• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buah-buahan Lokal Jawa Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Buah-buahan Lokal Jawa Timur"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

Buah-buahan Lokal

Jawa Timur

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

UPT-BALAI KONSERVASI TUMBUHAN KEBUN RAYA PURWODADI Jalan Raya Surabaya-Malang Km.65 Purwodadi - Pasuruan 67163 Telepon : +62 0341-426046 , +62 0343-615033

Fax : +62 0343-615033, +62 0343-615033 Email : krpurwodadi@mail.lipi.go.id

(2)

Potensi dan Konservasi Buah Lokal Jawa Timur

ISBN 978-979-99171-1-9

Potensi dan Konservasi Buah-buahan

Lokal Jawa Timur

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

UPT BALAI KONSERVASI TUMBUHAN

(3)

© Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Unit Pelaksana Teknis Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi*

2010

Katalog Dalam Terbitan

POTENSI DAN KONSERVASI BUAH-BUAHAN LOKAL JAWA TIMUR Solikin

x + 66 pp.; 14,8x21 cm ISBN 978-979-99171-1-9

Penyunting : Sugeng Budiharta Solikin

Tata Letak : Rachmawan Adi Laksono Kulit Muka : Rachmawan Adi Laksono

Foto : Solikin, Sugeng Budiharta, Hariyono, Rony Irawanto Penerbit : Kebun Raya Purwodadi

* Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Unit Pelaksana Teknis Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi

Jl. Surabaya-Malang Km.65, Purwodadi-Pasuruan 67163 Telp.: 0341 426046; 0343 615033

Fax.: 0341 426046; 0343 615033 E-mail: krpurwodadi@mail.lipi.go.id

(4)

v Potensi dan Konservasi Buah Lokal Jawa Timur

UCAPAN TERIMA KASIH

Buku ini merupakan rangkuman hasil kegiatan proyek tematik ”Konservasi dan Pendayagunaan Keanekaragaman Sumberdaya Buah-buahan Lokal Jawa Timur” yang didanai oleh DIPA tahun anggaran 2006-2010.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu pelaksanaan kegiatan terutama kepada: Ir. Djauhar Asikin, M.Sc., Kepala UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi saat proyek ini berlangsung; Ir. Soejono, pencetus ide awal proyek; anggota tim pelaksana proyek, yaitu Sugeng Budiharta, Rachmawan Adi Laksono, Ridesti Rindyastuti, Roif Marsono, Japar, Suhartono dan Nursali; penyumbang beberapa foto, yaitu Hariyono dan Rony Irawanto; dan karyawan UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada para personel dinas terkait di kabupaten-kabupaten di Jawa Timur yang turut mendampingi tim Kebun Raya Purwodadi pada saat pengumpulan data di berbagai kawasan di Jawa Timur.

(5)

DAFTAR ISI

Ucapan Terima Kasih ………. v

Kata Pengantar ……….... ix

Pendahuluan ……… 1

Deskripsi Jenis ………. 15

(6)

ix Potensi dan Konservasi Buah Lokal Jawa Timur

KATA PENGANTAR

Pelestarian keanekaragaman genetik dan jenis tumbuhan, terutama tanaman buah-buahan sangat penting dilakukan. Hal ini mengingat terdapat kecenderungan adanya penurunan keanekaragaman genetik dan populasi tanaman buah-buahan lokal akibat kurangnya perhatian masyarakat. Upaya pelestarian ini perlu mendapatkan perhatian secara sungguh-sungguh karena buah lokal memiliki potensi sebagai bahan pangan, obat-obatan, kayu, sumber kimia bahan alam, sumber plasma nutfah untuk pemuliaan dan pengembangan tanaman serta penyedia beragam jasa lingkungan (ecosystem services).

Buku Potensi dan Konservasi Buah-buahan Lokal Jawa Timur ini disusun berdasarkan hasil eksplorasi tanaman buah-buahan di berbagai kawasan di Jawa Timur, penelitian lapangan di Kebun Raya Purwodadi dan studi pustaka. Buku ini berisi informasi mengenai 51 jenis buah minor, langka dan varietas lokal di Jawa Timur untuk kepentingan pelestarian dan pengembangan tanaman buah-buahan serta pelestarian lingkungan dalam rangka mendukung program ketahanan pangan dan kelestarian lingkungan hidup.

Semoga buku ini bermanfaat bagi masyarakat umum terutama para pengambil kebijakan dalam bidang pengembangan tanaman pangan dan pelestarian lingkungan.

Oktober, 2010

Penulis

(7)

PENDAHULUAN

Buah-buahan adalah bahan pangan penting sebagai sumber vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia. Permintaan buah-buahan di Indonesia dan dunia terus meningkat setiap tahunnya seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan tingkat kesejahteraan masyarakat. Jenis buah-buahan tropik yang diperdagangkan pada tingkat dunia antara lain pisang (12,4 juta ton), nanas (1,6 juta ton), mangga (732 ribu ton) dan pepaya (208 ribu ton) dengan Amerika Serikat sebagai negara pengimpor terbesar.

Produksi buah-buahan di Indonesia pada tahun 2007 sekitar 17,1 juta ton dan meningkat menjadi 17,8 juta ton pada tahun 2008. Perdagangan buah-buahan seperti mangga, manggis dan jambu biji di pasar dunia pada tahun 2005 mencapai 1,18 juta ton dimana Indonesia berkontribusi sebesar 1.760 ton atau 0,15%. Buah-buahan yang diekspor dari Indonesia adalah manggis, nanas, pisang, mangga, melon, salak dan apel.

Indonesia memiliki sekitar 400 jenis tanaman buah-buahan yang dapat dimakan (Verheij and Coronel, 1992). Namun demikian, belum seluruhnya diketahui dan dimanfaatkan potensinya. Di Jawa Timur terdapat sekitar 59 jenis tanaman buah yang terdiri atas 18 jenis buah populer dan 41 jenis buah kurang populer (minor). Buah populer banyak dijual di pasaran dan mudah dijumpai, baik berupa buah segar atau produk olahannya. Sedangkan jenis-jenis buah kurang populer jarang dijumpai dijual secara luas di pasaran dan biasanya dijual di pasar tradisional secara terbatas atau kadang-kadang hanya dikonsumsi sendiri.

Tanaman buah populer ditanam masyarakat secara luas di beberapa daerah sehingga kelestariannya dapat terus terjaga. Di lain pihak jenis tanaman buah kurang populer seperti trenggulun (Protium

javanicum), juwet (Syzygium cumini) dan mundu (Garcinia dulcis) kurang

mendapatkan perhatian secara luas dari masyarakat bahkan dari pemerintah sehingga terancam kelestariannya. Selain itu, adanya buah-buahan impor dari luar negeri seperti dari Australia, Cina dan Thailand yang banyak beredar bebas di pasaran pada akhirnya dapat mendesak dan mengancam keberadaan serta kelestarian jenis-jenis buah lokal. Upaya konservasi dan pengembangan tanaman buah lokal sangat penting untuk menyediakan sumber genetik tanaman dalam melakukan pemuliaan dan pengembangan tanaman, konservasi lingkungan, dan pelestarian keanekaragaman jenis tumbuhan.

(8)

2

Potensi dan Konservasi Buah Lokal Jawa Timur Kondisi geografis

Masing-masing jenis tanaman buah memiliki kesesuaian ketinggian tempat (altitude) yang berbeda-beda. Berdasarkan lokasi ketinggian tempat dari permukaan laut, jenis-jenis tanaman buah dapat dikategorikan menjadi tanaman yang tumbuh di dataran rendah (<500 m dpl), dataran rendah sampai sedang (5-1000 m dpl) dan dataran tinggi (>1000 m dpl). Jenis-jenis tanaman yang tumbuh baik di dataran rendah antara lain adalah mangga, siwalan, srikaya, kawista, bukol dan maja Jenis tanaman buah yang memiliki persebaran mulai dataran rendah hingga sedang antara lain juwet, rukam, apokat, pisang, rambutan, duku dan sirsat. Jenis tanaman yang tumbuh di dataran tinggi (>1000 m dpl) adalah kesemek, apel dan apokat.

Iklim memengaruhi jenis buah-buahan yang tumbuh di suatu daerah. Beberapa jenis tanaman buah hanya dijumpai di daerah tertentu karena kesesuaian iklim. Sebagai contoh, siwalan banyak dijumpai di daerah dataran rendah kawasan utara Jawa Timur (Tuban, Pamekasan, Sumenep, Bangil dan Situbondo) dengan kondisi iklim relatif kering; srikaya banyak tumbuh di daerah Tuban, Bangil, dan Madura; kesemek banyak dijumpai di daerah dataran tinggi sekitar Sarangan (Magetan) dan Junggo (Batu); kawista dijumpai di daerah Tuban, Bangil dan Bangkalan; bukol pada umumnya dijumpai di daerah dataran rendah beriklim kering dan berbatu kapur di daerah Situbondo dan Madura (Gambar 1).

(9)

Keterangan Gambar 1:

Simbol Jenis Tanaman Nama daerah

Borassus flabellifer Siwalan

Limonia acidissima Kawista

Inocarpus fagiferus Gayam

Annona reticulata Menowa

Citrus nobilis Jeruk crongong

Ziziphus rotundifolia Bukol

Sandoricum koetjape Kecapi

Garcinia dulcis Mundu

Aegle marmelos Maja

Antidesma bunius Wuni

Syzygium malaccense Jambu darsono

Cynometra cauliflora Nam nam

Flacourtia rukam Rukem

Annona squamosa Srikaya

Diospyros blancoi Bisbul

Psidium guajava Jambu biji

Syzygium cumini Juwet

Syzygium polycephalum Gowok

Diospyros kaki Kesemek

Chrysophyllum cainito Kenitu

(10)

4

Potensi dan Konservasi Buah Lokal Jawa Timur Budidaya

Berdasarkan status budidayanya, tanaman buah dapat digolongkan menjadi tanaman yang tumbuh liar (tidak dibudidayakan), tanaman yang dibudidayakan, dan tanaman yang tumbuh liar atau ditanam. Seluruh tanaman buah-buahan yang populer dibudidayakan masyarakat secara luas dan tidak dijumpai tumbuh liar. Jenis-jenis buah kurang populer pada umumnya tumbuh liar atau ditanam penduduk namun bukan untuk tujuan ekonomi. Jenis buah yang hanya dijumpai tumbuh secara liar adalah maja (Aegle marmelos); jenis yang dapat dijumpai tumbuh liar atau ditanam antara lain juwet (Syzygium cumini), rukem (Flacourtia rukam), trenggulun (Protium javanicum) dan bukol (Ziziphus rotundifolia); jenis yang ditanam di pekarangan atau lahan sekitar rumah antara lain kedondong (Spondias

cytherea), kesemek (Diospyros kaki), blimbing wuluh (Averrhoa bilimbi)

dan kepel (Stelechocarpus burahol) (Tabel 1). Status budidaya ini berkaitan dengan peran kearifan masyarakat dalam melestarikan tanaman dan potensi buah itu sendiri. Jenis tanaman yang tumbuh liar pada umumnya kurang mendapatkan perhatian masyarakat sehingga tanaman dibiarkan tumbuh liar, terutama pada daerah sekitar hutan atau lahan marginal yang belum dikelola secara intensif.

Buah-buahan kurang populer yang tumbuh liar biasanya terkait dengan peran binatang dan alam (angin dan air) dalam menyebarkan biji tanaman pada tempat-tempat tertentu, seperti hutan, pinggiran hutan atau lokasi-lokasi yang sulit untuk dilakukan budidadaya tanaman. Jenis-jenis buah yang biasa ditanam umumnya menggunakan teknik budidaya yang masih bersifat tradisional sehingga untuk menjadikannya sebagai tanaman buah yang bernilai ekonomi perlu mendapat perhatian dalam perbaikan teknik budidaya dan pemanfaatannya. Pada umumnya jenis-jenis buah yang kurang populer ini kurang diminati masyarakat karena rasanya kurang enak, volume daging buah relatif kecil, bijinya terlalu banyak atau besar, dan bentuknya kurang menarik.

Potensi dan Pemanfaatan

Buah-buahan lokal, baik yang populer maupun yang kurang populer pada umumnya dikonsumsi segar. Kecuali beberapa buah yang harus diolah terlebih dahulu atau hanya untuk minuman agar lebih enak dimakan seperti kemloko, kolang-kaling, jeruk nipis dan jeruk purut.

(11)

Tab e l 1 . J e n is -jen is t a n a man b u a h lan g k a e d ibe l d a n p o te n s in y a d i J a w a Tim u r (S o lik in d a n B u d iha rt a , 2 0 0 7 )

(12)

6

Potensi dan Konservasi Buah Lokal Jawa Timur

K e te ra n g a n : W = lia r; C = d it a n a m; P r = p a s a r; K M = k o n s u ms i ma s y a ra k a t. J e n is ta n a h y a n g s e s u a i u n tu k p e rt u mbu h a n d a n p e rk e mba n g a n b u a h a d a lah s u b u r, g e mbu r, d ra in a s e b a ik , p H 5 ,5 –6 ,8 .

(13)

Permasalahan buah-buahan populer adalah rendahnya harga jual apabila terjadi panen raya. Sedangkan untuk jenis buah yang kurang populer adalah harga dan kualitasnya yang rendah sehingga di beberapa daerah sering dibiarkan tanpa dirawat dan diganti dengan tanaman buah lain yang lebih menguntungkan.

Untuk meningkatkan nilai dan harga jual buah-buahan dilakukan dengan mengolah buah-buahan menjadi selai, sale, sirup, dodol, sari buah, ledre, manisan dan kripik (Tabel 2, Tabel 3). Industri pengolahan buah-buahan tersebar di beberapa daerah seperti Blitar, Malang, Pacitan, Madiun, Tulungagung, Lumajang dan terutama sekitar Malang dan Batu. Di Malang dan Batu jenis-jenis buah banyak diolah menjadi kripik seperti nangka, apel, nanas, rambutan, kelengkeng, salak, pisang dan melon.

Contoh pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis buah lokal adalah agroindustri blimbing manis oleh kelompok tani Margomulyo Kelurahan Karangsari Kecamatan Sukorejo Blitar yang telah berhasil memanfaatkan lahan sempit di perkotaan. Kelurahan ini dapat disebut sebagai kampung blimbing karena sekitar 1000 kepala keluarga telah menanam blimbing unggul lokal (blimbing Karangsari Merah) dengan jumlah populasi sekitar 28.000 pohon. Pohon yang berumur sekitar 10 tahun dapat menghasilkan buah sekitar 150-200 kg/pohon/tahun. Buah blimbing manis di tempat ini telah diolah menjadi dodol, manisan, sirup dan sari buah (Solikin, Sofiah dan Yulia, 2009).

Upaya Konservasi

Secara umum terdapat 3 kelompok buah lokal yang perlu mendapat perhatian. Ketiga kelompok tersebut antara lain kelompok buah yang tingkat pendayagunaannya masih cukup tinggi namun populasinya terus menurun seperti siwalan (Borassus flabellifer), gayam (Inocarpus

fagiferus), sawo kecik (Manilkara kauki), cerme (Phyllanthus acidus) dan

kawisto (Limonia acidissima); kelompok buah yang belum didayagunakan dan populasinya menurun drastis seperti kepel (Stelechocarpus burahol), mojo legi (Aegle marmelos), lo (Ficus racemosa), bukol (Ziziphus

rotundifolia), trenggulun (Protium javanicum), rukam (Flacourtia rukam),

mundu (Garcinia dulcis) dan kemloko (Phyllantus emblica); kelompok buah yang mempunyai sifat unggul dan varietas lokal seperti Averrhoa

carambola (blimbing Tasik Madu dan blimbing Moyo), Musa acuminata x balbisiana (pisang Agung dan pisang Mas Kirana) dan Syzygium samarangense (klampok/camplong), jeruk Macan (Citrus maxima), salak

(14)

8

Potensi dan Konservasi Buah Lokal Jawa Timur

(Salacca zallaca), duku (Lansium domesticum), durian (Durio zibethinus) dan mangga (Mangifera indica)

Masing-masing kelompok mempunyai karakter yang berbeda sehingga memerlukan strategi pendekatan konservasi yang berbeda pula. Untuk kelompok pertama, perlu diupayakan pendayagunaan yang lebih intensif melalui kegiatan agroindustri teknologi tepat guna atau peningkatan mutu buah, sedangkan kelompok kedua perlu dilaksanakan kegiatan penanaman di areal hutan atau di kawasan konservasi sehingga tidak mengalami gangguan oleh masyarakat. Untuk kelompok ketiga, upaya pendayagunaan dan konservasi sudah berjalan dengan baik oleh masyarakat sehingga tinggal bagaimana mempromosikannya sebagai buah komersial.

(15)

Tab e l 2 . J e n is -jen is b u a h p o p u ler d a n p e man fa a ta n n y a d i J a w a Tim u r.

(16)

10

Potensi dan Konservasi Buah Lokal Jawa Timur

Tab e l 3 . J e n is -jen is b u a h k u ra n g p o p u ler d i J a w a Tim u r d a n p o te n s i p e man fa a ta n n y a .

(17)
(18)

12

(19)
(20)

15 Potensi dan Konservasi Buah Lokal Jawa Timur

ANACARDIACEAE

Anacardium occidentale L.

Sinonim: Anacardium microcarpum Ducke

Nama lokal: jambu mede, jambu mete (Jawa), jambu

monyet (Indonesia).

Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi 8-12 m, diameter 30-50

cm, bergetah. Daun tunggal, tersebar, bulat telur terbalik memanjang, panjang 8-12 cm, lebar 5-13 cm, ujung membulat, dasar runcing, tepi rata. Bunga majemuk, malai rata, terletak di ujung batang, panjang 15-25 cm, daun pelindung bulat telur, panjang 0,5-1 cm; anak tangkai bunga 2-5 mm, daun kelopak berambut 4-5 mm;

daun mahkota runcing, putih berambut, panjang 1 cm; bunga jantan dengan tangkai sari 1 cm, putik rudimenter; bunga betina dengan benang sari 6 mm, staminodea 2-4 mm; bakal buah oval, tangkai buah berbentuk lonceng atau jantung terbalik, kuning, kadang-kadang merah, panjang 4-7,5 cm. Buah sesungguhnya, coklat tua, panjang 3 cm. Biji 1.

Kegunaan: Tangkai buah (sering dianggap

buah) masak dimakan segar atau dibuat jus, rujak dan minuman. Daun muda dimakan sebagai lalap. Getah untuk bahan lem kayu. Kulit biji untuk pakan ternak, minyak CSNL (Cashew Nut Shell Liquid). Biji mengandung 21% protein, 35-45% minyak.

Penyebaran: Tanaman berasal dari Brasil,

kemudian menyebar ke India, Srilanka dan Asia Tenggara. Di Jawa Timur dijumpai hampir di seluruh daerah terutama di daerah pantai utara bagian Timur dan Madura.

Habitat: Tanaman tumbuh pada ketinggian

5-1200 m dpl, terutama pada daerah beriklim kering.

Perbanyakan: biji

Gambar Buah

(21)

ANACARDIACEAE

Mangifera foetida Lour.

Sinonim: Mangifera horsfieldii Miq. Nama daerah: pakel (Jawa)

Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi 30-35 m, diameter 20-50 cm. Daun tunggal,

tersebar, elip memanjang hingga elip melebar, panjang 15-40 cm, lebar 9-15 cm, hijau tua, tebal, ujung runcing atau tumpul, tepi rata, dasar tumpul, tangkai 1,5-8 cm. Bunga majemuk malai, terletak di ujung batang, panjang 10-40 cm, berwarna merah muda; daun kelopak 5, panjang 6-9 mm, lebar 1,5-2,5 mm, benang sari 5, putik 1. Buah lonjong atau bulat telur memanjang hingga bulat, buah batu, panjang 9-24 cm, lebar 7-12 cm, hijau kusam saat muda dan menjadi kuning kehijauan saat masak.

Kegunaan: Buah masak dimakan segar dan dibuat sirup. Kayu untuk

bahan bangunan.

Penyebaran: Tanaman tersebar di Jawa dan Kalimantan. Di Jawa Timur

dijumpai di Malang dan Ngawi. Jumlah populasi jarang.

Habitat: Tanaman tumbuh liar atau dibudidayakan pada ketinggian 5-1800

m dpl.

Perbanyakan: biji, cangkok, sambung.

Gambar Buah Gambar Pohon

(22)

17 Potensi dan Konservasi Buah Lokal Jawa Timur

ANACARDIACEAE

Spondias cytherea Sonn.

Sinonim: Spondias dulcis Soland ex Park..

Nama lokal: kedondong, dongdong (Jawa), klonceng (Madura).

Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi 10-40 cm,

diameter 30-60 cm. Daun majemuk, 5-13 anak daun, berhadapan, anak daun memanjang, panjang 8-20 cm, lebar 1,5-6 cm, tangkai 2-5 mm, ujung meruncing, pangkal runcing, dasar membulat/tumpul, tepi rata atau beringgit.

Bunga majemuk, malai, terletak di ketiak daun;

daun mahkota 3 mm; benang sari 2 kali jumlah daun mahkota. Buah bulat memanjang, kuning kehijauan saat masak, panjang 6-8 cm, lebar 3-7 cm. Tanaman mulai berbuah umur 4 tahun.

Kegunaan: Buah dimakan segar dan dibuat rujak atau manisan. Setiap

110 g mengandung 60-85% air, 0,5-0,8 g protein, 0,3-1,8 g lemak, 8-10 g karbohidrat, 0,85-3,6 g serat; sumber utama vitamin C dan zat besi; buah muda mengandung 10% pektin.

Penyebaran: Tanaman tersebar di Asia

Tenggara. Di Jawa Timur tersebar hampir di seluruh daerah, terutama di dataran rendah.

Habitat: Tanaman tumbuh pada ketinggian

5-700 m dpl dan relatif tahan terhadap kekeringan.

Perbanyakan: biji atau cangkok

Gambar Buah

(23)

ANNONACEAE

Annona muricata L.

Sinonim: Annona macrocarpa Wercklé; Annona bondplaniana Kunth; Annona cearaensis Barb. Rodr.

Nama lokal: sirsat, nangka belanda (Indonesia), moris (Jawa, Madura) Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi 3-10 m, diameter batang 20-40 cm. Daun

tunggal berseling, lonjong hingga bulat telur terbalik, panjang 8-16 cm, lebar 3-7 cm, ujung meruncing, dasar tumpul atau membulat, tepi rata, tangkai 3-7 mm. Bunga majemuk, terletak di batang, 1-2, hijau kekuningan, tangkai 1-2,5 cm; daun kelopak 3, daun mahkota 6 dalam 2 lingkaran, yang luar (3) kecoklatan, bulat telur, panjang; 3-5 cm, lebar 2-4 cm. Buah buni, panjang 10-30 cm, lebar 10-20 cm, permukaan berpapila, hijau atau hijau kekuningan. Biji 20-100, lonjong, 1-2 cm x 0,7-1 cm, coklat.

Kegunaan: Buah masak dimakan segar atau dibuat minuman, sirup dan

dodol.

Penyebaran: Tanaman berasal dari

Amerika tropik, kemudian menyebar ke seluruh daerah tropik lainnya. Di Jawa Timur ditemukan hampir di seluruh daerah.

Habitat: Tanaman ditanam pada ketinggian

5-1000 m dpl.

Perbanyakan: biji

(24)

19 Potensi dan Konservasi Buah Lokal Jawa Timur

ANNONACEAE

Annona reticulata L.

Sinonim: Annona humboldtiana Kunth; Annona laevis Kunth; Annona longifolia Sessé & Moç.

Nama lokal: buah nona, nona, jambu nona (Indonesia), manowa, nona

(Sunda), kanowa, manuwa, menowa (Jawa), binuwa, benowa (Madura).

Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi 3-6

m, diameter batang 10-35 cm.

Daun tunggal, tersebar, bentuk

lanset atau elip memanjang, panjang 10-20 cm, lebar 5-7 cm, ujung meruncing, tepi rata, dasar tumpul atau membulat. Bunga majemuk, bergerombol di ketiak daun. Buah bulat telur, panjang 6-8 cm, diameter 6-10 cm, kulit berwarna coklat kekuningan.

Kegunaan: Akar mengandung

senyawa alkaloid yang dapat

mematikan serangga. Kulit batang berkhasiat untuk menghentikan murus, demam akibat pembengkakan limpa. Daun berkhasiat untuk obat cacing, kutu dan pestisida. Buah masak dapat dimakan dan dibuat jus, es krim, dengan hasil 45 kg/pohon/tahun. Biji diekstrak berkhasiat untuk obat murus/disentri.

Pernyebaran: Tanaman berasal dari India Barat kemudian menyebar ke

daerah tropik Asia Tenggara. Di Jawa Timur ditemukan di Madura, Madiun, Pacitan, Ponorogo, Pasuruan, Malang. Jumlah populasi jarang.

Habitat: Tanaman tumbuh liar di tepi-tepi hutan atau ladang penduduk

pada ketinggian 10-1000 m dpl.

Perbanyakan: biji

(25)

ANNONACEAE

Annona squamosa L.

Sinonim: Annona cinerea Dunal; Annona forskahlii DC.; Annona glabra

Forssk.

Nama lokal: srikaya (Indonesia), serkaya, surikaya, srikaya (Jawa). Ciri-ciri umum: Pohon,

tinggi 2-6 m, diameter batang 8-15 cm. Daun tunggal, tersebar, lonjong hingga memanjang, panjang 7-15 cm, lebar 3-6 cm, permukaan atas hijau, ujung daun meruncing tepi rata, dasar membulat.

Bunga majemuk semu,

terletak di ketiak daun.

Buah buni, permukaan

buah berlekuk-lekuk, berwarna hijau keputihan, daging buah putih, buah masak manis. Biji coklat, berjumlah 10-25, lonjong.

Kegunaan: Buah dimakan segar atau dibuat es krim; produksi 5-20

ton/ha. Daun berkhasiat untuk obat kudis dan kutu. Biji dapat digunakan untuk vermisida dan insektisida.

Penyebaran: Tanaman berasal dari Amerika Selatan dan menyebar ke

daerah tropis dan Asia Tenggara. Di Jawa Timur ditemukan di daerah Tuban, Madiun, Pasuruan dan Madura.

Habitat: Tumbuh baik pada ketinggian 5-1000 m dpl, toleran terhadap

iklim kering. Tanah yang cocok lempung berpasir atau lempung berliat.

Perbanyakan: biji, sambung.

(26)

21 Potensi dan Konservasi Buah Lokal Jawa Timur

ANNONACEAE

Stelechocarpus burahol (Bl.) Hook.f. & Thomson

Sinonim: Uvaria burahol Bl.

Nama lokal: kepel (Jawa), burahol (Sunda). Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi 10-25 m,

diameter batang 20-50 cm. Daun tunggal, tersebar, elip memanjang atau bulat telur lanset, panjang 12-25 cm, lebar 4-9 cm, hijau gelap, tidak berbulu, tangkai 1-5 cm; daun muda berwarna merah kecoklatan. Bunga jantan berada pada cabang atau ranting bagian atas, dalam berkas 8-16; daun mahkota 5, daun kelopak 5; bunga betina berada pada batang pokok terutama pada bagian bawah, 1-13 dalam berkas, tangkai buah mencapai 8 cm. Buah masak bulat, coklat, diameter 3-8 cm, daging buah kuning, harum dan manis.

Kegunaan: Buah masak dimakan

segar, bermanfaat sebagai deodoran, diuretik dan pencegah kehamilan. Tanaman berpotensi sebagai tanaman hias.

Penyebaran: Tanaman tersebar Asia Tenggara. Di Jawa Timur ditemukan

di Ngawi dan Blitar. Jumlah populasi sangat jarang.

Habitat: Tanaman hidup pada ketinggian 5-1000 m dpl. Perbanyakan: biji

(27)

ARECACEAE

Borassus flabellifer L.

Sinonim: Borassus sundaica Becc.

Nama lokal: lontar, siwalan, taal (Jawa), taal (Madura) Ciri-ciri umum: Pohon, soliter, tinggi

15-30 m, diameter 50-70 cm. Daun tunggal, bulat, diameter hingga 1,5 m, tepi bercangap atau berbagi menjari, lebar tajuk daun 5-7 cm, ujung membelah 2, tangkai 1 m. Bunga berumah dua; bunga jantan berupa tongkol, bulir, panjang 0,5 m, melengkung, berbentuk seperti sisik yang tersusun seperti genting, mahkota panjang 3 mm; bunga betina berupa bulir dengan daun pelindung besar, panjang 2,5 cm, tenda bunga 6; bakal buah

berbentuk peluru, kepala putik 3, duduk. Buah bulat, berwarna coklat keunguan, diameter 7-10 cm, daging buah berserabut, beruang 3, beraroma alkohol dan rasanya manis. Biji pada umumnya berjumlah 3.

Kegunaan: Bunga disadap untuk diambil nira sebagai bahan gula. Buah

muda dimakan. Batang untuk bahan bangunan bahan tepung. Daun untuk bahan anyaman, seperti tikar, kerajinan, cetakan gula dan tempat air.

Penyebaran: Tanaman tersebar di daerah tropik di Asia. Di Jawa Timur

dijumpai di kawasan utara mulai dari Tuban, Lamongan, Gresik, Pasuruan hingga Situbondo dan Madura.

Habitat: Tanaman dapat tumbuh

pada 5-1000 m dpl, namun pada umumnya tumbuh di dataran rendah terutama di daerah beriklim kering.

Perbanyakan: biji

Gambar Buah

(28)

23 Potensi dan Konservasi Buah Lokal Jawa Timur

ARECACEAE

Salacca zallaca (Gaertner) Voss.

Sinonim: Salacca edulis Reinw.

Nama lokal: salak (Jawa, Madura, Indonesia)

Ciri-ciri umum: Semak, tinggi 2-3 m, berumpun, merayap, berumah dua. Daun majemuk, menyirip, panjang 1,5-3 m, berduri tajam, coklat tua, pipih,

berbentuk jarum, panjang 3-5 cm. Bunga majemuk, tongkol; bunga jantan memanjang, bulir, panjang 7-15 cm, coklat kemerahan, daun pembungkus 15-35 cm; bulir bunga betina 7-20 cm, lebih tebal dibanding bunga jantan, daun kelopak 6 mm, daun mahkota hijau kekuningan. Buah bulat atau bulat telur, beruang 1-3, kulit bersisik, baris sisik 31-33, bentuk sisik bulat telur terbalik. Biji 1-3, aril putih.

Kegunaan: Buah dimakan segar, dibuat asinan dan manisan.

Penyebaran: Tanaman tersebar di Asia Tenggara, Jawa, Bali, Sumatera,

Kalimantan. Di Jawa Timur banyak memiliki banyak variasi, diantaranya salak menjalin, salak kebo, salak nase (Madura), salak kersikan (Pasuruan), salak suwaru (Malang), salak wedi (Bojonegoro).

Habitat: Tanaman tumbuh pada ketinggian 5-1000 m dpl, terutama di

pinggir-pinggir sungai atau kebun pekarangan. Tanaman ini tidak tahan kekeringan.

Perbanyakan: biji, anakan.

(29)

AVERRHOACEAE

Averrhoa bilimbi L.

Sinonim: -

Nama lokal: Belimbing wuluh (Jawa, Madura ) Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi 3-7 m, diameter

batang 10-30 cm. Daun majemuk 3-15 pasang, anak daun bulat telur, memanjang atau elip, panjang 1,5-12 cm, lebar 1,2-4 cm, ujung meruncing atau runcing, dasar rompang atau membulat, tepi rata, hijau muda. Bunga majemuk, malai, menggantung, muncul di batang, terutama di batang utama, panjang 5-20 cm; daun kelopak 5, putih kehijauan, bulat telur, panjang 6 mm; daun mahota 5, berlekatan, benang sari 10 dalam dua lingkaran. Buah buni, bulat memanjang, ujung membulat, panjang 4-7 cm, diameter 1-2 cm, rasa masam. Biji pipih, coklat muda.

Kegunaan: Buah dimakan atau sebagai bumbu masak, berkhasiat untuk

obat batuk dan penyakit kulit. Digunakan juga untuk pembersih karat pada logam.

Penyebaran: Tanaman tersebar di Asia

Tenggara. Di Jawa Timur dijumpai di seluruh daerah dan yang terbanyak di daerah Tuban, Bojonegoro, Blitar dan Tulungagung.

Habitat: Tanaman tumbuh baik pada

ketinggian 5-500 m dpl, pH 5,5-6,5.

Perbanyakan: biji atau cangkok.

Gambar Buah

(30)

25 Potensi dan Konservasi Buah Lokal Jawa Timur

BROMELIACEAE

Ananas comosus (L.) Merr.

Sinonim: Bromelia comosa L.; Ananas sativus (Lindley) Schults Nama lokal: nanas (Jawa, Madura, Indonesia)

Ciri-ciri umum: Herba, tahunan, tinggi 50-150 cm, berumpun, batang

pendek. Daun berbentuk pedang, panjang hingga 100 cm, lebar 5-8 cm, ujung runcing, tepi berduri, warna hijau keputihan atau merah keunguan.

Bunga majemuk, di ujung batang dengan jumlah bunga hingga 200,

berlekatan; daun kelopak 3, daun mahkota 3, benang sari 6. Buah semu, panjang 15-20 cm, warna merah kecoklatan, kuning atau kuning kehijauan, daging kuning atau kuning muda, bobot 1-2,5 kg.

Kegunaan: Buah masak dimakan segar atau dibuat rujak, sale, keripik

dan untuk pelunak daging. Serat daun dibuat tali atau pakaian.

Penyebaran: Tanaman berasal dari Amerika Selatan, menyebar ke

seluruh daerah tropik. Di Jawa Timur dijumpai di seluruh daerah dan yang terbanyak di daerah Blitar.

Habitat: Tanaman dapat tumbuh pada

ketinggian 5-1800 m dpl, curah hujan 1000-1500 mm/tahun dan pH 4,5-6,5.

Perbanyakan: anakan atau mahkota

daun pada buah.

(31)

BURSERACEAE

Protium javanicum Burm.f.

Sinonim: Amyris protium L.; Protium zollingeri Engl.; Amyris dentata Wild. Nama lokal: bernang, tenggulun, trenggulun (Jawa), nggulun (Madura)

Ciri-ciri umum: Pohon, tahunan, tinggi

mencapai 22 m, diameter batang 20-40 cm, cabang berduri. Daun majemuk, jumlah 3-7, 1-3 pasang anak daun, tangkai 4-5 cm; anak daun lonjong hingga lanset atau bulat telur hingga lanset, tidak berbulu, tepi bergerigi, panjang 4-10 cm, lebar 2-5 cm, tangkai 0,1-0,3 cm, beraroma terpen bila diremas. Bunga majemuk malai, gundul atau berbulu halus; daun mahkota bulat telur, runcing, panjang 2-3 mm. Malai bunga jantan 6-25 cm; mahkota kuning; malai bunga betina 2-14 cm. Buah bulat, diameter 0,75-1,50 cm, kulit merah dan berbau resin.

Kegunaan: Daun muda dapat dimakan dan untuk obat batuk. Buah masak

dimakan, agak manis, bau terpen, rasa asam, kulit buah berwarna merah saat tua. Kayu berwarna coklat kemerahan, serat halus, untuk perabot rumah tangga dan tiang rumah.

Penyebaran: Tanaman tersebar di Jawa

dan kepulauan Sunda Kecil. Di Jawa Timur ditemukan di Pasuruan, Nganjuk, Madura dengan jumlah populasi sangat jarang dan sulit ditemukan. Tanaman ini biasanya tumbuh di lereng-lereng tepi sungai.

Habitat: Biasanya tumbuh pada daerah

kering, di tepi hutan pada ketinggian <1000 m dpl.

Perbanyakan: biji

Gambar Buah

(32)

27 Potensi dan Konservasi Buah Lokal Jawa Timur

CLUSIACEAE

Garcinia mangostana L.

Sinonim: Mangostana garcinia Gaertner

Nama local: manggis (Jawa, Madura, Indonesia) Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi

10-25 cm, diameter 20-40 cm, batang bergetah kuning. Daun tunggal berhadapan, elip memanjang, panjang 15-26 cm, lebar 7-13 cm, tidak berbulu, tebal, ujung meruncing atau runcing, tepi rata, permukaan halus.

Bunga majemuk, di ketiak

daun; daun kelopak 4, hijau, tidak gugur; daun mahkota 4, hijau kekuningan, staminodea banyak; bakal buah duduk, bulat, beruang 4-8, kepala

putik terbagi 4-8. Buah buni, bulat, diameter 4-7 cm, kulit coklat kemerahan. Biji 0-3

Kegunaan: Buah masak dimakan segar.

Penyebaran: Tanaman tersebar di daerah Semenanjung Malaysia,

Thailand, Myanmar, Indonesia, Papua hingga Filipina. Di Jawa Timur ditemukan di Malang, Lumajang, Pacitan, Madiun, Ponorogo, Tulungagung, Blitar pada ketinggian di bawah 1000 m dpl.

Habitat: Tanaman ditanam pada ketinggian 5-1000 m dpl. Perbanyakan: biji

(33)

CLUSIACEAE

Garcinia dulcis (Roxb.) Kurz.

Sinonim: Garcinia elliptica Choisy; Garcinia longifolia Blume Nama lokal: mundu (Jawa)

Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi 5-13 m,

diameter batang 20-50 cm, batang utama biasanya pendek, bergetah putih kekuningan, ranting bersegi empat. Daun tunggal berhadapan, elip memanjang, panjang 7-30 cm, lebar 2,5-10 cm, hijau tua mengkilat pada permukaan atas, ujung runcing atau meruncing, dasar tumpul atau membulat, tangkai hingga 0,6-2 cm. Bunga majemuk di ketiak daun; kelopak 5; daun mahkota 5; benang sari banyak, putik 1. Buah bulat, ujung melancip atau bulat, diameter 5-8 cm, bergetah putih kekuningan saat muda, kuning saat tua, rasa manis asam, daging berwarna kuning. Biji 1-5, coklat, panjang 2-3 cm

Kegunaan: Buah dimakan segar.

Buah, daun dan biji dan berkhasiat untuk obat gondok. Kulit kayu untuk pewarna alami. Tanaman berpotensi sebagai tanaman hias.

Penyebaran: Tanaman menyebar di

Asia Tenggara, khususnya Filipina, Kalimantan dan Jawa. Di Jawa Timur ditemukan di Nganjuk, Ngawi, Blitar. Populasi sangat jarang.

Habitat: Tanaman tumbuh baik pada

ketinggian 5-1000 m dpl.

Perbanyakan: biji, cangkok.

Gambar Buah

(34)

29 Potensi dan Konservasi Buah Lokal Jawa Timur

EBENACEAE

Diospyros blancoi A.DC.

Sinonim: Diospyros discolor Willd.; Diospyros philippensis (Desr.) Gürke Nama lokal: bisbul (Jawa), buah mentega (Indonesia)

Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi 7-32

m, diameter batang 50-80 cm. Daun tunggal, tersebar, memanjang, panjang 8-30 cm, lebar 2,5-12 cm, tepi rata, dasar membulat, ujung meruncing, bagian bawah berbulu keperakan, daun muda berbulu keperakan, halus, tangkai 1-2 cm.

Bunga jantan, majemuk, di ketiak

daun; daun kelopak berbentuk tabung, berlekuk 4; daun mahkota lebih panjang daripada kelopak, putih krem; benang sari 24-30. Bunga betina soliter, di ketiak daun, stamenodia 4-8. Buah buni, bulat, panjang 5-12 cm, lebar 8-10 cm; buah muda hijau, berbulu coklat muda; buah tua merah,

bulu coklat, daging putih, harum. Biji 0-10, panjang 3-4 cm, lebar 2-2,5 cm.

Kegunaan: buah masak dimakan segar. Kayu untuk mebel atau kerajinan.

Tanaman berpotensi sebagai tanaman hias.

Penyebaran: Tanaman berasal dari

Filipina kemudian menyebar ke daerah tropik lainnya. Di Jawa Timur ditemukan di Ponorogo, Ngawi, Malang dan Blitar.

Habitat: Tanaman tumbuh pada

ketinggian 5-800 m dpl.

Perbanyakan: biji

Gambar Pohon

(35)

EBENACEAE

Diospyros kaki Thunb.

Sinonim: Diospyros chinensis Blume Nama lokal: kesemek (Jawa, Indonesia) Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi 15 m,

diameter 10-25 cm. Daun tunggal, tersebar, bulat telur atau elip, panjang 5-25 cm, lebar 2,5-15 cm ujung membulat, tepi rata, dasar runcing, hijau mengkilat.

Bunga majemuk, 3-5 bunga cymes;

bunga jantan soliter, benang sari 14-24; daun pelindung bunga betina memanjang atau lanset, 2,5 x 1 cm.

Buah buni, bulat bersegi, kuning

kehijauan atau oranye, daging buah tebal dan endocarp berwarna kuning, renyah dan manis. Biji 0-10.

Kegunaan: Buah masak dimakan

segar, dibuat es krim atau jus dan berkhasiat untuk menurunkan tekanan darah, obat sakit mata dan sariawan.

Setiap 100 g mengandung 80 g air, 0,7 g protein, 0,4 g lemak dan 19,6 g karbohidrat.

Penyebaran: Tanaman berasal dari Cina menyebar ke Jepang dan Asia

Tenggara. Di Indonesia di jumpai ditanam di Jawa, Sumatera dan Maluku. Di Jawa Timur ditemukan di Batu, Magetan dan Pasuruan.

Habitat: Tanaman tumbuh pada

ketinggian di atas 1000 m dpl.

Perbanyakan: stek akar.

Gambar Buah

(36)

31 Potensi dan Konservasi Buah Lokal Jawa Timur

EUPHORBIACEAE

Antidesma bunius (L.) Spreng.

Sinonim: Silago bunius L., Antidesma rumphii Tulasure, Antidesma dallachyanum Baillon

Nama lokal: wuni, buni (Jawa)

Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi 3-15 m,

diameter batang 10-40 cm. Daun tunggal tersebar, lonjong atau lanset, panjang 10-25 cm, lebar 4-10 cm, ujung meruncing atau tumpul, dasar membulat, tepi rata, panjang tangkai mencapai 1 cm. Bunga majemuk tandan, panjang 6-20 cm, di ketiak daun atau di ujung batang; bunga jantan bertangkai pendek, benang sari 3-4, kemerahan, bakal buah rudimenter; bunga betina bertangkai, bakal buah lonjong atau bulat, kepala putik 3-4. Buah batu, bulat atau lonjong, merah kekuningan atau ungu. Biji lonjong memanjang, panjang 6-8 mm, lebar 4,5-5,5 mm.

Kegunaan: Buah masak dimakan segar

atau dibuat jeli. Setiap 100 g buah

mengandung 90-95% air, 6,3 g karbohidrat, 6,3 g lemak, 8 mg vit C, 10 IU vitamin A. Daun muda untuk lalapan. Kayu untuk bangunan.

Penyebaran: Tanaman tersebar dari India, Srilanka,

Myanmar dan Malesia. Di Jawa Timur ditemukan di daerah Banyuwangi, Lumajang. Jumlah populasi jarang.

Habitat: Tanaman ditanam atau tumbuh liar pada

ketinggian 5-1000 m dpl.

Perbanyakan: biji

Gambar Buah

(37)

EUPHORBIACEAE

Baccaurea racemosa (Reinw. ex Blume) Müll. Arg.

Sinonim: Baccaurea wallichii Hook.f. ; Pierardia racemosa (Reinw.) Blume Nama lokal: kepundung, jirek, mundung (Jawa)

Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi 15-25

m, diameter 25-70 cm. Daun tunggal, bulat telur atau lonjong hingga bulat telur terbalik, panjang 7-18 cm, lebar 3-7 cm, berkelenjar, tepi rata; daun penumpu segitiga. Bunga tandan, muncul dari batang atau cabang besar; tandan bunga jantan bekelompok tiga-tiga, panjang 5-12 cm, berambut lebat; tandan bunga betina sendiri-sendiri atau berkelompok, ukuran lebih besar, panjang 10-20 cm; bakal buah beruang 3-4. Buah bulat, diameter 2-2,4 cm, buah muda hijau, buah masak kuning atau kemerah-merahan.

Kegunaan: Buah dimakan segar atau

dibuat manisan. Kayunya sebagai bahan bangunan, mebel dan perahu.

Penyebaran: Tanaman berasal dari Malesia barat dan menyebar hingga

Semenanjung Malesia, Sumatera, Jawa dan Bali. Di Jawa Timur ditemukan di Jombang, Ponorogo, Ngawi, Madiun, Malang dan Banyuwangi.

Habitat: Tanaman ditanam di kebun atau

tumbuh liar di hutan atau tepi sungai pada ketinggian 5-1000 m dpl.

Perbanyakan: biji

Gambar Buah

Gambar Pohon

(38)

33 Potensi dan Konservasi Buah Lokal Jawa Timur

EUPHORBIACEAE

Phyllanthus acidus (L.) Skeels

Sinonim: Averrhoa acida L.; Cicca acida L; Cicca disticha L.; Cicca nodiflora Lamk.; Phyllanthus distichus (L) Müll. Arg.

Nama lokal: cerme (Jawa), careme (Madura ) Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi 2-9 m,

diameter batang 20-40 cm. Daun tunggal, tersebar, bentuk ginjal, bulat telur, lonjong atau lanset, panjang 1-9 cm, lebar 1-4,4 cm, ujung meruncing, membulat atau runcing, dasar menjantung, membulat atau runcing, tepi rata, tangkai 0,2-0,5 cm. Bunga majemuk, malai, terletak di sepanjang cabang, panjang hingga 12 cm. Buah batu, bulat, berlekuk 6-8, diameter 1-2,5 cm, putih kekuningan. Biji 4-6.

Kegunaan: Akar berkhasiat sebagai obat asma atau purgatif. Daun

berkhasiat obat kanker. Buah masak dimakan segar atau dibuat manisan. Biji untuk obat sembelit.

Penyebaran: Tanaman tersebar di Asia

Tenggara. Di Jawa Timur dapat ditemukan di hampir seluruh daerah. Jumlah populasi jarang.

Habitat: Tanaman ditanam di samping

rumah pada ketinggian 5-1000 m dpl.

Perbanyakan: biji

Gambar Buah Gambar Pohon

(39)

EUPHORBIACEAE

Phyllanthus emblica L.

Sinonim: Cicca emblica Kurz; Emblica offinalis Gaertn.; Mirobalanus emblica Burm.

Nama lokal: kemloko (Jawa), mlakah (Madura) Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi

10-19 m, diameter batang 15-30 cm.

Daun majemuk tersebar, elip,

panjang 0,4-1,5 cm, lebar 0,2-0,5 cm, ujung membulat, dasar rompang, hijau, tepi rata. Bunga majemuk tandan, di ketiak daun, benang sari banyak, buah bulat, hijau kekuningan, diameter 1-2,5 cm. Buah batu, berbiji satu, namun beruang banyak yang berisi banyak biji di dalamnya. Rasa buah asam kelat.

Kegunaan: Kayu untuk bahan

arang dan tangkai perkakas rumah tangga. Kulit batang untuk pewarna biru tua dan penyamak. Daun untuk pewarna batik. Buah masak dimakan segar atau dibuat manisan dan berkhasiat untuk obat diare.

Penyebaran: Tanaman tersebar di Asia Tenggara. Di Jawa Timur dijumpai

di daerah Situbondo dan Madura pada ketinggian hingga 1000 m dpl. Jumlah populasi jarang.

Habitat: Tanaman tumbuh pada 5-1000 m dpl,

terutama daerah kering dan savana.

Perbanyakan: biji

Gambar Pohon

(40)

35 Potensi dan Konservasi Buah Lokal Jawa Timur

FABACEAE

Cynometra cauliflora L.

Sinonim: Cynometra acutifolia Vidal

Nama lokal: nam nam, kopi anjing (Jawa, Madura) Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi

3-15 m, diameter batang 10- 40 cm.

Daun majemuk, sepasang, helai

daun elip memanjang atau bulat telur terbalik memanjang, panjang 2,5-5 cm, lebar 1-6 cm, saat muda berwarna kemerahan. Bunga

majemuk tandan, terletak pada batang utama, tangkai 0,4-0,7 cm, kelopak merah muda, berubah coklat, panjang 0,5-0,6 cm. Buah buni, panjang 6,5-9 cm, lebar 4-6 cm, kuning atau kemerahan saat masak, rasa manis asam. Biji 1, pipih, panjang 3-5 cm, lebar 4-5 cm.

Kegunaan: Buah dimakan segar.

Tanaman berpotensi sebagai tanaman hias.

Penyebaran: Tanaman menyebar

di Asia Tenggara. Di Jawa Timur

dijumpai di daerah Pacitan dan Ngantang. Populasinya sangat jarang.

Habitat: Dataran rendah hingga 1000 m dpl,

menyukai sinar matahari penuh, toleran terhadap naungan, curah hujan 1500-2000 mm/tahun. Temperatur 22-25 oC.

Perbanyakan: biji, cangkok.

Gambar Pohon

(41)

FABACEAE

Inocarpus fagiferus (Park.) Fosb.

Sinonim: Inocarpus edulis J.R. & G. Forst Nama lokal: gayam (Jawa), gajam (Madura)

Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi 5-15 m, diameter

batang 30-60 cm, batang beralur dalam dan tidak teratur. Daun tunggal, tersebar, bentuk lanset atau elip, hijau, tepi rata, ujung tumpul atau terbelah, pangkal tumpul, bentuk jantung, sering tidak simetris, ujung runcing, panjang 7,5-40 cm, lebar 3-10 cm, tangkai 0,5-1,5 cm. Bunga majemuk bulir, di ketiak daun, daun mahkota 5, putih, daun kelopak 5,

hijau, berbau harum. Buah batu, agak pipih, panjang 5-7 cm, lebar 5-8 cm, hijau saat muda dan hijau kekuningan saat masak.

Kegunaan: Biji tua dimakan atau

dibuat keripik.

Penyebaran: Tanaman tersebar di

seluruh Asia Tenggara. Di Jawa Timur ditemukan di daerah Tuban, Pasuruan, Situbondo, Malang pada ketinggian 1-1500 m dpl.

Habitat: Tanaman tumbuh dekat

sumber air atau sungai pada 2-1500 m dpl.

Perbanyakan: biji

Gambar Buah

(42)

37 Potensi dan Konservasi Buah Lokal Jawa Timur

FABACEAE

Tamarindus indica L.

Sinonim: Tamarindus occidentalis Gaertn.; Tamarindus officinalis Hook. Nama lokal: asem (Jawa, Madura)

Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi 30 m,

diameter batang mencapai 1 m. Daun majemuk, 8-16 pasang anak daun, tersebar, berpenumpu, anak daun lonjong, panjang 1-3,5 cm dan lebar 0,5-1 cm, tepi rata, dasar daun membulat.

Bunga majemuk tandan, di ujung

batang, panjang hingga 13 cm, harum, daun kelopak 4, daun mahkota 5, berwarna krem, benang sari 3, putik 1.

Buah batu, panjang mencapai 14 cm,

lebar 1-2 cm, melengkung. Biji mencapai 18.

Kegunaan: buah dimakan segar, untuk

bumbu masak, atau dibuat manisan, permen, sirup dan minuman. Daun muda dibuat minuman segar (sinom), dibalurkan untuk mengobati rematik dan

berkhasiat mengurangi rasa sakit. Biji dimakan setelah direndam dalam air dan direbus. Minyak biji untuk bahan pernis. Kulitnya berkhasiat untuk astringent, tonikum dan lotion pada luka bengkak dan bernanah.

Penyebaran: Tanaman tersebar di daerah tropik,

dibudidayakan, dijumpai di seluruh Jawa Timur, terutama di pinggir jalan.

Habitat: Tanaman tumbuh pada ketinggian 5-1000 m

dpl. Pada umumnya ditanam di pinggir jalan atau di sekitar rumah dan relatif tahan terhadap iklim kering. Tanaman berpotensi sebagai tanaman hias.

Perbanyakan: biji

Gambar Buah Gambar Pohon

(43)

FLACOURTIACEAE

Flacourtia rukam Zoll. & Moritzi

Sinonim: Flacourtia edulis Griff.; Flacourtia euphlebia Merr.; Flacourtia megaphylla Ridley

Nama daerah: Rukem, gondorukem (Jawa), rukam (Madura) Ciri- ciri umum: Pohon, tinggi 5-20

m, diameter batang 20-50 cm, batang bawah tanaman muda berduri dengan panjang mencapai 10 cm. Daun tunggal tersebar, berbentuk bulat telur atau lonjong hingga lanset, panjang 2-8 cm, lebar 1-6 cm, merah kecoklatan pada saat muda dan hijau saat tua, tangkai daun 5-8 mm. Tanaman berumah dua. Bunga majemuk, tandan pendek, di ketiak daun, tangkai 3-4 cm, hijau kekuningan; bunga jantan hingga 8 bunga, berwarna hijau kekuningan, benang sari banyak. Buah buni, bulat, tidak berbulu, diameter 2-2,5 cm, berwarna hijau saat muda dan menjadi ungu atau merah tua saat masak. Biji banyak dan pipih.

Kegunaan: Buah masak dimakan segar, untuk

dibuat minuman, jelly atau selai. Buah muda untuk diare. Daun untuk mengobati sakit mata dan cacar.

Penyebaran: Tanaman tersebar di Asia Tenggara.

Di Jawa Timur ditemukan di Malang, Pasuruan, Madura dan Banyuwangi.

Habitat: Tanaman tumbuh liar atau ditanam. Perbanyakan: biji

Gambar Buah

(44)

39 Potensi dan Konservasi Buah Lokal Jawa Timur

LYTHRACEAE

Punica granatum L.

Sinonim: Granatum punicum St.-Lag.; Punica florida Salisb. Nama lokal: delima (Jawa, Madura, Indonesia)

Ciri-ciri umum: Semak atau pohon, tinggi 3-6 m. Daun

tunggal, berhadapan atau berkelompok, memanjang atau lanset, panjang 1-9 cm, lebar 0,5-2,5 cm, dasar runcing atau tumpul, tepi rata, ujung membulat. Bunga majemuk 1-5 di ujung batang, panjang 4-5 cm, daun mahkota 5-8. Buah buni, bulat, diameter 6-12 cm; buah masak 5-7 buah.

Kegunaan: Buah masak

dimakan segar dan berkhasiat untuk obat cacing. Buah dan daun berkhasiat untuk obat disentri dan dapat digunakan sebagai pewarna alami.

Penyebaran: Tanaman berasal dari Persia, kemudian menyebar ke

daerah tropik. Di Jawa Timur hampir dapat ditemukan di seluruh daerah.

Habitat: Tanaman ditanam pada ketinggian 5-1000 m dpl. Perbanyakan: biji, cangkok.

(45)

MELIACEAE

Lansium domesticum Corr.

Sinonim: Aglaia dooko Griffith; Aglaia domestica (Correa em. Jack)

Pellegrin; Aglaia aquaea (Jack) Kosterm.

Nama lokal: duku, langsat, langsep, kokosan (Jawa) Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi 6-15 m,

diameter 20-100 cm. Daun majemuk tersebar, anak daun bulat memanjang, lanset, panjang 6-10 cm, lebar 4-7 cm, ujung runcing, pangkal tumpul atau runcing. Pada saat berkecambah tanaman berdaun tunggal. Bunga majemuk, tandan atau bulir, terletak di batang. Buah bulat atau lonjong panjang 3 cm, diameter 1-1,5 cm, rasa manis atau asam manis, kulit kuning keputihan, kuning kecoklatan, bergetah atau tidak. Terdapat tiga macam variasi, yaitu: a. duku (kulit tebal, hampir tidak bergetah, buah bulat, rasa manis); b. langsep/langsat/picitan (kulit buah bergetah putih, buah bulat, rasa manis

asam); c. kokosan (kulit buah berwarna kuning kecoklatan, bergetah, rasa asam sedikit manis, aril sulit lepas dari biji).

Kegunaan: Buah dimakan segar. Setiap 100 g

mengandung 84 g air, 14,2 g karbohidrat, 19 mg Ca, 275 mg K. Kulit buah berkhasiat untuk obat diare dan obat nyamuk.

Penyebaran: Tanaman tersebar di Asia

Tenggara. Di Jawa Timur ditemukan di Tuban, Malang, Pasuruan, Nganjuk, Ngawi, Pacitan, Tulungagung, Blitar.

Habitat: Tanaman tumbuh pada ketinggian 5-1000 m dpl dan kurang

tahan terhadap kekeringan.

Perbanyakan: biji

Gambar Pohon

(46)

41 Potensi dan Konservasi Buah Lokal Jawa Timur

MELIACEAE

Sandoricum koetjape (Burm.f.) Merr.

Sinonim: Melia koetjape Burm.f.; Sandoricum indicum Cav..

Nama lokal: santol, kecapi, (Madura); kecapi (Indonesia), sentul (Jawa) Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi hingga 30 m, diameter batang mencapai 90

cm, bergetah putih. Daun majemuk, tersebar; anak daun 3, elip memanjang, permukaan atas hijau, panjang 6-26 cm, lebar 3-16 cm; ibu tangkai daun 2-9 cm, anak tangkai daun mencapai 1 cm, ujung daun meruncing, dasar daun membulat atau lancip. Bunga majemuk, malai, di ketiak daun, panjang 10-25 cm, hijau. Buah bulat, berbulu halus, diameter 4-6 cm, kuning kehijauan saat masak, rasa manis asam. Biji 2-5.

Kegunaan: Buah dimakan segar, dibuat permen, jeli atau selai. Kayu

untuk konstruksi bangunan dan alat pertukangan. Bubuk kulit batang berkhasiat untuk obat cacing gelang dan kurap. Akar berkhasiat sebagai anti diare, antikasmodik, karminatif, sakit perut dan tonikum sehabis melahirkan. Tanaman berguna sebagai tanaman peneduh.

Penyebaran: Kecapi berasal dari

Indocina dan Malesia Barat Daya yang tumbuh secara alami atau ditanam di daerah Asia tropik, khususnya di Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Vietnam. Di Jawa Timur dijumpai di Bangkalan Madura, Banyuwangi dan jumlah populasinya jarang sekali.

Habitat: Tanaman tumbuh baik pada

ketinggian 5-1200 m dpl pada daerah kering hingga basah.

Pertumbuhan dan perkembangan: Biji

berkecambah 20 hst. Berbunga dan berbuah 5-7 tahun setelah tanam dan tumbuh baik tanpa irigasi. Tanaman dapat diperbanyak dengan biji, sambung, okulasi atau merunduk.

Perbanyakan: biji atau sambung.

(47)

MORACEAE

Artocarpus altilis (Parkinson) Forsberg

Sinonim: Artocarpus communis J.R. & G. Forst.; Artocarpus incisa

(Thunb.) L. f.

Nama lokal: sukun (Jawa, Madura, Indonesia). Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi

6-30 m, diameter batang 0,6-1,8 m, hijau sepanjang tahun, bergetah putih. Daun tunggal tersebar, bentuk bulat telur atau elip, panjang 20-60 cm, lebar 20-40 cm, tepi bercangap terbagi 5-11, hijau, agak kaku, berbulu, tangkai

3-5 cm. Bunga majemuk,

tongkol, muncul di ketiak daun, tangkai 4-8 cm, terbungkus daun pembalut, panjang 1,5-15 cm, lebar 3-4

cm, berspon, kuning; bunga betina bulat atau silindris, panjang 8-10 cm, lebar 5-9 mm. Buah bulat, diameter 10-15 cm, hijau kekuningan, daging kuning muda, pada umumnya tidak berbiji.

Kegunaan: Buah tua dimakan dan dibuat kripik. Kulit batang untuk bahan

serat dan dibuat topi. Daun berkhasiat untuk penurun tekanan darah tinggi. Getah dapat digunakan untuk menambal perahu kano dan berkhasiat untuk obat diare.

Penyebaran: Sentra genetik sukun berasal dari Indonesia dan Papua

Nugini, kemudian menyebar ke seluruh daerah tropik. Di Jawa Timur tanaman ini menyebar hampir di seluruh daerah.

Habitat: Tanaman tumbuh liar atau ditanam pada ketingian 5-1000 m dpl,

namun tanaman ini banyak dijumpai di dataran rendah, curah hujan 2000-3000 mm/tahun, kelembaban 70-90%

Perbanyakan: stek akar.

(48)

43 Potensi dan Konservasi Buah Lokal Jawa Timur

MORACEAE

Artocarpus camansi Blume

Sinonim: -

Nama lokal: kluwih

Cirri-ciri umum: Pohon, tinggi 15-35

m, diameter 20-50 cm, bergetah putih.

Daun tunggal, tersebar, bentuk elip

atau memanjang, panjang 9-32 cm, lebar 5-15 cm, tepi rata atau berlekuk, permukaan kasap atau berbulu, tangkai 1-2 cm. Bunga majemuk, muncul dari ketiak daun; bunga jantan bulat, diameter 13-20 mm; bunga betina dengan seludang, tangkai 0,8-4 cm. Buah bulat atau lonjong, panjang 10-15 cm, diameter 9-10 cm, hijau, permukaan berduri.

Kegunaan: Buah untuk sayur.

Penyebaran: Tanaman tersebar di

Indonesia. Di Jawa Timur hampir dijumpai di seluruh daerah.

Habitat: Tanaman tumbuh liar atau

ditanam pada ketinggian 5-1000 m dpl. Tanaman biasanya tumbuh di pinggir sungai atau jurang.

Perbanyakan: biji

Gambar Pohon

(49)

MORACEAE

Artocarpus elastica Reinw.

Sinonim: Artocarpus pubescens Bl.; Artocarpus blumei Trece; Artocarpus kunstleri King in Hook; Artocarpus corneri Kochummer

Nama daearah: bendo (Jawa)

Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi hingga 40 m,

diameter 30-100 cm, bergetah putih. Daun tunggal tersebar, bentuk lonjong atau memanjang, panjang 20-40 cm, lebar 15-25 cm. Buah majemuk semu, bulat, diameter 9-16 cm, coklat kekuningan, berduri halus, berdaging putih.

Kegunaan: Buah masak dimakan segar.

Kayu untuk bahan papan. Kulit kayu untuk bahan tali, anyaman. Serat dari kulit kayu sangat baik untuk dibuat kain. Getah berkhasiat untuk obat disentri. Daun berkhasiat untuk obat TBC.

Penyebaran: Tanaman tersebar di

Myanmar, Thailand, Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Kepulauan Sunda Kecil. Di Jawa Timur hampir ditemukan di seluruh daerah. Jumlah populasi jarang.

Habitat: Tanaman tumbuh pada

dataran rendah ketinggan hingga 1500 m dpl, terutama di lereng jurang atau dekat sumber air.

Perbanyakan: biji

Gambar Buah

(50)

45 Potensi dan Konservasi Buah Lokal Jawa Timur

MORACEAE

Artocarpus heterophyllus Lmk.

Sinonim: Artocarpus philippensis Lamk.; Artocarpus brasiliensis Gomez; Artocarpus maxima Blanco

Nama lokal: nongko (Jawa), nangka (Indonesia, Madura) Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi 20-30

m, diameter batang 40-80 cm, bergetah putih. Daun tunggal, tersebar, bulat telur terbalik atau lanset, panjang 5-25 cm, lebar 3,5-12 cm, ujung meruncing, bawah lancip, tepi rata, tangkai 1,5-4 cm; daun penumpu 1,5-8 x 0,5-3 cm. Bunga majemuk, soliter, di batang atau di ketiak daun, tangkai 1,5-4 cm; bakal buah 3-8 x 1-3 cm, elip.

Buah bulat memanjang atau elip,

panjang 30-100 cm, diameter 25-50 cm, kulit bergigi, hijau, hijau kecoklatan, daging buah masak berwarna kuning atau kuning keputihan, rasa manis, tekstur renyah, kenyal atau lembek. Biji 1, memanjang 1,5-5 cm.

Kegunaan:

Daun dapat digunakan untuk pakan ternak. Buah muda untuk sayur. Buah masak dimakan atau dibuat kripik, minuman, permen, selai dan jeli. Kayu untuk bangunan dan ukiran.

Penyebaran: Tanaman tumbuh di seluruh

daerah tropik, terutama Asia Tenggara. Di Jawa Timur ditemukan di semua daerah.

Habitat: Tanaman tumbuh pada ketinggian

5-1200 m dpl dan toleran terhadap kekeringan.

Perbanyakan: biji, berkecambah 7-30 hst.

Gambar Pohon

(51)

MORACEAE

Ficus racemosa L.

Sinonim: Ficus glomerata Roxb. Nama lokal: lo (Jawa)

Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi 10-30 m, diameter

batang 1-2 m, bergetah putih. Daun tunggal, lanset, panjang 1-13 cm, lebar 1-5 cm, ujung lancip, dasar lancip, tepi rata, permukaan agak kasap, tersebar, tangkai 1-2 cm. Bunga majemuk bentuk periuk, pada batang, bentuk tandan, putih kemerahan.

Buah buni, bulat, diameter 1,5-2,5 cm, tangkai 1 cm,

berair, agak manis.

Kegunaan: Buah masak dimakan segar atau dibuat

rujak. Buah muda atau daun berkhasiat untuk obat diare.

Penyebaran: Tanaman tersebar di Afrika, India, Indocina, Malesia dan

Australia. Di Jawa Timur hampir di jumpai di seluruh daerah.

Habitat: Tanaman tumbuh di tepi

sungai pada ketinggian 5-1000 m dpl. Seringkali ditemukan tumbuh di sela-sela batu atau bangunan talut.

Perbanyakan: biji.

Gambar Buah

(52)

47 Potensi dan Konservasi Buah Lokal Jawa Timur

MYRTACEAE

Eugenia uniflora L.

Sinonim: Eugenia michelii Lamk. Nama lokal: dewa daru (Jawa)

Ciri-ciri umum: Semak atau pohon kecil, tinggi hingga 7 m. Daun

tunggal berhadapan, bentuk bulat telur atau lonjong, panjang 2,5-6 cm, lebar 1,5-3 cm, ujung runcing, dasar membulat, tepi rata dan tidak berambut. Bunga majemuk, di ketiak daun, berwarna krem, diameter 1 cm, daun kelopak berlekuk 4; daun mahkota 4, putih, panjang 7-11 mm; benang sari 50-60. Buah buni, berlekuk, diameter 1-4 cm, berwarna hijau saat muda dan berubah merah saat tua. Biji 1

Kegunaan: Buah masak

dimakan segar atau dibuat jeli atau sirup.

Penyebaran: Tanaman

berasal dari Amerika Selatan kemudian menyebar ke daerah tropik lainnya.

Habitat: Tanaman dapat

tumbuh pada ketinggian 5-1500 m dpl.

Perbanyakan: biji atau

cangkok

(53)

MYRTACEAE

Psidium guajava L.

Sinonim: Psidium aromaticum Blanco

Nama lokal: jambu klutuk ( Jawa), jambu biji (Indonesia), jambu bhendher,

bighi (Madura)

Ciri-ciri umum: Semak atau pohon, tinggi 3-10 m, diameter 10-30 cm;

kulit coklat muda keperakan, mengelupas saat tua. Daun tunggal, berhadapan, bulat memanjang atau lanset, panjang 6-14 cm, lebar 2,5-6 cm, ujung membulat, lancip, dasar membulat, tangkai 0,4-0,7 cm, tulang bawah menonjol; daun muda berbulu halus, putih. Bunga majemuk, tandan, di ketiak daun, panjang tangkai 1-4 cm; daun kelopak 5, hijau, panjang 0,5 cm; daun mahkota bulat telur terbalik, 1,5-2 cm; benang sari banyak; putik 1; bakal buah tenggelam. Buah buni berbiji banyak, bulat atau bulat telur terbalik, diameter 3-8 cm, beruang 4-5, daging buah putih kekuningan atau merah muda.

Kegunaan: Buah dimakan segar, dibuat sirup, minuman segar, rujak dan

berkhasiat untuk obat demam berdarah. Setiap 100 g mengandung 83,3 g air; 1 g protein, 0,4 g lemak, 0,4 g karbohidrat, 337 mg vitamin C, 0,1-1,8% pektin. Daun dan kulit batang berkhasiat untuk obat diare.

Penyebaran: Tanaman berasal dari Amerika tropik kemudian menyebar

ke daerah tropik. Di Jawa Timur dijumpai di seluruh daerah.

Habitat: Tanaman tumbuh pada ketinggian 1-1200 m dpl, toleran terhadap

kering dan temperatur 22-32oC. Perbanyakan: biji, cangkok.

(54)

49 Potensi dan Konservasi Buah Lokal Jawa Timur

MYRTACEAE

Syzygium aqueum (Burm.f.) Alston

Sinonim: Eugenia aquea Burm. f.; Jambosa aquea DC. Nama daerah: jambu kancing

Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi 3-10 m,

diameter 30-50 cm. Daun tunggal, elip atau bulat telur terbalik, panjang 7-25 cm, lebar 3,5-16 cm, hijau, ujung meruncing atau tumpul, dasar tumpul, tepi rata. Bunga majemuk, tandan, di ketiak atau di ujung batang, 3-7 bunga; kelopak berbentuk mangkuk, lebar 5-7 mm, tangkai 0,4 cm, putih kekuningan; benang sari 0,75-2 cm, banyak; tangkai putik hingga 1,7 cm. Buah buni, bentuk lonceng, panjang 1,5-2 cm, lebar 2-5 cm, putih kemerahan, berair, daging berspon, rasa asam manis. Biji 0-2.

Kegunaan: Buah masak dimakan segar

atau dibuat rujak.

Penyebaran: Tanaman tersebar di Asia Tenggara. Di Jawa Timur jumlah

populasinya sudah sangat jarang.

Habitat: Tanaman tumbuh

pada ketinggian 5-1000 m dpl.

Perbanyakan: biji, cangkok

Gambar Buah Gambar Pohon

(55)

MYRTACEAE

Syzygium cumini (L.) Skeels

Sinonim: Myrtus cumini L.; Eugenia jambolans Lamk.; Syzygium jambolanum Lamk. DC.; Eugenia cumini (L.) Druce

Nama lokal: juwet, duwek (Jawa), jamblang (Indonesia) Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi 10-30 m, diameter

batang 40-90 cm. Daun tunggal, berhadapan, coklat muda saat muda dan hijau saat tua, bentuk lanset atau bulat telur terbalik, panjang 5-20 cm, lebar 3-13 cm, ujung runcing, meruncing, tumpul atau membulat, dasar daun membulat, panjang tangkai 1-3,5 cm. Bunga majemuk malai di ketiak daun atau terminal, panjang 5-12 cm, bunga kecil; benang sari banyak, panjang 4-7 mm petal 4 bebas. Buah buni, beruang satu, hijau saat muda, putih keunguan hingga ungu tua saat tua, bentuk memanjang, panjang 1-5 cm, daging buah ungu muda, rasa manis asam, kadang-kadang agak kelat.

Kegunaan: Buah masak dimakan

segar, dibuat jus atau selai; berkhasiat untuk obat diabetes. Biji/daun/kulit berkhasiat untuk obat diabetes dan diare. Kayu untuk bangunan.

Penyebaran: Tanaman tersebar mulai

dari India, Srilanka, Malesia dan Australia. Di Jawa Timur hampir ditemukan diseluruh daerah.

Habitat: Tanaman tumbuh pada

ketinggian 5-1500 m dpl, tumbuh liar atau ditanam.

Perbanyakan: biji, cangkok

Gambar Pohon

(56)

51 Potensi dan Konservasi Buah Lokal Jawa Timur

MYRTACEAE

Syzygium malaccense (L.) Merr. & L.M. Perry

Sinonim: Caryophyllus malaccensis (L.) Stokes; Eugenia malaccensis L. Nama lokal: jambu darsono

Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi 5-20 m,

diameter batang 20-50 cm. Daun tunggal, berhadapan, elip atau memanjang, panjang 15-38 cm, lebar 7-20 cm, hijau, tepi rata, ujung runcing atau tumpul, tangkai 0,5-1,5 cm, merah saat muda. Bunga majemuk tandan, di ketiak daun, 1-12 bunga; kelopak berbentuk mangkuk, lebar 1,5-2 cm, panjang 0,4-1 cm; daun mahkota 4, memanjang, lonjong, panjang 2 cm; benang sari banyak, merah muda, panjang tangkai 1,5-2 cm; tangkai putik 3-4,5 cm. Buah buni, elip, panjang 5-8 cm, merah kehitaman saat tua. Biji 1, panjang 2,5-3,5 cm, coklat.

Kegunaan: Buah masak dimakan segar.

Kayu untuk bahan konstruksi bangunan.

Penyebaran: Tanaman tersebar di

Semenanjung Malesia. Di Jawa Timur sudah jarang ditemukan.

Habitat: Tanaman tumbuh pada ketinggian

5-1000 m dpl.

Perbanyakan: biji, cangkok

Gambar Buah

(57)

MYRTACEAE

Syzygium polyanthum (Wight) Walp.

Sinonim: Eugenia polyantha Wight Nama lokal: salam

Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi 25

m, diameter batang 25-60 cm.

Daun tunggal, berhadapan, bulat

telur terbalik memanjang, hijau, panjang 6-14 cm, lebar 3-6 cm, ujung meruncing, dasar runcing, tepi rata, tangkai 0,5-1,2 cm.

Bunga majemuk malai, panjang

2-8 cm, di ketiak daun atau ujung batang; kelopak berbentuk mangkuk, 0,1 x 0,4 cm; daun mahkota putih; benang sari banyak. Buah buni, bulat, merah tua, diameter 7-9 mm, tangkai pendek.

Kegunaan: Buah masak dimakan

segar. Daun untuk bumbu masak, penghasil minyak atsiri dan berkhasiat obat penurun tekanan darah. Kayu dapat digunakan untuk bangunan.

Penyebaran: Tanaman tersebar di Asia

Tenggara. Di Jawa Timur hampir ditemukan di seluruh daerah.

Habitat: tanaman tumbuh liar atau ditanam

pada ketinggian 5-1000 m dpl.

Perbanyakan: biji, cangkok

Gambar Buah

Gambar

Gambar 1. Sebaran buah lokal dan langka di Jawa Timur (Laksono, 2009)
Tabel 1. Jenis-jenis tanaman buah langka edibel dan potensinya di Jawa Timur (Solikin dan Budiharta, 2007)
Tabel 2. Jenis-jenis buah populer dan pemanfaatannya di Jawa Timur.
Tabel 3. Jenis-jenis buah kurang populer di Jawa Timur dan potensi pemanfaatannya.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tahap terakhir yaitu melakukan rekap hasil data survei dari kuisioner yang telah diisikan oleh penanggungjawab di beberapa tempat perumahan yang penulis kunjungi dan membuat

Ketiga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa Budaya Sekolah dan Keteladanan Guru memiliki hubungan yang positif dengan

 penerapannya dilaksanakan dilaksanakan secara secara berimbang. Dalam Dalam pelayanan pelayanan kesehatan kesehatan di di rumah rumah sakit, sakit, kemungkinan

Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,98, maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan proporsi kejadian diare antara balita yang memiliki sarana air bersih

Berdasarkan pada hasil pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan studi lanjut yang terdiri dari motivasi

Terdapat perbedaan yang positif dan signifikan antara hasil belajar mata pelajaran ekonomi yang diajar dengan model mind mapping dengan model pembelajaran konvensional, di

Hasil olahan data yang dirumuskan indikator keberhasilan program pada Kantor Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar berada pada kategori efektif dengan hasil

Hasil penelitian dari Suifan (2016) menunjukkan perilaku kewargaan organisasi memiliki banyak dimensi, antara lain komitmen organisasi, mulia, suka membantu,