A. Konsep pertumbuhan
Pertumbuhan adalah indikator dinamik yang mengukur pertambahan berat dan tinggi / panjang anak. (Soekiman.2000). Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan perubahan besar, jumlah, ukuran dan fungsi tingkat sel, organ maupun individu yang diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik ( retensi kalsium dan nitrogen tubuh ) ( Supariasa. 2001)
Menurut Jellife D.B (1989) pertumbuhan adalah peningkatan secara bertahap dari tubuh, organ dan jaringan dari tubuh, organ dan jaringan dari masa konsepsi sampai remaja. (Supariasa. 2001). Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringa interselular berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat (Narendra, Moersitowati.2002).
1. Faktorfaktor yang mempengaruhi :
Pertumbuhan dipengaruhi oleh 2 faktor utama yaitu : Faktor internal dan faktor eksternal.( Soetjiningsih,1995 )
a. Faktor Internal.
Faktor genetik merupakan modal dasar bagi proses pertumbuhan. Melalui genetik yang berada dalam sel telur yang dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.
b. Faktor Eksternal (Lingkungan)
Faktor lingkungan sangat menentukan tercapainya potensi genetik yang optimal.
1. Gizi Ibu Saat Hamil
Apabila status gizi ibu buruk, baik sebelum kehamilan dan selama kehamilan akan menyebabkan berat badan lahir rendah (BBLR). Disamping itu akan mengakibatkan terlambatnya pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terinfeksi, abortus dan sebagainya. 2. Mekanis Kelainan bawaan pada bayi dapat disebabkan oleh trauma dan cairan ketuban yang kurang. Demikian pula posisi janin yang tidak normal dapat menyebabkan berbagai kelainan pada bayi yang dilahirkan dan dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat. 3. Toksin / Zat kimia Berbagai jenis Obat yang bersifat racun seperti thalidomide, pheniton, methodion, obat anti kanker yang diminum saat kehamilan akan menyebabkan kelainan bawaan.
4. Endrokin
Jenis hormon yang berperan dalam pertumbuhan janin adalah somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid, insulin dan peptida peptida lain dengan aktivitas mirip insulin. Hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid termasuk hormon pertumbuhan oleh karena itu apabila ada kelainan pada kelenjar ini. Produksi hormon akan terganggu yang mengakibatkan pertumbuhan terhambat.
5. Radiasi
Pengaruh radiasi pada bayi sebelum berumur 18 minggu dapat mengakibatkan kematian, kerusakan otak, mikrosefali atau cacat bawaan lainnya.
6. Infeksi
Cacat bawaan juga disebabkan oleh infeksi intra uterine, dan jenis infeksi lain yang menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela, malaria, HIV, virus hepatitis dan virus influensa.
7. Stress
Apabila ibu hamil mengalami stres, akan mempengaruhi tumbuh kembang janin yaitu berupa cacat bawaan dan kelainan jiwa. 8. Anoksia Embrio Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat, dan menyebabkan BBLR. c. Faktor Lingkungan Pascanatal 1. Lingkungan Biologis
Lingkungan biologis yang berpengaruh adalah ras, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme yang saling terkait satu dengan yang lain.
2. Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik yang berpengaruh adalah cuaca, keadaan geografis, sanitasi lingkungan, keadaan rumah dan radiasi. Faktor cuaca dan keadaan geografis berhubungan dengan kejadian gagal panen yang berakibat asupan gizi keluarga rendah, keadaan ini yang menyebabkan gizi kurang dan pertumbuhan anak akan terhambat.
3. Faktor Psikososial
Faktor yang berpengaruh adalah stimulasi rangsangan, motivasi, ganjaran atau hukuman, kelompok sebaya, stress, lingkungan sekolah, cinta dan kasih sayang.
Faktor keluarga dan adat istiadat yang mempengaruhi antara lain pekerjaan dan pendapatan keluarga, stabilitas rumah tangga, adat istiadat norma tabu serta urbanisasi.
Unicef dan Johnson (1992) membuat model interaksi tumbuh kembang anak dengan melihat sebab dasar, sebab tidak langsung dan sebab langsung. Sebab langsung adalah kecukupan makanan dan keadaan kesehatan. Penyebab tidak langsung meliputi ketahanan makanan keluarga, asuhan ibu bagi anak, sanitasi lingkungan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Salah satu layanan kesehatan bagi balita adalah posyandu (Supariasa, 2001). 2. Pertumbuhan Berat Badan Balita usia 060 bulan Pada bayi umur 01 tahun terdapat kenaikan berat badan ratarata berkisar anrata lain : : • 7001000 gram / bulan pada triwulan I • 500600 gram / bulan pada triwulan II • 350450 gram / bulan pada triwulan III • 250350 gram / bulan pada triwulan IV Pada umur 2 tahun berat badan anak hanya 4 kali berat badan lahir. Kemudian pertambahan berat badan anak hanya 23 kg / tahun sampai anak umur 910 tahun. (Narendra, Moersitowati.2002). 3. Menentukan status pertumbuhan anak Status pertumbuhan anak dapat diketahui dengan 2 cara yaitu dengan menilai garis pertumbuhannya, atau dengan menghitung kenaikan berat badan anak dibandingkan dengan Kenaikan Berat Badan Minimum (KBM). Kesimpulan dari penentuan status pertumbuhan adalah seperti tertera pada gambar 1 dan 2 sebagai berikut:
Gambar 2
Sedangkan untuk menggambarkan status pertumbuhan berdasarkan grafik pertumbuhan anak dalam KMS seperti tertera pada gambar 3 sebagai berikut :
a. TIDAK NAIK (T); grafik berat badan memotong garis pertumbuhan dibawahnya; kenaikan berat badan < KBM (<800 g) b. NAIK (N) grafik berat badan memotong garis pertumbuhan diatasnya; kenaikan berat badan > KBM (>900 g) c. NAIK (N) grafik berat badan mengikuti garis pertumbuhannya; kenaikan berat badan > KBM (>500 g) d. TIDAK NAIK (T) grafik berat badan mendatar; kenaikan berat badan < KBM (<400 g) e. TIDAK NAIK (T) grafik berat badan menurun; grafik berat badan < KBM (<300 g) B. Konsep Berat Badan Pada masa bayibalita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi, asites, odema dan adanya tumor.
1. Berat Badan merupakan pilihan utama karena berbagai pertimbangan, antara lain :
a. Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat karena perubahanperubahan konsumsi makanan dan kesehatan.
b. Memberikan gambaran status gizi sekarang dan kalau dilakukan secara periodik, memberikan gambaran yang baik tentang pertumbuhan.
c. Merupakan ukuran antropometri yang sudah dipakai secara umum dan luas di Indonesia sehingga tidak merupakan hal yang baru yang memerlukan pengkajian secara luas. d. Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh ketrampilan pengukur. e. KMS (Kartu Menuju Sehat) yang digunakan sebagai alat yang baik untuk pendidikan dan memonitor kesehatan anak menggunakan juga berat badan sebagai dasar pengisiannya. f. Karena masalah umur merupakan faktor penting untuk penilaian status gizi, berat badan terhadap tinggi badan sudah dibuktikan dimana mana sebagai indek yang tidak tergantung pada umur. g. Alat pengukur dapat diperoleh didaerah pedesaan dengan ketelitian yang tinggi dengan menggunakan dacin yang juga sudah dikenal oleh masyarakat.
2. Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang digunakan di lapangan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan : a. Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat yang lain b. Mudah diperoleh dan relatif murah harganya. c. Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg d. Skalanya mudah dibaca. e. Cukup aman untuk menimbang anak balita. (Supariasa, 2001). 3. Berat Badan menurut Umur (BB / U) Berat badan adalah suatu parameter memberikan gambaran masa tubuh. Masa tubuh sangat sensitif terhadap perubahanperubahan yang sangat mendadak. Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka berat badan bertambah mengikuti pertambahan umur. Berdasarkan karakteristik berat badan, maka indeks berat badan menurut umur digunakan sebagai salah satu cara
pengukuran status gizi. Mengingat karakteristik berat badan yang labil, maka indeks BB / U lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini.
a. Kelebihan indeks BB / U
1. Lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum 2. Baik untuk mengukur status gizi akut atau kronis 3. Berat badan dapat berfluktualisasi. b. Kekurangan indeks BB / U 1. Dapat mengakibatkan interpretasi status gizi yang keliru bila terdapat edema maupun asites. 2. Di daerah pedesaan yang masih terpencil dan tradisional, umur sering sulit ditaksir secara tepat karena pencacatan umur yang belum baik. Memerlukan data umur yang akurat, terutama untuk anak dibawah usia 5 tahun. Sering terjadi kesalahan dalam pengukuran, seperti pengaruh pakaian atau gerakan anak pada saat penimbangan. (Supariasa, 2001).
Kenaikan berat badan, juga dapat dipantau dengan menggunakan KMS ( Kartu Menuju Sehat ), dimana pada anak yang gizinya baik akan berada dijalur warna hijau / sedikit diatasnya dan arah grafik mengikuti kelengkungan garis pada KMS. (Narendra, Moersitowati.2002).
Dianjurkan untuk memantau berat badan anak secara teratur dengan KMS, yang bertujuan untuk mengetahui penyimpangan pertumbuhan secara dini dan menanggulanginya, sehingga tidak terjadi penyimpangan lebih lanjut.(Narendra, Moersitowati.2002).
C. Konsep Posyandu 1. Pengertian
Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan. ( Cessnasari.2005)
Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibimbing petugas terkait.( Departemen Kesehatan RI. 2006). Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upata pelayanan kesehatan dan keluarga berencana.( Effendi, Nasrul. 1998 ) 2. Tujuan Tujuan posyandu antara lain : a. Menurunkan angka kematian bayi ( AKB ), angka kematian ibu ( Ibu hamil ), melahirkan dan nifas. b. Membudayakan NKBS
c. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera. d. Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan ketahanan keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera. ( Bagian Kependudukan dan Biostistik FKM USU. 2007 ) 3. Kegiatan Pokok Posyandu a. KIA b. KB c. Imunisasi d. Gizi e. Pelayanan Kesehatan ( Penanggulangan Diare ) ( Bagian Kependudukan dan Biostistik FKM USU. 2007 ) 4. Pelaksanaan Layanan Posyandu
Pada hari buka posyandu dilakukan pelayanan masyarakat dengan system 5 meja yaitu :
• Meja I : Pendaftaran
• Meja II : Penimbangan
• Meja III : Pencatatan / Pengisian KMS
• Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS • Meja V : Pelayanan kesehatan berupa : Imunisasi Pemberian Vit A dosis tinggi. Pembagian Pil KB atau kondom Pengobatan ringan Konsultasi KB Petugas pada meja I dan IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan meja V merupakan meja pelayanan medis. 5. Keberhasilan Posyandu Keberhasilan posyandu tergambar melalui cakupan SKDN S : Semua balita di wilayah kerja posyandu K : Semua balita yang memiliki KMS D : Balita yang ditimbang N : Balita yang berat badannya naik Keberhasilan Posyandu berdasarkan : • D – Baik / kurangnya peran serta masyarakat. • N – Berhasil tidaknya posyandu ( Bagian Kependudukan dan Biostistik FKM USU. 2007 ) 6. Kegiatan Posyandu a. Jenis Pelayanan Minimal Kepada Anak
Penimbangan untuk memantau pertumbuhan anak, perhatian harus diberikan khusus terhadap anak yang selama ini 3 kali tidak melakukan penimbangan, pertumbuhannya tidak cukup bail sesuai umurnya dan anak yang pertumbuhannya berada dibawah garis merah KMS. Pemberian makanan pendamping ASI dan Vitamin A Pemberian PMT untuk anak yang tidak cukup pertumbuhannya ( kurang dari 200 gram/ bulan ) dan anak yang berat badannya berada dibawah garis merah KMS. Memantau dan melakukan pelayanan imunisasi dan tandatanda lumpuh layu. Memantau kejadian ISPA dan Diare, serta melakukan rujukan bila perlu. b. Pelayanan Tambahan yang diberikan 1. Pelayanan bumil dan Ibu menyusui
2. Program Pengembangan Anak Usia Dini ( PAUD ) yang diintegenerasikan dengan program Bina Keluarga Balita ( BKB ) dan kelompok bermain lainnya. 3. Program dana sehat atau JPKM dan sejenisnya, seperti tabulin, tabunus dan sebagainya. 4. Program penyuluhan dan penyakit endemis setempat. 5. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman. 6. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa ( UKGMD ) 7. Program diversifikasi pertanian tanaman pangan
8. Program sarana air minum dan jamban keluarga ( SAMIJAGA ) dan perbaikan lingkungan pemukiman
9. Pemanfaatan pekarangan
10. Kegiatan ekonomi produktif, seperti usaha simpan pinjam dan lainlain
7. Manfaat Posyandu
Posyandu memberikan layanan kesehatan Ibu dan anak, KB, imunisasi, gizi,penanggulangan diare.
a. Kesehatan Ibu dan Anak 1. Ibu
Pemeliharaan kesehatan ibu di posyandu, Pemeriksaan kehamilan nifas, Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian Vitamin dan pil penambah darah, Imunisasi TT untuk ibu hamil. 2. Pemberian Vitamin A Pemberian Vitamin A dosis tinggi pada bulan pebruari dan Agustus ( Bagian Kependudukan dan Biostistik FKM USU. 2007 ). Akibat dari kurangnya vitamin A adalah menurunnya daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit ( Dinas Kesehatan RI. 2006 ) 3. Penimbangan Balita
Penimbangan balita dilakukan tiap bulan di posyandu ( Dinas Kesehatan RI. 2006 ). Penimbangan secara rutin di Posyandu untuk pemantauan pertumbuhan dan mendeteksi sedini mungkin penyimpangan pertumbuhan balita. Dari penimbangan yang kemudian dicatat di KMS, dari data tersebut dapat diketahui status pertumbuhan balita ( Dinas Kesehatan RI. 2006 ), apabila penyelenggaraan posyandu baik maka upaya untuk pemenuhan dasar pertumbuhan anak akan baik pula.
KMS adalah kartu untuk mencatat dan memantau perkembangan balita dengan melihat garis pertumbuhan berat badan anak dari bulan ke bulan pada KMS dapat diketathui status pertumbuhan anaknya.
Kriteria Berat Badan Balita di KMS :
Berat Badan bertambah mengikuti salah satu pita warna, berat badan bertambah ke pita warna diatasnya
• Berat Badan tidak naik :
Berat badannya berkurang atau turun, berat badan tetap, berat badan bertambah atau naik tapi pindah ke pita warna dibawahnya
• Berat badan dibawah garis merah merupakan awal tanda balita gizi buruk
Pemberian makanan tambahan atau PMT, PMT diberikan kepada semua balita yang menimbang ke posyandu. ( Dinas Kesehatan RI. 2006 ). b. Keluarga Berencana Pelayanan Keluarga Berencana berupa pelayanan kontrasepsi, pil KB dan suntik KB. c. Imunisasi Di Posyandu balita akan mendapatkan layanan imunisasi. Macam Imunisasi yang diberikan di Posyandu adalah : 1. BCG : untuk mencegah penyakit TBC
2. DPT : untuk mencegah penyakit dipteri, pertusis , tetanus
3. Polio : untuk mencegah penyakit kelumpuhan.
4. Hepatitis B : untuk mencegah penyakit Hepatitis B ( Penyakit kuning )
d. Peningkatan Gizi
Dengan adanya posyandu yang sasaran utamanya bayi dan balita, sangat tepat untuk meningkatkan gizi balita ( Notoatmodjo, Soekidjo.2003 ). Peningkatan gizi balita di posyandu yang dilakukan oleh kader berupa memberikan penyuluhan tentang ASI, status gizi balita, MPASI,
Imunisasi, Vitamin A, stimulasi tumbuh kembang anak, diare pada balita ( Dinas Kesehatan RI. 2006 )
e. Penanggulangan Diare
Penyediaan oralit di posyandu ( Dinas Kesehatan RI. 2006 ). Melakukan rujukan pada penderita diare yang menunjukkan tanda bahaya di puskesmas. ( Dinas Kesehatan RI. 2006 ).
Memberikan penyuluhan penanggulangan diare oleh kader posyandu. ( Dinas Kesehatan RI. 2006 ) 8. FaktorFaktor yang Mempengaruhi Kedatangan Ibu di Posyandu : a. Pengetahuan Ibu tentang manfaat Posyandu b. Motivasi Ibu untuk membawa anaknya ke posyandu c. Pekerjaan Ibu d. Dukungan dan motivasi dari kader posyandu dan tokoh masyarakat e. Sarana dan prasarana di Posyandu f. Jarak dari Posyandu tersebut. ( Widiastuti. 2006 ) D. Konsep Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan adalah merupakan hasil “ tahu “, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga.( Notoatmodjo. 2003 )
2. Tingkatan pengetahuan
Pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :
a. Tahu ( Know )
Tahu (Know) diartikan mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk mengingat kembali (Recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan ynag telah diterima. Tahu merupakan tingkat yang paling rendah. Misalnya dapat menggunakan kata kerja menyebutkan apa itu pola asuh.
b. Memahami (Comprehensif)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang telah diketahui dan dapat mengelompokkan materi tersebut dengan benar. Misalnya dapat menjelaskan tentang pola asuh dan dapat menerapkannya
c. Aplikasi (Application)
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi real ialah mampu mengguanakn rumus – rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam situasi yang lainnya misalnya dapat menggunakan prinsip – prinsip siklus pemecahan masalah di dalam memecahakan masalah kesehatan dari kasusu yang diberikan. d. Analisa (Analysis) Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan matri atau suatu objek didalm struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu dengan yang lain. Kemampuan analisa dapat dilihat dari pengguanaan kata kerja seperti dapat menggambarkannya, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan lain sebagainya.
e. Sintesis (Syntesis)
Menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian – bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyususn formulasi baru dari formulasi – formulasi yang ada.
f. Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau manghubungkan bagian – bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Penilaian tingkat pengetahuan responden dapat dilakukan sampai tahap dua (memahami) yang dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian, pengetahuan seseorang akan meningkat apabila mendapat informasi yang jelas, terarah dan bertanggung jawab (Notoatmodjo, 2005). Pengkategorian jenjang atau peringkat pengetahuan bisa ditulis dalam prosentase anatara lain : • Baik : > 80 % • Sedang : 60 % 80 % • Kurang : < 60 % ( Ali Khomsan, 2000 ) 3. Cara memperoleh pengetahuan tentang pelayanan kesehatan antara lain : a. Promosi Kesehatan melalui penyuluhan dan Komunikasi pribadi b. Pesanpesan yang disampaikan melalui media masa antara lain : Radio, Koran, spanduk dan lainlain. c. Pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. ( Notoatmodjo, 2003 ).
E. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Pertumbuhan dengan motivasi ke Posyandu
Salah satu pelayanan kesehatan untuk balita adalah posyandu. Posyandu dapat melaksanakan fungsi dasarnya sebagai unit pemantau tumbuh kembang anak, serta menyampaikan pesan pada ibu sebagai agen pembaharuan dan anggota keluarga yang memiliki bayidan balita dengan mengupayakan bagaimana memelihara anaknya secara baik, yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anaknya sesuai potensi ( Kinasih, Sekar. 2008 ).
Pengetahuan orang tua akan mempengaruhi motivasi untuk membawa anaknya pergi ke posyandu ( Susanti, Widia, 2005 ). Pengetahuan akan mempengaruhi sikap seseorang untuk bertindak. Bertindak disini terutama berkaitan dengan keinginan ibu untuk melakukan kunjungan ke Posyandu, dan selanjutnya dengan informasi untuk ibu yang diberikan dengan pertumbuhan dan perkembangan di posyandu ibu akan memberikan perawatan yang baik untuk anaknya. Diharapkan pertumbuhan dan perkembangan anaknya akan baik pulahasilnya. ( Susanti, Widia, 2005 ). F. Kerangka Teori Makanan tidak seimbang Grafik Pertumbuhan balita Keadaan Kesehatan / penyakit
Sumber: UNICEF, 1998, dlm Soekirman, 2000: 84 dan Depkes 2002 G. Kerangka Konsep Grafik Pertumbuhan berat badan balita Pengetahuan Ibu tentang pertumbuhan Ketahanan Makanan Keluarga 1. Sanitasi 2. Layanan kesehatan Kurang pendidikan, Pengetahuan dan ketrampilan Pengangguran, Inflasi,Kurang pangan dan kemiskinan Krisis Ekonomi , politik, Sosial Pola asuh Ibu terhadap balita Kurangnya pemberdayaan wanita dan keluarga, kurang pemberdayaan SDM
H. Hipotesis
Ada Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang pertumbuhan dengan grafik pertumbuhan berat badan balita di Desa Parakan Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal.