• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 A n t o l o g i U P I V o l u m e E d i s i N o. J u n i

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3 A n t o l o g i U P I V o l u m e E d i s i N o. J u n i"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Menulis merupakan keterampilan dalam pelajaran Bahasa Indonesia yang penting. Hal ini dikarenakan keterampilan menulis dapat melatih kemampuan peserta didik dalam berpikir kreatif, serta adanya kemampuan yang saling mendukung, seperti kemampuan membaca, kemampuan menganalisis, kemampuan berpikir, serta kemampuan penggunaan bahasa. Lebih lanjut Gie (dalam Abidin, 2012) juga menyatakan bahwa menulis yang secara garis besar merupakan kegiatan seseorang dalam menyampaikan gagasan yang dimilikinya yang dituangkan melalui tulisan dengan maksud agar seseorang yang membacanya dapat memahami makna dari tulisan tersebut. Menulis bukanlah kegiatan yang instan melainkan perlu adanya latihan yang berulang-ulang. Adapun menurut Tarigan (2013) keterampilan menulis merupakan kemampuan yang hanya dapat diperoleh melalui latihan dan praktik secara terus menerus, tidak datang secara otomatis. Oleh karena itu dibutuhkan pembelajaran yang yang tepat dengan berbagai hal yang menunjang dalam kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan ini.

Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang dapat mengasah serta merangsang peserta didik dalam berkomunikasi dengan bahasa tulis yang terarah agar makna dan maksud dari yang sampaikan dapat dipahami oleh pembaca. Oleh karena itu, penulis hendaknya dapat kreatif dalam menyusun kata-kata. Latihan yang dilakukan dalam mengasah dan mengembangkan keterampilan puisi hendaknya berupa latihan yang dapat memberikan berupa pengalaman dalam menuangkan ide, gagasan serta perasaan pada bentuk berupa tulisan. Adapun tulisan yang dapat dijadikan latihan bagi peserta didik dalam melatih keterampilan menulisnya adalah puisi.

Salah satu alasan puisi dapat dijadikan latihan dalam melatih keterampilan menulis pada peserta didik adalah karena puisi merupakan sebuah tulisan yang secara tidak langsung meminta penulis untuk dapat kreatif dalam menuangkan sebuah ide, gagasan, dan perasaannya dengan pemilihan kata yang sebaik mungkin agar pembaca dapat merasakan apa yang sedang dirasakan oleh penulis. Lebih lanjut, Kurniawan dan Sutardi (2012) menyatakan puisi adalah untaian kata yang tertulis indah yang berasal dari ungkapan dan ekspresi perasaan. Sedangkan menurut Pradopo dkk. (2009) puisi merupakan karya yang tidak langsung mewakili ucapan atau ekspresi. Selain itu, puisi juga termasuk dalam materi pembelajaran di sekolah. Namun, kegiatan yang dilakukan hanya sebatas menuliskan kembali puisi yang telah ada, bukannya membuat sebuah tulisan yang baru. Sangat disayangkan, karena menulis merupakan salah satu keterampilan yang penting, karena dengan mengembangkan keterampilan menulis maka secara otomatis dapat memperluas proses belajarnya, berfikir dan terlatih berkomunikasi dengan baik Dunsmuir et al., (2015).

Bedasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di SD Negeri Cibiru 09, kemampuan peserta didik dalam menulis sebuah puisi masih sangat rendah. Jangankan untuk menulis sebuah puisi, untuk membedakan anatara puisi dan cerita saja peserta didik tidak bisa. Kurangnya pengenalan peserta didik dengan puisi yang diindikasi menjadi kesulitan siswa dalam menulis sebuah puisi. Peserta didik masih bingung untuk memilih kata-kata yang tepat (diksi), berimajinasi dengan baik agar puisi yang dibuat dapat membuat pembaca ikut merasakan apa yang dirasakan penulis, serta kandungan-kandungan lain yang terdapat dalam sebuah puisi. Graves (dalam Saddhono dan Slamet, 2014) menyatakan ketidak tahuan tentang

(2)

bagaimana menulis, manfaat menulis serta tidak percaya diri memiliki bakat menulis yang membuat seseorang tidak mau menulis.

Sejalan dengan permasalahan keterampilan menulis puisi yang terjadi di sekolah, pemilihan bahasan penelitian ini juga berangkat dari suatu masalah yang terjadi yatiu tindakan guru dalam melatih peserta didik agar dapaterampil dan kreatif dalam mengasah kemampuannya dalam hal menulis, karena tidak dapat dipungkiri guru memiliki peran dalam keberahsil peserta didik dalam belajar. Seperti yang diungkapkan oleh Smith (dalam Saddhono dan Slamet, 2014) bahwa peserta didik yang sedang belajar menulis atau membuat sebuah karangan tidak terlepas dari kondisi pengajarnya. Keadaan seperti inilah yang dijadikan acuan bagi pengajar dalam melatih dan membangun keterampilan menulis peserta didiknya, yang diharapkan pengajar dapat memberikan kesempatan bagi peserta didik dalam membuat karya tulisnya dengan memfasilitasi keadaan dan kondisi belajar yang memungkinkan siswa dapat melatih keterampilan menulisnya dengan baik. Pengajar hendaknya dapat merangsang peserta didik mengenai tulisan apa yang akan dibuatnya dengan memberikan arahan-arahan yang membuat siswa dapat menemukan ide mengenai apa yang akan ia tulis. Terkait dengan berfikir kritis, seorang penulis hendaknya dapat menampilkan segala pengetahuannya tentang topik yang terkait dengan tulisannya Aksu (2015).

Lalu bagaimana untuk mengatasi permasalahan ini? Melihat keadaan yang seperti ini, tentunya pendidik dan sekolah menjadi sorotan. Dalam menanggulangi permasalahan tersebut, maka peneliti beranggapan bahwa harus adanya suatu model yang mampu memfasilitasi siswa untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dalam

menulis karangan puisi. Oleh karena itu peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul “Model Menulis Kolaborasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi”. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan model menulis kolaborasi di kelas III SD?

2. Bagaimana kemampuan siswa dalam menulis puisi dengan menggunakan model menulis kolaborasi di kelas III SD?

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Memperoleh gambaran menulis puisi dengan menggunakan model menulis kolaborasi di kelas III SD.

2. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi dengan menggunakan model menulis kolaborasi di kelas III SD.

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikembangkan di sekolah. Suparno dan Yunus (dalam Saddhono dan Slamet, 2014) menyatakan bahwa menulis merupakan bahasa tulis yang digunakan sebagai media untuk berkomunikasi atau penyampaian pesan. Secara umum menurut (Tanyer, 2015) menulis merupakan bentuk pengetahuan, perasaan dan pemikiran yang disalurkan ke dalam bentuk tulisan.

Pada dasarnya sebelum menulis, perlua adanya kesadaran dan keinginan yang muncul untuk membuat sebuah tulisan. Abidin dkk. (2015) menyatakan modal dasar dalam menulis adalah cinta menulis yang dapat memotivasi peserta didik mampu menulis. Menulis bukannlah kegiatan yang biasa saja, melainkan memiliki tujuan yang baik, yaitu manfaat menulis yang diungkapkan oleh Yunus dkk. (2009) dapat melatih

(3)

dalam mengembangkan kecerdasan, daya inisiatif serta kreatifitas menjadi berkembang, tumbuhnya rasa pecaya diri serta berani dalam diri, kemampuan dalam menemukan, mengumpulkan, mengorganisasikan informasi menjadi suatu kebiasaan

Karakteristik puisi yang dibahas dalam penelitian ini hanya sebagaian saja dari sekian banyak karakteristik yang terkandung dalam sebuah puisi. Hal ini dikarenakan, menurut Kurniawan (2009) unsur yang kuat dalam puisi anak hanyalah diksi, rima dan imaji yang berupa struktur fisik, sedangkan struktur batin hanya sebatas tema dan amanat. Hal tersebut dikarenakan puisi anak yang bersifat sederhana yang terkandung dalam karakteristik puisi anak.

Adapun model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model menulis kolaborasi. Abidin (2012, hlm. 205) bahwa “tujuan utama model ini adalah memberikan pengalaman pada siswa bagaimana menyusun sebuah karangan.” Model pembelajaran ini walaupun dilakukan secara berkelompok, namun tetap menekankan pada kemampuan masing-masing peserta didik. Hal ini selaras dengan pendapatnya Layli (2012) model kolaborasi adalah suatu model yang kegiatan pembelajarannya terdiri dari beberapa kelompok yang berlandaskan pada kemandirian dari setiap masing-masing angggotanya, yang diharapkan dapat membentuk suatu kerjasama dan tumbuhnya rasa tanggung jawab serta saling membutuhkan dari setiap anggota kelompoknya Melalui model kolaborasi Rabiah et al., (2013) berpendapat dengan adanya kelompok-kelompok kecil dalam kegiatan pembelajaran dapat menumbuhkan interaksi yang baik dari setiap anggota dalam kelompoknya, sehingga muncul rasa cinta terhadap satu sama lain dan proses belajar yang dilakukan.

Penelitian yang menggunakan model menulis kolaborasi juga pernah dilakukan oleh Nurhaidah (2015) dengan fokus pembelajaran menulis surat. Penelitian tersebut menunjukan bahwa penerapan model multiliterasi dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis surat. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Dwi Sekian (2012) penggunaan model menulis kolaborasi, dengan fokus pembelajaran meningkatkan kemampuan menulis narasi. Penelitian tersebut juga menunjukan adanya peningkatan baik dalam proses maupun hasil.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Cibiru 09 kelas IIIB dengan jumlah siswa 45 orang. Metode penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Arikunto dkk. (2012) PTK adalah suatu tindakan yang sengaja dibuat dan dilaksanakan dalam kelas sebagai bentuk pencermatan terhadap proses pembelajaran. Sedangkan menurut Calhoun (dalam Abidin, 2011) penelitian tindakan adalah mencari tahu dan mempelajari hal-hal apa saja yang terjadi di sekolah dengan cara yang unik untuk mencapai yang lebih baik dari semua itu. Sedangkan desain penelitian yang digunakan adalah model Elliot.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pedoman penilaian aktivitas, pedoman penilaian proses, pedoman penilaian produk, lembar observasi, dokumentasi, catatan lapangan dan lembar pedoman wawancara. Sedangkan teknik pengolahan data yang digunakan yakni kualitatif, kuantitatif dan triangulasi.

TEMUAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dimulai dari siklus 1 yang dimulai dengan tahap perencanaan berupa perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan, perencanaan media yang akan digunakan, dan segala

(4)

keperluan yang menunjang penelitian. Setelah merencanakan tindakan penelitian, peneliti melaksanakan

penelitian yang dimulai dari tindakan 1 hingga tindakan ke 3. Tindakan tersebut berada pada satu siklus, kemudian setelah

tindakan 1, 2, dan 3 selesai, peneliti melakukan refleksi untuk memonitoring tindakan yang telah dilaksanakan. Tahap refleksi juga membantu peneliti untuk merencanakan perbaikan dari kekurangan atau hambatan yang ditemukan, agar tidak terjadi lagi pada siklus berikutnya.

Siklus I

Pada tindakan 1 di siklus I ini, kegiatan yang dilakukan yakni berdiskusi menentukan judul sesuai dengan tema, membuat puisi secara berkolaborasi, diskusi teman sejawat, dan mengkomunikasikan hasil puisi yangvtelah dibuat secara berkolaborasi. Tema pada tindakan 1 adalah “Meraih Cita-cita” dengan media yang digunakan adalah big book, mini book, dan puisi yang berjudul “khayalanku”.

Pada tindakan 2 di siklus I, kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik masih seperti pada tindakan 1, namun tema yang dibahas mengenai “Berlibur Dapat Dimana Saja”. Media yang digunakan dalam tindakan 2 yaitu gambar-gambar tempat liburan serta lagu yang berjudul “Libur Telah Tiba”.

Pada tindakan 3 di siklus I, setelah peserta didik melakukan kegiatan pembelajran sepertipada tyindakan1 dan 2, maka selanjutnya diarahkan pada kegiatan untuk membuat sebuah puisi secara mandiri dan mengomunikasikan hasil puisi yang telah dibuat secara mandiri. Adapun nilai proses dan produk kelompok dan individu dalam pembelajaran menulis puisi adalah sebagai berikut.

Tabel 4.1

Daftar Nilai Hasil Produk Peserta Didik Menulis Puisi Sikus I

Aspek Yang Dinilai Nilai Fre- ku-ensi Pre- senta-se 1. Judul dan isi

puisi sesuai tema 2. Puisi mengandung amanat 3. Ketepatan diksi 4. Penggunaan kata imaji dan membangkit kan imajinasi pembaca 26.67 8 21% 33,33 13 34% 40 14 37% 46,67 3 8% Tabel 4.2

Daftar Nilai Proses Kelompok Menulis Puisi Sikus I Kelompok Tindakan Nilai Akhir 1 2 3 1 50 50 50 150 2 25 25 25 75 3 25 25 50 100 4 25 50 50 125 5 25 25 25 75 6 25 50 50 125 7 25 50 50 125 8 50 50 50 150 9 50 50 75 175 Jumlah 300 375 425 1100 Rata-rata 33,3 41,7 47,2 40,7

(5)

Tabel 4.3

Daftar Nilai Hasil Produk Kelompok Menulis Puisi Siklus 1

Berdasarkan ketiga tabel di atas, diketahui bahwa baik nilai proses maupun kemampuan menulis kelompok da peserta didik secara mandiri yang digambarkan dalam produk pada siklus I masih sangat rendah. Kedua perolehan rata-rata nilai tersebut belum memenuhi nilai KKM bahasa Indonesia di sekolah tersebut sebesar 75. Oleh sebab itu, peneliti merancang kembali kegiatan pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan melakukan beberapa perbaikan sesuai dengan refleksi yang dilakukan pada siklus I, agar pembelajaran lebih optimal dan dirahapkan akan ada peningkatan mutu pembelajaran pada siklus II.

Siklus II

Pada dasarnya, langkah kegiatan pembelajaran siklus II sama dengan siklus I. Hanya saja yang membedakan adalah perencanaan dibuat lebih matang dengan melakukan beberapa perbaikan berdasarkan refleksi yang telah dilakukan pada siklus I. Pembeda dari siklus sebelumnya yaitu tema dan media yang digunakan. Pada tindakan 1, tema yang diangkat adalah “Biasakan hidup Disiplin”. Adapun media yang diganakan adalah gambar beberapa contoh kegiatan disiplin dan puisi yang berjudul “Jam”.

Seperti biasa, pada kegiatan awal peserta didik akan diperlihatkan mengenai gambar yang telah disiapkan oleh guru, selanjutnya peserta didik secara berkelompok menentukan judul sesuai dengan tema dan gambar yang telah diamati. Lalu, menulis puisi secara berkolaborasi dan mengomunikasikan hasil puisi yang telah dibuat secara bersama-sama. Pada tindakan 2 peserta didik akan melakukan kegiatan pembeljaran seperti pada tindakan 1, namun yang membedakan adalah tema yang dibahas adalah “Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan”. Media yang digunakan adalah video perkembangbiakan hewan, gambar monyet dan kelinci, serta lagu yang berjudul “Kelinciku”. Pada tindakan 3 setelah peserta didik melakukan kegiatan seperti pada tindakan 1 dan 2, maka dilanjutkan dengan menulis puisi secara mandiri dan mengomunikasikan hasilnya. Adapun penilaian aktivitas dan produk pada siklus II sama dengan siklus I berdasarkan indikator dan kriteria yang telah ditentukan. Berikut adalah perolehan nilai kelompok dan individu proses serta produk pada siklus II.

Tabel 4.4

Daftar Nilai Hasil Produk Peserta Didik Menulis Puisi Sikus II Aspek Yang Dinilai Nilai Fre- ku-ensi Pre- senta-se 1. Judul dan isi

puisi sesuai tema 2. Puisi mengandung amanat 3. Ketepatan diksi 4. Penggunaan kata imaji dan membangkit kan imajinasi pembaca 53,33 1 10% 60 2 5% 66,67 13 33% 73,33 19 49% 80 4 10% Kelompok Tindakan Nilai Akhir 1 2 3 1 27,27 36,36 36,36 99,91 2 36,36 36,36 45,45 18,17 3 27,27 27,27 27,27 81,81 4 36,36 27,27 36,36 99,99 5 27,27 27,27 27,27 81,81 6 27,27 36,36 27,27 90,9 7 36,36 36,36 27,27 99,99 8 27,27 27,27 45,45 99,99 9 27,27 36,36 36,36 99,99 Jumlah 30,3 290,9 309,0 6 872,64 Rata-rata 30,3 32,32 34,34 32,32

(6)

Tabel 4.5

Daftar Nilai Proses Kelompok Menulis Puisi Sikus II

Tabel 4.6

Daftar Nilai Hasil Produk Kelompok Menulis Puisi Siklus II

Berdasarkan ketiga tabel tersebut, diketahui bahwa baik nilai proses

maupun nilai produk siswa dalam siklus II ini mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan pemerolehan pada siklus I. Namun pemerolehan nilai keduanya masih ada yang belum mencapai nilai KKM bahasa Indonesia yang ditetapkan. Oleh karena itu peneliti akan merancang kembali kegiatan pembelajaran yang lebih optimal untuk diterapkan pada siklus III.

Siklus III

Pada tindakan 1 di siklus III, kegiatan yang dilakukan tetap sama seperti pada siklus sebelumnya yaitu berdiskusi menentukan judul sesuai dengan tema dan gambar, membuat puisi secara berkolaborasi dan mengomunikasikannya. Namun tema yang dibahas adalah “Indahnya Persahabatan”. Dengan media yang digunakan adalah cerita bergambar, lagu yang berjudul “Kepompong” dan puisi yang berjudul “Warna Hidupku”. Pada tindakan 2 kegiatan pembelajaran sama seperti pada tindakan 1, tema yang diangkat adalah “Cintai Kebudayaan Indonesia” dengan media pembelajaran yang digunakan adalah video wayang, gambar-gambar budaya Indonesia, serta puisi yang berjudul “Kebudayaan indonesia”. Lalu pada tindakan 3, kegiatan dilanjutkan dengan membuat puisi secara mandiri dan mengomunikasikan hasil puisi yang telah dibuatnya. Tema yang dibahas adalah “Bersahabat Dengan Alam”. Media yang digunakan adalah gambar kosong untuk diwarnai dan lagu yang berjudul “Memandang Alam”. Berikut adalah perolehan nilai proses dan produk kelompok dan individu pada siklus III. Kelompok Tindakan Nilai Akhir 1 2 3 1 75 75 75 225 2 75 100 100 275 3 75 75 75 225 4 50 75 100 225 5 75 75 75 225 6 75 75 75 225 7 75 75 100 250 8 75 75 75 225 9 75 75 100 250 Jumlah 650 700 775 2125 Rata-rata 72,22 77,78 86,11 78,7 Kelompok Tindakan Nilai Akhir 1 2 3 1 54,55 63,64 72,73 190,92 2 63,64 72,73 72,73 209,1 3 54,55 54,55 63,64 172,74 4 54,55 63,64 72,73 190,92 5 63,64 63,64 63,64 190,92 6 54,55 63,64 81,82 200,1 7 45,45 63,64 72,73 181,82 8 54,55 63,64 72,73 190,92 9 63,64 63,64 63,64 190,92 Jumlah 509,1 572,7 636,3 6 1719,36 Rata-rata 56,57 63,64 70,71 63,68

(7)

Tabel 4.7

Daftar Nilai Hasil Produk Peserta Didik Menulis Puisi Sikus III

Aspek Yang Dinilai Nilai Fre- ku-ensi Pre- senta-se 1. Judul dan isi

puisi sesuai tema 2. Puisi mengandung amanat 3. Ketepatan diksi 4. Penggunaan kata imaji dan membangkit kan imajinasi pembaca 66,67 1 2% 73,33 3 7% 80 19 48% 86,67 13 33% 93,3 4 10% Tabel 4.8

Daftar Nilai Proses Kelompok Menulis Puisi Sikus III

Tabel 4.9

Daftar Nilai Hasil Produk Kelompok Menulis Puisi Siklus III

Berdasarkan ketiga tabel di atas, diketahui bahwa pemerolehan nilai proses dan kemampuan menulis puisi dalam produk siswa dalam siklus III, mengalami peningkatan yang signifikan. Adapun pemerolehan rata-rata nilai keduanya telah memenuhi KKM bahasa Indonesia yang ditetapkan. Oleh karena itu pembelajaran yang dilakukan telah mencapai target, maka peneliti mencukupkan penelitian sampai siklus III. Kemudian peneliti juga dapat menyimpulkan bahwa model menulis kolaborasi dapat membuat aktivitas belajar menjadi lebih efektif dan tentunya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi.

PEMBAHASAN

Secara keseluruhan, kegiatan yang telah dilakukan dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan model menulis kolaborasi sudah berjalan dengan baik dan lancar. Dalam penelitian ini juga diperoleh beberapa temuan esensial mulai dari perencanaan, kegiatan pembelajaran, analisis data, serta refleksi yang sudah dilaksanakan dalam siklus I, siklus II, sampai siklus III. Berikut adalah pembahasan secara rinci berkenaan Kelompok Tindakan Nilai

Akhir 1 2 3 1 75 75 75 225 2 75 100 100 275 3 75 75 75 225 4 50 75 100 225 5 75 75 75 225 6 75 75 75 225 7 75 75 100 250 8 75 75 75 225 9 75 75 100 250 Jumlah 650 700 775 2125 Rata-rata 72,22 77,7 8 86,11 78,7 Kelompok Tindakan Nilai Akhir 1 2 3 1 63,64 72,73 90,91 227,28 2 63,64 72,73 81,82 218,19 3 63,64 72,73 81,82 218,19 4 72,73 81,82 81,82 236,37 5 63,64 72,73 81,82 218,19 6 72,73 72,73 90,91 236,37 7 72,73 81,82 81,82 236,37 8 72,73 72,73 81,82 227,28 9 63,64 63,64 81,82 209,1 Jumlah 609,1 663,6 754,5 5 2027,34 Rata-rata 67,68 73,74 83,84 75,09

(8)

dengan segala temuan yang diperoleh selama penelitian berlangsung.

Dalam proses pembelajaran menulis puisi, peserta didik difasilitasi oleh peneliti untuk melakukan serangkaian aktivitas sesuai dengan model menulis kolaborasi. Adapun aktivitas tersebut yakni berdiskusi menentukan judul sesuai dengan tema dan gambar, membuat puisi secara berkolaborasi, mengomunikasikan hasil puisi yang dibuat secara bersama-sama, mengarahkan siswa untuk membuat puisi secara mandiri, tukar pendapat dengan teman sejawat, dan hingga mengomunikasikan hasil puisi yang dibuat secara mandiri. Dalam penelitian ini, peneliti menyediakan topik yang berbeda untuk setiap siklusnya.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan selama tiga siklus, terdapat beberapa temuan pada proses pembelajaran menulis puisi di setiap siklusnya. Pada siklus I aktivitas siswa kurang baik karena kegiatan diskusi tidak berjalan efektif dan tidak kondusif serta peserta didik kurang kreatif dan percaya diri dalam menentukan judul puisi. Pada siklus II aktivitas siswa mulai baik karena kegiatan diskusi berjalan efektif dan kondusif, namun peserta didik masih kurang kreatif dan percaya diri dalam menentukan judul puisi sesuai dengan tema. Pada siklus III aktivitas siswa sangat baik karena kegiatan diskusi berjalan dengan efektif dan kondusif serta sebagian besar peserta didik telah kreatif dan percaya diri dalam menentukan judul dan membuat puisi sesuai dengan tema dengan menggunakan model menulis kolaborasi.

Proses pembelajaran menulis puisi berjalan dengan baik serta mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Berikut adalah grafik peningkatan nilai proses kelompok dari siklus I sampai siklus III.

Grafik 4.1

Berdasarkan grafik di atas, diketahui bahwa rata-rata nilai yang diperoleh kelompok pada kegiatan proses menulis puisi dengan model Menulis Kolaborasi pada siklus I mendapatkan nilai 40,7. Pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh adalah 74, dan pada siklus III nilai rata-rata yang diperoleh adalah 78,7. Dari hasil data nilai yang diperoleh tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan proses kelompok dalam menulis puisi mengalami peningkatan pada setiap siklus, dan telah berhasil mencapai nilai diatas KKM. Selain nilai proses/aktivitas, kemampuan siswa dalam menulis karangan puisi juga meningkat. Hal ini tercermin dalam peningkatan rata-rata nilai produk yang diperoleh kelompok dari setiap siklus. adapun grafik perolehan rata-rata nilai produk dari siklus I sampai siklus III adalah sebagai berikut.

Grafik 4.2

Berdasarkan grafik tersebut, terlihat bahwa telah terjadi peningkatan nilai

0 20 40 60 80 100

Siklus I Siklus II Siklus III Nilai Rata-rata Proses Kelompok Menulis Puisi

0 20 40 60 80

Siklus I Siklus II Siklus III Nilai Rata-rata Kelompok Hasil Produk Menulis Puisi

(9)

mulai dari siklus I hingga siklus III. Rata-rata nilai yang diperoleh adalah 32,32 pada siklus I, kemudian rata-rata nilai meningkat menjadi 63,69 pada siklus II, hingga pada akhirnya perolehan nilai rata-rata hasil produk kelompok menulis puisi dengan menggunakan model Menulis Kolaborasi mencapai 75,09 pada siklus III, dan hal tersebut menunjukan keberhasilan ketika menjalankan kegiatan pembelajaran dengan perolehan nilai yang mencapai KKM. Selain kegiatan kelompok, kegiatan menulis puisi berupa hasil produk yang didapat oleh peserta didik secara mandiri sebagai berikut.

Grafik 4.3

Berdasarkan grafik diatas, Peneliti menyimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis karangan puisi telah mengalami peningkatan yang signifikan. Hal tersebut tentunya dapat terjadi karena siswa sudah lebih faham bagaimana cara menulis puisi yang baik. Peningkatan proses dan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis puisi oleh peneliti dapat diperkuat dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan. Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Nurhaidah (2013) dan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Sekiani Wargiati (2012). Hasil penelitian dari keduanya menunjukan bahwa penerapan pembelajaran multiliterasi dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis. Dengan meningkatnya nilai yang diperoleh, maka meningkta pula

kemampun peserta didik dalam hal yang lain, seperti yang diungkapkan Kinoysan (2007) bekal utama menulis adalah minat, niat, bakat, motivasi, imajinasi, ilmu pengetahuan, pengalaman hidup, perjalanan, belajar, menambah wawasan, komunikasi, membuka diri, pantang menyerah, disiplin dan bisa bekerja sama. Dari pendapat tersebut, maka semua bekal utama dalam menulis yang dimiliki oleh seoarang penulispun akan meningkat. Namun, meningkatanya semua nlai tersebut tidak terlepas dari keadaan kelas yang diciptakan oleh sorang guru. Seperti pendapat Magee (2008) hal yang harus dipersiapkan dalam menulis puisi adalah suatu keadaan serta kondisi yang tenang dimanapun tempatnya, agar gagasan yang dimiliki dapat tersusun dengan baik

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran siswa dalam menulis puisi dengan menggunakan model menulis kolaborasi menggambarkan adanya peningkatan yang bertahap pada setiap siklusnya. Adapun peningkatan proses tersebut ditunjukan siswa melalui beberapa hal, seperti peserta didik semakin kreatif dan percaya diri dalam menentukan judul dan membuat puisi sesuai dengan tema, kegiatan diskusi semakin kondusif dan efektif. Adapun nilai rata-rata hasil produk kelompok menulis puisi pada setiap siklus mengalami peningkatan, yaitu siklus I 32,32 siklus II 63,68 dan siklus III 75,09. Perolehan nilai rata-rata hasil produk peserta didik menulis puisi, yaitu pada siklus I 35,45 siklus II 70,60 dan siklus III 82,67.

0 50 100

Siklus I Siklus II Siklus III Nilai Rata-rata Hasil Produk Peserta Didik

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin dkk.(2015). Pembelajaran Literasi Dalam Konteks Pendidikan Multiliterasi, Integratif, Dan Berdiferensiasi. Bandung: Rizqi Press. Abidin, Y. (2012). Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: PT. RefikaAditama.

Abidin, Y. (2011). Penelitian Pendidikan Dalam Gamitan Pendidikan Dasar Dan Paud. Bandung: Rizqi Press.

Aksu, B. (2015). From descriptive to critical writing : A study on the effectiveness of advanced reading and writing instruction. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 199, 620–626. http://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.07.5 88.

Dunsmuir, S., Kyriacou, M., Batuwitage, S., Hinson, E., Ingram, V., & Sullivan, S. O. (2015). Assessing Writing An evaluation of the Writing Assessment Measure ( WAM ) for children ’ s narrative writing. Assessing Writing, 23, 1–18.

http://doi.org/10.1016/j.asw.2014.08.001. Kinoysan, A. (2007). Jadi Penulis? Gampang, Kok!. Yogyakarta: C. V Andi Offset.

Kurniawan, H. (2009). Sastra Anak Dalam Kajian Strukturalisme, Sosiologi, Semiotika, Hingga Penulisan Kreatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kurniawan dan Sutardi.(2012). Penulisan Sastra Kreatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Layli, N. (2012). Pembelajaran kolaboratif pada dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial terpadu, 1(1). Magee, W. (2008).Asyiknya Menulis Puisi. Solo: Tiga Serangkai

Pradopo dkk.(2009). Puisi. Jakarta: Universitas Terbuka.

Rabiah, Imran, & Septiwiharti, D. (2013). Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Penerapan Metode Kolaborasi Kelas V SDN 3 Parigi. Jurnal Kreatif Tadulako Online, 3(4), 82–90.

Saddhono dan Slamet.(2014). Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia Teori Dan Aplikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tanyer, S. (2015). The role of writing and reading self-efficacy in first-year preservice EFL teachers ’ writing performance. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 199, 38–43. http://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.07.4 84.

Tarigan, HG. (2013). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Yunus dkk.(2009). Menulis 1. Jakarta: Universitas Terbuka

Referensi

Dokumen terkait

[r]

1) Memberikan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan karyawan. Dengan keterampilan dan keahlian yang sesuai dengan pekerjaannya mereka akan antusias untuk

Pelayanan antenatal yang berkualitas meliputi: pelayanan kepada ibu hamil minimal 4 kali, 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali pada trimester III

- Terhadap jenis ikan yang sama, ikan yang lolos melalui jendela mata jaring bujur sangkar dan ikan yang masuk ke kantong kemudian dilakukan penimbangan

Meskipun sudah berusaha melawan kecanggungannya, Charlie tetap gagal karena dalam dirinya sendiri Charlie tidak memiliki keyakinan yang kuat dan keteguhan hati

Kendaraan ini di produksi oleh tangan-tangan kreatif anak bangsa yang awalnya di buat dari barang-barang bekas onderdil mobil-mobil rusak dengan mesin diesel

observasi, wawancara, angket pendapat dosen mengenai tujuan pembelajaran yang perlu dicapai. Pendekatan teknologi kerja, tujuan pembelajaran ditetapkan sebagai

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil untuk persepsi dan animo terhadap obat tradisional, potensi pengembangan obat tradisional, pengobatan