• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. GAMBARAN WILAYAH. Kabupaten KLUNGKUNG. A.1. Letak Geografis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "A. GAMBARAN WILAYAH. Kabupaten KLUNGKUNG. A.1. Letak Geografis"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Kabupaten

KLUNGKUNG

2012

Peluang Investasi Daerah 1

A.

GAMBARAN WILAYAH

A.1.Letak Geografis

Kabupaten Klungkung merupakan kabupaten yang luasnya terkecil kedua setelah Kodya Denpasar dari 9 (Sembilan) Kabupaten dan Kota di Bali. Kabupaten Klungkung dengan ibukota Semarapura memiliki wilayah seluas 315 km². Geografis kabupaten Klungkung terletak diantara 115021’28” dan 115037’43” Bujur Timur, serta diantara 08027’37” dan 08049’00” Lintang Selatan dengan batas administrasi sebagai berikut:

- Batas Utara adalah Kabupaten Bangli, - Batas Timur adalah Kabupaten Karangasem, - Batas Selatan adalah Samudera Indonesia, - Batas Barat adalah Kabupaten Gianyar.

Wilayah Kabupaten Klungkung sepertiganya terletak di daratan pulau Bali (11.216 ha) dan dua pertiganya terletak di kepulauan Nusa Penida (20.284 ha). Panjang pantai sekitar 97,6 km yang terdapat di Klungkung daratan 14,10 km dan di Kepulauan Nusa Penida 83,50 km, sehingga merupakan potensi perekonomian laut dengan budidaya rumput laut dan penangkapan ikan laut.

A.2.Tofografi Wilayah

Permukaan tanah pada umumnya tidak rata, bergelombang bahkan sebagian besar berupa bukit-bukit terjal yang kering dan tandus dan sebagian kecil saja merupakan dataran rendah.

(2)

Kabupaten

KLUNGKUNG

2012

Peluang Investasi Daerah 2 Kemiringan/Lereng di Kabupaten Klungkung Menurut Klasifikasi dan Luasnya Tahun 2010

Tabel A-1 Tabel Kemiringan

No Tingkat Kemiringan Luas [km2] Persentase Luas [%]

1 00 – 20 (Datar) 41,21 13,08

2 20 – 150 (Landai) 113,05 35,89

3 150 – 400 (Miring) 144,27 45,80

4 >400 (Terjal) 16,47 5,23

Jumlah 315 100

A.3.Iklim dan Cuaca

Pada tiga tahun terakhir jumlah curah hujan Kabupaten Klungkung setiap tahunnya meningkat, bahkan mendekati 2.500 mm pada tahun 2010. Bulan Juni hingga Agustus biasanya merupakan puncak musim kemarau, tetapi pada tahun 2010 berubah menjadi bulan Maret.

Rata-rata Curah Hujan di Kabupaten Klungkung

Tabel A-2 Curah Hujan Tahun 2008, 2009 dan 2010 [mm] No Bulan 2008 2009 2010 1 Januari 257,50 526,83 249,33 2 Februari 261,50 430,67 108,33 3 Maret 201,17 121,50 49,50 4 April 95,00 147,17 139,33 5 Mei 181,00 216,00 121,00 6 Juni 12,00 25,00 205,83 7 Juli 22,83 77,00 195,33 8 Agustus 14,33 6,83 266,83 9 September 43,67 91,17 293,17 10 Oktober 184,50 64,92 227,17 11 Nopember 250,17 30,83 133,00 12 Desember 199,50 116,17 359,17 Jumlah 1.723,17 1.854,08 2.348,00 Sumber: Klungkung Dalam Angka 2009, Klungkung Dalam Angka 2010, Klungkung Dalam Angka 2011

A.4. Pembagian Wilayah

Secara administrasi Kabupaten Klungkung terdiri dari 4 (empat) kecamatan, 53 desa, 6, kelurahan, 244 dusun/ lingkungan. Secara adat terdiri dari 113 desa adat dan 394 banjar adat.Klasifikasi desa/kelurahan semuanya sudah swasembada dan LKMD kategori III.

(3)

Kabupaten

KLUNGKUNG

2012

Peluang Investasi Daerah 3 Tabel A-3 Pembagian Wilayah Kabupaten Klungkung Tahun 2010

No Kecamatan Luas Wilayah

[km²]

Jumlah

Desa/Kelurahan Dusun Desa adat Banjar Adat

1 Nusa Penida 210,94 16 80 40 157

2 Banjarangkan 45,73 13 55 30 75

3 Klungkung 20,95 18 60 23 96

4 Dawan 37,38 12 49 20 66

Kabupaten Klungkung 315 59 244 113 394 Sumber: Klungkung Dalam Angka 2011

B.

POTENSI WILAYAH

B.1 Perekonomian

Produk Domestik RegionalBruto (PDRB) adalah jumlah seluruh nilai tambah yang dihasilkan oleh berbagai sektor/lapangan usaha, yang melakukan kegiatan di suatu daerah (region) tanpa memperhatikan pemilikan atas sektor produksi. Dibawah ini tabel PDRB Kabupaten Klungkung yang memperlihatkan nilai gabungan seluruh sektor ekonomi, dari tahun 2007 hingga tahun 2010.

Tabel B-1 Produk Domestik Bruto Kabupaten Klungkung Tahun 2007– 2010 Tahun PDRB Atas Dasar (Jutaan Rupiah) PDRB Per Kapita Atas Dasar

Harga Berlaku Harga Konstan Tahun 2000

Harga Berlaku Harga Konstan Tahun 200 2007 1.837.631,14 1.125.343,88 11.050.495,75 6.221.567,30

2008 2.143.792,34 1.182.357,06 12.821.877,89 7.071.598,12

2009 2.441.927,43 1.240.542,93 14.468.084,51 7.359.012,47

2010 2.748.354,59 1.307.888,96 16.115.317,47 7.668.968,85 Sumber: Klungkung Dalam Angka 2011

B.2 Kependudukan dan Tenaga Kerja

Salah satu modal dasar dalam pelaksanaan pembangunan adalah jumlah penduduk yang besar. Jumlah penduduk yang besar tentu saja akan menjadi modal utama, bilamana dilengkapi dengan pendidikan dan keterampilan yang memadai serta berada dalam usia produktif. Jumlah penduduk terbesar di Kabupaten Klungkung berada di Kecamatan Klungkung sebanyak 57.210 jiwa dan penduduk paling sedikit berada di Kecamatan Banjarangkan. Dilihat dari keadaan masing-masing kecamatan, maka Kecamatan Klungkung

(4)

Kabupaten

KLUNGKUNG

2012

Peluang Investasi Daerah 4 merupakan yang terpadat yaitu sebesar 1.969 jiwa per km2, diikuti Kecamatan Dawan dan Banjarangkan yakni masing-masing sebesar 1.089 dan 859 jiwa per km2. Sedangkan kepadatan penduduk terkecil adalah kecamatan Nusa Penida sebesar 237 jiwa per km2.

Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga Kabupaten Klungkung Tabel B-2 Berdasarkan Kecamatan Tahun 2010

No Kecamatan Jumlah Kepadatan [Jiwa/km2] Sex Ratio Penduduk [Jiwa] Rumah Tangga 1 Nusa Penida 48.075 13.477 237 0,96 2 Banjarangkan 39.292 9.463 859 0,97 3 Klungkung 57.210 15.439 1.969 0,98 4 Dawan 49.695 10.208 1.089 0,96 Jumlah 194.272 48.587 617 0,97

Rasio jenis kelamin (sex ratio) adalah perbandingan penduduk laki-laki dan perempuan. Pada tahun 2010 sex ratio sebesar 0,97. Jika dilihat sex ratio per kecamatan, sex ratio tertinggi terdapat di Klungkung yaitu sebesar 0,98 dan terendah di kecamatan Nusa Penida dan Dawan sebesar 0,96.

Penduduk usia kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun keatas, mereka terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Perbandingan penduduk yang tergolong angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja dikenal dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). Dimana pada tahun 2010 sebesar 83,31%. Berdasarkan Lapangan pekerjaan dari 102.337 orang yang bekerja, 50,90% bekerja di sektor pertanian, 18,45% bekerja di sektor perdagangan, hotel dan rumah makan 10,92% disektor jasa dan di sektor lainnya yang masing-masing tidak lebih dari 10%.

Tabel B-3 Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan di Kabupaten Klungkung Tahun 2010

No Jenis Kegiatan Jumlah

I Angkatan Kerja 106.146

1. Bekerja 102.337

2. Menganggur 3.809

II Bukan Angkatan Kerja

1. Sekolah 6.700

2. Mengurus Rumah Tangga 10.346

(5)

Kabupaten

KLUNGKUNG

2012

Peluang Investasi Daerah 5

Penduduk 15 tahun ke atas 127.411

% Bekerja Terhadap Angkatan Kerja 96,41

% Angkatan Kerja Terhadap Penduduk 15 Tahun Ke Atas 83,31 Sumber: Klungkung Dalam Angka 2011

B.3 Upah Minimum Regional

Upah minimum merupakan upah Bulanan terendah yang terdiri dari Upah pokok dan Tunjangan Tetap. Perkembangan Upah mimimum Kabupaten Klungkung Selama 5 Tahun Terakhir adalah sebagai berikut :

Tabel B-4 Upah minimum Regional Kabupaten Klungkung No Tahun Upah Minimum Regional

Kabupaten Klungkung 1 2007 625.500 2 2008 686.000 3 2009 767.000 4 2010 835.800 5 2011 927.000 B.4Prasarana Wilayah Kelistrikan

Faktor pendukung keberhasilan investasi banyak ditentukan oleh adanya energi listrik, karena keberadaan listrik dapat mengubah suatu daerah menjadi strategis bagi pengembangan industri. Pada tahun 2011 Seluruh desa di Kabupaten Klungkung telah mendapat aliran listrikyang dilayani PLN ranting Klungkung.

Tabel B-5 Pelanggan Pemakai Listrik Menurut Jenis Tarif di Kabupaten Klungkung Tahun 2006 - 2010 No Jenis Tarif Bentuk Pemakaian 2006 2007 2008 2009 2010

1 S1 Rumah Tangga Kecil --- ---- --- --- --- 2 S2.3 Badan-badan Uasaha 1.387 1.435 1.461 1.480 1.517 3 R1.2.3 Rumah Tangga Lainnya 28.082 28.833 29.069 29.372 30.068 4 B1.2 Usaha/ Hotel 1.264 1.331 1.508 2.009 2.260

5 L1.2 Industri/ Produksi 6 5 5 6 7

6 P1.2 Kantor 189 192 196 202 210

7 P3 Penerangan 150 180 226 255 255

Kabupaten Klungkung 31.078 31.976 32.465 33.324 3.4317 Sumber: Klungkung Dalam Angka 2011

(6)

Kabupaten

KLUNGKUNG

2012

Peluang Investasi Daerah 6 Gardu distribusi listrik bertambah setiap tahun seiring dengan bertambahnya jumlah pelanggan pelanggan listrik. Kenaikan jumlah pelanggan listrik setiap tahun bertambah sebesar 2,41% dan VA terpakai bertambah setiap tahun rata-rata 6,31%.

Tabel B-6 Desa Pelanggan Listrik, VA Terpakai dan Jumlah Gardu di Kabupaten Klungkung Tahun 2005 - 2010

Tahun Jumlah Desa Jumlah Pelanggan VA Terpakai Jumlah Gardu

2005 59 30.468 23.104.210 162 2006 59 31.078 24.714.160 170 2007 59 31.976 26.447.610 181 2008 59 32.465 27.690.150 182 2009 59 33.324 29.347.250 197 2010 59 34.317 31.364.900 200

Sumber: Klungkung Dalam Angka 2011 Pelabuhan laut

Pelayanan angkutan laut di Kabupaten Klungkung melayani pengangkutan arus barang/ penumpang dan jasa dari Klungkung Daratan ke Nusa Penida dan sebaliknya, yang pada umumnya menggunakan perahu motor tempel, speed boat atau menggunakan kapal Roro yang beroperasi sejak tahun 2006. Pelabuhan di Bali daratan yang melayani perjalanan ke Nusa Penida adalah pelabuhan tradisional Banjar Bias, Banjar Tribuana dan Kusamba di Kabupaten Klungkung serta Pelabuhan Padang Bai di Karangasem dan Pelabuhan Wisata Benoa dan Sanur di Kabupaten Badung. Di Nusa Penida terdapat pelabuhan tradsional yang merupakan pelabuhan rakyat, diantaranya adalah pelabuhan Toye Pakeh, Buyuk dan pelabuhan Banjar Nyuh. Di samping itu, terdapat pula pelabuhan wisata yaitu pelabuhan Tanjang Sanghyang dan Jungut Batu.

Pos dan Telekomunikasi

Banyaknya surat masuk dan keluar setiap tahun relatif besar. Ini menunjukkan bahwa pos masih merupakan sarana yang bisa diandalkan dalam memperlancar arus pengiriman barang. Menurut data dari Kantor PosSemarapura, pengiriman surat jenis pengiriman biasa mengalami peningkatan yang sangat drastis yaitu sebesar 105,70% di tahun 2010 dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan pengiriman kilat biasa mengalami penurunan dari 5.245 buah menjadi 969 buah, disisi lain kilat tercatat meningkat dari 4.017 buah menjadi 19.183 buah.

(7)

Kabupaten

KLUNGKUNG

2012

Peluang Investasi Daerah 7 Selain pos, sarana yang sering digunakan dalam memperlancar komunikasi adalah telepon. Provider telepon di Kabupaten Klungkung tidak hanya BUMN (Telkom) tetapi suasta juga sudah turut membangun jaringan telekomunikasi selular.

B.5 Kawasan Lindung

Kawasan lindung yang dimaksud adalah kawasan hutan lindung; kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan bawahannya; kawasan perlindungan setempat; kawasan suaka alam, pelestarian alamdan cagar budaya; kawasan rawan bencana alam; dan kawasan lindung geologi dan kawasan lindung lainnya.Pada tabel berikut dijelaskan lebih detail mengenai kawasan peruntukan dan lokasinya di Kabupaten Klungkung.

Tabel B-7 Kawasan Lindung Kabupaten Klungkung Tahun 2011 – 2031 No Kawasan Lindung Lokasi Luas [ha] Keterangan

1. Hutan Lindung 804,5 2,55% dari wilayah

kabupaten a.Suana Pulau Nusa Penida, Kecamatan Nusa

Penida 329,5

b.Sakti Desa Sakti dan sekitarnya, ecamatan

Nusa Penida 273

c.Nusa Lembongan

Perairan Nusa Lembongan, Kecamatan

Nusa Penida 202 2. Kawasan yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya meliputi kawasan resapan air a.Bukit Mimba Abah

bagian utara dan timur, Kecamatan Dawan

b.Pulau Nusa Penida

tersebar terutama terutama di bagian selatan dan sebagian di bagian tengah pulau, Kecamatan Nusa Penida 3. Kawasan

Perlindungan Setempat a. Kawasan suci

 suci campuhan sebarannya mencakup seluruh lokasi yang memiliki pertemuan aliran dua buah sungai wilayah kabupaten.  suci pantai Kec. Banjarangkan (Pantai Negari,

Pantai Lepang); Kec. Klungkung (Pantai Watuklotok,Pantai Jumpai); Kec. Dawan (Pantai Kusamba, Pantai Goa Lawah); Kec. Nusa Penida (Pantai Ped, Pantai Suana,Pantai Bakung, Pantai Tabuanan) tempat-tempat di pantai yang dimanfaatkan untuk upacara melasti di seluruh pantai wilayah kabupaten  suci laut kawasan perairan laut yang

difungsikan untuk tempat

(8)

Kabupaten

KLUNGKUNG

2012

Peluang Investasi Daerah 8 bagi umat Hindu di wilayah kabupaten

 suci mata air mata air suci Segening Takluk, Desa Paksebali, Kecamatan Dawan; mata air suci Segening Kamasan, Desa Kamasan, Kecamatan Klungkung; dan mata air suci lainnya

mencakup tempat-tempat mata air yang difungsikan untuk tempat

melangsungkan upacara keagamaan bagi umat Hindu  suci cathus

patha

cathus patha agung wilayah Kabupaten di Simpang Patung Kanda Pat Kawasan Perkotaan Semarapura; Jalur pemelastian Ida Bhatara Gunung Agung dari perbatasan Karangasem - Klungkung sampai dengan Pantai Watuklotok; cathus patha alit tersebar di tiap-tiap wilayah desa

adat/pekraman yang difungsikan untuk tempat melangsungkan upacara keagamaan bagi umat Hindu;

arahan pengelolaan kawasan cathus patha adalah perlindungan kawasan dari kegiatan yang dapat mengganggu pelaksanaan kegiatan ritual keagamaan b. Kawasan tempat suci  radius kesucian Pura Sad Kahyangan

Kawasan Pura Goa Lawah, di Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan dan kawasan Pura Kentel Gumi, di Desa Tusan, Kecamatan Banjarangkan.  radius kesucian

Pura Dang Kahyangan

Kawasan Pura Watuklotok, di Desa Gelgel, Kecamatan Klungkung; b.

kawasan Pura Dasar Gelgel, di Desa Gelgel, Kecamatan Klungkung; kawasan Pura Penataran Agung, di Kelurahan Semarapura Kangin, Kecamatan Klungkung; kawasan Pura Dalem Ped di Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida

 Pura Kahyangan Jagat, Pura Kahyangan Tiga dan Pura lainnya

Seluruh Pura Kahyangan Desa di tiap-tiap desa adat/pekraman beserta pura-pura dadia dan pura-pura swagina di seluruh wilayah c. Sempadan pantai  sempadan pantai di wilayah Klungkung Daratan

pantai berpasir hitam di Pantai Lepang dan Pantai Tegal Besar di Kecamatan Banjarangkan; pantai berpasir hitam di Pantai Watuklotok dan Pantai Jumpai di Kecamatan Klungkung; pantai berpasir hitam di Pantai Gunaksa, Pantai Kusamba, Pantai Pikat dan Pantai Goa Lawah di Kecamatan Dawan

terletak pada garis pantai sepanjang 13,5 km  sempadan pantai di wilayah Klungkung Kepulauan

Nusa Penida (Pantai Batununggul, Pantai Toyapakeh, Pantai Teluk Penida, Pantai Pasir Hug, Pantai Atuh dan Pantai Suana);

Nusa Lembongan (Pantai Tanjung Sanghyang dan Pantai Jungutbatu); Nusa Ceningan (Pantai Ceningan)

terletak pada garis pantai sepanjang 104,5 km

d. Sempadan 14 (empat belas) sungai yang mengalir

sepanjang tahun tersebar di wilayah 1.227

meliputi seluruh sempadan sungai

(9)

Kabupaten

KLUNGKUNG

2012

Peluang Investasi Daerah 9 sungai Klungkung Daratan terdiri atas Tukad

Bubungan, Tukad Yeh Unda, Tukad Telaga Waja, Tukad Belatung, Tukad Rangka, Tukad Lantang, Tukad Samu, Tukad Pule, Tukad Anyar, Tukad Menanga, Tukad Yeh Jinah, Tukad Bubuh, Tukad Bilok, Tukad Melangit; dan8 (delapan) sungai yang mengalir musiman tersebar di wilayah Klungkung Kepulauan terdiri atas : Tukad Penida, Tukad Waru, Tukad Prapat, Tukad Bok, Tukad Bodong, Tukad Poing, Tukad Gintungan dan Tukad Telaga.

dan sempadan anak sungai yang tersebar di kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan di wilayah Klungkung Daratan maupun wilayah Klungkung Kepulauan e. Sempadan waduk

kawasan rencana pengembangan waduk estuary Tukad Unda, di Desa Gunaksa, Kecamatan Klungkung

10

f. Sempadan jurang

lembah-lembah sungai di seluruh wilayah; kawasan hutan dan perbukitan di wilayah Kecamatan Dawan dan Kecamatan Nusa Penida; dankawasan pantai yang berupa tebing sepanjang 71,0 (tujuh puluh satu) km garis pantai di seluruh Kecamatan Nusa Penida.

432 kawasan-kawasan yang memenuhi kriteria sempadan jurang

g. Ruang terbuka hijau dan ruang terbuka hijau kota (RTHK)

kawasan jalur hijau;sabuk hijau berupa kawasan pertanian, persawahan, perkebunan;taman kota yang tersebar di kawasan perkotaan pada berbagai skala;taman pada obyek wisata; hutan kota;setra yang tersebar diseluruh desa adat/pekraman;kuburan umum; Taman Makam Pahlawanlapangan olah raga; lapangan upacara; parkir terbuka tanpa perkerasan;sempadan sungai, sempadan pantai dan smpadan jurang ; jalur pengaman jalan, median jalan dan pedestrian; hutan lindung; bentang alam seperti pegunungan, bukit, lereng dan lembah di seluruh wilayah; ruang terbuka sepanjang perbatasan antar wilayah dan ruang terbuka sepanjang SUTT

4. Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya

a. Pantai berhutan bakau

Nusa Lembongan, Nusa Ceningan 230,7 b. Taman wisata

alam (TWA)

TWA laut Nusa Lembongan 300 c. Konservasi

pesisir dan pulau-pulau kecil

Pantai Watu Klotok, Pantai Goa Lawah, Pantai Ped, kawasan hutan mangrove Nusa Lembongan, padang lamun, permukiman nelayan Desa Kusamba dan Desa Batununggul, Toyapakeh, Jungutbatu.

202

d. Cagar budaya Kec. Nusa Penida (Pura Dalem Penataran Ped); Kec. Klungkung (Pura Tamansari, Sarkofagus Kelurahan

(10)

Kabupaten

KLUNGKUNG

2012

Peluang Investasi Daerah 10 Semarapura Kangin, Sarkofagus, Desa

Tegak);

Kec. Dawan (Pura Pengubengan,Pura Samong, Goa Lawah);

Kec. Banjarangkan (Goa Jepang, Pura Puseh Sari, Pura Taman Sari, Pura Sakti Togoh, Pura Puseh Bungbungan, Pura Kentel Gumi, Pura Puseh, Pura Pucak Sari,Pura Penataran)

5. Kawasan Rawan Bencana Alam

a. Angin kencang Potensi sedang: Kec. Klungkung (521 ha), Kec. Banjarangkan (357 ha). Potensi tinggi: Kec. Dawan (435 ha). Kec. Klungkung (488 ha), Kec. Banjarangkan (675 ha), Kec. Nusa Penida (447 ha)

2.208

b. longsor Kawasan perbukitan terjal di wilayah Kec. Banjarangkan, Kec. Klungkung, Kec. Dawan dan Kec. Nusa Penida; danb. Kawasan sekitar Eks Galian C Gunaksa.

c. gelombang pasang

sepanjang kawasan pesisir pantai Kabupaten Klungkung

d. abrasi pantai pada pantai-pantai di Pantai Tegal Besar sampai dengan pantai Jumpai, Pantai Sental, Pantai Suana, Pantai Lembongan dan Pantai Jungutbatu. e. banjir Potensi sedang: Kec. Dawan (19 ha),

Kec. Klungkung (22 ha), Kec. Banjarangkan (17 ha), dan Kecamatan Nusa Penida (48 ha);

Potensi tinggi: Kec. Dawan (122ha), Kec. Klungkung (9 ha), dan Kec. Banjarangkan (13 ha), serta kawasan rawan bencana baniir kiriman tersebar di hilir aliran Tukad Unda.

6. Kawasan Lindung Geologi

a. cagar alam geologi

Nusa Penida kawasan yang

mempunyai keunikan batuan dan fosil, berupa batu gamping yang batuannya mengandung fosil foraminifera; kawasan bentang alam karst b. rawan bencana alam geologi

Diluar wilayah Kabupaten Klungkung kawasan yang berpotensi terlanda awan panas, lontaran batu pijar, hujan abu lebat, dan aliran lava sebaran aliran lahar ke wilayah

kabupaten Klungkung (arah selatan) melalui Tukad Telaga Waja dan Tukad Unda dan dapat mengancam Kota Semarapura dan Kawasan Eks Galian C Gunaksa

kawasan yang berpotensi terlanda aliran lahar hujan (lahar dingin), banjir, terutama jika letusannya semakin membesar c. perlindungan 3 buah mata air di wilayah Kec.

Banjarangkan;

Kawasan imbuhan air tanah, kawasan

(11)

Kabupaten

KLUNGKUNG

2012

Peluang Investasi Daerah 11 terhadap air

tanah

8 buah mata air di wilayah Kec. Klungkung;

6 buah mata air di wilayah Kec. Dawan; dan

9 buah mata air di wilayah Kec. Nusa Penida

sekitar mata air

7. Kawasan Lindung Lainnya

kawasan ekosistem terumbu karang, tersebar pada 80% garis pantai Wilayah Klungkung Kepulauan

1.419 kawasan

perlindungan plasma nutfah

perairan pesisir Nusa Penida, Nusa

Lembongan dan Nusa Ceningan 20.057,2

kawasan konservasi perairan

Sumber: Draft Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klungkung Tahun 2011 - 2031 B.6Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya yang dimaksud adalah kawasan yang digunakan sebagai tempat kegiatan untuk melakukan/memenuhi suatu kegiatan ekonomi.Pada tabel berikut dijelaskan lebih detail mengenai kawasan peruntukan dan lokasinya di Kabupaten Klungkung.

Tabel B-8 Kawasan Budidaya Kabupaten Klungkung Tahun 2011 - 2031

No Kawasan Peruntukan Lokasi Luas [ha] Keterangan 1. Hutan Produksi Hutan Tanjung Bakung, di Desa Tanglad,

Kecamatan Nusa Penida 224 2. Hutan Rakyat kawasan penyangga hutan lindung (HL) di

pinggiran HL Suana dan HL Sakti; kawasan hutan pada kawasan sempadan sungai dengan skala kecil tersebar di seluruh wilayah kabupaten;

kawasan hutan pada sempadan jurang tersebar terutama di Dawan dan Nusa Penida;

kawasan hutan rakyat lainnya tersebar terutama pada kawasan-kawasan dengan kemiringan di atas 40%, pada radius kawasan tempat suci, serta kawasan sekitar peruntukan pertanian.

657 kawasan hutan milik masyarakat yang diarahkan untuk memberi dukungan pada upaya pelestarian alam, menjaga keseimbangan ekosistem kawasan hutan minimal 30% dari luas wilayah, serta penyediaan bahan baku bangunan, industri kerajinan dan industri kreatif lainnya.

3. Pertanian 12.870

a. tanaman pangan Kecamatan Banjarangkan seluas 2.008 ha; Kecamatan Klungkung seluas 888 ha; Kecamatan Dawan seluas ha; dan Kecamatan Nusa Penida berupa sawah tadah hujan

3.496 tanaman padi sawah baik yang beririgasi maupun non irigasi

b. hortikultura di seluruh kecamatan terutama di

Kecamatan Nusa Penida 9.374

tanaman buah-buahan, sayur mayur dan tanaman hias, yang sebagian besar bercampur dengan kawasan peruntukan perkebunan c. peternakan Kecamatan Nusa Penida diperuntukkan bagi

kegiatan peternakan hewan besar, hewan kecil dan unggas, tidak

(12)

Kabupaten

KLUNGKUNG

2012

Peluang Investasi Daerah 12 dikembangkan dalam

bentuk padang penggembalaan ternak sehingga batasan lokasinya tidak dapat dipetakan secara tegas yang diarahkan secara terpadu dan terintegrasi bercampur dengan kawasan peruntukan pertanian lainnya 4. Perkebunan di seluruh wilayah terutama dominan di

Kecamatan Banjarangkan dan Nusa Penida; kopi di kecamatan Klungkung dan Kecamatan Dawan;

cengkeh di kecamatan Banjarangkan dan Kecamatan Dawan;

kelapa di seluruh kecamatan;

jambu mente di Kecamatan Nusa Penida; jati yang bercampur kawasan peruntukan hutan rakyat dan kawasan lahan kering di Kawasan Nusa Penida.

10.060

5. Perikanan

a. perikanan tangkap perikanan tangkap skala keci: Desa Jumpai, Kecamatan Klungkung; Desa Kusamba, Desa Pikat, Kecamatan Dawan; Desa Suana, Desa Batununggul, Desa Kutampi kaler, Desa Ped, Desa Lembongan dan Desa Jungutbatu, Kecamatan Nusa Penida.

perikanan tangkap di perairan umum mencakup saluran Irigasi, sawah dan sungai

b. perikanan budidaya

Kecamatan Banjarangkan, Kecamatan Klungkung dan Kecamatan Dawan.

budidaya perikanan berupa sawah bersama ikan (minapadi), dan saluran irigasi perairan Desa Suana, Batununggul,

Kutampir Kaler, Ped, Toyapakeh, Lembongan dan Jungutbatu, Kecamatan Nusa Penida.

budidaya rumput laut

c. pengolahan hasil perikanan

Desa Kusamba, Kampung Kusamba, Desa Pikat, Kecamatan Dawan

sentra-sentra industri kecil dan kerajinan rumah tangga yang mengolah hasil-hasil budidaya perikanan laut

6. Pertambangan pertambangan batuan

berupa pengambilan batu padas, tanah liat dan pasir

7. Industri

Desa Tihingan, Kecamatan Banjarangkan sentra industri kecil pembuatan gamelan dan logam lainnya Desa Kamasan, Kecamatan Klungkung sentra industri kecil

lukisan dan cindera mata Desa Gelgel, Kecamatan Klungkung sentra industri kecil

tenun dan songket Desa Jumpai, Kecamatan Klungkung sentra industri

pengolahan budidaya rumput laut

(13)

Kabupaten

KLUNGKUNG

2012

Peluang Investasi Daerah 13 Desa Kusamba dan Kampung Kusamba,

Kecamatan Dawan

sentra industri kecil pengolahan hasil perikanan

8. Pariwisata 2.270

a. kawasan pariwisata

Kawasan Efektif Pariwisata (KEP): KEP Lembongan; KEP Jungutbatu; KEP Ceningan; KEP Sakti – Toyapakeh; KEP Sakti – Bungamekar; KEP Suana – Pejukutan; dan KEP Batununggul. b. daya tarik wisata

(DTW)

Pantai Tegal Besar dan Pantai Negari, di Kecamatan Banjarangkan; Kawasan Pura Goa Lawah; Kawasan Bukit Jati, Desa Timuhun;Desa Kamasan; Musium Semara Jaya;Kertha Gosa/Taman Gili;Tukad Melangit (arung jeram), Desa Bakas;bumi perkemahan Bukit Abah;Rekreasi air di Pantai Nusa Penida, Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan.

merupakan pusat-pusat kegiatan baik berupa titik lokasi, sekitar bangunan tertentu, kawasan, hamparan maupun wilayah desa yang memiliki potensi sebagai daya tarik wisata

9. Permukiman 2.076,80

a. kawasan permukiman perkotaan

kawasan permukiman di kawasan perkotaan yang berfungsi PKW meliputi Kawasan Perkotaan Klungkung; dankawasan permukiman di kawasan perkotaan yang berfungsi PPK meliputi Kawasan Perkotaan Banjarangkan, Kawasan Perkotaan Dawan, Kawasan Perkotaan Gunaksa, Kawasan Perkotaan Sampalan dan Kawasan Perkotaan Jungutbatu-Lembongan.

kawasan perkotaan yang diperuntukan sebagai tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung bagi peri kehidupan dan penghidupan, beserta penyediaan pusat-pusat pelayanan sesuai fungsi kawasan perkotaan b. kawasan

permukiman perdesaan

seluruh pemusatan permukiman pada desa-desa yang berfungsi PPL dan kawasan perdesaan lainnya

kawasan perdesaan yang diperuntukan untuk tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung bagi peri kehidupan dan penghidupan beserta pusat-pusat pelayanan kawasan perdesaan sesuai fungsi kawasan baik yang berfungsi PPL maupun kawasan perdesaan murni 10. Pertahanan dan

Keamanan

a. ALKI Kawasan Celagilandan, Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida

pos pengawasan TNI Angkatan Laut untuk pengawasan samudera dan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) b. Batas /simbol

negara

kawasan Tanjung Sedihing, Desa Sekartaji, Kecamatan Nusa Penida

peruntukan

penempatan bangunan simbol negara dan/atau tanda batas negara, penempatan sarana bantu navigasi

(14)

Kabupaten

KLUNGKUNG

2012

Peluang Investasi Daerah 14 pelayaran, penempatan pos pertahanan/pos keamanan serta kegiatan pemeliharaan tanda batas negara c. Kodim, Polres Kawasan Perkotaan Semarapura Komando Distrik Militer

(Kodim) Klungkung dan Kepolisian Resort (Polres) Klungkung d. Koramil, Polsek tersebar di tiap kecamatan. Komando Rayon Militer

(Koramil) dan Kepolisian Sektor (Polsek) 11. Peruntukan Lainnya

a. fasilitas penunjang permukiman

bagian dari kawasan permukiman baik permukiman perkotaan maupun permukiman perdesaan

fasilitas perdagangan dan jasa, perkantoran pemerintahan, pendidikan, kesehatan, peribadatan, dan fasilitas rekreasi dan olah raga

b. prasarana wilayah terminal , pelabuhan

penyeberangan, pelabuhan rakyat, kawasan waduk dan TPA sampah

Sumber: Draft Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klungkung Tahun 2011 - 2031

C.

PELUANG INVESTASI

Peluang investasi yang diunggulkan pada saat ini di Kabupaten Klungkung adalah peternakan sapi sesuai dengan yang telah dicanangkan sebagai program nasional MP3EI.

C.1 Profil Peluang Investasi Peternakan Sapi di Kabupaten Klungkung

Beberapa profil investasi peternakan sapidi Kabupaten Klungkung yang menjadi informasi penting bagi calon investor adalah sebagai berikut:

a. Investasi dibidang peternakan sapi yang memiliki kelayakan secara teknis dapat dilakukan dalam bentuk: Usaha pembibitan sapi

Usaha penggemukan sapi

b. Pola pengembangan peternakan sapi menggunakan sistem kandang, karena Kabupaten Klungkung tidak memiliki padang pengembalaan yang cukup luas untuk menampung ternak dalam jumlah yang besar. Ternak dipelihara dalam kandang siang dan malam, relatif menggunakan lahan lebih sedikit.

(15)

Kabupaten

KLUNGKUNG

2012

Peluang Investasi Daerah 15 Pada tiga tahun terakhir (2008 – 2010) jumlah curah hujan pada kabupaten Klungkung selalu meningkat, dari 1.723,17 mm (tahun 2008) hingga 2.348 mm (tahun 2010). Kondisi ini semakin baik untuk mempercepat tumbuhnya rumput sebagai pakan ternak dan menjaganya agar tetap hijau sepanjang tahun serta memberikan pasokan air bagi kebutuhan ternak. Puncak musim kemarau terjadi pada bulan Juli dan Agustus dimana rata-rata curah hujan sangat sedikit, hingga dibawah 100 mm/bulan. Rata-rata curah hujan setiap bulan pada tiga tahun terakhir terlihat pada grafik dibawah ini.

Meskipun jumlah curah hujan Kabupaten Klungkung di bawah 2.500 mm, tetapi rumput dan hijauan yang tumbuh di kabupaten tersebut masih dapat memenuhi kebutuhan pakan ternak dalam jumlah yang cukup besar. Tabel berikut dibawah ini menunjukkan besarnya populasi ternak pemakan rumput dan hijauan di Kabupaten Klungkung.

Tabel C-1 Populasi Ternak di Kabupaten Klungkung Tahun 2006 - 2010 Kecamatan Jenis Ternak Populasi Ternak

2006 2007 2008 2009 2010

Nusa Penida Sapi 23.742 23.782 23.827 23.946 24.135

Kuda --- --- --- --- --- Kambing 44 57 122 143 183 Banjarangkan Sapi 9.142 9.162 9.345 9.443 9.309 Kuda --- --- --- --- --- Kambing 81 69 65 6 25 Klungkung Sapi 6.514 6.560 6.628 6.645 6.556 Kuda 3 3 3 6 6 Kambing 168 186 196 181 247

(16)

Kabupaten

KLUNGKUNG

2012

Peluang Investasi Daerah 16

Dawan Sapi 4.545 4.555 4.572 4.630 4.724

Kuda --- --- --- --- ---

Kambing 318 320 330 347 380

Sumber: Klungkung Dalam Angka 2011

d. Ras Sapi Bali merupakan jenis sapi yang paling tepat untuk dibudidayakan maupun digemukkan di Kabupaten Klungkung.

Sapi Bali memiliki keunggulan dalam hal kesuburan, pertambahan berat badan setiap hari, toleransi terhadap panas dan libido jantan. Sapi Bali dari penelitian tergolong subur, sehingga potensial dijadikan sebagai pilihan ternak sapi bibit. Fertilitas sapi Bali 83%-86% lebih baik dari sapi Eropa yang rata-rata mempunyai fertilitas 60%. Umur dewasa kelamin 18 bulan. Persentase kelahiran dari jumlah sapi Bali yang dikawinkan 83,4%, sementara persentase lahir mati relatif kecil, sekitar 3,65%. Kelebihan lainsapi Bali, meski tanpa diberi pakan penguat mampu memanfaatkan hijauan bermutu rendah, dan tidak mengalami gangguan pertumbuhan.

e. Peternakan sapi bukan merupakan Negatif Investasi menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia No 36 Tahun 2010 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang terbuka dengan Persyaratan Dibidang Penanaman Modal.

f. Pola investasi

Pola investasi yang dapat digunakan di Kabupaten Klungkung adalah kemitraan usaha(perusahaan peternakan berfungsi sebagai perusahaan inti sedangkan peternakan rakyat berfungsi sebagai plasma) atau berdiri sendiri sebagai suatu perusahaan peternakan. Tetapi sebaiknya calon investor peternakan sapi di Kecamatan Klungkung menggunakan pola kemitraan dengan masyarakat setempat, sehingga calon investor tidak harus membeli/ menyewa lahan untuk menanam hijauan makanan ternak karena hijauan ini dapat ditanam di sekeliling pertanian masyarakat dengan menggunakan sistem tiga strata (STS) yang telah berhasil diuji coba di Kecamatan Nusa Penida.

C.2 Ketersediaan Bahan Baku

Bahan baku yang dimaksud pada peternakan sapi ialah bibit sapi, air dan hijauan makanan ternak. Bibit sapi

Indonesia memiliki beberapa jenis sapi lokal yang telah beradaptasi baik dengan lingkungan setempat dan telah secara turun-temurun dipelihara dan diusahakan oleh para peternak. Jenis/rumpun sapi lokal tersebut terdiri dari sapi Bali, Peranakan Ongole (PO), Sumba Ongole (SO), Madura dan Aceh. Keberadaan sapi potong lokal tersebut tersebar di hampir semua wilayah Indonesia.Wilayah yang memiliki populasi sapi potong yang cukup banyak,

(17)

Kabupaten

KLUNGKUNG

2012

Peluang Investasi Daerah 17 potensi pakan memadai dan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang mendukung, merupakan suatu wilayah yang memiliki potensi sebagai sumber bibit sapi potong lokal.

Tabel C-2 Wilayah yang Berpotensi Sebagai Sumber Bibit Sapi Bali Tahun 2010 No Provinsi Kabupaten Populasi

Sapi per Kabupaten [ekor] Total Populasi Sapi [ekor] Pertumbuhan Populasi Sapi per Tahun [%] 1 Sulawesi Selatan Bone, Bulukumba,

Gowa, Barru, Pinrang, Wajo, Bantaeng, Sidrap > 30.000 709.000 4,1 – 5,9 2 Bali Karangasem, Buleleng, Bangli, Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Jembrana > 35.000 668.000 4,9 – 5,7 3 Nusa Tenggara Timur Kupang, Timor Tengah Selatan, Belu, Timor Tengah Utara, Ngada > 29.000 505.000 4,0 – 5,6 4 Nusa Tenggara Barat Lombok Barat, Bima, Lombok Timur, Dompu, Lombok Tengah, Sumbawa Barat > 35.000 492.000 4,4 – 5,9 5 Sumatera Selatan Ogan Komering Ilir, Muara Enim, Ogan Komering Ilir

> 44.000 271.000 2,8 – 3,9

6 Sulawesi Utara Konawe Selatan, Konawe, Muna, Kolaka

> 38.000 237.000 4,5 – 5,5

7 Gorontalo Gorontalo Utara, Gorontalo, Bone Bolango > 31.000 139.000 4,7 – 4,8 8 Kalimantan Selatan Tanah Laut 138.000 138.000 3,3

9 Sulawesi Tengah Banggai 32.000 32.000 4,3

10 Sulawesi Barat Mamuju 52.000 52.000 4,6

11 Lampung Lampung Tengah 28.000 28.000 3,9

Sumber: http://ternakonline.wordpress.com/2010/05/26/sumber-jual-beli-bibit-sapi-bali/ Air

Sumber air di Kabupaten Klungkung adalah sungai dan mata air. Sungai hanya terdapat di klungkung daratan yang mengalir sepanjang tahun. Sumber air di kecamatan Nusa Penida bersumber dari mata air (ditempat

(18)

Kabupaten

KLUNGKUNG

2012

Peluang Investasi Daerah 18 tertentu saja) dan air hujan. Air hujan ditampung melalui bak penampung (cubang) yang dibuat oleh penduduk setempat.

Hijauan makanan ternak

Pada musim kemarau khususnya di lahan kering, para petani sering mengalami kesulitan dalam memperoleh HMT(hijauan makanan ternak) yang cukup untuk hewan ternaknya, khususnya sapi. Beberapa alternatif telah ditawarkan, namun para petani seringkali mengalami kesulitan untuk mengadopsinya. Karena tidak adanya bahan alternatif yang bisa diperoleh di sekitar tempat mereka. Disamping itu, harga “pakan alternatif” ini cukup mahal bila harus diperoleh dengan cara membeli. Alternatif lain yang menjadi solusi dari permasalahan tersebut ialah Sistem Tiga Strata (STS) yang diusulkan oleh Prof. Dr. I Made Nitis sebagai suatu metode penyediaan makanan ternak yang relatif mudah dibuat dan diterapkan oleh petani. Suatu kelompok tani telah mencoba menerapkan sistem tiga strata ini di Pulau Nusa Penida, salah satu pulau kecil yang kering di wilayah Kabupaten Klungkung. Hasil percobaan penerapan STS tersebut ternyata cukup memuaskan. Petani telah mampu menyediakan pakan untuk ternak mereka sepanjang tahun.

Sistem Tiga Strata adalah tata cara penanaman dan pemangkasan rumput, leguminosa, semak dan pohon, sehingga hijiauan makanan ternak tersedia sepanjang tahun. Luas lahan yang dibutuhkan untuk menerapkan STS adalah 2.500 m2, yang terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian inti seluas 1.600 m2 dan bagian paling pinggir mempunyai keliling 200 m.

Bagian inti adalah lahan yang terletak di tengah-tengah unit. Lahan ini tetap ditanami tanaman pangan seperti jagung, kedele, ketela pohon atau tanaman industri lainnya seperti cengkeh, panili, kelapa maupun kapok. Tata cara penanaman pada bagian inti ini adalah seperti yang biasa dilakukan oleh petani.

Bagian selimut adalah lahan yang berada diantara bagian inti dan bagian pinggir. Pada Bagian selimut ini ditanami rumput seperti bafel, urokloa dan panikum, serta legumenosa seperti sentrosemia, stelo verano dan steloskabra. Bagian pinggir adalah bagian paling luar yang sekaligus menjadi batas keliling dari satu unit STS. Pohon bunut,santan dan waru ditanam pada jarak 5 meter di sekeliling unit tersebut. Di antara 2 pohon tersebut ditanami 50 gamal,dan diantara 2 pohon berikutnya ditanami lamtoro atau akasiavilosa dengan jarak tanam 10 centimeter. Dengan demikian setiap unit STS akan dikelilingi pagar hidup yang terdiri atas 100 semak gamal dan 1.000 semak lamtoro, yang merupakan stratum kedua. Sedangkan sebanyak 14 pohon bunut, 14 pohon santan dan 14 pohon waru merupakan stratum ketiga. Setelah semua jenis pohon tersebut ditananam sesuai dengan masing-masing stratum-nya, maka setiap 2.500m2 STS akan terdapat 1.600 m2 tanaman pangan atau industri, 600 m2 rumput dan legumenosa, 2.000 semak dan 42 pohon.

(19)

Kabupaten

KLUNGKUNG

2012

Peluang Investasi Daerah 19 Sistem Tiga Strata, selain diterapkan pada lahan yang datar, bisa juga diterapkan pada lahan yang mempunyai kemiringan tertentu, sepanjang bagian bawah setiap terasnya ditanami semak-semak dengan jarak 1 meter serta rumput dan legumenosa unggul selebar 1 meter, dimana pada bagian bawah teras ini tidak ditanami pohon.

Gambar Sistem Tiga Strata pada Lahan Seluas 0,25 ha (1 STS)

Sumber: Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Manfaat STS yang telah terbukti adalah:

1. Meningkatkan persediaan dan mutu hijauan makanan ternak

Setiap unit STS terdapat 9 are rumput dan leguminosa, 2.000 semak dan 42 pohon. Dengan demikian, setiap unitSTS akan meningkatkan persediaan hijauan sebesar 48%. Daun legumenosa sentrosema, stelo skabra dan steloverano pada stratum satu; daun gamal, akasia velosa danlamtoro pada stratum dua mengandung protein 18–25 [%]. Secara keseluruhan untuk tiap unit, mutu pakan hijauan kan meningkat 10–15 [%].

2. Mampu menyediakan hijauan sepanjang tahun

Dengan memotong stratum satu pada musim hujan,stratum dua pada pertengahan musim kering dan stratumtiga pada akhir musim kering, maka akan tersedia hijauan makanan ternak sepanjang tahun.

3. Mempercepat pertumbuhan dan reproduksi ternak

Karena mutu hijauan meningkat maka sapi jantan tumbuh 13% lebih cepat. Sapi jantan yang tumbuh lebihcepat, menyebabkan waktu pencapaian berat ekspor 375 kglebih cepat 12%. Sapi betina bertambah beratnya hingga 81% dan interval birahinya lebih cepat 31%, frekuensi birahi menjadi 69% lebih sering, berat anak lahir 12% lebih besar, dan berat anak waktu disapih 18% lebih besar.

4. Meningkatkan daya tampung

Dengan banyaknya persediaan hijauan makanan ternak, maka ternak yang dipelihara bisa bertambah banyak. Satu unit STS dapat menampung satu ekor sapi dengan berat 375 kg atau 6 ekor kambing dengan berat 60 kg.

Bagian inti :

tanaman pangan atau industri, 1.600 m2.

Selimut (strata 1):

rumput dan legumenosa, 600 m2.

Pagar (strata 2 & 3): semak dan pohon

(20)

Kabupaten

KLUNGKUNG

2012

Peluang Investasi Daerah 20 5. Meningkatkan kesuburan tanah

Akar-akar sentrosema, stelo verano, stelo skabra,gamal, lamtoro dan akasia vilosa mengandung bintil-bintil nitrogen, yang dapat melepaskan nitrogen untuk tanaman di sekitarnya. Sedangkan akar dan daun rumput, semak dan pohon yang melapuk juga bisa meningkatkan humus tanah.

6. Mengurangi erosi

Bagian selimut dan pinggir dari STS dapat menahanair hujan di atas tanah sehingga tidak mengalir dengan deras. Dengan demikian tanah dan batu-batu kecil tidak dihanyutkan oleh air, sehingga erosi pada tanah miring dapat dikurangi sebesar 45%.

7. Menyediakan kayu api dan kayu keras

Setiap pemangkasan semak ataupun pepohonan, daun-daunnya bisa digunakan untuk pakan ternak sedangkan cabang-cabangnya dikeringkan untuk dijadikan kayu bakar. Satu unit STS mampu menyediakan kayu bakar sebanyak 1,6–4,2 ton per tahun. Di samping itu, semak maupun pohon merupakan tanaman keras (berkayu) yangbaik untuk pagar permanen.

C.3 Peluang Pasar

Kondisi terkini di Indonesia yang menunjukkan adanya demand daging sapi dalam negeri yang besar serta peluang investasi peternakan sapi di Kabupaten Klungkung adalah sebagai berikut:

a. Kebutuhan daging sapi di Indonesia

Konsumsi daging sapi masyarakat Indonesia saat ini masih sangat rendah yaitu 2,1 kg/ kapita/tahun. Proyeksi kebutuhan daging sapi Indonesia pada tahun 2012 adalah 448.800 ton, dengan harus mengimpor sebesar 72.290 ton yang setara dengan 441.600 ekor sapi. Selisih permintaan dan kemampuan supply daging sapi dalam negeri ini menjadi peluang pasar dalam negeri bagi calon investor penggemukan sapi potong.

b. Produk Ikutan (Side Product) Peternakan Sapi

Peternakan sapi mempunyai Produk ikutan (side product), yang merupakan bahan baku bagi sektor ekonomi lain yaitu industri kreatif dan pertanian. Produk ikutan tersebut berupa tulang, kulit dan pupuk kandang. Berikut dibawah ini pohon industri peternakan sapi yang memperlihatkan hulu hingga hilir sektor ekonomi peternakan sapi.

(21)

Kabupaten

KLUNGKUNG

2012

Peluang Investasi Daerah 21 Gambar Pohon Industri Ternak Sapi Potong

HULU - Industri Pakan - Pembibitan - Obat Hewan - Embung (bendungan) - Pompa Air - Infrastruktur PEMBESARAN DAN PENGGEMUKAN HILIR ON FARM

DAGING KULIT LAIN-LAIN KOMPOS

Daging segar Industri kulit

samak

- Darah - Tulang

- Limbah isi usus

Pupuk organik Olahan: - Bakso - Sosis - Cornbeef - Dendeng

Industri Kulit jadi - Produk fashion - Kerajinan tangan

Bahan pakan ternak

- Pola Integrasi Perkebunan - Pola Integrasi Tanaman Pangan

- Peternakan Rakyat - Feedlotter

Sumber: Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2008.

C.4 Ketersediaan Lahan

Pada Kabupaten Klungkung investor boleh memiliki atau membeli lahan untuk peternakan. Pada draft Rencana Tata Ruang Wilayah, lahan yang diperuntukkan bagi kegiatan peternakan adalah Kecamatan Nusa Penida. Cakupan Kecamatan ini adalah seluruh wilayah pulau Nusa Penida dan memiliki perbandingan antara jumlah hewan ternak besar dan luas wilayah kecamatan sebesar 116 ekor/km2. Luas suatu lahan kepadatan ternak tidak tidak bisa dijadikan sebagai patokan untuk menghitung daya tampung lahan. Indikator yang tepat untuk mengukur daya tampung ialah kesesuaian ekologis untuk ternak.

Wilayah kesesuaian ekologis untuk ternak merupakan hasil perlakuan khusus dari peta-peta dasar (kemiringan, kesuburan Iahan, panjang kemarau, ketinggian ternpat dan genangan air).Hasil secara rinci terhadap luas wilayah yang sesuai untuk ternak diseluruh di Propinsi Daerah Tingkat I Bali telah dilaporkan oleh

(22)

Kabupaten

KLUNGKUNG

2012

Peluang Investasi Daerah 22 Tim APW BALITNAK (1998). Dalam laporan tersebut ditampilkan luas wilayah kesesuaian ekologis untuk kelompok ternak kerbau, sapi potong multiguna (termasuk untuk ternak kambing kacang, domba dan babi) dan kelompok ternak sapi perah (termasuk untuk ternak sapi kereman dan kambing perah).

Secara garis besar distribusi sebaran luas kesesuaian ekologis lahan untuk ternak tersebut dimasing-masing kabupaten di Propinsi Bali dapat dilihat pada Tabel dibawahini .

Tabel C-3 Luas Kesesuaian Lahan untuk Ternak Sapi Potong Multiguna di Provinsi Bali Tahun 1998 No Kabupaten Luas Kesesuaian Lahan [ha] Ns

S1 S2 S3 1 Jembrana 20.334 30.229 931 32.686 2 Badung 8.170 14.038 1.728 17.917 3 Buleleng 18.187 57.201 20.598 40.602 4 Karangasem 7.168 321.780 12.309 32.296 5 Klungkung 4.860 15.601 0 11.039 6 Tabanan 11.284 39.369 387 32.894 7 Gianyar 6.963 25.857 143 3.838 8 Bangli 50 14.318 1.163 26.050 Total 77.016 518.393 37.259 197.322 Sumber: E. Juarini & Sumanto, Lahan Potensial untuk Penyebaran dan

Pengembangan Peternakan di Propinsi Bali, 1999.

Keterangan: S1 = Sangat Sesuai ; S2 = sesuai ; S3 = Sesuai Marginal ; Ns = Tidak Sesuai

Ketersediaan lahan di Kabupaten Klungkung yang sesuai dengan ekologi peternakan adalah seluas 20.461 ha. Jika diasumsikan luas kesesuaian ekologis lahan untuk ternak tidak berubah maka, kemampuan Kabupaten Klungkung untuk menambah jumlah ternak adalah sebagai berikut:

 Luas kesesuaian lahan Kabupaten Klungkung: S1 + S2 + S3 = 4.860 + 15.601 + 0 = 20.461 ha  Dengan menggunakan sistem tiga strata (STS):

Daya tampung ternak 1 STS = 0,25 ha/ekor; Daya tampung ternak total  Populasi ternak di Kabupaten Klungkung pada tahun 2010:

Sapi = 44.724 ekor

Kuda (6 ekor x 1) = 6 ekor (setara sapi) Kambing (835 ekor x 1/6) = 140 ekor (setara sapi) Total = 44.870 ekor

(23)

Kabupaten

KLUNGKUNG

2012

Peluang Investasi Daerah 23 Potensi penambahan ternak sapi sesuai dengan dukungan ekologis lahan di Kabupaten Klungkung = 81.844 – 44.870 = 36.974 ekor.

C.5 Besaran Investasi

Besaran investasi penggemukan sapi berbeda-beda, bergantung pada umur dan berat bakalan serta lamanya penggemukan. Salah satu contoh analisa usaha penggemukan setiap ekor sapi per periode dengan menggunakan sistem kandang adalah sebagai berikut:

Tabel C-4 Proses Penggemukan Ternak Sapi Data penggemukan

a. Lama penggemukan 6 bulan (180 hari)

b. Bakalan Sapi Bali jantan, umur sekitar 2 tahun, dengan berat sekitar 200 kg.

c. Pertambahan berat badan harian

0,5 kg/hari

d. Jenis pakan rumput sekitar 10% dari berat

badan/ekor/hari;

dedak padi sekitar 1 kg/ekor/hari

e. Biaya pembuatan kandang Rp 2.500.000, umur teknis 10 tahun (120 bulan, dapat digunakan untuk 20 kali periode penggemukan)

f. Harga berat hidup sapi Rp 30.000/kg berat hidup

g. Harga rumput Rp 250/kg

h. Harga dedak padi Rp 1.000/kg

i. Tenaga kerja Rp 5.000/hari (kerja efektif sekitar 1,5 jam untuk memberi makan dan membersihkan kandang)

Analisa usaha per satu periode penggemukan (6 bulan) 1. Biaya tetap

a. Biaya kandang: 1/20 x Rp 2.500.000,- Rp 125.000

b. Harga sapi bakalan Rp 6.000.000

Jumlah Rp 6.125.000 2. Biaya tidak tetap

a. Rumput (180 hr x 20 kg x Rp 250) Rp 900.000 b. Dedak padi (180 hr x 1 kg x Rp 1.000) Rp 180.000 c. Tanaga kerja (180 hr x Rp 5.000) Rp 900.000 d. Obat-obatan Rp 25.000 e. Biaya lain-lain Rp 50.000 Jumlah Biaya Rp 2.055.000 3. Produksi/ hasil

a. Pertambahan berat badan

(180 hr x 0,5 kg = 90 kg; 90 kg x Rp 30.000)

Rp 2.700.000

(24)

Kabupaten

KLUNGKUNG

2012

Peluang Investasi Daerah 24 c. Produksi pupuk kotoran sapi

(180 hr x 10 kg x 60% = 1.080 kg ; 1.080 kg x Rp 250)

Rp 270.000 Jumlah Pendapatan Rp 8.970.000 4. Keuntungan dari setiap ekor sapi selama 6 bulan

(pendapatan – biaya tetap – biaya tidak tetap = Rp 8 970.000 – Rp 6.125.000 – 2.055.000)

Rp 790.000

Besarnya investasi yang dibutuhkan setiap periode (6 bulan) jika kapasitas kesesuaian ekologis lahan di Kabupaten Klungkung yang tersisa dimaksimalkan adalah

36.974 ekor x (Rp 6.125.000 + Rp 2.055.000)/ekor = Rp 302.447.320.000,- dengan keuntungan 37.603 ekor x Rp 790.000/ekor = Rp 29.209.460.000,-

C.6 Ketentuan Investasi di Provinsi, Hukum dan Peraturan Terkait

Beberapa regulasi daerah Kabupaten Klukung yang terkait bidang peternakan adalah sebagai berikut:

1. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 1977 tentang Usaha Peternakan. Beberapa hal yang diatur pada peraturan ini antara lain wilayah usaha dan jenis peternakan; syarat-syarat permohonan izin usaha peternakan dan kewajiban pemegang izin usaha peternakan; jangka waktu dan jenis usaha; bimbingan dan pengawasan dan berakhirnya izin usaha peternakan.

2. Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 362/Kpts/TN.120/5/1990, tentang Pedoman Perizinan dan Pendaftaran Usaha Peternakan.

3. Peraturan Menteri Pertanian No. 07/Permentan/OT.140/1/2008 tentang Syarat Dan Tata Cara Pemasukan Dan Pengeluaran Benih, Bibit Ternak Dan Ternak Potong.

4. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 11 Tahun 1994 tentang Kadas Mengkadas Ternak. 5. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2003 tentang Pengeluaran Ternak Potong Sapi Bali. 6. Peraturan Gubernur Bali Nomor 45 Tahun 2004 Tentang Pelestarian Sapi Bali.

Gambar

Tabel A-2 Curah Hujan Tahun 2008, 2009 dan 2010 [mm]
Tabel B-1 Produk Domestik Bruto Kabupaten Klungkung Tahun 2007– 2010  Tahun  PDRB Atas Dasar (Jutaan Rupiah)  PDRB Per Kapita Atas Dasar
Tabel B-3 Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan di Kabupaten Klungkung Tahun  2010
Tabel B-4 Upah minimum Regional Kabupaten Klungkung  No  Tahun  Upah Minimum Regional
+7

Referensi

Dokumen terkait

Informan Ada, jika kepentingan keluarga berbenturan dengan kuliah Peneliti Bagaimana cara anda membagi waktu antara kewajiban kuliah. dan

Industri batik Sembung mampu memproduksi rata-rata 100 lembar kain batik per harinya, dengan banyaknya produksi yang dilakukan menghasilkan limbah cair yang

dilihat dari data hasil matering selama 1 tahun di tahun 2015, dimana data yang dihasilkan dari data 1 bulan dari januari sampai desember 2015, untuk nilai temperatur

Dalam perkembangan pengolahan nilai MI Roudlotuzzahidin masih belum memaksimalkan sistem komputerisasi pegolahan datanya. Permasalahan yang dihadapi oleh MI

Pengaruh yang positif bagi Pekon Kuala Stabas ini diantaranya sejak adanya destinasi wisata di Pekon ini membuat nama Kampung yang berada di Tengah- tengah

Jalan simpang semambang – batas pendopo merupakan ruas jalan yang menghubungkan Kabupaten Musi Rawas dan Kabupaten Pali, jalan tersebut juga menghubungkan jalur

Akan tetapi, yang menjadi persoalan dalam ritual setiap tarekat yang ada adalah bahwa hampir mayoritas ritual tarekat mencitrakan Tuhan dalam bentuk atau citra laki-laki dan

Pada saat form Cetak Laporan Data Peminjaman di aktifkan, user diminta untuk memasukkan pilihan cetak data, yaitu: Berdasarkan Nomer Anggota, Berdasarkan Kode Buku, dan