• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI NOVEMBER 2014 INFLASI 1,66 PERSEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI NOVEMBER 2014 INFLASI 1,66 PERSEN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

No. 13/12/3571/Th.XV, 1 Desember 2014

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI

NOVEMBER

2014

I

NFLASI

1,66

P

ERSEN

Pada bulan November 2014 Kota Kediri mengalami inflasi sebesar 1,66 persen dengan

Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 116,04. Dari 8 kota IHK di Jawa Timur,

seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terdapat di Kota Jember sebesar 1,92

persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Banyuwangi yaitu sebesar 1,22 persen.

Inflasi Kota Kediri berada di posisi tertinggi kedua setelah Kota Jember.

Inflasi di Kota Kediri terjadi karena adanya kenaikan harga pada beberapa kelompok

pengeluaran, hal ini ditunjukkan oleh kenaikan indeks beberapa kelompok pengeluaran,

yaitu: kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar 5,04 persen, kelompok

Bahan Makanan sebesar 1,46 persen, kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan

Bakar sebesar 0,70 persen, kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau

sebesar 0,65 persen, kelompok Kesehatan sebesar 0,47 persen, kelompok Pendidikan,

Rekreasi, dan Olahraga sebesar 0,10 persen. Satu-satunya kelompok yang mengalami

penurunan indeks adalah kelompok Sandang sebesar -0,29 persen.

Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap inflasi di Kota Kediri pada

bulan November 2014 adalah Bensin, Cabai Rawit, Cabai Merah, Tarif Kendaraan Travel,

Angkutan Antar Kota, Biaya Administrasi Transfer Uang, Solar, Biaya Administrasi Kartu

ATM, Angkutan Dalam Kota, dan Tukang Bukan Mandor.

Komoditas yang memberikan tekanan terbesar terhadap inflasi di Kota Kediri pada bulan

November 2014 adalah Salak, Lele, Minyak Goreng, Semangka, Emas Perhiasan, Bawang

Merah, Nangka Muda, Kol Putih/Kubis, Melon, dan Pepaya.

Inflasi Kota Kediri pada bulan November 2014 sebesar 1,66 persen dan inflasi tahun

kalender sebesar 4,85 persen sedangkan inflasi periode “year on year” (November 2014

– November 2013) mencapai 5,16 persen.

(2)

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering

digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen,

khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan

pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia,

tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal

bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Mulai Januari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar

2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru

(2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan kota, paket

komoditas, dan diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup

(SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama

dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola

konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya.

Berdasarkan hasil pemantauan dan pencatatan BPS Kota Kediri pada pasar tradisional

dan pasar modern dengan menggunakan penghitungan tahun dasar, tahun 2012 (2012=100),

pada bulan November 2014 terjadi inflasi 1,66 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga

Konsumen (IHK) dari 114,15 pada bulan Oktober 2014 naik menjadi 116,04. Laju inflasi

tahun kalender pada bulan November 2014 sebesar 4,85 persen, sedangkan inflasi ”year on

year” (November 2014 terhadap November 2013) adalah 5,16 persen.

Inflasi Kota Kediri bulan November 2014 dipicu oleh kenaikan indeks beberapa

kelompok pengeluaran, yaitu: Dari tujuh kelompok penyusun inflasi, pada bulan November

2014 ada enam kelompok yang mengalami inflasi dan hanya satu kelompok mengalami

deflasi. Kelompok yang mengalami inflasi diantaranya: kelompok Transpor, Komunikasi, dan

Jasa Keuangan sebesar 5,04 persen, kelompok Bahan Makanan sebesar 1,46 persen, kelompok

Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar sebesar 0,70 persen, kelompok Makanan Jadi,

Minuman, Rokok, dan Tembakau sebesar 0,65 persen, kelompok Kesehatan sebesar 0,47

persen, kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga sebesar 0,10 persen. Satu-satunya

kelompok yang mengalami penurunan indeks adalah kelompok Sandang sebesar -0,29 persen.

Beberapa komoditas penyumbang inflasi terbesar di bulan November 2014 antara lain:

Bensin, Cabai Rawit, Cabai Merah, Tarip Kendaraan Travel, Angkutan Antar Kota, Biaya

Administrasi Transfer Uang, Solar, Biaya Administrasi Kartu ATM, Angkutan Dalam Kota, serta

Tukang Bukan Mandor.

Sedangkan komoditas yang menghambat laju inflasi di bulan November 2014 antara lain

Salak, Lele, Minyak Goreng, Semangka, Emas Perhiasan, Bawang Merah, Nangka Muda, Kol

Putih/Kubis, Melon, dan Pepaya.

(3)

Tabel 1 IHK dan Tingkat Inflasi Kota Kediri November 2014, Tahun Kalender 2014, dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012 = 100)

(4)

Gambar 2 Inflasi Bulanan Kota Kediri 2010-2014

(5)

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1.

Bahan Makanan

Kelompok Bahan Makanan pada bulan November 2014 mengalami inflasi sebesar 1,46 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 112,10 pada bulan Oktober 2014 menjadi 113,74 pada bulan November 2014.

Dari sebelas sub kelompok yang ada dalam kelompok bahan makanan, enam sub kelompok mengalami kenaikan indeks, empat sub kelompok mengalami penurunan indeks dan satu sub kelompok cenderung tetap. Kenaikan indeks tertinggi terjadi pada sub kelompok Bumbu-bumbuan yaitu sebesar 10,39, sedangkan kenaikan terendah pada sub kelompok Padi-padian, Umbi-umbian, dan Hasilnya sebesar 0,41 persen.

Sub kelompok yang mengalami penurunan tertinggi pada sub kelompok Buah-buahan yaitu sebesar 1,82 persen dan sub kelompok yang cenderung stabil atau tidak mengalami kenaikan maupun penurunan adalah sub kelompok Bahan Makanan Lainnya.

2.

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau pada bulan November 2014 mengalami inflasi sebesar 0,65 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 118,06 pada bulan Oktober 2014 menjadi 118,83pada bulan November 2014.

Dari tiga sub kelompok dalam kelompok ini, seluruhnya mengalami inflasi atau kenaikan harga. Kenaikan tertinggi terjadi pada sub Tembakau dan Minuman Beralkohol sebesar 1,12 persen, sedangkan kenaikan terendah pada sub kelompok Minuman yang Tidak beralkohol yaitu sebesar 0,27 persen.

3.

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar

Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar pada bulan November 2014 mengalami inflasi sebesar 0,70 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 113,28 pada bulan Oktober 2014 menjadi 114,07 pada bulan November 2014.

Dari empat sub kelompok dalam kelompok ini, seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi tertingi terjadi pada sub kelompok Bahan Bakar, Penerangan, dan Air sebesar 1,4 persen, dan kenaikan terendah pada sub kelompok Penyelenggaraan Rumah Tangga yaitu sebesar 0,34 persen.

4.

S a n d a n g

Kelompok Sandang pada bulan November 2014 mengalami deflasi sebesar 0,29 persen atau terjadi penurunan indeks dari 107,68 pada bulan Oktober 2014 naik menjadi 107,37 pada bulan November 2014.

Dari empat sub kelompok penyusun kelompok ini, tiga diantaranya cenderung stabil atau tidak mengalami perubahan dan hanya satu sub kelompok yang mengalami penurunan harga yaitu sebesar 1,30 pada sub kelompok Barang Pribadi dan Sandang Lain.

(6)

5.

K e s e h a t a n

Kelompok Kesehatan pada bulan November 2014 mengalami inflasi 0,47 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 113,75 pada bulan Oktober 2014 naik menjadi 114,29 pada bulan November 2014.

Pada bulan November 2014, dari empat sub kelompok yang ada dalam kelompok ini, dua diantaranya mengalami kenaikan indeks, sedangkan dua sub kelompok lainnya tidak mengalami kenaikan indeks atau relatif stabil. Sub kelompok yang mengalami inflasi adalah Perawatan Jasmani dan Kosmetika sebesar 0,81 persen dan sub kelompok Obat-obatan sebesar 0,57 persen. Sub kelompok yang tidak berubah atau relatif stabil adalah sub kelompok Jasa Kesehatan dan sub kelompok Jasa Perawatan Jasmani.

6.

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga pada bulan November 2014 mengalami Inflasi 0,10 persen atau mengalami kenaikan indeks dari 113,71 pada bulan Oktober 2014 naik menjadi 113,82pada bulan November 2014.

Dari lima sub kelompok pada kelompok ini, tiga di antaranya mengalami kenaikan indeks atau inflasi , dan dua sub kelompok tidak mengalami perubahan atau relatif stabil dan satu sub kelompok mengalami deflasi atau penurunan indeks. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok Perlengkapan/Peralatan Pendidikan sebesar 0,37 persen dan terendah pada sub kelompok Kursus-kursus/Pelatihan yaitu sebesar 0,11 persen. Sub kelompok yang tidak mengalami perubahan indeks atau relatif stabil pada kelompok ini adalah sub kelompok Pendidikan san sub kelompok Olahraga.

7.

Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan

Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan pada bulan November 2014 mengalami inflasi sebesar 5,04 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 115,73 pada bulan Oktober 2014 naik menjadi 121,56 pada bulan November 2014.

Dari empat sub kelompok yang ada di kelompok ini, seluruhnya mengalami kenaikan indeks. Kenaikan tertinggi pada sub kelompok Jasa Keuangan sebesar 21,25 persen, sementara kenaikan terendah pada sub kelompok Transpor yaitu sebesar 6,67 persen. Dua sub kelompok lainnya mengalami kenaikan yang sama yaitu sebesar 0,08 persen pada sub kelompok Komunikasi dan Pengiriman, serta sub kelompok Sarana dan Penunjang Transpor.

(7)

PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN

Selama kurun waktu tahun 2008 - 2014, inflasi periode bulanan pada bulan November, terdapat dua periode yang mengalami deflasi. Selama tujuh tahun tersebut, inflasi tertinggi terjadi di bulan November 2014 sebesar 1,66 persen. Inflasi tertinggi selanjutnya pada bulan November tahun 2010 yaitu sebesar 0,66 persen. Deflasi terjadi pada periode tahun 2008 dan 2009 yaitu sebesar 0,36 persen dan 0,13 persen.

Pada periode year on year, inflasi tertinggi sebesar 10,64 persen terjadi pada tahun 2008.

Tertinggi berikutnya pada November 2013 sebesar 8,05 persen, sedangkan terendah 2,36 persen terjadi pada tahun 2009.

Tabel 3 Inflasi Bulanan, Tahun Kalender, year on year

Kota Kediri Tahun 2008 – 2014

(8)

PERBANDINGAN INFLASI 8 KOTA DI JAWA TIMUR

Dari delapan kota di Jawa Timur yang dihitung sebagai penimbang IHK – Inflasi Nasional, pada bulan November 2014 seluruhnya mengalami kenaikan indeks atau inflasi. Inflasi tertinggi di Jawa Timur terjadi di Kota Jember sebesar 1,92 persen, diikuti oleh Kota Kediri sebesar 1,66 persen. Inflasi terendah terjadi di Kota Banyuwangi yaitu sebesar 1,22 persen.

Inflasi kumulatif tertinggi sampai dengan bulan November 2014 terjadi di Kota Surabaya dengan kumulatif inflasi sebesar 5,55 persen, diikuti Sumenep sebesar 5,31 persen, Malang sebesar 5,28 persen, Madiun sebesar 5,09 persen, Kediri sebesar 4,85 persen, Jember sebesar 4,76 persen, Probolinggo sebesar 4,54 persen, dan kumulatif inflasi terendah terjadi di Banyuwangi sebesar 3,99 persen.

Inflasi tertinggi periode „year on year‟ pada bulan November 2014 terjadi di Surabaya sebesar 6,10 persen, diikuti Madiun sebesar 5,86 persen, Malang sebesar 5,83 persen, Sumenep sebesar 5,71 persen, Probolinggo sebesar 5,47 persen, Jember sebesar 5,44 persen, Kediri sebesar 5,16 persen, dan

inflasi year-on-year terendah terjadi di Banyuwangi sebesar 4,90 persen.

Tabel 4 Inflasi Bulanan, Tahun Kalender dan year on year 8 Kota di Jawa Timur (persen)

Kota November 2014 Tahun Kalender year on year

[1] [2] [3] [4] Jember 1,92 4,76 5,44 Banyuwangi 1,22 3,99 4,90 Sumenep 1,28 5,31 5,71 Kediri 1,66 4,85 5,16 Malang 1,51 5,28 5,83 Probolinggo 1,31 4,54 5,47 Madiun 1,51 5,09 5,86 Surabaya 1,27 5,55 6,10 Jawa Timur 1,38 5,27 5,85 Nasional 1,50 5,75 6,23 Kediri, 1 Desember 2014 BPS Kota Kediri Kepala, Ir. FIRDA NIP. 19640810 199003 2 002

Gambar

Tabel  1  IHK dan Tingkat Inflasi Kota Kediri November 2014, Tahun Kalender 2014, dan Tahun ke  Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012 = 100)
Gambar 2  Inflasi Bulanan Kota Kediri 2010-2014
Tabel 3  Inflasi Bulanan, Tahun Kalender, y ear on year    Kota Kediri Tahun  2008 – 2014
Tabel 4  Inflasi Bulanan, Tahun Kalender dan y ear on year  8 Kota di Jawa Timur (persen)

Referensi

Dokumen terkait

Diharapkan dapat menerapkan asuhan kebidanan komprehensif yang bisa dilakukan dari trimester pertama agar lebih baik lgidan menambah wawasan, meningkatkan pemahaman, dan

Biasanya keadaan atmosfer yang dipengaruhi oleh radiasi matahari (sumber utama energi pada sistem iklim) adalah (1) radiasi mthr yang diterima di bumi, (2) suhu udara, (3)

Abstrak: Anemia sering ditemukan pada gagal jantung terutama pada pasien yang berusia tua, dengan jenis kelamin perempuan, menderita kelainan ginjal kronik, pengguna ACE inhibitor

Pelaksanaan pembelajaran didasarkan pada RPP yang telah dibuat sehingga prosesnya sesuai arah yang diinginkan. Dengan kata lain, pelaksanaan tindakan ini meliputi siapa melakukan

أطخ باتج نأ لاؤسلا ناك نإو رفصلا وباسحف ( 0 .) نٌترم رابتخلاا يطعت , يدعبلا رابتخلااو يلبقلا رابتخلاا نيعي. رابتخلاااّمأو تاملكلا نٌمتخ ةبعل ةقيرطب

Bagunan Raad van Justitie yang dibangun atas rancangan Van Raders dengan menggunakan gaya Indische Empire Style memiliki makna sebagai simbol kekuasaan dan

Variabel yang berpengaruh terhadap permintaan tenaga kerja di kotamadya Surakarta adalah jumlah perusahaan besar dan sedang dengan nilai koefisien regresi jangka panjang

Dalam penyusunan laporan keuangan, dasar akrual harus dipilih karena lebih rasional dan adil dalam mencerminkan kondisi keuangan perusahaan secara riil, namun di sisi