• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan Film Dokumenter Upacara Adat Ngarot. Kabupaten Indramayu Jawa Barat. Naskah Publikasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pembuatan Film Dokumenter Upacara Adat Ngarot. Kabupaten Indramayu Jawa Barat. Naskah Publikasi"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Pembuatan Film Dokumenter Upacara Adat Ngarot

Kabupaten Indramayu Jawa Barat

Naskah Publikasi

Diajukan oleh:

Yanuar Rizal Arifudin

06.12.1583

kepada

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AMIKOM

YOGYAKARTA

2011

(2)
(3)

The Proces Film Documenter of Ceremony Ngarot Kabupaten Indramayu West Java

Pembuatan Film Dokumenter Upacara Adat Ngarot Kabupaten Indramayu Jawa Barat

Yanuar Rizal Arifudin Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ABSTRACT

With the multimedia science, among others, have included (Audio and Video player) as a tool to enjoy the moving images, but also as a means of media or tools to do the editing film / video as documentary film making, indie films and TV dramas.

The surplus of documenter video ease to understand onlooker an culture which already be present since previous period and still everlasting in this globalization era. Although in the modern era, there is still region which maintains the culture until now.

In making this documentary are still many shortcomings, such as the limited number of crew, the minimum cost as well as the influence of bad weather. This thesis is designed using Adobe Premiere Pro CS4 for video editing process and other applications like Audacity, and Nero Express as supporting applications.

(4)

1. Pendahuluan

Di kabupaten Indramayu yang merupakan daerah pantai berhawa panas mempunyai banyak pemandangan pantai yang memukau. Indramayu mempunyai ciri khas dengan kotanya yaitu terkenal sebagai “kota mangga”, karena di Indramayu terkenal pemasok mangga terbesar di Indonesia hingga di export ke mancanegara.

Disamping terkenal dengan sebutan kota mangga, Indramayu juga banyak sekali keaneka ragaman budaya yang mungkin sampai saat ini masih di jaga kelestariannya. Salah satunya yang penulis angkat ini adalah upacara adat Ngarot di desa Lelea Kabupaten Indramayu. Banyak keunikan yang ditemukan di desa Lelea tersebut, Indramayu adalah notabene bahasa yang di pakai adalah bahasa Jawa tetapi di desa Lelea masyarakatnya cenderung memakai bahasa Sunda tetapi di campur dengan bahasa asli Indramayu. Karena dulu Lelea masuk wilayah kekuasaan kerajaan Sumedang Larang dan kerajaan itu memakai bahasa Sunda.

“Pembuatan film dokumenter Upacara Adat Ngarot” merupakan salah satu pendukung promosi yang dapat diperhitungkan, karena wujudnya berupa audio dan visual. Penelitian ini merupakan model prosedural yang bersifat deskriptif. Data yang dianalisis berupa data primer dan data sekunder mengenai Upacara Adat Ngarot. Analisis data ini selanjutnya digunakan sebagai acuan untuk membuat video dan media promosi pendukungnya.

2. Konsep Dasar 2.1 Konsep Dasar

2.1.1 Sejarah Multimedia

Istilah Multimedia berawal dari teater, bukan komputer. Pertunjukan yang memanfaatkan lebih dari satu medium sering kali disebut pertunjukan multimedia. Pertunjukan multimedia mencakup monitor video, synthesized band, dan karya seni manusia sebagai bagian dari pertunjukan. Sistem Multimedia dimulai pada akhir 1980-an dengan diperkenalkannya Hypercard oleh Apple pada tahun 1987, dan pengumuman oleh IBM pada tahun 1989 mengenai perangkat lunak Audio Visual Connection (AVC) dan Video Adhapter Card bagi PS/2. Sejak permulaan tersebut, hampir setiap pemasok perangkat keras dan lunak melompat ke multimedia. Pada tahun 1994, diperkirakan ada lebih dari 700 produk dan sistem multimedia di pasaran.

2.1.2 Definisi Multimedia

Dalam industri elektronika, multimedia adalah kombinasi dari komputer dan video (Roch, 1996) atau multimedia secara umum merupakan kombinasi tiga elemen, yaitu suara, gambar dan teks (McCornick, 1996) atau multimedia adalah kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output dari data, media ini dapat audio, animasi, video, teks, grafik dan gambar (turban dkk, 2002) atau multimedia merupakan alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan gambar video (Robin dan Linda, 2001).

2.1.3 Bunyi

Bunyi dalam PC multimedia khususnya pada aplikasi bidang bisnis dan game sangat bermanfaat. PC multimedia tanpa bunyi hanya disebut unimedia, bukan multimedia.

2.2 Pengertian Film Dokumenter

Kunci utama dalam film dokumenter adalah penyajian fakta. Film dokumenter berhubungan dengan orang-orang, tokoh, peristiwa dan lokasi yang nyata. Film dokumenter tidak menciptakan suatu peristiwa atau kejadian namun merekam peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi atau otentik.

Dalam menbuat film dokumenter terdapat kriteria dimana film tersebut bagus atau tidak. berikut ini kriteria film dokumenter yang bisa dikatakan bagus.

1. Film berisi kenyataan atau fakta bukan rekayasa. 2. Tidak memiliki tokoh protagonist dan antagonis. 3. Struktur film sederhana

(5)

5. Ada wawancara didalam filmnya. 6. Ada seorang nara sumbernya. 2.2.1 Makna Film Dokumenter

Istilah "dokumenter" atau documentary (bahasa Inggris), adalah turunan dari kata Perancis, documentaire. Yang artinya, sebuah film atau pembicaraan yang menggambarkan perjalanan di suatu negeri tertentu. Apakah cara pengambilan gambarnya secara langsung atau direkaulang, sampai tahun 1960-an, film dokumenter yang tradisional adalah urusan tunjukkan-dan-ceritakan (show-and-tell).

2.2.2 Langkah Pengembangan Film Dokumenter

Untuk menghasilkan karya dokumenter yang baik yang dikemukan oleh Satrio Arismunandar yang sudah banyak membuat film dokumenter yang beredar di Indonesia, dibutuhkan sejumlah unsur:

1. kita harus memiliki gambar (footage) yang baik. 2. kita harus memiliki ide atau konsep.

3. kita harus memiliki sebuah struktur 2.2.3 Format Video Film Dokumenter

Hingga perode 1980an, perbedaan format memunculkan dua kelompok-kelompok film dan kelompok-kelompok video. Format video mengalami perkembangan pesat sehingga saat ini dimungkinkan kedua kelompok tersebut melebur jadi satu dalam memproduksi film.

2.2.3.1 Film

Film pertama dibuat dengan bahan seluloid yang sangat mudah dibakar, bahkan oleh percikan abu rokok sekalipun.

2.2.3.2 Video

Format berdasarkan pita magnetik yang mulai dikenal luas seluruh dunia pada paruh kedua periode 1970an.

2.2.4 Kriteria Penilaian kualitas

Film dokumenter harus mempunyai sebuah penilaian criteria supaya bisa di terima di masyarakat, berikut kriterianya:

1. Harus bercerita dan harus bertema, 2. Harus ada kaidah-kaidah

3. Dilihat dari segi alur cerita

4. Dilihat dari segi teknik editing atau teknologinya.

5. Harus ada standarisasi durasi film, sekitar 30-60 menit, format yang jelas, dan resolusi yang pas.

2.2.5 Dokumenter untuk Media TV

Dalam jurnalisme media cetak, yang dimaksud dengan "feature" adalah sebuah tulisan khas, yang ditulis secara luwes dan menarik, dan relatif tak lekang oleh waktu (saat pemuatannya tidak harus diburu-buru seperti berita biasa).

Kita bisa memperoleh pegangan yang lebih baik dalam mendefinisikan dokumenter, dengan mendekatinya dari empat sudut: lembaga, praktisi, teks (film dan video), dan audiens:

2.2.5.1 Kerangka kelembagaan

Ini kelihatannya berputar-putar, namun salah satu cara mendefinisikan dokumenter adalah dengan mengatakan, "Dokumenter adalah apa yang dibuat oleh organisasi dan lembaga yang memproduksinya”.

2.2.5.2 Komunitas praktisi

Para pembuat film dokumenter sama-sama merasa memegang Mereka yang membuat film dokumenter, seperti juga lembaga yang mendukung mereka, memegang asumsi-asumsi dan harapan-harapan tertentu tentang apa yang mereka lakukan.

(6)

Film-film yang menciptakan tradisi dokumenter adalah cara lain untuk mendefinisikan bentuk. Untuk awalnya, kita bisa mengangap dokumenter sebagai genre, seperti film koboi (western) atau fiksi-ilmiah (science-fiction).

2.2.5.4 Konstituensi penonton

Cara terakhir untuk mendefinisikan dokumenter adalah hubungan dengan audiensnya, karena pendekatan lewat kerangka kelembagaan, komunitas praktisi, atau kumpulan teks dirasakan tidak memadai.

2.3 Sejarah dan Pembuatan Video Editing

Mulai pada tanggal 28 Desember 1895 dengan ditandai oleh untuk pertama kalinya orang menonton film pertunjukan di sebuah ruangan yang di proyeksikan ke sebuah layar. Lumiere bersaudara menyewa sebuah ruangan bilyar tua di bawah tanah di Boulevard des Capucines, Paris yang kemudian dikenal sebagai ruangan bioskop pertama di dunia, yang kemudian tempat itu dikenal dengan nama Grand Café.

Dalam membuat video dokumenter ada langkah-langkah dan kiat bagaimana video yang kita produksi disenangi oleh penonton dan tidak memakan biaya yang besar saat memproduksinya. Langkah yang harus kita tempuh dalam membuat video dokumenter adalah.

2.3.1 Menentukan Ide

Ide dalam membuat film dokumenter tidaklah harus pergi jauh-jauh dan memusingkan karena ide ini bisa timbul dimana saja seperti di sekeliling kota, di pingir jalan, dan kadang ide yang kita anggap biasa ini yang menjadi sebuah ide yang menarik dan bagus diproduksi.

2.3.2 Menuliskan Film Statement

Film statement yaitu penulisan ide yang sudah ke kertas, sebagai panduan kita dilapangan saat pengambilan Angel.

2.3.3 Membuat Treatment atau Outline

Dalam teknis outline disebut juga script, script adalah cerita rekanan tentang film yang kita buat.

2.4 Standarisasi Video 2.4.1 Format video

Salah satu format video adalah Audio Video Interleave (AVI). avi adalah format multimedia container yang dikeluarkan oleh Microsoft pada November 1992 sebagai bagian dari video untuk teknologi windows

2.4.2 Durasi

Sementara ini masih belum jelas dan belum ada batasan yang jelas tentang durasi film dokumenter, tetapi biasanya film dokumenter berdurasi 30 sampai 60 menit. 2.4.3 Resolusi

Standarisasi resolusi memakain HD 720x576 PAL karena menyesuaikan dengan standarisasi di Indonesia.

2.5 KRU (Pelaksana Produksi Video) 2.5.1 Produser

Seorang yang bertanggung jawab secara umum terhadap seluruh pelaksanaan produksi. 2.5.2 Sutradara

Sutradara menduduki posisi tertinggi dari segi artistik Tanggung jawabnya meliputi aspek-aspek kreatif, baik interpretative maupun teknis, dari sebuah produksi film.

2.5.3 Scriptwriter

Proses produksi sampai pasca produksi sangat tergantung pada scriptwiter 2.5.4 Kameramen/Juru Kamera

Seorang yang mengoperasikan kamera film atau video untuk merekam gambar di film, video, atau media penyimpanan komputer, JurKam yang bertugas dalam kapasitas di proses pembuatan film bisa disebut sebagai operator kamera, kameramen, juru kamera televisi, juru kamera video, atau vieografer, bergantung pada konteks dan teknologi yang di gunakan.

(7)

2.5.5 Editor

Bertugas mengcapture file mentah dari mini dv menjadi sebuah data berformat AVI yang kemudian memilih dan menyunting gambar dari hasil shooting dengan cara memotong cut to cut, memberi efek serta menyisihkan transisi pada video.

2.6 Peralatan

2.6.1 Kamera dan Spesifikasinya

Kamera Video adalah perangkat perekam gambar video yang mampu menyimpan gambar digital dari mode gambar analog.

Video/Film adalah rangkaian banyak Frame gambar yang di putar dengan cepat. 2.7 Software yang digunakan / perangkat yang digunakan

2.7.1 Adobe Premiere Pro CS4

Adobe Premiere pro merupakan software editing video digital yang banyak dan sering digunakan pada saat ini. Dengan adobe premiere kita dapat mengolah video untuk iklan, video klip, film, dokumentasi maupun video panduan menjadi sangat menarik dan mudah. Adobe premiere pro CS4 memiliki fitur-fitur tambahan yang akan mempermudah pekerjaan kita.

2.7.2 Audacity

Audacity adalah sebuah software Editor untuk Audio dan dapat digunakan sebagai recorder

Software ini kita bisa merekam audio melakukan pemotongan lagu,

menggabungkan dan menyisipkan banyak lagu pada bahagian tertentu, import dan export ke format audio WAV, AIFF, AU, OGG Vorbis. Untuk proses editing sebuah file audio, software ini tidak susah dan juga mempunyai fitur Unlimited Undo. Audacity juga bisa menambahkan beberapa effects pada file audio.

2.7.3 Jet Audio

Jet audio merupakan salah satu perangkat lunak yang dapat membaca berkas file berbentuk audio dan video meskipun jet audio sering digunakan sebagai pemutar suara atau video ternyata bisa juga digunakan sebagai merekam suara dan melakukan proses pemotongan suara dengan program tambahan yang disertakan dalam paket seperti JetToys, fitur yang ada pada JetToys diantaranya adalah Audio Trimmer, aplikasi ini yang digunakan sebagai pemotongan audio pada skripsi ini.

2.7.4 Adobe Photoshop

Merupakan salah satu program yang dapat memanipulasi objek berupa gambar. Program ini juga dapat membuat suatu obyek baru seperti tulisan dan gambar. Tulisan dan gambar ini dapat diberi efek-efek agar menjadi lebih menarik.

3. ANALISIS DAN PERENCANAAN VIDEO 3.1 Tinjauan Umum

Indramayu adalah wilayah yang terkenal dengan hasil buah mangganya dan mendapat julukan sebagai “Kota Mangga”, selain kota mangga Indramayu adalah salah satu kota penghasil minyak terbesar d Indonesia dan menjadi pemasok terbesar hasil laut d Indonesia. Indramayu terletak d Propinsi Jawa Barat memang mempunyai berbagai macam objek wisata dan kebudayaan yang tersimpan dan masih di pelihara sampai saat ini yang tersebar di berbagai kecamatan salah satunya adalah desa Lelea.

Ngarot bertujuan mengumpulkan para muda mudi yag akan diserahi tugas pekerjaan program pembangunan di bidang pertanian dan menggalang atau memupuk rasa persatuan dan kesatuan dikalangan pemuda sambil menikmati minuman dan hiburan kesenian di balai desa. Upacara adat Ngarot adalah suatu upaya untuk mengembangkan dan melestarikan budaya warisan leluhur tanpa menyimpang dari Pancasila dan UUD 1945, bahkan Ngarot sebagai penunjang pelaksanaan GBHN dibidang ekonomi khususnya pertanian tanaman pangan.

3.2 Analisis Perencanaan Konsep

Maksud dan tujuan adalah menyimpulkan suatu permasalahan dan mencari solusi guna memperlancar proses produksi itu sendiri. Beberapa masalah yang mungkin akan dihadapi nantinya mungkin dapat seperti berikut:

(8)

3.2.1 Penentuan Ide Dasar Video Yang Hendak Dibuat

Ide pembuatan film dokumenter Upacara Adat Ngarot Kab. Indramayu di dasarkan sebuah kenyataan bahwa di sebuah desa yang bernama desa Lelea ada sebuah upacara adat yang telah di lakukan secara turun temurun sampai sekarang dan menjaga keaslian dan makna yang terkandung di dalam upacara adat Ngarot terebut nantinya bisa menarik wisatawan lokal dan asing untuk menyaksikan atau melakukan observasi upacara adat tersebut.

3.2.2 Riset

Ada beberapa persiapan yang dilakukan sebelum proses penulisan dan pembuatan video dokumenter.

3.2.2.1 Observasi

Sebelum pembuatan maupun penulisan dan produksi, pastilah membutuhkan pengamatan pada sebuah objek yang berfungsi memudahkan penulis mendapatkan data, laporan,serta kebenaran yang nantinya digunakan sebagai bahan skripsi.

3.2.2.2 Survey Lapangan

Langkah berikutnya setelah melakukan observasi adalah melakukan survey lapangan di beberapa lokasi guna mendapatkan data berupa gambaran kondisi dan situasi di desa Lelea yang nantinya bakal di ambil gambar videonya.

3.2.2.3 Wawancara

Pengambilan data yang tepat akan mempunyai nilai tambah apabila didukung dengan kerja sama yang baik dengan beberapa pelaku atau pihak yang ada di desa Lelea.

3.3 Analisis SWOT (Strenght, Weak, Opportunity, Treat)

Metode dalam menganalisa masalah yang ada dalam skripsi ini menggunakan analisi SWOT, dimana titik letak kelebihan dan kekurangannya dapat secara nyata dijelaskan dengan kondisi sebenarnya berkaitan dan cocok.

Tabel 3.3 Analisis SWOT ANALISIS

PERMASALAHAN DENGAN METODE

ANALISIS SWOT

STRENGHT 1. Objek lokasi terkenal 2. Perijinan penelitian

mudah

3. Kondisi lingkungan menarik dan kondusif 4. Sewa alat mudah dan

murah

5. Menitik beratkan pada kekuatan daya tarik pariwisata

WEAKNESS 1. Kekurangan personil 2. Keterbatasan alat 3. Kondisi cuaca tak

bersahabat

4. Peralatan tidak bekerja dengan baik

5. Biaya Pembuatan terbatas

6. Ilmu broadcast masih sebatas belajar, belum memenuhi standar produser

7. Nilai artistik kurang OPPORTUNITY

1. Kesempata untuk unjuk gigi sebagai produser film

2. Kesempatan untuk mecoba peralatan broadcast

3. Merupakan salah satu jalur mengasah kemampuan

menggunakan teknologi yaitu penggabungan computer dengan sistem komputer

1. Bisa ditunjuk sebagai rekanan dengan instansi/swasta 2. Bisa mendapatkan

tawaran kerjasama pembuatan video/film 3. Hasilnya bisa menjadi

arsip penting

dokumentasi suatu objek pariwisata

4. Bisa digunakan untuk sumber penghasilan dengan membuat usaha video shooting

1. Hanya dipandang sebelah mata sebagai mahasiswa penelitian 2. Dukungan masyarakat

sekitar kurang antusias namun masih ada dukungan kru dalam produksi selesai pada waktunya

3. Karena berupa video dokumenter, sehingga tidak perlu artis

(9)

THREATH 1. Kondisi wilayah terbatas

2. Kondisi cuaca yang tidak dapat di prediksi

3. Alat rusak 4. Kru sakit, tidak bisa melanjutkan bekerja 5. Biaya yang dikeluarkan besar

1. Banyaknya rumah produksi film, menjadi tantangan serius dalam perkompetisi menjadi yang terbaik. Namun dengan sedikit sentuhan nilai seni dan profesional serta melobi yang cukup diharapkan dapat berjuang diketatnya persaingan

2. Biaya yang dikeluarkan tidak banyak, namun untuk memanajemen dan memaintenence tidak dapat dilakukan

1. Apabila terjadi

kerusakan alat menjadi kerugian tersendiri 2. Cuaca yang tidak

mendukung menjadi keraguan pembuatan video

3. Perijinan tidak keluar sehingga sedikit

menghambat pembuatan video dokumenter 4. Menjadi bahan caci maki

karena tidak sesuai dengan kondisi sosial yang ada disekitar objek 3.4 Analisis Sistem

Sukses dan tidaknya pembuatan sebuah video dokumenter tidak lepas dari system perangkat yang digunakan dalam prose penggarapan. Beberapa pertimbangan yang perlu dipikirkan tentunya ada pada alat dan jumlah personil yang dibutuhkan. Karena dengan alat yang baik pula akan didapat kualitas video yang baik.

3.5 Identifikasi Masalah

Inti Permasalahan yang ada pada upacara adat Ngarot adalah:

1. Belum adanya media promosi untuk khalayak luas bahwa upacara adat Ngarot sangatlah menarik.

2. Ngarot adalah acara adat yang perlu d lestarikan dan di jaga oleh masyarakt maupun pemerintah setempat.

3. Meluruskan pendapat umum bahwa Ngarot adalah ajang mencari jodoh. 3.6 Perencanaan Biaya Pembuatan

Tidak ada dalam sebuah sistem maupun proyek yang gratis, bahkan tidak ada yang gratis dalam usaha bisnis entertainment. Maka, proses pembuatan video

dokumenter ini pastilah membutuhkan biaya, estimasi biaya tersebut antara lain: 1. Sewa kamera handycam -Rp. 400.000,- 2. Pita/kaset MiniDV -Rp. 100.000,-

@ Rp. 50.000,- x 2 buah

3. Sewa tripot -Rp. 25.000,-

4. Bahan bakar kendaraan -Rp. 10.000,- @ Rp. 5.000 x 2 liter 5. Makan pagi -Rp. 30.000,- @ Rp. 10.000 x 3 orang 6. Makan Siang -Rp. 30.000,- @ Rp. 10.000 x 3 orang 7. Parkir motor -Rp. 3.000,-

8. Pembuatan Izin dan lain-lain -Rp. 25.000,- 9. DVD Finishing Editing -Rp. 20.000,-

@ Rp. 4.000 x 5 keping

3.7 Pra-Produksi Dan Produksi

Sebelum membuat sebuah film/video, langkah yang perlu di tentukan yaitu tujuan pembuatan film atau video itu sendiri. Hanya hiburan, mengangkat fenomena, pembelajaran dan pendidikan, dokumenter, ataukah menyampaikan pesan moral tertentu. Hal ini perlu agar pembuatan film lebih terfokus, terarah dan sesuai detail cerita dan pembuatan film akan terlihat lebih mudah. Selanjutnya mengembangkan naskah

(10)

kedalam program video siap pakai melalui tahapan-tahapan sebagai berikut : Tahap Pra Produksi, Tahap Produksi, Tahap Pasca Produksi.

3.7.1 Pra-Produksi

Merupakan proses persiapan dan langkah pertama sebelum keseluruhan proses produksi atau pengambilan gambar akan dilakukan. Berguna untuk mengurangi kesalahan dan meminimalisir kurang koordinasinya komunikasi antar personil yang bertugas agar mampu melakukan tugasnya masing-masing.

3.7.2 Persiapan Jadwal Pembuatan Video

Mengingat waktu dan pelaksanaan yang sangat sempit sekali, maka perlu dibuatlah sebuah agenda jadwal pembuatan dimana tersusun sebagai berikut:

Minggu I dan II bulan Desember 2010.

Senin-Jumat : 08.00 – 15.00 WIB

Bekerja dan mempersiapkan konsep dan ide skripsi.

Sabtu-Minggu : 07.00 – 17.00 WIB

Observasi, survei dan wawancara. Observasi, survei objek dan mengambil beberapa sample foto untuk digunakan sebagai storyboard. Melakukan wawancara serta pembuatan surat ijin penelitian di instansi yang berhubungan. Pada proses pelaksanaan observasi dan survei, penulis ditemani 1 orang asisten yang bertugas membantu membawa barang kebutuhan dan perangkat yang digunakan pada hari tersebut. Penulis berusaha berkoordinasi serta meminta saran dalam mengambil keputusan tertentu yang berhubungan dalam aspek teknis pengambilan gambar serta pembiayaan.

Minggu III Tanggal 21-22 Desember 2010

Shooting gambar, jadwal pada pengambilan gambar, pengambilan gambar dibuat secara acak karena tidak menutup kemungkinan karena kondisi tertentu, hal ini dilakukan karena telah terencana dalam storyboard sehingga dapat dilakukan pengambilan gambar secara acak. Dan penyempurnaan dari seluruh proses ini dibuat pada tahap editing nantinya.

Tanggal 21 Desember 2010:

09.00-10.00 WIB = Pengambilan gambar kantor bupati Indramayu.

10.00-11.00 WIB = Pengambilan gambar bunderan mangga

13.00-15.00 WIB = Persiapan peralatan yang akan

dibawa

15.00–15.30 WIB = Perjalanan dari rumah menuju desa Lelea

15.30-16.30 WIB = Pengambilan gambar kantor kuwu dan sawah

16.30-17.00 WIB = Pengambilan gambar di rumah warga Yang sedang merangkai bunga buat

Perlengkapan pawai peserta Ngarot. 17.00-03.00 = Tim menginap di rumah warga kebe- tulan warga tersebut masih ada ikatan

saudara dengan penulis. Tanggal 22 Desember 2010:

05.30-07.30 WIB = Tim menuju rumah warga yang untuk Merias peserta perempuan dan peng-

ambilan gambar di tempat rias peserta 07.30-08.30 WIB = Pengambilan gambar di rumah kuwu

dan sebagai tempat pertama peserta upacara berkumpul.

08.30-09.00 WIB = Melakukan wawancara terhadap salah Satu peserta Ngarot.

(11)

Adat yang berkeliling desa sampai perbatasan batas desa dan kemudian berkumpul menuju kantor kuwu yang nantinya akan melakukan upacara adatnya

12.00-12.30 WIB = Pengambilan gambar keramaian Pasar malam.

12.30 -13.00 WIB = Perjalanan pulang ke rumah.

3.7.3 Jadwal Pengambilan Gambar

Sebuah shooting video atau film memilik jadwal untuk shooting supaya dalam proses produksi dapat diperkirakan waktu dimulai dan waktu selesai. Sebuah shooting membutuhkan jadwal lokasi shooting atau biasa disebut dengan breakdown location.

Tabel 3.5 Breakdown Lokasi Shoting No Lokasi Tgl Ade-

gan

Sub Lokasi Pemain Waktu ket

1 Indramayu dan Lelea 21-12-2010 1 Kantor Bupati Indramayu Tidak 09.00 Ok 2 Bunderan mangga Indramayu Tidak 10.00 Ok 3 Kantor kuwu dan sawah milik desa Petani 15.30 Ok 4 Rumah warga merangkai bunga Warga yang sedang merangkai bunga 16.30 Ok

(12)

Lelea 22-10-2010 5 Rumah rias peserta Ngarot Ibu-ibu perias dan peserta Ngarot Perempuan 05.30 Ok

6 Rumah Kuwu Para peserta dan Penonton 07.30 Ok 7 Rumah warga buat wawancara Peserta perempuan 08.30 Ok 8 Sepanjang Jalan desa sampai batas desa Lelea Peserta Ngarot, penonton yang menyaksikan 09.00 Ok

9 Pasar Malem Masyarakat yang berbondong dating ke pasar malam 12.00 Ok 3.7.4 Persiapan Kru

Kru dalam pembuatan video ini terdiri dari 4 orang. Dimana tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6 Personil Kru dan Tanggung Jawab Pekerjaan

No Nama Tugas dan Pekerjaan

1 Yanuar Selaku Produser, kameramen, Editor, Narator 2 Fajar Sutradara, Penulis Naskah, Unit Manager 3 Susan Konsumsi, Pencatat Adegan

4 Yety Manager lokasi, logistik, dokumentasi foto 3.7.5 Persiapan Alat Yang Digunakan

Kebutuhan akan perangkat keras yang digunakan dalam pembuatan video dokumenter ini sudah layak dan memenuhi standar, diantaranya adalah:

a. Komputer untuk kebutuhan data mobile dengan spesifikasi: • Cassing Simbada sim-V

(13)

• NVIDIA GeForce 8600 GT 512 MB • 2 Gb memory RAM

• Layar monitor Samsung 14” • DVD Multi Re-writer

• Keyboard dan Mouse Sturdy • Speaker Simbada CST 9000

b. Kamera Digital Panasonic Lumix dmc-fs 42 10 Megapixel c. Kamera Handycam Sony type video Hi8

d. Kaset MiniDV 60 menit sejumlah 3 e. Kabel dan koneksi

f. Tripod g. Transportasi 3.7.6 Naskah

Isi dan konten naskah yang terdapat dalam video dokumenter tersebut di desain seperti dibawah ini:

3.7.7 Storyboard Atau Gambaran Jalan Cerita

Merupakan gambaran alur cerita berupa coretan atau foto yang berguna mempermudah suatu pengalihan gambar. Fungsi utamanya adalah mempermudah seorang sutradara dalam mengembangkan teknik cinematografi dalam embuat jalan cerita untuk menghindari cerita yang tidak berurutan.

Tabel 3.8 Contoh storybroad

Keterangan Video Audio

Frame 1 Medium shot Opening Amikom Backsound Musik Frame 2 ELS Kantor Kuwu Backsound Musik Frame 3 ECU,Track Out Alun-alun Indramayu Backsound Narasi Perkenalan kota Indramayu Frame 4 ECU,Track Out Tugu Perjuangan Backsound Narasi

(14)

Frame 5 Medium shot Kawasan Wisata Backsound Narasi Frame 6 Medium shot Bunderan Mangga Narasi narasi 3.7.8 Produksi

Produksi merupakan tahap lanjutan dari pra produksi, dimana rancangan-rancangan yang sudah dibuat pada saat pra produksi akan dilaksanakan pada tahap ini.

1. Kru

Berkut ini kru yang aktif berperan:. a) Produser : Yanuar Rizal b) Sutradara : Fajarudin c) Secriptwriter : Yanuar Rizal

d) kameramen : Yanuar Rizal dan Yety Rakhmawati e) Pencatat Adegan : Susan

2. Teknik Produksi

Berikut ini teknik produksi yang akan di gunakan dan diterapkan dalam tahap produksi:

a. Sistem Perekaman

Dalam pembuatan film dokumenter ini sistem perekaman dilakukan secara langsung (direct) dan bersamaan baik dari unsur audio maupun visual. Selain itu kru juga akan menggunakan sistem rekaman tidak langsung (undirect) untuk unsure audio yang diantaranya meliputi narasi, sound effect dan ilustrasi musik

b. Teknik Pengambilan Gambar

Teknik pengambilan gambar pada film dokumneter ini digunakan teknik single kamera, yaitu pengambilan gambar hanya menggunakan satu kamera saja. Dengan pertimbangan lebih efektif dan efisien.

c. Susunan Pengambilan Gambar

Susunan pengambilan gambar dilakukan secara acak, artinya gambar-gambar akan dikelompokan terlebih dahulu, kemudian disesuikan dengan situasi dan kondisi di lapangan.

d. Tipe Shot, Pergerakan Kamera dan Kamera Angle

Beberapa variasi shot yang digunakan dan diterapkan dalam film documenter ini diataranya adalah Extreme Long Shot, Long Shot, Medium Shot, Medium Close Up, Close Up. Untuk pergerakan kamera menggunakan Panning, Tilting dan Zoom. Sedangkan untuk sudut pengambilan gambar yang digunakan Eye Level, Normal Angle dan High Angle.

e. Lighting

Dikarenakan lokasi shooting di alam terbuka dan di dalam gedung, dalam pembuatan film ini penulis akan menggunakan pencahayaan yang berasal dari alam, termasuk didalam cahaya matahari, bulan ataupun cahaya yang berasal dari api (Available Light), selain itu dalam pembuatan film ini juga menggunakan cahaya hasil

(15)

rekaan/buatan termasuk didalam segala bentuk sumber cahaya dari lampu (Artifical Light).

3.7.9 Pasca Produksi

Tahan pasca produksi merupakan lanjutan dari tahap produksi, adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1. Capturing

Capturing adalah proses memindahkan sumber gambar dari pita video atau media penyimpanan lain ke dalam data komputer dan disimpan di ruang hardisk. Pada proses capturing ini mneggunakan software adobe premiere Pro. Langkah awal yang perlu dilakukan adalah menghubungkan capture device (handycam) ke komputer melalui kabel data.

2. Editing

Setelah proses capturing selesai dilakukan, maka produksi film akan memasuki tahap editing, dalam tahap ini shot-shot yang telah diambil dipilih, diolah dan dirangkai menjadi satu rangkaian kesatuan yang utuh.

3. Rendering

Proses rendering merupakan proses yang membentuk sebuah penggabungan file-file manjadi satu file yang bisa dibuka atau di edit. Atau bisa diartikan rendering merupakan format yang menggabungkan file-file yang sudah diedit dan dijadikan satu format file sendiri.

4. Mastering

Mastering merupakan proses dimana file yang telah di render dipindahkan ke dalam media kaset, VCD, DVD atau media lainya. Film dokumenter ini menggunakan media DVD.

3.7.2 Lokasi Pengambilan Gambar

Penjelasan tentang letak lokasi pengambilan gambar di jelaskan dengan denah agar mempermudah dalam membuat storyboard seperti berikut

:

Gambar 3.5 Jalur Pawai Upacara Adat Ngarot 4. PEMBAHASAN

4.1 Pembahsan Tahap Produksi

Pada tahap ini membahas bagian – bagian produksi seperti tata setting, tata suara, tata cahaya, dan yang paling utama dari tahapan ini adalah pengambilan gambar atau proses shooting dilapangan.

(16)

4.1.1 Pembahasan Tahap Produksi Film Dokumenter Upacara Adat Ngarot

Pada Tahap Produksi pengambilan gambar (shooting video) dilakukan, idealnya hingga tuntas. Kebutuhan shooting video sebelumnya telah dirumuskan pada tahap Pra Produksi, idealnya dalam bentuk storyboard yang mencakup banyak informasi termasuk sudut pengambilan gambar (angle).

Pada pembahasan kali ini lebih ditekankan pada pengambilan gambar atau proses shooting video karena ini bagian terpenting pada tahap produksi. Bagian tata arias dan tata busana memakai properti yang dimiliki oleh model, sedangkan tata setting ,tata suara dan tata cahaya langsung dari lokasi pengambilan gambar tanpa banyak pengaturan dan alat-alat yang digunakan untuk meminimalisir biaya produksi, hal tersebut dapat disiasati dengan mengambil gambar yang jernih, mengurangi noise suara dari luar dan waktu pengambilan gambar di siang hari agar efek dotting berkurang karena lokasi indoor sangat rentang gangguan cahaya.

1. Tahap Pengambilan Gambar / Shooting

Merupakan proses pelaksanaan produksi (shooting) yang mengacu pada persiapan yang dihasilkan dari proses Pre Production.

1. Kamera Angle & Teknik Shooting.

Pada tahap pengambilan gambar tehnik kamera angle yang banyak digunakan pada project ini adalah

High Angle yang merekam dari sudut atas objek sehingga terlihat terekpose dari bagian atas. Tehnik ini digunakan dalam merekam adegan pawai peserta upacara adat.

Low Angle banyak digunakan dalam pengambilan gambar di dalam kantor kuwu dan rumah warga maupun sawah desa, karena tidak bisa merekam dari atas.  Eye level yang befokus pada

2. Susunan Pengambilan Gambar

Pengambilan gambar terhadap suatu objek dengan ketinggian sedang, ini banyak diterapkan dalam shooting di jalan yang peserta pawai lewati.

Susunan pengambilan gambar dilakukan secara acak, artinya gambar-gambar akan dikelompokan terlebih dahulu, kemudian disesuikan dengan situasi dan kondisi di lapangan.

3.

4. Lighting/Pencahayaan

Pergerakan kamera dan Type of Shot

 Pada shooting/pengambilan gambar di persiapan Ngarot dari start rumah kuwu sampai ke kantor kuwu menggunakan pencahayaan dari alam (nature), yang termasuk didalamnya cahaya matahari, bulan dan cahaya yang berasal dari api atau yang disebut juga Avilable Light. sehingga tidak perlu lagi menggunakan cahaya tambahan.

5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Setelah penulis menyelesaikan film dokumenter ini maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:

1. Film dokumenter bisa digunakan untuk sarana promosi kebudayaan di Kabupaten Indramayu.

2. Film dokumenter ini memberikan informasi bagaimana Upacara Adat Ngarot dilakukan dan dilestarikan sampai sekarang.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

- Adi Nugroho, Teknik Pemanfaatan Video Shooting untuk

Komersial,Yogyakarta,1996,

- Barry Hampe (1997), Making Documentary Films and Reality Videos. New York: An

Owl Book, Henry Holt and Company,

- DRA. Nurahadian Sari, Dedi Ahmad Fauzi,S.sos, Membuat Film dengan Kamera

Video, Restu Agung, Jakarta, 2006,

- Heru Effendy, Mari Membuat Film Panduan Menjadi Produser, Panduan Pustaka,

Yogyakarta, 2002,

- Himawan Prastita, Memahami Film, Homerian Pustaka, Yogyakarta, 2008,

- Wawancara Lilis Maryatun, Dosen Universitas Pasundan, Bandung, 2011, pukul:

13.30,

- M.Suyanto, Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, Andi

Offset, Yogyakarta, 2003,

- Marselli Sumarno, Dasar-dasar Apresiasi Film, Grasindo, Jakarta, 1996,

Gambar

Tabel 3.3 Analisis SWOT  ANALISIS
Tabel 3.5 Breakdown Lokasi Shoting  No  Lokasi  Tgl  Ade-
Tabel 3.6 Personil Kru dan Tanggung Jawab Pekerjaan
Tabel 3.8 Contoh storybroad
+2

Referensi

Dokumen terkait

ةيبرعلا دعاوقلا ملع رهظي ، كلذ ىلإ ةفاضلإاب ( Nahwu ) عمجف ، هيوبيس آ باتكل ةيبرعلا ةغللا نومهفي لا نيذلا سانلل ةيبرعلا ةغللا ملعتل. أشني اذه لأ ةقطنملا

Sponsor Utama, yaitu Pihak yang akan menanggung 90% dari jumlah estimasi dana sponsorship yang dibutuhkan untuk kegiatan.. Nama dan Logo Sponsor akan dipromosikan pada seluruh

Bahwa berdasarkan jenis pekerjaan yang diperintahkan Tergugat kepada Penggugat seperti yang telah disebut dalam pasal 1 ayat (2) perjanjian kerja, jenis pekerjaan

Sebagai perusahaan Multinasional, yang tersebar lebih dari 80 negara, PT Unilever sangat membutuhkan suatu system yan terintegrasi, yang bukan hanya untuk

Jln Ganda Maya

Tujuan Diskusi Topik (DT) adalah untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap konsep penting pada topik-topik tertentu yang ditetapkan oleh Fakultas, dengan

Menurut data FAOSTAT (2010) produksi kelapa Indonesia menduduki ranking pertama kemudian disusul Philipina, India, Srilanka, dan Brazil. Namun demikian produktifitas

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya proporsi pengeluaran konsumsi pangan terhadap total pengeluaran rumah tangga, besarnya tingkat konsumsi energi dan