• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal KP Medco

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Proposal KP Medco"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL PRAKTEK KERJA

PT. MEDCO ENERGY E&P IDONESIA

MUARA ENIM SUMSEL

Disusun oleh :

Ayu Chyntia 21030110120017 Inggit Prillasari 21030110120033

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2012

(2)

HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PRAKTEK KERJA PT. MEDCO ENERGY E&P INDONESIA

MUARA ENIM SUMSEL

Disusun oleh :

Ayu Chyntia 21030110120017 Inggit Prillasari 21030110120033

Semarang, 27 Juli 2012

Mahasiswa Mahasiswa

Ayu Chyntia Inggit Prillasari

NIM.21030110120017 NIM.21030110120033

Mengetahui, Ketua Jurusan

Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Ir. Budiono,M.Si. 19660220 199102 1 001

(3)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Kerja Praktek merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa Teknik Kimia Universitas Diponegoro sebagai salah satu prasyarat untuk menyelesaikan pendidikan kesarjanaan. Berdasarkan kurikulum Teknik Kimia program sarjana S1, kerja praktek memiliki beban kredit 2 SKS. Kegiatan kerja praktek ini dilakukan saat mahasiswa telah mencapai semester 7. Setelah melaksanakan kerja praktek, diharapkan mahasiswa mampu memahami penerapan berbagai disiplin ilmu yang telah dipelajari pada suatu industri kimia.

PT Medco E&P INDONESIA merupakan industri yang kami pilih untuk kerja praktek. PT Medco E&P INDONESIA, perusahaan Indonesia yang telah mendunia dimana berfokus pada dua kegiatan usaha utama dalam eksplorasi minyak dan gas, pengembangan dan produksi, serta power generator yang berfokus pada eksplorasi sumber daya baru, terus melakukan peningkatan dalam fokus bisnisnya. Ada beberapa kriteria yang kami pertimbangkan untuk memilih PT Medco E&P INDONESIA sebagai tempat kerja praktek kami. Kriteria-kriteria tersebut adalah :

1. Industri yang dijadikan tempat kerja praktek adalah industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi atau setengah jadi.

2. Industri yang dipilih memiliki unit-unit proses dan operasi.

3. Industri yang dipilih memiliki unit-unit pengolahan air dan pembangkit tenaga listrik. Atas berbagai pertimbangan tersebut akhirnya kami menetapkan tempat tujuan praktek kerja kami yaitu di PT Medco E&P INDONESIA

I.2 Tujuan

Tujuan Praktek Kerja mahasiswa ditekankan pada penerapan kemampuan akademik pada masalah-masalah sederhana yang memerlukan pemecahannya (problem solving). Disamping itu juga untuk melatih keterampilan (aspek psikhomotorik) di lapangan.

(4)

I.2.1 Tujuan Instruksional Umum

Menerapkan kemampuan akademik (kognitif) untuk penyelesaian masalah-masalah sederhana yang ada di industri dan melatih keterampilan (psikhomotorik) di lapangan dalam rangka memperkenalkan secara dini industri kimia yang akan menjadi tempat kerjanya kelak.

I.2.2 Tujuan Instruksional Khusus

1. Mampu menjelaskan spesifikasi bahan baku dan produk yang dihasilkan dari PT Medco E&P INDONESIA .

2. Mampu menggambar diagram alir proses dengan benar.

3. Mampu menjelaskan langkah proses secara lengkap beserta penjelasan kondisi operasi masing-masing alat.

4. Dapat menggambar bagan beberapa alat industri kimia yang ada. 5. Mampu menjelaskan cara kerja beberapa pesawat utama.

6. Mampu menuliskan dan menyebutkan spesifikasi pesawat utama. 7. Mampu menjelaskan cara kerja unit-unit utilitas, yaitu:

a. Unit pengolahan air/water treatment system.

b. Unit pembangkit uap.

c. Unit pembangkit tenaga listrik. d. Unit penyediaan bahan bakar. e. Unit penyediaan udara tekan.

8. Mampu menjelaskan program laboratorium dan mampu menjelaskan fungsi alat-alat laboratorium yang utama.

9. Mampu menuliskan dan menjelaskan prinsip analisis bahan baku dan produk. 10. Mampu menggambar dan menjelaskan struktur organisasi pabrik.

(5)

12. Mampu menggambar tata ruang pabrik dan tata ruang pesawat. 13. Mampu menjelaskan prinsip kerja instrumen-instrumen yang ada.

14. Mampu menggunakan Chemical engineering tools yang merupakan konsep fundamental sebagai alat untuk :

a. Menghitung laju alir bahan, komposisi atau suhu dari suatu arus di sekitar alat proses tertentu.

b. Menyelesaikan suatu persoalan atau masalah yang dihadapi oleh pabrik yang bersangkutan.

15. Mampu menghitung efisiensi total dari suatu boiler berdasarkan operasi sesungguhnya.

16. Mampu menilai unjuk kerja suatu alat penukar panas dan mengevaluasi nilai tetapan perpindahan panas keseluruhan berdasarkan kondisi yang diketahui. 17. Berdasarkan kondisi operasi yang diketahui, mampu menghitung balik

(penelusuran rancangan) besaran pokok pada suatu pearalatan proses. a. Distilasi : Diameter, tinggi, jumlah stage

b. Absorpsi : Diameter, tinggi kolom packing, jumlah ekivalen satuan perpindahan (HETP).

c. Pompa : HP pompa.

d. Tangki : Diameter, tinggi, bentuk atap, dan tebal dinding. e. Rotary dryer : Diameter, panjang, kemiringan, dan jumlah putaran. 18. Mampu menjelaskan masalah pengolahan limbah di pabrik yang

bersangkutan.

19. Mampu mengamati kekurangan atau kelemahan yang ada dalam pabrik dan mampu memberikan saran pemecahannya.

20. Mampu membuat kesimpulan atas dasar pengamatan dan perhitungan yang dilakukan selama praktek kerja.

(6)

21. Mampu menyusun laporan secara tertulis sesuai dengan aturan dan format yang berlaku.

(7)

BAB II

DESKRIPSI PROSES

Keberadaan minyak bumi dan gas serta berbagai macam produk olahannya memiliki manfaat yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari, sebagai contoh penggunaan minyak tanah, gas, dan bensin. Tanpa ketiga produk hasil olahan minyak bumi dan gas tersebut mungkin kegiatan pendidikan, perekonomian, pertanian, dan aspek-aspek lainnya tidak akan dapat berjalan lancar. Di PT Medco Energy Indonesia, mengolah minyak bumi menjadi produk salah satunya memproduksi LPG dari crude oil hasil pengeboran minyak bumi.

II.1 Pengertian Minyak Bumi

Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin: petrus ), dijuluki juga sebagai emas hitam adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik lautan, tumbuhan dan hewan yang mati sekitar 150 juta tahun yang lalu. Sisa-sisa organisme tersebut mengendap di dasar lautan, kemudian ditutupi oleh lumpur. Lapisan lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu, dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik tersebut dan mengubahnya menjadi minyak dan gas. Proses pembentukan minyak bumi dan gas ini memakan waktu jutaan tahun. Minyak dan gas yang terbentuk meresap dalam batuan yang berpori seperti air dalam batu karang. Minyak dan gas dapat pula bermigrasi dari suatu daerah ke daerah lain, kemudian terkosentrasi jika terhalang oleh lapisan yang kedap. Walupun minyak bumi dan gas alam terbentuk di dasar lautan, banyak sumber minyak bumi yang terdapat di daratan. Hal ini terjadi karena pergerakan kulit bumi, sehingga sebagian lautan menjadi daratan. Dewasa ini terdapat dua teori utama yang berkembang mengenai asal usul terjadinya minyak bumi, antara lain:

1. Teori Anorganik (Abiogenesis)

Barthelot (1866) mengemukakan bahwa di dalam minyak bumi terdapat logam alkali, yang dalam keadaan bebas dengan temperatur tinggi akan bersentuhan dengan CO2 membentuk asitilena. Kemudian Mandeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak bumi

(8)

terbentuk akibat adanya pengaruh kerja uap pada karbida-karbida logam dalam bumi. Yang lebih ekstrim lagi adalah pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan bahwa minyak bumi mulai terbentuk sejak zaman prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan bersamaan dengan proses terbentuknya bumi. Pernyataan tersebut berdasarkan fakta ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor dan di atmosfir beberapa planet lain. Secara umum dinyatakan seperti dibawah ini:

Berdasarkan teori anorganik, pembentukan minyak bumi didasarkan pada proses kimia, yaitu :

a. Teori alkalisasi panas dengan CO2 (Berthelot)

Reaksi yang terjadi:

alkali metal + CO2 karbida karbida + H2O ocetylena

C2H2 C6H6 komponen-komponen lain

Dengan kata lain bahwa didalam minyak bumi terdapat logam alkali dalam keadaan bebas dan bersuhu tinggi. Bila CO2 dari udara bersentuhan dengan alkali panas tadi maka akan terbentuk ocetylena. Ocetylena akan berubah menjadi benzena karena suhu tinggi. Kelemahan teori ini adalah logam alkali tidak terdapat bebas di kerak bumi.

b. Teori karbida panas dengan air (Mendeleyef)

Asumsi yang dipakai adalah ada karbida besi di dalam kerak bumi yang kemudian bersentuhan dengan air membentuk hidrokarbon, kelemahannya tidak cukup banyak karbida di alam.

II.2 Pengertian Liquefied Petroleum Gas (LPG)

LPG adalah Gas yang terbentuk dari unsur dominan C3H8 (C3) propana dengan C4H10 (C4) butana dengan perbandingan komposisi C3 dan C4 sebesar 70 % : 30 %, yang keduanya bisa dipisah atau dicampur. Dalam kondisi atmosfer, LPG akan berbentuk gas. Volume LPG dalam bentuk cair lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama. Karena

(9)

itu LPG dipasarkan dalam bentuk cair dalam tabung-tabung logam bertekanan. Untuk memungkinkan terjadinya ekspansi panas (thermal expansion) dari cairan yang dikandungnya, tabung LPG tidak diisi secara penuh, hanya sekitar 80-85% dari kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila menguap dengan gas dalam keadaan cair bervariasi tergantung komposisi, tekanan dan temperatur, tetapi biasaya sekitar 250:1.

Tekanan di mana LPG berbentuk cair, dinamakan tekanan uap-nya, juga bervariasi tergantung komposisi dan temperatur; sebagai contoh, dibutuhkan tekanan sekitar 220 kPa (2.2 bar) bagi butana murni pada 20 °C (68 °F) agar mencair, dan sekitar 2.2 MPa (22 bar) bagi propana murni pada 55 °C (131 °F). Dan unsur yang lebih berat berikutnya dapat berupa Kondensat atau Crude-Oil dengan unsur dominan pada C5H12 (C5) sampai dengan unsur terberat (residu). Berikut adalah table karakteristik LPG :

(10)

II.2.1 Konsep proses

Proses pembuatan LPG berasal dari penyulingan/pengkilangan minyak bumi (crude oil) dan bisa juga terbentuk secara alamiah dari gas alam. PT Medco E&P Indonesia membuat LPG dari penyulingan minyak bumi dari lahan sumur minyak didaratan. Karena minyak bumi masih terdapat dalam perut bumi sehingga dilakukan pengeboran terlebih dahulu menghasilkan minyak mentah (crude oil) yang mengandung banyak senyawa diantaranya :

Belerang : 0,1 – 7 % Nitrogen : 0,01 – 0,9 %

Oksigen : 0,06 – 0,4 % dan senyawa logam dalam jumlah kecil.

Sehingga untuk mendapatkan LPG diperlukan proses pengolahan dan pemisahan minyak bumi (pengilangan minyak bumi) tahap pertama dengan distilasi bertingkat yang akan menghasilkan fraksi-fraksi berdasarkan perbedaan titik didih, berikut adalah table hasil distilasi:

Sumber : www.migas-indonesia.com

Berikut adalah konsep prosesnya pengolahan minyak bumi: 1. Drilling and Well Construction (Pengeboran Minyak)

2. Pemisahan Minyak Bumi dengan Distilasi bertingkat berdasarkan fraksi titik didih 3. Proses Pemisahan Minyak Bumi dan Gas

(11)

II.2.2 Langkah Proses :

II.2.2.1 Pengeboran Minyak Bumi dari Sumur Minyak (Drilling and Well construction)

Didalam proses Drilling di daratan biasanya digunakan alat bernama Drilling Rig. Untuk menemukan lahan tempat minyak bumi, menggunakan alat Seismologi. Seismologi bisa digunakan untuk mencari cadangan minyak bumi baik di darat maupun di laut. Bagian utama seismologi yaitu pemicu getaran dan penerima sinyal. Pemicu getaran ada seperti Compressed-air gun (khusus di gunakan untuk ekplorasi lepas pantai), Thumper truck (untuk esplorasi minyak di daratan), dan bahan peledak. Karena Pengeboran dilakukan dilahan sumur daratan maka menggunakan Thumper truck. Bunyi atau getaran yang dihasilkan oleh Thumper truck memancar kan sinyal atau gelombang bunyi, sinyal akan kembali dipantulkan kembali oleh batas antar lapisan batuan yang berbeda ditangkap oleh geophone, data kemudian di kirim ke truk yang berfungsi sebagai pusat kendali. Dengan mendeteksi pantulan tersebut para ahli bisa menggambarkan bisa menggambarkan peta susunan batuan di bawah permukaan bumi untuk menemukan cadangan minyak. Jika cadangan minyak bumi positif pada suatu lokasi maka proses pengeboran mulai di lakukan. Rig digunakan untuk mengebor dengan kedalaman 2000 sampai 4000 meter tapi ada juga yang sampai 6000 meter. Rig dilengkapi mata bor dengan diameter 20 sampai 50 sentimeter. Mata bor ini yang berputar menembus perut bumi.

II.2.2.2 Pemisahan Berdasarkan Titik Didih (Distilasi Bertingkat)

Destilasi adalah pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya. Dalam hal ini adalah destilasi fraksinasi. Mula-mula minyak mentah dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace (tanur) sampai dengan suhu ± 370°C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash chamber (biasanya berada pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan steam (uap air panas dan bertekanan tinggi). Minyak mentah yang menguap pada proses destilasi ini naik ke bagian atas kolom dan selanjutnya terkondensasi pada suhu yang berbeda-beda. Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang disebut sungkup gelembung. Makin ke atas, suhu yang terdapat dalam kolom fraksionasi tersebut makin rendah, sehingga setiap kali komponen dengan titik didih lebih tinggi akan

(12)

terpisah, sedangkan komponen yang titik didihnya lebih rendah naik ke bagian yang lebih atas lagi. Demikian selanjutnya sehingga komponen yang mencapai puncak adalah komponen yang pada suhu kamar berupa gas. Komponen yang berupa gas ini disebut gas petroleum, kemudian dicairkan dan

disebut LPG (Liquified Petroleum Gas).

Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu minyak bumi meliputi parafin, lilin, dan aspal. Residu-residu ini memiliki rantai karbon sejumlah lebih dari 20. Berikut adalah fraksi-fraksinya :

1. Fraksi gas : LPG (liquid petroleum gas) dan LNG (liquid natural gas ) 2. Fraksi I suhu 40 – 180 derajat meliputi :

Petroleum eter 40 – 70 derajat Bensin / gas oline 70 – 120 derajat Ligroin 120 – 135 derajat

Putzol 135 – 150 derajat

3. Fraksi II berupa kerosin (minyak tanah) pada suhu 180 – 300 derajat

4. Fraksi III berupa minyak diesel (solar) pada suhu 300 – 350 derajat

5. Fraksi IV berupa minyak pelumas (oli), parafin pada suhu +/- 350 derajat 6. Fraksi residu tak teruapkan berupa aspal pada suhu > 350 derajat.

Fraksi Jumlah Rantai Titik Didih

Gas minyak bumi C1 – C5 (- 164 – 30 )oC Ligroin C1 – C7 ( 30 – 90 )oC

Bensin C5 – C12 ( 30 – 200 )oC Kerosin C12 – C16 (175 – 275 )oC

Solar dan Diesel C15 – C18 ( 250 – 400 )oC Pelumas > C16 > 350 oC

Parafin > C20 Melebur pada 52 oC Residu (aspal) > C25 Cairan padat

(13)

sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga perlu pengolahan lebih lanjut yang meliputi proses cracking, reforming, polimerisasi, treating, dan blending.

II.2.2.3 Pemisahan antara Minyak Bumi dan Gas

Pemisahanny dengan separator untuk memisahkan unsur-unsur pembentuk cair baik dalam bentuk H2O maupun Hidrokarbon. Minyak mentah yang massanya lebih berat akan mengendap ke dasar perangkap, selanjutnya dipompa ke dalam tangki penyimpanan minyak untuk kemudian disuling. Cairan yang tertangkap (yang dihasilkan) biasanya disebut Crude- Oil, tetapi pada kasus dimana sumurnya menghasilkan air sangat banyak, maka proses awalnya sering ditambahkan alat FWKO (Free Water Knock Out). Untuk memisahkan unsur-unsur yang ringan dan berat, dapat dipakai alat Fractinator, dimana Methane (C1), Ethane (C2), Propane (C3), dan Butane (C4) dapat dipisahkan secara sendiri-sendiri. Kemudian unsur-unsur tersebut dapat dipergunakan atau dijual atau diolah sesuai dengan kebutuhan, seperti halnya LNG mengambil unsur C1 yang dominan, LPG unsur C3 dan C4 yang dominan, dll. Seperti telah terurai di atas, bahwa banyak sekali peralatan yang dibutuhkan untuk menghasilkan kualitas gas yang dapat dijual, lebih-lebih bila gas yang akan diproses asalah gas yang mempunyai tekanan sangat rendah karena keluar dari Low- Pressure Separator atau Flarestack, sehingga masih diperlukan lagi alat kompressor untuk menaikan tekanan sampai sekitar 400 psi supaya mampu diproses dalam peralatan pemisah Fractinator. Selanjutnya, gas ini membubung naik ke atas ruang perangkap dan disalurkan ke pabrik penyerapan bensin kemudian didinginkan dan selanjutnya dipompa ke dalam proses penyerapaan minyak untuk memisahkan bensin minyak bumi dan gas alam cair.

Gas kering yang tersisa dari hasil pemisahan ini, sekitar 90 persen berupa gas methana, dikeluarkan dari perangkap. Di Amerika Serikat, gas methana hasil penyulingan ini langsung disalurkan ke kota-kota kecil dan kota besar oleh perusahaan penyedia pipa-gas untuk permukiman dan juga industri.

Selanjutnya, minyak yang terserap keadaannya jenuh dengan unsur hidrokarbon disalurkan ke sebuah tungku tempat hidrokarbon direbus. Campuran petroleum ini dikenal dengan bensin. Minyak hasil serapan yang bersih ini kemudian kembali ke alat penyerap, di mana proses diulang lagi. Bensin ini dipompa ke menara-menara stabilizer, tempat bensin cair alam ini dipisahkan dari dasar dan campuran gas petroleum cair (LPG) ditarik ke atas. Campuran gas petroleum cair (LPG) ini, kira-kira 10 persen dari total campuran gas, bisa

(14)

digunakan sebagai campuran atau kemudian dipisahkan ke dalam tiga bagian-butane, isobutane, dan propana (kira-kira 5 persen dari total campuran gas).

II.2.2.4 Persiapan Produk LPG

LPG yang dihasilkan selanjutnya dibawa ke tempat penyimpanan sementara. Selanjutnya diisi ke tabung-tabung gas ukuran 3, 6,12 dan 50 kilogram. Tabung gas Elpiji yang digunakan sebagai wadah haruslah aman. Di Indonesia ada standar yang ditentukan oleh Kementerian Perindustrian melalui Standar Nasional Indonesia nomor 19-1452 tahun 2007. Peneliti Lembaga Uji Kontruksi Badan Pengujian dan Pengembangan Teknologi Arief Nurcahyo menjelaskan bahan tabung haruslah baja lembaran pelat kelas SG 295 atau SG 255 yang memiliki butiran kecil. Ketebalan tabung harus di atas 2,3 milimeter. Tekanan rancang bangun minimum 18,6 kg /cm2, sementara terhadap tekanan hidrostatik, harus tahan tekanan 31,5 kg/cm2, dengan tiada perubahan bentuk atau rembesan air, pada saat diuji dengan dimasukkan air. Tinggi tabung tidak boleh lebih dari empat kali diameter tabung agar kuat terhadap tekanan. Sedangkan pegangan tangan harus bisa melindungi katup bila terjadi benturan saat peng- angkutan. Pembuatannya memakai las cincin (welded circumferential joint) dengan cara diputar sambil menaburi pasir flux, yang terdiri dari bahan ben-tonit. Tujuan ditabur pasir flux untuk memastikan tidak ada lubang sehingga udara tidak masuk tabung. Setelah selesai pengelasan, tabung harus diuji, yaitu dengan mengisinya dengan air dan juga udara memakai tekanan 31 bar (31 kg/cm2). Udara dan air dimaksudkan untuk memastikan tidak ada lubang. Bila ada lubang akan ada gelembung udara keluar dari tabung. Proses selanjutnya adalah membawanya ke dapur pengapian. Di sana tabung dipanaskan hingga suhu 630oC selama 15 menit. Fungsi pemanasan untuk menghilangkan tegangan sisa pada tabung.

LPG yang dihasilkan memiliki sifat sebagai berikut :

 Cairan dan gas nya sangat mudah terbakar

 Gas tidak beracun, tidak berwarna dan biasanya berbau menyengat

 Gas dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di dalam tangki atau silinder.

 Cairan dapat menguap jika dilepas dan menyebar dengan cepat.

 Gas ini lebih berat dibanding udara sehingga akan banyak menempati daerah yang rendah.

(15)

II.2.3 Diagram Alir Process

Gambar dibawah ini adalah tipikal dari Oil dan Gas Exploration, LNG, LPG, dan Condensate

production. Dimana Menjelaskan tentang eksplorasi minyak dan Gas, Baik di laut (sub-sea) ataupun Onshore(daratan), Ekstraksi penerapan pada NGL(natural Gas Liquid), Fraksinasi LPG, condensate stabilization, Carbon Dioxide (CO2) gas compression & reinjection, Mono-Ethylene glycol (MEG) regeneration, dan lainnya.

(16)
(17)

BAB III

PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

III.1 Peserta Kerja Paktek :

AYU CHYNTIA 21030110120017 INGGIT PRILLASARI 21030110120033

III.2 Lokasi :

Lapangan Singa, Blok Lematang, Muara Enim Sumatera Selatan (lokasi dapat disesuaikan oleh perusahaan )

III.3 Waktu

+1 bulan

III.4 Periode

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Austin, George.T. 1984. “Shreve’s Chemical Proses Industries” fifth edition. McGraw Hill International Student Edition Company : Singapore.

Brown, George Granger. 1950. “Unit Operations”. Univ. Michigan. Wiley. Inc McKetta, John. J. 1992. “Petroleum Processing Handbook”. M.Dekker. Inc.

Nelson, W.L. 1958. “Petroleum Refinery Engineering” fourth Edition. McGraw Hill International Student Edition Company : Tokyo.

Perry, Robert. H and Don W. Green. 2008. “Perry's chemical engineers' handbook Chemical Engineer's Handbook” eight edition. McGraw Hill Company

http://www.321energy.com/editorials/rudesill/rudesill083005.html http://www.chemistry.org/ http://www.e-lpg.com/lp_gas.asp http://www.envocare.co.uk /lpg_lng_cng.html http://migas-indonesia.com/ http://www.world-petroleum.org/education/lpg/index.html

(19)

Lampiran

CURICULUM VITAE

Nama Lengkap : Inggit Prillasari

NIM : 21030110120033

Tempat,tanggal lahir : Pati, 21 April 1993

IPk/SKS :

No Telepon : 0856 4200 2505 Email : inggit21@gmail.com Alamat

Kos : Jl. LPPU 2 Sigawe 19 Purple House Tembalang Rumah : Jl. Pepaya 1 A63 Klodran Indah Solo

Kampus : Universitas Diponegoro Jurusan Teknik Kimia Jl. Prof.H.Sudharto,SH Tembalang Semarang50239 Phone Number (024) 7460058Fax. (024) 7460058 Motivasi : Do the best and get the best

Riwayat Pendidikan : SDN Mangkubumen Lor 15 Solo 1999-2005

SMP Negeri 1 Solo 2005-2008

SMA Negeri 3 Solo 2008-2010 Teknik Kimia Universitas Diponegoro 2010-sekarang Riwayat Organisasi : Staff Departemen Pendidikan dan Penalaran HMTK 2011

Staff Tim Public Relation FST 2011

Staff Sarana dan Prasarana Oxygen-16 2011 Staff Bidang Annisa Al-Fikri 2011

Sekretaris Bidang Mentoring Al-Fikri 2012 Sekretaris Tim Public Relation FST 2012

(20)

Nama Lengkap : Ayu Chyntia

NIM : 21030110120017

Tempat,tanggal lahir : Serang, 2 Juni 1992

IPk/SKS :

No Telepon : 0856711319148

Email : Ayuchyntiar.9292@gmail.com Alamat

Kos : Jl. Tembalang Selatan No.3, Tembalang, Semarang Rumah : Komp. RSS Pemda Blok A1 No.6, RT 4/8, Cipocok Jaya,

Serang, Banten

Kampus : Universitas Diponegoro Jurusan Teknik Kimia Jl. Prof.H.Sudharto,SH Tembalang Semarang50239 Phone Number (024) 7460058Fax. (024) 7460058 Riwayat Pendidikan : SDN Negeri 4 Serang 1999-2005

SMP Negeri 1 Serang 2005-2008 SMA Negeri 1 Kota Serang 2008-2010 Teknik Kimia Universitas Diponegoro 2010-sekarang Riwayat Organisasi : Staff Departemen Pendidikan dan Penalaran HMTK 2011

Staff Lingkungan Hidup Oxygen-16 2011 Sekertaris Bidang Annisa Al-Fikri 2011 Sekretaris Bidang Syiar Al-Fikri 2012

Gambar

Gambar dibawah ini adalah tipikal dari Oil dan Gas Exploration, LNG, LPG, dan Condensate

Referensi

Dokumen terkait

Hasil wawancara dengan para santri juga mengatakan hal yang demikian, seperti yang dikatakan Khairuddin bahwa toleransi beragama telah terbina di Aceh Singkil,

Kajian ini bertujuan untuk mengenalpasti tahap prestasi staf akademik yang dipengaruhi oleh persekitaran kerja kompetitif di UTM serta kesan pengurusan stres dalam

Seiring dengan kesadaran akan pelestarian fungsi lingkungan hidup, keamanan pangan, tuntutan konsumen terhadap produk-produk ramah lingkungan, perkebunan kelapa sawit di Indonesia

menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: a) Berdasarkan hasil pengujian pengaruh nilai k didapatkan hasil akurasi maksimum 90,83 % pada data latih 75% yang terdiri

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Universitas Negeri Yogyakarta merupakan program yang disusun dalam rangka meningkatkan kualitas mahasiswa pada bidang yang

Cawan dan bahan dipanaskan dalam tanur pada suhu 6000C sampai bahan menjadi putih semua atau abu, kemudian dimasukkan ke oven (suhu 100 - 110 0 C) kurang lebih 15 menit

[r]

Permas alahan utama yang dikaji dalam penel itian ini adalah : (1) Bagaimana tingkat pengetahuan remaja pengendara sepeda moto r terhadap peraturan lalu lintas?;