• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memperlancar Penyaluran dan Pencairan Dana Desa (DD) Studi Pemantauan UU Desa 23 Agustus 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Memperlancar Penyaluran dan Pencairan Dana Desa (DD) Studi Pemantauan UU Desa 23 Agustus 2017"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

dan Pencairan Dana Desa

(DD)

Studi Pemantauan UU Desa

23 Agustus 2017

(2)

Studi Implementasi UU Desa

Penelitian kualitatif

Konteks Studi

No Provinsi Kabupaten

Desa (nama samaran)

1

Jambi

Batang

Hari

a. Tiang Berajo (TBJ)

b. Kelok Sungai Besar

(KSB)

Merangin

a. Sipahit Lidah (SPL)

b. Pinang Merah

(PNM)

2

Jawa

Tengah

Wonogiri

a. Kalikromo (KLK)

b. Beral (BRL)

Banyumas

a. Deling (DLG)

b. Karya Mukti (KYM)

3.

NTT

Ngada

a. Ndona (NDO)

b. Lekosoro (LKS)

Baseline

Sept

–Nov ‘15

Endline

April 2018

Pemantauan

Satu Pemantau per

Kabupaten

(3)

Perkembangan Kebijakan Penyaluran DD

dan Permasalahannya

DD disalurkan sejak 2015 ke +/- 74ribu desa

Mekanisme

transito

Peran Kabupaten sangat

penting

Tahun Anggaran

2015

2016

2017

Jumlah disalurkan

Rp 20,8 T

Rp 46,98 T

Rp 60 T

Tahap Penyaluran

3 tahap

2 tahap

2 tahap

Pengelola Penyaluran

Dikelola DJPK

Dikelola DJPK

Dikelola DJA

melalui KPPN

Daerah

Syarat Kinerja Penyaluran

Tidak ada

50% tahap 1

terserap

75% tahap 1

terserap dan

output 50%

tercapai

(4)
(5)

Evaluasi Kementerian Keuangan dan

Faktanya (1)

November 2016

Penyaluran DD TA 2015 dan 2016 telah lebih dari 90%

Faktanya

, kelambatan penyaluran

terus menjadi

isu

2015: Hingga November 2015,

hanya 37%

daerah

menyalurkan 100% DD ke Rekening Kas Desa

(Article 33, 2016)

2016: Pada Juli 2016, penyaluran tahap I hanya Rp 26,9T

dari total Rp 46T (

sedikit > 50%

)

(FITRA, 2016)

(6)

Evaluasi Kementerian Keuangan dan

Faktanya (2)

Kabupaten

Desa

DD 2015

DD 2016

DD 2017

Tahap 1

Tahap 2

Tahap 3

Tahap 1

Tahap 2

Tahap 1

Tahap 2

Ngada

Ndona

3-Aug-15

27-Nov-15

22-Dec-15

15-Aug-16

9-Dec-16

27-Jul-17

Belu

m

ad

a

data

Lekosoro

5-Aug-15

26-Nov-15

22-Dec-15

28-Jul-16

30-Nov-16

5-Jul-17

Wonogiri

Kalikromo

18-Jun-15

8-Sep-15

17-Dec-15

18-May-16

20-Oct-15

24-May-17

Beral

18-Jun-15

28-Sep-15

20-Dec-15

10-May-16

20-Oct-15

24-May-17

Banyumas

Deling

22-May-15

26-Aug-15

11-Dec-15

Tahap I (40%) : 13-Apr-16

Tahap I (20%) : 28-Jun-16

5-Oct-16

27-Apr-17

Karyamukti

22-May-15

26-Aug-15

11-Dec-15

Tahap I (40%) : 13-Apr-16

Tahap I (20%) : 28-Jun-16

5-Oct-16

27-Apr-17

Batanghari

Tiang Berajo

28-Jun-16

24-Oct-16

21-Jun-17

Kelok Sungai

Besar

21-Jun-16

20-Oct-16

16-Jun-17

Merangin

Sipahit Lidah

30 Juni & 18 Juli 2016

15-Nov-16

16-Jun-17

Pinang Merah

26-Jul-16

15-Nov-16

16-Jun-17

(7)

Faktor Penyebab Keterlambatan

1. Adanya

persyaratan tambahan

oleh kabupaten

atau kecamatan,

2. Lemahnya

kapasitas administrasi

desa,

3. Adanya

perubahan kepemimpinan

di kabupaten

dan di desa, dan

(8)

Pertama: Persyaratan Tambahan dalam

Pencairan Dana Desa (1)

Persoalan

Menyita banyak

waktu

,

untuk menyelesaikan

syarat-syarat tambahan

tersebut

Biaya

lebih besar

Bolak-balik ke kota

kabupaten (WON)

Muncul jasa

percaloan

(MER)

Terbatasnya kapasitas

perangkat desa (jumlah

dan kualitas) sehingga

Penyelesaian persyaratan pencairan DD

dilakukan bersama-sama di salah satu

kecamatan di Batanghari sejak pagi hingga

dini hari berikutnya

(9)

Pertama: Persyaratan Tambahan dalam

Pencairan Dana Desa (2)

Alasan:

Pemkab atau kecamatan beralasan bahwa tambahan

dokumen persyaratan tersebut sangat penting untuk

menjaga prinsip kehati-hatian

.

Kesan: makin banyak persyaratan semakin baik tata kelolanya

Mempertahankan status Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari

Badan Pengawas Keuangan (BPK).

Ibaratnya, kabupaten itu ingin selalu mempertahankan WTP, tapi

mengabaikan kalau di desa orang kesulitan

.”

(10)

Pertama: Persyaratan Tambahan dalam Pencairan

Dana Desa (3)

Dokumen tambahan Kabupaten Analisis BNY

WON

NG

A

MER

BHR

Dokumen Terkait Perencanaan& Penganggaran

1

RPJMDes

v

v

Tidak semua desa memilikinya dan mampu membuatnya

. Kegiatan desa

dalam RKPDes bisa tidak sesuai dengan RPJMDes. RPJMDes terkesan

menjadi dokumen formalitas yang bahkan untuk sekadar merevisinya

menyita waktu lama sehingga menghambat desa

2

RKPDes

v

v

v

RKPDes

sudah digunakan sebagai alat verifikasi

ketika penyusunan

RAPBDes. Seharusnya tidak perlu menjadi syarat pencairan DD.

3

Copy Rencana Anggaran belanja (RAB)

v v v

v

Dokumen ini

pasti dibutuhkan

untuk proses pelaksanaan kegiatan.

Dokumen ini sudah bisa dipenuhi oleh semua desa studi, kecuali di

Kabupaten Merangin

4

SK Kades penunjukan Tim Pengelola

Kegiatan (TPK) dan pengelola keuangan

desa

v v

v Dokumen ini

mudah dibuat dan bisa dipenuhi

semua desa

5

Desain Bangunan

v

v

Perlu

asistensi intensif

bagi desa karena tidak mudah dilakukan oleh

sumber daya manusia di desa

Administrasi Transaksi (juga terlampir pada Permendagri 113)

6

Surat Pengantar Camat

v v

Ini

bisa mempersulit bila kecamatan bersifat predatory

: menetapkan

syarat tambahan lagi. Harus ada penegasan peran kecamatan yaitu wakil

kabupaten dalam memastikan kelengkapan administratif desa

7

Surat Permintaan Pembayaran (SPP)

v v

Perlu sebagai

alat kontrol akuntabilitas

dan mudah dikerjakan

8

Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja v v

v

Mengacu pada Permendagri No. 113/2014. Ini menjadi lampiran SPP

(11)

Pertama: Persyaratan Tambahan dalam

Pencairan Dana Desa (4)

Variasi lainnya:

Di Banyumas,

lampiran bukti transaksi kegiatan dijadikan sebagai

syarat pencairan.

Transaksi belum terjadi

desa kebingungan

membuka ruang

manipulasi

Di Wonogiri, desa diminta perkades tentang

penjabaran APBDes

.

Di Merangin, untuk menerbitkan SPP,

desa harus mengirim

surat

permintaan penerbitan SPP kepada BPMPD.

Di Ngada, desa harus membuat

Rencana Penggunaan Dana (RPD)

per kegiatan

REKOMENDASI

Penambahan dokumen persyaratan tidak diperlukan

karena telah diatur

dalam PMK dan Permendagri dan dipandang cukup untuk menjaga

(12)

Pertama:Persyaratan Tambahan

dalam Pencairan Dana Desa (5)

Tambahan persyaratan

menyalahi prinsip

kesederhanaan

Banyak dari persyaratan bahkan tidak diperlukan

untuk pengawasan maupun akuntabilitas.

Yang paling penting simpel, sederhana, tapi gampang dicek,

gampang dikontrol, gampang diawasi. Prinsip di situ. Enggak usah

laporan bertumpuk-tumpuk tapi duitnya juga hilang. Untuk apa

laporan itu, untuk apa, engga ada gunanya

.”

Presiden Joko Widodo

Dalam pidato pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan

Internal Pemerintah tanggal 18 Mei 2017,

(13)

Kedua: Peran Kabupaten dan Kecamatan dalam

Peningkatan Kapasitas Administrasi Desa (1)

Persoalan

Persyaratan tambahan

tidak sebanding

dengan

kapasitas

dan/atau

jumlah perangkat di desa.

Kualifikasi pendidikan, dan

Pengetahuan regulasi yang terbatas

Peran Kabupaten:

Pemda dapat membentuk

tim ad-hoc

.

Ngada: asistensi desa mulai dari merencanakan - menyelesaikan Surat

Pertanggungjawaban (SPJ).

Banyumas: Kelompok Kerja Tujuh (Pokja 7) yang beranggotakan Organisasi

Pemerintah Daerah (OPD).

Di kabupaten studi lainnya,

fungsi koordinasi dilaksanakan sendiri

oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD).

Tidak efisien, sulit ditelusuri jika terjadi masalah dan rawan konflik.

(14)

Kedua: Peran Kabupaten dan Kecamatan dalam

Peningkatan Kapasitas Administrasi Desa (2)

Praktik Baik

Kecamatan yang sudah mendapat pelimpahan

kewenangan

membantu desa dalam penyusunan

APBDes (Batanghari dan Banyumas)*

Penerapan

Sistem Informasi Keuangan Desa (siskeudes)

sejak 2016 di Batanghari

penerapannya tak langsung

mudah

Perekrutan

petugas operator desa

memakai ADD Rp

(15)

Siskeudes di Batanghari

(16)

Ketiga: Pengaruh Pemilihan Kepala

Daerah dan Kepala Desa

Daerah yang melaksanakan

Pilkada

serentak cenderung

mengalami

keterlambatan

penyaluran DD.

Kepala daerah terpilih terlambat mengesahkan perbup yang

mengatur tata cara pembagian DD.

Pjs. Bupati tidak melantik Pjs. Kades yang mengakibatkan perdes

APBDes tidak bisa ditandatangani.

Pemilihan kepala desa (pilkades) serentak. Pjs. Kades

cenderung

menghindari urusan APBDes

agar menjadi

tanggung jawab Kades baru.

Absence of Authority

Enggan bertanggung jawab

Lag

/kelambatan memproduksi kebijakan penting

REKOMENDASI

Kewenangan pelaksana tugas

dalam penyaluran dan pencairan DD ketika

terjadi pilkada/des, atau dalam kondisi darurat

perlu diperjelas dan

(17)

Keempat: Pengaruh Perubahan Kebijakan

Pemerintah Pusat

Penyaluran DD diubah dari tiga menjadi dua tahap

(PMK No. 49/2016).

Penetapan tidak bertepatan dengan

timing

penetapan

aturan di daerah

penyaluran DD terlambat.

Kabupaten Banyumas

sudah terlanjur menerbitkan perbup

penyaluran DD tiga tahap

.

Tahap 1 (60%) menjadi 2 sub-tahap (40% dan 20%)

REKOMENDASI

Peraturan penyaluran DD tidak perlu diubah setiap tahun.

Perubahan bisa dilakukan,

misalnya, tiap tiga tahun. PMK tersebut juga harus dikeluarkan paling lambat tiga bulan

sebelum TA baru, sehingga pemda memiliki cukup waktu untuk menyesuaikan peraturan

pelaksanaannya.

(18)

Kesimpulan

Peran

pemerintah kabupaten

sangat penting dalam

kelancaran penyaluran dan pencairan DD.

Tambahan dokumen persyaratan vs. rendahnya

kapasitas administrasi pemerintah desa

menjadi

penyumbang utama kelambatan penyaluran dan

pencairan DD.

Walaupun demikian, telah muncul beberapa

inovasi pemda

yang perlu dilanjutkan dan

diperkuat.

Di sisi lain,

pemerintah pusat

bisa menyebabkan

keterlambatan penyaluran DD.

(19)

Rekomendasi

Penambahan dokumen persyaratan tidak diperlukan

karena

telah diatur dalam PMK dan Permendagri dan dipandang cukup

untuk menjaga prinsip akuntabilitas dan kesederhanaan

Peningkatan kapasitas administrasi desa

harus menjadi prioritas

pemerintah daerah. Hal ini dapat dilakukan melalui koordinasi

antarOPD dan peningkatan peran kecamatan, serta penggunaan

teknologi informasi. Peran OPD dan kecamatan perlu diatur dalam

kebijakan untuk mencegah penyalahgunaan kewenangan.

Kewenangan pelaksana tugas

dalam penyaluran dan pencairan

DD ketika terjadi pilkada/des, atau dalam kondisi darurat perlu

diatur dalam permendagri terkait keuangan desa

Peraturan penyaluran DD tidak perlu diubah setiap tahun.

Perubahan bisa dilakukan, misalnya, tiap tiga tahun. PMK tersebut

juga harus dikeluarkan paling lambat tiga bulan sebelum TA baru,

sehingga pemda memiliki cukup waktu untuk menyesuaikan

(20)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil rekapitulasi presentase data aktivitas fisik siswa kelas VI (Enam) SD Negeri 6 Malek pra tindakan, setelah tindakan siklus I dan tindakan siklus II serta tindakan siklus III

Dengan mengunakan metode simulasi direncanakan 2 buah turbin dengan debit 1.1 m³/detik/turbin yang digunakan untuk pembangkit listrik tenaga air, didapat dimensi intake 2 m

Mata Diklat ini berisikan pengetahuan tentang hal-hal yang berkaitan dengan penilaian dan administrasi dalam jabatan fungsional OTS. Kompetensi Dasar

Penelitian yang dilakukan berusaha mengembangkan sebuah aplikasi untuk meng- eksplorasi sejarah kota Surabaya seperti tempat bersejarah, lokasi wisata, museum, dan

Pada angiogenesis (gambar 1), makrofag menginduksi terbentuknya pembuluh darah baru dengan cara mensekresikan tumor necrosis factor-alfa (TNF-α), vascular endothelial growth

Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Pengamatan dilakukan dengan merekam semua

Berdasarkan hasil penelitian yang telah paparkan di atas, maka disimpulkan bahwa Nilai/tradisi ke-Nu-an yang dilakukan masyarakat di desa Selokbesuki diantaranya

Kemudian pengertian nazhir dalam Pasal 1 butir (4) Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf menyatakan Nazhir adalah pihak yang menerima harta benda