dan benar.

Pembahasan

Penataan dan Pengelolaan Lab.Busana A. Penataan lab.Busana

Menurut Daryanto S.S. ( th.1997, hal 583 ) Penataan adalah suatu proses, cara, perbuatan menata, pengaturan dan penyusunan. Kaitannya dengan Lab. Busana penataan adalah suatu proses pengaturan alat-alat sesuai dengan urutan proses pembelajaran serta media pembelajran yang ada di dalam lab.busana agar proses pembelajaran praktek busana dapat berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Sedangkan lab.busana adalah tempat belajar atau melakukan penelitian tentang tekstil dan pembuatan busana, yang meliputi desain busana, memotong kain, teknologi busana/teknik penyelesaian pembuatan busana dan pengepresan. Di dalam proses pembelajaran praktek busana diperlukan penataan alat sesuai proses belajar menjahit busana yakni mulai dari penataan mesin jahit, mesin obras, meja seterika, mesin pres, meja potong, mesin pasang kancing, mesin lubang kancing, pencahayaan serta ventilasi. B. Pengelolaan Lab. Busana

Menurut Follet & Fataf( 2001 ) Managemen atau pengelolaan adalah sebagai kiat mencapai sasaran melalui cara-cara dengan menagatur orang lain dalam menjalankan tugas. Managemen juga merupakan suatu profesi karena dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi dan para profesianal dituntut suatu kode etik. Berdasarkan hal tersebut maka managemen adalah suatu ilmu, kiat atau profesi yang melibatkan semua aspek dan usaha-usaha para anggota organisasi serta penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif.

Pengelolaan Lab.Busana meliputi : 1. Perencanaan,

Perencaan adalah penentuan serangkaian tindakan sebelum dilakukan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Perencanaan dalam lab. busana meliputi : a. Sarana atau gedung lab.busana

Tata ruang ( lay out ) benar mencukupi, ventilasi dan penerangan, kebersihan dan keamanan untuk belajar praktek.

(3)

b. Jadwal Penggunaan lab.busana

Penyusunan jadwal penggunaan lab.busana perlu dikoordinasikan dengan instruktur supaya tidak terjadi ovelap.

c. Alat Praktek

Alat yang akan digunakan untuk praktek pembuatan busana disiapkan terlebih dahulu sesuai dengan kebutuhan proses belajar mengajar. Misalnya jumlah mesin jahit, mesin obras seterika dan mejanya,, piranti menjahit jumlah mencukupi dan bisa dioprasikan semua dengan baik.

d. Bahan Praktek

Bahan yang akan digunakan untuk praktek pembuatan busana disiapkan terlbih dahulu baik jenis maupun jumlah bahan praktek. Agar supaya hasilnya baik perencanaan bahan ini harus dikoordinasikan dengan instruktur yang bersangkutan.

e. Media

Media pembelajaran praktek busan disiapkan terlebih dahulu, misalnya job sheet, majalh mode, fragmen teknik penyelesaian menjahit, contoh busana jadi.

2. Pengorganisasian

Pengorgaisasian merupakan proses menciptakan hubungan antara fungsi-fungsi, personalia, dan faktor fisik agar kegiatan yang dilaksanakan dapat diarahkan pada pencapaian tujuan.

Menurut Hani Handoko 2003, pengorganisasian adalah suatu proses untuk merancang struktur formal, pengelompokann serta mengatur dan membagi tugas pekerjaan diantara para anggota agar tujuan organisasi dapat dicapaui dengan efisien.

Penetapan peran , tanggung jawab, wewenang serta tugas masing-masing prsonel lab busana yang meliputi Koordinator Lab, Teknisi, Intruktur serta siswa ( pengguna Lab ) harus dibuat secara jelas dan rinci.

a. Koordinator Lab.

Bertanggung jawab atas semua kegiatan dalam lab. Busana dan mempynyai tugas mengkoordinir penggunaan lab. Busana dari proses perencanaan, penggunaan, monitoring ( pengawasan )dan evaluasi pengguaan lab, juga mengkoordinir personil yang ada di lab. Busana. b. Teknisi ( Laboran ).

Bertanggung jawab terhadap inventaris alat, penyimpanan bahan, kebersihan lab.busana.

Bertugas melayani pennguna lab. Busana dengan baik, menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktek, bekerjasam dengan koordinator lab.busana untuk merencanakan bahan praktek. c. Instruktur

Menggunakan lab.busana sesuai jadwal ( tidak terlambat dan tidak melebihi jam yang sudah disepakati dalam rencana ), membimbing mahasiswa, mengarahkan dan mengawasi proses pembelajaran praktek.

d. Siswa/Pengguna lab. Busana

Mentaati tata-tertib penggunaan lab.busana, misal tidak boleh makan dan minum di lab, setiap kali selesai menggunakan lab harus membersihkan ruangan dan alat baik secara individu maupun

(4)

kelompok, menjaga keselamatan kerja ( rambut yang panjang diikat, kuku tidak panjang dll ).

3. Pelaksanaa/Penggunaan Lab.Busana

Pelaksanaan adalah keseluruhan proses pemberian motivasi untuk bekarja pada bawahan sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi secara efisien dan ekonomis ( Sondang P Siagiaan, 1994 ).

Pelaksanaan adalah merupakan aktualisasi dari apa yang telah direncanakan sebelumnya. Dalam hal pelaksanaan pengelolaan lab,busana adalah penggunaan lab.busana secara efektif dan efisien oleh pengelola dan pengguna sesuai dengan yang direncanakan sehingga dapat tercapai tujuan yang diharapkan. Contoh : penggunaan la.busana sesuai jadwal, alat dan bahan telah tersedia, pelayanan teknisi dengan baik, bimbingan instruktur efektif , keselamtan kerja terjaga dll.

4. Pengawasan

Pengawasan adalah suatu usaha memberikan petunjuk pada para pelaksana agar mereka selalu sesuai rencana ( Sukanto Rekso Hadiprojo, 1992 ).

Tujuan pengawasan adalah menilai dan mengkoreksi pekerjaan yang telah ditetapkan sesuai dengan rencana, hal ini dimaksudkan agar tujuan pengelolaan dapat tercapai dengan baik. Dalam pengawasan ada penilaian, tindakan dan perbaikan agar pelaksanaan penggunaan lab.busana untuk pembelajaran praktek selanjutnya dapat berjalan lancar, baik dan mencapai tujuan yang diharapkan.

C. Pembelajaran Praktek Busana

Mata pelajaran praktek busana adalah mata pelajaran praktek ketrampilan pembuatan busana atau menjahit pakaian yang menggunakan sarana /alat praktek seperti mesin jahit dan perlengkapannya dimana pembelajaran ini harus mengacu pada kompetensi yang ada pada bidang busana yang meliputi :1. Pembuatan Pola, 2. Pemotongan bahan pakaian, 3. Penjahitan dan penyelesaian.

Mata pelajaran praktek busana meliputi 2 ( dua ) bagian besar yaitu Persiapan menjahit dan Praktek Mejahit.

Tahap Persiapan :

1. Memilih model

Model dapat ditentukan oleh pengajar tetapi dapat juga oleh pihak siswa sendiri. Dalam hal ini siswa mendapat mata pelajaran menggambar model ( mendesain ) suatu busana, sehingga siswa dapat menuangkan ide-idenya dalam merancang suatu busana.

(5)

Pengambilan ukuran seseorang adalah hal yang sangat penting dalam persiapan menjahit. Maka pengambilan ukuran badan sesorang harus dilakukan dengan berhati-hati, teliti dan tepat. Apabila tidak tepat akan menghasilkan jahitan yang tidak pas dipakai, tidak nyaman dipakai sehingga mengakibatkan pengukuran ulang, pembuatan pola ulang yang dapat menyebabkan kurang puasnya pelanggan.

3. Menghitung keperluan

Menghitung keperluan dalam kebutuhan menjahit sangat diperlukan baik bahan busana maupun perlengkapan yang lain agar pekerjaan dapat diselesaikan efektif dan efisien.

4. Menyiapkan pola ukuran sebenarnya

Pola dibuat dengan ukuran sesuai dengan badan yang diukur, lalu dirubah sesuai dengan model busana ( desainnya ).

Dalam ini ketrampilan untuk mengubah model, pemahaman gambar model atau kemampuan membaca gambar sangat diperlukan. Jika pola yang diubah sudah siap segera ditempelkan atau diletakkan pada bahan yang akan dijahit/

Tahap Praktek Menjahit

Pada tahap praktek menjahit ini ada beberapa urutan yang harus dilakukan yakni sebagai berikut :

1. Menyiapkan bahan

Setelah pekerjaan pesrsiapan selesai, siswa harus dapat menyiapkan bahan busana. Pemilihan bahan harus tepat untuk pembuatan busana, maka pengetahuan tentang bahan harus dimiliki oleh siswa. Karena setiap jenis bahan mempunyai spesifikasi sendiri-sendiri, tergantung dari kegunaannya ( pria/ wanita, celana/baju/blus ) dan kapan akan dipakai ( siang/malam, serta jenis pakaian ( untuk ke pesta, ke kantor, atau santai, olah raga dll ).

Sifat suatu bahan cocok untuk satu model namun belum tentu cocok untuk model lainnya.

2. Meletakkan pola pada bahan

Cara meletakkan pola pada bahan harus betul, bahan dibalik lebih dahulu, setelah itu pola diletakkan diatas bahan mulai dari pola yang besarkemudian yang kecil. Terlebih dahulu diperiksa apakah letak pola sesuai arah serat atau belum, kalau sudah betul diberi tanda jahitan lalu baru dipotong.

3. Memindahkan pola serta memberi tanda.

Setelah pola dipindahkan pada bahan dengan menggunakan kapur jahit kemudian memberi tanda rader sesuai dengan garis pola.

4. Menjelujur

Pekerjaan menjelujur harus mengikuti garis rader, sehingga hasilnya akan sesuai dengan badan yang diukur ini akan berguna untuk pengepasan pertama. 5. Memampat

Setiap pekerjaan bagian-bagian busanaseperti krah, lengan, badan harus dikerjakan dengan teliti dan rapi. Setiap bagian harus diseterika, apalagi yang menggunakan kain pelapis agar mendapatkan hasil yang lebih rapi dan pas dibadan.

6. Mengepas

Mengepas perlu dilaksanakan bagi siswa yang sedang , belajar menjahit pakaian, sehingga bisa diketahui kekurangannya.

(6)

Pada pengepasan dapat terjadi kesalahan karena kecerobohan pada awal pembuatan, contohnya :

– Kesalahan pemotongan dan arah serat yang tidak benar akan mempengaruhi penegepasan.

– Penggabungan yang kurang benar, yaitu jarak kelim yang kurang pas, kampuh terlalu kecil atau terlalu lebar, penggabungan yang tidak benar dapat mempengaruhi pengepasan.

– Kesalahan pola, dapat terjadi karena kurangnya ketrampilan memembuat pola.

Pakaian yang pas harus seimbang artinya sempurna antara bagian-bagian yang ketika digabungkan membentuk sebuah unit dimana setiap baiannya berada dalam ukuran yang tepat dan selaras dengan yang lain.

Pakaian yang pas dan seimbang akan mempengaruhi penampilan, kenyamanan dan kegunaan.

7. Menjahit dan Penyelesaian

Pada pekerjaan penjahitan dan penyelesaian yang harus diperhatikan adalah teknik menjahit. Siswa harus menguasai masing-masing teknik menjahit dengan betul agar mendapatkan hasil yang memuaskan.

Penutup

Dengan adanya adanya penataan dan pengelolaan Lab. Busana yang baik dan benar diharapkan pembelajaran praktek busana di Sekolah Menengah Kejuruan dapat berjalan dengan lancar dan dapat mencapai tujuan yang ditentukan.

Peningkatan SDM pengelola Lab.Busana dan pemenuhan sarana-prasarana kebutuhan pembelajaran praktek busana serta terus menerus sangat perlu dilakukan, agar SDM pengelola Lab.Busana mampu melakukan tugasnya dengan baik dan benar. Demikian juga dengan pemenuhan sarana dan prasarana lab.busana akan membantu proses pembelajaran praktek serta menambah semangat siswa untuk mengikuti pembelajaran praktek.

Daftar Pustaka

Daryanto S.S ( 1997 ), Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Apollo. Surabaya Follet dan Nanang Fatah ( 2001 ), Landasan Managemen Pendidikan.

PT Remaja Rosda Karya. Bandung

Hani Handoko ( 2003 ), Managemen. BPFE, Fakultas UGM. Yogyakarta

Kurikulum SMK 2004. Bagian Kedua. Garis-garis Besar Program Pendidikan dan Pelatihan.

Sondang P.Siagian ( 1994 ), Fungsi-fungsi Managerial. Bumi Aksara. Jakarta Suharto Rekso Hadiprojo ( 1992 ), Dasar-dasar Managemen.

Referensi

Dokumen terkait

Examinations for CIE syllabuses may use relevant notation from the

Selain pengertian tersebut, menurut Shrode dan Voich yang dikutip oleh Satjipto Raharjo mengatakan bahwa suatu sistem merupakan suatu kesatuan yang

 Metode secara tidak langsung ( indirect method of finance ) melalui lembaga institusi depositori serta unsur-unsur Pasar Uang ( Money Market ) lainnya.. Oleh karena itu, mata

Sedangkan apabila tim tidak dapat melakukan assist dengan baik maka akan. sulit

Universitas Sumatera Utara... Universitas

Selain itu juga alasan penulis membuat web dengan Dreamweaver MX karena Dreamweaver merupakan salah satu software disain yang memiliki fasilitas lengkap dan juga mudah dalam

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ Pengaruh Pemberian Enzim Papain Pada Pakan Terhadap Kelangsungan Hidup dan Laju Pertumbuhan Benih Ikan Lele Dumbo (Clarias

Skripsi yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi. pada Fakultas Pendidikan Ekonomi