• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menjadi Bagian dari Solusi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Menjadi Bagian dari Solusi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

03

�������������

����������

Edisi

Tahun 2008

Dari Redaksi

������������� �������������� ��������������� ����������������� ������������������

1

5

6

DaftaR isi

‘Welcome sWift’ aktivitas & statistik

Menjadi bagian dari solusi, bukan bagian dari problem. Itulah yang

diharapkan para peserta The 10

th

ACG Cross Training Seminar untuk

industri pasar modal dunia. Meskipun penerapan konsep cross border

linkage masih memiliki banyak hambatan, diharapkan melalui

seminar akan ada sharing pengalaman dari institusi yang sudah

menerapkannya agar bisa segera diikuti anggota lainnya.

Menjadi Bagian

dari solusi

SEI bersama KPEI tahun ini mendapat kehormatan menjadi penyelenggara kegiatan ACG Cross Training Seminar ke-10. Event global ini berlangsung pada 1 - 5 Juni 2008 di Bali. Kegiatan yang meriah ini diikuti 70 orang peserta dari 25 institusi yang berasal dari 14 negara.

Bagi Indonesia, ini adalah penyeleng-garaan ACG Cross Training Seminar ke-2, yang sebelumnya diselenggarakan tahun 2000. ACG Cross Training Seminar tahun ini membahas hasil ACG General Meeting yang dilaksanakan pada 2 - 4 September 2007 di Beijing.

k

8

“The 10th ACG Cross Training Seminar” Menjadi Bagian dari solusi Pemblokiran saldo Efek

Suasana Pulau Bali yang menawan menjadi tempat pelaksanaan ACG Cross Train­

ing Seminar ke-10 tahun ini.

KSEI dan KPEI kali ini menjadi tuan rumah penyelenggaraan

event tahunan yang dihadiri

para lembaga kustodian sentral serta lembaga kliring dari berbagai negara. Buat Indonesia, ini kesempatan ke-2 menjadi tuan rumah.

Apa yang dibicarakan dalam pertemuan bergengsi ini, dan siapa saja yang hadir, bisa disimak dalam liputan utama Fokuss. Informasi lain-nya, kami uraikan soal Fasilitas Pemblokiran Efek. Melalui layanan baru ini, Pemegang Rekening akan dimudahkan ketika ingin melakukan pem-blokiran Efeknya. Simak pula pengembangan fasilitas antar muka sistem untuk menjem-batani koneksi dan komu-nikasi data secara langsung dari sistem C-BEST ke sistem pemakai jasa.

Tak lupa kami sampai-kan berbagai aktivitas yang diselenggarakan KSEI dan informasi statistik terkait Efek yang disimpan di KSEI. Selamat Membaca

Redaksi

(2)



Fo ku ss E di si 0 3,  00 8

Penerbit: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) • Penasihat: Direksi KSEI • Dewan Redaksi: Zylvia Thirda, Dharma Setyadi, Susiyanti, Astanti P. Mulyani, Novian Harry Wibowo, Rachmat Irfan • Penanggung Jawab: Bagian Komunikasi Perusahaan KSEI • alamat Redaksi: Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower I Lt. 5, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190, Telp. 52991099, Fax. 52991199 • sirkulasi: Bagian Komunikasi Perusahaan KSEI

ACG Cross Training Seminar dibuat un-tuk memfasilitasi perun-tukaran informasi dan meningkatkan kerjasama antar ang-gota ACG. Diharapkan para peserta akan memperoleh kesempatan untuk mem-pelajari alur bisnis dari beragam layanan jasa dan meningkatkan

ker-jasama antar berbagai ang-gota. ACG yang dibentuk pada November 1997 ini, merupakan suatu bentuk or-ganisasi internasional tidak resmi yang bertujuan untuk memfasilitasi pertukaran in-formasi dan meningkatkan kerja sama antar anggota-nya yang terdiri dari lemba-ga depositori dan lembalemba-ga kliring di negara-negara ka-wasan Asia-Pacific. Saat ini anggota ACG terdiri dari 30 institusi dari 21 negara.

Kali ini, materi pembahasan dalam ACG Cross Training Seminar adalah Straight Through Processing yang mengacu pada materi yang diusulkan oleh The Secre­ tariat of the Exchange of Information Task Force, dengan Japan Securities Depository Center (JASDEC) sebagai convenyor-nya, The Secretariat of the New Business Initiati­

ve, dengan Korean Securities Depository (KSD) sebagai convenyor-nya, dan the secretarist of ACG yang saat ini dipegang oleh China Securities Depository & Clearing Corp. Ltd (SD&C).

Perhelatan itu dimulai dengan acara

cocktail party pada Minggu sore, sekaligus membuka kegiatan ACG Cross Training de-ngan sambutan oleh Bapak Syafruddin (KSEI) sebagai Ketua Panitia Penyeleng-gara yang menyampaikan selamat datang pada para peserta yang telah menempuh perjalanan ribuan mil untuk hadir di acara tersebut. Peserta mulai saling berkenalan diiringi oleh musik dari tiap negara yang hadir. Acara semakin seru setelah bebera-pa peserta ikut berbebera-partisibebera-pasi dengan bernyanyi dan menari.

Hari berikutnya, 2 Juni 2008, acara di-buka Bapak Hoesen, Direktur KPEI yang menyampaikan bagaimana STP sudah menjadi mekanisme penting pada in-dustri pasar modal. STP membuat semua proses penyelesaian transaksi dapat di-lakukan secara otomatis tanpa intervensi manual sehingga menjadi lebih cepat, efektif dari segi biaya dan mengurangi kesalahan yang terjadi.

Selanjutnya, Bapak Arif Baharudin, Kepala Biro Transaksi Lembaga Efek (Bapepam-LK) menyampaikan keynote speech yang mengungkapkan bahwa sistem settlement yang berfungsi dengan baik bukanlah merupakan pilihan tetapi merupakan suatu keharusan. Pengem-bangan pasar membutuhkan peningkat-an kapasitas proses dpeningkat-an integrasi sistem. Pengembangan ini akan mengekspos

be-berapa kegagalan, baik terhadap peran-tara perdagangan maupun pada pasar tersebut sehingga membutuhkan strategi manajemen krisis yang menyeluruh, baik oleh pelaku pasar maupun dari regulator untuk menjamin keberlangsungan proses

settlement.

Pada ajang ini, diha-dirkan pembicara tamu, Bapak Rudy Ingkiriwang, Regional Network Mana­ ger, Securities and Fund Services CitiBank N.A Singapore, yang berbagi pengalaman penerap-an STP di beberapa negara. Menurut beliau, penerapan STP memiliki keunggulan seperti pe-ngurangan biaya, proses transaksi dengan kapasi-tas yang lebih besar, pen-gurangan risiko akibat manual input dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

Pembicara tamu selanjutnya adalah Bapak Ahmad Faris Abidin, Advisor Policy and Market Development Bapepam-LK. Dalam presentasinya, beliau memaparkan sudut pandang regulator tentang STP dan inisiatif dari Indonesia dengan melihat beberapa peluang yang dapat dilakukan menuju Post Trade Processing seperti inte-grasi antara institusi kustodian dan central custody serta investor, membangun pusat referensi data serta fasilitas pemrosesan pajak. Dipaparkan pula mengenai tan-tangan yang dihadapi, seperti back office broker, kurangnya informasi nasabah dan faktor biaya.

Selanjutnya, presentasi oleh para delegasi dimulai dari National Securities Depository Ltd (NSDL) dengan judul ”Automation and STP Initiative”. Pada pre-sentasinya, dipaparkan langkah-langkah yang sudah dilakukan oleh NSDL di India seperti online trading, T+2 settlement, fast banking channel dan keterhubungan an-tara partisipan, kustodian dan client-nya. Kemudian dilanjutkan oleh delegasi dari The Central Securities Depository Ka­ zakhstan yang menyampaikan proses settlement yang dapat diselesaikan dalam waktu 10 menit termasuk perpindahan efek dan dana. Dengan STP ini, intervensi

“Bagi Indonesia, ini

adalah penyelenggaraan

ACG Cross Training

Seminar ke-2,

yang sebelumnya

diselenggarakan tahun

2000.”

(3)

3

Fo ku ss E di si 0 3,  00 8

oleh manusia diminimalisir. Untuk keter-hubungan antar entity, Kazakhstan meng-gunakan message mirip SWIFT.

Delegasi dari Bursa Malaysia Deposi-tory Sdn Bhd kemudian juga menyam-paikan penerapan STP di Bursa Malaysia melalui aplikasi eRapid dan SPEEDS. Ap-likasi eRapid ini menggantikan proses pengiriman dokumen manual yang se-belumnya menggunakan disket menjadi otomatis. SPEEDS membantu memper-baiki proses corporate action seperti stock split dan pembagian saham bonus dimana sebelumnya membutuhkan proses yang panjang dan lama.

Tim dari Hong Kong Securities Clea-ring Company Ltd (HKSCC) memberikan presentasi mengenai ”STP-CCASS Parti-cipant Gateway”, yang menyampaikan implementasi konsep STP yang ternyata menyerupai aplikasi realtime interface yang sedang dikembangkan oleh KSEI. Participant gateway ini memungkinkan back office participant dapat terhubung end to end dengan CCASS. Ada lima cara oleh partisipan untuk dapat mengakses CCASS, yaitu: CCASS terminal, melalui par­ ticipant gateway, CCASS internet system, CCASS phone system dan service counter.

Berikutnya, delegasi dari Bursa Ma-laysia kembali menyampaikan presentasi

yang berjudul ”Central Matching Facilities”, yang berisi proses otomasi pre­matching mirip seperti yang terdapat pada C-BEST, yaitu pada modul pre­matching dan post trade processing. Disampaikan pula be-berapa keuntungan penggunaan CMF ini, diantaranya meningkatkan kapasitas proses, mengurangi proses manual, me-ngurangi risiko, dan lebih hemat waktu, serta meningkatkan efisiensi.

Sebagai penutup rangkaian presen-tasi pada hari pertama ini, delegasi dari Central Depository (India) Limited me-maparkan keuntungan penerapan STP pada proses settlement T+2, baik pay in maupun pay out. Disampaikan pula

ber-bagai manfaat penerapan STP, seperti menghilangkan risiko default, menghi-langkan intervensi manual, mampu me-ngatasi volume transaksi yang besar dan kemungkinan mempercepat proses settle­ ment hingga T+1 bahkan memungkinkan untuk penerapan T+0.

Pada hari kedua, presentasi dibuka oleh delegasi dari Central Depository Com­ pany of Pakistan Limited yang dibawakan oleh Mr. Faisal Parekh. Dalam presenta-sinya, Mr. Parekh memaparkan bahwa na-sabah di Pakistan memiliki unique ID yang memungkinkan nasabah tersebut dapat membuka account pada broker atau lang-sung ke Central Depository Company. Saat ini, untuk penyelesaian transaksi masih membutuhkan beberapa proses yang manual, sehingga harus dibuat suatu mode baru agar setiap transaksi dapat se-lesai tanpa ada pekerjaan manual lagi.

Dari Thailand Securities Depository Co. Ltd (TSD) disampaikan soal penggu-naan SWIFT message untuk semua in-struksi over the counter (OTC) sehingga semua instruksi dari nasabah dapat diterima langsung oleh TSD system. Da-lam rangka STP, TSD sedang mempersiap-kan modul Pre­matching dan Corporate Action dengan menggunakan instruksi SWIFT message.

“ACG Cross Training

Seminar dibuat

untuk memfasilitasi

pertukaran informasi

dan meningkatkan

kerjasama antar

anggota ACG.”

(4)



Fo ku ss E di si 0 3,  00 8

“Meskipun penerapan

konsep cross border

linkage ini masih

memiliki banyak

hambatan, tetapi

diharapkan melalui

ajang seminar ini,

pengalaman dari

institusi yang sudah

menerapkan akan

menjadi informasi

tambahan jika suatu

waktu cross border ini

akan diterapkan oleh

institusi lainnya.”

Delegasi dari Korean Securities Deposi­ tory (KSD) kemudian melanjutkan presen-tasi dengan judul ”STP in Korean Securities Market”, bagaimana INSET System yang mulai dikembangkan pada tahun 1990 ini mengalami beberapa kali enhancement hingga tahun 2005. Pemaparan mereka adalah tentang proses yang melibatkan INSET dengan institutional investor, fund, non resident baik untuk stock maupun bond. Pengembangan INSET masih te-rus mereka lakukan dan release terakhir direncanakan pada tahun 2010.

Presentasi dari The China Government Securities Depository Trust and Clearing Co. Ltd dibawakan oleh Mr. Hwei Zang yang memperkenalkan sistem yang dipakai, yaitu CFETS dan CBBS, dimana investor dapat melakukan transaksi langsung le-wat CFETS dan transaksi yang sudah done akan langsung dikirim ke sistem CBBS un-tuk dilakukan proses settlement setiap 10 menit. Hal tersebut dapat meminimalisir terjadinya risiko human error pada waktu settlement, mengurangi biaya dan mem-percepat proses operasional.

Mr. Yosuke Kagawa dari Japan Securi­ ties Depository Center (JASDEC) kemudian melanjutkan presentasi dengan judul ”STP Initiative in Securities Market – improving efficiency and reducing cost”. Menurut tim

JASDEC, penerapan STP diimplementasi-kan pada PSMS (Pre Settlement Matching System) dengan menggunakan beberapa standar internasional, seperti pada kode Efek dan syntax message. Selain itu dise-diakan juga berbagai macam koneksi ke user seperti koneksi web dan online direct connection.

Selanjutnya peserta melakukan dis-kusi kelompok dengan topik penerapan STP yang ideal secara global bagi negara peserta ACG. Salah satu grup

memberi-kan presentasi, yang menyebutmemberi-kan, ideal-nya STP dapat dilakukan secara global. Sehingga investor dapat melakukan trans-aksi di bursa manapun di dunia. Dengan demikian, transaksi bursa dapat dilaku-kan hanya oleh satu broker, satu bank pembayar dan satu Central Securities De­ pository, sehingga penyelesaian transaksi dapat selesai pada T+0.

Setelah melakukan diskusi per ke-lompok, peserta kembali mendengarkan presentasi dengan topik “CSD Linkage” sebagai inisiatif pelayanan baru. Delegasi China Securities Depository & Clearing Corp (SD&C) memaparkan mengenai lingkage antara SD&C Shanghai dan Shenzhen, di-mana semua data transaksi dari Shanghai Stock Exchange dan Shenzhen Stock Ex-change dapat diterima oleh kedua SD&C tersebut secara cepat dan realtime dan untuk menghindari short selling maka SD&C memberikan data kepada stock ex­ change secara real time.

Presentasi berikutnya giliran Hong Kong Securities Clearing Company Limited (HKSCC) mengenai linkage antara HKSCC dengan Depository Trust Corporation of the US dan Central Moneymarkets Unit (CMU).

Sebagai penutup, tampil Korea Securities Depository (KSD) menyampaikan presen-tasi mengenai transaksi cross border den-gan KSD sebagai perantaranya, dimana KSD sebagai global custodian menyiap-kan satu sistem yang untuk penyelesaian transaksi secara cross border.

Kesimpulan pembahasan cross bor­ der linked disampaikan delegasi dari KSD. Ia mengutip petuah dari cuplikan film Prison Break yang ingin menjadi bagian dari solusi bukan dari problem, dengan

berupaya untuk menerapkan prinsip ini di kehidupan keluarga, pekerjaan dan lingkungan sehari-hari. Dinyatakan pula bahwa meskipun penerapan konsep cross border linkage ini masih memiliki banyak hambatan, tetapi diharapkan melalui ajang seminar ini, pengalaman dari insti-tusi yang sudah menerapkan akan men-jadi informasi tambahan jika suatu waktu cross border ini akan diterapkan oleh insti-tusi lainnya.

Rangkaian acara ACG Cross Training Seminar berakhir pada 3 Juni 2008 malam di Rumah Bali, Tanjung Benoa pada acara farewell dinner dengan nuansa tradisional Bali, menampilkan tarian serta iringan musik yang berlangsung meriah.

Selain kegiatan seminar, panitia KSEI - KPEI juga menyelenggarakan ke-giatan tour ke Tanah Lot, Bedugul dan raft­ ing di Ayung River. Diharapkan, kegiatan ini dapat membawa kenangan tak terlu-pakan bagi para peserta akan keindahan alam Bali, the Island of God. Sampai jumpa dalam ACG Cross Training tahun depan. l

(5)



Fo ku ss E di si 0 3,  00 8

da berbagai tujuan pemblokiran Efek. Nah, KSEI membaginya men-jadi dua jenis, yaitu pemblokiran Efek untuk gadai (pledge), dan untuk ala-san lain sesuai instruksi nasabah.

Selama ini, dalam melakukan pem-blokiran saldo Efek untuk kedua tujuan di atas, maka Efek yang akan diblokir terse-but harus terlebih dahulu ditempatkan di Sub Rekening Efek lain yang terpisah. Sehingga, tidak tercampur dengan Efek lainnya yang tidak ingin diblokir.

Pemegang Rekening harus menga-jukan permohonan kepada KSEI untuk memblokir Sub Rekening Efek tersebut. Dengan pemblokiran Sub Rekening Efek tersebut, maka Efek yang ada di dalamnya otomatis akan terblokir.

Untuk lebih memudahkan Pe-megang Rekening dalam melaku-kan pemblokiran Efek, KSEI telah mengembangkan suatu fasilitas pemblokiran sejumlah saldo Efek da-lam jumlah tertentu dada-lam satu Sub Rekening Efek milik nasabah. Hal ini dilakukan mengingat banyaknya permohonan pemblokiran Efek un-tuk posisi balance (saldo) tertentu saja, tanpa harus memindahkan Efek tersebut ke rekening lain.

Dengan fasilitas ini, apabila Peme-gang Rekening ingin melakukan pem-blokiran sejumlah Efek tertentu dalam Sub Rekening Efek miliknya, sementara terdapat beberapa posisi Efek lain dalam Sub Rekening Efek tersebut, maka Pe-megang Rekening tidak perlu lagi memin-dahkan Efek itu ke dalam Sub Rekening Efek khusus, melainkan dapat langsung melakukan pemblokiran posisi Efek terse-but di Sub Rekening Efek yang sama.

Untuk melakukan pemblokiran ba­ lance Efek, terlebih dahulu Pemegang Rekening mengajukan permohonan tertulis kepada KSEI dengan format yang telah ditetapkan. Dalam surat permohon-an pemblokirpermohon-an Efek, perlu disebutkpermohon-an detail data Efek, seperti: kode dan jum-lah Efek, nomor dan nama Sub Rekening

Efek serta tanggal efektif pemblokiran. Satu permohonan pemblokiran balance Efek hanya dapat digunakan untuk satu Sub Rekening Efek. Khusus permohonan pemblokiran Efek untuk kepentingan gadai, harus disebutkan pula pihak pem-beri dan penerima gadai.

Proses pemblokiran balance Efek yang dilakukan di dalam sistem adalah dengan memindahkan (mengubah) status balance Efek tertentu dari status ’Available’ menjadi status ’Blocked’ dalam Sub Rekening Efek yang sama. Sebaliknya, pada proses UnBlocking (lepas blokir), yang dilakukan dalam sistem adalah memindahkan atau

mengembalikan status balance Efek dari status ’Blocked’ menjadi status ’Availa-ble’. Proses lepas blokir dapat dilakukan partial (sebagian) atau seluruhnya.

Sama seperti pengajuan pemblokir-an balpemblokir-ance Efek, untuk mengajukpemblokir-an per-mohonan lepas blokir, Pemegang Reke-ning wajib mengajukan permohonan ke KSEI melalui surat permohonan. Dalam satu permohonan lepas blokir Efek, Pe-megang Rekening dapat mengajukan lepas blokir seluruh Efek atau sejumlah Efek tertentu yang sedang diblokir. Satu permohonan lepas blokir hanya diguna-kan untuk satu Sub Rekening Efek saja.

Melanjutkan contoh di samping ini, apabila Pemegang Rekening

mengaju-Pemblokiran saldo Efek

Fasilitas pemblokiran Efek sangat penting bagi nasabah dan Pemegang Rekening

dalam menjalankan aktivitasnya di pasar modal. Apa saja tujuannya?

kan lepas blokir seluruh posisi Efek yang terblokir (750,000 ABCD), setelah dilaku-kan lepas blokir, maka posisi ABCD adilaku-kan kembali menjadi 1,000,000 Available. Se-dangkan jika Pemegang Rekening meng-ajukan sebagian untuk lepas blokir, misalnya 50,000 ABCD, maka saldo Efek ABCD akan menjadi: 300,000 Available dan 700,000 Blocked.

Pada proses corporate action seperti distribusi cash dividend (DIV), stock divi­ dend (STO), Rights/Warrants distribution (DISTR) dan mix dividend (MIX), Efek/dana hasil corporate action tersebut akan oto-matis dikreditkan dengan status balance Available. Namun untuk distribusi Efek akibat aktivitas corporate action dengan tipe mandatory conversion (MCONV) seperti stock split atau Re­ verse stock split, sistem C-BEST secara otomatis akan melakukan distribusi langsung ke dalam Sub Rekening Efek tersebut dengan status balance sesuai balance Efek induknya.

Untuk Efek induk dengan status Available, maka hasil MCONV juga Available. Sebaliknya, untuk Efek induk yang sedang di-blok, maka hasil MCONV juga akan otomatis dalam status Blocked.

Implementasi dari pemblokiran balance Efek ini masih menunggu efektifnya peraturan baru KSEI tentang Jasa Kustodian Sentral yang mencantum-kan fasilitas baru tersebut. Untuk selanjut-nya, KSEI akan menginformasikan kepada seluruh Pemegang Rekening apabila fasil-itas ini siap untuk diimplementasikan. l

[ Dharma Setyadi ]

a

Contoh: Proses pemblokiran balance Efek

Posisi Saldo Efek sebelum pemblokiran:

Sub Rekening Efek Kode Efek Balance Balance Type

XYZ01-9999-001-99 ABCD 1,000,000 Available EFGH 2,000,000 Available Pemegang Rekening tersebut mengajukan pemblokiran Efek ABCD sejumlah 750,000 unit.

Posisi Saldo Efek setelah pemblokiran:

Sub Rekening Efek Kode Efek Balance Balance Type

XYZ01-9999-001-99 ABCD 250,000 Available 750,000 Blocked EFGH 2,000,000 Available

(6)



Fo ku ss E di si 0 3,  00 8

ebagaimana lazimnya di negara lain di berbagai belahan dunia, para pelaku dan pemodal di pa-sar modal Indonesia secara umum tidak hanya berasal dari dalam negeri, tetapi juga datang dari mancanegara. Dengan perkembangan teknologi saat ini, para pemodal global dapat dengan mudah dan cepat berkomunikasi dan mengakses informasi dari berbagai bursa dunia, serta cukup leluasa menetapkan pilihan tem-pat investasinya.

Sejak dimulainya era perdagangan scripless pada tahun 2000, pasar modal In-donesia terus berkembang dengan pesat. Bursa Indonesia merupakan salah satu bursa yang sangat menarik bagi pemodal asing. Sejalan dengan semakin banyaknya pemodal asing, makin banyak pula perwa-kilan Bank Kustodian dan Perusahaan Efek asing maupun Global Investment sebagai fasilitator bagi pemodal asing tersebut.

‘Welcome sWift’

Semakin maraknya pasar modal Indo-nesia tentunya sangat menggembirakan, namun di sisi lain membawa konsekuensi meningkatnya aktivitas dan proses serta aliran informasi atau instruksi yang meli-batkan beragam entitas di pasar modal. Ditambah lagi dengan trend siklus per-dagangan di masa datang yang semakin singkat. Semua konsekuensi tersebut ha-rus tetap dapat dilakukan secara aman, cepat dan efisien.

Secara singkat, kebutuhan akan akti-vitas dan proses yang aman, cepat serta efisien dapat dicapai bila intervensi dan aktivitas manual bisa dikurangi atau bah-kan dihilangbah-kan. Untuk mencapai tujuan tersebut, banyak pelaku pasar yang sudah mengembangkan dan memanfaatkan sis-tem yang serba otomatis dan terintegrasi untuk mendukung kebutuhan operasio-nalnya masing-masing.

Walaupun terlihat sederhana dan

s

Untuk menunjang aktivitas pemakai jasa, yaitu Broker dan Bank Kustodian

pada sistem C-BEST, KSEI tengah mengembangkan fasilitas antar muka

sistem untuk menjembatani koneksi dan komunikasi data secara langsung

dari sistem C-BEST ke sistem pemakai jasa.

mampu meningkatkan efisiensi, ternyata dengan banyaknya ragam sistem yang dikembangkan dan digunakan oleh ber-bagai institusi sesuai perannya masing-masing juga dapat memicu kesulitan lain, yaitu ketika sistem-sistem tersebut diper-lukan untuk saling berkomunikasi secara terintegrasi. Intervensi manual atau semi manual kembali diperlukan pada titik-ti-tik yang merupakan antar muka sistem karena belum adanya standar komunikasi antar sistem, dan pada akhirnya bermua-ra kambali pada ketidakefisienan, rentan risiko dan memakan waktu lebih lama.

Sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP), KSEI telah banyak me-lakukan pengembangan sistem C-BEST agar dapat terintegrasi dengan sistem milik pemakai jasa dan institusi lain yang terkait layanan jasa KSEI. Koneksi dan komunikasi data dengan sistem Bank Pembayaran, sistem eClears yang

(7)

dimi-

Fo ku ss E di si 0 3,  00 8

liki PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) serta sistem BI-RTGS dan BI-SSSS milik Bank Indonesia sehari-hari cukup di-monitor, karena sudah sepenuhnya berja-lan secara otomatis tanpa perlu intervensi manual.

Untuk menunjang aktivitas pema-kai jasa, yaitu Broker dan Bank Kustodian pada sistem C-BEST, saat ini sedang di-kembangkan juga fasilitas antar muka sistem untuk menjembatani koneksi dan komunikasi data secara langsung dari sis-tem C-BEST ke sissis-tem pemakai jasa. Fasili-tas antar muka sistem tersebut nantinya diharapkan dapat menggantikan semi manual yang digunakan saat ini melalui proses upload dan download file.

Walaupun dalam perannya sebagai LPP, KSEI hanya berhubungan langsung dengan Broker dan Bank Kustodian seba-gai pemakai jasa, KSEI juga berusaha mem-fasilitasi kebutuhan peningkatan efisiensi proses dalam lingkup yang lebih luas. Ini-siatif yang muncul dari pelaku pasar mo-dal dunia dan juga berbagai rekomendasi, antara lain G30 untuk penerapan suatu standar internasional mengenai format data dan jaringan komunikasi selalu men-jadi perhatian serius KSEI. Salah satu stan-dar yang akan diadopsi untuk diterapkan dan dikembangkan KSEI sebagai standar komunikasi data yang berlaku secara in-ternasional adalah The Society for World­ wide Interbank Financial Telecommunica­ tion (SWIFT).

KSEI menyadari bahwa secara umum dan luas SWIFT telah digunakan oleh institusi pemodal mancanegara untuk berkomunikasi dengan Broker dan Bank Kustodian. Penerapan SWIFT diharapkan dapat mengoptimalkan fasilitas yang te-lah ada di sistem milik pemakai jasa KSEI yang sudah terhubung dengan SWIFT. Informasi dari KSEI kepada pemakai jasa akan lebih mudah diteruskan kepada pemodal global yang juga sudah terhu-bung ke SWIFT, demikian pula sebaliknya instruksi dari para pemodal kepada pe-makai jasa dapat lebih mudah diproses untuk diteruskan ke sistem C-BEST.

Pada tahap awal, KSEI akan meng-gunakan koneksi ke SWIFT untuk men-distribusikan informasi corporate action kepada pemakai jasa. Hal ini sesuai dengan rekomendasi Association of Glo­ bal Custodian (AGC) mengenai penerapan

standar messaging yang berlaku interna-sional, yaitu format ISO 15022 oleh De­ pository dan Bursa untuk meningkatkan pemrosesan corporate action.

Walaupun rekomendasi AGC tidak spesifik menyebut SWIFT, namun format ISO 15022 telah secara umum digunakan oleh SWIFT. Sampai saat ini, di Asia Pasifik implementasi rekomendasi AGC dengan menggunakan SWIFT telah diterapkan di Singapura oleh CDP dan di Australia oleh ASX. Sedangkan di beberapa negara yaitu China (SSE), Malaysia (Bursa Depository), New Zealand (NZX) dan Indonesia (KSEI) masih dalam tahap rencana dan proses implementasi.

Di masa datang secara bertahap, KSEI juga akan menggunakan koneksi SWIFT pengiriman instruksi dan konfirmasi ter-kait layanan kliring dan settlement Efek sebagaimana yang telah dilakukan di Australia (Austraclear), Hongkong (CMU on FIN), New Zealand (NZCSD), Singapura (MAS) dan Thailand (TSD fixed income). Bersama KSEI, infrastruktur pasar modal yang juga memiliki rencana yang sama antara lain adalah CHESS Australia, JAS-DEC Jepang, CDP Singapura, TSCD Taiwan dan TSD equities Thailand.

Proses aktivasi keanggotaan SWIFT dan persiapan infrastruktur telah dilaku-kan KSEI sejak bulan April 2008 dan dijad-walkan pada kuartal ketiga tahun 2008, KSEI dapat mulai aktif menggunakan SWIFT. Berdasarkan data yang ada, me-mang hanya sebagian kecil pemakai jasa KSEI yang sudah memiliki koneksi SWIFT.

Fakta tersebut tentunya memicu per-tanyaan mengenai manfaat inisiatif ini bagi mayoritas pemakai jasa KSEI yang bukan anggota SWIFT. Pertanyaan lain juga dapat muncul terkait utilitas peng-gunaan SWIFT oleh KSEI yang tidak akan seoptimal penerapan SWIFT oleh bank di industri perbankan.

Ada beberapa pengembangan lanjut-an ylanjut-ang direnclanjut-anaklanjut-an KSEI terkait peng-gunaan SWIFT ini agar utilitasnya bisa meningkat. Salah satu hal yang mungkin diterapkan adalah pengembangan fasili-tas di sistem C-BEST yang dapat men-jembatani komunikasi antara pemodal mancanegara yang sudah terhubung ke SWIFT dengan institusi lokal antara lain Emiten/BAE, Broker dan Bank Kustodian yang tidak memiliki koneksi SWIFT.

Selain untuk efisiensi, keamanan dan kecepatan proses, fasilitas ini diharap-kan dapat mengurangi biaya komunikasi konvensional via telepon atau fax. Sangat dimungkinkan juga untuk memanfaat-kan fasilitas ini guna menjembatani alir-an informasi kepada pelaku pasar dari institusi-institusi yang merupakan infra-struktur pasar seperti KPEI dan BEI serta Bapepam-LK sebagai regulator. Tentu saja semua rencana pengembangan ter-sebut memerlukan kajian lebih lanjut dan mendalam. Demikian juga dengan kemungkinan-kemungkinan pengem-bangan lainnya, KSEI akan selalu terbuka untuk berdiskusi dengan para pelaku di pasar modal. ”Saran dan usulan Anda ka-mi tunggu”. l [ Syafruddin ]

“Selain untuk

efisiensi, keamanan

dan kecepatan

proses, fasilitas

SWIFT diharapkan

dapat mengurangi

biaya komunikasi

konvensional via

telepon atau fax.

Sangat dimungkinkan

juga untuk

memanfaatkan fasilitas

ini guna menjembatani

aliran informasi kepada

pelaku pasar dari

KPEI dan BEI serta

Bapepam-LK sebagai

regulator.”

(8)

8

Fo ku ss E di si 0 3,  00 8

aktivitas

statistik

Dana Jan - Mei 2008 Rp (miliar) USD (juta)

Equity (Dividen dan Exercise) 10.612,72 22,10

Debt (Bunga dan Pokok) 8.536,17 7,05 Total Dana 19.148,89 29,16 Efek (Jumlah/Unit Efek)

Saham 87.477.691.936 Waran 1.456.436.114 HMETD 626.608.199

total Distribusi “Corporate action” Periode Januari - Mei 2008

�������� �������� �������� ������ ���������������������������������� ���������������������������� �������� �������� ������ ������ ������ ������ ����������������������� ������ ������ ������� ������ ����������������������������������������� ���������������������������� ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������� ������� ������� ����������������������������������������������� ���������������������������� ������� ������� ������ ������ ������ ������ ������

‘team Building’ Pemakai Jasa 2008

KSEI kembali menyelenggarakan kegiatan Team Building Pemakai Jasa pada tanggal 25 - 27 April 2008 di Nusa Penida, Bali. Kegiatan ber-tema “Carnaval on the Beach” ini diselenggarakan untuk mempererat hubungan dan kerja sama di antara KSEI dan pemakai jasa, sekaligus se-bagai bentuk apresiasi dan ucapan terima kasih KSEI terhadap para pe-makai jasanya atas segala hasil yang telah dicapai selama ini. Kegiatan ini diikuti oleh 187 peserta yang berasal dari perwakilan Perusahaan Efek, Bank Kustodian, Biro Administrasi Efek, Bank Pembayaran, PT Bursa Efek Indonesia dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia. Acara ini dikemas dalam suasana yang bersifat santai, akrab dan menyenangkan dalam kegiatan Team Building di Nusa Penida. Rangkaian kegiatan ditutup dengan Gala Dinner di hotel yang me-nyajikan pemutaran film hasil kegiatan

team building,

ber-bagai performance dan pembagian door

prize. Selamat dan

sukses kepada selu-ruh tim panitia KSEI dan seluruh pemakai jasa KSEI. l

RUPs tahunan 2008

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan KSEI Rabu (11/6) di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, menyepakati seluruh agenda yang dibahas. Mulai dari persetujuan atas Laporan Tahunan Perseroan dan pengesahan Laporan Keuangan Perseroan tahun 2007, pemberian bonus bagi karyawan, direksi dan dewan komisaris, persetujuan Pe-rubahan Anggaran Dasar Perseroan, pengangkatan wakil Pemegang Saham sebagai anggota Komite Kerja Perse-roan periode 2008-2010, pengangkatan lima wakil Peme-gang Saham sebagai Komite Anggaran Perseroan tahun buku 2009 dan penunjukan Akuntan Publik untuk meng-audit buku perseroan tahun buku 2007. l

Referensi

Dokumen terkait

Data yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan peramalan adalah data permintaan produk pada periode September 2013 -Agustus 2018.. Menentukan

Analisa area potensial untuk tata letak ruangan low vision center pukul 12.00 WIB tanggal 22 Februari / 68.

Kerja reproduktif adalah kegiatan yang tidak langsung menghasilkan pendapatan baik berupa uang atau barang akan tetapi kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan

Dengan membandingkan gambar 1.1 dan 1.2, dapat terlihat bahwa Asia menjadi daerah yang memiliki peranan dan pengaruh besar terhadap perkembangan industri metanol, di sisi lain

5) Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Dalam rangka menunjang perbaikan regulasi pengusahaan UCG diperlukan litbang UCG di Indonesia. Hal ini perlu dilakukan mengingat

Dalam beberapa bisnis, proyek atau event, perencanaan anggaran merupakan dokumen yang wajib ada untuk melihat besaran biaya yang akan digunakan.. Perencanaan

Sejak tahun 2010, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional mencanangkan penerapan pendidikan karakter bagi semua tingkat pendidikan, baik sekolah dasar

Secara umum, kenaikan tersebut terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) nasional mengalami kenaikan sebesar 0,42 persen, sedangkan indeks harga yang