PURE TONE AUDIOMETER DENGAN TEKNIK BEKESY AUDIOMETRY BERBASISKAN PC
Doni Hendriansyah¹, Iwan Iwut Tritoasmoro², Achmad Rizal³
¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom Abstrak
Audiometry digunakan sebagai cara untuk mendiagnosis tingkat ketulian dan memetakan peta kerusakan yang ada pada telinga. Terdapat berbagai macam teknik yang dapat digunakan dalam proses diagnosis, diantaranya adalah teknik bekesy. Pada teknik ini, sistem auditory dirangsang dengan berbagai tingkatan frekuensi dan intensitas tone dan respon pasien terhadap rangsangan ini diukur. Level minimum intensitas dari rangsangan ini yang secara konsisten dapat di respon adalah ”threshold of hearing”. Berdasarkan data respon pasien tingkat sensitivitas pendengaran seseorang dapat dipetakan pada data yang disebut audiogram, yang diplot berdasarkan intensitas dan frekuensi.
Untuk menjalankan seluruh prosedur diperlukan peralatan atau media yang dibutuhkan untuk menjalankan seluruh tes audiometry, media tersebut disebut audiometer. Dalam tugas akhir ini akan direalisasikan pure tone audiometry dengan menggunakan teknik Bekesy yang
diimplementasikan dalam sistem personal computer. Dalam realisasi sistem audiometer mengacu pada berbagai standar – standar seperti ISO dan ANSI yang berkaitan dengan audiometer dan audiometry, dalam realisasi ini akan digunakan software Delphi sebagai software dasar. Dalam tes audiometry diperlukan berbagai peralatan atau media pendukung untuk dapat memberikan keakuratan dalam hasil yang didapat diantaranya adalah headphones dan ruangan uji yang memenuhi standar. Hasil dari test ini adalah audiogram, yang merupakan data mengenai tingkat sensitivitas pendengaran.
Kata Kunci : audiometer, audiometry, bekesy
Abstract
Audiometry is used as the way to diagnose of deaf storey level and map the damage exist in ear. There are a lot of technique to be used in the diagnostic process, Bekesy is one of the technique. In this technique auditory system are stimulated by various frequency and intensity of tone and patient response is measured. Level of minimum intensity from the stimuly which is consistently could response is called "threshold of hearing". Pursuant to data above the store level of
sensitivity hearing can be mapped in data called audiogram, which plotted based on intensity and frequency.
To run the entire procedure a media or equipment is needed to run the entire audiometry test, the equipment is called audiometer. In this final project a Pure Tone Audiometer whit Bekesy technique in the personal computer system will be implemented. In this Audiometer system implementation will based on the ISO and ANDI standard which is related to the audiometer and audiometry, Delphi will be the basic software for this implementation.
In the audiometry test a secondary media or equipment is needed to give an accurate result, an standard headphones and a standard environment test. An audiogram is the result of the tests, an audiogram consist a data about the hearing sensitivity level.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Indra manusia mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupannya, kelima indra manusia merupakan alat yang penting dalam hubungan manusia dengan lingkungannya. Salah satu indra yang sangat penting dalam hidup manusia adalah indra pendengaran atau sistem auditory, yang berperan dalam hubungan manusia untuk mendengarkan suara.
Seiring dengan perkembangan jaman, tingkat kebisingan (noise) yang dialami manusia mengalami peningkatan. Peningkatan yang sangat cepat pada
noise tersebut memberikan dampak yang sangat besar dalam sistem auditory
manusia, selain dampak umur manusia itu sendiri. Tingkat pendengaran manusia pada frekuensi bawah mengalami gangguan, sehingga terjadi berbagai penyakit pendengaran.
Berdasarkan hal diatas maka pendeteksian tingkat pendengaran manusia sangat diperlukan, untuk memberikan data bagi audiologist dan pasien sendiri mengenai tingkat pendengaran pasien sendiri. Khususnya di Indonesia dimana indra pendengaran masih merupakan indra yang masih diacuhkan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Untuk itulah diperlukan peralatan audiometry yang dapat terjangkau oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Personal Computer
merupakan salah satu solusi dari sedemikian solusi yang ada, dengan adanya sistem audiometry pada Personal Computer maka diharapkan perhatian masyarakat Indonesia terhadap indra pendengaran semakin meningkat.
1.2 TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan pembuatan tugas akhir ini adalah:
1. Merealisasikan PC audiometer dengan software Delphi dan perangkat PC
Manfaat dari pembuatan tugas akhir ini yaitu :
1. Dengan adanya realisasi PC audiometer ini diharapkan masyarakat dapat mendapat kemudahan dalam mendapatkan data mengenai kesehatan indra pendengarannya.
2. Dengan semakin mudahnya mendapat kan data kesehatan indra pendengaran ini diharapakan tingkat kesehatan masyarakat khusunya mengenai kesehatan indra pendengaran ini dapat meningkat.
1.3 RUMUSAN MASALAH
PC audiometer yang akan direalisasikan adalah adalah Pure Tone Audiometry dengan menggunakan teknik Bekesy Audiometery berbasiskan PC. Dengan banyak standar dalam Pure Tone Audiometry, dalam realisasi ini digunakan Standar International Audiometers sebagai dasar dalam realisasi PC audiometer ini.
Dengan realisasi ini akan dihasilkan perangkat yang dapat melakukan test
audiometery standar dengan menggunakan PC dan hasil yang akan didapat akan dikeluarkan melalui tabel yang disebut audiogram.
1.4 BATASAN MASALAH
Sedangkan untuk mendapatkan hasil yang optimal, realisasi ini dibatasi oleh :
1. Software yang digunakan pada realisasi ini menggunakan Delphi.
2. Media yang digunakan adalah PC, beserta perangkat-perangkat tambahan seperti headphones, dan eksternalswith.
3. Spesifikasi umum perancangan dengan batasan-batasan sebagai berikut : Teknik : Bekesy Audiometry
Frekuensi test : 125 – 8000 Hz Frekuensi deviasi : ±3 dB
1.5 METODOLOGI
Metode yang akan digunakan untuk menyelesaikan tugas akhir ini adalah:
1. Studi Literatur
Pada tahap ini, dilakukan pendalaman materi-materi yang terkait melalui literatur dan referensi yang tersedia di berbagai sumber.
2. Proses Perancangan
Pada tahap ini, dilakukan proses perancangan dari realisasi yang akan dibuat dengan memanfaatkan formula yang ada.
3. Simulasi dan Optimasi
Pada tahap ini, dilakukan simulasi desain sistem yang telah dirancang dengan menggunakan software Delphi agar dapat memenuhi spesifikasi yang diinginkan dan dioptimasi untuk mencapai hasil yang lebih baik.
4. Proses Realisasi
Pada tahap ini, dilakukan proses realisasi audiometer yang telah dirancang sesuai dengan karakteristik dan spesifikasi yang diinginkan.
5. Analisa
Pada tahap ini, dilakukan proses pengukuran audiometer yang telah direalisasikan dan membandingkan karakteristik audiometer standar.
6. Pembuatan Laporan
Tahap akhir dari penelitian ini adalah pembuatan laporan Tugas Akhir dan Sidang Tugas Akhir.
I.6 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang permasalahan, tujuan, perumusan masalah, pembatasan masalah serta sistematika penulisan.
BAB II DASAR TEORI
Berisi dasar teori yang menjelaskan konsep tentang deskripsi umum Audiometry dan dasar teori pendukung lainnya.
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI
Perancangan dari sistem yang akan dibuat beserta realisasinya.
BAB IV ANALISIS
Menjelaskan analisis audiometer yang telah direalisasikan beserta pemaparan data-data hasil audiometry.
BAB V PENUTUP
Berisikesimpulan serta saran-saran yang dapat digunakan untuk penelitian berikutnya.
BAB IV
ANALISIS
Analisa dilakukan untuk mendapatkan data dari software yang dibuat. Selain itu, hasil analisa tersebut dapat dijadikan dasar untuk menganalisa serta menentukan kesalahan apabila terjadi ketidaksesuaian denan spesifikasi yang telah ditentukan pada software.
4.1 TAMPILAN SOFTWARE
Gambar 4.1 Tampilan pengenalan software
Form diatas merupakan form yang disediakan sebagai pengenalan terhadap software audiometer ini. Pada form diatas terdapat beberapa pengenalan mengenai audiometer, perangkat minimum dan prosedur tes.
Gambar 4.2 Form pengisian biodata
Form diatas merupakan form untuk pengisian biodata pasien.
Gambar 4.3 Form tes
Form diatas merupakan form tempat tes berlangsung. Dimana respon dari objek tes didapat dari respon mouse terhadap tombol respon yang terdapat di tengah.
Hasil Pengecekan dari software tersebut merupakan sebuah audiogram seperti pada gambar berikut. Pada audiogram garis biru menandakan telinga kiri dan garis merah menandakan telinga kanan.
Gambar 4.4 Audiogram
Hasil data audiogram merupakan data tingkat kemampuan mendengar pasien yang oleh audiologist dapat diperkirakan tingkat kemampuan mendengar atau pun teknik atau cara untuk pengobatan.
4.2 ANALISIS GRAFIK
Dari data yang didapatkan akan dapat diambil kesimpulan secara garis besar untuk tingkat pendengaran yang didapat. Dalam data ini antara telinga kiri dan telinga kanan dapat berbeda tingkat pendengarannya. Pembacaan grafik pada audiogram diambil dengan berdasar pada tingkatan-tingkatan yang telah ditentukan, dan untuk beberapa permasalahan data tersebut hanya dapat dibaca oleh audiologist.
• 0-25 dBHL Normal hearing limit
Gambar 4.5Audiogram normal limit
Grafik diatas menunjukkan tingkat pendengaran yang normal dari objek tes.
• 26-40 dBHL Mild hearing loss
• 41-55 dBHL Moderate hearing loss
Gambar 4.7 Audiogram moderate hearing loss
• 56-70 dBHL Moderately severe hearing loss
• 71-90 dBHL Severe hearing loss
Gambar 4.9Audiogram severe hearing loss
• 91+ dBHL Profound hearing loss
4.3 ANALISIS DATA
Analisis data secara spesifik dilakukan pada software dengan mecari nilai rata-rata pada tiap frekuensi. Nilai rata-rata ini kemudian dibandingkan dengan nilai-nilai
• 0-25 dBHL Normal hearing
• 26-40 dBHL Mild hearing loss
• 41-55 dBHL Moderate hearing los
• 56-70 dBHL Moderately severe hearing loss
• 71-90 dBHL Severe hearing loss
• 91+ dBHL Profound hearing loss
Berikut merupakan hasil test audiometer pada audiogram yang menunjukkan tingkat pendengaran normal.
Gambar 4.11 Hasil data tes
Gambar 4.12 Data spesifik tingkat pendengaran
Pada data ini secara spesifik dijabarkan tingkat pendengaran untuk tiap-tiap frekuensi dan untuk masing-masing telinga uji. Dari data diatas didapatkan pendengaran normal untuk telinga kiri pada frekuensi 125, 250, 500, 1000, 2000, dan 8000 Hz dan telinga kanan pada frekuensi 125, 250, 500 Hz. Sedangkan tingkat pendengaran dengan tingkatan mild hearing loss adalah telinga kiri pada frekuensi 4000 Hz dan telinga kanan pada frekuensi 1000, 2000, 4000, 8000 Hz.
Dari hasil yang didapat diatas, hasil rata-rata dari nilai yang didapat adalah batas dari tingkat pendengaran dari pasien yang dites. Misanya untuk telinga kiri pada frekuensi 125 Hz mempunyai batas pendengaran dengan nilai 8 dBHL. Dan demikian seterusnya untuk setiap frekuensi dan setian telinga test.
4.4 ANALISIS SECARA KESELURUHAN
Software secara keseluruhan telah berjalan dengan baik. Dalam hasil output tone yang dikeluarkan dan pemberian respon dari pasien sampai hasil data audiogram yang didapatkan.
BAB IV
ANALISIS
Analisa dilakukan untuk mendapatkan data dari software yang dibuat. Selain itu, hasil analisa tersebut dapat dijadikan dasar untuk menganalisa serta menentukan kesalahan apabila terjadi ketidaksesuaian denan spesifikasi yang telah ditentukan pada software.
4.2 TAMPILAN SOFTWARE
Gambar 4.1 Tampilan pengenalan software
Form diatas merupakan form yang disediakan sebagai pengenalan terhadap software audiometer ini. Pada form diatas terdapat beberapa pengenalan mengenai audiometer, perangkat minimum dan prosedur tes.
Gambar 4.2 Form pengisian biodata
Form diatas merupakan form untuk pengisian biodata pasien.
Gambar 4.3 Form tes
Form diatas merupakan form tempat tes berlangsung. Dimana respon dari objek tes didapat dari respon mouse terhadap tombol respon yang terdapat di tengah.
Hasil Pengecekan dari software tersebut merupakan sebuah audiogram seperti pada gambar berikut. Pada audiogram garis biru menandakan telinga kiri dan garis merah menandakan telinga kanan.
Gambar 4.4 Audiogram
Hasil data audiogram merupakan data tingkat kemampuan mendengar pasien yang oleh audiologist dapat diperkirakan tingkat kemampuan mendengar atau pun teknik atau cara untuk pengobatan.
4.5 ANALISIS GRAFIK
Dari data yang didapatkan akan dapat diambil kesimpulan secara garis besar untuk tingkat pendengaran yang didapat. Dalam data ini antara telinga kiri dan telinga kanan dapat berbeda tingkat pendengarannya. Pembacaan grafik pada audiogram diambil dengan berdasar pada tingkatan-tingkatan yang telah ditentukan, dan untuk beberapa permasalahan data tersebut hanya dapat dibaca oleh audiologist.
• 0-25 dBHL Normal hearing limit
Gambar 4.5Audiogram normal limit
Grafik diatas menunjukkan tingkat pendengaran yang normal dari objek tes.
• 26-40 dBHL Mild hearing loss
• 41-55 dBHL Moderate hearing loss
Gambar 4.7 Audiogram moderate hearing loss
• 56-70 dBHL Moderately severe hearing loss
• 71-90 dBHL Severe hearing loss
Gambar 4.9Audiogram severe hearing loss
• 91+ dBHL Profound hearing loss
4.6 ANALISIS DATA
Analisis data secara spesifik dilakukan pada software dengan mecari nilai rata-rata pada tiap frekuensi. Nilai rata-rata ini kemudian dibandingkan dengan nilai-nilai
• 0-25 dBHL Normal hearing
• 26-40 dBHL Mild hearing loss
• 41-55 dBHL Moderate hearing los
• 56-70 dBHL Moderately severe hearing loss
• 71-90 dBHL Severe hearing loss
• 91+ dBHL Profound hearing loss
Berikut merupakan hasil test audiometer pada audiogram yang menunjukkan tingkat pendengaran normal.
Gambar 4.11 Hasil data tes
Gambar 4.12 Data spesifik tingkat pendengaran
Pada data ini secara spesifik dijabarkan tingkat pendengaran untuk tiap-tiap frekuensi dan untuk masing-masing telinga uji. Dari data diatas didapatkan pendengaran normal untuk telinga kiri pada frekuensi 125, 250, 500, 1000, 2000, dan 8000 Hz dan telinga kanan pada frekuensi 125, 250, 500 Hz. Sedangkan tingkat pendengaran dengan tingkatan mild hearing loss adalah telinga kiri pada frekuensi 4000 Hz dan telinga kanan pada frekuensi 1000, 2000, 4000, 8000 Hz.
Dari hasil yang didapat diatas, hasil rata-rata dari nilai yang didapat adalah batas dari tingkat pendengaran dari pasien yang dites. Misanya untuk telinga kiri pada frekuensi 125 Hz mempunyai batas pendengaran dengan nilai 8 dBHL. Dan demikian seterusnya untuk setiap frekuensi dan setian telinga test.
4.7 ANALISIS SECARA KESELURUHAN
Software secara keseluruhan telah berjalan dengan baik. Dalam hasil output tone yang dikeluarkan dan pemberian respon dari pasien sampai hasil data audiogram yang didapatkan.
BAB IV
ANALISIS
Analisa dilakukan untuk mendapatkan data dari software yang dibuat. Selain itu, hasil analisa tersebut dapat dijadikan dasar untuk menganalisa serta menentukan kesalahan apabila terjadi ketidaksesuaian denan spesifikasi yang telah ditentukan pada software.
4.3 TAMPILAN SOFTWARE
Gambar 4.1 Tampilan pengenalan software
Form diatas merupakan form yang disediakan sebagai pengenalan terhadap software audiometer ini. Pada form diatas terdapat beberapa pengenalan mengenai audiometer, perangkat minimum dan prosedur tes.
Gambar 4.2 Form pengisian biodata
Form diatas merupakan form untuk pengisian biodata pasien.
Gambar 4.3 Form tes
Form diatas merupakan form tempat tes berlangsung. Dimana respon dari objek tes didapat dari respon mouse terhadap tombol respon yang terdapat di tengah.
Hasil Pengecekan dari software tersebut merupakan sebuah audiogram seperti pada gambar berikut. Pada audiogram garis biru menandakan telinga kiri dan garis merah menandakan telinga kanan.
Gambar 4.4 Audiogram
Hasil data audiogram merupakan data tingkat kemampuan mendengar pasien yang oleh audiologist dapat diperkirakan tingkat kemampuan mendengar atau pun teknik atau cara untuk pengobatan.
4.8 ANALISIS GRAFIK
Dari data yang didapatkan akan dapat diambil kesimpulan secara garis besar untuk tingkat pendengaran yang didapat. Dalam data ini antara telinga kiri dan telinga kanan dapat berbeda tingkat pendengarannya. Pembacaan grafik pada audiogram diambil dengan berdasar pada tingkatan-tingkatan yang telah ditentukan, dan untuk beberapa permasalahan data tersebut hanya dapat dibaca oleh audiologist.
• 0-25 dBHL Normal hearing limit
Gambar 4.5Audiogram normal limit
Grafik diatas menunjukkan tingkat pendengaran yang normal dari objek tes.
• 26-40 dBHL Mild hearing loss
• 41-55 dBHL Moderate hearing loss
Gambar 4.7 Audiogram moderate hearing loss
• 56-70 dBHL Moderately severe hearing loss
• 71-90 dBHL Severe hearing loss
Gambar 4.9Audiogram severe hearing loss
• 91+ dBHL Profound hearing loss
4.9 ANALISIS DATA
Analisis data secara spesifik dilakukan pada software dengan mecari nilai rata-rata pada tiap frekuensi. Nilai rata-rata ini kemudian dibandingkan dengan nilai-nilai
• 0-25 dBHL Normal hearing
• 26-40 dBHL Mild hearing loss
• 41-55 dBHL Moderate hearing los
• 56-70 dBHL Moderately severe hearing loss
• 71-90 dBHL Severe hearing loss
• 91+ dBHL Profound hearing loss
Berikut merupakan hasil test audiometer pada audiogram yang menunjukkan tingkat pendengaran normal.
Gambar 4.11 Hasil data tes
Gambar 4.12 Data spesifik tingkat pendengaran
Pada data ini secara spesifik dijabarkan tingkat pendengaran untuk tiap-tiap frekuensi dan untuk masing-masing telinga uji. Dari data diatas didapatkan pendengaran normal untuk telinga kiri pada frekuensi 125, 250, 500, 1000, 2000, dan 8000 Hz dan telinga kanan pada frekuensi 125, 250, 500 Hz. Sedangkan tingkat pendengaran dengan tingkatan mild hearing loss adalah telinga kiri pada frekuensi 4000 Hz dan telinga kanan pada frekuensi 1000, 2000, 4000, 8000 Hz.
Dari hasil yang didapat diatas, hasil rata-rata dari nilai yang didapat adalah batas dari tingkat pendengaran dari pasien yang dites. Misanya untuk telinga kiri pada frekuensi 125 Hz mempunyai batas pendengaran dengan nilai 8 dBHL. Dan demikian seterusnya untuk setiap frekuensi dan setian telinga test.
4.10ANALISIS SECARA KESELURUHAN
Software secara keseluruhan telah berjalan dengan baik. Dalam hasil output tone yang dikeluarkan dan pemberian respon dari pasien sampai hasil data audiogram yang didapatkan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] P. Aras,Vineet “Audiometry techniques, circuits, and systems”, M. Tech. Credit Seminar Report, Electronic Systems Group, EE Dept, IIT Bombay submitted Nov 03
[2] Ayres, Jhon. “The Tomes Of Delphi : Win 32 Core API Windows 2000 Edition”. Wordware Publishing, Inc. 2002.
[3] American Speech-Language-Hearing Association (ASHA), “Guidelines for Manual Pure-Tone Threshold Audiometry”, 2005
[4] Arlinger, S., Martin, M. (Editors) (1989/1991). Manual of Practical Audiometry, Vol. 1 & 2, Singular Publ. Group
[5] Martin, F.N. (1998). Exercises in Audiometry. Allyn & Bacon, Inc.
[6] John R. Franks, ”Hearing Measurenment”, National Institute for Occupational Safety and Health.
[7] www.asha.org/docs/html/ GL1990-00006.html
[8] www.asha.org/docs/html/ GL2005-00014.html [9] http://www.who.int/entity/mediacentre/factsheets/en/ [10] www.wikipedia.org/