I
PERSAINGAN DALAM EKSPOR KOMODITI
TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL DI NEGARA
ANGGOTA NAFTA
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
Oleh:
Maria Lestari
2013110026
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM SARJANA EKONOMI PEMBANGUNAN
Terakreditasi Berdasarkan Keputusan BAN-PT No.211/SK/BAN-PT/Ak XVI/S/X/2013
BANDUNG
2017
II
COMPETITION IN TEXTILE AND TEXTILE
PRODUCT COMMODITY IN NAFTA MEMBER
COUNTRIES
UNDERGRADUATE THESIS
Submitted to complete part of the requirements
for Bachelor’s Degree in Economics
By
Maria Lestari
2013110026
PARAHYANGAN CATHOLIC UNIVERSITY
FACULTY OF ECONOMICS
PROGRAM IN DEVELOPMENT ECONOMICS
Accredited by BAN – PT No. 211/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/X/2013
BANDUNG
III
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM SARJANA EKONOMI PEMBANGUNAN
PERSETUJUAN SKRIPSI
PERSAINGAN DALAM EKSPOR KOMODITI TEKSTIL DAN
PRODUK TEKSTIL DI NEGARA ANGGOTA NAFTA
Oleh:
Maria Lestari
2013110026
Bandung, Juli 2017
Ketua Program Sarjana Ekonomi Pembangunan,
Dr. Miryam B. L. Wijaya
Pembimbing Skripsi,
Ko-pembimbing Skripsi,
IV
PERNYATAAN
Saya yang bertanda-tangan di bawah ini,
Nama (
sesuai akte lahir
) : Maria Lestari
Tempat, tanggal lahir
: Jakarta, 28 Maret 1995
NPM
: 2013110026
Program studi
: Ekonomi Pembangunan
Jenis Naskah
: Skripsi
menyatakan bahwa skripsi dengan judul:
Persaingan dalam Ekspor Komoditi Tekstil dan Produk Tekstil di Negara Anggota
NAFTA
yang telah diselesaikan dibawah bimbingan: Januarita Hendrani, Dra, MA, Ph.D. dan
Ahmad Aswin Masudi, S.E., MSE.
adalah benar-benar karya tulis saya sendiri;
1. Apa pun yang tertuang sebagai bagian atau seluruh isi karya tulis saya tersebut di atas dan merupakan karya orang lain (termasuk tapi tidak terbatas pada buku, makalah, surat kabar, internet, materi perkuliahan, karya tulis mahasiswa lain), telah dengan selayaknya saya kutip, sadur atau tafsir dan jelas telah saya ungkap dan tandai
2. Bahwa tindakan melanggar hak cipta dan yang disebut, plagiat (Plagiarism) merupakan pelanggaran akademik yang sanksinya dapat berupa peniadaan pengakuan atas karya ilmiah dan kehilangan hak kesarjanaan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan oleh pihak mana pun.
Bandung,
Dinyatakan tanggal : 25 Juli 2017 Pembuat pernyataan: Maria Lestari
(Maria Lestari) Pasal 25 Ayat (2) UU No.20 Tahun 2003:
Lulusan perguruan tinggi yang karya ilmiahnya digunakan untuk memperoleh gelar akademik profesi, atau vokasi terbukti merupakan jiplakan dicabut gelarnya.
Pasal 70 Lulusan yang karya ilmiah yang digunakannya untuk mendapatkan gelar akademik, profesi, atau vokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 Ayat (2) terbukti merupakan jiplakan dipidana dengan pidana perkara paling lama dua tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp. 200 juta.
V
ABSTRAK
Sektor industry tekstil dan produk tekstil (TPT) merupakan salah satu sektor unggulan Indonesia yang sudah memasuki pasar internasional. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dampak peningkatan market share TPT Vietnam, India, dan China terhadap market share TPT Indonesia ke negara anggota NAFTA (Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko) dalam periode 2007 - 2014. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan menganalisis faktor – faktor lain yang mungkin dapat memengaruhi market share TPT Indonesia ke negara anggota NAFTA. Teknik analisis yang digunakan adalah Ordinary Least Squares (OLS). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa antara market share TPT Vietnam, China, dan India memiliki pengaruh signifikan terhadap market share TPT Indonesia. Market share TPT Vietnam memiliki hubungan positif terhadap market share TPT Indonesia. Sedangkan market share TPT China dan India memiliki hubungan negatif dengan market share TPT Indonesia. Selain itu, variabel Upah Minimum Provinsi (UMP) memiliki hubungan negatif dan signifikan terhadap market share TPT Indonesia. Konsumsi TPT negara anggota NAFTA memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap market share TPT Indonesia. Average tariff (rata – rata tarif) memiliki hubungan negatif dan signifikan terhadap market share TPT Indonesia sedangkan distance (jarak) tidak berpengaruh signifikan terhadap market share Indonesia di negara – negara anggota NAFTA.
Kata kunci: market share, tekstil dan produk tekstil (TPT), NAFTA, ordinary least square, Indonesi
II
ABSTRACT
Textile and textile product (TTP) has become one of Indonesia’s main export in international market. This study aims to analyze the effects of Vietnam’s, India’s, and China’s market share on Indonesia’s TTP market share to in NAFTA member countries (USA, Canada, and Mexico) in 2007-2014. Besides, this study also intends to analyze other factor that might affect Indonesia’s TTP market share. Using Ordinary Least Squares (OLS), the result show there is significant effect of Vietnam’s, India’s, and China’s TTP market share on Indonesia’s TTP market share. Moreover, the minimum wages variable and average tariff have negative and significant effects on Indonesia’s TTP market share, while Consumption has positive effect and Distance has no significant effect.
Keywords: market share, Textile and textile product, NAFTA, Ordinary least square, Indonesia.
III
Prakata
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia yang telah Ia berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Persaingan dalam Ekspor Komoditi Tekstil dan Produk Tekstil di Negara Anggota NAFTA”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Katolik Parahyangan Bandung. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat bersedia meneria kritik, saran, dan masukan dari pembaca untuk lebih membangun dan mensempurnakan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu dan berkontribusi dalam penyusunan skripsi, diantaranya:
1. Bapak Hero David Tedja dan Ibu Luciati Hariman selaku ayah dan ibu dari penulis yang selalu memberikan semangat, doa, dan nasihat selama hidup. 2. Philip Anderson Hariman selaku adik dari penulis yang selalu memberikan
penghiburan dikala penat.
3. Ibu Dr. Miryam B. L. Wijaya selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan yang selalu memberikan nasihat, arahan, serta tantangan dalam mendidik mahasiswa EP menjadi manusia yang lebih berguna.
4. Ibu Januarita Hendrani, Dra, MA, Ph.D. selaku dosen pembimbing skripsi atas waktu, nasihat, ilmu, tenaga, dan segala bentuk dukungan yang sangat berharga bagi penulis hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Bapak Aswin Masudi, S.E., MSE. selaku dosen ko-pembimbing skripsi, terimakasih atas waktu, ilmu, tenaga, dan dukungan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Maaf juga pak saya lemot.
6. Ibu Iva Savitri Mokoginta, S.E., MBA., M.A., Ph.D. selaku dosen wali atas arahan dan dukungan dari semester 1 hingga sekarang.
7. Dosen Prodi Ekonomi Pembangunan: Bu Noknik, Bu Masni, Bu Anna, Pak Suroso, Bu Siwi, Bu Tien, dan Pak Ishak. Terimakasih atas waktu, ilmu, dan semangat bagi penulis.
8. Noni, Alfa, Ntot, Ntit, Mickey, Cemong, Cewe, Mousy, Cilcil, Kucrot, dan Vivi selaku anjing peliharaan yang sudah dianggap sebagai saudara dari penulis yang selalu memberikan penghiburan dikala senang maupun susah.
IV 9. Untuk sahabat – sahabatku di luar Ekonomi Pembangunan UNPAR; Geraldi Janurius, Adrian Nugraha, Christie Gabriella, Rachael Anindya, Chlara Wuripari, Deryn Mega, Yurike Yuki, Natasha Vania, Nia Nathania, Erika Gracia, Chika Natasha, Viona Trinathanael, Try Tansil, dan Jessica Poernomo. Terimakasih atas dukungan, sindiran yang membangun, serta penghiburan yang telah kalian berikan.
10.Keluarga besar Ekonomi Pembangunan UNPAR 2013; Afina prabowo, Mariska, Aurelia Deviane, Monica Dian, Cynthia, Nadia, Ellen, Galih, Papa Agung, Nurkhandika, Faza, Aldwyn, Faisal, Rizal, Handani, Benedict, Trisfian, Ajeng, Fiat, Icul, Dikcit, Dikgem, Arda, Kevin, Dania Anisa, Getha, Ifara, Jodi, Shafly, Kaka, Feisal, Rania, Timmy, Darryl dan Eki. Serta terimakasih banyak bagi geng Parwis Asyifa, Dian Wahyuni, dan Enrika. Tak lupa juga bagi Aji Nugroho yang telah membantu proses pembuatan seminar sewaktu semester 7. Terimakasih semua atas kekeluargaan, persahabatan, dan kenangan selama masa kuliah. Kalian tidak akan tergantikan.
11.Keluarga besar EP mulai dari angkatan 2010, 2011,2012, 2014, dan 2015. Terimakasih atas persahabatan dan kekeluargaannya.
12.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih atas dukungan dan doanya.
Penulis berharap skripsi ini dapat berguna bagi banyak pihak dan pembaca di Indonesia.
Bandung, 25 Juli 2017
V
DAFTAR ISI
ABSTRAK I ABSTRACT II PRAKATA III DAFTAR ISI VDAFTAR GAMBAR VII
DAFTAR TABEL VIII
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Penelitian 1 1.2 Rumusan Masalah 6 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 6
1.4 Kerangka Pemikiran 7
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 10
2.1 Landasan Teori 10
2.1.1 Integrasi Ekonomi Regional 10
2.1.2 Teori Heckser Ohlin 11
2.1.3 Teori Halangan Perdagangan - Tarif 13
2.2 Penelitian Terdahulu 14
BAB 3. METODE DAN OBYEK PENELITIAN 17 3.1 Metode Penelitian 17
3.2 Data dan Sumber Data 17
3.3 Teknik Analisis dan Model Penelitian 19
3.4 Uji Asumsi Klasik 20
3.4.1 Uji Multikolinearitas 20
3.4.2 Uji Autokorelasi 21
3.5 Objek Penelitian 22
VI
3.5.2 Distance 25
3.5.3 Average Tariff 25
3.5.4 Upah Minimum Provinsi (UMP) 26
3.5.5 Consumption 27
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 29
4.1 Hasil Pengolahan Data 29
4.2 Analisis Statistik 32 4.2.1 Uji Multikolinearitas 32 4.2.2 Uji Autokorelasi 34 4.3 Pembahasan 37 BAB 5. PENUTUP 43 DAFTAR PUSTAKA 46 LAMPIRAN 1 A-1 LAMPIRAN 2 A-5 LAMPIRAN 3 A-8
VII
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Jumlah Penduduk Amerika Serikat 2
Gambar 2. Jumlah Penduduk Kanada 3
Gambar 3. Jumlah Penduduk Meksiko 3
Gambar 4. Produksi dan Aktivitas Bisnis Tekstil di Amerika Serikat 4 Gambar 5. Impor Tekstil dan Produk Tekstil Amerika Serikat 5 Gambar 6. Ilustrasi Teori Heckscher-Ohlin 13 Gambar 7. Textile Manufacturing Employment 15 Gambar 8. Market Share TPT Vietnam, Cina, Indonesia, dan India 23
di Amerika Serikat (%)
Gambar 9. Market Share TPT Vietnam, Cina, Indonesia, dan India 24 ke Kanada (%)
Gambar 10. Market Share TPT Vietnam, Cina, Indonesia, dan 24 India ke Meksiko (%)
Gambar 11. Rata – Rata Tarif yang Dikenakan oleh Negara Anggota 26 NAFTA terhadap Indonesia (%)
Gambar 12. Peningkatan UMP di Indonesia (Rp) 27 Gambar 13. Total Konsumsi TPT Negara Anggota NAFTA ($ miliar) 28 Gambar 14. No Rebound: U.S. Textile Product Production 38 Gambar 15. Persaingan Market Share TPT Indonesia dan India 39
VIII
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Definisi Operasional Variabel & Sumber Data 17 Tabel 2. Hasil Regresi Market Share Indonesia sebagai 29
Variabel Dependen berdasarkan Model 1
Tabel 3. Hasil Regresi Market Share Indonesia 30 sebagai Variabel Dependen berdasarkan Model 2
Tabel 4. Hasil Regresi Market Share Indonesia sebagai 31 Variabel Dependen berdasarkan Model 3
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) merupakan salah satu industri paling penting di dunia. Produk yang dihasilkan oleh industri TPT merupakan salah satu kebutuhan sandang (kebutuhan pokok) setiap manusia. Oleh sebab itu industri TPT mempunyai pasar yang sangat luas. Industri TPT merupakan salah satu bentuk industri manufaktur yang memberikan kesempatan besar bagi suatu negara untuk mencapai industrialisasi ekonomi. Industri TPT memberikan sumbangan cukup besar kepada devisa Indonesia. Menurut data BPS, pada tahun 2009, industri TPT berkontribusi sebesar 12,72 persen dari perolehan devisa ekspor hasil industri tidak termasuk minyak dan gas (migas) dan sebesar 9,58 persen terhadap total ekspor non migas. Selain berpengaruh besar terhadap sektor moneter, industri TPT juga menyerap banyak tenaga kerja.
Indonesia merupakan salah satu produsen TPT terbesar di dunia. Pada tahun 2000 ekspor TPT Indonesia mencapai US$ 8,2 miliar dan menduduki peringkat ke-10 negara produsen TPT terbesar di dunia sedangkan ekspor tekstil Indonesia ke Amerika Serikat berada pada peringkat ke-6 terbesar. Menurut Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, pada saat ini, industri TPT mampu menyediakan 70% dari permintaan nasional dan menyerap sekitar 2,79 juta tenaga kerja. Pada tahun 2015, ekspor industri TPT juga mencapai US$12,28 miliar atau 8,17% dari total nilai ekspor. Hal ini membuktikan bahwa industri TPT Indonesia mempunyai potensi untuk berkembang.
Sebagai negara yang memiliki potensi besar dalam industri TPT, Indonesia mempunyai beberapa negara yang ditargetkan dalam tujuan ekspor. Negara tujuan ekspor Indonesia dengan pangsa pasar yang besar adalah negara anggota NAFTA. NAFTA (North American Free Trade Agreement) adalah suatu bentuk kerjasama perdagangan bebas antara Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. NAFTA dibentuk dengan tujuan meningkatkan kegiatan ekonomi antar negara anggota dengan cara membuat kesepakatan tentang perdagangan internasional serta standarisasi barang – barang yang diperdagangkan agar dapat menciptakan perlindungan bagi konsumen mengenai keselamatan, kesehatan, dan lingkungan hidup.
2 Seperti free trade area lainnya, NAFTA memberikan kemudahan bagi negara anggota dalam melakukan perdagangan. Negara anggota dari free trade area tersebut diberikan kemudahan berupa penghapusan tarif dan non tarif. Hambatan non tarif seperti user fees dan izin impor (import license). Selain dalam bidang perdagangan, NAFTA juga mengatur tentang investasi. NAFTA memberlakukan ketentuan “equal
treatment” yaitu perlakuan yang sama terhadap investor di masing – masing negara
anggota. Equal treatment diharapkan dapat mewujudkan perdagangan internasional yang adil, transparan serta liberal dan akan memberikan proteksi penuh serta jaminan keamanan di masing – masing negara anggota. Hal ini tentu akan memberikan kepercayaan bagi investor untuk menginvestasikan modal ke negara anggota NAFTA sehingga dapat meningkatkan perekonomian.
Negara anggota NAFTA (Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko) mempunyai luas wilayah yang besar dan mempunyai jumlah penduduk yang terus meningkat tiap tahunnya. Meningkatnya jumlah penduduk maka meningkat pula permintaan akan kebutuhan pokok, salah satunya adalah produk yang dihasilkan oleh industri TPT.
Gambar 1. Jumlah Penduduk Amerika Serikat (jiwa)
Sumber : worldometers 290000000 295000000 300000000 305000000 310000000 315000000 320000000 325000000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
3 Gambar 2. Pertumbuhan Penduduk Canada (jiwa)
Sumber: worldometers
Gambar 3. Pertumbuhan Penduduk Mexico (jiwa)
Sumber : worldometers
Gambar 1, 2 dan 3 menjelaskan bahwa pertumbuhan penduduk ketiga negara anggota NAFTA meningkat secara signifikan. Hal ini berbanding lurus terhadap peningkatan permintaan akan barang pokok, salah satunya produk TPT. Semakin tinggi jumlah penduduk, maka semakin tinggi pula permintaan akan barang pokok. Oleh sebab itu, negara anggota NAFTA adalah sasaran ekspor yang sangat menguntungkan bagi negara berkembang produsen tekstil seperti Indonesia.
31500000 32000000 32500000 33000000 33500000 34000000 34500000 35000000 35500000 36000000 2007 2008 2009 2008 2011 2012 2013 2014 106000000 108000000 110000000 112000000 114000000 116000000 118000000 120000000 122000000 124000000 126000000 128000000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
4 Keadaan industri di dalam negara anggota NAFTA sendiri cenderung tidak ada peningkatan. Padahal menurut National Council of Textile Organization (NCTO), Amerika sudah fokus terhadap pentingkatan produktivitas, fleksibilitas serta inovasi untuk meningkatkan posisi Amerika di pasar tekstil global. Tetapi, berdasarkan data dari Knoema, Industri tekstil Amerika justru tidak ada peningkatan dan cenderung menurun.
Gambar 4. Produksi dan Aktivitas Bisnis Tekstil di Amerika Serikat
Gambar 4 menjelaskan bahwa produksi dan aktivitas bisnis industri tekstil Amerika cenderung menurun dan tidak ada peningkatan yang signifikan sejak tahun 2005 hingga tahun 2016. Hal ini diduga karena semakin ketatnya persaingan antara negara Amerika sendiri dengan negara – negara berkembang produsen TPT. Negara produsen TPT lainnya seperti China, India, Vietnam dan Indonesia memiliki tenaga kerja murah, sehingga dapat menekan biaya produksi dan menjual produk dengan harga relatif murah dibanding dengan negara maju. Selain itu, China mempunyai produktivitas yang sangat tinggi dalam bidang industri sehingga mempunyai kesempatan besar dalam menguasai pasar global.
Industri TPT Indonesia menghadapi ancaman kompetisi yang ketat antar negara – negara produsen TPT besar seperti Cina, India, dan Vietnam. Isu – isu non tariff
barrier, seperti transshipment dan dumping memengaruhi arus penetrasi perdagangan
TPT dari negara berkembang ke negara maju. Oleh sebab itu, Indonesia sebagai negara sedang berkembang dan juga negara produsen TPT, harus meningkatkan daya saing agar dapat menghadapi ancaman tersebut. Contoh dari persaingan industri TPT yaitu industri TPT Vietnam dapat meningkat karena dukungan dari Trans Pasific Partnership (TPP). Vietnam bergabung dalam TPP pada November 2008. Menurut Direktur Industri Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian Ramon Bangun, Vietnam mendapatkan fasilitas sistem preferensi umum atau GSP yang lebih besar dibandingkan dengan Indonesia. Fasilitas itu diberikan oleh pemerintah AS kepada negara berkembang. Produk tekstil Vietnam mendapatkan pengurangan bea masuk saat produknya masuk ke
5 pasar AS bahkan sampai 0% sedangkan untuk negara lain dikenakan bea masuk sebesar 17%.
Selain Vietnam, negara lain yang bukan merupakan anggota TPP juga merupakan negara pesaing industri TPT di Indonesia. Seperti India dan China yang sama – sama mempunyai buruh dengan upah rendah dan produktivitas tinggi. Ekspor tekstil dan produk tekstil dari India dan China menyaingi nilai ekspor Indonesia ke negara anggota NAFTA.
Gambar 5. Impor Tekstil dan Produk Tekstil Amerika Serikat
Sumber : UN Comtrade
Gambar 5 memperkuat argumen bahwa Indonesia bersaing ketat dalam bidang ekspor tekstil dan produk tekstil dengan Vietnam serta India. China, menduduki peringkat teratas dalam bidang ekspor tekstil dan produk tekstil ke Amerika Serikat. China mempunyai sumber daya alam serta manusia yang berlimpah karena China mempunyai luas negara yang paling besar dibanding dengan negara – negara pesaing lainnya. Apabila dibandingkan dengan Indonesia, China mempunyai tenaga kerja dengan upah yang lebih murah, tetapi Indonesia juga mempunyai luas negara yang cukup besar pula. Begitupula dengan India, angka ekspor tekstil dan produk tekstil India ke Amerika Serikat juga bersaing ketat dengan Indonesia. Dengan ketatnya persaingan antar negara produsen TPT, Indonesia seharusnya meningkatkan produktivitas dan dapat meningkatkan ekspor ke negara tujuan, khususnya negara anggota NAFTA.
0 5,000,000,000 10,000,000,000 15,000,000,000 20,000,000,000 25,000,000,000 30,000,000,000 35,000,000,000 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 China Vietnam India Indonesia
6 1.2Rumusan Masalah
Industri TPT di Indonesia menjadi sektor unggulan yang sudah menembus pasar dunia khususnya Amerika Serikat. Tetapi disisi lain, industri TPT Indonesia menghadapi banyak tantangan dari dalam maupun dari luar negeri. Salah satunya, persentase pertumbuhan kontribusi dari ekspor sektor TPT Indonesia dari tahun ke tahun telah berhasil disusul oleh negara Vietnam. Menurut Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Ade Sudrajat Usman, dari total nilai perdagangan tekstil dunia, Indonesia hanya mampu menguasai 1,8 persen pangsa pasar. Hal ini menjadi tantangan bagi industri TPT Indonesia karena negara Vietnam mampu mengejar ketertinggalannya dan menguasai 3,3 persen pangsa pasar. Sedangkan dalam bidang ekspor tekstil ke AS, Vietnam mengejar ketertinggalannya dari peringkat ke-82 pada tahun 2000 menjadi peringkat ke-3 pada tahun 2015, sedangkan Indonesia tetap berada pada peringkat ke-6. Padahal dari sisi faktor produksi, Indonesia unggul dalam hal ketersediaan tenaga kerja dan sumber daya alam.
Pertumbuhan industri TPT Vietnam yang pesat ini sepertinya telah memengaruhi nilai ekspor Indonesia ke Amerika Serikat. Selain Vietnam, ekspor tekstil Indonesia juga dihadapkan oleh perkembangan nilai ekspor TPT India dan China. Nilai ekspor Indonesia ke negara anggota NAFTA khususnya Amerika Serikat cenderung stabil dan tidak ada perubahan yang signifikan. Di lain sisi, China telah memenangkan kompetisi dan menduduki peringkat teratas dalam ekspor produk TPT ke AS dan India juga menunjukkan kemajuan berupa peningkatan ekspor. Oleh sebab itu, nilai ekspor TPT India dan China juga berpotensi membawa pengaruh terhadap nilai ekspor TPT Indonesia.
1.3Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak peningkatan market share TPT Vietnam, India, dan China terhadap market share TPT Indonesia ke negara anggota NAFTA (Amerika Serikat, Kanada, Meksiko). Selain itu, penelitian ini juga bermaksud untuk mengidentifikasi tentang faktor – faktor yang memengaruhi ekspor produk TPT Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang keterkaitan ekspor industri tekstil antara Vietnam, India, Cina dan Indonesia ke negara anggota NAFTA dan menjadi gambaran untuk pengembangan industri tekstil dan produk tekstil di Indonesia.
7 1.4Kerangka Pemikiran
Terdapat 5 variabel yang memengaruhi ekspor tekstil Indonesia (diukur dengan
market share). Diantaranya adalah total konsumsi negara anggota NAFTA, market
share negara pesaing (Vietnam, China, dan India), tingkat upah buruh, jarak Indonesia
ke negara anggota NAFTA, dan rata–rata tariff negara anggota NAFTA.
Total konsumsi tekstil negara anggota NAFTA mencerminkan tingkat daya beli atau permintaan akan produk tekstil. Total konsumsi produk TPT juga dapat mencerminkan willingness to pay dari masing – masing negara anggota NAFTA. Oleh karena itu, semakin tinggi permintaan produk tekstil di negara anggota NAFTA diharapkan akan meningkatkan market share ekspor tekstil Indonesia.
Tingkat upah buruh adalah salah satu faktor yang menentuan harga jual produk tekstil. Semakin tinggi tingkat upah buruh, maka semakin mahal pula harga jual produk tekstil. Sedangkan harga produk tekstil tersebut sangat menentukan tingkat ekspor tekstil Indonesia. Oleh sebab itu tingkat upah buruh Indonesia yang semakin rendah diharapkan akan meningkatkan ekspor tekstil Indonesia.
Distance atau jarak dipakai sebagai salah satu variabel independent karena dapat
mencerminkan biaya pengiriman yang dibutuhkan dalam pengiriman produk dari Indonesia sampai negara tujuan (Amerika, Kanada, dan Mexico). Semakin jauh jarak antar negara yang berdagang, maka biaya pengiriman pun akan semakin mahal. Biaya pengiriman yang mahal akan meningkatkan biaya keseluruhan dalam mengimport produk dari Indonesia. Oleh sebab itu, biaya pengiriman yang semakin rendah akan
Total Consumptio n Labor Cost Distance Market Share : • Vietnam • China • India Indonesian Tekstil Export (Market Share) Average Tariff
8 menurunkan harga produk tekstil Indonesia sehingga akan meningkatkan ekspor tekstil Indonesia.
Average Tariff (rata – rata tarif) merupakan rata – rata dari tarif yang dikenakan
oleh masing – masing negara anggota NAFTA. Dalam penelitian ini, peneliti memakai rata – rata tarif karena tarif yang dikenakan oleh Amerika, Canada dan Mexico cenderung sama. Tarif merupakan suatu biaya yang harus ditanggung atas barang masuk ke dalam pasar suatu negara. Free Trade Area (FTA) sendiri adalah suatu daerah geografis yang mana barang – barang bebas bergerak tanpa dikenakan biaya cukai. Kegiatan ekspor pada penelitian ini merupakan kegiatan lintas negara diluar Free Trade Area (FTA). Oleh sebab itu, kegiatan ekspor tekstil ini dikenakan tarif oleh negara tujuan ekspor. Semakin besar tarif yang dikenakan, maka semakin tinggi biaya yang dikeluarkan dan semakin mahal pula harga jual produk tekstil. Oleh sebab itu, semakin tinggi tarif dikenakan oleh suatu negara terhadap barang tekstil Indonesia dapat turun ekspor tekstil Indonesia ke negara anggota NAFTA.
Market share dari negara pesaing komoditas tekstil Indonesia seperti Vietnam,
India, dan China menjadi salah satu indipenden variabel terpenting dalam penelitian ini. Menurut investopedia.com, China merupakan negara besar dengan tingkat kekuatan ekonomi terbesar ke-2 di dunia. China merupakan negara industri dan merupakan produsen produk manufaktur terbesar di Dunia. Menurut data United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), badan PBB untuk pembangunan industri, nilai tambah (value added) industri manufaktur China mencapai US$ 2,84 triliun pada tahun 2015. Selain itu, di Asia Tenggara terdapat Vietnam yang juga merupakan pesaing Indonesia dalam sektor industri. Vietnam dan Indonesia masih merupakan negara sedang berkembang. Penelitian Michaela D. Platzer (2014) mengatakan bahwa Vietnam merupakan negara kedua eksportir tekstil dan produk tekstil ke Amerika Serikat setelah China. Pertumbuhan industri tekstil Vietnam meningkat pesat sejak tahun 2008 sampai tahun 2013 berkat adanya oleh Trans Pasific Partnership (TPP). India juga merupakan negara pesaing Indonesia dalam bidang tekstil ke negara anggota NAFTA. Produk tekstil unggulan yang dimiliki oleh India adalah kain sutra. Sampai saat ini, produksi tekstil India masih bersaing ketat dengan Indonesia. Ekspor tekstil Indonesia bersaing ketat dengan Cina, Vietnam, dan India. Semakin tinggi ekspor tekstil negara pesaing ini, menunjukkan penguasaan pangsa pasar yang lebih besar dibandig ekspor tekstil Indonesia. Oleh sebab itu, semakin tinggi market share negara pesaing dapat menurunkan ekspor tekstil Indonesia.