BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis
2.1.1 Pengertian Latihan
Latihan merupakan suatu proses yang di lakukan secara teratur guna mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Tujuan utama latihan dalam olahraga prestasi adalah untuk mengembangkan kemampuan biomotorik ke standar yang paling tinggi, atau dalam arti fisiologis atlet berusaha mencapai tujuan perbaikan system organisme dan fungsinya untuk mengoptimalkan prestasi atau penampilan olahraganya. Berkaitan dengan latihan Suharno HP. (1993: 1) dalam seri bahan penataran pelatih tingkat muda/madya di katakan, “berlatih atau latihan ialah suatu proses penyempurnaan kualitas atlet secara sadar untuk mencapai prestasi maksimal dengan di beri beban latihan fisik dan mental secara teratur, terarah, bertahap, meningkat, berkesinambungan dan berulang-ulang waktunya”.
Salah satu bentuk latihan yang dapat meningkatkan kondisi fisik seseorang adalah latihan beban dumble. Latihan ini merupakan cara yang berhasil untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahan. Menurut Sudjarwo (1993: 14) bahwa, “latihan adalah suatu proses yang sistematis secara berulang-ulang, secara ajeg dengan selalu memberikan peningkatan beban latihan”. Hal senada di kemukakan Andi Suhendro (1999: 3.4) berpendapat, “latihan (training) merupakan proses kerja yang sistematis dan di lakukan secara berulang-ulangdengan beban latihan yang makin meningkat.
Berkaitan dengan itu, maka yang tampak jelas tercatat oleh kita adalah beban yang diatasi, selalu meningkat. Peningkatannya itu secara bertahap, jika pada hari ini, beban kerja itu berupa kemampuan mengangkat 1 kg, maka pada kesempatan hari berikutnya, katakanlah setelah selang satu hari, berat yang diangkat itu ditambah, misalnya 3 kg. dengan demikian peningkatan tidak melonjak tinggi tetapi secara bertahap.
Latihan beban sebenarnya tidak berhubungan langsung dengan cabang olahraga tersebut, namun di butuhkan untuk membantu peningkatan kemampuan fisik seseorang guna mencapai prestasi yang baik. Menurut Harvey (1983 : 275) menyatakan bahwa dumble adalah batang besi yang dapat digunakan dengan mengangkat satu tangan atau dua tangan yang dilakukan secara berurutan. Selanjutnya menurut bompa (1990 : 24) menyatakan bahwa latihan beban berupa dumble adalah bentuk latihan beban peningkatan kekuatan. Menurut Harsono (1988 : 153) menyatakan bahwa dengan latihan beban berupa dumble selain untuk kesehatan fisik secara keseluruhan. Juga dapat meningkatkan kecepatan, kekuatan,daya tahan dan kondisi fisik lainnya.
Selanjutnya menurut Sutrisno (1973 : 37) bahwa latihan beban adalah latihan yang menggunakan dumble sebagai satu metode condisioning (pembinaan fisik) untuk meningkatkan prestasi atlet dalam cabang olahraga pilihannya.
Berdasarkan teori-teori di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa alat dumble digunakan seseorang pada saat latihan dan mempunyai ukuran tertentu serta dapat meningkatkan kekuatan, kecepatan dan daya tahan dalam melakukan gerakan lengan terhadap pukulan servis pada permainan bola voli. Kenyataan
tersebut kemudian menimbulkan pengetahuan, bahwa latihan kekuatan itu bersifat khusus atau spesifik, sesuai kebutuhan. Kondisi fisik merupakan satu persyaratan yang sangat diperlukan dalam setiap usaha peningkatan prestasi seorang atlet bahkan dapat dikatakan sebagai dasar atau landasan titik tolak suatu awalan olahraga prestasi, artinya setiap usaha dalam peningkatan kondisi fisik maka harus mengembangkan komponen-komponen yang dibutuhkan sesuai dengan olahraga yang dilatih.
Adapun komponen yang dimaksud adalah latihan dumble, sebab kekuatan merupakan unsure yang sangat penting dalam penampilan setiap cabang olahraga di samping unsure-unsur lainnya. Menurut Harsono (1988 : 100) latihan adalah proses yang sistematis berlatih atau bekerja di samping itu Sukarno (1976 : 5) mengemukakan bahwa latihan adalah suatu proses pembentukan individu secara keseluruhan. Demikian pula Sumardi (1994 : 3) member batasan bahwa latihan adalah aktivitas olahraga yang sistematis dalam waktu yang lama, ditngkatkan secara progresif dan individual yang mengarah kepada cirri fungsi fisiologi dan psikologis manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk mencapai pembentukan individu dengan denikian metode latihan yang baik adalah suatu cara yang terprogram dengan baik fungsinya sebagai alat menyajikan aktivitas dalam meningkatkan fungsi fhisiologis dan phisikologis serta ketrampilan gerak dalam berprestasi.
Latihan dumble dapat dikembangkan sebagai usaha untuk meningkatkan gerakan yang maksimal. Dumble adalah semacam barbel dengan ukuran lebih
kecil. Alat ini hanya diangkat dengan satu tangan saja. Gerakan ini dapat dilakukan secara berulang-ulang dan badan tidak bergoyang otot-otot bahu dan lengan.
- Sikap permulaan : Berdiri kemudian pegang dumble dengan posisi lengan lurus telapak tangan menghadap ke depan atau ke belakang.
- Gerakan : Ayunkan Dumble ke depan lewat samping ke atas setinggi mungkin dengan siku tetap lurus kemudian kembali ke posis semula.
- Variasi : Dapat dilakukan dalam bentuk duduk atau berdiri.
Latihan dengan alat ini adalah sangat praktis, karena dapat dilakukan di mana saja, baik di lapangan maupun di dalam ruangan, dan tidak memerlukan tempat khusus yang memadai. Lagi pula alatnya dapat diatur sesuai dengan jelas mengenai hasil dari pada data yang diperlukan.
Latihan taktik bertujuan untuk mengembangkan dan menumbuhkan kemampuan daya tafsir pada atlet ketika melaksanakan kegiatan olahraga. Jadi yang dilatih ialah pola-pola permainan, termasuk metode latihan yang diterapkan pada cabang olahraga atlet nomor lari jarak pendek. Latihan taktik akan bisa berjalan mulus apabila kondisi fisik dan teknik dasar sudah dimiliki dan dikuasai dengan baik, sehingga atlet mempunyai tingkat kecerdasan yang baik pula.
Latihan mental sama pentingnya dengan ketiga aspek di atas, sebab betapa sempurnanya perkembangan fisik, teknik, serta taktik, apabila mentalnya tidak turut berkembang, prestasi tidak mungkin akan dapat dicapai. Latihan mental adalah latihan yang lebih banyak menekankan pada perkembangan kedewasaan serta emosional atlet, seperti semangat bertanding, sikap pantang menyerah,
keseimbangan emosi terutama bila berada dalam situasi stress, percaya diri, kejujuran, kerja sama, serta sifat-sifat positif lainnya. Untuk keperluan memenuhi tujuan latihan, maka usaha pembinaan atlet dilakukan dengan menyusun suatu metode latihan sesuai dengan cabang olahraga atau spesialisasi yang ditekuni atlet.
2.1.2 Pengertian Dumble
Dumble adalah alat semacam barbel dengan ukuran kecil. Alat ini hanya dapat diangkat dengan satu tangan saja untuk kekuatan otot lengan.yang sangat dibutuhkan dalam permainan bola voli terutama pada servis,sebagaimana dikemukakan oleh Sadoso (1993:43).Push up adalah melatih otot pada pergelangan bahu dan persendian siku yang melibatkan otot-otot deltoideus bagian depan,latihan ini sangat baik untuk para pemain bola voli,kerena latihan ini untuk menguatkan otot lengan.Natipulu (1979:9)menyatakan bahwa latihan dumble bertujuan untuk mengukur kekuatan daya tahan otot-otot pada bahu dan lengan bahu.
Sukarman (1987:58)menyatakan bahwa push up adalah bentuk latihan dengan tujuan mengukur kekuatan otot dan ketahanan lengan.Hal ini dapat kita lihat dari kemampuan melakukan push up dengan sebanyak-banyaknya.Selanjutnya Haller David (1996:88) menyatakan bahwa salah satu latihan yang paling baik untuk memperkuat otot lengan dan dada adalah dumble dan push up.Latihan dumble merupakan salah satu bentuk latihan kemampuan otot untuk mendesakkan tekanan terhadap suatu perlawanan (reistance) dan
kekuatan bisa diatur oleh sekumpulan perlawanan otot yang dapat mengatasinya.Iskandar ( 2000:55) mengatakan bahwa kekuatan di bagi atas:
“Kekuatan khusus adalah kemampuan dari otot atau sekumpulan otot untuk menggerakkan bagian tubuh yang berhubungan,ditambah sebanyak mungkin perlawanan berat tubuh melalui jangkauan gerakkan dalam keadaan yang sama”.Kekuatan yang khusus sering kali merupakan suatu daerah persoalan dalam pengembangan kekuatan,untuk itu sering kali membuat lemahnya otot-otot lain dalam hubungannya dengan satu daerah yang khusus dari otot.
Kekuatan otot dapat dikembangkan melalui latihan-latiha yang intensif dan teratur,otot yang tidak terlatih mudah mengalami strain semacam kerusakan otot yang diakibatkan oleh trauma,sehingga apa yang kita inginkan untuk prestasi sering tidak tercapai.
Kekuatan otot itu sendiri sebagaimana yang dikatakan oleh Sajoto (1988:45) adalah “Kemampuan otot atau kelompok otot untuk melakukan kerja dengan menahan beban yang diangkatnya.Otot yang kuat akan membuat kerja otot sehari-hari secara efisien seperti mengangkat,menjunjung dan lain-lain,serta membuat bentuk tubuh menjadi baik.Otot-otot yang tidak terlatih,karena suatu sebab atau karena suatu kecelakaan misalnya,akan menjadi lebih fatal karena serabutnya mengecil (atropi)dan kalau hal ini dibiarkan dapat mengakibatkan kelumpuhan otot.
Pada permainan bola voli,hamper seluruh komponen kondisi fisik diperlukan misalnya kecepatan,kelincahan kelentukan tubuh,dan terutama yang sangat diperlukan yaitukekuatan,karena kekuatan merupakan suatu dasar dari
semua komponen kondisi fisik.Sebagaimana yang dikemukakan oleh Harsono (1988:77) bahwa kekuatan otot adalah:
“Komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan, mengapa? Pertama,karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik,kedua karena kekuatan memegang peranan yang paling penting dalam melindungi tubuh atlit/orang dari kemungkinan cedera,ketika oleh karena dengan kekuatan atlit dapat lari dengan cepat,melompat atau menendang lebih jauh dan lebih efisien,memukul lebih keras,serta stabilitas sendi-sendi lebih baik”.
Seorang atlit bola voli tentu memiliki kemempuan otot yang berbeda dengan olahraga yang lain.Untuk Itu perlu dilatih kekuatan yang berbeda dengan cabang yang dia tekuni,otot yang akan dilatihpun sesuai dengan spesifikasi gerakkan olahraga tersebut,dengan kata lain bahwa untuk melatih kekuatan harus sesuaikan dengan kebutuhan cabang olahraga yang akan dilatih.
Sajoto (1988:99) mengatakan bahwa “Kekuatan otot adalah komponen kondisi fisik yang dapat ditingkatkan sampai batas sub maksimal sesuai dengan cabang olahraga yang diperlukan.Kebutuhan olahraga angakat berat akan jauh berbeda dibandingkan dengan kebutuhan olahraga permainan, kebutuhan pemain sepak bola beda dengan kebutuhan pemain bulu tangkis dan lain-lain‟‟.
Ditambahkan pula oleh Abdoellah (1987 : 58) bahwa kekuatan otot adalah kemampuan seseorang menggunakan suatu daya eksplosif terhadap suatu objek.
Dari beberapa teori di atas dapat dikemukakan bahwa kekuatan merupakan komponen utama yang harus diperhatikan dibandingkan dengan komponen lain
terutama pada cabang olahraga bola voli khususnya servis bawah. Kekuatan otot lengan sangat dibutuhkan sebagaimana yang dikatakan oleh strauss(1979 : 97)bahwa kekuatan otot sebagai kemampuan maksimal yang dilakukan oleh otot atau sekolompok otot.
Selanjutnya Suharsono (1986 : 76) menyataka bahwa dumble adalah salah satu macam bentuk test untuk mengukur kekuatan (strength) otot lengan.Dengan demikian maka untuk meningkatkan kekuatan adalah dengan latihan tahanan. Latihan tahanan adalah dimana kita harus mengangkat, mendorong dan menarik suatu beban, baik beban itu adalah beban kita sendiri maupun beban lain dari luar. Cukup banyak bentuk latihan untuk melakukan latihan beban, tetapi pada penelitian ini hanya terfokus pada bentuk latihan dumble.
2.1.3Tujuan latihan
Tujuan utama pelatihan olahraga adalah untuk meningkatkan ketrampilan atau prestasi olahraga semaksimal mungkin . Menurut Bompa (1990 : 98):
Tujuan umum dari latihan yang harus dipahami adalah sebagai berikut:‟‟(a) untuk meningkatkan perkembangan fisik secara umum, (b) untuk mengembangkan fisik khusus yang ditentukan oleh kebutuhan olahraga tersebut, (c) untuk menyempurnakan teknik olahraga dan koordinasi gerak, (d) meningkatkan dan menyempurnakan strategi, (e) meningkatkan kepribadian seperti kemauan keras, kepercayaan diri, ketekunan, semangat, disiplin, (f) menjamin dan mengamankanpersiapan tim secara optimal, (g) mempertahankan kesehatan atlet, (h) untuk mencegah cedera, (i) memperkaya pengetahuan teori dengan memperhatikan dasar fisilogis, psikologis, dan gizi‟‟.
Untuk mencapai tujuan latihan, prestasi olahraga semaksimal mungkin, maka perlu dipersiapkan dan dilatih secara seksama dari aspek fisik, teknik, taktik dan mental (Bompa, 1994 : 87). Keempat aspek dan penekanan tujuan latihan yang ingin dicapai dapat dirinci sebagai berikut:
(1) Latihan fisik adalah latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kondisi fisik, yaitu factor yang amat penting bagi setiap atlet. Tanpa kondisi fisik yang baik atlet tidak akan tampil dengan sempurna. Beberapa unsure kemampuan fisik dasar yang perlu dikembangkan antara lain kekuatan, daya tahan, kecepatan,power,kelentukan, kelincahan dan lain-lain.
(2) Latihan teknik bertujuan untuk memperbaiki penguasaan keterampilan gerak dalam cabang olahraga, seperti teknik sepakan pada cabang olahraga sepak bola, melempar pada cabang soft ball, gerakan push up, pull pada cabang renang, teknik lari pada cabang olahraga atletik. Penguasaan keterampilan dari teknik-teknik dasar amatlah penting karena menentukan kemahiran melakukan keseluruhan gerak dalam suatu cabang olahraga.
2.1.4 Pengertian servis
Pemain dimulai dengan cara menyajikan bola atau servis yaitu memukul bola dari petak servis di luar garis belakang lapangan ke petak lapangan lawan jalannya bola jatuh menyeberang di atas net dan masuk ke lapangan lawan. Begitu seterusnya terjadi kesalahan terjadi bila bola tidak berhqasil melewati net atau di luar lapangan. Bila pemain menyentuh net, tiang net atau garis ke bawah net, maka pemain dinyatakan melakukan sebagai kesalahan, jika kesalahan dilakukan oleh pihak pemberi servis, servis maka sebaiknya kesalahan jika kesalahan
dilakukan oleh pihak penerima maka pihak pemberi servis mendapat angka setiap kali terjadi angka servis berikutnya dilakukan oleh pemain yang sama dari petak servis.
Menurut Syaripudin (1985 : 105) servis adalah sajian melayani. Jika yang dimaksud dengan servis disini adalah menyajikan bola dalam tiap-tiap permulaan memainkan bola oleh pihak yang harus melakukan servis. Pengertian ini dapat dikatakan bahwa servis merupakan sakah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pemain bola voli.
Dengan memperhatikan proses pembinaan prestasi langkah-langkah prestasi bola voli dapat dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan bola pada servis dalam permainan bola voli. Salah satu pengaruhnya adalah faktor latihan dumble.
2.1.5 Hakekat Ketepatan Servis permainan Bola voli
Permainan bola voli sebagaimana dikatakan oleh Rolex 2000 : 1 x adalah olahraga beregu berada pada petak lapangan permainan masing-masing dengan dibatasi oleh net. Bila dimainkan dengan satu atau kedua lengan hilir mudik atau bolak balik melewati atas net secara teratur sampai bola menyentuh lantai atau petak lawan dan mempertahankan agar bola tidak mati di petak sendri.
Menurut Surajin (1988 : 115) bola voli adalah cabang olahraga yang termasuk dalam permainan. Dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan, lapangan dibatasi dengan garis-garis dengan ukuran panjang 18 m dan lebar 9 meter. Lapangan dibagi dua dan dipisahkan oleh jarring yang tergantung di tiang net yang ditanam di pinggir lapangan. Alat yang digunakan adalah bola sebagai
alat yang dipukul. Bola voli adalah olahraga beregu, tetapi kemahiran perorangan atau mempermudah melakukan kerja sama dengan baik untuk mencapai suatu akhir yang baik, yang harus dikuasai dalam bermain bola voli ialah teknik penguasaan bola meliputi : 1) servis (pukulan), (2) cara passing bawah dan (3) cara melakukan smash.
a. Hal-hal yang perlu diperhatikan sewaktu melakukan servis adalah: a) Konsentrasi untuk melakukan pukulan
b) Berusaha untuk memasukkan bola kea arah daerah lawan c) Berusaha sebagai jalannya bola keras dan cepat
d) Arahkan pukulan bola ke arah yang lemah e) Ketahuilah posisi yang lemah dari regu lawan b. Beberapa servis yaitu :
- Yang dilakukan dari arah bawah (under hand servis), tangan yang akan memukul bola harus lurus dan kencang siku tidak boleh dibengkokkan sampai bola terpukul lepas.
- Servis yang menyamping (side dan sinis) tangan yang akan memukul bola tinggi setinggi bahu.
- Servis dari arah depan (teknis servis) tangan yang akan memukul lurus usahakan memukul bola selurus-lurusnya dan menukik ke bawah.
- Smash servis. Bola dilempar tinggi sesuai dengan tinggi lompatan dan jangkauan tangan supaya keras dan posisi tangan harus tetap lurus.
2.1.6 Jenis-jenis servis
Dalam permaina bola voli, melakukan servis dapat dilakukan dengan 4 cara: a. Servis tangan bawah (under hand serve)
Servis ini dilakukan dengan cara kaki kiri di depan, kaki kanan di belakang, bola dilambungkan oleh tangan kiri dan tangan kanan diayunkan dari belakang serta ditujukan pada bola.
b. Servis tangan dari belakang
Pada waktu akan melakukan servis, badan membelakangi arah pukulan. Sambil mengandakan gerakan mundur kea rah pukulan bola dilambungkan dan tangan kanan dipukulkan pada bola dengan jalan diputar. c. Servis tangan dari samping
Untuk melakukan servis tangan dari samping, sama dengan melakukan servis tangan bawah. Namun pada servis ini gerakan tangan bukan diayun dari belakang, tetapi dari samping.
d. Servis tangan atas
Melakukan servis dengan tangan di atas, dapat di bagi atas: 1. Tennis servis yaitu servis tangan dari arah depan.
Sikap badan tegak, kaki kiri di depan kaki kanan di belakang.
Gerakannya: bola oleh tangan kiri dilambungkan ke atas agak ke belakang (di atas kepala), sambil melambungkan bola badan membusur ke belakang, kemudian sambil menggerakan badan, bola dipukul oleh tangan kanan dengan pergelangan diaktifkan dan diakhiri dengan badan bungkuk ke depan.
2. Floating serve
Gerakannya: sikap badan dan gerakannya semua melakukan dengan tennis servis perbedaannya terletak pada:
a. Tidak ada sikap badan membusur b. Bola dilambungkan agak ke depan c. Pergelangan tangan dikuatkan (Tegang)
d. Badan tidak bergerak, tetap menghadang ke depan kea rah pukulan e. Pukulan pada tengah-tengah bola dan segera berhenti setelah
memukul Suryani, (1984 : 48) memberikan penjelasan tentang perbedaan antara tennis servis dan floating servis sebagai berikut : Tennis servis adalah servis dari arah depan. Sewaktu menyentuh bola, tangan yang akan memukul harus lurus.usahakan memukul bola sekeras-kerasnya dan menukik ke bawah. Sikap persiapan dimulai dengan mengambil posisi berdiri dengan kaki kiri lebih ke depan daripada kaki kanan, kedua lutut ditekuk sikap pukulan dimulai dengan pemukulan bola dengan cara memukul seperti pada smash. Sewaktu akan melaksanakan servis, perhatian harus terpusat pada bola. Pada tennis servis sangat di perlukan lecutan tangan dan lengan sehingga bola akan menutup lebih banyak. Setelah memukul bola, kaki kanan melangkah ke depan dupaya keseimbangan badan tetap terpelihara. Gerakan berikutnya yaitu memasuki permainan dan mengambil sikap siap normal. Floating servis adalah sikap persiapannya yaitu berdiri pada petak servis dengan posisi kaki seperti melakukan tennis servis. Tangan kiri memegang bola dan tangan kanan berada disamping atas setnggi pelipis, dengan tangan kiri bola di lambungkan sedikit ke
samping atas kanan tidak terlalu tinggi, begitu bola melambung, bola ke atas setinggi kepala, tangan kanan dipukulkan pada bagian belakang bola. Usahakan tidak menggerakan pergelangan tangan, supaya hasil pukulan bola itu float. Ini dapat dilakukan dengan beberapa cara,yaitu: (a).Memukul bola dengan tumit tangan, (b).dengan tangan yang ibu jarinya dilipat ke dalam dan menempel pada telapak tangan, (c)Memukul dengan tangan tergenggam, setelah tangan kanan memukul bola, gerakan berikutnya yaitu masuk ke dalam lapangan permainan dan mengambil sikap siap normal.
2.1.7 Passing
Sebagaimana yang dikataka Sumantri (1983 : 138) bahwa passing adalah „‟memberikan bola kepada kawan seregunya atau mengambil bola yang diberikan oleh kawan seregunya untuk diberikan lagi diteruskan kepada yang lainnya. Jadi istilah passing dalam permainan bola voli yaitu dikatakan mengoper bola kepada kawan sendiri atau menerima operan dari teman, kemudian dioperkan lagi ke teman yang lain‟‟. Dalam permainan bola voli, ada dua cara untuk melakukan passing yaitu passing atas dan passing bawah.
a. Passing bawah
Passing sebagaimana yang dikatakan oleh Muhadi (1992 : 189) adalah: „‟mengambil bola yang berada di bawah badan atau bola dari bawah dan biasanya dilakukan dengan kedua lengan bagian bawah (dari siku sampai pergelangan tangan yang dirapatkan) baik yang dioperkan kepada kawan, maupun langsung ke lapangan lawan melalui di atas net‟‟.
- Sikap permulaan
Berdiri tegak kedua kaki agak dibuka, kedua lutut agak ditekuk, berat badan pada kedua kaki. Letakkan jari-jari dan bagian punggung telapak tangan kanan pada telapak tangan kiri, kemudian jari-jari tangan kanan dan ibu jari menghadap ke atas. Pandangan ditujukan pada bola.
- Gerakan pelaksanaan
Pada waktu akan mengambil atau memukul bola, segera tangan kiri menarik tangan kanan ke bawah ke dalam hingga kedua lengan lurus dan merupakan suatu bidang yang datar untuk menerima bola yang datang. Kemudian pada saat bola yang datang dekat menuju ke badan, segera kedua lengan ayunkan dari bawah ke atas ke depan kira-kira sampai setinggi di bawah bahu. Bersamaan dengan badan, kedua lutut diluruskan dengan badan ke atas. Dengan demikian bola akan melambung ke atas, jalannya bola membusur (para bola) sehingga mudah diterima oleh kawan.
b. Pasing atas
Passing yang dikemukakan oleh Muhadi (1992 : 190) adalah:“Menyajikan bola atau membagi-bagikan bola mengoper bola, dengan mengggunakan jari-jari tangan, baik kepada kawan maupun langsung ditujukan kepada lawan melalui atas net”.
Perlakuan passing atas terbagi atas: - Sikap permulaan
Berdiri tegak, kedua kaki terbuka atau salah satu kaki agak ke depan, kedua lutut agak ditekuk, badan agak condong ke depan. Kedua tangan
berada di atas kepala di depan dekat ke dahi, dengan siku dibengkokkan, jari-jari tangan direnggangkan atau dijarangkan dan diluruskan membuat lengkung setengah bola.
- Gerakan pelaksanaan
Pada saat bola yang datang dari atas berada di atas depan dekat kepala, segera jari-jari tengah ditegakkan dan disentuhkan pada bola ke atas ke depan hingga kedua lengan lurus bersamaan dengan meluruskan kedua lutut dan badan ke atas. Pada waktu perkenaan antara jari-jari tangan dengan bahu yang harus diperhatikan adalah perkenaan bola pada ruas jari-jari tangan, jari-jari tangan harus ditegakkan dan pergelangan tangan digerakkan ke depan ke atas. Tenaga menolak dilakukan oleh ibu jari, jari telunjuk dan sedikit jari tengah. Dua jari yang lain untuk mengarahkan bola. Kedudukan jari tepat di depan wajah titik sentuh bola harus di muka wajah.
2.1.8 Gerakan smash
Sewaktu melakukan smash kita harus berusaha latihan dasar, yang harus dikerjakan yaitu:
- Telapak tangan terbuka, jari rapat
- Sebelum menyentuh bola siku di lingkungan, sedangkan sewaktu menyentuh bola kedudukan telapak tangan sedikit ada di muka badan.
- Dari kedudukan semua ke titik semu jangan terlalu jauh, sebaiknya hanya 2 atau 3 langkah saja.
- Langkah terakhir sebelum melompat harus cepat dan kuat.
- Pada umumnya smash dilakukan dengan posisi badan sedikit miring.
- Badan diarahkan menghadap arah bola yang akan dipukul. Tangan terayun sejajar dengan garis lurus badan.
2.1.9 Taktik permainan bola voli meliputi :
a. Taktik menyerang adalah berusaha untuk memenangkan setiap pertandingan dapat dilakukan dengan taktik menyerang berpariasi, untuk menghancurkan pertahanan lawan dengan smash-smash yang mematikan.
b.Taktik bertahan harus benar-benar ditanamkan kepada pemain terutama pemain pemula karena:
(1) Taktik bertahan adalah taktik yang paling tidak disenangi oleh hampir semua pemain.
(2) Taktik bertahan menandakan kelemahan suatu regu yang sedang melakukan suatu pertandingan.
(3) Taktik bertahan merupakan titik awal untuk melakukan serangan terhadap regu lawan.
c. Pelanggaran dan hukuman dalam permainan bola voli.
Setiap pelanggaran pada permainan bola voli akan mendapat hukuman dengan memberikan satu buah kemenangan kepada regu lawan apabila regu lawan yang melakukan servis. Jika regu yang melakukan pelanggaran untuk hukumanya adalah pindah bola berpindah kepada regu lawan.
Beberapa pelanggarn yang mendapat hukuman antara lain: 1. Mendapat kesalahan sewaktu melakukan servis.
3. Kesalahan waktu bermain dekat jarring. 4. Terjadinya pelanggaran ketika bermain. 2.2 Kerangka Berfikir
Berdasarkan teori di atas diasumsikan bahwa untuk melakukan servis yang baik maka hal yang sangat esensial adalah kemampuan otot lengan yang baik sehingga apa yang diharapkan tentang servis bawah yang baik bisa terwujud.
Servis merupakan penentu dari suatu permainan bola voli merupakan sajian awal dalam suatu permainan maka dengan kemampuan awal servis yang baik akan menghasilkan angka.
Seorang pemain yang sudah menguasai servis yang baik bisa sebagai suatu tipuan atau pemain tersebut sudah bisa mengarahkan bola kemana saja sesuai dengan yang ia kehendaki.
Servis bukan saja dianggap hal yang sangat gampang dilakukan tetapi harus melalui tahap-tahap latihan yang continue apalagi pada servis bawah memang benar dilihat gampang, tetapi jika tidak mempunyai dasar latihan yang baik, apalagi tidak mempunyai kemampuan terutama pada otot lengan yang kuat maka akan menjadi sia-sia belaka.
Untuk melakukan servis keras juga mempunyai kekuatan terutama kekuatan otot lengan untuk memukul bola, sudah tentu melalui latihan, bentuk-bentuk latihan untuk mengarah kelentukan otot lengan cukup banyak salah satunya adlah dumble. Hal ini juga ditunjang dengan kondisi fisik yang prima dan latihan-latihan yang dilakukan secara terus menerus sesuai dengan program yang
direncanakan secara ilmiah, sehingga akan menghasilkan atlet yang berprestasi terutama pada permainan bola voli pada masa yang akan datang.
2.3 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: “Terdapat Pengaruh Latihan Dumble Terhadap Ketepatan Servis Bawah pada Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 1 Batudaa”.