• Tidak ada hasil yang ditemukan

ERGONOMI Kursi Makan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ERGONOMI Kursi Makan"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ERGONOMI

ANALISA KURSI MAKAN APARTEMEN KELOMPOK 10

Bintang muslim suseno 1603150029

Muhammad Abdul Aziz Siregar 1603150017

Rayanda Pasau 1603150053

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang penganalisisan kursi makan apartemen. Dan juga kami berterima kasih kepada Pak Yuda Wastu selaku dosen mata kuliah ergonomi yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalh ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengukuran dan bahan material kursi makan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapa pun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri mau pun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maag apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 RUMUSAN MASALAH 1.3 METODE PEMILIHAN 1.4 TUJUAN DAN MANFAAT BAB II

KAJIAN LITERATUR 2.1 ERGONOMI 2.2 ANTROPOMETRI 2.3 MATERIAL

2.4 JENIS DAN DESAIN KURSI MAKAN BAB III

ANALISA DAN EVALUASI OBJEK BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN 4.1 KESIMPULAN 4.2 SARAN

BAB V DAFTAR ISI

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sebuah desain akan menciptakan kenyamanan jika mengikuti proses perancangan yang benar. Dimulai dari pematangan ide, sketsa, pemindahan ke digital, membuat maket, mock-up, dilanjutkan membuatan prototipe, dan contoh produksi. Jika sample produk sudah lulus uji kenyamanan, fungsi, dan lain-lain, barulah bisa diproduksi secara massal. Jangan lupakan aspek “ergonomi” (ergo = kerja, nomos = peraturan dan hukum kerja). Ergonomi mengintegrasikan ilmu biologi tentang manusia dengan ilmu teknik dan teknologi. Konsep ergonomi tercapai ketika suatu desain dapat berfungsi efisien di “tangan” manusia. Prinsip-prinsip ergonomi ini sudah ditetapkan secara internasional. Standar ergonomi dalam desain tempat duduk sama mutlaknya dengan standar-standar ergonomi di bidang lain, seperti arsitektur, interior, dan lain-lain. Artinya, hal tersebut harus dijadikan dasar dalam perancangan untuk mencapai fungsinya yang maksimal. Kenyamanan, salah satunya

Jika hendak menciptakan sebuah desain yang ergonomis, salah satu bidang penyelidikan yang harus diperhatikan adalah antropometri (antropos = manusia, metri = ukuran). Ini adalah ilmu yang mempelajari tentang ukuran atau dimensi tubuh manusia. Khusus untuk desain alat duduk, antropometri memungkinkan para desainer menciptakan alat duduk yang menunjang kenyamanan, kemudahan, dan keamanan melalui ukuran-ukuran baku yang bisa diikuti. Dalam antropometri, ada dua jenis dimensi tubuh manusia untuk perancangan produk; struktural dan fungsional. Dimensi tubuh struktural yaitu pengukuran tubuh manusia dalam keadaan tidak bergerak, sedangkan dimensi tubuh fungsional adalah pengukuran tubuh manusia dalam keadaan bergerak. Untuk mendesain sebuah alat duduk yang nyaman, pengukuran berfokus pada dimensi tubuh struktural. Antropometri struktural ini di antaranya mengukur tinggi selangkang, tinggi siku, tinggi mata, rentang bahu, tinggi pertengahan pundak pada posisi duduk, jarak pantat-ibu jari kaki, dan tinggi mata pada posisi duduk. Antropometri mempermudah para desainer untuk menciptakan desain yang nyaman. Telah ada kesepakatan mengenai pedoman perancangan untuk sebuah alat duduk yang nyaman. Pedoman perancangan alat duduk tersebut, meliputi tinggi duduk, lebar duduk, kedalaman tempat duduk, tinggi sandaran punggung, tinggi sandaran lengan, dan jarak antarsandaran lengan (Human Dimension & Interior Space, 1979).

(5)

Masalah yang terjadi dalam hal ini adalah bagaimana cara untuk mengetahui faktor ukuran ergonomi dan antropometri sebuah kursi makan yang berada diapartemen. Selain itu ada faktor lain yang perlu diketahui yaitu penggunaan bahan material, desain, dan jenis dari kursi makan itu sendiri. Sehingga kami dapat membandingkan berbagai macam kursi makan yang biasa ada diapartemen.

1.3 METODE PENELITIAN

Jenis metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian dan mendapatkan data dasar. Penelitian tentang ergonomi ditinjau dari antropometri pada ruang makan apartemen ini merupakan kelompok bidang penyelidikan ergonomi tentang ukuran kursi makan yang bertujuan untuk mendapatkan ukuran yang sesuai dengan dimensi tubuh manusi. Metode penelitian ini memudahkan pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan pengumpulan, pengolahan, analisa sampai dengan penyajian data. Sebelum pembahasan metodologi akan didahului dengan pengumpulan data dan cara menganalisis data. Pada tahap analisis, data lapangan dan data literatur yang telah dikategorikan akan dibandingkan dan dicari korelasinya sehingga peneliti dapat memperoleh pengaruh dan penerapannya untuk objek penelitian. Objek penelitian yang akan dianalisis adalah kursi makan yang ada diruang makan apartemen.

1.4 TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:

1. Mahasiswa dapat menganalisis dan mengevaluasi kursi makan untuk mengetahui apakah kursi makan tersebut sudah sesuai ukuran ergonomi dan antropometri. Serta mengetahui penggunaan bahan material, desain, dan jenis kursi makan

2. Mahasiswa diharapkan mampu mengkreasikan dan berinovasi dalam membuat kursi makan

Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah:

1. Memberikan mahasiswa pengetahuan tentang ukuran ergonomi dan antropometri kursi makan yang berada di apartemen. Serta mengetahui penggunaan bahan material, desain, dan jenis kursi makan yang ada diapartemen

BAB II

(6)

2.1 ERGONOMI

Membuat desain sebuah furniture tidak hanya dibutuhkan imajinasi dalam hal warna, bentuk dan garis-garis kombinasi yang cantik. Di samping hal tersebut dan merupakan sebuah hal yang sangat penting adalah pengetahuan tentang ukuran standar sebuah furniture. Anda bisa saja merencanakan sebuah set almari dapur yang cantik menyesuaikan susunan interior ruang anda, tapi kurang logis jika anda tidak bisa menggunakannya dengan nyaman karena tinggi meja tidak sesuai dengan 'ergonomis' tubuh anda. Atau sebuah kursi makan yang terlalu pendek juga membuat acara makan malam menjadi kurang menyenangkan.

A. Petunjuk Dasar Mendesain Kursi

Standar ukuran yang diambil desainer adalah berasal dari rata-rata 90% ukuran tubuh populasi manusia. Berikut ini beberapa 'guidelines' bagi anda membuat sebuah desain kursi. 1 Pengguna harus bisa dengan mudah duduk atau beranjak dari kursi tanpa masalah

2 Apabila terdapat armrest/tanganan, ketinggian armrest harus sedemikian rupa sehingga pengguna tidak perlu menaikkan bahunya pada saat meletakkan tangannya pada armrest tersebut.

3 Ketinggian armrest dari LANTAI sebaiknya sesuai dengan ruang bebas di bawah meja, sehingga kursi bisa dimasukkan ke bawah meja ketika tidak dipergunakan.

4 SEMUA kaki kursi harus menyentuh lantai untuk kestabilan.

5 Jarak dudukan kursi dari belakang ke depan (kedalaman dudukan) sebaiknya tidak lebih panjang dari jarak bagian belakang lutut ke punggung pengguna. Jika terlalu dalam akan membuat punggung pengguna sakit karena tidak nyaman, namun jika terlalu pendek akan membuat kursi menjadi tidak stabil dan mudah jatuh.

(7)

6 Lebar dudukan bagian depan harus lebih lebar sekitar 5-7 cm untuk ruang kaki.

7 Untuk kursi santai, DUDUKAN kursi perlu dibuat miring dengan sudut sekitar 5° - 8°, kursi kerja biasanya memiliki sudut lebih lurus.

8 Begitu pula dengan SANDARAN kursi, sudut kemiringan sekitar 10° hingga 15°.

9 Ketinggian sandaran kursi yang normal dan ideal adalah 30 - 40 cm (12" - 16"). Untuk mencapai idealisme desain, kursi makan biasanya melebihi standar tersebut namun masih tetap mempertahankan sudut kemiringan sandaran.

(Gambar 1 dan 2

Sumber gambar 1 http://www.tentangkayu.com/2008/05/merencanakan-kursi.html

(8)

B. Ukuran Standar Dudukan

Lebar: 40 - 50 cm (16"-20") Dalam: 37,5 - 45 cm (15"-18") Tinggi: 40 - 45 cm (16"-18")

Kemiringan dari depan ke belakang: 5° - 8° Armrest (Sandaran tangan)

Tinggi dari DUDUKAN: 17,5 - 22,5 cm (7"-9")

Panjang dari pangkal hingga ujung: minimum 20 cm (8") Lebar: rata-rata 5 cm (2")

Kemiringan dari depan: 5 - 7,5 cm (2"-3") Sandaran

Tinggi: 30 - 40 cm (12"-16") dari atas DUDUKAN Sudut Kemiringan : 0°-5° (formal); 10°-15° (casual)

C. Tips Pembuatan Kursi Makan

1 Pilih model yang diinginkan, ada banyak model yang ada di pasaran tapi sebaiknya disesuaikan dengan model meja makan.

2 Ukuran kursi makan, biasanya ada standard untuk ukuran tinggi tempat duduk yaitu 45cm sedangkan untuk lebar kursi makan variasi lebar dari 45-60cm tergantung dari model yg dipilih, untuk tinggi sandaran tidak ada standard yang harus diikutin.

3 Busa yang digunakan, untuk busa sebaiknya digunakan busa dengan nilai density yg besar untuk bagian dudukan dan untuk bagian sandaran digunakan nilai density yg lebih kecil. 4 Kain, untuk sebuah kursi makan membutuhkan kain 1,5-2 meter perbuah kursi dengan

sandaran, sedangkan jika hanya dudukan saja yg dibungkus kain butuh sekitar 0,5-0,8m perbuah.

(9)

Anthropometri menurut Stevension ( 1998 ) dan Nurmianto (1991) adalah satu kumpulan data numerik yang berhungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia ukuran, bentuk, dan kekuatan serta penerapan dari data tesebut untuk penanganan masalah desain. Penerapan data anthropometri ini akan dapat dilakukan jika tersedia nilai mean (rata – rata) dan SD ( standar deviasi ) dari suatu distribusi normal. Distribusi normal ditandai dengan adanya nilai mean dan SD. Sedangkan percentil adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa persentase tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya sama dengan atau lebih rendah dari nilai tersebut. Misalnya : 95% populasi adalah sama dengan atau lebih rendah dari 95% percentil ; 5% dari populasi berada sama dengan atau lebih rendah dari 5% percentil. Besarnya nilai percentil dapat ditentukan dari tabel probabilitas distribusi normal.

Dimensi tubuh manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menjadi satu pertimbangan dalam menentukan sample data yang akan diambil. Faktor-faktor tersebut adalah ;

1. Umur, ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar umur 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Ada kecenderungan berkurang setelah 60 tahun

2. Jenis kelamin, pria pada umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali bagian dada dan pinggul

3. Rumpun dan suku bangsa

4. Sosial ekonomi dan konsumsi gizi yang diperoleh 5. Cacat tubuh secara fisik

Anthropometri dibagi atas dua bagian. Anthropometri statis pengukuran manusia pada saat posisi diam dan Anthropometri dinamis pengukuran keadaan dan ciri – ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atu memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja melaksanakan kegiatannya.

(10)
(11)

(Gambar 4

sumber gambar 3 dan 4 https://coretan-hampa.blogspot.com/2015/04/kursi-tamu-minimalis.html)

2.3 MATERIAL

Banyak sekali bahan material yang bisa dijadikan bahan untuk membuat kursi makan dari kayu solid, metal atau logam, dan perpaduan diantara keduanya. Tidak hanya kayu solid dan metal atau logam, banyak juga berbagai macam bahan finishing yang dapat dipilih sebagai hasil akhir. Selain itu bahan pelengkap seperti dudukan busa juga sangat berpengaruh terhadap nyaman atau tidaknya kursi makan tersebut.

A. Kayu  Jati (Gambar 5, sumber : http://www.jeparagardenfurniture.com/wp-content/uploads/2013/06/Teak-Wood1.jpg)  Mahoni

(12)

 Kamper

(Gambar 7, Sumber : http://www.imaniadesain.com/wp-content/uploads/2009/02/kayu-sungkai.jpg)

B. Metal atau logam

(Gambar 8, Sumber : https://wanibesak.files.wordpress.com/2010/10/gambar-logam-natrium1.jpg)

(13)

(Gambar 9 dan 10, Sumber :

http://g01.s.alicdn.com/kf/HTB15oOKFVXXXXXiaXXXq6xXFXXXP/220024953/HTB15oOKFVXXXXXiaXXX q6xXFXXXP.jpg &

http://lh3.googleusercontent.com/-WCRopjwBBec/Ve2eQra-F_I/AAAAAAAAEsU/-GXww_oCu7M/s640/Screenshot_2015-09-07-11-27-46-1.png)

D. Finishing

1 Serlak/Polyture : Di pasar banyak orang yang menjualnya, tapi serlak bermacam-macam jenisnya seperti: Serlak bubuk, bentuk serpihan dan ada juga yang batangan. Serlak saat di gunakan selalu memkai bahan pelarut yang pasti ada kandungan alkhohol, tapi yang sering di gunakan adalah spirtus.

2 Mowilex : Salah satu jenis bahan finishing yang di gunakan dengan cara sistem water base. Karena mowilex tidak menggunakan cairan kimia untuk di larutkan, karena mowilex hanya cukup menggunakan air bersih untuk melarutkannya.

3 Duco : Penggunaan yang pas untuk jenis produk furniture yang tidak perlu butuh tampilan pada serat hasil finishing, contohnya seperti produk furniture dari triplek atau multiplek. Memakai bahan jenis duco bisa menutup semua permukaanya kayu. 4 Melamine : adalah bahan produk finishing yang moderen (generasi baru).

Meggunakan finishing bahan melamine jauh lebih terlihat elegan (mewah), kayu pada furniture begitu halus, di bandingkan bahan-bahan finishing yang lain

(14)

5 NitroCeluloose : Bahan ini sangat tipis dan tidak menggunakan bahan pengering yang berbahaya. Jenis finishing ini menjadi standarisasi Internasional yang menginginkan Bahan finishing Food Grade. Tampilan yang halus serta tipis menjadi stu ciri dari finishing NC ( Nitro Celuloose )

6 PolyUrethane : Sering dikenal dengan sebutan PU, Bahan ini menjadi salah satu bahan finishing yang mahal, mahal karena Anti Gores, Tahan Panas dan daya rekat yang sangat kuat terhadap permukaan kayu. Bahan ini sering digunakan sebagai dasar atau pelapis atas meja makan.

2.4.Jenis dan desain kursi makan

Kursi makan minimalis ekletik dan lesehan dari jepang

(Gambar 11 & 12, Sumber : https://hargahot.com/blog/wp-content/uploads/2016/02/kursi-makan-minimalis-1.jpg &

https://ae01.alicdn.com/kf/HTB15cluKFXXXXXvXpXXq6xXFXXXf/Modern-Japanese-Style-font-b-Dining-b-font-Table-and-Chair-Asian-Floor-Low-Solid-Wood.jpg)

(15)

(Gambar 13, Sumber https://ak1.ostkcdn.com/images/products/6521238/Furniture-of-America-Duarte-Modern-Leatherette-Dining-Chairs-Set-of-2-7670795a-49ed-4e89-a85c-ef3fb8e52845_600.jpg)

BAB III

ANALISA DAN EVALUASI OBJEK

(16)

(Gambar 14,

Sumber : Slide

Dosen ergonomi

Pak Yuda W)

A. UKURAN

Ukuran tinggi dari bawah Sampai

dudukan : 55 cm

Ukuran tebal kaki kaki

: 3 cm x 4.5 cm

Tebal bantalan : 2 cm

Luas dudukan : 37 cm x 30 cm

(17)

B. KONSTRUKSI DAN MATERIAL

Sambungan kayu yang diperkuat dengan paku. Material dari kayu merbau pada kaki kaki dan sandaran dengan kayu pinus yang kemudian di finishing dengan clear mate dan polyurethane

C. DESAIN & ERGONOMI

Desain kursi western ekletik membuat kursi ini hanya nyaman oleh pengguna dibeberapa budaya saja karena dengan desain dudukan yang rata dan sandaran yang tinggi. Sandaran yang tinggi menjadi nilai estetis tersendiri karena memiliki ukuran yang di atas standard dan untuk ergonomic kursi makan ini cukup relatif karena desain western ekletik ini hanya nyaman jika di pakai di beberapa budaya saja

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini adalah kita dapat memahami lebih dalam tentang ilmu ergonomi dan antropometri sebagai dasar pengukuran untuk mendesain mebel terkhususkan kursi makan yang ada ruang makan apartemen dan juga dapat menganalisis dan mengevaluasi sebuah kursi makan dari faktor ukuran ergonomi dan antropometri Serta mengetahui penggunaan bahan material, desain, dan jenis kursi makan

(18)

4.2 Saran

Disarankan juga agar kita mampu mengetahui tentang ukuran kursi makan agar nyaman saat digunakan serta peka terhadap pemilihan material, finishing, dan desain atau model kursi makan. Dengan adanya makalah ini, diharapkan kepada pembaca untuk lebih teliti lagi dalam memilih kursi makan.

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

http://www.tentangkayu.com/2008/05/merencanakan-kursi.html http://jerakboga.blogspot.co.id/2014/06/ergonomi-kursi.html https://coretan-hampa.blogspot.com/2015/04/kursi-tamu-minimalis.html http://edupaint.com/pojok-unik/pojok-unik-interior/7504-material-untuk-kursi-makan-yang-nyaman.html http://furniturejepara.info/macam-macam-jenis-bahan-finishing/

Referensi

Dokumen terkait

Pengumpulan data yang dilakukan berupa spesifikasi, layout, gambar kursi penumpang, data antropometri yang akan digunakan, ukuran dari kursi penumpang, kondisi lingkungan

Fasilitas yang dimiliki oleh Laboratorium Perancangan Kerja dan Ergonomi antara lain Treadmill, kursi antropometri, meteran, stecker, untuk kedepannya akan dilakukan

antropometri lebar pinggul untuk menentukan lebar alas kursi, data antropometri tinggi popliteal untuk menentukan tinggi kursi, , data antropometri pantat popliteal

Pengukuran antropometri pada penelitian ini meliputi pengukuran tubuh mahasiswa dan dosen pada saat beraktifitas dengan menggunakan kursi dan meja taman .Hasil perancangan meja

Cara penggunaan antropometri dalam ergonomi fisik adalah dapat digunakan untuk memperkirakan posisi tubuh yang baik dalam bekerja.. Pengukuran dimensi struktur tubuh

Kursi penumpang kereta api kelas ekonomi yang ada selama ini belum memenuhi aspek-aspek ergonomi dan fungsi utama dari tempat duduk sendiri yaitu untuk menyangga beban

Fasilitas yang dimiliki oleh Laboratorium Perancangan Kerja dan Ergonomi antara lain Treadmill, kursi antropometri, meteran, stecker, untuk kedepannya akan dilakukan

Oleh karena itu, perlu untuk dianalisa dan dilakukan penelitian lebih lanjut terkait studi ergonomi dalam mengevaluasi desain kursi penumpang pada kendaraan taktis maung di atas