1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Rentabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Munawir, 2002:33). Rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode tertentu dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut (Riyanto, 2001:35). Semakin tinggi tingkat rentabilitas suatu entitas maka semakin tinggi tingkat efisiensi penggunaan modalnya.
Salah satu indikator untuk menilai sehat tidaknya LPD adalah rentabilitasnya. Dalam rangka menghadapi persaingan yang semakin ketat di bidang lembaga keuangan, LPD perlu lebih fleksibel dalam menetapkan suku bunga, baik untuk kredit maupun tabungannya. Penentuan spread yang terlalu tinggi antara beban pokok dana dengan bunga kredit seperti yang banyak dilakukan oleh LPD di Bali dalam jangka pendek memang merupakan salah satu indikator yang dapat meningkatkan rentabilitas. Namun dalam jangka panjang akan menyebabkan LPD kurang memiliki daya saing terhadap lembaga keuangan lainnya dan nantinya dapat menurunkan tingkat rentabilitasnya (Ramantha, 2006). Tingkat rentabilitas sangat penting untuk LPD karena rentabilitas mencerminkan kemampuan modal suatu LPD dalam menghasilkan keuntungan. Semakin tinggi tingkat rentabilitas LPD berarti semakin tinggi atau naik pula
2
tingkat efisiensi penggunaan modalnya. LPD disini harus lebih meningkatkan rentabilitasnya demi kesejahteraan krama adatnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi rentabilitas adalah profit margin dan turn
over operating asset (Riyanto, 2001). Penelitian yang dilakukan oleh Adnyana
(2007) dan Ferra (2009) menunjukan rentabilitas secara simultan dipengaruhi oleh tingkat perputaran kas, efektivitas pengelolaan utang dan loan to deposit ratio. Yudi (2010) menemukan bahwa tingkat perputaran kas, efektivitas pengelolaan utang, loan to deposit ratio dan jumlah nasabah berpengaruh secara simultan terhadap rentabilitas. Penelitian Supriyadi (2010) menunjukan jumlah nasabah, ukuran perusahaan, efektivitas pengelolaan utang dan tingkat kredit berpengaruh secara simultan terhadap rentabilitas. Sastrosuwito (2012) menyatakan bahwa biaya manajemen, permodalan, dan pinjaman intensitas signifikan mempengaruhi profitabilitas bank. Penelitian ini mencoba menguji kembali beberapa variabel diatas yaitu tingkat perputaran kas, efektivitas pengelolaan utang, loan to deposit
ratio dan jumlah nasabah dengan menambahkan lokasi sebagai variabel bebas.
Tingkat perputaran kas, efektivitas pengelolaan utang, loan to deposit ratio, jumlah nasabah dan lokasi digunakan sebagai variabel bebas karena variabel tersebut diduga mempunyai pengaruh kuat terhadap peningkatan laba. Laba yang diperoleh suatu LPD akan tergantung pada kemampuan pengurus LPD di dalam mengelola assets dan liabilities yang ada. Pengelolaan assets dan liabilities yang baik dapat memberikan kontribusi terhadap rentabilitas LPD.
Tingkat perputaran kas merupakan perbandingan antara jumlah penjualan dengan kas rata-rata. Penjualan yang dimaksud pada lembaga perbankan adalah
3
total pendapatannya. Makin tinggi tingkat perputaran kas berarti makin tinggi efisiensi penggunaan kasnya, sehingga meningkatkan rentabilitas perusahaan. Saldo kas yang terlalu besar mencerminkan tingkat perputaran kas sangat lambat sehingga peluang untuk meningkatkan atau mendapatkan laba menjadi rendah, demikian pula saldo kas yang terlalu rendah juga tidak baik karena dapat mengakibatkan LPD menjadi kehilangan kinerja dan tidak likuid (Riyanto, 2001:95).
Kemampuan lembaga keuangan untuk menghasilkan laba juga tergantung pada kemampuan manajemen dalam pengelolaan utangnya. Efektivitas pengelolaan utang akan tampak pada perhitungan spread management yakni selisih antara return on total assets dengan cost of debt (Muljono, 2002:154). Semakin tinggi nilai spread management menunjukkan semakin efektif pengelolaan utang. Hal ini dikarenakan penghasilan lembaga keuangan atas total asetnya akan melebihi biaya bunga yang harus dibayarkan kepada penabung, sehingga semakin efektif manajemen lembaga keuangan mengelola utangnya, maka rentabilitas juga akan meningkat. Spread yang tinggi merupakan salah satu indikator yang dapat meningkatkan rentabilitas (Ramantha, 2006).
Kegiatan utama LPD yaitu menghimpun dana dalam bentuk tabungan dan simpanan berjangka serta melakukan kegiatan penyaluran dana dalam bentuk kredit kepada debitur. Kredit yang disalurkan nantinya akan memberikan pendapatan bagi LPD berupa bunga. Penghasilan dari lembaga perbankan, 75% merupakan penghasilan yang berasal dari pendapatan bunga (Simorangkir, 2004:6). Hal ini berarti apabila LPD ingin mendapatkan penghasilan yang besar
4
maka LPD harus dapat mengoptimalkan kreditnya. Pendapatan yang diperoleh LPD dapat ditingkatkan dengan memaksimalkan pemberian kredit atau pinjaman kepada masyarakat, tingkat kredit yang disalurkan oleh LPD kepada masyarakat dapat dilihat dari perhitungan loan to deposit ratio. Dimana loan to deposit ratio yang tinggi menunjukkan pemberian penyaluran kredit semakin besar sehingga akan meningkatkan rentabilitas LPD (Adnyana, 2007). Penelitian Fitria Astuti (2008) dalam Siagian (2009) menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara LDR terhadap ROA baik secara parsial maupun simultan. Ngoc-Phi-Anh DOAN (2011) menyatakan bahwa kinerja operasional memiliki efek negatif pada loan to deposit ratio (LDR).
Lapangan usaha dari LPD adalah menerima dan menghimpun dana dari krama desa dalam bentuk tabungan dan deposito serta memberikan pinjaman hanya pada krama desa (Peraturan Daerah Provinsi Bali No.8 Tahun 2002). Krama desa pada LPD merupakan nasabah untuk LPD di desa masing-masing. Nasabah adalah masyarakat yang mempunyai kepentingan langsung dengan bank (Kasmir, 2010:207). Penelitian yang dilakukan Bintarini (2009) memperoleh hasil bahwa, secara signifikan jumlah nasabah mempengaruhi laba. Penelitian Ardiana (2010) menunjukan bahwa jumlah nasabah berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas. Tingginya jumlah nasabah yang menggunakan fasilitas LPD menunjukan LPD semakin banyak dapat menghimpun dan menerima dana dari nasabah serta menyalurkannya kembali dalam bentuk pinjaman sehingga meningkatkan laba.
5
Penelitian tentang lokasi ini telah dilakukan oleh Agustinus (2008) yang memperoleh hasil bahwa lokasi berpengaruh signifikan terhadap Non Performing
Loan (NPL). Penelitian Khaled (2007) menunjukan bahwa lokasi geografi
memberikan gambaran signifikan terhadap laba yang diperoleh oleh Bank Konvensional maupun Bank Syariah. Sedangkan Bank Indonesia (2004) yang bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor melakukan penelitian dan menemukan bahwa lokasi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi keputusan masyarakat untuk memilih penggunaan jasa Bank Konvensional maupun Bank Syariah. Penentuan lokasi suatu LPD merupakan salah satu kebijakan yang sangat penting. LPD yang terletak dalam lokasi yang strategis sangat memudahkan krama adat dalam berurusan dengan LPD (Kasmir, 2010:118). Setiap Desa Adat di Bali memiliki satu buah LPD yang pada umumnya terletak di pusat desa. Baik itu dekat dengan kantor desa maupun dekat dengan pasar. Hal ini disebabkan agar mempermudah akses ke krama dan aparat desa. Di Kabupaten Tabanan yang terdiri dari 10 Kecamatan, sebagian besar wilayahnya berupa alam desa dan juga memiliki perkotaan. Perbedaan wilayah seperti ini akan mempengaruhi tingkat rentabilitas dari sebuah LPD.
Hingga saat ini telah tercatat 1375 LPD yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota di Bali. Sejak dicetuskan tahun 1984, pendirian LPD di Bali awalnya dipilih 8 desa adat yang tersebar di seluruh Bali sebagai pilot project (proyek percobaan) yaitu Desa Adat Lukluk (Badung), Selumbung (Karangasem), Ekasari (Jembrana), Jullah (Buleleng), Kubu (Bangli), Manukaya (Gianyar), Buahan
6
(Tabanan), dan Penasan (Klungkung). Sebaran LPD di Provinsi Bali dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut.
Tabel 1.1 : Sebaran LPD di Provinsi Bali
No Kabupaten Jumlah LPD 1 Denpasar 35 2 Badung 119 3 Buleleng 166 4 Jembrana 64 5 Tabanan 295 6 Gianyar 268 7 Bangli 156 8 Klungkung 101 9 Karangasem 171 Jumlah 1375
Sumber: PT. Bank Pembangunan Daerah Bali
Untuk Kabupaten Tabanan, LPD mengalami perkembangan yang cukup pesat. LPD telah tumbuh dan tersebar di seluruh kecamatan yang ada, dengan jumlah keseluruhan sejak tahun 1985 hingga tahun 2011 sebanyak 295 LPD. Jumlah LPD berdasarkan kecamatan yang ada di Kabupaten Tabanan dapat dilihat pada Tabel 1.2 sebagai berikut:
7
Tabel 1.2: Sebaran LPD di Kabupaten Tabanan
No Kecamatan Jumlah LPD 1 Pupuan 24 2 Selemadeg Barat 30 3 Selemadeg 27 4 Selemadeg Timur 27 5 Kerambitan 27 6 Tabanan 13 7 Kediri 21 8 Marga 29 9 Baturiti 45 10 Penebel 52 Jumlah 295 Sumber: PLPDK Tabanan
Pada penelitian ini difokuskan pada dua kecamatan, yaitu Kecamatan Kediri dan Penebel karena penelitian ini meneliti perbedaan rentabilitas diantara wilayah perdesaan dan perkotaan maka penulis memilih dua kecamatan yang memiliki perbedaan yang cukup signifikan yaitu Kecamatan Kediri mewakili wilayah perkotaan dan Kecamatan Penebel mewakili wilayah perdesaan karena berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, Kecamatan Kediri memiliki wilayah perkotaan lebih banyak dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan lain, yaitu lebih dari 50 persen wilayahnya merupakan wilayah perkotaan. Sedangkan Kecamatan Penebel hanya memiliki 1 wilayah Perkotaan dari 18 Desa Dinas yang ada di Kecamatan Penebel.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:
8
1) Apakah tingkat perputaran kas, efektivitas pengelolaan utang, loan to
deposit ratio, jumlah nasabah dan lokasi secara simultan berpengaruh
terhadap rentabilitas LPD di Kabupaten Tabanan periode tahun 2009-2011?
2) Apakah tingkat perputaran kas, efektivitas pengelolaan utang, loan to
deposit ratio, jumlah nasabah dan lokasi secara parsial berpengaruh
terhadap rentabilitas LPD di Kabupaten Tabanan periode tahun 2009-2011?
1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.2.1 Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:
1) Untuk mengetahui pengaruh tingkat perputaran kas, efektivitas pengelolaan utang, loan to deposit ratio, jumlah nasabah dan lokasi secara simultan terhadap rentabilitas LPD di Kabupaten Tabanan periode tahun 2009-2011.
2) Untuk mengetahui pengaruh tingkat perputaran kas, efektivitas pengelolaan utang, loan to deposit ratio, jumlah nasabah dan lokasi secara parsial terhadap rentabilitas LPD di Kabupaten Tabanan periode tahun 2009-2011.
9 1.2.2 Kegunaan penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kegunaan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut:
1) Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan teori-teori yang diperoleh pada masa kuliah ke dalam masalah-masalah praktis terutama mengenai pengaruh tingkat perputaran kas, efektivitas pengelolaan utang, loan to deposit ratio, jumlah nasabah dan lokasi terhadap rentabilitas. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah daftar pustaka di lingkungan akademis sehingga dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
2) Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan Gambaran serta wawasan yang luas tentang LPD di Kabupaten Tabanan, khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi rentabilitas LPD. Dengan mengetahui berbagai faktor tersebut diharapkan LPD di Kabupaten Tabanan dapat meningkatkan rentabilitasnya.
1.3 Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dari masing-masing bab skripsi ini, dapat dilihat dalam sistematika penyajian berikut ini.
10 Bab I Pendahuluan
Bab ini merupakan pengantar untuk mengetahui permasalahan yang terdapat pada penelitian ini, meliputi pembahasan mengenai latar belakang masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis
Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang mendukung pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yang meliputi pengertian LPD, fungsi dan tujuan LPD, kedudukan LPD dalam sistem perbankan, syarat-syarat pendirian LPD, organisasi LPD, pengertian kas, tingkat perputaran kas, pengertian utang, efektivitas pengelolaan utang, pengertian loan to deposit ratio, pengertian nasabah, pengertian lokasi, klasifikasi perkotaan dan perdesaan, pengertian rentabilitas, faktor-faktor yang mempengaruhi rentabilitas, menghitung rentabilitas, hubungan antara tingkat perputaran kas, efektivitas pengelolaan utang, loan to
deposit ratio, jumlah nasabah dan lokasi dengan rentabilitas,
pembahasan hasil penelitian sebelumnya, dan rumusan hipotesis. Bab III Metode Penelitian
Bab ini menguraikan tentang lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi variabel, operasional variabel, jenis dan sumber data, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.
11 Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian
Bab ini membahas tentang gambaran umum LPD dan pembahasan hasil penelitian dari pengolahan data yang memuat perhitungan-perhitungan yang dilakukan sesuai dengan teknik analisis data yang digunakan. Bab V Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dari analisis yang dilakukan serta saran-saran yang diharapkan dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.