• Tidak ada hasil yang ditemukan

Volume 5 Nomor 2, Desember 2013 ISSN: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIOLOGI. Diterbitkan Oleh:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Volume 5 Nomor 2, Desember 2013 ISSN: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIOLOGI. Diterbitkan Oleh:"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 5 Nomor 2, Desember 2013

ISSN: 2085-6725

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIOLOGI

BIOLOGI EDUKASI

Diterbitkan Oleh:

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA, BANDA ACEH

J.BioEd

Volume 5 Nomor 2

Halaman

1 - 54

Banda Aceh

Desember 2013

ISSN

2085-6725

(2)

J.BioEd

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIOLOGI

BIOLOGI EDUKASI

ISSN: 2085-6725

Volume 5 Nomor 2, Desember 2013

DAFTAR ISI

Pengaruh Model Pembelajaran Survey, Question, Read, Recite, Review

(SQ3R) dan Learning Strategy terhadap Kesadaran Metakognisi dan

Hasil Belajar Kognitif pada Materi Pengaruh Kepadatan Populasi

Manusia Terhadap Lingkungan

Mauizah Hasanah, Abdullah, dan Sugianto, Universitas Syiah Kuala

48-53

Penerapan

Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan

Keterampilan Metakognitif pada Konsep Sistem Reproduksi Manusia

Azhari, Cut Nurmaliah, dan Rini Safitri, Universitas Syiah Kuala

54-59

Studi Komparatif Kinerja Guru Biologi yang Belum Sertifikasi dengan

Guru Biologi yang Sudah Sertifikasi pada SMA Negeri Rayon 01

Kabupaten Pidie

M. Nasir, Samingan, dan Abdullah, Universitas Syiah Kuala

60-65

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Team Games

Tournament (TGT) Berbasis Praktikum terhadap Penguasaan Konsep

Sistem Pencernaan Manusia di SMA Negeri 1 Sigli

Rosdiani, Khairil, dan Cut Nurmaliah, Universitas Syiah Kuala

66-71

Uji Alat Pengasap Tipe Rak untuk Pisang Sale dengan Variasi Bahan

Bakar

Ratna, Rita Khatir, dan Elly Shafriaty, Universitas Syiah Kuala

72-78

Pengetahuan Masyarakat dan Status Malaria di Desa Bumi Sari

Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya

Yulidar, Loka Penelitian dan Pengembangan Biomedis Aceh

79-84

Penerapan Peta Konsep sebagai Bentuk Asesmen Formatif dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Struktur dan

Perkembangan Tumbuhan

Muhibbuddin, Universitas Syiah Kuala

85-91

Karakterisasi Lichenes di Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan

Kabupaten Aceh Besar

Wardiah dan Nurhayati, Universitas Syiah Kuala

92-95

Kualitas Air Sumur di Kawasan Pemukiman Mahasiswa berdasarkan Uji

Bakteriologis dengan Bioindikator Bakteri Escherichia coli

Iswadi, Universitas Syiah Kuala

(3)

J.BioEd

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIOLOGI

BIOLOGI EDUKASI

ISSN: 2085-6725

Volume 5 Nomor 2, Desember 2013

KATA PENGANTAR

Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Biologi Edukasi Volume 5 No 2 Tahun 2013 merupakan

jurnal ilmiah edisi ke-11 setelah jurnal edisi sebelumnya yang diterbitkan oleh Prodi

Pendidikan Biologi FKIP Unsyiah pada tahun anggaran 2013. Artikel dalam jurnal ini

menyajikan masalah penelitian yang telah dilaksanakan para peneliti lingkup Prodi

Pendidikan Biologi FKIP Unsyiah dan institusi lain dengan materi mengenai ilmu biologi

dan pendidikan biologi.

Dengan diterbitkan jurnal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pendidikan biologi, serta bermanfaat bagi

pembangunan pendidikan Indonesia terutama dalam permasalahan biologi.

Ketua Prodi Pendidikan

Biologi,

(4)

60

Jurnal Biologi Edukasi Edisi 11, Volume 5 Nomor 2, Desember 2013, hal 60-65

STUDI KOMPARATIF KINERJA GURU BIOLOGI YANG BELUM SERTIFIKASI DENGAN GURU BIOLOGI YANG SUDAH SERTIFIKASI PADA SMA NEGERI RAYON 01

KABUPATEN PIDIE

Comparative Study of Uncertified Biology Teacher Performance with Certified Biology Teacher Performance in SMA Negeri Rayon 01 Pidie District

M. Nasir1, Samingan2, Abdullah2

1Mahasiswa Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2Dosen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

Email: nasiryunus44@yahoo.co.id

Abstrak

Salah satu upaya meningkatkan profesionalisme guru yaitu melalui sertifikasi. Guru-guru biologi di SMA Negeri Rayon 01 Kabupaten Pidie ada yang belum dan sudah sertifikasi, untuk mengetahui kinerja kedua kelompok guru tersebut dilakukan penelitian tentang Studi Komparatif Kinerja Guru Biologi yang belum Sertifikasi dengan Guru Biologi yang telah Sertifikasi di SMA Negeri Rayon 01 Kabupaten Pidie.Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui kinerja guru biologi yang belum sertifikasi dengan yang telah bersertifikasi di SMA Negeri Rayon 01 Kabupaten Pidie; (2) Untuk mengetahui perbedaan kinerja guru biologi yang belum sertifikasi dan guru biologi yang telah sertifikasi di SMA Negeri Rayon 01 Kabupaten Pidie. Populasi penelitian ini adalah seluruh guru mata pelajaran biologi yang belum dan sudah sertifikasi di SMA Negeri Rayon 01 Kabupaten Pidie. Jumlah populasi sebanyak 40 orang, maka seluruh populasi ditetapkan sebagai sampel penelitian (Population Studies). Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan datanya survei, dengan instrumen pengumpulan data adalah lembar observasi kinerja guru. Data dianalisis dengan teknik persentase. Untuk mengetahui perbedaan kinerja guru yang belum dan sudah sertifikasi diuji dengan chi-kuadrat (X2). Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja guru biologi yang belum sertifikasi dengan guru biologi yang sudah sertifikasi pada SMA Negeri Rayon 01 Kabupaten Pidie. Kinerja kompetensi pedagogik dan profesional guru biologi yang sudah sertifikasi lebih baik dari guru biologi yang belum sertifikasi pada SMA Negeri Rayon 01 Kabupaten Pidie.

Kata Kunci: Kinerja Guru, Sertifikasi, kompetensi pedagogik dan kompetensi professional

Abstract

One effort to improve the professional teachers is through certification. There are SMA Biology teachers who have been certificated and have not been certificated yet at 01 Pidie district area. To determine the performance of both groups of the teachers, it was conducted a research on Comparative

Study of Biology Teachers’ Performance between biology teachers who have been certificated and

have not been certificated yet. The objective of this research were (1) to find out the performance of biology teachers who have not been certificated yet with the performance of biology teacher who have been certificated, (2) to find out the different between the performance of biology teachers who have not been certificated yet and the performance of biology teacher who have been certificated. The population of this study was all the biology teachers who have not been certificated and have been certificated of SMA. The number of population was 40 biology teachers. As the population was limited so, all of population could be decided to be taken as the sample of the research (Population Studies). The method used in this research was descriptive. The data collection used was survey

technique, with instrument data collection was observation teachers’ sheet performance. The data was

analyzed by percentage. To find out the different between the teachers performance that have been and have not been certificated were test by using chi-square (X2). Base on the data analysis showed

that there were significant differences between the biology teachers’ performance that have been

certificated and have not certificated of SMA 01 Pidie district area. Certificated biology teachers performed better than biology teachers who have not been certificated.

Keywords: Performance teachers, Certificated, Pedagogical Competence and Professional

(5)

Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Biologi Edukasi Vol 5, Nomor 2, Desember 2013, hlm 60-65

61

PENDAHULUAN

Masalah kualitas pendidikan dan pembelajaran merupakan masalah yang cukup komplek karena banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor di antarannya adalah guru. Guru merupakan komponen pembelajaran yang memegang peranan penting dan utama, karena keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru.

Upaya peningkatan kualitas pendidikan dari tahun ke tahun terus menjadi program pemerintah. Oleh karena itu, Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ditetapkan dan diperjelas dalam PP nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Dalam undang-undang dan peraturan pemerintah itu, ditegaskan bahwa peningkatan mutu pendidikan dilakukan melalui penyempurnaan integral dari seluruh komponen pendidikan, salah satunya adalah mutu guru. Guru merupakan titik sentral peningkatan mutu pendidikan yang bertumpu pada kualitas proses belajar mengajar. Oleh sebab itu profesionalisme merupakan sebuah keharusan bagi guru. Selanjutnya dalam Undang-undang nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen pasal 1 disebutkan bahwa: Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Dalam undang-undang sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003, pemerintah membangkitkan sekaligus berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Proses ini ditandai dengan merekronstruksi kebijakan yang sudah ada ataupun membangun konsep kebijakan baru. Kebijakan tersebut diwujudkan dalam berbagai perubahan sistem dan upaya peningkatan profesionalisme guru dengan melakukan sertifikasi yang dituangkan dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Komitmen politik untuk melakukan sertifikasi guru bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di tanah air.

Program sertifikasi guru sebagai salah satu wujud perhatian pemerintah terhadap masih rendahnya mutu guru yang memiliki peran penting dalam dunia pendidikan. Program ini juga merupakan tantangan bagi para guru jika menginginkan perubahan nasib dirinya. Artinya ketika para guru mengharapkan kesejahteraan dan kenyamanan kerja, guru juga harus

mengedepankan profesionalisme dalam menjalankan tugas-tugasnya. Tantangan itu harus mengikuti perkembangan iptek dan mampu diaktualisasikan sesuai dengan perubahan berpikir peserta didik dan masyarakat.

Tantangan perubahan atau peningkatan kualitas pendidikan dapat dicapai guru melalui peningkatan kinerjanya. Menurut Dirjen PMPTK

Depdiknas (2008) bahwa “Kinerja adalah

performance atau unjuk kerja. Kinerja dapat diartikan juga dengan prestasi kerja atau

pelaksanaan kerja atau hasil unjuk kerja”.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan suatu wujud perilaku seseorang atau organisasi yang berorientasi prestasi.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat dikatakan bahwa kinerja guru dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Guru yang memiliki prestasi tinggi sebagai pelaksana teknis pendidikan yang berhadapan langsung dengan siswa di sekolah akan mampu mengubah perilaku siswa sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Siswa-siswa yang dididik oleh guru yang memiliki prestasi dapat meningkatkan prestasinya. Jika diuji siswa-siswa tersebut dapat menghasilkan prestasi yang tinggi pula. Prestasi yang ditunjukkan oleh siswa mencerminkan kualitas pendidikan. Ungkapan tersebut didukung oleh pernyataan Muslich (2007) bahwa

“Apabila kinerja guru bagus maka kegiatan

belajar mengajar juga bagus. Kegiatan belajar mengajar yang bagus dapat membuahkan

pendidikan yang bermutu”.

Hasil wawancara dengan guru biologi yang ada di SMA Negeri Rayon 01 Kabupaten Pidie diperoleh informasi bahwa “Pada dasarnya kinerja guru relatif. Ada guru yang telah sertifikasi menunjukkan peningkatan kinerjanya, namun ada juga guru yang tidak menunjukkan perubahan kinerjanya secara signifikan. Sebaliknya, ada guru yang belum sertifikasi

memiliki kinerja bagus”. Hal ini didukung lagi

oleh Rosyidi dalam artikel di surat kabar internet Selasa (6/10/09) bahwa “Kinerja guru yang telah bersertifikasi hanya meningkat pada pola dan motivasi kerja. Namun kualitas pembelajaran atau peningkatan diri masih belum mengalami

peningkatan”. Selanjutnya, dalam artikel Abbas,

dkk. (2008) dikemukakan bahwa “Sertifikasi guru itu bukannya memperbaiki dunia pendidikan, tapi malah memperburuk dunia pendidikan. Dengan adanya sertifikasi, guru berlomba-lomba melanjutkan kuliah, dengan alasan agar mendapatkan gaji yang lebih besar.

(6)

M. Nasir: Studi Komparatif Kinerja Guru Biologi yang Belum Sertifikasi…

62

Para guru lebih konsen dengan tugas- tugas kuliah mereka, dan tidak konsen lagi dengan

kewajibannya”.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat ditegaskan bahwa dengan adanya sertifikasi guru belum tentu dapat meningkatkan kinerja guru. Untuk melihat sejauh mana kinerja guru, khususnya kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional dilakukan penelitian

tentang “Studi Komparatif Kinerja Guru Biologi

yang Belum Sertifikasi dengan Guru Biologi yang Sudah Sertifikasi di SMA Negeri Rayon 01 Kabupaten Pidie".

METODE

Penelitian dilakukan di SMA Negeri Rayon 01 Kabupaten Pidie. Rayon 01 merupakan salah satu Rayon yang ada di Kabupaten Pidie. Pelaksanaan penelitian direncanakan mulai bulan Mai sampai Juni 2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik pengumpulan data adalah survei dan wawancara. Instrumen pengumpulan datanya lembar observasi kinerja guru. Populasi penelitian ini adalah seluruh guru mata pelajaran biologi yang sudah dan belum bersertifikasi yang tersebar pada seluruh SMA Negeri Rayon 01 Kabupaten Pidie. Jumlah populasi sebanyak 40 orang, karena populasi sangat terbatas maka seluruh populasi itu sebagai sampel penelitian. Dengan demikian penelitian ini merupakan penelitian populasi (Population Studies).

Data hasil penelitian dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Setiap komponen kompetensi diberikan nilai berskala 1 sampai 4. Selanjutnya, nilai setiap indikator pada masing-masing kompetensi dijumlahkan dan dibagi dengan skor maksimum seluruh indikator pada kompetensi yang dinilai serta dikalikan dengan 100, sehingga diperoleh nilai kinerja dalam bentuk persentase. Nilai persentase kinerja guru dikualifikasikan, yaitu amat baik (125 %), baik (100 %), cukup (75 %), sedang (50 %), dan kurang (25 %).

Untuk menjawab permasalahan dan hipotesis yang diajukan sebelumnya, nilai kompetensi guru dikonversikan ke skala 0 – 100 sesuai dengan Permenneg PAN & RM No 16 Tahun 2009 dengan rumus sebagai berikut.

Keterangan:

Nilai PKG (100) : Nilai kinerja guru dalam skala 0 sampai 100 yang dinilai Nilai PKG : Nilai kinerja guru

yang diperoleh dari guru yang dinilai. Nilai PKG Tertinggi : Nilai tertinggi yang

diperoleh guru yang berkinerja maksimal. 100 : Bilangan tetap

Untuk mengetahui perbedaan kinerja guru yang belum sertifikasi dan sudah sertifikasi data nilai kinerja guru diolah dengan menggunakan statistik chi kuadrat dengan rumus sebagai berikut.

Keterangan:

X2 : nilai perbedaan kinerja guru bersertifikasi dan tidak bersertifikasi

fo : nilai kinerja guru bersertifikasi dan tidak bersertifikasi yang diamati

fh : nilai kinerja guru bersertifikasi dan tidak bersertifikasi yang diharapkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kinerja kompetensi pedagogik guru biologi yang belum sertifikasi di SMA Negeri Rayon 01 Kabupaten Pidie ditemui 4 kategori kinerja dari lima kategori yang ditetapkan, yaitu amat baik, baik, cukup, dan sedang. Sedangkan untuk kategori kurang tidak ditemukan. Kinerja kompetensi professional guru mata pelajaran biologi yang belum sertifikasi ditemui 3 kategori kinerja dari lima kategori yang ditetapkan, yaitu baik, cukup, dan kurang. Kinerja kompetensi profesional guru biologi yang belum sertifikasi belum memiliki kategori amat baik.

Perbandingan kinerja kompetensi pedagogik dan profesional guru yang belum sertifikasi di SMA Negeri Rayon 01 Kabupaten Pidie disajikan dalam Gambar 4.1 berikut.

(7)

Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Biologi Edukasi Vol 5, Nomor 2, Desember 2013, hlm 60-65 63 0 10 20 30 40 50 60 70

Kompetensi Pedagogik Kompetensi Profesional 14.28 0 7.14 21.43 64.28 64.28 14.28 14.28 0 0 P er se n ta se Kategori Amat Baik Baik Cukup Sedang Kurang

Gambar 4.1 Grafik Kategori Kinerja Kompetensi Pedagogik dan Profesional Guru Biologi yang Belum Sertifikasi Di SMA Negeri Rayon 01 Kabupaten Pidie.

Data dalam Gambar 4.1 dapat diinterpretasikan bahwa guru biologi yang belum sertifikasi di SMA Negeri Rayon 01 Kabupaten Pidie belum memiliki kinerja seperti diharapkan. Kinerja kompetensi pedagogik dengan kategori amat baik hanya dicapai guru sebanyak 14,28%, kategori baik sebanyak 7,14 %, dan kategori cukup sebanyak 64,28% dan kategori sedang sebanyak 14,28%. Kinerja kompetensi pedagogik dengan kategori kurang tidak ditemukan. Kinerja profesional dengan kategori amat baik tidak dicapai guru yang belum sertifikasi. Kinerja profesional dengan kategori baik sebanyak 21,43%, kategori cukup sebanyak 64,28 %, dan kategori sedang sebanyak 14,28 %. Kinerja profesional dengan kategori kurang tidak ditemukan.

Kinerja kompetensi pedagogik guru biologi yang sudah sertifikasi di SMA Negeri Rayon 01 Kabupaten Pidie ditemui 3 kategori kinerja dari lima kategori yang ditetapkan, yaitu kategori amat baik, baik, dan cukup. Sedangkan kategori sedang dan kurang tidak ditemui lagi dalam kelompok guru biologi yang sudah sertifikasi. Kinerja kompetensi professional termasuk ke dalam 3 kategori kinerja dari lima kategori yang ditetapkan, yaitu kategori amat baik, baik, dan cukup. Kinerja kompetensi professional guru biologi yang sudah sertifikasi di SMA Negeri Rayon 01 Kabupaten Pidie tidak ada kategori sedang dan kurang seperti yang disajikan dalam Gambar 4.2.

0 20 40 60 80

Kompetensi Pedagogik Kompetensi Profesional

73.08 11.54 23.08 46.15 3.85 42.31 0 0 0 0 P er se n ta se Kategori Amat Baik Baik Cukup Sedang Kurang

Gambar 4.2 Grafik Persentase Kategori Kinerja Kompetensi Pedagogik dan ProfesionalGuru Biologi yang Sudah Sertifikasi Di SMA Negeri Rayon01 Kabupaten Pidie.

(8)

M. Nasir: Studi Komparatif Kinerja Guru Biologi yang Belum Sertifikasi…

64

Data dalam Gambar 4.2 dapat diinterpretasikan bahwa guru biologi yang sudah sertifikasi di SMA Negeri Rayon 01 Kabupaten Pidie sudah memiliki kinerja seperti diharapkan. Kinerja kompetensi pedagogik dan profesional telah dicapai guru sertifikasi antara kategori cukup sampai amat baik. Kinerja kompetensi pedagogik dengan kategori amat baik telah dicapai guru sebanyak 73,08%, kategori baik sebanyak 23,08 %, dan kategori cukup hanya 3,85%, kategori sedang dan kurang tidak ditemui lagi. Kinerja profesional dengan kategori amat baik telah dicapai guru sebanyak 11,54%, kategori baik sebanyak 46,15%, dan kategori cukup hanya 42,31%. Sedangkan kategori sedang dan kurang juga tidak ditemukan.

Berdasarkan data dalam kedua histogram sebelumnya digambarkan bahwa kinerja guru mata pelajaran biologi yang belum dan telah sertifikasi di SMA Negeri Rayon 01 Kabupaten Pidie berbeda. Dalam kelompok guru mata pelajaran biologi yang sudah sertifikasi pada umumnya telah memiliki kinerja antara baik sampai amat baik, sedangkan kelompok guru biologi yang belum sertifikasi pada umumnya belum memiliki kinerja baik sampai amat baik, tetapi masih memiliki kinerja antara kategori sedang sampai cukup.

Hasil perhitungan Chi Kuadrat (X2) kompetensi pedagogik kelompok guru biologi yang belum dan sudah sertifikasi di SMA Negeri Rayon 01 Kabupaten Pidie diperoleh nilai sebesar 89,05. Nilai Chi Kuadrat (X2) hasil perhitungan itu selanjutnya dibandingkan dengan nilai kritik X2 yang terdapat dalam tabel X2. Nilai kritik X2 dalam tabel diambil pada taraf signifikansi 0,05 dengan derajat kebebasan 4. Besarnya nilai kritik X2 tabel pada pada taraf signifikansi dan derajat kebebasan itu adalah 9,49. Bila kedua nilai X2 itu diperbandingkan maka nilai X2 hasil perhitungan lebih besar dari nilai X2 dalam tabel (89,05 > 9,49) artinya terdapat perbedaan yang nyata antara nilai Chi Kuadrat (X2) hitung dengan nilai Chi Kuadrat (X2) tabel. Dengan demikian terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pedagogik antara guru biologi yang belum sertifikasi dengan yang sudah sertifikasi pada SMA Negeri Rayon 01 Kabupaten Pidie.

Perbedaan kinerja kompetensi pedagogik antara guru biologi yang belum sertifikasi dengan yang sudah sertifikasi pada SMA Negeri Rayon 01 Kabupaten Pidie disajikan dalam Gambar 4.3.

0 10 20 30 40 50 60 70

Belum Sertifikasi Sudah Sertifikasi 0 11.54 21.43 46.15 64.28 42.31 0 0 14.28 0 P er se n ta se Kategori Amat Baik Baik Cukup Sedang Kurang

Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Kinerja Kompetensi Pedagogik Guru Biologi yang Belum dan Sudah Sertifikasi Pada SMA Negeri Rayon 01 Kabupaten Pidie.

Hasil perhitungan Chi Kuadrat (X2) kompetensi profesional kelompok guru biologi yang belum dan sudah sertifikasi di SMA Negeri Rayon 01 Kabupaten Pidie diperoleh nilai sebesar 39,39. Nilai Chi Kuadrat (X2) hasil

perhitungan itu selanjutnya dibandingkan dengan nilai kritik X2 yang terdapat dalam tabel X2. Nilai kritik X2 dalam tabel diambil pada taraf signifikansi 0,05 dengan derajat kebebasan (db) 4. Besarnya nilai kritik X2 tabel pada pada taraf

(9)

Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Biologi Edukasi Vol 5, Nomor 2, Desember 2013, hlm 60-65

65

signifikansi dan derajat kebebasan itu adalah 9,48. Bila kedua nilai X2 itu diperbandingkan maka nilai X2 hasil perhitungan lebih besar dari nilai X2 dalam tabel (39,39 > 9,48). Dengan demikian terdapat perbedaan kompetensi profesional antara guru biologi yang belum sertifikasi dengan guru biologi yang sudah

sertifikasi pada SMA Negeri rayon 01 Kabupaten Pidie.

Perbedaan kinerja kompetensi profesional antara guru biologi yang belum sertifikasi dengan guru biologi yang sudah sertifikasi pada SMA Negeri rayon 01 Kabupaten Pidie dapat dilihat dalam Gambar 4.4.

0 10 20 30 40 50 60

Belum Sertifikasi Sudah Sertifikasi 5.77 5.77 33.79 33.79 53.29 53.29 0 0 7.14 7.14 P er se n ta se Kategori Amat Baik Baik Cukup Sedang Kurang

Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Kinerja Kompetensi Profesional Guru Biologi yang Belum dan Sudah Sertifikasi Pada SMA Negeri Rayon 01 Kabupaten Pidie.

SIMPULAN

Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja guru biologi yang belum sertifikasi dengan guru biologi yang sudah sertifikasi pada SMA Negeri rayon 01 Kabupaten Pidie. Kinerja kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru biologi yang belum sertifikasi pada SMA Negeri Rayon 01 Kabupaten Pidie berkategori cukup, sedangkan kompetensi pedagogik guru biologi yang sudah sertifikasi berkategori amat baik dan kinerja kompetensi professional berkategori cukup.

DAFTAR PUSTAKA

Abbas. 2008. Sertifikasi Guru Memperburuk Dunia Pendidikan. Artikel Online. Diakses Tanggal 6 April 2013.

Depdiknas. 2008. Penilaian Kinerja Guru. Jakarta: Dirjen PMPTK Depdiknas. Mangkunegara, A. (2005). Evaluasi Kinerja

Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Rafika Aditama.

Muslich, M. 2007. Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyasa, E. (2005). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosda Karya.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Rosyidi. 2009. Kinerja Guru Bersertifikasi. Artikel Tanggal 6/10/09. Online. Diakses Tgl. 6 April 2013.

Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas. Sulistiyani, T. & Rosidah, 2003. Manajemen

Sumber Daya Manusia Konsep Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik, PT. Graha Ilmu, Jakarta.

Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Gambar

Gambar 4.2 Grafik Persentase Kategori Kinerja Kompetensi Pedagogik dan ProfesionalGuru Biologi yang Sudah Sertifikasi Di SMA Negeri Rayon01 Kabupaten Pidie.
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Kinerja Kompetensi Pedagogik Guru Biologi yang Belum dan Sudah Sertifikasi Pada SMA Negeri Rayon 01 Kabupaten Pidie.
Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Kinerja Kompetensi Profesional Guru Biologi yang Belum dan Sudah Sertifikasi Pada SMA Negeri Rayon 01 Kabupaten Pidie.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa siswa kelas XII IA SMA Negeri 6 Kendari mengalami miskonsepsi terhadap konsep-konsep transpor membran. Siswa

Untuk menentukan sumbangan kemampuan memori dan motivasi belajar biologi terhadap hasil belajar biologi ranah kognitif siswa SMA Negeri 2 Madiun secara

Berdasarkan hasil penelitian, tentang penerapan metode resitasi pada pembelajaran agama Islam materi hormat dan patuh kepada orang tua dan guru dalam upaya

titik-titik, kadang juga belajar di rumah ibu guru” (Wawancara.. Guru memfasilitasi kegiatan pembelajaran luring selama pandemi mulai dari kegiatan persiapan pra

Berdasarkan hasil pengamatan media pembelajaran yang dilakukan oleh guru SDN 1 Lajut Sesuai dengan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru yang menjelaskan

Derdasarkan hasil angket dan wawancara yang diberikan kepada 10 orang guru di SDN gugus V Cakranegara, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa tingkat permasalahan

Senada dengan itu Sullivan (dalam Sulastri, 2009) mengatakan bahwa peran dan tugas guru adalah memberikan kesempatan belajar, yaitu dengan (a) melibatkan siswa secara

Pembelajaran Praktikum Berbasis Inkuiri Melalui Pemodelan, Perancangan dan Implementasi (MPPBI-PPI) Untuk Meningkatkan Kompetensi Calon Guru Biologi dengan tujuan jangka